Pernyataan Tobat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 90: Baris 90:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/04222a.htm Catholic Encyclopedia: Confiteor]
* {{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/04222a.htm Catholic Encyclopedia: Confiteor]
<!--{{Misa Katolik|collapsed}}-->

{{Misa Katolik|collapsed}}
{{Doa Katolik}}
{{Doa Katolik}}
{{Misa Latin Tradisional}}


[[Kategori:Doa Katolik]]
[[Kategori:Doa Katolik]]

Revisi per 28 Juli 2020 01.40

Seorang imam mendaraskan Confiteor dalam suatu Misa Meriah.

Pernyataan Tobat adalah salah satu doa yang dapat didaraskan saat Ritus Tobat pada permulaan Misa Ritus Roma dalam Gereja Katolik, digunakan untuk mengungkapkan kesadaran dan penyesalan atas dosa-dosa yang diperbuat. Doa ini juga didaraskan jemaat Lutheran pada permulaan Kebaktian, dan oleh sejumlah jemaat Anglikan Anglo-Katolik sebelum Misa. Doa ini dimulai oleh pastor atau imam dan diakhiri oleh umat yang hadir.

Pernyataan Tobat merupakan sebutan umum untuk versi Indonesia dari Confiteor (dinamakan demikian dari incipit atau kata pertamanya dalam bahasa Latin, artinya "Saya mengaku"), yang mengandung ungkapan mea culpa (diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi: "saya berdosa").

Penggunaan dalam Gereja Katolik

Teks

Teks Confiteor dalam Missale Romanum 1970 adalah sebagai berikut:

Bentuknya dalam Missale Romanum Tridentin (dalam bahasa Latin) lebih panjang dan didaraskan 2 kali, pertama oleh imam dalam bentuk di bawah ini, kemudian oleh putra altar, yang mengganti kata-kata "et vobis, fratres", "et vos, fratres" (dan kepada saudara sekalian) dengan "et tibi, pater" serta "et te, pater" (dan kepada Bapa).

Dalam edisi-edisi Tridentin dari Missale Romanum, apabila seorang imam merayakan Misa dengan kehadiran Sri Paus atau seorang kardinal, nuncio, patriark, uskup metropolit ataupun uskup diosesan di dalam yurisdiksinya sendiri, ia mengganti kata-kata "et vobis, fratres", "et vos, fratres" (dan kepada saudara sekalian) dengan "et tibi, pater" serta "et te, pater" (dan kepada Bapa) ketika mendaraskan Confiteor-nya sendiri.[4]

Waktu-waktu pendarasan

Hingga tahun 1969, Confiteor didaraskan (tidak dinyanyikan) dua kali pada awal perayaan Misa, setelah pendarasan Mazmur 42/43, sekali oleh imam dan sekali oleh (para) putra altar atau oleh diakon dan subdiakon. Selain itu juga didaraskan sekali (bukan oleh imam) sebelum Komuni dibagikan kepada umat, sampai Paus Yohanes XXIII menghilangkan bagian tersebut ketika pembagian Komuni di dalam Misa dengan dikeluarkannya Codex Rubricarum 1960.[5] Karena Buku Misa (Missale) Tridentin ketika itu tidak mencantumkan pembagian Komuni kepada umat di dalam Misa, maka ritus pembagian Komuni kepada umat di luar Misa yang digunakan di dalam Misa.

Rituale Romanum juga mensyaratkan pendarasan Confiteor sebelum pemberian Sakramen Perminyakan dan Berkat Apostolik kepada orang yang sekarat. Rekomendasi Rituale Romanum agar seorang peniten seharusnya mengawali pengakuan mereka dengan mendaraskan setidaknya kata-kata pembuka Confiteor tidak dipraktikkan secara luas.

Cæremoniale Episcoporum pada saat itu juga menetapkan bahwa, ketika seorang uskup merayakan Misa Meriah (Missa Solemnis), diakon seharusnya menyanyikan Confiteor setelah khotbah dan sebelum sang uskup menganugerahkan suatu indulgensi. Kebiasaan ini, satu-satunya kesempatan Confiteor untuk dinyanyikan, bukan didaraskan, sudah tidak dilakukan lagi bahkan sebelum abad ke-20.

Dalam Ibadat Harian, Confiteor didaraskan saat Prima (biasanya) dan Completorium (selalu).

Dalam Missale Romanum yang telah direvisi pada tahun 1969, Confiteor didaraskan satu kali saja, oleh imam, para pelayan misa dan umat secara bersama-sama, pada awal Misa. Confiteor dapat digantikan oleh salah satu dari dua bentuk lain Ritus Tobat yang menjadi bagian dari Ritus Pembuka.

Buku liturgi lainnya yang disebutkan di atas (Rituale Romanum, Caeremoniale Episcoporum, dan Ibadat Harian) tidak lagi mencantumkan pendarasan doa khusus ini.

Gerak tubuh dan doa-doa yang menyertainya

Edisi-edisi Tridentin dari Missale Romanum mengatur bahwa imam harus membungkuk dalam-dalam menghadap altar dengan kedua tangan saling berpegangan ketika mendaraskan Confiteor, dan ia harus tetap membungkuk sampai (para) pelayan misa memulai pendarasan Confiteor.

Dalam edisi-edisi Tridentin tersebut juga ditetapkan bahwa, pada kata-kata "mea culpa, mea culpa, mea maxima culpa", mereka yang mendaraskan Confiteor harus menebah atau memukul dada mereka sebanyak tiga kali. Edisi-edisi Missale Romanum sejak tahun 1970 tidak menentukan jumlahnya harus berapa kali. "Pemukulan" ini merupakan suatu ketukan simbolis pada dada dengan tangan terkepal untuk menandakan penyesalan.[6] Sikap yang menandakan kesedihan atas dosa itu dapat ditemukan dalam Kitab Suci, contohnya dalam Lukas 18:13 dan Yeremia 31:19.

Edisi-edisi Tridentin menetapkan bahwa suatu doa perlu dinaikkan bagi orang yang mendaraskan Confiteor. Setelah pendarasan oleh imam, (para) pelayan misa berdoa: "Misereátur tui omnípotens Deus, et dimíssis peccátis tuis, perdúcat te ad vitam ætérnam" (Semoga Allah Yang Mahakuasa mengasihi Anda, mengampuni dosa Anda, dan menghantar Anda ke hidup yang kekal). Dan sang imam menjawab: "Amin." Setelah pendarasan oleh (para) pelayan misa, imam mengucapkan doa yang sama (dengan vestri dan vestris, "kalian" atau "Anda semua"), dan (para) pelayan misa menjawab: "Amin." Dalam edisi-edisi sejak tahun 1970, yang di dalamnya Confiteor didaraskan bersama-sama, doa ini diucapkan oleh imam saja, mengganti vestri and vestris dengan nostri dan nostris ("kita"). Terjemahan resminya dalam bahasa Indonesia yaitu: "Semoga Allah Yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal."[1]

Pernyataan Tobat atau Confiteor dirujuk sebagai 'absolusi', suatu doa untuk pengampunan, tetapi bukan pemberian pengampunan atau absolusi sebagaimana yang diperoleh dalam Sakramen Tobat. Oleh karena itu, Confiteor digolongkan sebagai suatu sakramentali, bukan sakramen.

Edisi-edisi Tridentin dari Missale Romanum memasukkan rumusan doa 'absolusi' yang kedua, didaraskan oleh imam saja: "Indulgéntiam, absolutiónem, et remissiónem peccatórum nostrórum tríbuat nobis omnípotens et miséricors Dóminus" (Semoga Allah Yang Mahakuasa dan penuh belas kasih menganugerahkan kita pembebasan, pengampunan, dan remisi atas dosa-dosa kita). Para pelayan misa juga menjawabnya doa ini dengan "Amin."

Lihat pula

Referensi

 Artikel ini memuat teks dari suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publikHerbermann, Charles, ed. (1913). "Confiteor". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton. 

Pranala luar