Lompat ke isi

Pulosari, Kalapanunggal, Sukabumi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pulosari
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenSukabumi
KecamatanKalapanunggal
Kode pos
43354[1]
Kode Kemendagri32.02.18.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas2.632 ha/m2
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 6°46′47″S 106°39′53″E / 6.77972°S 106.66472°E / -6.77972; 106.66472


Pulosari adalah desa di kecamatan Kalapanunggal, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.[2][3]

Desa Pulosari terletak pada koordinat 6°47'10.9" Lintang Selatan 106°39'33.0" Bujur Timur dengan luas wilayah 2.632 ha/m2 yang terdiri dari pemukiman seluas 65,27 ha/m2, daerah persawahan seluas 286,4 ha/m2, tanah perkebunan seluas 430 ha/m2, tanah kuburan seluas 3 ha/m2, dan pekarangan seluas 24,1 ha/m2.[4]

Perbatasan

[sunting | sunting sumber]
Utara Taman Nasional Gunung Halimun
Selatan Desa Palasarigirang, Walangsari, Kec. Kalapanunggal
Barat Desa Kabandungan, Kec. Kabandungan
Timur Makasari, Gunung Endut, Kec. Kalapanunggal

Kondisi Desa Pulosari

[sunting | sunting sumber]

Kondisi Ekonomi

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan data luas wilayah serta mata pencaharian penduduk di Desa Pulosari, penghasilan utama masyarakat didominasi oleh hasil pertanian dan perkebunan saja serta mengandalkan pekerjaan sebagai buruh lepas. Tingkat pengangguran penduduk juga cukup tinggi yakni mencapai 1.089 orang. Di Desa Pulosari belum terdapat ekonomi kreatif yang dapat memajukan potensi-potensi lain yang dimiliki oleh desa tersebut seperti pemasaran hasil kerajinan dan wisata alam.[4]

Kondisi Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Kuantitas Masyarakat Pulosari berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah
PAUD 130 orang
TK 50 orang
SD 3.948 orang
MI 27 orang
SMP 1.261 orang
MTs 52 orang
SMA 150 orang
MA 50 orang

Berdasarkan tabel tingkat Pendidikan, kuantitas masyarakat Pulosari didominasi oleh pendidikan sampai dengan jenjang SD. Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mensejahterakan serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Minimnya pendidikan yang diterima masyarakat dapat menjadi faktor dalam adanya keterbatasan ekonomi.[4]

Kondisi Lingkungan dan Sosial-kemasyarakatan

[sunting | sunting sumber]
Kuantitas Sarana dan Prasarana Desa Pulosari
Sarana dan Prasarana Jumlah
Balai Desa 1 bangunan
PAUD/RA 10 PAUD
SD/MI 7 sekolah
Jalan Kabupaten 4 km
Jalan Desa 26 km
Irigasi 14,5 km
Posyandu 9 bangunan
Sarana Olahraga:

- Lapangan Sepak Bola

- Lapangan Bulu Tangkis

- Lapangan Volly Ball

1 lapangan

4 lapangan

1 lapangan

Masjid/Mushola 35 bangunan
Kuantitas Aktifitas Sosial Desa Pulosari
Aktivitas Sosial Jumlah Kelompok
Wayang Golek dan Jaipong 2 kelompok
Pencak Silat 3 kelompok
Degung 1 kelompok
Calung 1 kelompok

Berdasarkan dua tabel berikut, terdapat sarana dan prasarana yang memenuhi berbagai aktivitas masyarakat. Termasuk sembilan titik penempatan Posyandu di Desa Pulosari. Desa Pulosari tidak memiliki Puskesmas ataupun akses terhadap kesehatan lainnya selain Posyandu.[4]

Wisata Alam

[sunting | sunting sumber]

Desa Pulosari menawarkan objek wisata alam seperti Curug Batu Bodas dan Bukit Cinta.

Curug Batu Bodas

[sunting | sunting sumber]
Pemandangan asri Curug Batu Bodas di Kampung Cigoong, Desa Pulosari

Curug Batu Bodas terletak di Kampung Cigoong. Asal nama “bodas” yang berarti “putih” atau “suci” berasal dari batu tinggi berwarna putih seperti tebing. Maka dari itu, warga lokal yang mempunyai kepercayaan dinamisme yang kental mengakui Curug tersebut sebagai tempat berziarah ke nenek moyang. Wisatawan yang ingin mengunjungi Curug, dianjurkan untuk mengikuti tata cara adab warga lokal karena ada daerah dalam Curug yang perlu dijaga “kesuciannya” sehingga tidak boleh makan atau berenang di kolam atau area tertentu selain yang telah diperbolehkan warga, yakni air Kahuripan dan Cipabeasan yang dikatakan dipakai untuk mandi jika mempunyai keinginan. Namun, beberapa warga mengekspresikan kontra dari mengundang wisatawan seperti sampah yang dibuang sembarangan atau dijadikan lokasi pacaran karena keinginan mereka untuk menjaga “kebersihan” Batu Bodas. Akses ke Curug masih sulit untuk dijangkau dan tidak diperbolehkan untuk kendaraan beroda empat.[5]

Curug Batu Bodas telah resmi menjadi objek wisata alam di Juli 2020. Warga membuka wisata alam ini dengan harapan agar objek wisata ini bisa menjadi penambah pemasukan perekonomian desa dan mengurangi angka pengangguran warga desa yang lumayan tinggi. Warga juga berharap pemerintah dapat membantu mengembangkan fasilitas-fasilitas yang dapat mengakomodasi wisatawan pada waktu kedepan seperti toilet, area istirahat, dan mushola.[5]

Potensi Sumber Daya Alam

[sunting | sunting sumber]

Desa Pulosari, terutama Kampung Cigoong, mempunyai potensi besar untuk perkebunan gula aren karena keunikannya dimana penduduk desa bersepakatan membagi pohon-pohon aren di sekitar Curug Batu Bodas kepada warganya untuk dikelola. Setiap pengelola mempunyai kebebasan untuk memanfaatkan pohon dengan membuat air nira, gula, menjual kolang-kaling, dll. Harga satu toros yaitu lima keping atau lima puluh ribu rupiah.[5]

Hasil pertanian dan perkebunan yang dipasarkan dari Pulosari termasuk pisang, pepaya, pala, kelapan buncis, terong, mentimun, cabe, ubi kayu. dan padi.Sektor peternakan didominasi ayam.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kode Pos Kecamatan Kalapanunggal
  2. ^ "Kode Kemendagri Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). Diakses tanggal 24 Febuari 2021.  [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "Sejarah Kecamatan Kalapanunggal". Diakses tanggal 24 Febuari 2021. 
  4. ^ a b c d e Kantor Desa Pulosari. "Profil Desa". Sukabumi. 2011
  5. ^ a b c Wisata Curug Batu Bodas, Youtube diunggah Sastra Inggris UAI 2017. 23 Feb 2021

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]