Lompat ke isi

Ekonomika kesehatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ekonomi

Kategori umum

Ekonomi mikro · Ekonomi makro
Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi  · Pendekatan heterodoks

Bidang dan subbidang

Perilaku  · Budaya  · Evolusi
Pertumbuhan  · Pengembangan  · Sejarah
Internasional · Sistem ekonomi
Keuangan dan Ekonomi keuangan
Masyarakat dan Ekonomi kesejahteraan
Kesehatan  · Buruh  · Manajerial
Bisnis Informasi  · Informasi · Teori permainan
Organisasi Industri  · Hukum
Pertanian  · Sumber daya alam
Lingkungan · Ekologis
Geografi Ekonomi  · Kota · Pedesaan  · Kawasan
Peta ekonomi

Teknik

Matematika  · Ekonometrika
Eksperimental · Neraca nasional

Daftar

Jurnal · Publikasi
Kategori · Topik · Ekonom

Portal Bisnis dan ekonomi

Ekonomi kesehatan adalah cabang ilmu ekonomi yang secara khusus memfokuskan terapan ilmu ekonomi di bidang kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Contoh penerapan studi ekonomi kesehatan untuk individu misalnya riset tentang dampak merokok terhadap individu, sedangkan contoh penerapan untuk masyarakat adalah studi dan evaluasi sistem tunjangan kesehatan masyarakat.

Yang biasanya dianalisis oleh ekonom kesehatan adalah tentang pembiayaan layanan kesehatan, tenaga kerja kesehatan (dokter dan perawat), institusi kesehatan, dan pendidikan profesional di bidang kesehatan.

Rentang Ekonomi Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Rentang studi ekonomi kesehatan dirangkum oleh Alan Williams menjadi delapan topik:

  • Apa saja yang mempengaruhi kesehatan
  • Definisi “sehat” dan pentingnya tetap sehat
  • Kebutuhan akan layanan kesehatan
  • Ketersediaan layanan kesehatan
  • Evaluasi ekonomi mikro pada tingkat pelayanan kesehatan
  • Keseimbangan pasar (market equilibrium)
  • Evaluasi sistem layanan kesehatan secara menyeluruh
  • Perencanaan, pendanaan, dan pengawasan mekanisme

Model Ekonomi Kesehatan Grossman

[sunting | sunting sumber]

Ekonom Michael Grossman membuat sebuah model produksi kesehatan pada tahun 1972.[1] Pada model ini, Grossman menyebutkan bahwa setiap orang adalah produsen dan konsumen kesehatan, dan kesehatan dianggap sebagai sebuah “saham investasi” yang dapat naik-turun. Investasi pada kesehatan tergolong mahal karena tidak hanya membutuhkan dana tetapi juga waktu, misalnya untuk berolahraga. Dari sumber daya terbatas tersebut (dana dan waktu), setiap orang akan memutuskan kesehatan optimal yang dapat diraih oleh dirinya masing-masing. Model Grossman dapat digunakan untuk memprediksi dampak perubahan tariff layanan kesehatan dan produk kesehatan, lapangan kerja dan gaji, serta perubahan teknologi dalam industri kesehatan.

Ekonomi Kesehatan Masyarakat

[sunting | sunting sumber]
BPJS Kesehatan adalah program layanan kesehatan universal Indonesia yang menggunakan sistem subsidi silang: yang mampu membayar premi, yang tidak mampu dibebaskan preminya. BPJS kesehatan dapat digunakan untuk semua jenis layanan kesehatan.

Secara umum, ekonomi kesehatan masyarakat merupakan ranah analisis dan pengambilan keputusan untuk pengalokasian sumber daya yang terbatas (dana, perangkat, waktu, tenaga kerja) untuk memberikan layanan kesehatan masyarakat yang optimal menurut prioritas dan kebutuhan. OECD mengatakan bahwa hubungan antara kesehatan masyarakat dan kesehatan ekonomi sangat erat dan penting karena saling mempengaruhi.[2]

Beberapa hal yang dibahas dalam ranah ekonomi kesehatan masyarakat diantaranya adalah keputusan jumlah pendanaan untuk beragam program kesehatan masyarakat, seperti imunisasi, vaksinasi, pembangunan klinik dan rumah sakit, riset dan pengembangan obat dan terkait kesehatan lainnya, penyediaan obat dengan harga terjangkau, hingga tunjangan kesehatan rawat jalan dan inap.

Di Indonesia, saat ini sudah terdapat program Kartu Indonesia Sehat dan BPJS untuk membantu pemerataan layanan kesehatan di masyarakat.

Perdebatan

[sunting | sunting sumber]

Asuransi kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Orang yang memiliki asuransi kesehatan cenderung lebih tidak peduli terhadap tarif layanan kesehatan dan ketika dalam suatu masyarakat mayoritas penduduknya memiliki asuransi tersebut, maka tarif layanan kesehatan akan cenderung membumbung tinggi.[3] Salah satu cara perusahaan asuransi untuk mengerem hal tersebut adalah dengan memberikan plafon tarif layanan.

Izin Praktik Tenaga Kerja Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Di satu sisi, banyak yang mendukung pentingnya persyaratan adanya izin praktik bagi setiap dokter yang bekerja, tetapi beberapa ekonom percaya bahwa keharusan adanya izin praktik bagi para lulusan perawat dan kedokteran ini tidak hanya mempersulit peningkatan ketersediaan tenaga kerja kesehatan, tetapi juga berkontribusi terhadap biaya layanan kesehatan yang tinggi.[4]

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Grossman, Michael (1972-03-01). "On the Concept of Health Capital and the Demand for Health". Journal of Political Economy. 80 (2): 223–255. doi:10.1086/259880. ISSN 0022-3808. 
  2. ^ "Health and the economy: A vital relationship - OECD Observer". oecdobserver.org. Diakses tanggal 2017-11-13. 
  3. ^ "RAND Health Insurance Experiment". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2017-10-17. 
  4. ^ "AIER". www.aier.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-13. [pranala nonaktif permanen]