Lompat ke isi

Indra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Hidayatsrf memindahkan halaman Indera ke Indra: Baku (KBBI V)
Ariyanto (bicara | kontrib)
Added {{Unreferenced}} tag (TW)
 
(44 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Unreferenced|date=Februari 2024}}
'''Indera''' atau '''indria''' merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran [[rohani]] diri dengan material lingkungan. Dalam ajaran [[Hindu]] indria ada sebelas macam dan disebut sebagai eka dasa indriya.
{{untuk|kapasitas fisiologis manusia dalam menerima rangsangan|indra (fisiologi)}}
{{Hindu Dewa Infobox
| Image = Indra dikpala.JPG
| Caption =
| Nama = Indra
| Alias = Sakra; Wasawa; Swargapati
| Devanagari = इन्द्र atau इंद्र
| Ejaan_Sanskerta = Indra
| Ejaan_Pali =
| Golongan = [[Dewa (Hindu)|Dewa]]
| Gelar_sebagai = Pemimpin para dewa, dewa perang, dewa cuaca, dewa petir
| Tempat = Amarawati di Swarga
| Mantra =[[Om Indra Devaya Namah]]
| Senjata = [[Tongkat petir]]
| Pasangan = [[Saci]] alias Indrani
| Wahana = [[Gajah putih]] bernama [[Airawata]]
| Planet =
}}
Dalam ajaran [[agama Hindu]], '''Indra''' ([[Sanskerta]]: इन्द्र atau इंद्र, ''Indra'') adalah dewa petir, cuaca, dan raja kahyangan. Oleh orang-orang bijaksana dan para rsi, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa segala makhluk, dewa perang, Dewa-nya para dewa, raja surga, adik Wisnu, pemimpin para dewa, putra Brahma, dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Dalam pertempuran dan peperangan, Indra tak tertandingi, membuatnya mendapat julukan Dewa yang paling menakutkan. Sesama dewa, menyebutnya sebagai Dewa yang paling diandalkan, dalam menghadapi kaum Ashura dan para Iblis, karena dialah satu-satunya Dewa yang ditakuti bangsa iblis, bahkan para dewa sekalipun. dalam Menurut [[mitologi Hindu]], Dia adalah dewa yang memimpin delapan [[Wasu]], yaitu delapan dewa yang menguasai aspek-aspek alam.


Dewa Indra terkenal di kalangan [[umat Hindu]] dan sering disebut dalam [[susastra Hindu]], seperti kitab-kitab ''[[Purana]]'' ([[mitologi]]) dan ''[[Itihasa]]'' ([[wiracarita]]). Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja kahyangan dan memimpin para [[dewa]] menghadapi kaum [[rakshasa|raksasa]], menghabisi para setan, dan menghukum iblis jahat. Indra juga disebut dewa perang, karena Dia dikenal sebagai dewa yang menaklukkan tiga benteng musuhnya (''Tripuramtaka'') seorang diri. Ia memiliki senjata yang disebut [[Bajra]], senjata dengan elemen petir yang dapat menembakkan halilintar dahsyat, yang diciptakan oleh [[Wiswakarma]], dengan bahan tulang [[Resi]] [[Dadici]]. Bajra adalah senjata terkuat, tak tertandingi di alam semesta, yang bahkan dikatakan sendiri oleh Krishna. Kendaraan Dia adalah seekor [[gajah]] putih yang bernama [[Airawata]]. Istrinya adalah [[Dewi]] [[Saci]], ratu para dewa, Dewi-nya para Dewi dan Bidadari
Lima macam indera berfungsi sebagai alat sensor dalam [[bahasa Sanskerta]] disebut panca budi indriya dan dalam [[bahasa Indonesia]] lebih dikenal sebagai '''panca indera''' yaitu: alat pembantu untuk melihat ([[mata]]), alat pembantu untuk mengecap ([[lidah]]), alat pembantu untuk membau ([[hidung]]), alat pembantu untuk mendengar ([[telinga]]), dan alat pembantu untuk merasakan ([[kulit]]/indera peraba).


Dewa Indra muncul dalam kitab ''[[Mahabarata]]''. Ia dengan Airawata menjemput [[Yudistira]] bersama seekor anjing, yang mencapai puncak gunung Mahameru untuk mencari Swargaloka.
Lima jenis lagi disebut panca budi indria sebagai alat gerak yaitu [[tangan]] untuk mengambil, [[kaki]] untuk berjalan, [[anus]] untuk membuang air, [[mulut]] sampai [[hidung]] untuk bicara-bernapas-makan, [[alat kelamin]] untuk menikmati hubungan kelamin.


Kadang kala peran dewa Indra disamakan dengan [[Zeus]] dalam [[mitologi Yunani]], dewa petir sekaligus raja para dewa. Dalam [[agama Buddha]], dia disamakan dengan Sakra.
Indria yang kesebelas merupakan indera utama yang mengontrol jalannya kesepuluh indera yang lain. Indera kesebelas ini adalah pikiran sebagai kendali segala aktivitas diri.

Indra pernah bertarung dengan Garuda, wahana Dewa Wisnu. Saat itu Garuda mencuri Amerta di Nirwana, minuman keabadian milik para dewa. Chandra, Dewa Bulan yang melihatnya mencegahnya dan mencoba menangkapnya, namun Garuda terbang dengan cepat. Ketika Indra mengetahuinya, dia kemudian mengejarnya. Indra melemparkan petir yang menyambar sayap Garuda hingga dia terjatuh. Indra meminta Amerta dikembalikan, namun Garuda menolak hingga menyebabkan emosi Indra tersulut. Kemudian Garuda dan Indra bertarung memperebutkan minuman keabadian tersebut. Indra terluka, namun segera dia menggunakan Bajra dan melemparkannya pada Garuda, sehingga halilintar dahsyat menyambar tubuhnya hingga terluka parah. Setelah kalah dan tak berdaya, barulah Garuda menyerahkan minuman itu kembali.

== Nama lain ==

Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan mitologi yang terkait dengannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu pujian. Nama lain Dewa Indra yakni:
* Sakra (yang berkuasa)
* Swargapati (raja surga)
* Diwapati (raja para Dewa)
* Meghawahana (yang mengendarai awan)
* Wasawa (pemimpin para Wasu)

== Dalam ''Weda'' ==
[[Berkas:Indra-kl.jpg|ka|jmpl|Batara Indra dalam pewayangan]]
Indra adalah dewa pemimpin dalam ''[[Regweda]]'' (disamping [[Agni]]). Ia senang meminum [[Soma]], dan mitos yang penting dalam ''[[Weda]]'' adalah kisah kepahlawanannya dalam menaklukkan [[Wretra]], membebaskan sungai-sungai, dan menghancurkan Bala, sebuah pagar batu di mana [[Panis]] memenjarakan sapi-sapi dan [[Usas]] (dewa fajar). Ia adalah dewa perang, yang telah menghancurkan benteng milik [[Dasyu]], dan dipuja oleh kedua belah pihak dalam [[Pertempuran Sepuluh Raja]].

''Regweda'' sering menyebutnya Śakra: yang perkasa. Saat [[zaman Weda]], para dewa dianggap berjumlah 33 dan Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas ''[[Brihadaranyaka Upanishad]]'' menjabarkan bahwa para dewa terdiri dari delapan [[Wasu]], sebelas [[Rudra]], dua belas [[Aditya]], Indra, dan [[Prajapati]]). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra juga dijuluki Wasawa.

Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala hal yang bersifat penguasa sehingga seorang raja bisa disebut "Manawèndra" (''Manawa Indra'', pemimpin manusia) dan [[Rama]], tokoh utama [[wiracarita]] ''[[Ramayana]]'', disebut "Raghawèndra" (''Raghawa Indra'', Indra dari klan Raghu). Dengan demikian Indra yang asli juga disebut Déwèndra (''Dewa Indra'', pemimpin para dewa).

== Dalam ''Purana'' ==

Dalam kitab ''[[Purana]]'', Indra adalah pemimpin para dewa, putra [[Aditi]] dan [[Kasyapa]]. Kekuasaannya digulingkan oleh [[Mahabali|Bali]], cucu [[Hiranyakasipu]], raksasa yang dibunuh Dewa [[Wisnu]]. Atas permohonan Aditi, Wisnu menjelma sebagai anak Aditi yang disebut Wamana, yang disebut pula Upendra (secara harfiah berarti adik Indra). Upendra menghukum Bali untuk mengembalikan kekuasaan Indra. Karena kemurahan hati Dewa Wisnu, Bali diberi anugerah bahwa ia berhak menjabat sebagai Indra pada [[Manwantara]] berikutnya.

Dalam kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' (dan ''[[Purana]]'' lainnya), Indra beserta para putra Aditi (para dewa) berseteru dengan para putra Diti ([[detya]] atau [[rakshasa|raksasa]]). [[Sukra]], guru para raksasa memiliki ilmu yang mampu menghidupkan orang mati sehingga setiap prajurit raksasa yang gugur dapat dihidupkan kembali, sementara laskar para dewa tidak dapat hidup lagi. Para dewa kecewa dengan keadaan tersebut, sehingga mereka memohon petunjuk Dewa [[Wisnu]]. Atas petunjuk dia, para dewa bernegosiasi dengan para raksasa untuk mencari minuman keabadian yang disebut [[amerta]] di samudra susu. Pada akhirnya, minuman tersebut jatuh ke tangan para raksasa. Atas bantuan [[awatara]] (penjelmaan) Wisnu yang bernama [[Mohini]], para dewa berhasil merebut tirta tersebut dan mendapatkan keabadian.

Dalam kitab ''[[Markandeyapurana]]'' disebutkan bahwa setiap [[manwantara]] (satuan waktu) akan dipimpin oleh seorang Indra. Jadi jabatan Indra berganti seiring bergantinya manwantara. Manwantara sekarang adalah manwantara ketujuh, yang terdiri dari 71 [[yuga|mahayuga]]. Indra yang menjabat sekarang disebut Purandara, dan pada manwantara berikutnya akan digantikan oleh [[Mahabali|Bali]] alias Mahabali.

Dalam kitab ''[[Brahmawaiwartapurana]]'', setelah mengalahkan [[Wretra]], Indra menjadi angkuh dan meminta [[Wiswakarma]], arsitek para dewa untuk membangun suatu kediaman megah untuknya. Indra kurang puas dengan pekerjaan Wiswakarma sehingga Indra tidak mengizinkannya pergi sebelum ia mampu menyelesaikan pekerjaannya. Wiswakarma memohon bantuan Dewa [[Brahma]] agar ia terbebas dari jerat Indra. Brahma kemudian memerintahkan Wisnu untuk membebaskannya, sehingga Wisnu menemui Indra dalam wujud seorang [[brahmana]] kecil. Indra menyambutnya tanpa mengetahui bahwa brahmana itu adalah penjelmaan Wisnu. Wisnu memuji kemegahan istana Indra yang dibangun oleh Wiswakarma, dan berkata bahwa Indra sebelumnya tidak memiliki kediaman semegah itu. Karena tidak memahami maksudnya, Indra pun bertanya tentang Indra sebelumnya. Wisnu menjelaskan bahwa dalam setiap alam semesta, ada satu Indra yang berkuasa dengan umur 70 yuga sehingga jumlah Indra tak terhitung, bagai partikel dalam debu. Kemudian tampak serombongan semut lewat dan Wisnu berkata bahwa mereka adalah [[reinkarnasi]] Indra pada masa lampau. Indra yang sekarang pun sadar bahwa kemewahan yang dimilikinya tidak berarti sehingga ia membiarkan Wiswakarma pergi.

== 14 Indra ==
[[Berkas:Indra bronze.jpg|ka|jmpl|Patung Indra.]]
{{main|Manwantara}}

Menurut [[agama Hindu]], terdapat suatu kurun zaman yang disebut [[manwantara]]. Manwantara terdiri dari 71 mahayuga, dan setiap mahayuga berlangsung selama 4.320.000 tahun.<ref>{{cite web | url=http://vedabase.net/sb/3/11/19/ | title=Śrīmad Bhāgavatam 3.11.19 | access-date=2011-12-04 | archive-date=2011-03-12 | archive-url=https://web.archive.org/web/20110312080702/http://vedabase.net/sb/3/11/19/ | dead-url=yes }}</ref> Dalam setiap [[kalpa (satuan waktu)|kalpa]] terdapat 14 manwantara sehingga terdapat 14 Indra. Indra yang menjabat sekarang adalah Indra yang ketujuh. Berikut ini adalah daftar Indra dari ''[[Wisnupurana]]'':

{|class="wikitable" align="center"
|-
!colspan = "1" | No. !! colspan = "1" |[[Manwantara]]/[[Manu]] !! colspan="1" |Indra
|-
| align="center"| 1 || [[Swayambu Manu|Swayambu]] || [[Yadnya (awatara)|Yadnya]]
|-
| align="center"| 2 || [[Swarocisa Manu|Swarocisa]] || Wipascita
|-
| align="center"| 3 || [[Utama Manu|Utama]] || Susanti
|-
| align="center"| 4 || [[Tamasa Manu|Tamasa]] || Sibi
|-
| align="center"| 5 || [[Raiwata Manu|Raiwata]] || Wibu
|-
| align="center"| 6 || [[Caksusa Manu|Caksusa]] || Manojawa
|-
| align="center"| 7 || bgcolor="#ffffff"| [[Waiwaswata Manu|Waiwaswata]] (Sradadewa) || bgcolor="#ffffff"| Purandara (Indra sekarang)
|-
| align="center"| 8 || [[Sawarni Manu|Sawarni]] || [[Mahabali|Bali]]
|-
| align="center"| 9 || [[Daksasawarni manu|Daksasawarni]] || Adbuta
|-
| align="center"| 10|| [[Brahmasawarni Manu|Brahmasawarni]] || Santi
|-
| align="center"| 11|| [[Darmasawarni Manu|Darmasawarni]] || Wisa
|-
| align="center"| 12|| [[Rudrasawarni Manu|Rudrasawarni]] || Ritudama
|-
| align="center"| 13|| [[Rocya Manu|Ruci]] (Dewasawarni) || Dewaspati
|-
| align="center"| 14|| [[Botya Manu|Buti]] (Indrasawarni) || Suci
|}

== Di luar agama Hindu ==

Dalam sastra [[Buddhisme]] dan [[Jainisme]], Indra biasanya disebut [[Sakka (Agama Buddha)|Śakra]], pemimpin surga [[Trayastrimsa|Trāyastriṃśa]].

Dalam Jainisme, Indra juga dikenal sebagai "Saudharmendra", dan senantiasa melayani [[Tirthankar]]. Indra biasanya sering muncul dalam cerita yang berhubungan dengan [[Mahavira]], di mana Indra sendiri memuliakan lima peristiwa penting dalam kehidupan Tirthankar, seperti Chavan kalyanak, Janma kalyanak, Diskha kalyanak, Kevalgyan kalyanak, dan Nirvan kalyanak.

Di [[Tiongkok]], [[Korea]], dan [[Jepang]], namanya ditulis 帝釈天, ([[bahasa Jepang]]: "Tai-shaku-ten"). Di Jepang, Indra selalu tampak berhadapan dengan [[Brahma]] (梵天, [[bahasa Jepang]]: "Bonten") dalam kesenian Buddha. Mereka dihormati sebagai para pelindung [[Buddha]] (釈迦, bahasa Jepang: "Shaka"). Meskipun Indra sering ditampilkan seperti seorang [[bodhisattva]] di wilayah [[Asia Timur]], khususnya dalam kostum [[dinasti Tang]], penggambarannya juga memasukkan aspek keperkasaan, seperti misalnya memegang petir di atas gajah tunggangannya.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Indera keenam]]
* [[Sakka (Agama Buddha)]]
* [[Mata]]
* [[Manwantara]]

* [[Hidung]]
== Catatan kaki ==
* [[Telinga]]
{{reflist}}
* [[Lidah]]

* [[Kulit]]
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.jnanam.net/indra/ Indra, the Storm-god] - oleh [[Benjamin Slade]]
* {{en}} [http://www.britannica.com/eb/article-9042343/Indra Encyclopaedia Britannica, Indra]


{{Hindu Dewa|state=show}}
{{anatomi-stub}}


{{mahabharata|state=collapsed}}
[[Kategori:Indera| ]]


[[pt:Sentido]]
[[Kategori:Dewa Hindu]]
[[Kategori:Dewa perang]]
[[Kategori:Dewa petir]]

Revisi terkini sejak 9 Februari 2024 21.15

Indra
Dewa Hindu
Pemimpin para dewa, dewa perang, dewa cuaca, dewa petir
Ejaan Dewanagariइन्द्र atau इंद्र
Ejaan IASTIndra
Nama lainSakra; Wasawa; Swargapati
GolonganDewa
SenjataTongkat petir
WahanaGajah putih bernama Airawata
PasanganSaci alias Indrani
MantraOm Indra Devaya Namah

Dalam ajaran agama Hindu, Indra (Sanskerta: इन्द्र atau इंद्र, Indra) adalah dewa petir, cuaca, dan raja kahyangan. Oleh orang-orang bijaksana dan para rsi, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa segala makhluk, dewa perang, Dewa-nya para dewa, raja surga, adik Wisnu, pemimpin para dewa, putra Brahma, dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Dalam pertempuran dan peperangan, Indra tak tertandingi, membuatnya mendapat julukan Dewa yang paling menakutkan. Sesama dewa, menyebutnya sebagai Dewa yang paling diandalkan, dalam menghadapi kaum Ashura dan para Iblis, karena dialah satu-satunya Dewa yang ditakuti bangsa iblis, bahkan para dewa sekalipun. dalam Menurut mitologi Hindu, Dia adalah dewa yang memimpin delapan Wasu, yaitu delapan dewa yang menguasai aspek-aspek alam.

Dewa Indra terkenal di kalangan umat Hindu dan sering disebut dalam susastra Hindu, seperti kitab-kitab Purana (mitologi) dan Itihasa (wiracarita). Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja kahyangan dan memimpin para dewa menghadapi kaum raksasa, menghabisi para setan, dan menghukum iblis jahat. Indra juga disebut dewa perang, karena Dia dikenal sebagai dewa yang menaklukkan tiga benteng musuhnya (Tripuramtaka) seorang diri. Ia memiliki senjata yang disebut Bajra, senjata dengan elemen petir yang dapat menembakkan halilintar dahsyat, yang diciptakan oleh Wiswakarma, dengan bahan tulang Resi Dadici. Bajra adalah senjata terkuat, tak tertandingi di alam semesta, yang bahkan dikatakan sendiri oleh Krishna. Kendaraan Dia adalah seekor gajah putih yang bernama Airawata. Istrinya adalah Dewi Saci, ratu para dewa, Dewi-nya para Dewi dan Bidadari

Dewa Indra muncul dalam kitab Mahabarata. Ia dengan Airawata menjemput Yudistira bersama seekor anjing, yang mencapai puncak gunung Mahameru untuk mencari Swargaloka.

Kadang kala peran dewa Indra disamakan dengan Zeus dalam mitologi Yunani, dewa petir sekaligus raja para dewa. Dalam agama Buddha, dia disamakan dengan Sakra.

Indra pernah bertarung dengan Garuda, wahana Dewa Wisnu. Saat itu Garuda mencuri Amerta di Nirwana, minuman keabadian milik para dewa. Chandra, Dewa Bulan yang melihatnya mencegahnya dan mencoba menangkapnya, namun Garuda terbang dengan cepat. Ketika Indra mengetahuinya, dia kemudian mengejarnya. Indra melemparkan petir yang menyambar sayap Garuda hingga dia terjatuh. Indra meminta Amerta dikembalikan, namun Garuda menolak hingga menyebabkan emosi Indra tersulut. Kemudian Garuda dan Indra bertarung memperebutkan minuman keabadian tersebut. Indra terluka, namun segera dia menggunakan Bajra dan melemparkannya pada Garuda, sehingga halilintar dahsyat menyambar tubuhnya hingga terluka parah. Setelah kalah dan tak berdaya, barulah Garuda menyerahkan minuman itu kembali.

Nama lain

[sunting | sunting sumber]

Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan mitologi yang terkait dengannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu pujian. Nama lain Dewa Indra yakni:

  • Sakra (yang berkuasa)
  • Swargapati (raja surga)
  • Diwapati (raja para Dewa)
  • Meghawahana (yang mengendarai awan)
  • Wasawa (pemimpin para Wasu)

Dalam Weda

[sunting | sunting sumber]
Batara Indra dalam pewayangan

Indra adalah dewa pemimpin dalam Regweda (disamping Agni). Ia senang meminum Soma, dan mitos yang penting dalam Weda adalah kisah kepahlawanannya dalam menaklukkan Wretra, membebaskan sungai-sungai, dan menghancurkan Bala, sebuah pagar batu di mana Panis memenjarakan sapi-sapi dan Usas (dewa fajar). Ia adalah dewa perang, yang telah menghancurkan benteng milik Dasyu, dan dipuja oleh kedua belah pihak dalam Pertempuran Sepuluh Raja.

Regweda sering menyebutnya Śakra: yang perkasa. Saat zaman Weda, para dewa dianggap berjumlah 33 dan Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka Upanishad menjabarkan bahwa para dewa terdiri dari delapan Wasu, sebelas Rudra, dua belas Aditya, Indra, dan Prajapati). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra juga dijuluki Wasawa.

Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala hal yang bersifat penguasa sehingga seorang raja bisa disebut "Manawèndra" (Manawa Indra, pemimpin manusia) dan Rama, tokoh utama wiracarita Ramayana, disebut "Raghawèndra" (Raghawa Indra, Indra dari klan Raghu). Dengan demikian Indra yang asli juga disebut Déwèndra (Dewa Indra, pemimpin para dewa).

Dalam Purana

[sunting | sunting sumber]

Dalam kitab Purana, Indra adalah pemimpin para dewa, putra Aditi dan Kasyapa. Kekuasaannya digulingkan oleh Bali, cucu Hiranyakasipu, raksasa yang dibunuh Dewa Wisnu. Atas permohonan Aditi, Wisnu menjelma sebagai anak Aditi yang disebut Wamana, yang disebut pula Upendra (secara harfiah berarti adik Indra). Upendra menghukum Bali untuk mengembalikan kekuasaan Indra. Karena kemurahan hati Dewa Wisnu, Bali diberi anugerah bahwa ia berhak menjabat sebagai Indra pada Manwantara berikutnya.

Dalam kitab Bhagawatapurana (dan Purana lainnya), Indra beserta para putra Aditi (para dewa) berseteru dengan para putra Diti (detya atau raksasa). Sukra, guru para raksasa memiliki ilmu yang mampu menghidupkan orang mati sehingga setiap prajurit raksasa yang gugur dapat dihidupkan kembali, sementara laskar para dewa tidak dapat hidup lagi. Para dewa kecewa dengan keadaan tersebut, sehingga mereka memohon petunjuk Dewa Wisnu. Atas petunjuk dia, para dewa bernegosiasi dengan para raksasa untuk mencari minuman keabadian yang disebut amerta di samudra susu. Pada akhirnya, minuman tersebut jatuh ke tangan para raksasa. Atas bantuan awatara (penjelmaan) Wisnu yang bernama Mohini, para dewa berhasil merebut tirta tersebut dan mendapatkan keabadian.

Dalam kitab Markandeyapurana disebutkan bahwa setiap manwantara (satuan waktu) akan dipimpin oleh seorang Indra. Jadi jabatan Indra berganti seiring bergantinya manwantara. Manwantara sekarang adalah manwantara ketujuh, yang terdiri dari 71 mahayuga. Indra yang menjabat sekarang disebut Purandara, dan pada manwantara berikutnya akan digantikan oleh Bali alias Mahabali.

Dalam kitab Brahmawaiwartapurana, setelah mengalahkan Wretra, Indra menjadi angkuh dan meminta Wiswakarma, arsitek para dewa untuk membangun suatu kediaman megah untuknya. Indra kurang puas dengan pekerjaan Wiswakarma sehingga Indra tidak mengizinkannya pergi sebelum ia mampu menyelesaikan pekerjaannya. Wiswakarma memohon bantuan Dewa Brahma agar ia terbebas dari jerat Indra. Brahma kemudian memerintahkan Wisnu untuk membebaskannya, sehingga Wisnu menemui Indra dalam wujud seorang brahmana kecil. Indra menyambutnya tanpa mengetahui bahwa brahmana itu adalah penjelmaan Wisnu. Wisnu memuji kemegahan istana Indra yang dibangun oleh Wiswakarma, dan berkata bahwa Indra sebelumnya tidak memiliki kediaman semegah itu. Karena tidak memahami maksudnya, Indra pun bertanya tentang Indra sebelumnya. Wisnu menjelaskan bahwa dalam setiap alam semesta, ada satu Indra yang berkuasa dengan umur 70 yuga sehingga jumlah Indra tak terhitung, bagai partikel dalam debu. Kemudian tampak serombongan semut lewat dan Wisnu berkata bahwa mereka adalah reinkarnasi Indra pada masa lampau. Indra yang sekarang pun sadar bahwa kemewahan yang dimilikinya tidak berarti sehingga ia membiarkan Wiswakarma pergi.

Patung Indra.

Menurut agama Hindu, terdapat suatu kurun zaman yang disebut manwantara. Manwantara terdiri dari 71 mahayuga, dan setiap mahayuga berlangsung selama 4.320.000 tahun.[1] Dalam setiap kalpa terdapat 14 manwantara sehingga terdapat 14 Indra. Indra yang menjabat sekarang adalah Indra yang ketujuh. Berikut ini adalah daftar Indra dari Wisnupurana:

No. Manwantara/Manu Indra
1 Swayambu Yadnya
2 Swarocisa Wipascita
3 Utama Susanti
4 Tamasa Sibi
5 Raiwata Wibu
6 Caksusa Manojawa
7 Waiwaswata (Sradadewa) Purandara (Indra sekarang)
8 Sawarni Bali
9 Daksasawarni Adbuta
10 Brahmasawarni Santi
11 Darmasawarni Wisa
12 Rudrasawarni Ritudama
13 Ruci (Dewasawarni) Dewaspati
14 Buti (Indrasawarni) Suci

Di luar agama Hindu

[sunting | sunting sumber]

Dalam sastra Buddhisme dan Jainisme, Indra biasanya disebut Śakra, pemimpin surga Trāyastriṃśa.

Dalam Jainisme, Indra juga dikenal sebagai "Saudharmendra", dan senantiasa melayani Tirthankar. Indra biasanya sering muncul dalam cerita yang berhubungan dengan Mahavira, di mana Indra sendiri memuliakan lima peristiwa penting dalam kehidupan Tirthankar, seperti Chavan kalyanak, Janma kalyanak, Diskha kalyanak, Kevalgyan kalyanak, dan Nirvan kalyanak.

Di Tiongkok, Korea, dan Jepang, namanya ditulis 帝釈天, (bahasa Jepang: "Tai-shaku-ten"). Di Jepang, Indra selalu tampak berhadapan dengan Brahma (梵天, bahasa Jepang: "Bonten") dalam kesenian Buddha. Mereka dihormati sebagai para pelindung Buddha (釈迦, bahasa Jepang: "Shaka"). Meskipun Indra sering ditampilkan seperti seorang bodhisattva di wilayah Asia Timur, khususnya dalam kostum dinasti Tang, penggambarannya juga memasukkan aspek keperkasaan, seperti misalnya memegang petir di atas gajah tunggangannya.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Śrīmad Bhāgavatam 3.11.19". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-12. Diakses tanggal 2011-12-04. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]