Wikipedia:Artikel Pilihan/10 2011: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Tepigambar|Kaiser Akbar bändigt einen Elefanten.jpg|120|left|Kaisar Mughal, Akbar yang Agung, menunggangi gajah perang. Gambar dari tahun 1609/1610}}
{{Tepigambar|Kaiser Akbar bändigt einen Elefanten.jpg|120|left|Kaisar Mughal, Akbar yang Agung, menunggangi gajah perang. Gambar dari tahun 1609/1610}}


'''[[Gajah perang]]''' adalah [[gajah]] yang digunakan untuk berperang dalam sejarah militer di banyak negara di dunia pada zaman dahulu. Kegunaan mereka adalah sebagau kendaraan dalam perang, juga untuk mematahkan barisan dan menginjak-injak musuh. Penggunaan gajah dalam [[perang]] pertama kali dilakukan di [[India]], ketika gajah disediakan sebagai salah satu sayap dari empat sayap dalam militer India. Penggunaan gajah perang kemudian menyebar ke [[Asia Tenggara]] dan ke barat di daerah [[Mediterania]]. Pada masa [[Peradaban Helenistik|Peradaban Hellenis]], gajah digunakan oleh [[Diadokhoi]] untuk menangkis serangan [[kavaleri]]. Di barat, penggunaan gajah untuk perang yang paling terkenal adalah oleh jenderal [[Pirros]]. Gajah perang dalam jumlah besar juga digunakan oleh pasukan [[Kartago]], terutama di bawah kepemimpinan [[Hannibal]]. Seiring perkembangan zaman, taktik perang yang semakin modern ikut menurunkan nilai ofensif gajah. Selain itu, keberadaanya semakin sulit didapat. Penggunaan gajah dalam perang di India juga berakhir ketika meriam dipergunakan, gajahpun hanya digunakan sebagai tenaga pembantu. Umumnya pada semua perang yang memakai gajah, gajah jantan selalu digunakan karena sifatnya yang agresif. '''([[Gajah perang|Selengkapnya...]])'''
'''[[Gajah perang]]''' adalah [[gajah]] yang digunakan untuk [[perang|berperang]] dalam [[sejarah militer]] di banyak negara di dunia pada zaman dahulu. Kegunaan gajah perang adalah untuk kendaraan dalam perang serta untuk mematahkan barisan dan menginjak-injak musuh. Penggunaan gajah dalam perang pertama kali dilakukan di [[India]], ketika gajah disediakan sebagai salah satu sayap dari empat sayap dalam militer India. Penggunaan gajah perang kemudian menyebar ke [[Asia Tenggara]] dan ke barat di daerah [[Mediterania]]. Pada masa [[Peradaban Helenistik|Peradaban Hellenis]], gajah digunakan oleh [[Diadochi|Diadokhoi]] untuk menangkis serangan [[kavaleri]]. Di [[Dunia Barat|barat]], penggunaan gajah untuk perang yang paling terkenal adalah oleh Jenderal [[Pirros]]. Gajah perang dalam jumlah besar juga digunakan oleh pasukan [[Kartago]], terutama di bawah kepemimpinan [[Hannibal]]. Seiring perkembangan zaman, [[taktik perang]] yang semakin modern ikut menurunkan nilai ofensif gajah. Selain itu, gajah pun semakin sulit didapat. Penggunaan gajah dalam perang di India juga berakhir ketika [[meriam]] dipergunakan, gajah pun hanya digunakan sebagai tenaga pembantu. Dalam semua perang yang memakai gajah, umumnya gajah jantan selalu digunakan karena sifatnya yang agresif. '''([[Gajah perang|Selengkapnya...]])'''


{{TFAfooter|Agnes Monica|Bangladesh|WilliamsF1}}
{{TFAfooter|Agnes Monica|Bangladesh|WilliamsF1}}

Revisi per 10 April 2011 04.36

Kaisar Mughal, Akbar yang Agung, menunggangi gajah perang. Gambar dari tahun 1609/1610

Gajah perang adalah gajah yang digunakan untuk berperang dalam sejarah militer di banyak negara di dunia pada zaman dahulu. Kegunaan gajah perang adalah untuk kendaraan dalam perang serta untuk mematahkan barisan dan menginjak-injak musuh. Penggunaan gajah dalam perang pertama kali dilakukan di India, ketika gajah disediakan sebagai salah satu sayap dari empat sayap dalam militer India. Penggunaan gajah perang kemudian menyebar ke Asia Tenggara dan ke barat di daerah Mediterania. Pada masa Peradaban Hellenis, gajah digunakan oleh Diadokhoi untuk menangkis serangan kavaleri. Di barat, penggunaan gajah untuk perang yang paling terkenal adalah oleh Jenderal Pirros. Gajah perang dalam jumlah besar juga digunakan oleh pasukan Kartago, terutama di bawah kepemimpinan Hannibal. Seiring perkembangan zaman, taktik perang yang semakin modern ikut menurunkan nilai ofensif gajah. Selain itu, gajah pun semakin sulit didapat. Penggunaan gajah dalam perang di India juga berakhir ketika meriam dipergunakan, gajah pun hanya digunakan sebagai tenaga pembantu. Dalam semua perang yang memakai gajah, umumnya gajah jantan selalu digunakan karena sifatnya yang agresif. (Selengkapnya...)

Artikel pilihan sebelumnya: Agnes MonicaBangladeshWilliamsF1