Lompat ke isi

Museum Kereta Api Ambarawa: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°15′53″S 110°24′8″E / 7.26472°S 110.40222°E / -7.26472; 110.40222
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Koleksi: wikifisasi
(38 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{coord|7|15|53|S|110|24|8|E|type:landmark|display=title}}
{{Infobox stasiun
{{Infobox stasiun
| name = Ambarawa
| name = Ambarawa
| image = Stasiun_Ambarawa_2.jpg
| image = "+arya+" stasiun ambarawa museum 2023 2.jpg
| caption = Museum kereta api Ambarawa dari depan
| caption = Tampak depan bangunan utama Stasiun Ambarawa, 2023
| prov = Jawa Tengah
| prov = Jawa Tengah
| kabupaten = Semarang
| kabupaten = Semarang
Baris 15: Baris 14:
| reopen = 6 Oktober 1976 (ditetapkan oleh DPRD Jawa Tengah sebagai museum perkeretaapian)
| reopen = 6 Oktober 1976 (ditetapkan oleh DPRD Jawa Tengah sebagai museum perkeretaapian)
| class = Sedang tanpa tipe
| class = Sedang tanpa tipe
| classref = <ref>{{cite web|url=http://mop5.dephub.go.id/Sebaran/stasiun/mI8n3oPtdY9krfzc|title=Profil Stasiun Ambarawa|year=2017|work=Direktorat Jenderal Perkeretaapian|access-date=2020-07-07}}</ref>
| classref = <ref>{{cite web|url=http://mop5.dephub.go.id/Sebaran/stasiun/mI8n3oPtdY9krfzc|title=Profil Stasiun Ambarawa|year=2017|work=Direktorat Jenderal Perkeretaapian|access-date=2020-07-07|archive-date=2020-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200928183907/http://mop5.dephub.go.id/Sebaran/stasiun/mI8n3oPtdY9krfzc|dead-url=yes}}</ref>
| nomor = 3306
| nomor = 3306
| close_type = PJKA
| close_type = PJKA
Baris 23: Baris 22:
| operator = [[KAI Wisata]]
| operator = [[KAI Wisata]]
| kode = ABR
| kode = ABR
| coordinates = {{coord|7|15|53|S|110|24|8|E|region:ID_type:landmark|display=inline,title}}
| tinggi = +474,40 m
| tinggi = +474,40 m
| line = Kereta wisata Ambarawa–Bedono dan Ambarawa–Tuntang (uap dan diesel)
| line = Kereta wisata '''''Ambarawa'''''–[[Stasiun Bedono|Bedono]] dan '''''Ambarawa'''''–[[Stasiun Tuntang|Tuntang]] (uap dan diesel)
| services = {{adjacent stations|system=Layanan warisan sejarah KAI
|line=Ambarawa Bedono|left=|right=Jambu
|line2=Ambarawa Tuntang|left2=Tuntang|right2=
}}
| ticketting = Hanya melayani penjualan langsung.
| ticketting = Hanya melayani penjualan langsung.
| track = 4
| track = 4
Baris 47: Baris 51:
|dissolved =
|dissolved =
|location = Jalan Stasiun Ambarawa 1, [[Panjang, Ambarawa, Semarang]]
|location = Jalan Stasiun Ambarawa 1, [[Panjang, Ambarawa, Semarang]]
|type =[[Museum kereta api]]
|type =Museum kereta api
|visitors =
|visitors =
|director =
|director =
Baris 54: Baris 58:
|website =
|website =
}}
}}
'''Museum Kereta Api Ambarawa''' ({{lang-en|'''Indonesian Railway Museum, Ambarawa'''}}) adalah sebuah [[stasiun kereta api]] yang sudah dialihfungsikan menjadi sebuah [[museum]] serta merupakan museum perkeretaapian pertama di Indonesia. Museum ini memiliki koleksi [[kereta api]] yang pernah berjaya pada zamannya. Museum ini secara administratif berada di Desa [[Panjang, Ambarawa, Semarang]]. Museum yang terletak pada ketinggian +474,40 meter ini termasuk dalam [[Daerah Operasi IV Semarang]] dan dikelola oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur [[PT Kereta Api Indonesia]] bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi [[Jawa Tengah]].
'''Museum Kereta Api Ambarawa''' ({{lang-en|'''Indonesian Railway Museum, Ambarawa'''}}) adalah bekas [[stasiun kereta api]] yang sudah dialihfungsikan menjadi sebuah [[museum]] serta merupakan museum perkeretaapian pertama di [[Indonesia]]. Museum ini secara administratif terletak di [[Panjang, Ambarawa, Semarang]]; pada ketinggian +474,40 meter, termasuk dalam [[Daerah Operasi IV Semarang]]. Museum ini dikelola oleh [[KAI Wisata]] bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi [[Jawa Tengah]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==


=== Pembangunan Stasiun Willem I ===
=== Pembangunan Stasiun Willem I ===
Nama Willem I yang disandang oleh stasiun ini berasal dari nama benteng yang letaknya tak jauh dari kompleks stasiun ini, yaitu [[Benteng Pendem Ambarawa|Benteng Willem I]] yang dikenal juga sebagai "[[Benteng Pendem Cilacap|Benteng Pendhem]]". Dinamakan ''Willem I'' karena dibangun untuk menghargai jasa-jasa Raja Belanda yang bertakhta pada saat itu, yaitu [[Willem I dari Belanda|Raja Willem I dari Belanda]].
[[File:KITLV A1107 - Station in het fort Willem 1 te Ambarawa ten zuiden van Semarang, KITLV 118994.tiff|thumb|ki|Generasi pertama Stasiun Willem I, Ambarawa]]
Nama Willem I yang disandang oleh stasiun ini berasal dari nama benteng yang letaknya tak jauh dari kompleks stasiun ini, yaitu [[Benteng Pendem Ambarawa|Benteng Willem I]] yang dikenal juga sebagai "Benteng Pendhem". Dinamakan ''Willem I'' karena dibangun untuk menghargai jasa-jasa Raja Belanda yang bertakhta pada saat itu, yaitu [[Willem I dari Belanda|Raja Willem I dari Belanda]].


Agar mobilisasi tentara dan logistik [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] lancar, maka [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) diberi tugas oleh Pemerintah Kolonial di bawah Gubernur Jenderal [[Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele|baron Sloet van de Beele]] untuk membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Semarang dengan benteng ini. Ternyata, pembangunan jalur ini satu paket dengan jalur kereta api Samarang NIS–Gundih–Solo Balapan–Lempuyangan. Maka setelah suksesnya NIS membangun jalur Samarang–Tangoeng yang selesai pada tanggal 10 Agustus 1867, maka pada awal tahun 1869, selain memperpanjang jalurnya menuju Gundih, NIS juga membangun jalur baru menuju Bringin dan selanjutnya diperpanjang menuju Ambarawa. Pada tanggal 21 Mei 1873, jalur Samarang–Vorstenlanden dan Kedungjati–Ambarawa telah selesai dibangun.<ref>{{cite book|title=Schetskaart van de spoorweg Samarang-Vorstenlanden door de Raad van Beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij aan de Heeren leden van de Staten-Generaal aangeboden|date=1869}}</ref><ref>{{cite book|title=Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|last=Banck|first=J.E.|date=1869|publisher=M.J. Fisser}}</ref><ref>{{Cite book|title=Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen|last=Perquin|first=B.L.M.C.|publisher=Bureau Industria|year=1921|isbn=|location=|pages=}}</ref>
Agar mobilisasi tentara dan logistik [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] lancar, maka [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) diberi tugas oleh Pemerintah Kolonial di bawah Gubernur Jenderal [[Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele|baron Sloet van de Beele]] untuk membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Semarang dengan benteng ini. Ternyata, pembangunan jalur ini satu paket dengan jalur kereta api Samarang NIS–Gundih–[[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]]–[[Lempuyangan]]. Maka setelah suksesnya NIS membangun jalur Samarang–Tangoeng yang selesai pada tanggal 10 Agustus 1867, maka pada awal tahun 1869, selain memperpanjang jalurnya menuju Gundih, NIS juga membangun jalur baru menuju Bringin dan selanjutnya diperpanjang menuju Ambarawa. Pada tanggal 21 Mei 1873, jalur Samarang–Vorstenlanden dan Kedungjati–Ambarawa telah selesai dibangun.<ref>{{cite book|title=Schetskaart van de spoorweg Samarang-Vorstenlanden door de Raad van Beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij aan de Heeren leden van de Staten-Generaal aangeboden|date=1869}}</ref><ref>{{cite book|title=Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|last=Banck|first=J.E.|date=1869|publisher=M.J. Fisser}}</ref><ref>{{Cite book|title=Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen|last=Perquin|first=B.L.M.C.|publisher=Bureau Industria|year=1921|isbn=|location=|pages=}}</ref>


Periode kedua adalah pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Karena jalur kereta apinya melalui pegunungan dengan kontur yang terjal dan topografi yang sukar untuk ditaklukkan, maka agar laju kereta api terkendali, dibuatlah sistem [[rel gigi]]. Jalur ini menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di [[Kota Magelang]] dengan [[Benteng Pendem Ambarawa|Benteng Willem I]] di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.<ref name="archiv">{{cite book|title=Archiv Für Eisenbahnwesen|year=1935|volume=58}}</ref>
Periode kedua adalah pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Karena jalur kereta apinya melalui pegunungan dengan kontur yang terjal dan topografi yang sukar untuk ditaklukkan, maka agar laju kereta api terkendali, dibuatlah sistem [[rel gigi]]. Jalur ini menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di [[Kota Magelang]] dengan [[Benteng Pendem Ambarawa|Benteng Willem I]] di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.<ref name="archiv">{{cite book|title=Archiv Für Eisenbahnwesen|year=1935|volume=58}}</ref>


Stasiun ini menjadi pertemuan jalur NIS yang menggunakan lebar sepur 1.435&nbsp;mm (arah Kedungjati) dengan jalur dengan sepur 1.067&nbsp;mm (arah Secang). Sejak Juni 1942, jalur kereta api Kedungjati–Willem I dan Semarang Tawang–Solo Balapan–Yogyakarta yang semula menggunakan sepur 1.435&nbsp;mm, akhirnya diubah menjadi 1.067&nbsp;mm.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|year=|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|pages=|oclc=38139980}}</ref>
Stasiun ini menjadi pertemuan jalur NIS yang menggunakan lebar sepur 1.435 mm (arah Kedungjati) dengan jalur dengan sepur 1.067 mm (arah Secang). Sejak Juni 1942, jalur kereta api Kedungjati–Willem I dan Semarang Tawang–Solo Balapan–Yogyakarta yang semula menggunakan sepur 1.435 mm, akhirnya diubah menjadi 1.067 mm.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|year=|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|pages=|oclc=38139980}}</ref>


=== Menjadi museum dan reaktivasi jalur ===
=== Menjadi museum dan reaktivasi jalur ===
Baris 75: Baris 78:
Pemilihan Stasiun Willem I sebagai lokasi museum akhirnya disepakati oleh Komisi D DPRD Jawa Tengah pada tanggal 6 Oktober 1976. Pada tanggal 21 April 1978, museum ini mulai dibuka dan mulai menyelenggarakan angkutan kereta api wisata uap. Rutenya adalah Ambarawa–Tuntang–Ambarawa dan Ambarawa–Bedono–Ambarawa. Untuk menunjang operasi, [[Stasiun Tuntang]], [[Stasiun Jambu|Jambu]], dan [[Stasiun Bedono|Bedono]] tetap dipertahankan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Keling|first=Gendro|date=2011-08-02|title=Latar Belakang Alih Fungsi Stasiun Kereta Api Willem I menjadi Museum Kereta Api Ambarawa|url=|journal=Forum Arkeologi|volume=24|issue=2|pages=95-102|doi=|pmid=|access-date=}}</ref>
Pemilihan Stasiun Willem I sebagai lokasi museum akhirnya disepakati oleh Komisi D DPRD Jawa Tengah pada tanggal 6 Oktober 1976. Pada tanggal 21 April 1978, museum ini mulai dibuka dan mulai menyelenggarakan angkutan kereta api wisata uap. Rutenya adalah Ambarawa–Tuntang–Ambarawa dan Ambarawa–Bedono–Ambarawa. Untuk menunjang operasi, [[Stasiun Tuntang]], [[Stasiun Jambu|Jambu]], dan [[Stasiun Bedono|Bedono]] tetap dipertahankan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Keling|first=Gendro|date=2011-08-02|title=Latar Belakang Alih Fungsi Stasiun Kereta Api Willem I menjadi Museum Kereta Api Ambarawa|url=|journal=Forum Arkeologi|volume=24|issue=2|pages=95-102|doi=|pmid=|access-date=}}</ref>


Untuk segmen Kedungjati–Tuntang saat ini telah menjalani proses reaktivasi, namun saat ini proyeknya tersendat lantaran masalah pembebasan lahan. Dalam reaktivasi ini, direncanakan jumlah [[perlintasan sebidang]]<nowiki/>nya akan dikurangi dan saat ini belum ada proses. Untuk mendukung reaktivasi, bangunan [[Stasiun Bringin]], [[Stasiun Gogodalem|Gogodalem]], dan [[Stasiun Tempuran|Tempuran]] harus dirombak.<ref>{{Cite news|url=http://beritatrans.com/2017/03/06/stasiun-tuntang-dan-rencana-reaktivasi-jalur-ka-tuntang-kedungjati/|title=Stasiun Tuntang dan Rencana Reaktivasi Jalur KA Tuntang-Kedungjati - Berita Trans|date=2017-03-06|newspaper=Berita Trans|language=id-ID|access-date=2018-08-03}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2017/10/16/07280931/menhub-tinjau-ulang-reaktivasi-jalur-ka-kedungjati-tuntang|title=Menhub Tinjau Ulang Reaktivasi Jalur KA Kedungjati-Tuntang - Kompas.com|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2017-10-16|newspaper=KOMPAS.com|language=en|access-date=2018-08-03}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://irps.or.id/napak-tilas-jalur-ka-non-aktif-kedungjati-tuntang-jilid-2/|title=Napak Tilas Jalur KA Non Aktif Kedungjati-Tuntang Jilid 2 {{!}} IRPS|website=irps.or.id|language=en-US|access-date=2018-08-03}}</ref>
Untuk segmen Kedungjati–Tuntang saat ini telah menjalani proses reaktivasi, namun saat ini proyeknya tersendat lantaran masalah pembebasan lahan. Dalam reaktivasi ini, direncanakan jumlah [[perlintasan sebidang]]<nowiki/>nya akan dikurangi dan saat ini belum ada proses. Untuk mendukung reaktivasi, bangunan [[Stasiun Bringin]], [[Stasiun Gogodalem|Gogodalem]], dan [[Stasiun Tempuran|Tempuran]] harus dirombak.<ref>{{Cite news|url=http://beritatrans.com/2017/03/06/stasiun-tuntang-dan-rencana-reaktivasi-jalur-ka-tuntang-kedungjati/|title=Stasiun Tuntang dan Rencana Reaktivasi Jalur KA Tuntang-Kedungjati - Berita Trans|date=2017-03-06|newspaper=Berita Trans|language=id-ID|access-date=2018-08-03}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2017/10/16/07280931/menhub-tinjau-ulang-reaktivasi-jalur-ka-kedungjati-tuntang|title=Menhub Tinjau Ulang Reaktivasi Jalur KA Kedungjati-Tuntang|date=2017-10-16|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2018-08-03|editor-last=Djumena|editor-first=Erlangga|first=Syahrul|last=Munir}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://irps.or.id/napak-tilas-jalur-ka-non-aktif-kedungjati-tuntang-jilid-2/|title=Napak Tilas Jalur KA Non Aktif Kedungjati-Tuntang Jilid 2 {{!}} IRPS|website=irps.or.id|language=en-US|access-date=2018-08-03}}</ref>


== Bangunan, tata letak, dan situasi ==
== Bangunan, tata letak, dan situasi ==
Baris 82: Baris 85:


=== Koleksi ===
=== Koleksi ===
Beberapa lokomotif uap adalah 2 unit kelas B25 (Esslingen 0-4-2RT) yaitu B2502 dan B2503 (2 dari 3 unit lokomotif yang tersisa; lokomotif ketiga, B2501 dimonumenkan di Monumen Palagan Ambarawa).<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20B25|title=Lokomotif B25|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Dahulu, terdapat loko uap kelas E10 (Esslingen 0-10-0RT), bernomor E1060 yang semula dikirimkan ke [[Sumatra Barat]] pada tahun 1960 untuk menarik kereta api [[batu bara]], tetapi kemudian dibawa ke [[Jawa]], dan sebuah lokomotif konvensional 2-6-0T C1218 yang dihidupkan kembali pada tahun 2006 setelah lama disimpan di Cepu, kemudian direlokasi ke Ambarawa tahun 2002. Namun, lokomotif E1060 dipulangkan kembali ke [[Museum Kereta Api Sawahlunto|Sawahlunto]] sedangkan lokomotif C1218 dibawa ke [[Surakarta]] dijadikan [[Kereta Api Uap Jaladara|kereta wisata Jaladara]].<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20E10|title=Lokomotif E10|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Baru-baru ini museum mendapat tambahan lokomotif diesel hidraulis [[Lokomotif D300|D 300 23]] yang berasal dari depo lokomotif Cepu yang dipindah ke depo lokomotif Ambarawa pada 6 Oktober 2010.<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20D300|title=Lokomotif D300|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Lokomotif uap B 5112 yang buatan pabrik Hanomag, telah berhasil dihidupkan kembali sejak Januari 2014.<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20B51|title=Lokomotif B51|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref>
Beberapa lokomotif uap adalah 2 unit kelas B25 (Esslingen 0-4-2RT) yaitu B2502 dan B2503 (2 dari 3 unit lokomotif yang tersisa; lokomotif ketiga, B2501 dimonumenkan di Monumen Palagan Ambarawa).<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20B25|title=Lokomotif B25|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Dahulu, terdapat loko uap kelas E10 (Esslingen 0-10-0RT), bernomor E1060 yang semula dikirimkan ke [[Sumatera Barat]] pada tahun 1960 untuk menarik kereta api [[batu bara]], tetapi kemudian dibawa ke [[Jawa]], dan sebuah lokomotif konvensional 2-6-0T C1218 yang dihidupkan kembali pada tahun 2006 setelah lama disimpan di Cepu, kemudian direlokasi ke Ambarawa tahun 2002. Namun, lokomotif E1060 dipulangkan kembali ke [[Museum Kereta Api Sawahlunto|Sawahlunto]] sedangkan lokomotif C1218 dibawa ke [[Surakarta]] dijadikan [[Kereta Api Uap Jaladara|kereta wisata Jaladara]].<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20E10|title=Lokomotif E10|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Baru-baru ini museum mendapat tambahan lokomotif diesel hidraulis [[Lokomotif D300|D 300 23]] yang berasal dari depo lokomotif Cepu yang dipindah ke depo lokomotif Ambarawa pada 6 Oktober 2010.<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20D300|title=Lokomotif D300|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Lokomotif uap B 5112 yang buatan pabrik Hanomag, telah berhasil dihidupkan kembali sejak Januari 2014.<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20B51|title=Lokomotif B51|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref>


Museum Ambarawa juga mempunyai beberapa koleksi baru seperti kereta inspeksi [[Kesultanan Madura|Sultan Madura]], kereta kayu dari Kebonpolo, Magelang, NR kayu dari Balai Yasa Yogyakarta, gerbong GR dari Balai Yasa Manggarai, serta lokomotif diesel [[CC200|CC 200 15]] dan lokomotif DD5512, yang dahulu berbasis di [[Stasiun Cirebon]] dan [[Stasiun Jatibarang]].<ref>{{Cite web|url=https://www.re-digest.web.id/2016/05/dd5512-lokomotif-jepang-yang-penuh.html|title=DD5512: Lokomotif Jepang yang Penuh Misteri|website=www.re-digest.web.id|access-date=2018-08-04}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://jateng.tribunnews.com/2015/12/03/ini-penampakan-lokomotif-elektrik-pertama-dan-satu-satunya-di-indonesia|title=Ini Penampakan Lokomotif Elektrik Pertama dan Satu-satunya di Indonesia - Tribun Jateng|date=2015-12-03|newspaper=Tribun Jateng|language=id-ID|access-date=2018-08-04}}</ref> Ada pula satu unit lokomotif [[BB200]].<ref>{{Cite news|url=http://jogja.tribunnews.com/2015/05/29/lokomotif-diesel-elektrik-bb200-satu-tonggak-sejarah-kereta-api-indonesia|title=Lokomotif Diesel Elektrik BB200, Satu Tonggak Sejarah Kereta Api Indonesia - Tribun Jogja|date=2015-05-29|newspaper=Tribun Jogja|language=id-ID|access-date=2018-08-04}}</ref> Lokomotif-lokomotif diesel tersebut sebagian telah dipindah ke Stasiun Tuntang.
Museum Ambarawa juga mempunyai beberapa koleksi baru seperti kereta inspeksi [[Kesultanan Madura|Sultan Madura]], kereta kayu dari Kebonpolo, Magelang, NR kayu dari [[Balai Yasa Yogyakarta]], gerbong GR dari [[Balai Yasa Manggarai]], serta lokomotif diesel [[CC200|CC 200 15]] dan lokomotif DD5512, yang dahulu berbasis di [[Stasiun Cirebon]] dan [[Stasiun Jatibarang]].<ref>{{Cite web|url=https://www.re-digest.web.id/2016/05/dd5512-lokomotif-jepang-yang-penuh.html|title=DD5512: Lokomotif Jepang yang Penuh Misteri|website=www.re-digest.web.id|access-date=2018-08-04|archive-date=2018-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20180804050011/https://www.re-digest.web.id/2016/05/dd5512-lokomotif-jepang-yang-penuh.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://jateng.tribunnews.com/2015/12/03/ini-penampakan-lokomotif-elektrik-pertama-dan-satu-satunya-di-indonesia|title=Ini Penampakan Lokomotif Elektrik Pertama dan Satu-satunya di Indonesia|date=2015-12-03|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2018-08-04|last=Priatmojo|first=Galih}}</ref> Ada pula satu unit lokomotif [[BB200]].<ref>{{Cite news|url=http://jogja.tribunnews.com/2015/05/29/lokomotif-diesel-elektrik-bb200-satu-tonggak-sejarah-kereta-api-indonesia|title=Lokomotif Diesel Elektrik BB200, Satu Tonggak Sejarah Kereta Api Indonesia|date=2015-05-29|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2018-08-04|last=Nugroho|first=Rento Ari}}</ref> Lokomotif-lokomotif diesel tersebut sebagian telah dipindah ke Stasiun Tuntang.


Koleksi lainnya adalah halte ([[Stasiun Cicayur|Cicayur]] dan [[Stasiun Cikoya|Cikoya]] serta beberapa halte kayu di [[jalur kereta api Purwosari–Wonogiri]]), persinyalan, pencetakan tiket, peralatan administrasi, serta atribut perusahaan dari era SS dan NIS hingga PJKA.
Koleksi lainnya adalah halte ([[Stasiun Cicayur|Cicayur]] dan [[Stasiun Cikoya|Cikoya]] serta beberapa halte kayu di [[jalur kereta api Purwosari–Wonogiri]]), persinyalan mekanik, pencetakan tiket, peralatan administrasi, serta atribut perusahaan dari era SS dan NIS hingga PJKA.


== Layanan kereta api ==
== Layanan kereta api ==
Untuk menunjang kepariwisataan, PT KAI menyelenggarakan suatu angkutan kereta api wisata. Di museum ini terdapat dua layanan kereta api, yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono pp dan Ambarawa–Tuntang pp. Perjalanannya hanya dilakukan secara reguler pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional; untuk hari lain hanya bisa dilakukan dengan sistem sewa.
Untuk menunjang kepariwisataan, PT KAI menyelenggarakan suatu angkutan kereta api wisata. Di museum ini terdapat dua layanan kereta api, yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono pp dan Ambarawa–Tuntang pp. Perjalanannya hanya dilakukan secara reguler pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional; untuk hari lain hanya bisa dilakukan dengan sistem sewa.


Kereta wisata Ambarawa–Bedono merupakan kereta api yang menggunakan rel gigi. Pihak museum sendiri kemudian mem-''branding'' layanan ini dengan nama ''Ambarawa Mountain Railway Tour.''<ref name=":0" /> Rutenya dari Ambarawa–Jambu–Bedono dan kembali ke Ambarawa. Perjalanan ke Bedono hanya bisa dilakukan oleh lokomotif uap bergigi karena tidak ada satu pun lokomotif diesel yang dipasangi roda gigi. Selain itu, reservasi tiket kereta api uap hanya bisa dipesan melalui sistem sewa. Akibatnya, Stasiun Bedono dan Jambu hanya dibuka pada saat ada perjalanan kereta api tersebut.<ref>{{Cite news|url=https://travel.kompas.com/read/2016/12/19/090500727/ingin.naik.kereta.di.museum.ambarawa.begini.caranya|title=Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya - Kompas.com|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2016-12-19|newspaper=KOMPAS.com|language=en|access-date=2018-08-04}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://jateng.merdeka.com/wisata/ini-tarif-sewa-kereta-api-wisata-di-ambarawa-1701231.html|title=Jawa Tengah - Merdeka.com {{!}} Ini tarif sewa kereta api wisata di Ambarawa|last=|first=|date=|work=|newspaper=Merdeka.com|access-date=2018-08-04|via=|archive-date=2018-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20180804045808/https://jateng.merdeka.com/wisata/ini-tarif-sewa-kereta-api-wisata-di-ambarawa-1701231.html|dead-url=yes}}</ref>
Kereta wisata Ambarawa–Bedono merupakan kereta api yang menggunakan rel gigi. Pihak museum sendiri kemudian menjenamakan layanan ini sebagai ''Ambarawa Mountain Railway Tour.''<ref name=":0" /> Rutenya dari Ambarawa–Jambu–Bedono dan kembali ke Ambarawa. Perjalanan ke Bedono hanya bisa dilakukan oleh lokomotif uap bergigi ([[Lokomotif B25|B25]]) karena tidak ada satu pun lokomotif diesel yang dipasangi roda gigi. Selain itu, reservasi tiket kereta api uap hanya bisa dipesan melalui sistem sewa. Akibatnya, Stasiun Bedono dan Jambu hanya dibuka pada saat ada perjalanan kereta api tersebut.<ref>{{Cite news|url=https://travel.kompas.com/read/2016/12/19/090500727/ingin.naik.kereta.di.museum.ambarawa.begini.caranya|title=Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya|date=2016-12-19|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2018-08-04|editor-last=Asdhiana|editor-first=I Made|first=Muhammad Irzal|last=Adikurnia}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://jateng.merdeka.com/wisata/ini-tarif-sewa-kereta-api-wisata-di-ambarawa-1701231.html|title=Jawa Tengah - Merdeka.com {{!}} Ini tarif sewa kereta api wisata di Ambarawa|date=|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2018-08-04|via=|archive-date=2018-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20180804045808/https://jateng.merdeka.com/wisata/ini-tarif-sewa-kereta-api-wisata-di-ambarawa-1701231.html|dead-url=yes|language=id}}</ref>

Kereta wisata Ambarawa–Tuntang dijalankan secara reguler menggunakan lokomotif diesel, tetapi dapat disewakan baik dengan lokomotif uap maupun lokomotif diesel. Untuk perjalanan reguler terdapat jadwal kereta api yang berangkat pada pukul 10.00, 12.00, dan 14.00.<ref>{{Cite news|url=https://travel.kompas.com/read/2018/06/11/152241627/jadwal-kereta-api-wisata-museum-ambarawa-pada-libur-lebaran-2018|title=Jadwal Kereta Api Wisata Museum Ambarawa pada Libur Lebaran 2018|date=2018-06-11|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2018-08-04|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi|first=Mela|last=Arnani}}</ref>


== Pada budaya populer ==
Kereta wisata Ambarawa–Tuntang dijalankan secara reguler menggunakan lokomotif diesel, tetapi dapat disewakan baik dengan lokomotif uap maupun lokomotif diesel. Untuk perjalanan reguler terdapat jadwal kereta api yang berangkat pada pukul 10.00, 12.00, dan 14.00.<ref>{{Cite news|url=https://travel.kompas.com/read/2018/06/11/152241627/jadwal-kereta-api-wisata-museum-ambarawa-pada-libur-lebaran-2018|title=Jadwal Kereta Api Wisata Museum Ambarawa pada Libur Lebaran 2018 - Kompas.com|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2018-06-11|newspaper=KOMPAS.com|language=en|access-date=2018-08-04}}</ref>
Beberapa film yang disyuting di Museum Kereta Api Ambarawa adalah ''[[Sang Pencerah]]'' (2010) dan ''[[Soekarno (film)|Soekarno]]'' (2013) yang kedua-duanya disutradarai oleh [[Hanung Bramantyo]].<ref>{{Cite web|title=Proses Syuting 'Soekarno' di Ambarawa Ditonton Ratusan Orang|url=https://hot.detik.com/movie/d-2271832/proses-syuting-soekarno-di-ambarawa-ditonton-ratusan-orang|website=detikhot|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref><ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2010-07-04|title="Sang Pencerah" Diputar Bulan Puasa|url=https://www.antaranews.com/berita/210274/sang-pencerah-diputar-bulan-puasa|website=Antara News|access-date=2023-11-18}}</ref> Selain itu, film lainnya yang juga mengambil lokasi syuting di Ambarawa adalah [[Di Bawah Lindungan Ka'bah (film)|''Di Bawah Lindungan Ka'bah'']] (2011) karya [[Hanny R. Saputra]],<ref>{{Cite web|title=Kisah Seru Niken Anjani Syuting 'Di Bawah Lindungan Ka'Bah'|url=https://hot.detik.com/celeb/d-1704693/kisah-seru-niken-anjani-syuting-di-bawah-lindungan-kabah|website=detikhot|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref> ''[[Soegija]]'' (2012) karya [[Garin Nugroho]],<ref>{{Cite web|title=Renovasi Stasiun Ambarawa Ganggu Penumpang|url=https://jogja.tribunnews.com/2011/11/06/renovasi-stasiun-ambarawa-ganggu-penumpang|website=Tribunjogja.com|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref> serta ''[[Buya Hamka (film)|Buya Hamka]]'' (2023).<ref>{{Cite web|title=Syuting Film Buya Hamka Selama 65 Hari Datangi Banyak Lokasi, Mulai Danau Maninjau hingga Kairo|url=https://wartakota.tribunnews.com/2023/04/15/syuting-film-buya-hamka-selama-65-hari-datangi-banyak-lokasi-mulai-danau-maninjau-hingga-kairo|website=Wartakotalive.com|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref>


== Galeri ==
== Galeri ==
<gallery>
<gallery>
file: Stasiun_Ambarawa_2.jpg|Stasiun Ambarawa
File:KITLV A1107 - Station in het fort Willem 1 te Ambarawa ten zuiden van Semarang, KITLV 118994.tiff| Generasi pertama Stasiun Willem I, Ambarawa
Berkas: KeretaApiUapB2503.jpg|Lokomotif B 2503 mengisi air di Bedono
Berkas: KeretaApiUapB2503.jpg|Lokomotif B 2503 mengisi air di Bedono
Berkas: Ambarawa_locomotief.jpg|Lokomotif B 5112 semasa menjadi koleksi statis Museum Kereta Api Ambarawa
Berkas: Ambarawa_locomotief.jpg|Lokomotif B 5112 semasa menjadi koleksi statis Museum Kereta Api Ambarawa
File:Ambarawa Nederlandse militairen hebben in Ambarawa een onbeschadigd treinstel g, Bestanddeelnr 1678.jpg|Seorang tentara memutar wesel, tampak di belakang adalah Depo Lokomotif Ambarawa.
File:Ambarawa Nederlandse militairen hebben in Ambarawa een onbeschadigd treinstel g, Bestanddeelnr 1678.jpg|Seorang tentara memutar wesel, tampak di belakang adalah Depo Lokomotif Ambarawa.
Berkas:B2502 Locomotive - Amabarawa - Indonesia.jpg|Lokomotif B2502 saat masih berdinas.
Berkas:B2502 Locomotive - Amabarawa - Indonesia.jpg|Lokomotif B2502 saat masih berdinas.
Berkas:Lokomotif CC 200 15 Ambarawa Railway Museum.jpg|Lokomotif CC 200 15 setelah preservasi oleh IRPS di Museum Kereta Api Ambarawa.
</gallery>
</gallery>


Baris 112: Baris 121:
{{Adjacent stations|system=KAI|line=Kedungjati–Secang|left=Tuntang|right=Jambu}}
{{Adjacent stations|system=KAI|line=Kedungjati–Secang|left=Tuntang|right=Jambu}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}
{{Museum terkenal di Indonesia|state=collapsed}}


[[Kategori:Situs cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Situs cagar budaya di Indonesia]]
Baris 119: Baris 129:
[[Kategori:Stasiun kereta api di Jawa Tengah|Ambarawa]]
[[Kategori:Stasiun kereta api di Jawa Tengah|Ambarawa]]
[[Kategori:Stasiun kereta api di Semarang|Ambarawa]]
[[Kategori:Stasiun kereta api di Semarang|Ambarawa]]
[[Kategori:Stasiun kereta api yang termasuk dalam Daop IV Semarang]]
[[Kategori:Ambarawa, Semarang]]
[[Kategori:Ambarawa, Semarang]]

Revisi per 2 April 2024 14.20

Stasiun Ambarawa
Ambarawa+474,40 m
Tampak depan bangunan utama Stasiun Ambarawa, 2023
Lokasi
Koordinat7°15′53″S 110°24′8″E / 7.26472°S 110.40222°E / -7.26472; 110.40222
Ketinggian+474,40 m
Operator
Letak
Jumlah peronSatu peron pulau pada bangunan utama yang rendah
Jumlah jalur4
LayananKereta wisata AmbarawaBedono dan AmbarawaTuntang (uap dan diesel)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiSedang tanpa tipe[2]
Sejarah
Dibuka21 Mei 1873
Ditutup1976
Dibangun kembali1907
Nama sebelumnyaStation Willem I
Tanggal penting
Dibuka kembali6 Oktober 1976 (ditetapkan oleh DPRD Jawa Tengah sebagai museum perkeretaapian)
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Wisata warisan sejarah Stasiun berikutnya
Terminus Ambarawa Mountain Railway Tour
Ambarawa–Bedono, p.p.
Jambu
ke arah Bedono
Tuntang
Terminus
Wisata Ambarawa–Tuntang Terminus
Cagar budaya Indonesia
Museum Kereta Api Ambarawa
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasCB.1010
No. SK
  • SK Menteri PM.57/PW.007/MKP/2010
  • SK Menteri 006/M/2017
Tanggal SK2010
2017
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Museum Kereta Api Ambarawa
Peta
Didirikan6 Oktober 1976
LokasiJalan Stasiun Ambarawa 1, Panjang, Ambarawa, Semarang
JenisMuseum kereta api

Museum Kereta Api Ambarawa (bahasa Inggris: Indonesian Railway Museum, Ambarawa) adalah bekas stasiun kereta api yang sudah dialihfungsikan menjadi sebuah museum serta merupakan museum perkeretaapian pertama di Indonesia. Museum ini secara administratif terletak di Panjang, Ambarawa, Semarang; pada ketinggian +474,40 meter, termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang. Museum ini dikelola oleh KAI Wisata bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Sejarah

Pembangunan Stasiun Willem I

Nama Willem I yang disandang oleh stasiun ini berasal dari nama benteng yang letaknya tak jauh dari kompleks stasiun ini, yaitu Benteng Willem I yang dikenal juga sebagai "Benteng Pendhem". Dinamakan Willem I karena dibangun untuk menghargai jasa-jasa Raja Belanda yang bertakhta pada saat itu, yaitu Raja Willem I dari Belanda.

Agar mobilisasi tentara dan logistik KNIL lancar, maka Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) diberi tugas oleh Pemerintah Kolonial di bawah Gubernur Jenderal baron Sloet van de Beele untuk membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Semarang dengan benteng ini. Ternyata, pembangunan jalur ini satu paket dengan jalur kereta api Samarang NIS–Gundih–Solo BalapanLempuyangan. Maka setelah suksesnya NIS membangun jalur Samarang–Tangoeng yang selesai pada tanggal 10 Agustus 1867, maka pada awal tahun 1869, selain memperpanjang jalurnya menuju Gundih, NIS juga membangun jalur baru menuju Bringin dan selanjutnya diperpanjang menuju Ambarawa. Pada tanggal 21 Mei 1873, jalur Samarang–Vorstenlanden dan Kedungjati–Ambarawa telah selesai dibangun.[4][5][6]

Periode kedua adalah pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Karena jalur kereta apinya melalui pegunungan dengan kontur yang terjal dan topografi yang sukar untuk ditaklukkan, maka agar laju kereta api terkendali, dibuatlah sistem rel gigi. Jalur ini menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.[7]

Stasiun ini menjadi pertemuan jalur NIS yang menggunakan lebar sepur 1.435 mm (arah Kedungjati) dengan jalur dengan sepur 1.067 mm (arah Secang). Sejak Juni 1942, jalur kereta api Kedungjati–Willem I dan Semarang Tawang–Solo Balapan–Yogyakarta yang semula menggunakan sepur 1.435 mm, akhirnya diubah menjadi 1.067 mm.[8]

Menjadi museum dan reaktivasi jalur

Penutupan jalur kereta api Yogyakarta–Magelang–Secang pada tahun 1975 ternyata berdampak pada jalur ini. Bahkan kereta-kereta api tidak bisa bergerak ke arah Magelang karena terjadinya banjir lahar hasil erupsi Gunung Merapi 1972.[9] Praktis, PJKA menutup jalur kereta api ini.

Semenjak 1970-an, lokomotif-lokomotif uap mulai berguguran karena faktor usia. Banyak yang dirucat, dipindahtangankan, atau bahkan dijadikan barang rongsokan. Karena prihatin dengan hal tersebut, maka pada tanggal 8 April 1976, Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Rustam, beserta Kepala PJKA Eksploitasi Tengah, Soeharso, memutuskan untuk membuka sebuah museum kereta api yang nantinya akan mengoleksi barang-barang antik era lokomotif uap.[10]

Pemilihan Stasiun Willem I sebagai lokasi museum akhirnya disepakati oleh Komisi D DPRD Jawa Tengah pada tanggal 6 Oktober 1976. Pada tanggal 21 April 1978, museum ini mulai dibuka dan mulai menyelenggarakan angkutan kereta api wisata uap. Rutenya adalah Ambarawa–Tuntang–Ambarawa dan Ambarawa–Bedono–Ambarawa. Untuk menunjang operasi, Stasiun Tuntang, Jambu, dan Bedono tetap dipertahankan.[10]

Untuk segmen Kedungjati–Tuntang saat ini telah menjalani proses reaktivasi, namun saat ini proyeknya tersendat lantaran masalah pembebasan lahan. Dalam reaktivasi ini, direncanakan jumlah perlintasan sebidangnya akan dikurangi dan saat ini belum ada proses. Untuk mendukung reaktivasi, bangunan Stasiun Bringin, Gogodalem, dan Tempuran harus dirombak.[11][12][13]

Bangunan, tata letak, dan situasi

Arsitektur

Bangunan utama (stasiun) merupakan stasiun pulau. Mulanya, bangunan stasiun ini berupa bangunan berkanopi yang dibangun dari kayu jati. Sejak tahun 1907, stasiun ini menggunakan arsitektur yang mirip dengan Stasiun Kedungjati dan Purwosari. Ukuran bangunan stasiun ini lebih besar daripada Kedungjati maupun Purwosari karena bentang atapnya mencapai 21,75 meter sementara Kedungjati 14,65 meter dan Purwosari 13 meter. Bangunan ini terdiri atas kanopi yang memayungi bangunan utama serta jalur yang mengapitnya.[14]

Koleksi

Beberapa lokomotif uap adalah 2 unit kelas B25 (Esslingen 0-4-2RT) yaitu B2502 dan B2503 (2 dari 3 unit lokomotif yang tersisa; lokomotif ketiga, B2501 dimonumenkan di Monumen Palagan Ambarawa).[15] Dahulu, terdapat loko uap kelas E10 (Esslingen 0-10-0RT), bernomor E1060 yang semula dikirimkan ke Sumatera Barat pada tahun 1960 untuk menarik kereta api batu bara, tetapi kemudian dibawa ke Jawa, dan sebuah lokomotif konvensional 2-6-0T C1218 yang dihidupkan kembali pada tahun 2006 setelah lama disimpan di Cepu, kemudian direlokasi ke Ambarawa tahun 2002. Namun, lokomotif E1060 dipulangkan kembali ke Sawahlunto sedangkan lokomotif C1218 dibawa ke Surakarta dijadikan kereta wisata Jaladara.[16] Baru-baru ini museum mendapat tambahan lokomotif diesel hidraulis D 300 23 yang berasal dari depo lokomotif Cepu yang dipindah ke depo lokomotif Ambarawa pada 6 Oktober 2010.[17] Lokomotif uap B 5112 yang buatan pabrik Hanomag, telah berhasil dihidupkan kembali sejak Januari 2014.[18]

Museum Ambarawa juga mempunyai beberapa koleksi baru seperti kereta inspeksi Sultan Madura, kereta kayu dari Kebonpolo, Magelang, NR kayu dari Balai Yasa Yogyakarta, gerbong GR dari Balai Yasa Manggarai, serta lokomotif diesel CC 200 15 dan lokomotif DD5512, yang dahulu berbasis di Stasiun Cirebon dan Stasiun Jatibarang.[19][20] Ada pula satu unit lokomotif BB200.[21] Lokomotif-lokomotif diesel tersebut sebagian telah dipindah ke Stasiun Tuntang.

Koleksi lainnya adalah halte (Cicayur dan Cikoya serta beberapa halte kayu di jalur kereta api Purwosari–Wonogiri), persinyalan mekanik, pencetakan tiket, peralatan administrasi, serta atribut perusahaan dari era SS dan NIS hingga PJKA.

Layanan kereta api

Untuk menunjang kepariwisataan, PT KAI menyelenggarakan suatu angkutan kereta api wisata. Di museum ini terdapat dua layanan kereta api, yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono pp dan Ambarawa–Tuntang pp. Perjalanannya hanya dilakukan secara reguler pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional; untuk hari lain hanya bisa dilakukan dengan sistem sewa.

Kereta wisata Ambarawa–Bedono merupakan kereta api yang menggunakan rel gigi. Pihak museum sendiri kemudian menjenamakan layanan ini sebagai Ambarawa Mountain Railway Tour.[10] Rutenya dari Ambarawa–Jambu–Bedono dan kembali ke Ambarawa. Perjalanan ke Bedono hanya bisa dilakukan oleh lokomotif uap bergigi (B25) karena tidak ada satu pun lokomotif diesel yang dipasangi roda gigi. Selain itu, reservasi tiket kereta api uap hanya bisa dipesan melalui sistem sewa. Akibatnya, Stasiun Bedono dan Jambu hanya dibuka pada saat ada perjalanan kereta api tersebut.[22][23]

Kereta wisata Ambarawa–Tuntang dijalankan secara reguler menggunakan lokomotif diesel, tetapi dapat disewakan baik dengan lokomotif uap maupun lokomotif diesel. Untuk perjalanan reguler terdapat jadwal kereta api yang berangkat pada pukul 10.00, 12.00, dan 14.00.[24]

Pada budaya populer

Beberapa film yang disyuting di Museum Kereta Api Ambarawa adalah Sang Pencerah (2010) dan Soekarno (2013) yang kedua-duanya disutradarai oleh Hanung Bramantyo.[25][26] Selain itu, film lainnya yang juga mengambil lokasi syuting di Ambarawa adalah Di Bawah Lindungan Ka'bah (2011) karya Hanny R. Saputra,[27] Soegija (2012) karya Garin Nugroho,[28] serta Buya Hamka (2023).[29]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ "Profil Stasiun Ambarawa". Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-28. Diakses tanggal 2020-07-07. 
  3. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  4. ^ Schetskaart van de spoorweg Samarang-Vorstenlanden door de Raad van Beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij aan de Heeren leden van de Staten-Generaal aangeboden. 1869. 
  5. ^ Banck, J.E. (1869). Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. M.J. Fisser. 
  6. ^ Perquin, B.L.M.C. (1921). Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen. Bureau Industria. 
  7. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935. 
  8. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  9. ^ "Inilah Letusan-Letusan Merapi "Terheboh" dalam Sejarah | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2018-08-03. 
  10. ^ a b c Keling, Gendro (2011-08-02). "Latar Belakang Alih Fungsi Stasiun Kereta Api Willem I menjadi Museum Kereta Api Ambarawa". Forum Arkeologi. 24 (2): 95–102. 
  11. ^ "Stasiun Tuntang dan Rencana Reaktivasi Jalur KA Tuntang-Kedungjati - Berita Trans". Berita Trans. 2017-03-06. Diakses tanggal 2018-08-03. 
  12. ^ Munir, Syahrul (2017-10-16). Djumena, Erlangga, ed. "Menhub Tinjau Ulang Reaktivasi Jalur KA Kedungjati-Tuntang". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-03. 
  13. ^ "Napak Tilas Jalur KA Non Aktif Kedungjati-Tuntang Jilid 2 | IRPS". irps.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-03. 
  14. ^ Dananjaya, Putu (20 Juni 2016). "Stasiun Ambarawa, Stasiun Militer Belanda". BPCB Jawa Tengah. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI. Diakses tanggal 4 Agustus 2018. 
  15. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif B25". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  16. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif E10". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  17. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif D300". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  18. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif B51". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  19. ^ "DD5512: Lokomotif Jepang yang Penuh Misteri". www.re-digest.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  20. ^ Priatmojo, Galih (2015-12-03). "Ini Penampakan Lokomotif Elektrik Pertama dan Satu-satunya di Indonesia". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  21. ^ Nugroho, Rento Ari (2015-05-29). "Lokomotif Diesel Elektrik BB200, Satu Tonggak Sejarah Kereta Api Indonesia". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  22. ^ Adikurnia, Muhammad Irzal (2016-12-19). Asdhiana, I Made, ed. "Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04. 
  23. ^ "Jawa Tengah - Merdeka.com | Ini tarif sewa kereta api wisata di Ambarawa". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  24. ^ Arnani, Mela (2018-06-11). Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. "Jadwal Kereta Api Wisata Museum Ambarawa pada Libur Lebaran 2018". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04. 
  25. ^ "Proses Syuting 'Soekarno' di Ambarawa Ditonton Ratusan Orang". detikhot. Diakses tanggal 2023-11-18. 
  26. ^ antaranews.com (2010-07-04). ""Sang Pencerah" Diputar Bulan Puasa". Antara News. Diakses tanggal 2023-11-18. 
  27. ^ "Kisah Seru Niken Anjani Syuting 'Di Bawah Lindungan Ka'Bah'". detikhot. Diakses tanggal 2023-11-18. 
  28. ^ "Renovasi Stasiun Ambarawa Ganggu Penumpang". Tribunjogja.com. Diakses tanggal 2023-11-18. 
  29. ^ "Syuting Film Buya Hamka Selama 65 Hari Datangi Banyak Lokasi, Mulai Danau Maninjau hingga Kairo". Wartakotalive.com. Diakses tanggal 2023-11-18. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Tuntang
ke arah Kedungjati
Kedungjati–Secang Jambu
ke arah Secang