Daftar provinsi di Indonesia menurut IPM tahun 2010: Perbedaan antara revisi
k Pemerbaikian konten. |
FelixJL111 (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Daftar provinsi di Indonesia menggunakan HotCat |
||
(11 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Sebuah '''perhitungan [[Indeks Pembangunan Manusia|Indeks Pembangunan Manusia (IPM)]] yang menggunakan metode baru dilaksanakan oleh [[Badan Pusat Statistik|Badan Pusat Statistik (BPS)]]''' dari [[Daftar provinsi Indonesia menurut IPM|tahun 2010 hingga sekarang]]. Berikut ini akan disajikan '''penjelasan, sejarah, dan metodologi perhitungan IPM, serta daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 2010.''' |
Sebuah '''perhitungan [[Indeks Pembangunan Manusia|Indeks Pembangunan Manusia (IPM)]] yang menggunakan metode baru dilaksanakan oleh [[Badan Pusat Statistik|Badan Pusat Statistik (BPS)]]''' dari [[Daftar provinsi Indonesia menurut IPM|tahun 2010 hingga sekarang]]. Berikut ini akan disajikan '''penjelasan, sejarah, dan metodologi perhitungan IPM, serta [[Daftar provinsi di Indonesia|daftar provinsi Indonesia]] menurut IPM tahun 2010.''' |
||
== Penjelasan == |
== Penjelasan == |
||
'''Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/''Human Development Index (HDI)''''' adalah pengukuran perbandingan dari [[harapan hidup]], [[melek huruf]], [[pendidikan]] dan [[standar hidup]] untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah [[negara maju]], [[negara berkembang]] atau [[negara terbelakang]] dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.<ref> |
'''Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/''Human Development Index (HDI)''''' adalah pengukuran perbandingan dari [[harapan hidup]], [[melek huruf]], [[pendidikan]] dan [[standar hidup]] untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah [[negara maju]], [[negara berkembang]] atau [[negara terbelakang]] dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.<ref>{{Cite web |url=http://www.business.duq.edu/faculty/davies/research/hdi.pdf |title=Davies, A. and G. Quinlivan (2006), A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development, Journal of Socioeconomics |access-date=2017-05-31 |archive-date=2008-04-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080413203311/http://www.business.duq.edu/faculty/davies/research/hdi.pdf |dead-url=yes }}</ref> |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India [[Amartya Sen]] dan seorang ekonom Pakistan [[Mahbub ul Haq]], serta dibantu oleh [[Gustav Ranis]] dari [[ |
Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India [[Amartya Sen]] dan seorang ekonom Pakistan [[Mahbub ul Haq]], serta dibantu oleh [[Gustav Ranis]] dari [[Universitas Yale]] dan [[Lord Meghnad Desai]] dari [[London School of Economics]]. Sejak itu, indeks ini dipakai oleh Program pembangunan [[PBB]] pada laporan IPM tahunannya. |
||
Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya. |
Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya. |
||
== Dimensi dasar IPM<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/subjek/view/id/26#subjekViewTab1|title=Badan Pusat Statistik|website=www.bps.go.id|language=id|access-date=2017-09-22}}</ref> == |
|||
IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia: |
|||
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki tiga dimensi yang digunakan sebagai dasar perhitungannya: |
|||
* Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan [[harapan hidup]] saat kelahiran |
|||
# '''Umur panjang dan hidup sehat''' yang diukur dengan [[Harapan hidup|angka harapan hidup]] saat kelahiran |
|||
* Pengetahuan yang diukur dengan angka [[tingkat baca tulis]] pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas [[gross enrollment ratio]] (bobot satu per tiga). |
|||
# '''Pengetahuan''' yang dihitung dari [[Harapan sekolah|angka harapan sekolah]] dan [[Rata-rata lama sekolah|angka rata-rata lama sekolah]] |
|||
* Standar kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari [[produk domestik bruto]] per kapita dalam paritasi daya beli. |
|||
# Standar hidup layak yang dihitung dari [[Produk domestik bruto|Produk Domestik Bruto/PDB]] ([[keseimbangan kemampuan berbelanja]]) [[Daftar negara menurut PDB (KKB) per kapita|per kapita]] |
|||
== Manfaat IPM<ref name=":0"/> == |
|||
== Cara Menghitung Indeks Komponen <ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/subjek/view/id/26#subjekViewTab2|title=Badan Pusat Statistik|website=www.bps.go.id|language=en|access-date=2017-04-24}}</ref> == |
|||
Menurut [[Badan Pusat Statistik|Badan Pusat Statisitik]] (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki beberapa manfaat: |
|||
* IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia ([[Masyarakat|masyarakat/penduduk]]) |
|||
* IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara |
|||
* Bagi [[Indonesia]], IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja [[Pemerintah Indonesia|Pemerintah]], IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan [[Dana Alokasi Umum]] (DAU) |
|||
== Cara menghitung indeks komponen<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/subjek/view/id/26#subjekViewTab2|title=Badan Pusat Statistik|website=www.bps.go.id|language=id|access-date=2017-09-22}}</ref> == |
|||
Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut. |
Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut. |
||
=== Dimensi |
=== Dimensi pendidikan === |
||
<math>Ikesehatan={AHH-AHHmin \over AHHmaks-AHHmin}</math> |
|||
Keterangan: |
|||
I : indeks komponen |
|||
AHH : angka harapan hidup |
|||
AHHmin : angka harapan hidup terendah |
|||
AHHmaks: angka harapan hidup tertinggi |
|||
=== Dimensi Pendidikan === |
|||
<math>IHLS={HLS-HLSmin \over HLSmaks-HLSmin}</math> |
<math>IHLS={HLS-HLSmin \over HLSmaks-HLSmin}</math> |
||
Keterangan: |
Keterangan: |
||
I |
I: indeks komponen |
||
HLS |
HLS: harapan lama sekolah |
||
HLSmin |
HLSmin: harapan lama sekolah terendah |
||
HLSmaks: harapan lama sekolah tertinggi |
HLSmaks: harapan lama sekolah tertinggi |
||
Baris 47: | Baris 41: | ||
Keterangan: |
Keterangan: |
||
I |
I: indeks komponen |
||
RLS |
RLS: rata-rata lama sekolah |
||
RLSmin: rata-rata lama sekolah terendah |
RLSmin: rata-rata lama sekolah terendah |
||
Baris 57: | Baris 51: | ||
<math>Ipendidikan={IHLS+IRLS \over 2}</math> |
<math>Ipendidikan={IHLS+IRLS \over 2}</math> |
||
I |
I: indeks komponen |
||
HLS: harapan lama sekolah |
HLS: harapan lama sekolah |
||
Baris 63: | Baris 57: | ||
RLS: rata-rata lama sekolah |
RLS: rata-rata lama sekolah |
||
=== Dimensi |
=== Dimensi pengeluaran === |
||
<math>Ipengeluaran={In(pengeluaran)-In(pengeluaranmin) \over In(pengeluaranmaks)-In(pengeluaranmin)}</math> |
<math>Ipengeluaran={In(pengeluaran)-In(pengeluaranmin) \over In(pengeluaranmaks)-In(pengeluaranmin)}</math> |
||
Keterangan: |
Keterangan: |
||
I |
I: indeks komponen |
||
In |
In: indeks komponen |
||
pengeluaranmin |
pengeluaranmin: pengeluaran terendah |
||
pengeluaranmaks: pengeluaran tertinggi |
pengeluaranmaks: pengeluaran tertinggi |
||
== Cara |
== Cara menghitung Indeks Pembangunan Manusia == |
||
<math>IPM=\sqrt[a]{Ikesehatan\times Ipendidikan\times Ipengeluaran} \times 100</math> |
<math>IPM=\sqrt[a]{Ikesehatan\times Ipendidikan\times Ipengeluaran} \times 100</math> |
||
Baris 83: | Baris 77: | ||
IPM: indeks pembangunan manusia |
IPM: indeks pembangunan manusia |
||
I |
I: indeks komponen |
||
== Data <ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1211|title=Badan Pusat Statistik|website=www.bps.go.id|language=en|access-date=2017-04-24}}</ref> == |
== Data <ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1211|title=Badan Pusat Statistik|website=www.bps.go.id|language=en|access-date=2017-04-24}}</ref> == |
||
Baris 91: | Baris 85: | ||
!Provinsi |
!Provinsi |
||
!IPM |
!IPM |
||
!Perbandingan dengan IPM dari Laporan Pembangunan Manusia |
|||
!Status |
|||
2010 untuk Perkiraan IPM Tahun 2010<ref>http://hdr.undp.org/sites/default/files/hdr_2010_en_summary.pdf<nowiki/>Human Development Report 2010 Summary English</ref> |
|||
!Perubahan |
|||
!Perbandingan dengan IPM Laporan UNDP Tahun 2011 untuk Perkiraan IPM Tahun 2010<ref>Human Development Report 2011 English</ref> |
|||
|- |
|- |
||
! colspan="4" |{{fontcolor|green|Pembangunan Manusia Tinggi}} |
|||
|1 {{steady}} |
|||
|- |
|||
|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] {{flagdeco|Jakarta}} |
|||
|1 |
|||
|{{Flag|Daerah Khusus Ibukota Jakarta}} |
|||
|76,31 (0,763) |
|76,31 (0,763) |
||
|{{Flag|Uruguay}} (52) |
|||
|{{fontcolor|green|Tinggi}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Antigua dan Barbuda}} (60) |
|||
|- |
|- |
||
|2 |
|||
|2 {{steady}} |
|||
| |
|{{flag|Daerah Istimewa Yogyakarta}} |
||
|75,37 (0,753) |
|75,37 (0,753) |
||
|{{flag|Arab Saudi}} (55) |
|||
|{{fontcolor|green|Tinggi}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{flag|Belarus}} dan {{flag|Rusia}} (65-66) |
|||
|- |
|- |
||
|3 |
|||
|3 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Kalimantan Timur}} |
||
|71,31 (0,713) |
|71,31 (0,713) |
||
|{{Flag|Azerbaijan}} (67) |
|||
|{{fontcolor|green|Tinggi}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Armenia}} (86) |
|||
|- |
|- |
||
|4 |
|||
|4 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Kepulauan Riau}} |
||
|71,13 |
|71,13 (0,711) |
||
|{{Flag|Bosnia dan Herzegovina}} dan {{Flag|Ukraina}} (68—69) |
|||
(0,711) |
|||
|{{fontcolor|green|Tinggi}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Armenia}} (86) |
|||
|- |
|- |
||
|5 |
|||
|5 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Bali}} |
||
|70,10 (0,701) |
|70,10 (0,701) |
||
|{{Flag|Makedonia}} dan {{Flag|Mauritius}} (71—72) |
|||
|{{fontcolor|green|Tinggi}} |
|||
|- |
|||
|{{steady}} |
|||
! colspan="4" |{{fontcolor|#fc0|Pembangunan Manusia Sedang}} |
|||
|{{Flag|Tonga}} (90) |
|||
|- |
|- |
||
|6 |
|||
|6 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Riau}} |
||
|68,65 (0,686) |
|68,65 (0,686) |
||
|{{flag|Jamaika}} (80) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{flag|Sri Lanka}}, {{Flag|Republik Dominika}}, dan {{flag|Samoa}} (97-99) |
|||
|- |
|- |
||
|7 |
|||
|7 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Sulawesi Utara}} |
||
|67,83 (0,678) |
|67,83 (0,678) |
||
|{{Flag|Turki}} (83) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Suriname}} (104) |
|||
|- |
|- |
||
|8 |
|||
|8 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Banten}} |
||
|67,54 (0,675) |
|67,54 (0,675) |
||
|{{Flag|Aljazair}} dan {{Flag|Tonga}} (84—85) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Suriname}} (104) |
|||
|- |
|- |
||
|9 |
|||
|9 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Sumatera Barat}} |
||
|67,25 (0.672) |
|67,25 (0.672) |
||
| rowspan="3" |{{Flag|Fiji}} dan {{Flag|Turkmenistan}} (86—87) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|El Salvador}} (105) |
|||
|- |
|- |
||
|10 |
|10 |
||
| |
|{{Flag|Aceh}} |
||
|67,09 (0,670) |
|67,09 (0,670) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{flag|Gabon}} (106) |
|||
|- |
|- |
||
|10 |
|10 |
||
| |
|{{Flag|Sumatera Utara}} |
||
|67,09 (0,670) |
|67,09 (0,670) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{flag|Gabon}} (106) |
|||
|- |
|- |
||
| - |
| - |
||
|'''{{flag|Indonesia}}''' |
|'''{{flag|Indonesia}}''' |
||
|66,53 |
|66,53 (0,665) |
||
|{{Flag|Republik Dominika}} dan {{Flag|Tiongkok}} (88—89) |
|||
(0,665) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Paraguay}} (107) |
|||
|- |
|- |
||
|12 |
|||
|11 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Jawa Barat}} |
||
|66,15 (0,661) |
|66,15 (0,661) |
||
| rowspan="6" |{{Flag|El Salvador}} (90) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Paraguay}} (107) |
|||
|- |
|- |
||
|13 |
|||
|12 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Jawa Tengah}} |
||
|66,08 (0,660) |
|66,08 (0,660) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Bolivia}} (108) |
|||
|- |
|- |
||
|14 |
|||
|13 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Kepulauan Bangka Belitung}} |
||
|66,02 (0,660) |
|66,02 (0,660) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Bolivia}} (108) |
|||
|- |
|- |
||
|15 |
|||
|14 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Sulawesi Selatan}} |
||
|66,00 (0,660) |
|66,00 (0,660) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Bolivia}} (108) |
|||
|- |
|- |
||
|16 |
|||
|15 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Sulawesi Tenggara}} |
||
|65,99 (0,659) |
|65,99 (0,659) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Bolivia}} (108) |
|||
|- |
|- |
||
|17 |
|||
|16 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Kalimantan Tengah}} |
||
|65,96 (0,659) |
|65,96 (0,659) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Bolivia}} (108) |
|||
|- |
|- |
||
|18 |
|||
|17 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Jambi}} |
||
|65,39 (0,653) |
|65,39 (0,653) |
||
| rowspan="4" |{{Flag|Thailand}} (92) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Maladewa}} (109) |
|||
|- |
|- |
||
|19 |
|||
|18 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Jawa Timur}} |
||
|65,36 (0,653) |
|65,36 (0,653) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Maladewa}} (109) |
|||
|- |
|- |
||
|20 |
|||
|19 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Bengkulu}} |
||
|65,35 |
|65,35 (0,653) |
||
(0,653) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Maladewa}} (109) |
|||
|- |
|- |
||
|21 |
|||
|20 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Kalimantan Selatan}} |
||
|65,20 (0,652) |
|65,20 (0,652) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Mongolia}} (110) |
|||
|- |
|- |
||
|22 |
|||
|21 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Sumatera Selatan}} |
||
|64,44 (0,644) |
|64,44 (0,644) |
||
| rowspan="2" |{{flag|Bolivia}} (95) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Moldova}} dan {{flag|Mesir}} (111) |
|||
|- |
|- |
||
|23 |
|||
|22 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Maluku}} |
||
|64,27 (0,642) |
|64,27 (0,642) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Filipina}} (112) |
|||
|- |
|- |
||
|24 |
|||
|23 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Lampung}} |
||
|63,71 (0,637) |
|63,71 (0,637) |
||
|{{flag|Filipina}} (97) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{flag|Uzbekistan}} (115) |
|||
|- |
|- |
||
|25 |
|||
|24 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Sulawesi Tengah}} |
||
|63,29 (0,632) |
|63,29 (0,632) |
||
|{{Flag|Botswana}} (98) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Mikronesia}} (116) |
|||
|- |
|- |
||
|26 |
|||
|25 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Maluku Utara}} |
||
|62,79 (0,627) |
|62,79 (0,627) |
||
| rowspan="2" |{{Flag|Moldova}} (99) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Guyana}} (117) |
|||
|- |
|- |
||
|27 |
|||
|26 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Gorontalo}} |
||
|62,65 (0,626) |
|62,65 (0,626) |
||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Guyana}} (117) |
|||
|- |
|- |
||
|28 |
|||
|27 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Kalimantan Barat}} |
||
|61,97 (0,619) |
|61,97 (0,619) |
||
|{{Flag|Mesir}} (101) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Kiribati}} (122) |
|||
|- |
|- |
||
|29 |
|||
|28 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Nusa Tenggara Barat}} |
||
|61,16 |
|61,16 (0,611) |
||
|{{Flag|Guyana}} (104) |
|||
(0,611) |
|||
|{{fontcolor|#fc0|Sedang}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Kirgizstan}} (126) |
|||
|- |
|- |
||
! colspan="4" |{{fontcolor|red|Pembangunan Manusia Rendah}} |
|||
|29 {{steady}} |
|||
|- |
|||
|[[Sulawesi Barat]] {{flagdeco|Sulawesi Barat}} |
|||
|30 |
|||
|{{Flag|Sulawesi Barat}} |
|||
|59,74 (0,597) |
|59,74 (0,597) |
||
| rowspan="2" |{{Flag|Afrika Selatan}} (110) |
|||
|{{fontcolor|red|Rendah}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Tajikistan}} (127) |
|||
|- |
|- |
||
|31 |
|||
|30 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Papua Barat}} |
||
|59,60 (0,596) |
|59,60 (0,596) |
||
|{{fontcolor|red|Rendah}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Vietnam}} (128) |
|||
|- |
|- |
||
|32 |
|||
|31 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Nusa Tenggara Timur}} |
||
|59,21 (0,592) |
|59,21 (0,592) |
||
|{{Flag|Suriah}} (111) |
|||
|{{fontcolor|red|Rendah}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|Vietnam}} (128) |
|||
|- |
|- |
||
|33 |
|||
|32 {{steady}} |
|||
| |
|{{Flag|Papua}} |
||
|54,45 (0,544) |
|54,45 (0,544) |
||
|{{Flag|Guinea Khatulistiwa}} (117) |
|||
|{{fontcolor|red|Rendah}} |
|||
|{{steady}} |
|||
|{{Flag|India}} (134) |
|||
|} |
|} |
||
Baris 343: | Baris 257: | ||
== Kesimpulan == |
== Kesimpulan == |
||
# Provinsi dengan [[Indeks Pembangunan Manusia|IPM]] tertinggi adalah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] dengan IPM sebesar 76,31. |
# Provinsi dengan [[Indeks Pembangunan Manusia|IPM]] tertinggi adalah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] dengan IPM sebesar 76,31. |
||
# Provinsi dengan IPM terendah adalah [[ |
# Provinsi dengan IPM terendah adalah [[Papua]] dengan IPM sebesar 54,45. |
||
# Jarak antara provinsi dengan IPM tertinggi dan provinsi dengan IPM terendah adalah 21,86. |
# Jarak antara provinsi dengan IPM tertinggi dan provinsi dengan IPM terendah adalah 21,86. |
||
# Menurut [[Badan Pusat Statistik|BPS]], IPM Indonesia adalah 66,53 (0,665) dan masih menempati status '''{{fontcolor|#fc0|sedang}}'''. |
# Menurut [[Badan Pusat Statistik|BPS]], IPM Indonesia adalah 66,53 (0,665) dan masih menempati status '''{{fontcolor|#fc0|sedang}}'''. |
||
# Menurut [[Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNDP]], IPM Indonesia adalah |
# Menurut [[Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNDP]], IPM Indonesia adalah 60,0~ (0,600) dan masih menempati status '''{{fontcolor|#fc0|sedang}}'''. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
<references /> |
<references /> |
||
{{Indeks Pembangunan Manusia Indonesia}} |
|||
{{Statistik Indonesia}} |
|||
[[Kategori:Indeks Pembangunan Manusia]] |
[[Kategori:Indeks Pembangunan Manusia]] |
||
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 2010]] |
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 2010]] |
||
[[Kategori:Daftar provinsi di Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 16 Oktober 2023 06.19
Sebuah perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menggunakan metode baru dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2010 hingga sekarang. Berikut ini akan disajikan penjelasan, sejarah, dan metodologi perhitungan IPM, serta daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 2010.
Penjelasan
[sunting | sunting sumber]Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Universitas Yale dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak itu, indeks ini dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.
Dimensi dasar IPM[2]
[sunting | sunting sumber]Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki tiga dimensi yang digunakan sebagai dasar perhitungannya:
- Umur panjang dan hidup sehat yang diukur dengan angka harapan hidup saat kelahiran
- Pengetahuan yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata lama sekolah
- Standar hidup layak yang dihitung dari Produk Domestik Bruto/PDB (keseimbangan kemampuan berbelanja) per kapita
Manfaat IPM[2]
[sunting | sunting sumber]Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki beberapa manfaat:
- IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)
- IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara
- Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)
Cara menghitung indeks komponen[3]
[sunting | sunting sumber]Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
Dimensi pendidikan
[sunting | sunting sumber]
Keterangan:
I: indeks komponen
HLS: harapan lama sekolah
HLSmin: harapan lama sekolah terendah
HLSmaks: harapan lama sekolah tertinggi
Keterangan:
I: indeks komponen
RLS: rata-rata lama sekolah
RLSmin: rata-rata lama sekolah terendah
RLSmaks: rata-rata lama sekolah tertinggi
I: indeks komponen
HLS: harapan lama sekolah
RLS: rata-rata lama sekolah
Dimensi pengeluaran
[sunting | sunting sumber]
Keterangan:
I: indeks komponen
In: indeks komponen
pengeluaranmin: pengeluaran terendah
pengeluaranmaks: pengeluaran tertinggi
Cara menghitung Indeks Pembangunan Manusia
[sunting | sunting sumber]
Keterangan:
IPM: indeks pembangunan manusia
I: indeks komponen
Data [4]
[sunting | sunting sumber]Data di bawah ini merupakan data perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS).
Peringkat | Provinsi | IPM | Perbandingan dengan IPM dari Laporan Pembangunan Manusia
2010 untuk Perkiraan IPM Tahun 2010[5] |
---|---|---|---|
Pembangunan Manusia Tinggi | |||
1 | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 76,31 (0,763) | Uruguay (52) |
2 | Daerah Istimewa Yogyakarta | 75,37 (0,753) | Arab Saudi (55) |
3 | Kalimantan Timur | 71,31 (0,713) | Azerbaijan (67) |
4 | Kepulauan Riau | 71,13 (0,711) | Bosnia dan Herzegovina dan Ukraina (68—69) |
5 | Bali | 70,10 (0,701) | Makedonia dan Mauritius (71—72) |
Pembangunan Manusia Sedang | |||
6 | Riau | 68,65 (0,686) | Jamaika (80) |
7 | Sulawesi Utara | 67,83 (0,678) | Turki (83) |
8 | Banten | 67,54 (0,675) | Aljazair dan Tonga (84—85) |
9 | Sumatera Barat | 67,25 (0.672) | Fiji dan Turkmenistan (86—87) |
10 | Aceh | 67,09 (0,670) | |
10 | Sumatera Utara | 67,09 (0,670) | |
- | Indonesia | 66,53 (0,665) | Republik Dominika dan Tiongkok (88—89) |
12 | Jawa Barat | 66,15 (0,661) | El Salvador (90) |
13 | Jawa Tengah | 66,08 (0,660) | |
14 | Kepulauan Bangka Belitung | 66,02 (0,660) | |
15 | Sulawesi Selatan | 66,00 (0,660) | |
16 | Sulawesi Tenggara | 65,99 (0,659) | |
17 | Kalimantan Tengah | 65,96 (0,659) | |
18 | Jambi | 65,39 (0,653) | Thailand (92) |
19 | Jawa Timur | 65,36 (0,653) | |
20 | Bengkulu | 65,35 (0,653) | |
21 | Kalimantan Selatan | 65,20 (0,652) | |
22 | Sumatera Selatan | 64,44 (0,644) | Bolivia (95) |
23 | Maluku | 64,27 (0,642) | |
24 | Lampung | 63,71 (0,637) | Filipina (97) |
25 | Sulawesi Tengah | 63,29 (0,632) | Botswana (98) |
26 | Maluku Utara | 62,79 (0,627) | Moldova (99) |
27 | Gorontalo | 62,65 (0,626) | |
28 | Kalimantan Barat | 61,97 (0,619) | Mesir (101) |
29 | Nusa Tenggara Barat | 61,16 (0,611) | Guyana (104) |
Pembangunan Manusia Rendah | |||
30 | Sulawesi Barat | 59,74 (0,597) | Afrika Selatan (110) |
31 | Papua Barat | 59,60 (0,596) | |
32 | Nusa Tenggara Timur | 59,21 (0,592) | Suriah (111) |
33 | Papua | 54,45 (0,544) | Guinea Khatulistiwa (117) |
Catatan
[sunting | sunting sumber]Tidak ada perubahan peringkat maupun perubahan IPM pada data tahun ini karena perhitungan IPM tahun 2010 merupakan yang pertama menggunakan metode baru.
Kesimpulan
[sunting | sunting sumber]- Provinsi dengan IPM tertinggi adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan IPM sebesar 76,31.
- Provinsi dengan IPM terendah adalah Papua dengan IPM sebesar 54,45.
- Jarak antara provinsi dengan IPM tertinggi dan provinsi dengan IPM terendah adalah 21,86.
- Menurut BPS, IPM Indonesia adalah 66,53 (0,665) dan masih menempati status sedang.
- Menurut UNDP, IPM Indonesia adalah 60,0~ (0,600) dan masih menempati status sedang.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Davies, A. and G. Quinlivan (2006), A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development, Journal of Socioeconomics" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-04-13. Diakses tanggal 2017-05-31.
- ^ a b "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id. Diakses tanggal 2017-09-22.
- ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id. Diakses tanggal 2017-09-22.
- ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24.
- ^ http://hdr.undp.org/sites/default/files/hdr_2010_en_summary.pdfHuman Development Report 2010 Summary English