Quietisme: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(43 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{ |
{{original research}} |
||
{{Christian mysticism}} |
|||
[[Image:The Thinker close.jpg|thumb|right|150px|penganut quietisme ingin membebaskan kita dari kebingungan.]] |
|||
'''Quietisme''' adalah sebuah pandangan |
'''Quietisme''' adalah sebuah pandangan atau ajaran dalam [[filsafat]]-[[Teologi]] yang menekankan hubungan keintiman manusia dengan Allah melalui doa.<ref name="SJ">SJ, Heuken A. 1994. Ensiklopedia gereja. jakarta: Cipta Loka Caraka. hlm.76</ref> Quietisme muncul di [[Prancis]] dan [[Italia]] pada abad ke-17.<ref name="SJ"/> Di Prancis pandangan atau ajaran ini diperkenalkan [[Uskup Fenelon]]. Sementara itu, Quietisme di Italia diperkenalkan oleh [[M. de Molinos]].<ref name="SJ"/> Kedua tokoh ini meyakini bahwa [[kristianitas]] yang sesungguhnya terletak pada kehadiran Allah ketika seseorang [[berdoa]] dan [[meditasi]].<ref name="Collins">Collins, Michael dan Price, Matthew A. 2006. Millennium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius. hlm.159</ref> |
||
Ajaran Quietisme dikutuk sebagai [[ajaran sesat]] oleh [[Paus Innosensius XI]] pada tahun 1687 melalui ensiklik ''[[Coelestis Pastor]]''.<ref name="SJ"/> Bidah "Quietis" dipandang mencakup 'kontemplasi' yang salah melalui 'meditasi'. |
|||
== Sejarah Kemunculan dan Perkembangannya == |
|||
⚫ | Quietisme pertama kali muncul pada abad ke-17, melalui sebuah pandangan dari |
||
== Sejarah == |
|||
⚫ | Quietisme pertama kali muncul pada abad ke-17, melalui sebuah pandangan dari karangan-karangan seorang imam diosesan Roma, yakni M. de Molinos pada tahun 1996 dan uskup Fenelon pada tahun [[1715]] di [[Prancis]].<ref name="SJ"/> Adapun setelah kemunculannya, ajaran quietisme ini terus berkembang dengan pesat.<ref name="SJ"/> Ajaran Quietisme dikutuk sebagai [[ajaran sesat]] oleh [[Paus Innosensius XI]] pada tahun 1687 melalui ensiklik ''[[Coelestis Pastor]]''.<ref name="SJ"/> |
||
== Tokoh == |
== Tokoh == |
||
Tokoh-tokoh dari ajaran Quietisme adalah [[Miguel de Molinos]] yang dikutuk (dianggap mengajarkan ajaran sesat) oleh gereja pada tahun 1678 dan [[Pietro Petrucci]] yang dikutuk pada tahun 1688.<ref name="Wellem">Wellem, FD Dr. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 386</ref><ref name="Sherbok">Sherbok, Cohn Lavinia. 2002. Who's Who in Christianity. London: Routledge. hlm. 337</ref> Selain itu, ada juga seorang tokoh misterius Prancis yang bernama [[Jeanne Guyon]] (1648-1717), yang lebih umum dikenal dengan nama [[Madame Guyon]].<ref name="SJ"/> Konon, keterlibatan Madame Guyon dalam Quietisme didasari oleh persoalan pribadi dan keluarga. Madame Guyon mengalami konflik dengan suami dan ibu mertuanya.<ref name="SJ"/> |
|||
== Bentuk-bentuk Ajaran == |
== Bentuk-bentuk Ajaran == |
||
Ajaran |
Ajaran Quietisme menyatakan bahwa kesempurnaan dapat dicapai dengan jalan untuk berdiam diri, baik itu dari pikiran maupun dari kehendak. keadaan seperti ini dicapai dengan [[doa|doa-doa]] [[spiritual]], sehingga jiwa akan beristirahat dengan tenang di hadapan [[Allah]] dan Allah akan bekerja menurut kehendak-Nya.<ref name="Wellem"/> Jikalau seseorang telah mencapai suatu keadaan yang demikian, maka dosa tidak mungkin ada lagi dan perbuatan yang baik akan diperlukan oleh seseorang.<ref name="Wellem"/> Seseorang pernah digoda untuk melakukan dosa, namun karena orang tersebut telah berada pada keadaan yang sempurana, maka semua godaan tersebut tidak akan membuat orang tersebut melakukan perbuatan [[dosa]].<ref name="Wellem"/> Ajaran Quietisme juga lebih mengutamakan tentang suatu ketenangan dan melupakan keaktifan.<ref name="Soedarmo">Soedarmo, R Dr. 2010. Kamus Istilah Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm 77</ref> Dalam hal ini, hidup dengan Allah merupakan hidup yang tenang, artinya segala godaan dan cobaan berupa kegembiraan dan kesedihan tidak boleh mengganggu ketenangan.<ref name="Soedarmo"/> Oleh karena itu, seseorang harus hidup di dalam ketenangan.<ref name="Soedarmo"/> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{Keyakinan-keyakinan yang dikecam oleh Gereja Katolik}} |
|||
[[da:Kvietisme]] |
|||
[[de:Quietismus]] |
|||
⚫ | |||
[[en:Quietism (Christian philosophy)]] |
|||
⚫ | |||
[[eo:Kvietismo]] |
|||
[[es:Quietismo]] |
|||
[[fr:Quiétisme]] |
|||
[[hi:मौनवाद]] |
|||
[[ia:Quietismo]] |
|||
[[it:Quietismo]] |
|||
[[ja:キエティスム]] |
|||
[[pl:Kwietyzm]] |
|||
[[pt:Quietismo]] |
|||
[[ru:Квиетизм]] |
|||
[[sr:Квијетизам]] |
|||
[[sv:Kvietism]] |
|||
[[uk:Квієтизм]] |
|||
[[zh:寂靜主義]] |
Revisi terkini sejak 19 Agustus 2023 12.24
Artikel ini mungkin mengandung riset asli. |
Bagian dari seri tentang |
Mistisisme Kristiani |
---|
Quietisme adalah sebuah pandangan atau ajaran dalam filsafat-Teologi yang menekankan hubungan keintiman manusia dengan Allah melalui doa.[1] Quietisme muncul di Prancis dan Italia pada abad ke-17.[1] Di Prancis pandangan atau ajaran ini diperkenalkan Uskup Fenelon. Sementara itu, Quietisme di Italia diperkenalkan oleh M. de Molinos.[1] Kedua tokoh ini meyakini bahwa kristianitas yang sesungguhnya terletak pada kehadiran Allah ketika seseorang berdoa dan meditasi.[2]
Ajaran Quietisme dikutuk sebagai ajaran sesat oleh Paus Innosensius XI pada tahun 1687 melalui ensiklik Coelestis Pastor.[1] Bidah "Quietis" dipandang mencakup 'kontemplasi' yang salah melalui 'meditasi'.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Quietisme pertama kali muncul pada abad ke-17, melalui sebuah pandangan dari karangan-karangan seorang imam diosesan Roma, yakni M. de Molinos pada tahun 1996 dan uskup Fenelon pada tahun 1715 di Prancis.[1] Adapun setelah kemunculannya, ajaran quietisme ini terus berkembang dengan pesat.[1] Ajaran Quietisme dikutuk sebagai ajaran sesat oleh Paus Innosensius XI pada tahun 1687 melalui ensiklik Coelestis Pastor.[1]
Tokoh
[sunting | sunting sumber]Tokoh-tokoh dari ajaran Quietisme adalah Miguel de Molinos yang dikutuk (dianggap mengajarkan ajaran sesat) oleh gereja pada tahun 1678 dan Pietro Petrucci yang dikutuk pada tahun 1688.[3][4] Selain itu, ada juga seorang tokoh misterius Prancis yang bernama Jeanne Guyon (1648-1717), yang lebih umum dikenal dengan nama Madame Guyon.[1] Konon, keterlibatan Madame Guyon dalam Quietisme didasari oleh persoalan pribadi dan keluarga. Madame Guyon mengalami konflik dengan suami dan ibu mertuanya.[1]
Bentuk-bentuk Ajaran
[sunting | sunting sumber]Ajaran Quietisme menyatakan bahwa kesempurnaan dapat dicapai dengan jalan untuk berdiam diri, baik itu dari pikiran maupun dari kehendak. keadaan seperti ini dicapai dengan doa-doa spiritual, sehingga jiwa akan beristirahat dengan tenang di hadapan Allah dan Allah akan bekerja menurut kehendak-Nya.[3] Jikalau seseorang telah mencapai suatu keadaan yang demikian, maka dosa tidak mungkin ada lagi dan perbuatan yang baik akan diperlukan oleh seseorang.[3] Seseorang pernah digoda untuk melakukan dosa, namun karena orang tersebut telah berada pada keadaan yang sempurana, maka semua godaan tersebut tidak akan membuat orang tersebut melakukan perbuatan dosa.[3] Ajaran Quietisme juga lebih mengutamakan tentang suatu ketenangan dan melupakan keaktifan.[5] Dalam hal ini, hidup dengan Allah merupakan hidup yang tenang, artinya segala godaan dan cobaan berupa kegembiraan dan kesedihan tidak boleh mengganggu ketenangan.[5] Oleh karena itu, seseorang harus hidup di dalam ketenangan.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i SJ, Heuken A. 1994. Ensiklopedia gereja. jakarta: Cipta Loka Caraka. hlm.76
- ^ Collins, Michael dan Price, Matthew A. 2006. Millennium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius. hlm.159
- ^ a b c d Wellem, FD Dr. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 386
- ^ Sherbok, Cohn Lavinia. 2002. Who's Who in Christianity. London: Routledge. hlm. 337
- ^ a b c Soedarmo, R Dr. 2010. Kamus Istilah Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm 77