Lompat ke isi

Quietisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT25Gillberth (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(43 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{inuse|15 Maret 2011}}
{{original research}}
{{Christian mysticism}}
[[Image:The Thinker close.jpg|thumb|right|150px|penganut quietisme ingin membebaskan kita dari kebingungan.]]
'''Quietisme''' adalah sebuah pandangan pada abad ke-17 yang munculkan oleh karangan dari seorang imam diosesan [[Roma]], yakni [[M. de Molinos]] (1696) dan seorang [[uskup Fenelon]] (perancis; 1715).<ref name="SJ"> SJ, Heuken A. 1994. Ensiklopedia gereja. jakarta: Cipta Loka Caraka. hlm.76 </ref> Quietisme juga dapat diartikan sebagai sebuah keyakinan yang menyatakan bahwa kristianitas yang sebenarnya terletak pada sepenuhnya kehidupan seseorang dalam kehadiarn Allah ketika seseoarng berdoa dan [[meditasi]].<ref name="Collins"> Collins, Michael dan Price, Matthew A. 2006. Millennium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius. hlm.159 </ref>
'''Quietisme''' adalah sebuah pandangan atau ajaran dalam [[filsafat]]-[[Teologi]] yang menekankan hubungan keintiman manusia dengan Allah melalui doa.<ref name="SJ">SJ, Heuken A. 1994. Ensiklopedia gereja. jakarta: Cipta Loka Caraka. hlm.76</ref> Quietisme muncul di [[Prancis]] dan [[Italia]] pada abad ke-17.<ref name="SJ"/> Di Prancis pandangan atau ajaran ini diperkenalkan [[Uskup Fenelon]]. Sementara itu, Quietisme di Italia diperkenalkan oleh [[M. de Molinos]].<ref name="SJ"/> Kedua tokoh ini meyakini bahwa [[kristianitas]] yang sesungguhnya terletak pada kehadiran Allah ketika seseorang [[berdoa]] dan [[meditasi]].<ref name="Collins">Collins, Michael dan Price, Matthew A. 2006. Millennium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius. hlm.159</ref>


Ajaran Quietisme dikutuk sebagai [[ajaran sesat]] oleh [[Paus Innosensius XI]] pada tahun 1687 melalui ensiklik ''[[Coelestis Pastor]]''.<ref name="SJ"/> Bidah "Quietis" dipandang mencakup 'kontemplasi' yang salah melalui 'meditasi'.
== Sejarah Kemunculan dan Perkembangannya ==

Quietisme pertama kali muncul pada abad ke-17, melalui sebuah pandangan dari karanagan-karangan seorang imam diosesan Roma, yakni M. de Molinos pada tahun 1996 dan uskup Fenelon pada tahun [[1715]] di [[Perancis]].<ref name="SJ"/> Akan tetapi, ajaran Quietisme ini ditolak oleh Roma pada tahun 1687.<ref name="SJ"/>
== Sejarah ==
Quietisme pertama kali muncul pada abad ke-17, melalui sebuah pandangan dari karangan-karangan seorang imam diosesan Roma, yakni M. de Molinos pada tahun 1996 dan uskup Fenelon pada tahun [[1715]] di [[Prancis]].<ref name="SJ"/> Adapun setelah kemunculannya, ajaran quietisme ini terus berkembang dengan pesat.<ref name="SJ"/> Ajaran Quietisme dikutuk sebagai [[ajaran sesat]] oleh [[Paus Innosensius XI]] pada tahun 1687 melalui ensiklik ''[[Coelestis Pastor]]''.<ref name="SJ"/>


== Tokoh ==
== Tokoh ==
Adapun tokoh-tokoh dari ajaran Quietisme adalah [[Miguel]] [[de Molinos]] yang dikutuk oleh gereja pada tahun 1678 dan [[Pietro Petrucci]] yang dikutuk pada tahun 1688. <ref name="Wellem"> Wellem, FD Dr. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 386 </ref> <ref name="Sherbok"> Sherbok, Cohn Lavinia. 2002. Who's Who in Christianity. London: Routledge. hlm. 337 </ref> Selain itu, ada juga seorang tokoh misterius Perancis yang bernama [[Jeanne Guyon]] (1648-1717), yang lebih umum dikenal dengan nama [[Madame Guyon]].<ref name="SJ"/> Oleh karena banyaknya persoalan yang dialami oleh Madame Guyon dengan suami dan ibu mertuanya, sehingga Madame Guyon mengambil keputusan untuk membaktikan diri demi kehidupan batin dan kemanunggalan [[mistis]] dengan pikiran Allah.<ref name="SJ"/>
Tokoh-tokoh dari ajaran Quietisme adalah [[Miguel de Molinos]] yang dikutuk (dianggap mengajarkan ajaran sesat) oleh gereja pada tahun 1678 dan [[Pietro Petrucci]] yang dikutuk pada tahun 1688.<ref name="Wellem">Wellem, FD Dr. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 386</ref><ref name="Sherbok">Sherbok, Cohn Lavinia. 2002. Who's Who in Christianity. London: Routledge. hlm. 337</ref> Selain itu, ada juga seorang tokoh misterius Prancis yang bernama [[Jeanne Guyon]] (1648-1717), yang lebih umum dikenal dengan nama [[Madame Guyon]].<ref name="SJ"/> Konon, keterlibatan Madame Guyon dalam Quietisme didasari oleh persoalan pribadi dan keluarga. Madame Guyon mengalami konflik dengan suami dan ibu mertuanya.<ref name="SJ"/>


== Bentuk-bentuk Ajaran ==
== Bentuk-bentuk Ajaran ==
Ajaran dari Quietisme ini menyatakan tentang kesempurnaan yang dicapai dengan jalan untuk berdiam diri, baik itu dari pikiran mapun dari kehendak. keadaan seperti ini dicapai dengan doa-doa spiritual, sehingga jiwa akan beristirahat dengan tenang di hadapan Allah dan Allah akan bekerja meurut kehendak-Nya. <ref name="Wellem"/> Jikalau seseorang telah mencapai suatu keadaan yang demikian, maka dosa tidak mungkin ada lagi dan perbuatan yang baik akan diperlukan oleh seseorang. <ref name="Wellem"/> Seseorang pernah digoda untuk melakukan dosa,namun, karena orang tersebut telahberada pada keadaan yang sempurana, sehingga semua godaan tersbeut tidak akan membuat orang tersebut melakukan perbuatan dosa. <ref name="Wellem"/> Ajaran Quietisme juga lebih mengutamakan tentang suatu ketenangan dan melupakan keaktifan. <ref name="Soedarmo"> Soedarmo, R Dr. 2010. Kamus Istilah Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm 77</ref> Dalam hal ini, hidup dengan Allah merupakan hidup yang tenang, artinya segala godaan dan cobaan yang berupa kegembiraan, kesedihan tidak boleh menganggu suatu ketenangan. <ref name="Soedarmo"/> Oleh karena seseorang harus hidup di dalam ketenangan. <ref name="Soedarmo"/>
Ajaran Quietisme menyatakan bahwa kesempurnaan dapat dicapai dengan jalan untuk berdiam diri, baik itu dari pikiran maupun dari kehendak. keadaan seperti ini dicapai dengan [[doa|doa-doa]] [[spiritual]], sehingga jiwa akan beristirahat dengan tenang di hadapan [[Allah]] dan Allah akan bekerja menurut kehendak-Nya.<ref name="Wellem"/> Jikalau seseorang telah mencapai suatu keadaan yang demikian, maka dosa tidak mungkin ada lagi dan perbuatan yang baik akan diperlukan oleh seseorang.<ref name="Wellem"/> Seseorang pernah digoda untuk melakukan dosa, namun karena orang tersebut telah berada pada keadaan yang sempurana, maka semua godaan tersebut tidak akan membuat orang tersebut melakukan perbuatan [[dosa]].<ref name="Wellem"/> Ajaran Quietisme juga lebih mengutamakan tentang suatu ketenangan dan melupakan keaktifan.<ref name="Soedarmo">Soedarmo, R Dr. 2010. Kamus Istilah Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm 77</ref> Dalam hal ini, hidup dengan Allah merupakan hidup yang tenang, artinya segala godaan dan cobaan berupa kegembiraan dan kesedihan tidak boleh mengganggu ketenangan.<ref name="Soedarmo"/> Oleh karena itu, seseorang harus hidup di dalam ketenangan.<ref name="Soedarmo"/>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
[[kategori:Kristen]]
[[kategori:Filsafat]]


{{Keyakinan-keyakinan yang dikecam oleh Gereja Katolik}}
[[da:Kvietisme]]

[[de:Quietismus]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[en:Quietism (Christian philosophy)]]
[[Kategori:Filsafat Kristen]]
[[eo:Kvietismo]]
[[es:Quietismo]]
[[fr:Quiétisme]]
[[hi:मौनवाद]]
[[ia:Quietismo]]
[[it:Quietismo]]
[[ja:キエティスム]]
[[pl:Kwietyzm]]
[[pt:Quietismo]]
[[ru:Квиетизм]]
[[sr:Квијетизам]]
[[sv:Kvietism]]
[[uk:Квієтизм]]
[[zh:寂靜主義]]

Revisi terkini sejak 19 Agustus 2023 12.24

Quietisme adalah sebuah pandangan atau ajaran dalam filsafat-Teologi yang menekankan hubungan keintiman manusia dengan Allah melalui doa.[1] Quietisme muncul di Prancis dan Italia pada abad ke-17.[1] Di Prancis pandangan atau ajaran ini diperkenalkan Uskup Fenelon. Sementara itu, Quietisme di Italia diperkenalkan oleh M. de Molinos.[1] Kedua tokoh ini meyakini bahwa kristianitas yang sesungguhnya terletak pada kehadiran Allah ketika seseorang berdoa dan meditasi.[2]

Ajaran Quietisme dikutuk sebagai ajaran sesat oleh Paus Innosensius XI pada tahun 1687 melalui ensiklik Coelestis Pastor.[1] Bidah "Quietis" dipandang mencakup 'kontemplasi' yang salah melalui 'meditasi'.

Quietisme pertama kali muncul pada abad ke-17, melalui sebuah pandangan dari karangan-karangan seorang imam diosesan Roma, yakni M. de Molinos pada tahun 1996 dan uskup Fenelon pada tahun 1715 di Prancis.[1] Adapun setelah kemunculannya, ajaran quietisme ini terus berkembang dengan pesat.[1] Ajaran Quietisme dikutuk sebagai ajaran sesat oleh Paus Innosensius XI pada tahun 1687 melalui ensiklik Coelestis Pastor.[1]

Tokoh-tokoh dari ajaran Quietisme adalah Miguel de Molinos yang dikutuk (dianggap mengajarkan ajaran sesat) oleh gereja pada tahun 1678 dan Pietro Petrucci yang dikutuk pada tahun 1688.[3][4] Selain itu, ada juga seorang tokoh misterius Prancis yang bernama Jeanne Guyon (1648-1717), yang lebih umum dikenal dengan nama Madame Guyon.[1] Konon, keterlibatan Madame Guyon dalam Quietisme didasari oleh persoalan pribadi dan keluarga. Madame Guyon mengalami konflik dengan suami dan ibu mertuanya.[1]

Bentuk-bentuk Ajaran

[sunting | sunting sumber]

Ajaran Quietisme menyatakan bahwa kesempurnaan dapat dicapai dengan jalan untuk berdiam diri, baik itu dari pikiran maupun dari kehendak. keadaan seperti ini dicapai dengan doa-doa spiritual, sehingga jiwa akan beristirahat dengan tenang di hadapan Allah dan Allah akan bekerja menurut kehendak-Nya.[3] Jikalau seseorang telah mencapai suatu keadaan yang demikian, maka dosa tidak mungkin ada lagi dan perbuatan yang baik akan diperlukan oleh seseorang.[3] Seseorang pernah digoda untuk melakukan dosa, namun karena orang tersebut telah berada pada keadaan yang sempurana, maka semua godaan tersebut tidak akan membuat orang tersebut melakukan perbuatan dosa.[3] Ajaran Quietisme juga lebih mengutamakan tentang suatu ketenangan dan melupakan keaktifan.[5] Dalam hal ini, hidup dengan Allah merupakan hidup yang tenang, artinya segala godaan dan cobaan berupa kegembiraan dan kesedihan tidak boleh mengganggu ketenangan.[5] Oleh karena itu, seseorang harus hidup di dalam ketenangan.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i SJ, Heuken A. 1994. Ensiklopedia gereja. jakarta: Cipta Loka Caraka. hlm.76
  2. ^ Collins, Michael dan Price, Matthew A. 2006. Millennium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius. hlm.159
  3. ^ a b c d Wellem, FD Dr. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 386
  4. ^ Sherbok, Cohn Lavinia. 2002. Who's Who in Christianity. London: Routledge. hlm. 337
  5. ^ a b c Soedarmo, R Dr. 2010. Kamus Istilah Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm 77