Lompat ke isi

Daerah Irigasi Karangtalun: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
baru
 
Perbaikan info
 
(15 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[File:Buk Renteng Selokan van der wijck.jpg|thumb|[[Buk Renteng]], bagian dari Selokan Van Der Wijck]]
Jaringan Saluran Induk Mataram adalah sistem irigasi yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta bagian utara. Jaringan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu [[Saluran Induk Karangtalun]] (panjang lebih dari 3 km), [[Saluran Mataram]] (31,2 km), dan [[Saluran Van der Wicjk]] (17 km). Aliran sungai yang digunakan bagi saluran ini adalah aliran [[Sungai Progo]] di barat dan [[Sungai Opak]] di bagian timur. Untuk menangkap air dari sungai-sungai ini dibuat sejumlah [[bendung]]. Di bagian paling barat atau pangkal Saluran Van der Wijck adalah Bendung Ancol (sekarang menjadi tempat wisata). Instalasi ini dibangun pada tahun 1932. Saluran Van der Wijck kemudian diteruskan dengan dengan pembangunan Saluran Mataram di [[masa pendudukan Jepang]] (kala itu dinamakan Kanal Yoshiro). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglah aliran Kali Progo menuju Kali Opak. Pada tahun 1950 (dan diperbaik 1980) dibangun Bendung Karangtalun.
'''Daerah Irigasi Karangtalun''' adalah sebuah [[daerah irigasi]] lintas provinsi yang terletak di [[Jawa Tengah]] dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Hingga tahun 2015, daerah irigasi ini meliputi lahan pertanian seluas 5.159 hektar di [[Bantul]] dan [[Sleman]].<ref name="pos">{{Cite web|last=|first=|date=2015|title=Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 14/PRT/M/2015|url=https://jdih.pu.go.id/internal/assets/assets/produk/PermenPUPR/2015/04/PermenPUPR14-2015.zip|publisher=Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat|language=id|access-date=29 Januari 2023}}</ref> [[Air baku]] untuk daerah irigasi ini diambil dari [[Sungai Progo]] melalui [[Bendung Karangtalun]] yang terletak di perbatasan antara [[Ngluwar, Magelang]] dan [[Kalibawang, Kulon Progo]].


[[Saluran irigasi primer]] di daerah irigasi ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni [[Saluran Induk Karangtalun]] sepanjang lebih dari 3&nbsp;km, [[Selokan Mataram]] sepanjang 31,2&nbsp;km, dan [[Selokan Van Der Wijck]] sepanjang 17&nbsp;km. Daerah irigasi ini kini dikelola oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]] melalui [[BBWS Serayu Opak]].<ref name="tpop">{{Cite web|last=|first=|date=2021|title=Monitoring dan Evaluasi TP-OP di Wilayah Kerja BBWS Serayu Opak|url=https://sda.pu.go.id/balai/bbwsserayuopak/monitoring-dan-evaluasi-tp-op-di-wilayah-kerja-bbws-serayu-opak/|publisher=BBWS Serayu Opak|language=id|access-date=31 Januari 2023}}</ref>
Pengelolaan jaringan irigasi ini dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo-Opak-Oyo (Balai PSDA WS POO/Balai POO) dan meliputi [[Kabupaten Sleman]], [[Kota Yogyakarta]], [[Kabupaten Bantul]], dan [[Kabupaten Gunungkidul]]. Cakupan pengairan potensial adalah 33.000 ha, untuk pengelontoran sistem sanitasi kota sekitar 0.4m<sup>3</sup>/detik dan pemasokan keperluan industri gula [[PG Madukismo]] 0,55 m<sup>3</sup>/detik pada musim giling, serta 0,22 m<sup>3</sup>/detik pada musim pemeliharaan melalui suplesi di [[Sungai Winongo]] yang diambil di Bendung Korbri.


== Sejarah ==
[[Kategori:Yogyakarta]]
Daerah irigasi ini dibangun secara bertahap sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia. Saluran induk yang pertama kali dibangun adalah Selokan Van Der Wijck yang dibangun mulai tahun 1909 dan dapat diselesaikan pada tahun 1932. Pada [[masa pendudukan Jepang]], dibangun Selokan Mataram (dulu disebut Kanal Yoshiro). Setelah Selokan Mataram selesai dibangun, maka air dari Sungai Progo dapat dialirkan ke [[Sungai Opak]]. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950, pemerintah membangun Bendung Karangtalun dan Saluran Induk Karangtalun. Pada tahun 1980, pemerintah memperbaiki daerah irigasi ini untuk meningkatkan keandalannya.

== Referensi ==
{{Reflist}}

{{Topik Yogyakarta}}

[[Kategori:Bangunan dan struktur di Yogyakarta]]
[[Kategori:Irigasi di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 2 Juni 2024 12.03

Buk Renteng, bagian dari Selokan Van Der Wijck

Daerah Irigasi Karangtalun adalah sebuah daerah irigasi lintas provinsi yang terletak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hingga tahun 2015, daerah irigasi ini meliputi lahan pertanian seluas 5.159 hektar di Bantul dan Sleman.[1] Air baku untuk daerah irigasi ini diambil dari Sungai Progo melalui Bendung Karangtalun yang terletak di perbatasan antara Ngluwar, Magelang dan Kalibawang, Kulon Progo.

Saluran irigasi primer di daerah irigasi ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni Saluran Induk Karangtalun sepanjang lebih dari 3 km, Selokan Mataram sepanjang 31,2 km, dan Selokan Van Der Wijck sepanjang 17 km. Daerah irigasi ini kini dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui BBWS Serayu Opak.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Daerah irigasi ini dibangun secara bertahap sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia. Saluran induk yang pertama kali dibangun adalah Selokan Van Der Wijck yang dibangun mulai tahun 1909 dan dapat diselesaikan pada tahun 1932. Pada masa pendudukan Jepang, dibangun Selokan Mataram (dulu disebut Kanal Yoshiro). Setelah Selokan Mataram selesai dibangun, maka air dari Sungai Progo dapat dialirkan ke Sungai Opak. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950, pemerintah membangun Bendung Karangtalun dan Saluran Induk Karangtalun. Pada tahun 1980, pemerintah memperbaiki daerah irigasi ini untuk meningkatkan keandalannya.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 14/PRT/M/2015". Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2015. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  2. ^ "Monitoring dan Evaluasi TP-OP di Wilayah Kerja BBWS Serayu Opak". BBWS Serayu Opak. 2021. Diakses tanggal 31 Januari 2023.