Daftar kabupaten dan kota di Jawa Barat menurut IPM tahun 2016

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebuah perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menggunakan metode baru dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2010 hingga sekarang. Berikut ini akan disajikan penjelasan, dimensi dasar, manfaat, dan metodologi perhitungan IPM, serta daftar kabupaten dan kota Jawa Barat menurut IPM tahun 2016.

Penjelasan[sunting | sunting sumber]

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]

Dimensi dasar IPM[2][sunting | sunting sumber]

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki tiga dimensi yang digunakan sebagai dasar perhitungannya:

  1. Umur panjang dan hidup sehat yang diukur dengan angka harapan hidup saat kelahiran
  2. Pengetahuan yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata lama sekolah
  3. Standar hidup layak yang dihitung dari Produk Domestik Bruto/PDB (keseimbangan kemampuan berbelanja) per kapita

Manfaat IPM[2][sunting | sunting sumber]

Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki beberapa manfaat:

  • IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)
  • IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara
  • Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)

Cara Menghitung Indeks Komponen[3][sunting | sunting sumber]

Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Dimensi Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Keterangan:

I: indeks komponen

AHH: angka harapan hidup

AHHmin: angka harapan hidup terendah

AHHmaks: angka harapan hidup tertinggi

Dimensi Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Keterangan:

I: indeks komponen

HLS: harapan lama sekolah

HLSmin: harapan lama sekolah terendah

HLSmaks: harapan lama sekolah tertinggi

Keterangan:

I: indeks komponen

RLS: rata-rata lama sekolah

RLSmin: rata-rata lama sekolah terendah

RLSmaks: rata-rata lama sekolah tertinggi

I: indeks komponen

HLS: harapan lama sekolah

RLS: rata-rata lama sekolah

Dimensi Pengeluaran[sunting | sunting sumber]

Keterangan:

I: indeks komponen

In: indeks komponen

pengeluaranmin: pengeluaran terendah

pengeluaranmaks: pengeluaran tertinggi

Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia[sunting | sunting sumber]

Keterangan:

IPM: indeks pembangunan manusia

I: indeks komponen

Data[4][sunting | sunting sumber]

Data di bawah ini merupakan data perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS).

Peringkat Lambang Kabupaten dan Kota IPM Perubahan Perbandingan dengan IPM Laporan UNDP

Tahun 2018 untuk Perkiraan IPM Tahun 2017

Pembangunan manusia sangat tinggi
1 Steady Kota Bandung 81,13 (0,811) Kenaikan 0,46 (0,004) Belum dipublikasikan
2 Steady

Kota Depok 80,60 (0,806) Kenaikan 0,49 (0,004) Belum dipublikasikan
3 Steady Kota Bekasi 80,35 (0,803) Kenaikan 0,32 (0,003) Belum dipublikasikan
Pembangunan manusia tinggi
4 Steady Kota Cimahi 77,69 (0,776) Kenaikan 0,27 (0,002) Belum dipublikasikan
5 Steady Kota Bogor 77,10 (0,771) Kenaikan 0,55 (0,008) Belum dipublikasikan
6 Steady Kota Cirebon 74,50 (0,745) Kenaikan 0,36 (0,003) Belum dipublikasikan
7 Steady Kota Sukabumi 73,93 (0,739) Kenaikan 0,49 (0,004) Belum dipublikasikan
8 Steady Kota Cianjur 73,12 (0,731) Kenaikan 0,30 (0,002) Belum dipublikasikan
9 Steady Kabupaten Bekasi 72,83 (0,728) Kenaikan 0,64 (0,006) Belum dipublikasikan
10 Steady Kabupaten Bandung 72,39 (0,720) Kenaikan 0,64 (0,006) Belum dipublikasikan
11 Steady Kabupaten Bogor 72,25 (0,722) Kenaikan 0,86 (0,008) Belum dipublikasikan
-  Indonesia 71,12 (0,711)[5] Kenaikan 0,29 (0,002) Belum dipublikasikan
12 Steady Kota Tasikmalaya 71,06 (0,710) Kenaikan 0,59 (0,005) Belum dipublikasikan
-  Jawa Barat 70,95 (0,709) Kenaikan 0,55 (0,005) Belum dipublikasikan
13 Steady Kabupaten Karawang 70,81 (0,708) Kenaikan 0,43 (0,005) Belum dipublikasikan
14 Steady Kota Banjar 70,79 (0,707) Kenaikan 0,78 (0,007) Belum dipublikasikan
15 Steady Kabupaten Sumedang 70,45 (0,704) Kenaikan 0,16 (0,001) Belum dipublikasikan
Pembangunan manusia sedang
16 Kenaikan (1) Kabupaten Purwakarta 69,96 (0,699) Kenaikan 0,72 (0,007) Belum dipublikasikan
17 Penurunan (1) Kabupaten Bandung Barat 69,71 (0,693) Kenaikan 0,38 (0,005) Belum dipublikasikan
18 Steady Kabupaten Kuningan 67,51 (0,675) Kenaikan 0,32 (0,003) Belum dipublikasikan
19 Steady Kabupaten Subang 67,14 (0,671) Kenaikan 0,62 (0,006) Belum dipublikasikan
20 Steady Kabupaten Cirebon 66,70 (0,667) Kenaikan 0,63 (0,006) Belum dipublikasikan
21 Steady Kabupaten Ciamis 66,55 (0,665) Kenaikan 0,43 (0,005) Belum dipublikasikan
22 Steady Kabupaten Pangandaran 65,99 (0,659) Kenaikan 0,17 (0,001) Belum dipublikasikan
23 Steady Kabupaten Majalengka 65,25 (0,652) Kenaikan 0,50 (0,005) Belum dipublikasikan
24 Steady Kabupaten Sukabumi 64,73 (0,647) Kenaikan 0,69 (0,006) Belum dipublikasikan
25 Steady Kabupaten Indramayu 64,38 (0,643) Kenaikan 0,42 (0,004) Belum dipublikasikan
26 Steady Kabupaten Garut 63,24 (0,632) Kenaikan 0,47 (0,004) Belum dipublikasikan
27 Steady Kabupaten Tasikmalaya 62,97 (0,629) Kenaikan 0,40 (0,004) Belum dipublikasikan
28 Steady Kabupaten Cianjur 62,95 (0,629) Kenaikan 0,50 (0,005) Belum dipublikasikan

Kesimpulan[sunting | sunting sumber]

  1. Kabupaten atau kota dengan IPM tertinggi adalah Kota Bandung dengan IPM sebesar 80,13.
  2. Kabupaten atau kota IPM terendah adalah Kabupaten Cianjur dengan IPM sebesar 62,92.
  3. Ketimpangan antara Kabupaten atau kota dengan IPM tertinggi dan provinsi dengan IPM terendah adalah 17,21.
  4. Performa terbaik diraih oleh Kota Bogor dengan peningkatan IPM sebesar 0,85.
  5. Performa terburuk diraih oleh Kabupaten Pangandaran dengan peningkatan IPM sebesar 0,17.
  6. Menurut BPS, IPM Jawa Barat adalah 70,05 (0,700) dan masih menempati status tinggi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Davies, A. and G. Quinlivan (2006), A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development, Journal of Socioeconomics" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-04-13. Diakses tanggal 2017-09-01. 
  2. ^ a b https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26 Indeks Pembangunan Manusia
  3. ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24. 
  4. ^ "Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat". jabar.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-28. Diakses tanggal 2017-09-01. 
  5. ^ https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1211