Lompat ke isi

Perdamaian kapitalis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perdamaian kapitalis atau teori perdamaian kapitalis menyatakan bahwa negara-negara yang menggunakan kapitalisme untuk mewujudkan pembangunan ekonominya tidak akan berperang dengan satu sama lain dan jarang terlibat permasalahan kecil. Teori ini diusulkan sebagai penjelasan teori perdamaian demokratik dengan mempertimbangkan dmeokrasi dan perdamaian di antara negara-negara demokrasi. Sebab pastinya bergantung pada variabel yang diusulkan dan ukuran indikator konsep yang digunakan.

Penjelasan perdamaian kapitalis bergantung pada patokan kapitalisme. Sedikitnya terdapat empat definisi kapitalisme yang digunakan oleh berbagai peneliti.

Kapitalisme1

[sunting | sunting sumber]

Beberapa model perdamaian kapitalisme menyamakan pasar bebas dengan kapitalisme. Menurut definisi ini, pasar bebas dan perdagangan memicu pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi menjadi pendorong perdamaian antara negara-negara berekonomi maju.

Kapitalisme2

[sunting | sunting sumber]

Definisi kedua didasarkan pada intensitas kontrak pasar di dalam suatu masyarakat. Ekonomi kapitalis diartikan sebagai ekonomi yang sebagian besar pelakunya terintegrasi dengan melakukan kontrak di dalam pasar. Kontrak tersebut harus bersifat sukarela dan disepakati tanpa paksaan/

Kapitalisme3

[sunting | sunting sumber]

Perdagangan antarnegara dipandang sebagai indikator ekonomi maju yang kapitalis. Tingkat ketergantungan perdagangan merupakan patokan kapitalisme tipe ketiga.

Kapitalisme4

[sunting | sunting sumber]

Kapitalisme tipe keempat berkaitan dengan ukuran pemerintah. Negara-negara yang kekuasaan pemerintahnya terbatas dengan sektor swasta yang besar dapat disebut sebagai ekonomi kapitalis. Ukuran pemerintah menjadi patokan tingkat kapitalisme yang dicapai sebuah negara.

Teori Lengkung Emas

[sunting | sunting sumber]

Dalam buku The Lexus and the Olive Tree tahun 1999,[1] Thomas L. Friedman menulis, "Belum pernah ada dua negara yang berperang melawan satu sama lain sejak McDonald's masuk ke dua negara tersebut". Pengamatan tersebut didasarkan pada pernyataannya bahwa ketika sebuah negara mencapai pembangunan ekonomi dengan kelas menengah yang cukup besar untuk dimanfaatkan McDonald's, negara tersebut akan menjadi "negara McDonald's" dan tidak akan mau terlibat perang.

Tidak lama setelah buku ini diterbitkan, NATO mengebom Yugoslavia. Pada hari pertama pengeboman, restoran-restoran McDonald's di Belgrade dihancurkan oleh para pengunjuk rasa dan dibangun kembali setelah pengeboman berakhir. Dalam buku edisi tahun 2000, Friedman berpendapat bahwa pengecualian ini justru memperkuat teorinya: perang berakhir cepat dan salah satu alasannya adalah penduduk Serbia tidak ingin kehilangan tempatnya dalam tatanan global yang "diwakili oleh McDonald's" (Friedman 2000: 252–253).

Sejumlah kritikus mengambil contoh dua konflik lain sebelum 2000:

  • Invasi Amerika Serikat ke Panama tahun 1989
  • Perang Kargil tahun 1999, perang perebutan Kashmir yang melibatkan India dan Pakistan. Kedua negara ini sampai sekarang masih memiliki restoran McDonald's. Meski perang tidak pecah di semua wilayah potensial seperti perbatasan Rajasthan dan Punjab, kedua negara ini memobilisasi militernya di sepanjang perbatasannya dan melontarkan ancaman terkait kemampuan nuklirnya.

Pada tahun 2005, Friedman mengatakan bahwa ia sedikit bercanda ketika membuat teori lengkung emas McDonald's tersebut.[2] Dalam bukunya tahun 2005, The World is Flat, ia memberi gagasan tambahan bernama teori pencegahan konflik Dell.

Sejak 2005, terjadi tiga konflik lain yang bertentangan dengan pernyataan Friedman:

Inti pernyataan Friedman adalah karena globalisasi, negara-negara yang membina hubungan ekonomi erat dengan satu sama lain akan rugi besar apabila berperang melawan satu sama lain. Ekspansi global McDonald's merupakan fenomena modern bila disandingkan dengan sejarah perang. Meski ada beberapa pengecualian, McDonald's selalu masuk ke negara-negara yang ekonominya stabil.

Teori Dell

[sunting | sunting sumber]

Teori pencegahan konflik Dell, biasa disebut Teori Dell, dipaparkan oleh Thomas Friedman dalam buku The World Is Flat. Teori ini merupakan versi terbaru dari Teori Lengkung Emas.

“Teori Dell menyatakan: Belum pernah ada dua negara anggota rantai pasokan global, misalnya Dell, yang berperang melawan satu sama lain selama keduanya merupakan anggota rantai pasokan global yang sama.”[4]

Artinya, selama sebuah perusahaan memiliki operasi rantai pasokan besar di negara-negara selain negara markasnya, negara-negara tersebut tidak akan pernah terlibat konflik bersenjata. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan ekonomi antarnegara yang dibangun oleh sebuah perusahaan besar seperti Dell, perusahaan yang memiliki operasi rantai pasokan di beberapa negara, serta keengganan negara-negara berkembang (biasanya menjadi ladang operasi rantai pasokan) untuk menanggung kerugian besar.

Dalam buku sebelumnya, The Lexus and the Olive Tree, Friedman berpendapat bahwa belum ada dua negara dengan cabang McDonald's yang berperang melawan satu sama lain. Pernyataan ini dikenal sebagai Teori Lengkung Emas. Dalam teori Dell, Friedman menyatakan bahwa masyarakat sebuah negara tidak hanya ingin standar hidup tinggi yang dilambangkan oleh cabang McDonald's di daerahnya, tetapi juga sektor tenaga kerja yang tercipta lewat globalisasi. Dengan kata lain, negara-negara berkembang tidak mau mengurangi kepercayaan para investor atau perusahaan multinasional yang masuk ke sana dan menjadikan mereka bagian dari rantai pasokan global.

Thomas Friedman mengingatkan dalam bukunya bahwa teori Dell tidak bisa menjamin bahwa negara-negara yang sangat bergantung pada rantai pasokan global tidak akan memerangi satu sama lain. Dengan kata lain, pemerintah dan rakyat perlu mempertimbangkan kerugian ekonomi yang besar sebelum memutuskan berperang. Kerugian tersebut berdampak pada partisipasi negara tersebut dalam rantai pasokan global dalam jangka panjang.

Teori ini menyinggung pencegahan konflik antara India dan Pakistan pada ketegangan nuklir 2001–2002. Saat itu India terancam kehilangan mitra-mitra globalnya. Hubungan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok juga dijadikan contoh teori ini. Kedua negara tersebut memiliki rantai pasokan yang kuat dengan satu sama lain sehingga tidak mungkin terlibat perang melawan satu sama lain.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Friedman, Thomas. (2000) The Lexus and the Olive Tree. New York: Anchor Books.
  2. ^ Friedman, Thomas. (2005) The Guardian, 21 April 2005.
  3. ^ Russia, Georgia, and IR Theory: Part 1, Lawyers, Guns, and Money (featuring photos of McDonald's in both countries)
  4. ^ The World is Flat (ISBN 1-59397-668-2), Thomas L. Friedman, pg 421