Lompat ke isi

Tari Fayaryer Rak Wadwa Biak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tari Fayaryer Rak Wadwa Biak merupakan tarian asal Pulau Numfor yang bertujuan sebagai tontonan dan bermakna ekspresi kemarahan yang ditarikan oleh sekelompok penari laki-laki yang terdiri dari berpuluh-puluh orang.[1] Pada awalnya tarian asal Papua yang dulunya dikenal sebagai bumi Irian Jaya umumnya merupakan tarian upacara yang dianggap keramat dan tidak ditarikan pada sembarang tempat dan sembarang waktu. Tarian daerah Irian jaya umumnya merupakan ekspresi jiwa manusia yang ditampilkan untuk tujuan-tujuan dan ritual tertentu. Sejak tahun 1970-an putera-puteri Irian jaya mulai menyadari bahwa penting mengadakan kegiatan seni tari diluar tujuan agama dan upacara adat.[2] Hal inilah yang mendorong munculnya beberapa tarian yang khusus untuk ditonton dan bernilai sebagai hiburan, tari Fayaryer Rak Wadwa Biak menjadi salah satunya. Pada Tarian ini setiap penari menggunakan rumbai-rumbai sebagai penutup badan bagian bawah dan berbagai perhiasan pelengkap pakaian adat.

Perhiasan khusus yang biasa dipakai dalam tarian ini terdiri dari bulu burung cendrawasih sebagai hiasan kepala, dan sekuntum bunga berwarna merah yang diselipkan di telinga. Menurut adat di Pulau Numfor, bunga merah yang terselip di telinga seorang laki-laki ini menjadi simbol bahwa amarahnya sedang memuncak.[3] Maka tarian ini juga bermakna bahwa sekelompok laki-laki yang sedang memuncak kemarahannya. Tarian daerah Irian jaya biasanya diiringi berbagai alat musik tifa dan seruling, tapi tarian ini hanya diiringi oleh nyanyian-nyanyian saja tanpa alat musik.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-08-13. 
  2. ^ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Proyek Media Kebudayaan (1980). Monografi Daerah Irian Jaya. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. hlm. 168–172. 
  3. ^ Djamaludin;, SUDARSONO; Atjep. Tari-Tarian Indonesia I (dalam bahasa Indonesia). Proyek Pengembangan Media Kebudayaan.