1 Timotius 3

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1 Timotius 3
Potongan surat 1 Timotius 3:15-16 pada Codex Ephraemi Rescriptus (Faksimili Scrivener), yang ditulis sekitar tahun 450 M.
KitabSurat 1 Timotius
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
15
pasal 2
pasal 4

1 Timotius 3 (disingkat 1Tim 3) adalah bagian dari Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh rasul Paulus[3] dan ditujukan kepada Timotius.[4]

Teks[sunting | sunting sumber]

Fragmen-fragmen 7Q4, 7Q5 dan 7Q8. 7Q4 memuat 1 Timotius 3:16-4:3

Struktur[sunting | sunting sumber]

Pembagian isi pasal:

Ayat 7[sunting | sunting sumber]

Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.[5]

Seorang penilik atau calon penilik jemaat harus "mempunyai nama baik" di dua kalangan:

  • (a) orang dalam, yaitu anggota gereja (1 Timotius 3:1–6) dan
  • (b) orang luar, yaitu orang di luar gereja (1 Timotius 3:7). Dia harus memiliki reputasi dari dahulu dan sampai sekarang dari gaya hidup benar yang sesuai dengan Injil Kristus.[6]

Ayat 15[sunting | sunting sumber]

Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat (ekklēsia) dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.

Dalam Tafsir Injil Yohanes karyanya, ketika berbicara tentang pembersihan Bait Allah, Origenes menyebut Bait Allah sebagai "tiang penopang dan dasar kebenaran", mengacu pada Gereja yang memberikan kestabilan.[7] Clark Pinnock menggunakan ayat ini untuk menyampaikan kalau pandangan bahwa Allah membangkitkan para pemimpin Gereja untuk melindungi dan menafsirkan Alkitab adalah "baik dan biblis". Ia berpendapat bahwa pada Zaman Rasuli sendiri terdapat penganut-penganut bidah yang keliru menafsirkan kebenaran, dan Gereja sebagai "tiang penopang dan dasar kebenaran" perlu mengambil tindakan terhadap mereka.[8]

Mengutip Lesslie Newbigin, yang mengatakan bahwa Gereja yang mengaku misteri iman adalah "tiang penopang dan dasar kebenaran", Brian Stanley mengatakan, "Gereja sendiri, sebagai tubuh Kristus, ... adalah satu-satunya 'hermeneutik injil' yang misiologis dan efektif, memberikan kesaksian dengan 'kepercayaan diri yang tepat' (satu ungkapan favorit Newbigin) atas wahyu yang telah diterimanya."[9]

Menghubungkan dengan otoritas gerejani, Gereja Ortodoks Timur menggunakan ayat ini untuk menyampaikan bahwa Gereja (Ekklēsia) menyatakan dan melindungi kebenaran-kebenaran ilahi, baik yang tertulis (Kitab Suci) maupun yang tidak tertulis (Tradisi), "yang berdampingan secara bersama dalam keselarasan sepenuhnya antara satu dengan yang lainnya".[10] Peter Kreeft memberikan ringkasannya: "Alkitab membutuhkan otoritas Tradisi dan Tradisi membutuhkan otoritas Alkitab. Alkitab menyebut Gereja "tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 Timotius 3:15), dan Gereja menyebut Alkitab wahyu ilahi yang infalibel."[11]

Kendati terdapat ketidaksepakatan seputar pelaksanaan otoritas mengajar, para partisipan Evangelicals and Catholics Together [en] (ECT) mengutip ayat ini dan berbagi kesepakatan mereka dalam Your Word Is Truth:

Karena gereja Kristus adalah tiang penopang dan dasar kebenaran, dalam perbedaan-perbedaan pendapat mengenai penafsiran-penafsiran yang bertentangan seputar Firman Allah gereja harus mampu membedakan pengajaran yang benar dan menetapkannya dengan kejelasan. Hal ini diperlukan baik untuk mengidentifikasi dan menolak penyimpangan-penyimpangan sesat dari kebenaran injil maupun juga untuk menyampaikan pengajaran yang andal demi meneruskan iman secara utuh kepada generasi muda.[12]

Ayat 16[sunting | sunting sumber]

Terjemahan Baru (1974):

Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."[13]

MILT (2008):

Dan, rahasia yang besar dari kesalehan itu tidaklah terbantahkan, bahwa Dia telah dinyatakan di dalam daging, dibenarkan di dalam Roh, terlihat oleh para malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa, dipercaya di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.[13]

Ayat 16 bahasa Yunani[sunting | sunting sumber]

Textus Receptus[14]

καὶ ὁμολογουμένως μέγα ἐστὶν τὸ τῆς εὐσεβείας μυστήριον· Θεὸς ἐφανερώθη ἐν σαρκί ἐδικαιώθη ἐν πνεύματι ὤφθη ἀγγέλοις ἐκηρύχθη ἐν ἔθνεσιν ἐπιστεύθη ἐν κόσμῳ ἀνελήφθη ἐν δόξῃ

Transliterasi[14]

kai omologoumenōs mega estin to tēs eusebeias mustērion theos ephanerōthē en sarki edikaiōthē en pneumati ōphthē angelois ekēruchthē en ethnesin episteuthē en kosmō anelēphthē en doxē

Ayat 16 catatan[sunting | sunting sumber]

  • "Dia": merujuk kepada "Allah", diterjemahkan dari kata Yunani Θεὸς, theos ("Allah"); dalam konteks ini mengacu pada Yesus Kristus sebagai "Allah yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia". Isaac Newton sempat mempertanyakan adanya kata "theos" pada ayat ini dalam suratnya kepada John Locke tertanggal 14 November 1690, yang didasarkan atas karya tekstual Richard Simon dan penelitiannya sendiri.[15] Menurut Newton, kata "theos" ini merupakan perubahan berangsur dari kata "o" (kata sambung yang berarti "yang mana") menjadi "os" (kata sambung yang berarti "orang yang mana") dan selanjutnya menjadi "theos".[15] Namun, pendapat ini dibantah dengan argumen kuat oleh sejumlah tokoh Alkitab, antara lain: John Berriman (1741),[16] Ebenezer Henderson (1830),[17] dan John William Burgon,[18] yang semuanya, berdasarkan penelitian menyeluruh berbagai manuskrip kuno, termasuk tulisan-tulisan para Bapa Gereja, menyimpulkan bahwa pembacaan "theos" merupakan yang asli.
  • "Dalam rupa manusia": diterjemahkan dari kata Yunani: ἐν σαρκί en sarki, secara harfiah: "di dalam daging".[14]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ 1 Timotius 1:1
  4. ^ 1 Timotius 1:2
  5. ^ 1 Timotius 3:7
  6. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ (Inggris) Ledegang, F. (2001). Mysterium Ecclesiae: Images of the Church and Its Members in Origen. Leuven University Press. hlm. 324. ISBN 90-429-0945-5. 
  8. ^ (Inggris) Pinnock, Clark H. (2002). The Scripture Principle. Regent College Publishing. hlm. 80. ISBN 1-57383-000-3. 
  9. ^ (Inggris) Stanley, Brian (2013). The Global Diffusion of Evangelicalism: The Age of Billy Graham and John Stott. InterVarsity Press. hlm. 144. ISBN 978-0-8308-2585-1. 
  10. ^ (Inggris) Metzger, Bruce M.; Coogan, Michael David, ed. (1993). The Oxford Companion to the Bible. Oxford University Press. hlm. 175. ISBN 978-0-19-974391-9. 
  11. ^ (Inggris) Kreeft, Peter (2017). Catholics and Protestants: What Can We Learn from Each Other?. Ignatius Press. hlm. 38. ISBN 978-1-68149-745-7. 
  12. ^ (Inggris) George, Timothy; Guarino, Thomas G., ed. (2015). Evangelicals and Catholics Together at Twenty: Vital Statements on Contested Topics. Brazos Press. hlm. 48–49. ISBN 978-1-4934-0237-3. 
  13. ^ a b 1 Timotius 3:16 - Sabda.org
  14. ^ a b c 1 Timothy 3:16 - Biblehub - Multilingual. Diakses 24 April 2018.
  15. ^ a b Newton, Isaac. An Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture: in A Letter To A Friend, Google Books (digitised from Ghent University's copy of John Green's 1841 printing of the 1785 publication by Samuel Horsley)
  16. ^ John Berriman Theos ephanerōthē en sarki (romanized form) or A critical dissertation upon 1 Tim. iii. 16: wherein rules are laid down to distinguish in various readings which is genuine: an account is given of above a hundred Greek manuscripts of St. Paul's Epistles (many of them not heretofore collated): the writings of the Greek and Latin Fathers and the ancient versions are examin'd and the common reading of that text, God was manifest in the flesh, is prov'd to be the true one: being the substance of eight sermons preach'd at the Lady Moyer's lecture in the Cathedral Church of St. Paul, London, in the years 1737 and 1738. The History of the Works of the Learned 1741 p. 29–144 (A very readable review of the John Berriman book that goes chapter by chapter.)
  17. ^ Ebenezer Henderson The Great Mystery of Godliness Incontrovertible; or, Sir Isaac Newton and the Socinians foiled in the attempt to prove a corruption in the text, 1 Tim. III. 16, [theòs ephanerōthē en sarki] ("Allah yang dinyatakan dalam daging"): containing a review of the charges brought against the passage; an examination of the various readings; and a confirmation of that in the received text on principles of general and biblical criticism, 1830
  18. ^ John William Burgon. Revision Revised "GOD was manifested in the flesh" Shown to be the true reading of 1 Timothy III.16 A Dissertation, 1883 p. 424–501

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]