Wikipedia:Artikel Pilihan/13 2011: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
 
Baris 1: Baris 1:
{{Tepigambar|Srivijaya Empire id.svg|120|left|Jangkauan terluas Kemaharajaan Sriwijaya sekitar abad ke-8 Masehi}}
{{Tepigambar|Srivijaya Empire id.svg|120|left|Jangkauan terluas Kemaharajaan Sriwijaya sekitar abad ke-8 Masehi}}


'''[[Sriwijaya]]''' adalah salah satu [[kemaharajaan]] maritim yang kuat di pulau [[Sumatera]] dan banyak memberi pengaruh di [[Nusantara]] dengan daerah kekuasaan membentang dari [[Kamboja]], [[Thailand]] Selatan, [[Semenanjung Malaya]], [[Sumatera]], [[Jawa]], dan pesisir [[Kalimantan]]. Dalam [[bahasa Sanskerta]], ''sri'' berarti "bercahaya" dan ''wijaya'' berarti "kemenangan". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, [[I Tsing]], menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu [[prasasti Kedukan Bukit]] di [[Kota Palembang|Palembang]], bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya serangan dari raja [[Dharmawangsa Teguh]] dari [[Jawa]] pada tahun 990, dan tahun 1025 serangan [[Rajendra Chola I]] dari [[Koromandel]], selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan [[Dharmasraya]]. Setelah Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan [[Perancis]] [[George Cœdès]] dari ''École française d'Extrême-Orient''. '''([[Sriwijaya|Selengkapnya...]])'''
'''[[Sriwijaya]]''' adalah salah satu [[kemaharajaan]] maritim yang kuat di pulau [[Sumatera]] dan banyak memberi pengaruh di [[Nusantara]] dengan daerah kekuasaan membentang dari [[Kamboja]], [[Thailand]] Selatan, [[Semenanjung Malaya]], [[Sumatera]], [[Jawa]], dan pesisir [[Kalimantan]]. Dalam [[bahasa Sanskerta]], ''sri'' berarti "bercahaya" dan ''wijaya'' berarti "kemenangan". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, [[I Tsing]], menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu [[prasasti Kedukan Bukit]] di [[Kota Palembang|Palembang]], bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya serangan dari raja [[Dharmawangsa Teguh]] dari [[Jawa]] pada tahun 990, dan tahun 1025 serangan [[Rajendra Chola I]] dari [[Koromandel]], selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan [[Dharmasraya]]. Setelah Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan [[Prancis]] [[George Cœdès]] dari ''École française d'Extrême-Orient''. '''([[Sriwijaya|Selengkapnya...]])'''


{{TFAfooter|Perang Goth (535–554)|Paus Pius XII|Gajah perang}}
{{TFAfooter|Perang Goth (535–554)|Paus Pius XII|Gajah perang}}

Revisi terkini sejak 9 Februari 2019 11.56

Jangkauan terluas Kemaharajaan Sriwijaya sekitar abad ke-8 Masehi

Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" dan wijaya berarti "kemenangan". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa pada tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya. Setelah Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Prancis George Cœdès dari École française d'Extrême-Orient. (Selengkapnya...)

Artikel pilihan sebelumnya: Perang Goth (535–554)Paus Pius XIIGajah perang