Bojonggenteng, Sukabumi
Bojonggenteng | |
---|---|
Koordinat: 6°50′35″S 106°43′14″E / 6.8429624262442°S 106.72060757114271°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Kabupaten | Sukabumi |
Pemerintahan | |
• Camat | Sendi Apriadi |
Kode Kemendagri | 32.02.14 |
Kode BPS | 3202261 |
Luas | 21,7971 km² |
Desa/kelurahan | 5 |
Bojonggenteng adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Bojonggenteng dikenal sebagai kecamatan industri penghasil palet kayu yang sering dikirim ke beberapa daerah, salah satunya DKI Jakarta.[1] Kecamatan Bojonggenteng merupakan kecamatan yang terbilang baru, hasil dari pemekaran Kecamatan Parungkuda berdasarkan Perda No. 01 Tahun 2001 tentang Pembentukan 15 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi.[1]
Letak geografis
[sunting | sunting sumber]Posisi wilayah Kecamatan Bojonggenteng terletak pada ketinggian antara 300–600 m di atas permukaan laut dengan topografi datar sampai berbukit (55%), datar sampai bergelombang (45%), curah hujan kisaran 1.392 mm/tahun, suhu udara kisaran 20-30 °C. Dari segi tata letak wilayah Kecamatan Bojonggenteng berbatasan dengan:[1]
- Sebelah Utara: Kecamatan Parakansalak dan Cidahu
- Sebelah Selatan: Kecamatan Cikidang dan Cibadak
- Sebelah Timur: Kecamatan Parungkuda
- Sebelah Barat: Kecamatan Kalapanunggal
Luas wilayah Kecamatan Bojonggenteng tercatat 2.179,71 Ha atau 0.64 % dari luas Kabupaten Sukabumi, merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil diperingkat ke-7 dari 47 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi. Secara umum wilayah Kecamatan Bojonggenteng berupa tanah kering yang merupakan tanah ladang dan pertanian lainnya yang diusahakan yaitu sekitar (52,05%) dan tanah non pertanian (16,55%). Sementara luas lahan sawah di Kecamatan ini mencapai (31,39%). Kondisi wilayah desa yang ada di Kecamatan Bojonggenteng sebagian besar terletak di daerah dataran dan lereng / punggung bukit, dengan kemiringan lereng antara 3 – 25 %, dengan suhu udara berkisar 20-30˚C.[1]
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Bojonggenteng merupakan pemekaran dari Kecamatan Parungkuda sesuai dengan Perda No. 01 Tahun 2001 tentang Pembentukan 15 (limabelas) Kecamatan di Kabupaten Sukabumi, dalam pasal 15 disebutkan Kecamatan Bojonggenteng meliputi:[1]
- Desa Bojonggenteng
- Desa Cibodas
- Desa Berekah
- Desa Cipanengah
- Desa Bojonggaling
Secara administratif Kecamatan Bojonggenteng mempunyai 5 desa, dan dari 5 desa tersebut ada 2 desa merupakan klasifikasi desa perkotaan. Selanjutnya tahun 2016 dari 5 desa yang ada di wilayah Kecamatan Bojonggenteng mempunyai 45 Staf desa, 20 Kepala Dusun, 35 Rw dan 148 Rt. Dan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di wilayah Kecamatan Bojonggenteng sebanyak 186 Orang, TNI 0 Orang dan Polri 5 Orang, jumlah tersebut cenderung tidak berubah dari tahun sebelumnya hingga tahun 2017.[1]
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Dari hasil registrasi yang biasa dilaksanakan secara rutin sebulan sekali, jumlah penduduk sampai akhir tahun 2016 sebanyak 38.256 jiwa, sehingga kepadatan per hektarnya mencapai 18 jiwa. Menurut jenis kelamin penduduk Kecamatan Bojonggenteng sampai akhir tahun 2016 laki – laki tercatat 19.677 orang dan perempuan 18.579 orang dengan rasio kelamin 106. Untuk status kewarganegaraan sampai akhir tahun 2016 di Kecamatan Bojonggenteng tidak ada warga negara asing (WNA) . Rata – rata jiwa per rumah tangga pada akhir tahun 2016 sekitar 4 jiwa. Jumlah penduduk lahir berdasarkan laporan regristrasi desa tercatat 527 orang, sedangkan yang meninggal 118 orang, dan penduduk yang datang ke wilayah Kecamatan Bojonggenteng selama tahun 2016 sebanyak 347 orang, sedangkan yang keluar dari wilayah Kecamatan Bojonggenteng sebanyak 535 orang. Selama tahun 2016 jumlah penduduk yang bertransmigrasi dari Kecamatan Bojonggenteng ialah nihil.[1]
Pemakaian sumber air untuk memasak, rumah tangga di wilayah Kecamatan Bojonggenteng paling banyak menggunakan air PAM, sumur gali, pompa dan mata air, sedangkan penggunaan bahan bakar untuk memasak terbanyak adalah Gas elpiji dan Kayu bakar, selanjutnya dalam hal penerangan rumah tinggal sekitar 99,55% sudah menggunakan penerangan listrik PLN. Sedangkan penggunaan kakus / jamban kebanyakan masyarakat Kecamatan Bojonggenteng adalah menggunakan kakus/jamban sendiri.[1]
Sosial
[sunting | sunting sumber]Lermbaga pendidikan yang ada di Kecamatan Bojonggenteng ialah hingga tingkat SLTA, dengan rincian TK/RA 9 buah, SD 12 buah, MI 8 buah, SLTP 8 buah, MTs 5 buah, SLTA 9 buah, MA 1 buah. Kemudian bila diperhatikan table 4,3, dan tabel 4,4, maka perbandingan antara guru dan murid untuk tingkat TK adalah 1: 14, tingkat SD adalah 1: 29, tingkat SLTP adalah 1: 12, tingkat SLTA adalah 1: 9. Selanjutnya table 4.7 dan table 4.8 perbandingan antara guru dan murid tingkat MI adalah 1: 24, tingkat MTs adalah 1: 13, dan untuk tingkat MA (tahun 2015) perbadingannya 1: 3, sementara jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Bojonggenteng setiap tahun ada peningkatan seiring dengan bertambahnya penduduk yang merupakan usia sekolah.[1]
Sarana kesehatan dan tenaga medis yang ada di Kecamatan Bojonggenteng terdiri dari 1 buah Puskesmas, 2 buah puskesmas pembantu, 3 buah Poskesdes, 3 buah Polindes, 2 buah praktik dokter, 5 buah praktik bidan, dan 39 buah posyandu. Pembangunan mental dan spiritual di Kecamatan Bojonggenteng terus ditingkatkan, hal ini guna menunjang pembangunan wilayah Kecamatan Bojonggenteng seutuhnya. Jumlah pondok pesantren di Kecamatan Bojonggenteng tercatat sebanyak 23 buah, sementara untuk sarana peribadatan terdapat 72 Masjid Jami dan 173 Mushola/Langgar/Surau, dengan jumlah pemeluk agama islam sekitar 99,98% dari jumlah penduduk dan cenderung tidak berubah setiap tahunnya. Kegiatan dan sarana sosial lainnya yaitu potensi kesenian, olahraga dan yang lainnya.[1]
Pertanian
[sunting | sunting sumber]Potensi utama di Kecamatan Bojonggenteng adalah pada sektor pertanian seperti padi sawah/palawija, hortikultura dan perikanan air tawar. Potensi peternakan di Kecamatan Bojonggenteng adalah Domba dan Kambing. Jumlah ternak domba tahun 2016 yang tercatat sebanyak 941 ekor dan ternak kambing sebanyak 271 ekor. Sedangkan ternak unggas yang paling potensi adalah Ayam Ras yang dikelola oleh perusahaan ternak dan masyarakat populasi yang tercatat mencapai 240.000 ekor ayam muda, sementara ayam buras tercatat hanya 1.305 ekor yang kebanyakan dipelihara oleh warga masyarakat. Potensi perikanan yang paling besar di wilayah Kecamatan Bojonggenteng yaitu perikanan darat (ikan kolam) dengan jenis ikan yang dibudidayakan seperti adalah ikan lele, ikan mas, ikan nila/mujair dll.[1]
Industri
[sunting | sunting sumber]Dilihat dari jumlah Perusahaan industri di Kecamatan Bojonggenteng, industri yang paling berpotensi adalah Industri kecil pengolahan kayu log dan pembuatan palet kayu serta industri rumah tangga yang memproduksi makanan ringan berbahan dasar dari hasil pertanian seperti singkong, pisang, ketelah rambat dll, sementara perusahaan besar belum ada di Kecamatan ini. Khusus industri pariwisata di Kecamatan Bojonggenteng sudah ada 4 buah tempat wisata air (kolam renang). Potensi sumber air yang ada di wilayah Kecamatan Bojonggenteng yaitu dari mata air.[1]
Perhubungan
[sunting | sunting sumber]Laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan didaerah akan semakin meningkat apabila lalu lintas perhubungan darat tidak mengalami hambatan, terutama dalam membawa hasil produksi dan bahan baku. Perhubungan darat merupakan salah satu sektor yang cukup besar peranannya dalam pembangunan karena kontribusinya untuk menembus lokasi suatu daerah. Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Bojonggenteng pada tahun 2016 sepanjang 84,6 Km, sebagian besar telah di aspal/beton dengan persentase 95%. Dari segi kondisi jalan aspal/beton yang kondisinya baik dan sedang hanya sebesar 71,39%, sisanya 28,61% pada kondisi rusak. Berdasarkan kelas jalan, klasifikasi jalan yang berada di wilayah Kecamatan Bojonggenteng termasuk jalan kelas III.[1]
Pada tahun 2016 sarana komunikasi di wilayah Kecamatan Bojonggenteng dirasakan cukup maju, hal ini didukung dengan tersedianya jaringan telepon kabel, dan juga dengan berdirinya beberapa tower komunikasi, dengan demikian masyarakat yang berada di Wilayah Kecamatan Bojonggenteng dapat langsung merasakan akan kemajuan di bidang sarana komunikasi tersebut, mulai dari penggunaan telepon jaringan, telepon seluler sampai akses internet dan teknologi informasi komunikasi lainnya. Sementara itu keberadaan Kantor Pos dan Stasiun Radio belum ada.[1]
Keuangan
[sunting | sunting sumber]Penerimaan daerah merupakan salah satu faktor utama untuk membiayai pembangunan. Penerimaan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan pendapatan lainnya. Sedangkan pengeluaran pemerintah digunakan untuk belanja aparatur, belanja publik, bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja tak terduga. Realisasi nilai pendapatan APBDes di Kecamatan Bojonggenteng pada tahun 2016 sebesar Rp. 6.505.840.000,- ada kenaikan sebesar 32,17% bila dibanding dengan tahun sebelumnya dan kenaikan tersebut lebih dipengaruhi oleh meningkatnya bantuan pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat.[1]
Namun demikian tidak halnya dengan realisasi PADes yang berasal dari pengelolaan kekayaan Desa, swadaya/partisifasi masyarakat tahun 2016 ada penurunan sekitar 57,26% bila dibanding dengan tahun 2015. Koperasi merupakan suatu lembaga keuangan yang berbasis kerakyatan. Untuk itu keberadaannya sangat besar manfaatnya dalam menunjang perekonomian masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah. Jumlah koperasi tahun 2016 di wilayah Kecamatan Bojonggenteng sebanyak 4 unit. Jumlah koperasi terbanyak adalah jenis koperasi simpan pinjam 4 unit, dan koperasi lainnya 1 Unit. Adapun lembaga keuangan baru tersedia 1 buah Bank (Teras BRI) dan 1 buah ATM Mandiri. Sementara untuk sarana perekonomian sampai akhir tahun 2016 Kecamatan Bojonggenteng memiliki pasar umum 1 buah yang kegiatannya 2 kali dalam seminggu, 5 buah Minimarket, 352 Toko/warung kelontong, 5 Restoran/Rumah makan dan 372 Warung/Kedai makanan minuman/kios dan 1 buah SPBU.[1]