Pelabuhan Tegal
Pelabuhan Tegal | |
---|---|
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Lokasi | Tegalsari, Tegal Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah |
Koordinat | 6°51′08″S 109°08′16″E / 6.852280°S 109.137864°E |
Detail | |
Jenis | Pelabuhan perikanan |
Otoritas pelabuhan | KSOP kelas IV Tegal |
Operator | PT Pelabuhan Indonesia |
Pelabuhan Tegal atau juga dikenal sebagai Pelabuhan Tegal Timur, adalah sebuah pelabuhan yang terletak di Tegalsari, Tegal, Jawa Tengah. Walaupun pelabuhan ini kini terutama disandari oleh kapal penangkap ikan, pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia, berbeda dengan pelabuhan perikanan lain yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pelabuhan ini telah eksis sejak abad ke-15 saat Ki Gede Sebayu mengembangkan sebuah pelabuhan tua di muara Kali Gung untuk mengangkut bahan pangan. Karena wilayah di sekitar pelabuhan ini adalah tanah subur yang digunakan untuk pertanian, maka pelabuhan ini kemudian dinamakan Tetegal.
Pelabuhan ini semakin dikenal setelah penjelajah dan pedagang asal Portugis, Tome Pires menyinggahi pelabuhan ini pada akhir abad ke-15. Tome Pires mengatakan bahwa Tetegual adalah wilayah dengan pelabuhan yang ramai dan memiliki tanah yang subur.
Pelabuhan ini pun semakin ramai pada zaman Mataram, dengan Tegal dan Pekalongan menjadi kota yang penting bagi sektor maritim di wilayah Mataram. Tegal juga menjadi daerah yang ditunjuk oleh Sultan Agung sebagai tempat untuk membawa beras dengan perahu yang diperlukan bagi persediaan pangan tentara Mataram saat berperang melawan VOC di Batavia.[1]
Pada abad ke-18, Tegal jatuh ke tangan Hindia Belanda, dan pelabuhan ini kemudian mulai dikembangkan. Pada masa itu, pelabuhan ini sudah berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang. bahkan pelabuhan ini sampai disebut sebagai Zucker Haven (Pelabuhan Gula), karena pada masa itu, Tegal juga menjadi salah satu sentra produksi gula di Karesidenan Pekalongan, sehingga pelabuhan ini dijadikan tempat pengiriman gula menuju ke berbagai daerah di Hindia Belanda.[2]
Tidak hanya itu, pelabuhan ini juga menjadi salah satu pusat pengangkutan penumpang dan surat. Salah satu perusahaan perkapalan yang singgah di pelabuhan ini saat itu adalah Rotterdamsche Lloyd (RL) dan Stoomvaart Maatshappij Nederland (SMN) yang membuka rute pelayaran menuju ke berbagai kota di Hindia Belanda.[3]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Pelabuhan ini terletak di Jl. R.E. Martadinata no 19, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat. Untuk membedakan pelabuhan ini dengan Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pelabuhan ini juga dikenal dengan nama Pelabuhan Tegal Timur atau Pelabuhan Bacin. Pelabuhan ini berada di muara Sungai Bacin, yang merupakan sodetan dari Kali Gung. Sodetan tersebut bermula di Jalan Serayu, Mintaragen dan kemudian mengalir ke utara melewati Panggung Baru dan bermuara di Muara Bacin.
Pada dekade 1970-an, Pelabuhan ini merupakan salah satu pelabuhan niaga terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini juga menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal rakyat yang membawa komoditas kayu dari Kalimantan. Sebaliknya, dari pelabuhan ini, kapal-kapal rakyat membawa komoditas sembako ke Kalimantan. Keadaan tersebut berlangsung hingga tahun 1983 saat Pelindo II mengoptimalkan fungsi Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan niaga utama di Jawa Barat. Sejak saat itu, pelabuhan ini berubah menjadi pelabuhan niaga dan perikanan terpadu.
Perayaan dan tradisi
[sunting | sunting sumber]Berbagai perayaan dan tradisi juga kerap kali diselenggarakan di pelabuhan ini. Setiap tahunnya pada pertengahan bulan Sura, para nelayan di pelabuhan ini menggelar Pesta Laut, yakni pelarungan sesaji berupa ancak yang dihias ke tengah laut. Hal ini adalah wujud rasa syukur nelayan atas kekayaan hasil laut Kota Tegal. Etnis Tionghoa di Kota Tegal juga mengadakan sembahyang dan gotong Toapekong di pelabuhan ini di hari ke-15 setelah imlek setiap tahunnya.
Mitos
[sunting | sunting sumber]Keberadaan pelabuhan Tegal tidak bisa dilepaskan dari mitos tentang Nyai Rantam Sari. Nyai Rantam Sari, dipercaya oleh masyarakat sebagai penunggu Laut Jawa di wilayah Tegal dan Brebes. Cerita yang beredar, dikisahkan Rantam Sari adalah seorang wanita cantik yang setia pada kekasihnya, namun kemudian dikecewakan. Karena putus asa, ia menghanyutkan dirinya ke laut.
Di pelabuhan Tegal, kisah Nyai Rantam Sari mulai dipercaya oleh masyarakat sekitar setelah seorang pemancing ikan mengaku pernah berjumpa dengan sosok Nyai Rantam Sari tersebut di dermaga pelabuhan Tegal.[4]
Dari kisah tersebut, masyarakat mempercayai roh Nyai Rantam Sari sebagai tempat pertolongan untuk melindungi anak perempuan yang masih perawan dari ancaman nafsu jahat seorang lelaki. Bahkan pada hari-hari tertentu, masyarakat menyediakan sesaji khusus untuk menghormati roh Nyai Rantam Sari tersebut.
Rencana pengembangan
[sunting | sunting sumber]Karena berada di posisi yang strategis, pemerintah pun berupaya mengembangkan pelabuhan ini. Beberapa rencana sudah disiapkan oleh pemerintah guna perkembangan Pelabuhan Tegal. Pelindo akan mengintegrasikan pelabuhan ini dengan rencana pengembangan kawasan wisata pantai serta pemukiman di sekitar pelabuhan[5]. Selain itu, Pemerintah Kota Tegal juga sedang berupaya dalam pengerukan Sungai Bacin yang semakin dangkal, sehingga nantinya Pelabuhan Tegal dapat disinggahi kembali oleh kapal-kapal besar, seperti kapal pengangkut batu bara.
Insiden
[sunting | sunting sumber]- Sebanyak 17 kapal nelayan terbakar hebat di pelabuhan ini pada tanggal 29 Januari 2022. Kebakaran berawal dari hubungan arus pendek listrik pada salah satu kapal yang baru sampai dari melaut. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, tetapi kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah, dan hilangnya pekerjaan dari awak kapal.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Alamsyah. 2016. "Deskripsi Hinterland di Karesidenan Tegal abad XIX". Jurnal. Semarang:Universitas Diponegoro
- ^ Imam Mudien. 2001. "Terminal Barang Pelabuhan Tegal". Skripsi. Yogyakarta:Universitas Islam Indonesia
- ^ Rizqi Fauzan Mustofa: Tegal Kota Bahari, Bukan Slogan Belaka, diakses 29 Desember 2021
- ^ sawitplus.co: Dewi Rantamsari Ini Penguasa Pantai Tegal, diakses 04 Februari 2022
- ^ Supply Chain Indonesia: Pemkot Tegal Sambut Baik Langkah Awal Pelindo III Kembangkan Pelabuhan Tegal, diakses 20 Mei 2017
- ^ Yohanes Liestyo Poerwoto: Kebakaran Kapal di Tegal: Kapal Terbakar Tambah Jadi 17 Unit, Nelayan Rugi Miliaran Rupiah, diakses 03 Februari 2022
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Profil Pelabuhan Tegal di situs PT Pelindo