Lompat ke isi

Sejarah Kekaisaran Romawi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Idioma-bot (bicara | kontrib)
k r2.6.3) (bot Menambah: li, nds, stq Mengubah: et, hu
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(26 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 40: Baris 40:
'''[[Julius Caesar]]''' dikenang sebagai kaisar Romawi paling sempurna (walaupun Roma masih merupakan sebuah republik semasa hidupnya dan jabatan kaisar belum dibentuk hingga ia meninggal). Ia memerintah [[Republik Romawi]] beberapa tahun setelah penaklukan kekuatan terakhir bangsa galia di bukit alesia, hingga kematian tragisnya di sidang senat pada 44 SM.
'''[[Julius Caesar]]''' dikenang sebagai kaisar Romawi paling sempurna (walaupun Roma masih merupakan sebuah republik semasa hidupnya dan jabatan kaisar belum dibentuk hingga ia meninggal). Ia memerintah [[Republik Romawi]] beberapa tahun setelah penaklukan kekuatan terakhir bangsa galia di bukit alesia, hingga kematian tragisnya di sidang senat pada 44 SM.


Kekuasaan yang dimiliki ''Julius Caesar'' didapatkannya ketika ia masih menjabat sebagai salah satu anggota [[Triumvirat]] (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai, ketika itu : '''Caesar, Pompei dan Crassus''') sebagai pemimpin militer. Pada saat itulah ia memulai rencananya untuk merebut daerah luas di utara eropa yang dikuasai bangsa Galia dengan dukungan sahabatnya, ''Pompei'' (106-48 SM).
Kekuasaan yang dimiliki ''Julius Caesar'' didapatkannya ketika ia masih menjabat sebagai salah satu anggota [[Triumvirat]] (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai, ketika itu: '''Caesar, Pompei dan Crassus''') sebagai pemimpin militer. Pada saat itulah ia memulai rencananya untuk merebut daerah luas di utara eropa yang dikuasai bangsa Galia dengan dukungan sahabatnya, ''Pompei'' (106-48 SM).


Sejak dikalahkannya '''Kartago''', sekitar satu abad sebelum Caesar lahir, Republik Roma dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan militer, korupsi, dan ketidak puasan terhadap dewan Senat sebagai pusat pemerintahan. Suatu kondisi politik yang kacau di sebuah republik yang berkuasa di laut tengah. Dengan berdirinya [[Triumvirat]], beberapa masalah mampu ditangani, walaupun Caesar menyadari bahwa sistem [[republik]] sudah tidak layak dipertahankan.
Sejak dikalahkannya '''Kartago''', sekitar satu abad sebelum Caesar lahir, Republik Roma dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan militer, korupsi, dan ketidak puasan terhadap dewan Senat sebagai pusat pemerintahan. Suatu kondisi politik yang kacau di sebuah republik yang berkuasa di [[Laut Tengah|laut tengah]]. Dengan berdirinya [[Triumvirat]], beberapa masalah mampu ditangani, walaupun Caesar menyadari bahwa sistem [[republik]] sudah tidak layak dipertahankan.


Di tangan ''Julius Caesar'' bangsa romawi mulai mewujudkan mimpinya untuk menyerang timur laut dan utara eropa. Ia mendesak perbatasan Romawi sampai ke daratan Inggris (Brittania) sehingga lebih dari separuh benua eropa berada di bawah kekuasaan Republik Roma. Namun kemenangan Caesar dianggap ancaman terhadap [[republik]] oleh sebagian anggota Senat, bahkan ''Pompei'' ikut mendukung Senat untuk melawan Caesar. Keadaan tersebut memaksa Caesar untuk melakukan Kudeta dan mengabaikan hukum pemerintahan [[republik]] itu. Dari utara, Caesar bersama tentaranya menyerang dan merebut kota Roma dari tangan Senat, mengalahkan ''Pompei'' dan mengejarnya sampai ke Mesir (dimana yang ia dapatkan hanya kepala ''Pompei'' yg tersisa akibat pembunuhan yang dilakukan persekongkolan di mesir, hal tersebut sangat disesali oleh Caesar). Kemenangan Julius Caesar menjadikannya sebagai penguasa Roma dengan kekuasaan mutlak. Ia terus memerintah sampai tewas dibunuh oleh sekelompok orang yang masih mendukung [[republik]] pada tahun 44 SM.
Di tangan ''Julius Caesar'' bangsa romawi mulai mewujudkan mimpinya untuk menyerang timur laut dan utara eropa. Ia mendesak perbatasan Romawi sampai ke daratan Inggris (Brittania) sehingga lebih dari separuh benua eropa berada di bawah kekuasaan Republik Roma. Namun kemenangan Caesar dianggap ancaman terhadap [[republik]] oleh sebagian anggota Senat, bahkan ''Pompei'' ikut mendukung Senat untuk melawan Caesar. Keadaan tersebut memaksa Caesar untuk melakukan Kudeta dan mengabaikan hukum pemerintahan [[republik]] itu. Dari utara, Caesar bersama tentaranya menyerang dan merebut kota Roma dari tangan Senat, mengalahkan ''Pompei'' dan mengejarnya sampai ke Mesir (dimana yang ia dapatkan hanya kepala ''Pompei'' yg tersisa akibat pembunuhan yang dilakukan persekongkolan di mesir, hal tersebut sangat disesali oleh Caesar). Kemenangan Julius Caesar menjadikannya sebagai penguasa Roma dengan kekuasaan mutlak. Ia terus memerintah sampai tewas dibunuh oleh sekelompok orang yang masih mendukung [[republik]] pada tahun 44 SM.


Julius Caesar mengubah perjalanan sejarah Roma - dan tentu saja, sejarah Eropa. Di Roma sendiri, ia menggulingkan pemerintahan republik (walaupun harus melakukan kudeta dan berperang melawan teman seperjuangannya, Pompeius magnus) dan menciptakan jabatan yang menurut faktanya adalah seorang [[kaisar]], yang dijadikan jabatan resmi oleh kemenakannya '''[[Octavianus]]''' (63 SM-14 Masehi) ketika ia memegang kekuasaan setelah kematian pamannya. Tatkala Caesar baru mulai memerintah, Roma adalah penguasa utama di Laut Tengah. Pada waktu kematiannya, Roma juga menjadi pemerintahan adikuasa yang pertama di Eropa-atau boleh jadi di seluruh dunia (dengan pengecualian Persia dibawah ''Cyrus'' dan Macedonia dibawah ''Alexander'').
Julius Caesar mengubah perjalanan sejarah Roma - dan tentu saja, [[sejarah Eropa]]. Di Roma sendiri, ia menggulingkan pemerintahan republik (walaupun harus melakukan kudeta dan berperang melawan teman seperjuangannya, Pompeius magnus) dan menciptakan jabatan yang menurut faktanya adalah seorang [[kaisar]], yang dijadikan jabatan resmi oleh kemenakannya '''[[Octavianus]]''' (63 SM-14 Masehi) ketika ia memegang kekuasaan setelah kematian pamannya. Tatkala Caesar baru mulai memerintah, Roma adalah penguasa utama di Laut Tengah. Pada waktu kematiannya, Roma juga menjadi pemerintahan adikuasa yang pertama di Eropa-atau boleh jadi di seluruh dunia (dengan pengecualian Persia dibawah ''Cyrus'' dan Macedonia dibawah ''Alexander'').


== Kelahiran Kekaisaran Romawi (30 SM) ==
== Kelahiran Kekaisaran Romawi (30 SM) ==


[[Berkas:Statue-Augustus.jpg|thumb|right|200px|Kaisar Augustus, Kaisar pertama sekaligus pendiri Kekaisaran Romawi]]Setelah Julius Caesar tewas, ia digantikan oleh kemenakannya yang bernama '''[[Octavianus]]'''. Namun bukan hanya jabatan besar, masalah-masalah besar pun turut diwariskan sang paman, selain mendapat banyak perlawanan dari saingan-saingannya, Octavianus juga harus membongkar skandal pembunuhan caesar yang dilakukan oleh sebuah sindikat persekongkolan yang dipimpin '''[[Gaius Cassius]]''' dan '''[[Markus Yunius Brutus]]'''. Oleh karenanya, ia sepakat untuk memimpin sebuah ''Triumvirat'' (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai) bersama-sama '''[[Marcus Aemilius Lepidus (triumv)|Marcus Lepidus]]''' (?-13 SM) dan '''[[Marcus Antonius]] (83-30 SM)'''.
[[Berkas:Statue-Augustus.jpg|jmpl|ka|200px|Kaisar Augustus, Kaisar pertama sekaligus pendiri Kekaisaran Romawi]]Setelah Julius Caesar tewas, ia digantikan oleh kemenakannya yang bernama '''[[Octavianus]]'''. Namun bukan hanya jabatan besar, masalah-masalah besar pun turut diwariskan sang paman, selain mendapat banyak perlawanan dari saingan-saingannya, Octavianus juga harus membongkar skandal pembunuhan caesar yang dilakukan oleh sebuah sindikat persekongkolan yang dipimpin '''[[Gaius Cassius]]''' dan '''[[Markus Yunius Brutus]]'''. Oleh karenanya, ia sepakat untuk memimpin sebuah ''Triumvirat'' (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai) bersama-sama '''[[Marcus Aemilius Lepidus (triumv)|Marcus Lepidus]]''' (?-13 SM) dan '''[[Marcus Antonius]] (83-30 SM)'''.


Namun sekali lagi, pemerintahan Triumvirat ini tidak cukup berhasil, sehingga menimbulkan banyak masalah termasuk kisah percintaan Markus Antonius dengan ratu mesir [[Cleopatra]] di kemudian hari. Cleopatra sendiri adalah pemimpin terakhir dari dinasti terakhir mesir (ptolemy), seorang ratu yang di masa sebelumnya juga pernah memiliki skandal percintaan dengan Caesar. Kita tinggalkan dulu [[Cleopatra]], setelah para pembunuh Julius Caesar berhasil ditangkap dan dihancurkan, Triumvirat sepakat untuk membagi kekuasaan secara geografis, dengan ''Octavianus'' di [[Eropa]], ''Lepidus'' di [[Afrika]] dan ''Antonius'' di [[Mesir]].
Namun sekali lagi, pemerintahan Triumvirat ini tidak cukup berhasil, sehingga menimbulkan banyak masalah termasuk kisah percintaan Markus Antonius dengan ratu mesir [[Cleopatra]] di kemudian hari. Cleopatra sendiri adalah pemimpin terakhir dari dinasti terakhir mesir (ptolemy), seorang ratu yang pada masa sebelumnya juga pernah memiliki skandal percintaan dengan Caesar. Kita tinggalkan dulu [[Cleopatra]], setelah para pembunuh Julius Caesar berhasil ditangkap dan dihancurkan, Triumvirat sepakat untuk membagi kekuasaan secara geografis, dengan ''Octavianus'' di [[Eropa]], ''Lepidus'' di [[Afrika]] dan ''Antonius'' di [[Mesir]].


Di Mesir, Markus Antonius mengawali pemerintahannya di kota kosmopolitan [[Iskandariyah|Alexandria]], disanalah ia bertemu [[Cleopatra]] (69-30 SM) yang kemudian ia nikahi (walau besar kemungkinan keduanya pernah bertemu di saat Caesar masih hidup). Perlahan tapi pasti, sahabat seperjuangan Julius Caesar ini mulai berpindah pihak. Ia menetapkan ketiga anaknya sebagai penggantinya dan sering kali ia menghadiahi istrinya dengan benda-benda yang mahal, bahkan timbul kabar angin bahwa ia akan menghadiahkan kota Roma (yang dikuasai Octavianus) kepada Cleopatra, sebagai hadiah.
Di Mesir, Markus Antonius mengawali pemerintahannya di kota kosmopolitan [[Iskandariyah|Alexandria]], disanalah ia bertemu [[Cleopatra]] (69-30 SM) yang kemudian ia nikahi (walau besar kemungkinan keduanya pernah bertemu di saat Caesar masih hidup). Perlahan tapi pasti, sahabat seperjuangan Julius Caesar ini mulai berpindah pihak. Ia menetapkan ketiga anaknya sebagai penggantinya dan sering kali ia menghadiahi istrinya dengan benda-benda yang mahal, bahkan timbul kabar angin bahwa ia akan menghadiahkan kota Roma (yang dikuasai Octavianus) kepada Cleopatra, sebagai hadiah.
Baris 60: Baris 60:
== Tahun empat kaisar (69 Masehi) ==
== Tahun empat kaisar (69 Masehi) ==


Setelah Kasiar [[Nero]] meninggal karena bunuh diri pada tahun [[68]], meletuslah suatu [[perang saudara]] di Kekaisaran Romawi (perang saudara pertama sejak kematian [[Antonius]] pada tahun 30 SM), masa yang dikenal juga dengan sebutan ''Tahun empat Kaisar'' (Year of the four emperors). Antara bulan Juni 68 hingga bulan Desember 69, Kaisar Romawi berganti hingga 3 kali dalam satu tahun (Nero digantikan [[Galba]], Galba digantikan [[Otho]], Otho digantikan [[Vitellius]], Vitellius digantikan [[Vespasian]], penguasa pertama dari [[dinasti Flavian]]). Periode perang saudara ini sendiri dianggap menjadi awal catatan hitam dalam sejarah Kekaisaran Romawi, karena akibat yang ditimbulkannya berimplikasi besar pada kestabilan politik dan militer Roma saat itu.
Setelah Kaisar [[Nero]] meninggal karena bunuh diri pada tahun [[68]], meletuslah suatu [[perang saudara]] di Kekaisaran Romawi (perang saudara pertama sejak kematian [[Antonius]] pada tahun 30 SM), masa yang dikenal juga dengan sebutan ''Tahun empat Kaisar'' (Year of the four emperors). Antara bulan Juni 68 hingga bulan Desember 69, Kaisar Romawi berganti hingga 3 kali dalam satu tahun (Nero digantikan [[Galba]], Galba digantikan [[Otho]], Otho digantikan [[Vitellius]], Vitellius digantikan [[Vespasian]], penguasa pertama dari [[dinasti Flavian]]). Periode perang saudara ini sendiri dianggap menjadi awal catatan hitam dalam sejarah Kekaisaran Romawi, karena akibat yang ditimbulkannya berimplikasi besar pada kestabilan politik dan militer Roma saat itu.


== Krisis Pada Abad ke-3 (253 - 284) ==
== Krisis Pada Abad ke-3 (253 - 284) ==
Baris 66: Baris 66:
Setelah Augustus mendeklarasikan berakhirnya [[perang saudara]] pada abad ke-1 Sebelum [[Masehi]], Kekaisaran Romawi mengalami periode dimana perluasan daerah, kedamaian, dan kemakmurah ekonomi terasa diseluruh penjuru Kekaisaran ([[Pax Romana]]). Namun pada abad ke-tiga, Kekaisaran dihadapkan pada sebuah krisis dimana serangan bangsa [[bar-bar]], perang saudara, dan [[hiperinflasi]] terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terus menerus, yang hampir menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi.
Setelah Augustus mendeklarasikan berakhirnya [[perang saudara]] pada abad ke-1 Sebelum [[Masehi]], Kekaisaran Romawi mengalami periode dimana perluasan daerah, kedamaian, dan kemakmurah ekonomi terasa diseluruh penjuru Kekaisaran ([[Pax Romana]]). Namun pada abad ke-tiga, Kekaisaran dihadapkan pada sebuah krisis dimana serangan bangsa [[bar-bar]], perang saudara, dan [[hiperinflasi]] terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terus menerus, yang hampir menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi.


Kekacauan ini sala satunya disebabkan karena tidak adanya suatu sistem yang jelas yang mengatur tentang '''pergantian kekuasaan''' (succesion) sejak [[Octavianus|Augustus]] meninggal tanpa menunjuk penerus Kekaisaran (normalnya, kekuasaan akan diserahkan kepada anak sang kaisar, namun saat itu Augustus tidak memiliki anak). Hal ini menyebabkan kekacauan saat pergantian kekaisaran pada abad ke-1 dan ke-2, namun biasanya kekacauan yang terjadi tidak berlangsung lama.
Kekacauan ini sala satunya disebabkan karena tidak adanya suatu sistem yang jelas yang mengatur tentang '''pergantian kekuasaan''' (succesion) sejak [[Octavianus|Augustus]] meninggal tanpa menunjuk penerus Kekaisaran (normalnya, kekuasaan akan diserahkan kepada anak sang kaisar, namun saat itu Augustus tidak memiliki anak). Hal ini menyebabkan kekacauan saat pergantian kekaisaran pada abad ke-1 dan ke-2, tetapi biasanya kekacauan yang terjadi tidak berlangsung lama.


Pada abad ke-3 ini, puncak kekaisaran dipimpin sekurang-kurangnya 25 Kaisar antara tahun 235 - 284 (biasa disebut ''Kaisar-Militer'' (''Soldier-Emperor''). Kebanyakan dari 25 kaisar ini tewas dibunuh atau terbunuh dalam konflik abad ke-3 ini. periode ini dianggap berakhir setelah '''[[Diocletian]]''' berkuasa.
Pada abad ke-3 ini, puncak kekaisaran dipimpin sekurang-kurangnya 25 Kaisar antara tahun 235 - 284 (biasa disebut ''Kaisar-Militer'' (''Soldier-Emperor''). Kebanyakan dari 25 kaisar ini tewas dibunuh atau terbunuh dalam konflik abad ke-3 ini. periode ini dianggap berakhir setelah [[Diokletianus]] berkuasa.


== Penyebaran Agama Kristen di Romawi ==
== Penyebaran Agama Kristen di Romawi ==
Baris 74: Baris 74:
Kurang lebih tiga abad setelah kematian [[Octavianus|Kaisar Augustus]] (wafat pada tahun 14 Masehi), Roma yang berbentuk kekaisaran telah berkembang dengan pesatnya. Dengan wilayah yang luas dan kekuatan militer yang tak terkalahkan, kekaisaran Romawi menjadi kekaisaran terbesar di ''dunia yang telah dikenal'' ketika itu, masa yang biasa disebut '''Pax Romana''', di mana pun terwujud.
Kurang lebih tiga abad setelah kematian [[Octavianus|Kaisar Augustus]] (wafat pada tahun 14 Masehi), Roma yang berbentuk kekaisaran telah berkembang dengan pesatnya. Dengan wilayah yang luas dan kekuatan militer yang tak terkalahkan, kekaisaran Romawi menjadi kekaisaran terbesar di ''dunia yang telah dikenal'' ketika itu, masa yang biasa disebut '''Pax Romana''', di mana pun terwujud.


[[Berkas:Yorkconstantine.jpg|thumb|200px|Konstantin yang agung, atau dikenal juga dengan sebutan '''Konstantin I''']]Pada saat inilah, agama [[Kristen]] mulai tumbuh dan berkembang di Roma. Tidak seperti agama-agama sebelumnya, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai ciri-ciri budaya suatu bangsa, agama Kristen secara aktif mempertobatkan mereka yang belum percaya. Agama Kristen bermula dari Timur Tengah dan menyebar hingga ke [[Yunani]] dan [[Mesir]]. Para utusan [[Injil]] Kristen terutama murid Yesus, Petrus (?-67 Masehi), perintis penyebaran agama Kristen, bersama-sama Saulus dari Tarsus (5-67 Masehi), kini dikenal sebagai [[Santo Paulus|Paulus]], memberitakan agama yang baru itu ke seluruh wilayah Kekaisaran dan bahkan sampai ke Roma.
[[Berkas:Constantine by Philip Jackson.JPG|jmpl|200px|Konstantin yang agung, atau dikenal juga dengan sebutan '''Konstantin I''']]Pada saat inilah, agama [[Kristen]] mulai tumbuh dan berkembang di Roma. Tidak seperti agama-agama sebelumnya, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai ciri-ciri budaya suatu bangsa, agama Kristen secara aktif mempertobatkan mereka yang belum percaya. Agama Kristen bermula dari Timur Tengah dan menyebar hingga ke [[Yunani]] dan [[Mesir]]. Para utusan [[Injil]] Kristen terutama murid Yesus, Petrus (?-67 Masehi), perintis penyebaran agama Kristen, bersama-sama Saulus dari Tarsus (5-67 Masehi), kini dikenal sebagai [[Santo Paulus|Paulus]], memberitakan agama yang baru itu ke seluruh wilayah Kekaisaran dan bahkan sampai ke Roma.


Pada awalnya, kedatangan agama baru ini bisa ditoleransi oleh orang Romawi. Namun pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mulai khawatir akan penyebaran agama Kristen yang begitu cepatnya. Mereka mengkhawatirkan agama ini akan memecahbelah persatuan bangsa Romawi. Maka dimulailah pembantaian terhadap orang-orang yang memeluk agama Kristen. Mereka dibunuh, ditindas atau dijadikan umpan singa di arena [[sirkus]]. Meskipun demikian, gerakan-gerakan bawah tanah orang Kristen tetap aktif menyebarkan agama, mereka menjadikan Roma sebagai pusat gerakan mereka.
Pada awalnya, kedatangan agama baru ini bisa ditoleransi oleh orang Romawi. Namun pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mulai khawatir akan penyebaran agama Kristen yang begitu cepatnya. Mereka mengkhawatirkan agama ini akan memecahbelah persatuan bangsa Romawi. Maka dimulailah [[penganiayaan Diokletianus|penganiayaan terhadap penganut Kekristenan]]. Mereka dibunuh, ditindas atau dijadikan umpan singa di arena [[sirkus]]. Meskipun demikian, gerakan-gerakan bawah tanah orang Kristen tetap aktif menyebarkan agama, mereka menjadikan Roma sebagai pusat gerakan mereka.


Hingga suatu ketika, keadaan ini berubah ketika [[Konstantin Agung|Constantinus]] (280-337 Masehi), yang memeluk agama Kristen, berkuasa. Di bawah kepemimpinannya, agama yang awalnya ditentang ini, mulai diterima dan bahkan dikembangkan. Bahkan, ia sempat menjadi penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai doktrin antara golongan barat dan timur dalam [[Gereja]]. Ia mengundang para [[uskup]] yang mewakili kedua golongan itu untuk menghadiri sebuah [[Konsili Nicea I|Konsili Nicea]] tahun 325 Masehi. Di sana perbedaan-perbedaan di antara mereka diselesaikan. [[Pengakuan Iman Nicea]], yang naskahnya dibuat pada konferensi tersebut, menetapkan keyakinan-keyakinan Kristen yang mendasar yang dapat disepakati kedua golongan.
Hingga suatu ketika, keadaan ini berubah ketika [[Konstantinus Agung|Konstantinus]] (280-337 Masehi), yang memeluk agama Kristen, berkuasa. Di bawah kepemimpinannya, agama yang awalnya ditentang ini, mulai diterima dan bahkan dikembangkan. Bahkan, ia sempat menjadi penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai doktrin antara golongan barat dan timur dalam [[Gereja]]. Ia mengundang para [[uskup]] yang mewakili kedua golongan itu untuk menghadiri sebuah [[Konsili Nicea I|Konsili Nicea]] tahun 325 Masehi. Di sana perbedaan-perbedaan di antara mereka diselesaikan. [[Pengakuan Iman Nicea]], yang naskahnya dibuat pada konferensi tersebut, menetapkan keyakinan-keyakinan Kristen yang mendasar yang dapat disepakati kedua golongan.


Selanjutnya, Constantinus mengambil sejumlah langkah untuk menyelamatkan orang Kristen dari kehancuran, baik sebagai akibat [[Penganiayaan terhadap orang Kristen|penganiayaan]] eksternal ataupun perselisihan internal. Ia juga '''menetapkan agama Kristen sebagai agama negara''' di seluruh pemerintahan Kekaisaran Romawi.
Selanjutnya, Konstantinus mengambil sejumlah langkah untuk menyelamatkan orang Kristen dari kehancuran, baik sebagai akibat [[Penganiayaan terhadap orang Kristen|penganiayaan]] eksternal ataupun perselisihan internal. Ia juga '''menetapkan agama Kristen sebagai agama negara''' di seluruh pemerintahan Kekaisaran Romawi.


Karena jasa-jasanya itulah, agama tersebut mulai tersebar bahkan menjadi dominan di seluruh Eropa (karena ketika itu, Romawi menguasai hampir seluruh daratan Eropa).
Karena jasa-jasanya itulah, agama tersebut mulai tersebar bahkan menjadi dominan di seluruh Eropa (karena ketika itu, Romawi menguasai hampir seluruh daratan Eropa).
Baris 87: Baris 87:
Pembagian Kekaisaran Romawi yang tunggal menjadi dua ([[Kekaisaran Romawi Barat]] dan [[Kekaisaran Romawi Timur]]) terjadi sekitar tahun [[395]] setelah kematian [[Thedosius I]]. Pembagian kekuasaan ini dilakukan melalui serangkaian peristiwa yang saling terkait.
Pembagian Kekaisaran Romawi yang tunggal menjadi dua ([[Kekaisaran Romawi Barat]] dan [[Kekaisaran Romawi Timur]]) terjadi sekitar tahun [[395]] setelah kematian [[Thedosius I]]. Pembagian kekuasaan ini dilakukan melalui serangkaian peristiwa yang saling terkait.


=== Pembagian Wilayah oleh Diocletian (305). ===
=== Pembagian Wilayah oleh Diokletianus (305). ===
Kaisar Romawi ketika itu, '''[[Diocletian]]''' mulai mengalami kesulitan-kesulitan yang serius dalam menjalankan pemerintahannya diatas daerah yang sangat luas, kesulitan ini di antaranya :
Kaisar Romawi ketika itu, [[Diokletianus]] mulai mengalami kesulitan-kesulitan yang serius dalam menjalankan pemerintahannya diatas daerah yang sangat luas, kesulitan ini di antaranya:


* Daerah yang terlalu luas mengakibatkan koordinasi pusat dengan daerah lainnya terhambat, perlu waktu berbulan-bulan agar maklumat atau hukum dari pusat pemerintahan samapai ke daerah terpencil.
* Daerah yang terlalu luas mengakibatkan koordinasi pusat dengan daerah lainnya terhambat, perlu waktu berbulan-bulan agar maklumat atau hukum dari pusat pemerintahan samapai ke daerah terpencil.
* Daerah yang terlalu luas itu juga mengakibatkan rendahnya pengawasan dan penjagaan dari serangan bangsa lain seperti '''Goth, Visigoth, Vandal''' dan '''Frank'''.
* Daerah yang terlalu luas itu juga mengakibatkan rendahnya pengawasan dan penjagaan dari serangan bangsa lain seperti '''Goth, Visigoth, Vandal''' dan '''Frank'''.


Diocletian melihat bahwa Kekaisaran Romawi tidak akan bisa bertahan jika dipimpin oleh satu pemerintahan saja, maka ia pun membagi Kekaisaran menjadi dua pada sekitar daerah timur [[Italia]] ([[Pembagian Diocletian|lihat]]), dan menyebut pemimpinnya dengan sebutan [[jabatan augustus|Augustus]]
Diokletianus melihat bahwa Kekaisaran Romawi tidak akan bisa bertahan jika dipimpin oleh satu pemerintahan saja, maka ia pun membagi Kekaisaran menjadi dua pada sekitar daerah timur [[Italia]] ([[Pembagian Diocletian|lihat]]), dan menyebut pemimpinnya dengan sebutan [[jabatan augustus|Augustus]]


* Kekaisaran Romawi Bagian Barat dengan Diocletian sebagai '''''Augustus bagi Wilayah Barat'''''
* Kekaisaran Romawi Bagian Barat dengan Diokletianus sebagai '''''Augustus bagi Wilayah Barat'''''
* Kekaisaran Romawi Bagian Timur dengan '''[[Maximianus]]''', sahabat karib Diokletianus, sebagai '''''Augustus wilayah Wilayah Timur'''''

* Kekaisaran Romawi Bagian Timur dengan '''[[Maximian]]''', sahabat karib Diocletian, sebagai '''''Augustus wilayah Wilayah Timur'''''


Walaupun begitu, kekaisaran Romawi pada saat itu '''tetap menjadi suatu Kekaisaran tunggal''', pemisahan menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur terjadi pada masa kepemimpinan [[Theodisius I]].
Walaupun begitu, kekaisaran Romawi pada saat itu '''tetap menjadi suatu Kekaisaran tunggal''', pemisahan menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur terjadi pada masa kepemimpinan [[Theodisius I]].


=== Tetrachy (Empat Pemimpin)(285 – 324) ===
=== Tetrarki (Empat Pemimpin)(285 – 324) ===
[[Berkas:Kaisar_Diocletian.JPG|thumb|125px|right|Diocletian, pencetus pemisahan wilayah Romawi.]]
[[Berkas:Kaisar Diocletian.JPG|jmpl|125px|ka|Diokletianus, pencetus pemisahan wilayah Romawi.]]
Setelah wilayah Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua wilayah. Pada tahun 293 masing-masing ''Augustus'' memilih ''kaisar muda'' yang disebut [[Kaisar|Caesar]] (bedakan antara '''Kaisar''' (''Emperor'') dengan '''''Caesar''''') sebagai pembantu urusan administratif dan sebagai penerus Kekaisaran jika mereka meninggal; [[Galerius]] menjadi Caesar dibawah Dioclotian dan [[Constantius Chlorus]] dibawah Maximian. Konstitusi ini disebut [[Tetrachy]] dalam ilmu pemerintahan modern.
Setelah wilayah Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua wilayah. Pada tahun 293 masing-masing ''Augustus'' memilih ''kaisar muda'' yang disebut [[Kaisar|Caesar]] (bedakan antara '''Kaisar''' (''Emperor'') dengan '''''Caesar''''') sebagai pembantu urusan administratif dan sebagai penerus Kekaisaran jika mereka meninggal; [[Galerius]] menjadi Caesar dibawah Dioclotian dan [[Konstantius Klorus]] dibawah Maximian. Konstitusi ini disebut [[Tetrarki]] dalam ilmu pemerintahan modern.


Pada awalnya, sistem ini cukup berhasil mencegah kehancuran Kekaisaran Roma. Penurunan kekuasaan pun berlangsung dengan damai. Setiap ''Caesar'', dari barat ataupun timur, menggantikan ''Augustus'' masing-masing dan mengangkat ''Caesar'' Baru; Galerius mengangkat keponakannya [[Maximinus]], dan Constantius mengangkat [[Flavius Valerius Severus]] sebagai ''Caesar'' nya. Namun keadaan berubah ketika Constantius Chlorus meninggal pada tanggal 25 Juli 306. Pasukan Constantius di daerah Eboracum segera mengangkat [[Constantine]], anak Constantius, sebagai Augustus. Dan pada bulan agustus di tahun yang sama, '''Galerius juga memutuskan untuk mengangkat [[Severus]] menjadi Augustus'''.
Pada awalnya, sistem ini cukup berhasil mencegah kehancuran Kekaisaran Roma. Penurunan kekuasaan pun berlangsung dengan damai. Setiap ''Caesar'', dari barat ataupun timur, menggantikan ''Augustus'' masing-masing dan mengangkat ''Caesar'' Baru; Galerius mengangkat keponakannya [[Maximinus]], dan Konstantius mengangkat [[Flavius Valerius Severus]] sebagai ''Caesar'' nya. Namun keadaan berubah ketika Konstantius Klorus meninggal pada tanggal 25 Juli 306. Pasukan Konstantius di daerah Eboracum segera mengangkat [[Konstantinus Agung|Konstantinus]], anak Konstantius, sebagai Augustus. Dan pada bulan agustus pada tahun yang sama, '''Galerius juga memutuskan untuk mengangkat [[Severus]] menjadi Augustus'''.


Ketika ketidakpuasan merajalela, Roma dihadapkan pada sebuah revolusi yang menginkan [[Maxentius]] anak Maximian, menjadi Augustus (akhirnya ia menjadi Augustus pada tanggal 28 Oktober 306). Berbeda dengan yang lainnya, pengangkatan Maxentius ini didukung oleh pasukan [[Praetorian]]. Hal ini menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius, Constantine, Severus dan Maxentius) dan seorang ''Caesar'' (Maximinus)
Ketika ketidakpuasan merajalela, Roma dihadapkan pada sebuah revolusi yang menginkan [[Maxentius]] anak Maximianus, menjadi Augustus (akhirnya ia menjadi Augustus pada tanggal 28 Oktober 306). Berbeda dengan yang lainnya, pengangkatan Maxentius ini didukung oleh pasukan [[Praetorian]]. Hal ini menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius, Konstantinus, Severus dan Maxentius) dan seorang ''Caesar'' (Maximinus)


Dan pada tahun 307, [[Maximian]] juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus, bersebelahan dengan anaknya Maxentius (sehingga secara total, ada 6 orang Augustus di Kekaisaran Romawi yaitu : Maximinus, Maximian, Maxitius, Galerius, Constantine dan Severus). Namun hal ini tidak disetujui oleh Galerius dan Severus, sehingga menimbulkan perang saudara di daerah Italia. Akhirnya, Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307. Keduanya (Maximinus dan Maxentius) pun berusaha memikat Constantine untuk bekerjasama dengan cara menjodohkan Constantine dengan [[Fausta]], anak Maximian sekaligus kakak kandung Maxentius.
Dan pada tahun 307, [[Maximianus]] juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus, bersebelahan dengan anaknya Maxentius (sehingga secara total, ada 6 orang Augustus di Kekaisaran Romawi yaitu: Maximinus, Maximianus, Maxitius, Galerius, Konstantinus dan Severus). Namun hal ini tidak disetujui oleh Galerius dan Severus, sehingga menimbulkan perang saudara di daerah Italia. Akhirnya, Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307. Keduanya (Maximinus dan Maxentius) pun berusaha memikat Konstantinus untuk bekerjasama dengan cara menjodohkan Konstantinus dengan [[Fausta]], anak Maximianus sekaligus kakak kandung Maxentius.


Keadaan semakin rumit ketika [[Domitius Alexander]], Vicarius (semacam Gubernur) dari Provinsi Afrika memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308. Melihat perkembangan ini, maka diadakanlah [[Kongres Carnuntum]] yang dihadiri oleh Diocletian, Maximian, and Galerius.
Keadaan semakin rumit ketika [[Domitius Alexander]], Vicarius (semacam Gubernur) dari Provinsi Afrika memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308. Melihat perkembangan ini, maka diadakanlah [[Kongres Carnuntum]] yang dihadiri oleh Diokletianus, Maximianus, and Galerius.
Kongres ini menghasilkan keputusan antara lain :
Kongres ini menghasilkan keputusan antara lain:


* '''Galerius''' menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
* '''Galerius''' menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur

* '''Maximinus''' menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
* '''Maximinus''' menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
* '''Maximianus''' Dipecat

* '''Maximian''' Dipecat

* '''Maxentius''' tidak diakui, kepemimpinannya dianggap ilegal
* '''Maxentius''' tidak diakui, kepemimpinannya dianggap ilegal
* '''Konstantinus''' mendapat pengakuan, namun jabatannya di turunkan menjadi ''Caesar'' di Kekaisaran Romawi Bagian Barat
* [[Licinius]] menggantikan Maximianus sebagai Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Barat


Namun masalah terus berlanjut. Maximinus menuntut agar gelarnya sebagai Augustus dikembalikan. Akhirnya dia memproklamirkan dirinya kembali sebagai Augustus pada tanggal 1 Mei 310. Diikuti oleh Maximianus yang memproklamairkan dirinya, untuk yang ketiga kalinya, menjadi Augustus. Namun ia (Maximianus) tewas dibunuh oleh menantu-nya sendiri, Konstantinus, pada bulan Juli 310. Pada akhir tahun 310, Kekaisaran Romawi masih dipimpin oleh 4 Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Konstantinus, dan Licinius) dan seorang Augustus ilegal (Maxentius)
* '''Constantine''' mendapat pengakuan, namun jabatannya di turunkan menjadi ''Caesar'' di Kekaisaran Romawi Bagian Barat
[[Berkas:Galerius.jpg|jmpl|250px|Galerius, dalam koin Romawi.]]

Galerius tewas pada bulan Mei 311 meninggalkan Maximinus sebagai penguasa tunggal Kekaisaran Romawi Wilayah Timur. Disaat bersamaan, Maxentius mendeklarasikan perang terhadap Konstantinus, yang telah membunuh ayahnya (Maximianus adalah ayah kandung Maxentius). Namun peperangan itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Ia tewas dalam suatu pertempuran melawan Konstantinus, [[Pertempuran di Jembatan Milvian]], pada tanggal 28 Oktober 312.
* [[Licinius]] menggantikan Maximian sebagai Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Barat

Namun masalah terus berlanjut. Maximinus menuntut agar gelarnya sebagai Augustus dikembalikan. Akhirnya dia memproklamirkan dirinya kembali sebagai Augustus pada tanggal 1 Mei 310. Diikuti oleh Maximian yang memproklamairkan dirinya, untuk yang ketiga kalinya, menjadi Augustus. Namun ia (Maximian) tewas dibunuh oleh menantu-nya sendiri, Constantine, pada bulan Juli 310. Pada akhir tahun 310, Kekaisaran Romawi masih dipimpin oleh 4 Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Constantine, dan Licinius) dan seorang Augustus ilegal (Maxentius)
[[Berkas:Galerius.jpg|thumb|250px|Galerius, dalam koin Romawi.]]
Galerius tewas pada bulan Mei 311 meninggalkan Maximinus sebagai penguasa tunggal Kekaisaran Romawi Wilayah Timur. Disaat bersamaan, Maxentius mendeklarasikan perang terhadap Constantine, yang telah membunuh ayahnya (Maximian adalah ayah kandung Maxentius). Namun peperangan itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Ia tewas dalam suatu pertempuran melawan Constantine, [[Pertempuran di Jembatan Milvian]], pada tanggal 28 Oktober 312.


<!--[[Berkas:Raphael_Pons_Milvius.jpg|thumb|center|300px|Pertempuran Jembatan Milvius]]
<!--[[Berkas:Raphael_Pons_Milvius.jpg|thumb|center|300px|Pertempuran Jembatan Milvius]]
sembunyikan berkas tak ada-->
sembunyikan berkas tak ada-->
Akibat kematian Maxentius, Augusti (kata jamak dari Augustus) hanya bersisa 3 orang; Maximinus, Constantine, dan Licinius. Licinius kemudian menikahi Constantia, adik Constantine, untuk mengikat persahabatan dengan Constantine.
Akibat kematian Maxentius, Augusti (kata jamak dari Augustus) hanya bersisa 3 orang; Maximinus, Konstantinus, dan Licinius. Licinius kemudian menikahi Konstantia, adik Konstantinus, untuk mengikat persahabatan dengan Konstantinus.


Pada bulan Agustus 313, Maximinus tewas di daerah [[Tarsus]], [[Cilicia]]. Augusti yang tersisa (Licius dan Constantine) akhirnya sepakat membagi 2 wilayah Kekaisaran Romawi, seperti yang dilakukan oleh Diocletian; Constantine di Kekaisaran Romawi Bagian Barat, dan Lucius di Kekaisaran Romawi Bagian Timur.
Pada bulan Agustus 313, Maximinus tewas di daerah [[Tarsus]], [[Cilicia]]. Augusti yang tersisa (Licius dan Konstantinus) akhirnya sepakat membagi 2 wilayah Kekaisaran Romawi, seperti yang dilakukan oleh Diokletianus; Konstantinus di Kekaisaran Romawi Bagian Barat, dan Lucius di Kekaisaran Romawi Bagian Timur.


Pembagian kekuasaan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Samapai pada tahun 324, peperangan antara dua Augusti yang tersisa terjadi. Peperangan ini berakhir dengan kekalahan Lucius, menjadikan Constantine sebagai penguasa tunggal di seluruh Kekaisaran Romawi.
Pembagian kekuasaan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Samapai pada tahun 324, peperangan antara dua Augusti yang tersisa terjadi. Peperangan ini berakhir dengan kekalahan Lucius, menjadikan Konstantinus sebagai penguasa tunggal di seluruh Kekaisaran Romawi.


Kemudian Constantine memutuskan bahwa Kekaisaran yang hampir musnah ini, membutuhkan ibukota baru sebagai pusat pemerintahan. Ia memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke Kota kuno [[Byzantium]] dan mengubah namanya menjadi '''Nova Roma''' (namun dikemudian hari, kota ini dikenal dengan [[Constantinople]], kota Constantine). Constantineople terus menjadi pusat pemerintahan Constantine yang agung sampai kematiannya pada tanggal 22 Mei 337.
Kemudian Konstantinus memutuskan bahwa Kekaisaran yang hampir musnah ini, membutuhkan ibu kota baru sebagai pusat pemerintahan. Ia memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke Kota kuno [[Byzantium]] dan mengubah namanya menjadi '''[[Nova Roma]]''' (namun dikemudian hari, kota ini dikenal dengan [[Konstantinopel]], kota Konstantinus). Konstantinopel terus menjadi pusat pemerintahan Konstantinus Agung sampai kematiannya pada tanggal 22 Mei 337.


=== Theodosius I, Kaisar Terakhir (395) ===
=== Theodosius I, Kaisar Terakhir (395) ===


Pada tahun 392, '''[[Valentinian]]''' tewas di [[Vienne]]. '''[[Theodosius I]]''' menggantikan dia, memerintah seluruh Kekaisaran Romawi.
Pada tahun 392, '''[[Valentinianus]]''' tewas di [[Vienne]]. '''[[Theodosius I]]''' menggantikan dia, memerintah seluruh Kekaisaran Romawi.


Theodosius mempunyai dua putra ('''[[Arcadius]]''' dan '''[[Honorius]]''') dan seorang putri bernama Pulcheria, dari istri pertamanya, Aelia Flacilla. Putri dan istrinya pertamanya kemudian tewas pada tahun 385. Dari istri keduanya, Galla, dia mendapatkan seorang putri, Galla Placidia, ibu dari Valentinian III, seseorang yang kemudian menjadi Kaisar di Kekaisaran Romawi Barat.
Theodosius mempunyai dua putra ('''[[Arcadius]]''' dan '''[[Honorius]]''') dan seorang putri bernama Pulcheria, dari istri pertamanya, Aelia Flacilla. Putri dan istrinya pertamanya kemudian tewas pada tahun 385. Dari istri keduanya, Galla, dia mendapatkan seorang putri, Galla Placidia, ibu dari Valentinianus III, seseorang yang kemudian menjadi Kaisar di Kekaisaran Romawi Barat.


Setelah kematiannya pada tahun 395, kekuasaannya dibagi kepada dua anaknya Arcadius dan Honorius; Arcadius menjadi penguasa Kekaisaran Romawi Timur, dengan ibukota Konstantinopel, dan Honorius menjadi penguasa di Barat, dengan ibukota Milan. Pembagian ini dianggap sebagai akhir dari '''Kekaisaran Romawi yang Tunggal'''.
Setelah kematiannya pada tahun 395, kekuasaannya dibagi kepada dua anaknya Arcadius dan Honorius; Arcadius menjadi penguasa Kekaisaran Romawi Timur, dengan ibu kota Konstantinopel, dan Honorius menjadi penguasa di Barat, dengan ibu kota Milan. Pembagian ini dianggap sebagai akhir dari '''Kekaisaran Romawi yang Tunggal'''.


== Pertempuran Adrianople (378) ==
== Pertempuran Adrianopel (378) ==
{{utama|Pertempuran Adrianople (378)}}
{{utama|Pertempuran Adrianopel}}
Pertempuran Adrianople (9 Agustus 378) adalah pertempuran antara Tentara Romawi yang dipimpin Kaisar Valens dan suku Jerman (''Germanic Tribes'', kebanyakan berasal dari suku Visigoths dan Ostrogoths) dipimpin oleh Fritigern. Pertempuran terjadi di daerah Adrianople dan berakhir dengan kekalahan telak Kekaisaran Romawi. Pertempuran ini mengakibatkan tewasnya [[Kaisar Valens]].
Pertempuran Adrianopel (9 Agustus 378) adalah pertempuran antara Tentara Romawi yang dipimpin Kaisar Valens dan suku Jerman (''Germanic Tribes'', kebanyakan berasal dari suku Visigoths dan Ostrogoths) dipimpin oleh Fritigern. Pertempuran terjadi di daerah Adrianopel dan berakhir dengan kekalahan telak Kekaisaran Romawi. Pertempuran ini mengakibatkan tewasnya [[Kaisar Valens]].


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 161: Baris 155:


{{empires}}
{{empires}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Peradaban]]
[[Kategori:Peradaban]]
[[Kategori:Romawi Kuno]]
[[Kategori:Romawi Kuno]]
[[Kategori:Kekaisaran]]
[[Kategori:Kekaisaran Romawi]]

{{Link FA|ca}}
{{Link FA|fi}}
{{Link FA|ka}}
{{Link FA|lv}}
{{Link FA|no}}
{{Link FA|pt}}
{{Link FA|zh}}


[[af:Romeinse Ryk]]
[[als:Römisches Reich]]
[[an:Imperio Román]]
[[ang:Rōmānisce Rīce]]
[[ar:الإمبراطورية الرومانية]]
[[arz:الامبراطوريه الرومانيه]]
[[ast:Imperiu Romanu]]
[[az:Roma İmperiyası]]
[[bat-smg:Ruomas imperėjė]]
[[be:Рымская імперыя]]
[[be-x-old:Рымская Імпэрыя]]
[[bg:Римска империя]]
[[bn:রোমান সাম্রাজ্য]]
[[br:Impalaeriezh roman]]
[[bs:Rimska imperija]]
[[ca:Imperi Romà]]
[[ceb:Imperyong Romano]]
[[crh:Roma İmperiyası]]
[[cs:Starověký Řím#Císařství]]
[[cs:Starověký Řím#Císařství]]
[[cy:Yr Ymerodraeth Rufeinig]]
[[da:Romerriget]]
[[de:Römische Kaiserzeit]]
[[diq:İmparatorina Roma]]
[[el:Ρωμαϊκή Αυτοκρατορία]]
[[en:Roman Empire]]
[[eo:Romia Imperio]]
[[es:Imperio romano]]
[[et:Rooma riik]]
[[eu:Erromatar Inperioa]]
[[ext:Empériu romanu]]
[[fa:امپراتوری روم]]
[[fj:Na Matanitu ki Roma]]
[[fo:Rómverjaríkið]]
[[fr:Empire romain]]
[[fy:Romeinske Ryk]]
[[ga:Impireacht na Róimhe]]
[[gan:羅馬帝國]]
[[gl:Imperio Romano]]
[[got:𐍂𐍉𐌼𐌰𐍂𐌴𐌹𐌺𐌹]]
[[got:𐍂𐍉𐌼𐌰𐍂𐌴𐌹𐌺𐌹]]
[[hak:Lò-mâ Ti-koet]]
[[he:הקיסרות הרומית]]
[[hi:रोमन साम्राज्य]]
[[hif:Roman Samrajya]]
[[hr:Rimsko Carstvo]]
[[hsb:Romski imperij]]
[[hu:Római Birodalom]]
[[hy:Հռոմեական կայսրություն]]
[[ia:Imperio Roman]]
[[is:Rómverska keisaradæmið]]
[[it:Impero romano]]
[[ja:ローマ帝国]]
[[jbo:latmo sosygugje'a]]
[[jv:Kakaisaran Romawi]]
[[ka:რომის იმპერია]]
[[kk:Рим империясы]]
[[kn:ರೋಮನ್ ಸಾಮ್ರಾಜ್ಯ]]
[[ko:로마 제국]]
[[ku:Împeratoriya Romê]]
[[kw:Emperoureth Romanek]]
[[la:Imperium Romanum]]
[[lad:Imperio Romano]]
[[lb:Réimescht Räich]]
[[li:Romeins Riek]]
[[lij:Impè Roman]]
[[lij:Impè Roman]]
[[lt:Romos imperija]]
[[lv:Romas impērija]]
[[mg:Empira Romana]]
[[mk:Римска Империја]]
[[ml:റോമാ സാമ്രാജ്യം]]
[[mn:Ромын эзэнт гүрэн]]
[[mr:रोमन साम्राज्य]]
[[ms:Empayar Rom]]
[[mt:Imperu Ruman]]
[[mwl:Ampério Romano]]
[[my:ရောမအင်ပါယာ]]
[[nah:Roma Emperador ītlahtohcāyo]]
[[nap:Impero Romano]]
[[nds:Röömsch Riek]]
[[nds-nl:Romeinse Riek]]
[[new:रोमन साम्राज्य]]
[[nl:Romeinse Keizerrijk]]
[[nn:Romarriket]]
[[no:Det romerske keiserriket]]
[[oc:Empèri Roman]]
[[pap:Imperio romano]]
[[pl:Cesarstwo rzymskie]]
[[pms:Imperi Roman]]
[[pnb:رومی سلطنت]]
[[ps:د روم ټولواکمني]]
[[pt:Império Romano]]
[[qu:Romanu qhapaq llaqta]]
[[rm:Imperi roman (sursilvan)]]
[[ro:Imperiul Roman]]
[[roa-rup:Amirãria Romanã]]
[[ru:Римская империя]]
[[rue:Рімска ріша]]
[[scn:Mpèriu rumanu]]
[[sco:Roman Empire]]
[[sh:Rimsko Carstvo]]
[[simple:Roman Empire]]
[[sk:Rímske cisárstvo]]
[[sl:Rimski imperij]]
[[sm:Le Malo o Roma]]
[[sq:Perandoria Romake]]
[[sr:Римско царство]]
[[stq:Roomske Riek]]
[[sv:Romerska kejsardömet]]
[[sw:Dola la Roma]]
[[ta:உரோமைப் பேரரசு]]
[[th:จักรวรรดิโรมัน]]
[[tk:Rim imperiýasy]]
[[tl:Imperyong Romano]]
[[tr:Roma İmparatorluğu]]
[[uk:Римська імперія]]
[[ur:رومی سلطنت]]
[[vec:Inpero Roman]]
[[vi:Đế quốc La Mã]]
[[vls:Romeins Ryk]]
[[war:Imperyo Romano]]
[[yi:רוימישע אימפעריע]]
[[yo:Ilẹ̀ọbalúayé Rómù]]
[[za:Lozmaj Daeqgoz]]
[[zh:羅馬帝國]]
[[zh-min-nan:Lô-má Tè-kok]]
[[zh-yue:羅馬帝國]]

Revisi terkini sejak 7 Juni 2024 04.40

Kekaisaran Roma
Kekaisaran Romawi pada puncak kejayaannya (117 Masehi)
Kekaisaran Romawi pada puncak kejayaannya (117 Masehi)
Motto:"Senatus Populusque Romanus"
(Bahasa Latin: "Senat dan Rakyat Romawi.")
Bahasa Resmi Bahasa Latin dan Bahasa Yunani
Agama Agama Romawi, Yahudi, Kristen, Agama Mesir dll.
Ibukota Roma dan kemudian Konstantinopel
Kepala Negara Konsul -> Kaisar
Wilayah ...
Penduduk ~30 juta (Tahun 6 Masehi).
Mata Uang Denarius
Masa berdiri 30 SM-395

Kekaisaran Romawi (Latin: IMPERIVM ROMANVM atau Imperium Romanum) adalah sebuah entitas politik yang pernah berkuasa di Italia saat ini dengan Roma sebagai pusat pemerintahannya. Walaupun kota Roma telah berdiri sejak tahun 753 SM, perlu waktu 500 tahun bagi pemerintah Romawi untuk meneguhkan kekuasaannya hingga melewati semenanjung Italia.

Dalam proses memperluas kekuasaannya, Romawi berbenturan dengan Kartago (pemerintahan yang didirikan tahun 814 SM oleh bangsa Fenisia). Akibatnya, keduanya berperang dalam sebuah peperangan yang disebut Perang Punic (264-241 SM). Perang ini berakhir dengan direbutnya kota Kartago oleh Romawi pada tahun 146 SM, yang menandai permulaan dari dominasi pemerintahan Romawi di Eropa, yang terus berkuasa dengan kekuasaan tertinggi selama enam abad berikutnya.

Bagian selanjutnya akan menguraikan peristiwa-peristiwa besar (Major Event) yang terjadi selama Kekaisaran Romawi berdiri.

Pembubaran Republik Romawi (50 SM)[sunting | sunting sumber]

Julius Caesar dikenang sebagai kaisar Romawi paling sempurna (walaupun Roma masih merupakan sebuah republik semasa hidupnya dan jabatan kaisar belum dibentuk hingga ia meninggal). Ia memerintah Republik Romawi beberapa tahun setelah penaklukan kekuatan terakhir bangsa galia di bukit alesia, hingga kematian tragisnya di sidang senat pada 44 SM.

Kekuasaan yang dimiliki Julius Caesar didapatkannya ketika ia masih menjabat sebagai salah satu anggota Triumvirat (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai, ketika itu: Caesar, Pompei dan Crassus) sebagai pemimpin militer. Pada saat itulah ia memulai rencananya untuk merebut daerah luas di utara eropa yang dikuasai bangsa Galia dengan dukungan sahabatnya, Pompei (106-48 SM).

Sejak dikalahkannya Kartago, sekitar satu abad sebelum Caesar lahir, Republik Roma dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan militer, korupsi, dan ketidak puasan terhadap dewan Senat sebagai pusat pemerintahan. Suatu kondisi politik yang kacau di sebuah republik yang berkuasa di laut tengah. Dengan berdirinya Triumvirat, beberapa masalah mampu ditangani, walaupun Caesar menyadari bahwa sistem republik sudah tidak layak dipertahankan.

Di tangan Julius Caesar bangsa romawi mulai mewujudkan mimpinya untuk menyerang timur laut dan utara eropa. Ia mendesak perbatasan Romawi sampai ke daratan Inggris (Brittania) sehingga lebih dari separuh benua eropa berada di bawah kekuasaan Republik Roma. Namun kemenangan Caesar dianggap ancaman terhadap republik oleh sebagian anggota Senat, bahkan Pompei ikut mendukung Senat untuk melawan Caesar. Keadaan tersebut memaksa Caesar untuk melakukan Kudeta dan mengabaikan hukum pemerintahan republik itu. Dari utara, Caesar bersama tentaranya menyerang dan merebut kota Roma dari tangan Senat, mengalahkan Pompei dan mengejarnya sampai ke Mesir (dimana yang ia dapatkan hanya kepala Pompei yg tersisa akibat pembunuhan yang dilakukan persekongkolan di mesir, hal tersebut sangat disesali oleh Caesar). Kemenangan Julius Caesar menjadikannya sebagai penguasa Roma dengan kekuasaan mutlak. Ia terus memerintah sampai tewas dibunuh oleh sekelompok orang yang masih mendukung republik pada tahun 44 SM.

Julius Caesar mengubah perjalanan sejarah Roma - dan tentu saja, sejarah Eropa. Di Roma sendiri, ia menggulingkan pemerintahan republik (walaupun harus melakukan kudeta dan berperang melawan teman seperjuangannya, Pompeius magnus) dan menciptakan jabatan yang menurut faktanya adalah seorang kaisar, yang dijadikan jabatan resmi oleh kemenakannya Octavianus (63 SM-14 Masehi) ketika ia memegang kekuasaan setelah kematian pamannya. Tatkala Caesar baru mulai memerintah, Roma adalah penguasa utama di Laut Tengah. Pada waktu kematiannya, Roma juga menjadi pemerintahan adikuasa yang pertama di Eropa-atau boleh jadi di seluruh dunia (dengan pengecualian Persia dibawah Cyrus dan Macedonia dibawah Alexander).

Kelahiran Kekaisaran Romawi (30 SM)[sunting | sunting sumber]

Kaisar Augustus, Kaisar pertama sekaligus pendiri Kekaisaran Romawi

Setelah Julius Caesar tewas, ia digantikan oleh kemenakannya yang bernama Octavianus. Namun bukan hanya jabatan besar, masalah-masalah besar pun turut diwariskan sang paman, selain mendapat banyak perlawanan dari saingan-saingannya, Octavianus juga harus membongkar skandal pembunuhan caesar yang dilakukan oleh sebuah sindikat persekongkolan yang dipimpin Gaius Cassius dan Markus Yunius Brutus. Oleh karenanya, ia sepakat untuk memimpin sebuah Triumvirat (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai) bersama-sama Marcus Lepidus (?-13 SM) dan Marcus Antonius (83-30 SM).

Namun sekali lagi, pemerintahan Triumvirat ini tidak cukup berhasil, sehingga menimbulkan banyak masalah termasuk kisah percintaan Markus Antonius dengan ratu mesir Cleopatra di kemudian hari. Cleopatra sendiri adalah pemimpin terakhir dari dinasti terakhir mesir (ptolemy), seorang ratu yang pada masa sebelumnya juga pernah memiliki skandal percintaan dengan Caesar. Kita tinggalkan dulu Cleopatra, setelah para pembunuh Julius Caesar berhasil ditangkap dan dihancurkan, Triumvirat sepakat untuk membagi kekuasaan secara geografis, dengan Octavianus di Eropa, Lepidus di Afrika dan Antonius di Mesir.

Di Mesir, Markus Antonius mengawali pemerintahannya di kota kosmopolitan Alexandria, disanalah ia bertemu Cleopatra (69-30 SM) yang kemudian ia nikahi (walau besar kemungkinan keduanya pernah bertemu di saat Caesar masih hidup). Perlahan tapi pasti, sahabat seperjuangan Julius Caesar ini mulai berpindah pihak. Ia menetapkan ketiga anaknya sebagai penggantinya dan sering kali ia menghadiahi istrinya dengan benda-benda yang mahal, bahkan timbul kabar angin bahwa ia akan menghadiahkan kota Roma (yang dikuasai Octavianus) kepada Cleopatra, sebagai hadiah.

Ketika kabar angin itu merebak dan terdengar oleh Octavianus, ia menjadi berang dan mendeklarasikan perang melawan Anthony. Kedua belah pihak berhadapan muka di Pertempuran Actium Pada tahun 31 SM. Pada pertempuran itu, pasukan Anthony berhasil di desak dan di kalahkan (Anthony dan Cleopatra kemudian mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri pada tahun 30 SM). Octavianus mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar romawi dengan berbagai gelar baru, termasuk Imperator dan Kaisar Augustus (Augustus Caesar). Dengan pendeklarasian ini, maka Kekaisaran Romawi, puncak dari dominasi politik yang dibangun selama 7 abad, resmi berdiri. Tepatnya tahun 27 SM.

Tahun empat kaisar (69 Masehi)[sunting | sunting sumber]

Setelah Kaisar Nero meninggal karena bunuh diri pada tahun 68, meletuslah suatu perang saudara di Kekaisaran Romawi (perang saudara pertama sejak kematian Antonius pada tahun 30 SM), masa yang dikenal juga dengan sebutan Tahun empat Kaisar (Year of the four emperors). Antara bulan Juni 68 hingga bulan Desember 69, Kaisar Romawi berganti hingga 3 kali dalam satu tahun (Nero digantikan Galba, Galba digantikan Otho, Otho digantikan Vitellius, Vitellius digantikan Vespasian, penguasa pertama dari dinasti Flavian). Periode perang saudara ini sendiri dianggap menjadi awal catatan hitam dalam sejarah Kekaisaran Romawi, karena akibat yang ditimbulkannya berimplikasi besar pada kestabilan politik dan militer Roma saat itu.

Krisis Pada Abad ke-3 (253 - 284)[sunting | sunting sumber]

Setelah Augustus mendeklarasikan berakhirnya perang saudara pada abad ke-1 Sebelum Masehi, Kekaisaran Romawi mengalami periode dimana perluasan daerah, kedamaian, dan kemakmurah ekonomi terasa diseluruh penjuru Kekaisaran (Pax Romana). Namun pada abad ke-tiga, Kekaisaran dihadapkan pada sebuah krisis dimana serangan bangsa bar-bar, perang saudara, dan hiperinflasi terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terus menerus, yang hampir menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi.

Kekacauan ini sala satunya disebabkan karena tidak adanya suatu sistem yang jelas yang mengatur tentang pergantian kekuasaan (succesion) sejak Augustus meninggal tanpa menunjuk penerus Kekaisaran (normalnya, kekuasaan akan diserahkan kepada anak sang kaisar, namun saat itu Augustus tidak memiliki anak). Hal ini menyebabkan kekacauan saat pergantian kekaisaran pada abad ke-1 dan ke-2, tetapi biasanya kekacauan yang terjadi tidak berlangsung lama.

Pada abad ke-3 ini, puncak kekaisaran dipimpin sekurang-kurangnya 25 Kaisar antara tahun 235 - 284 (biasa disebut Kaisar-Militer (Soldier-Emperor). Kebanyakan dari 25 kaisar ini tewas dibunuh atau terbunuh dalam konflik abad ke-3 ini. periode ini dianggap berakhir setelah Diokletianus berkuasa.

Penyebaran Agama Kristen di Romawi[sunting | sunting sumber]

Kurang lebih tiga abad setelah kematian Kaisar Augustus (wafat pada tahun 14 Masehi), Roma yang berbentuk kekaisaran telah berkembang dengan pesatnya. Dengan wilayah yang luas dan kekuatan militer yang tak terkalahkan, kekaisaran Romawi menjadi kekaisaran terbesar di dunia yang telah dikenal ketika itu, masa yang biasa disebut Pax Romana, di mana pun terwujud.

Konstantin yang agung, atau dikenal juga dengan sebutan Konstantin I

Pada saat inilah, agama Kristen mulai tumbuh dan berkembang di Roma. Tidak seperti agama-agama sebelumnya, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai ciri-ciri budaya suatu bangsa, agama Kristen secara aktif mempertobatkan mereka yang belum percaya. Agama Kristen bermula dari Timur Tengah dan menyebar hingga ke Yunani dan Mesir. Para utusan Injil Kristen terutama murid Yesus, Petrus (?-67 Masehi), perintis penyebaran agama Kristen, bersama-sama Saulus dari Tarsus (5-67 Masehi), kini dikenal sebagai Paulus, memberitakan agama yang baru itu ke seluruh wilayah Kekaisaran dan bahkan sampai ke Roma.

Pada awalnya, kedatangan agama baru ini bisa ditoleransi oleh orang Romawi. Namun pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mulai khawatir akan penyebaran agama Kristen yang begitu cepatnya. Mereka mengkhawatirkan agama ini akan memecahbelah persatuan bangsa Romawi. Maka dimulailah penganiayaan terhadap penganut Kekristenan. Mereka dibunuh, ditindas atau dijadikan umpan singa di arena sirkus. Meskipun demikian, gerakan-gerakan bawah tanah orang Kristen tetap aktif menyebarkan agama, mereka menjadikan Roma sebagai pusat gerakan mereka.

Hingga suatu ketika, keadaan ini berubah ketika Konstantinus (280-337 Masehi), yang memeluk agama Kristen, berkuasa. Di bawah kepemimpinannya, agama yang awalnya ditentang ini, mulai diterima dan bahkan dikembangkan. Bahkan, ia sempat menjadi penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai doktrin antara golongan barat dan timur dalam Gereja. Ia mengundang para uskup yang mewakili kedua golongan itu untuk menghadiri sebuah Konsili Nicea tahun 325 Masehi. Di sana perbedaan-perbedaan di antara mereka diselesaikan. Pengakuan Iman Nicea, yang naskahnya dibuat pada konferensi tersebut, menetapkan keyakinan-keyakinan Kristen yang mendasar yang dapat disepakati kedua golongan.

Selanjutnya, Konstantinus mengambil sejumlah langkah untuk menyelamatkan orang Kristen dari kehancuran, baik sebagai akibat penganiayaan eksternal ataupun perselisihan internal. Ia juga menetapkan agama Kristen sebagai agama negara di seluruh pemerintahan Kekaisaran Romawi.

Karena jasa-jasanya itulah, agama tersebut mulai tersebar bahkan menjadi dominan di seluruh Eropa (karena ketika itu, Romawi menguasai hampir seluruh daratan Eropa).

Pembagian Kekaisaran Romawi (395)[sunting | sunting sumber]

Pembagian Kekaisaran Romawi yang tunggal menjadi dua (Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur) terjadi sekitar tahun 395 setelah kematian Thedosius I. Pembagian kekuasaan ini dilakukan melalui serangkaian peristiwa yang saling terkait.

Pembagian Wilayah oleh Diokletianus (305).[sunting | sunting sumber]

Kaisar Romawi ketika itu, Diokletianus mulai mengalami kesulitan-kesulitan yang serius dalam menjalankan pemerintahannya diatas daerah yang sangat luas, kesulitan ini di antaranya:

  • Daerah yang terlalu luas mengakibatkan koordinasi pusat dengan daerah lainnya terhambat, perlu waktu berbulan-bulan agar maklumat atau hukum dari pusat pemerintahan samapai ke daerah terpencil.
  • Daerah yang terlalu luas itu juga mengakibatkan rendahnya pengawasan dan penjagaan dari serangan bangsa lain seperti Goth, Visigoth, Vandal dan Frank.

Diokletianus melihat bahwa Kekaisaran Romawi tidak akan bisa bertahan jika dipimpin oleh satu pemerintahan saja, maka ia pun membagi Kekaisaran menjadi dua pada sekitar daerah timur Italia (lihat), dan menyebut pemimpinnya dengan sebutan Augustus

  • Kekaisaran Romawi Bagian Barat dengan Diokletianus sebagai Augustus bagi Wilayah Barat
  • Kekaisaran Romawi Bagian Timur dengan Maximianus, sahabat karib Diokletianus, sebagai Augustus wilayah Wilayah Timur

Walaupun begitu, kekaisaran Romawi pada saat itu tetap menjadi suatu Kekaisaran tunggal, pemisahan menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur terjadi pada masa kepemimpinan Theodisius I.

Tetrarki (Empat Pemimpin)(285 – 324)[sunting | sunting sumber]

Diokletianus, pencetus pemisahan wilayah Romawi.

Setelah wilayah Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua wilayah. Pada tahun 293 masing-masing Augustus memilih kaisar muda yang disebut Caesar (bedakan antara Kaisar (Emperor) dengan Caesar) sebagai pembantu urusan administratif dan sebagai penerus Kekaisaran jika mereka meninggal; Galerius menjadi Caesar dibawah Dioclotian dan Konstantius Klorus dibawah Maximian. Konstitusi ini disebut Tetrarki dalam ilmu pemerintahan modern.

Pada awalnya, sistem ini cukup berhasil mencegah kehancuran Kekaisaran Roma. Penurunan kekuasaan pun berlangsung dengan damai. Setiap Caesar, dari barat ataupun timur, menggantikan Augustus masing-masing dan mengangkat Caesar Baru; Galerius mengangkat keponakannya Maximinus, dan Konstantius mengangkat Flavius Valerius Severus sebagai Caesar nya. Namun keadaan berubah ketika Konstantius Klorus meninggal pada tanggal 25 Juli 306. Pasukan Konstantius di daerah Eboracum segera mengangkat Konstantinus, anak Konstantius, sebagai Augustus. Dan pada bulan agustus pada tahun yang sama, Galerius juga memutuskan untuk mengangkat Severus menjadi Augustus.

Ketika ketidakpuasan merajalela, Roma dihadapkan pada sebuah revolusi yang menginkan Maxentius anak Maximianus, menjadi Augustus (akhirnya ia menjadi Augustus pada tanggal 28 Oktober 306). Berbeda dengan yang lainnya, pengangkatan Maxentius ini didukung oleh pasukan Praetorian. Hal ini menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius, Konstantinus, Severus dan Maxentius) dan seorang Caesar (Maximinus)

Dan pada tahun 307, Maximianus juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus, bersebelahan dengan anaknya Maxentius (sehingga secara total, ada 6 orang Augustus di Kekaisaran Romawi yaitu: Maximinus, Maximianus, Maxitius, Galerius, Konstantinus dan Severus). Namun hal ini tidak disetujui oleh Galerius dan Severus, sehingga menimbulkan perang saudara di daerah Italia. Akhirnya, Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307. Keduanya (Maximinus dan Maxentius) pun berusaha memikat Konstantinus untuk bekerjasama dengan cara menjodohkan Konstantinus dengan Fausta, anak Maximianus sekaligus kakak kandung Maxentius.

Keadaan semakin rumit ketika Domitius Alexander, Vicarius (semacam Gubernur) dari Provinsi Afrika memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308. Melihat perkembangan ini, maka diadakanlah Kongres Carnuntum yang dihadiri oleh Diokletianus, Maximianus, and Galerius. Kongres ini menghasilkan keputusan antara lain:

  • Galerius menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
  • Maximinus menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
  • Maximianus Dipecat
  • Maxentius tidak diakui, kepemimpinannya dianggap ilegal
  • Konstantinus mendapat pengakuan, namun jabatannya di turunkan menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Bagian Barat
  • Licinius menggantikan Maximianus sebagai Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Barat

Namun masalah terus berlanjut. Maximinus menuntut agar gelarnya sebagai Augustus dikembalikan. Akhirnya dia memproklamirkan dirinya kembali sebagai Augustus pada tanggal 1 Mei 310. Diikuti oleh Maximianus yang memproklamairkan dirinya, untuk yang ketiga kalinya, menjadi Augustus. Namun ia (Maximianus) tewas dibunuh oleh menantu-nya sendiri, Konstantinus, pada bulan Juli 310. Pada akhir tahun 310, Kekaisaran Romawi masih dipimpin oleh 4 Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Konstantinus, dan Licinius) dan seorang Augustus ilegal (Maxentius)

Galerius, dalam koin Romawi.

Galerius tewas pada bulan Mei 311 meninggalkan Maximinus sebagai penguasa tunggal Kekaisaran Romawi Wilayah Timur. Disaat bersamaan, Maxentius mendeklarasikan perang terhadap Konstantinus, yang telah membunuh ayahnya (Maximianus adalah ayah kandung Maxentius). Namun peperangan itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Ia tewas dalam suatu pertempuran melawan Konstantinus, Pertempuran di Jembatan Milvian, pada tanggal 28 Oktober 312.

Akibat kematian Maxentius, Augusti (kata jamak dari Augustus) hanya bersisa 3 orang; Maximinus, Konstantinus, dan Licinius. Licinius kemudian menikahi Konstantia, adik Konstantinus, untuk mengikat persahabatan dengan Konstantinus.

Pada bulan Agustus 313, Maximinus tewas di daerah Tarsus, Cilicia. Augusti yang tersisa (Licius dan Konstantinus) akhirnya sepakat membagi 2 wilayah Kekaisaran Romawi, seperti yang dilakukan oleh Diokletianus; Konstantinus di Kekaisaran Romawi Bagian Barat, dan Lucius di Kekaisaran Romawi Bagian Timur.

Pembagian kekuasaan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Samapai pada tahun 324, peperangan antara dua Augusti yang tersisa terjadi. Peperangan ini berakhir dengan kekalahan Lucius, menjadikan Konstantinus sebagai penguasa tunggal di seluruh Kekaisaran Romawi.

Kemudian Konstantinus memutuskan bahwa Kekaisaran yang hampir musnah ini, membutuhkan ibu kota baru sebagai pusat pemerintahan. Ia memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke Kota kuno Byzantium dan mengubah namanya menjadi Nova Roma (namun dikemudian hari, kota ini dikenal dengan Konstantinopel, kota Konstantinus). Konstantinopel terus menjadi pusat pemerintahan Konstantinus Agung sampai kematiannya pada tanggal 22 Mei 337.

Theodosius I, Kaisar Terakhir (395)[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 392, Valentinianus tewas di Vienne. Theodosius I menggantikan dia, memerintah seluruh Kekaisaran Romawi.

Theodosius mempunyai dua putra (Arcadius dan Honorius) dan seorang putri bernama Pulcheria, dari istri pertamanya, Aelia Flacilla. Putri dan istrinya pertamanya kemudian tewas pada tahun 385. Dari istri keduanya, Galla, dia mendapatkan seorang putri, Galla Placidia, ibu dari Valentinianus III, seseorang yang kemudian menjadi Kaisar di Kekaisaran Romawi Barat.

Setelah kematiannya pada tahun 395, kekuasaannya dibagi kepada dua anaknya Arcadius dan Honorius; Arcadius menjadi penguasa Kekaisaran Romawi Timur, dengan ibu kota Konstantinopel, dan Honorius menjadi penguasa di Barat, dengan ibu kota Milan. Pembagian ini dianggap sebagai akhir dari Kekaisaran Romawi yang Tunggal.

Pertempuran Adrianopel (378)[sunting | sunting sumber]

Pertempuran Adrianopel (9 Agustus 378) adalah pertempuran antara Tentara Romawi yang dipimpin Kaisar Valens dan suku Jerman (Germanic Tribes, kebanyakan berasal dari suku Visigoths dan Ostrogoths) dipimpin oleh Fritigern. Pertempuran terjadi di daerah Adrianopel dan berakhir dengan kekalahan telak Kekaisaran Romawi. Pertempuran ini mengakibatkan tewasnya Kaisar Valens.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]