Lompat ke isi

A.M. Hendropriyono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tontowy (bicara | kontrib)
Patria lupa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(295 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kehormatan/kenegaraan non-akademis/militer -->
|name = {{PAGENAME}}
|name = A.M. Hendropriyono
|honorific-suffix = <!-- Hanya gelar kehormatan/kenegaraan non-akademis/militer -->
|image = Hendropriyono_tempo.jpg
|image = AMHENDROPRIYONO.jpg
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office = Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)
|office2 = Kepala Badan Intelijen Negara
|order = 1
|order2 = Ke-11
|term_start = [[9 Agustus]] [[2001]]
|term_start2 = 10 Agustus 2001
|term_end = [[8 Desember]] [[2004]]
|term_end2 = 8 Desember 2004
|president = [[Megawati Soekarnoputri]]
|president2 = [[Megawati Soekarnoputri]]<br/>[[Susilo Bambang Yudhoyono]]
|predecessor = [[Arie J. Kumaat]]
|predecessor2 = [[Arie J. Kumaat]] <small>(Ka BAKIN)<small>
|term_start2 = [[1999]]
|term_end2 = [[9 Agustus]] [[2001]]
|president2 = [[Abdurrahman Wahid]]
|successor2 = [[Syamsir Siregar]]
|successor2 = [[Syamsir Siregar]]
|office3 = Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia
|birth_date = {{birth date and age|1945|5|17}}
|order3 = Ke-10
|birth_place = {{negara|Jepang}} [[Yogyakarta]], [[Masa Pendudukan Jepang]]
|president3 = [[Soeharto]]<br />[[B. J. Habibie]]
|term_start3 = 14 Maret 1998
|term_end3 = 20 Oktober 1999
|predecessor3 = [[Siswono Yudohusodo]]
|successor3 = Tidak ada, jabatan dihapuskan
|order = Ke-4
|office = Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia{{!}}Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
|term_start = 27 Agustus 2016
|term_end = 13 April 2018
|predecessor = [[Isran Noor]] (Plt.)
|successor = [[Diaz Hendropriyono]]
|birth_date = {{birth date and age|1945|5|7}}
|birth_place = [[Yogyakarta]], [[Masa Pendudukan Jepang]]
|death_date =
|death_date =
|death_place =
|death_place =
|party =
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears = 1967–2000
|rank = [[File:22-TNI Army-GEN.svg|25px| ]] [[Jenderal (Indonesia)|Jenderal]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] ([[Daftar istilah militer Tentara Nasional Indonesia#H|Kehormatan]])
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|unit = [[Infanteri]] ([[Kopassus]])
|battles = [[Operasi Seroja]]
|awards =
|laterwork =
|nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|party = {{Parpolicon|PKPI}}
|parents =
|spouse =
|spouse =
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->3, termasuk [[Diaz Hendropriyono]]
|children =
|relatives = [[Andika Perkasa]] ([[menantu]])
|residence =
|residence =
|alma_mater =
|alma_mater = [[Akademi Militer Nasional]] (1967)
|occupation =
|occupation = {{hlist|[[Tentara]]|[[Politisi]]}}
|religion = [[Islam]]
}}
}}
'''Abdullah Mahmud Hendropriyono''' atau '''A.M. Hendropriyono''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|7|5|1945}}) adalah Kepala [[Badan Intelijen Negara]] pada [[Kabinet Gotong Royong]]. Sejak tahun 1948 tinggal di Jakarta. Beliau adalah lulusan [[Akademi Militer Nasional]] [[Magelang]] angkatan tahun [[1967]]. Pada pertengahan April 2010, dia menjadi [[komisaris]] di [[Carrefour|PT Carrefour Indonesia]]<ref>{{cite news |first = Arie |last = Firdaus |coauthors = Maria Hasugian |url = |title = Chairul Tanjung beli Carrefour |work = |publisher = Koran Tempo |pages = |page = C11 |date = 17 April 2010 |accessdate = 17 April 2010 |quote = }}</ref>.


[[Jenderal (Indonesia)|Jenderal]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] '''Abdullah Mahmud Hendropriyono''', S.T., S.H., M.H <ref>{{Cite web|date=1 Juli 2019 12:03:33|title= Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.m. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H. Dan Pangkostrad Beri Pembekalan Di Akademi Militer |url=https://tni.mil.id/view-153727-jenderal-tni-purn-prof-dr-am-hendropriyono-st-sh-mh-dan-pangkostrad-beri-pembekalan-di-akademi-militer.html|website= [[Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia]]|access-date=11 November 2021}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ir. Drs. H. AM Hendropriyono SH|first=S. E.|date=2005|url=https://onesearch.id/Author/Home?author=Ir.+Drs.+H.+AM+Hendropriyono+SH,+SE,+MBA,+MH|title=Kegagalan Perencanaan dan Kinerja Pemerintahan Orde Baru|isbn=978-979-416-833-2}}</ref><ref>{{Cite web|title=Kaji Terorisme dalam Pendekatan [[Filsafat Pancasila]], Hendropriyono Raih Doktor|url=https://ugm.ac.id/id/berita/648-kaji-terorisme-dalam-pendekatan-filsafat-pancasila-hendropriyono-raih-doktor}}</ref><ref>{{Cite web|last=Mahfudhi|first=M. Anas|title=Profil dan Perjalanan Karier A.M. Hendropriyono Sang Tokoh Intelijen - Zona Jakarta|url=https://zonajakarta.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-182404835/profil-dan-perjalanan-karier-am-hendropriyono-sang-tokoh-intelijen|website=zonajakarta.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2021-11-04|archive-date=2021-11-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20211104162544/https://zonajakarta.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-182404835/profil-dan-perjalanan-karier-am-hendropriyono-sang-tokoh-intelijen|dead-url=yes}}</ref> atau sering disebut '''A.M. Hendropriyono''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|7|5|1945}}) adalah seorang tokoh [[intelijen]] dan [[TNI|militer]] [[Indonesia]]. Hendropriyono adalah [[Daftar Kepala Badan Intelijen Negara|Kepala Badan Intelijen Negara]] pertama, ia dijuluki ''[[the master of intelligence]]'' karena menjadi "[[Profesor]] di bidang [[ilmu Filsafat Intelijen]]" pertama di dunia.<ref>[http://poskotanews.com/2014/05/07/hendropriyono-profesor-intelijen-pertama-di-dunia/ AM Hendropriyono Profesor Intelijen Pertama di Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170326123747/http://poskotanews.com/2014/05/07/hendropriyono-profesor-intelijen-pertama-di-dunia/ |date=2017-03-26 }}, Pos Kota, 7 Mei 2014</ref> Ia juga pernah menjadi Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia, [[Daftar Menteri Transmigrasi Indonesia|Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia]] dalam [[Kabinet Pembangunan VII]] dan [[Daftar Menteri Transmigrasi Indonesia|Menteri Transmigrasi dan PPH]] [[Kabinet Reformasi Pembangunan]] yang kemudian merangkap sebagai [[Menteri Ketenagakerjaan Indonesia|Menteri Tenaga Kerja]] ad-interim. Ia menjadi Ketua Umum [[Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia]] ([[Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia|PKPI]]) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2016/08/28/05591741/aklamasi.hendropriyono.terpilih.sebagai.ketua.umum.pkpi Aklamasi, Hendropriyono Terpilih sebagai Ketua Umum PKPI], [[Kompas]], 28 Agustus 2016</ref><ref>[https://nasional.tempo.co/read/1079134/pkpi-lolos-pemilu-2019-am-hendropriyono-mundur-dari-ketua-umum PKPI Lolos Pemilu 2019, AM Hendropriyono Mundur dari Ketua Umum], [[Tempo]], 13 April 2018</ref>
Semasa menjabat sebagai Danrem 043/Garuda Hitam, Hendropriyono yang saat itu berpangkat Kolonel, dinilai berhasil mengeliminasi potensi radikalisme yang tumbuh di kawasan Talangsari, Lampung, yang kemudian dikenal dengan [[Peristiwa Talangsari 1989]]. Sebuah komunitas radikal pimpinan Warsidi, berhasil ditumpas.


== Pendidikan ==
Penyelesaian tugasnya sebagai Danrem 043/Garuda Hitam Lampung tersebut dicatat dengan kebanggaan oleh penduduk setempat, bahkan dijadikan model oleh [[ABRI]] sebagai suatu bentuk penyelesaian masalah keamanan yang terbaik. Penyelesaian GPK Warsidi tercatat berlangsung dengan cepat dan tidak berdampak sama sekali, termasuk tidak adanya protes dunia internasional. (KOMPAS - Jumat, 02 Apr 1993 Halaman: 20)
Hendropriyono menempuh pendidikan dasarnya di [[Sekolah Rakyat|SR]] [[Muhammadiyah]], [[Kemayoran, Jakarta Pusat|Kemayoran]], [[Jakarta]] kemudian pindah ke [[SR Negeri Jalan Lematang]], Jakarta, [[SMP Negeri 5 Jakarta|SMP Negeri V]] bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Dr. Sutomo, [[Jakarta]] dan menyelesaikan [[SMA Negeri 2 Jakarta|SMA Negeri II]] bagian B ([[Ilmu Pasti]]) di Jalan Gajah Mada, Jakarta.
=== Pendidikan militer ===
Selanjutnya ia melanjutkan [[pendidikan militer]] di [[Akademi Militer Nasional]] ([[AMN]]) di [[Magelang]] (lulus 1967), [[Australian Intelligence Course]] di [[Woodside]] (1971), [[United States Army Command and General Staff College]] di [[Fort Leavenworth]], [[Amerika Serikat]] (1980), [[Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia|Sekolah Staf dan Komando ABRI]] ([[Sesko ABRI]]), yang lulus terbaik pada 1989 [[bidang akademik]] dan kertas karya perorangan dengan mendapat [[anugerah]] [[Wira Karya Nugraha]]. Selanjutnya ia lulus Kursus Singkat Angkatan VI [[Lembaga Ketahanan Nasional]] (KSA VI [[Lemhannas]]). Keterampilan militer yang pernah diikutinya antara lain adalah [[Para-Komando]], [[terjun tempur statik]], [[terjun bebas militer]] ([[Military Free Fall]]) dan [[penembak]] mahir.


== Karier ==
=== Pendidikan tinggi ===
Pendidikan umum Hendropriyono menjadikannya sebagai [[sarjana]] dalam bidang [[administrasi]] dari [[Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara]] ([[STIA-LAN]]), [[Sarjana Hukum]] dari [[Sekolah Tinggi Hukum Militer]] ([[STHM]]), [[Sarjana Ilmu Politik]] dari [[Universitas Terbuka]] ([[UT]]) [[Jakarta]], [[Sarjana Teknik|Sarjana Teknik Industri]] dari [[Universitas Jenderal Achmad Yani]] ([[Unjani]]), [[Bandung]]. Ia juga meraih [[gelar]] [[magister administrasi niaga]] dari [[University of the City of Manila]], [[Filipina]], mendapat gelar [[magister]] di bidang hukum dari STHM dan pada bulan Juli 2009 dan meraih gelar [[doktor]] [[filsafat]] di [[Universitas Gadjah Mada]] ([[UGM]]) [[Yogyakarta]] dengan [[predikat]] [[Cum Laude]].
* 2001-2004 - [[Kepala Badan Intelijen Negara]]
* 1998-1999 - [[Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia|Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH)]] [[Kabinet Reformasi Pembangunan]]
* 1998-1998 - Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) [[Kabinet Pembangunan VII]]
* 1996-1998 - Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan (Sesdalopbang)
* 1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD
* 1993-1994 - Panglima Kodam V Jaya
* 1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI
* 1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI
* 1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung
* 1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam V Jaya
* 1983-1985 - Wakil Asisten Personil Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi.
* 1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13
* 1972-1974 - Komandan Kompi Prayuda Kopasandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)
* 1968-1972 - Komandan Peleton Komando Pasukan Khusus TNI-AD di Magelang


Pada [[7 Mei]] [[2014]], ia dikukuhkan sebagai guru besar di bidang ilmu Filsafat Intelijen<ref>{{Cite web|url=http://poskotanews.com/2014/05/07/hendropriyono-profesor-intelijen-pertama-di-dunia/|title=AM Hendropriyono Profesor Intelijen Pertama di Dunia|date=2014-05-07|website=Poskota News|language=en|access-date=2018-12-13|archive-date=2018-12-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20181213104340/http://poskotanews.com/2014/05/07/hendropriyono-profesor-intelijen-pertama-di-dunia/|dead-url=yes}}</ref> dari [[Sekolah Tinggi Intelijen Negara]].<ref>{{Cite news|url=http://news.metrotvnews.com/read/2014/05/07/239131/ulang-tahun-ke-69-mantan-kepala-bin-dikado-gelar-guru-besar |title=Artikel:"Ulang Tahun ke-69, Mantan Kepala BIN 'Dikado' Gelar Guru Besar" di metrotvnews.com |access-date=2015-02-09 |archive-date=2015-02-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150209155804/http://news.metrotvnews.com/read/2014/05/07/239131/ulang-tahun-ke-69-mantan-kepala-bin-dikado-gelar-guru-besar |dead-url=yes |work=[[MetroTV|Metrotvnews.com]] }}</ref> Ia menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen.<ref>[http://nasional.news.viva.co.id/news/read/502532-hendropriyono-jadi-guru-besar-intelijen-pertama-di-dunia Artikel:"Hendropriyono Jadi Guru Besar Intelijen Pertama di Dunia" di viva.co.id]</ref> Atas gelar ini, ia tercatat masuk dalam [[Museum Rekor Indonesia]] (MURI).<ref>[http://news.detik.com/read/2014/05/07/131656/2575844/10/jadi-mahaguru-intelijen-pertama-di-dunia-hendropriyono-masuk-muri Artikel:"Jadi 'Mahaguru' Intelijen Pertama di Dunia, Hendropriyono Masuk MURI " di detik.com]</ref> Pengukuhan ini sesuai dengan Keputusan [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]] No. 2576f/A4.3/KP/2014.
== Pendidikan ==


=== Pendidikan Umum ===
== Karier ==
Sepanjang hidupnya, Hendropriyono mengalami tiga karier, sebagai militer, politikus, dan intelijen. Ia juga mengajar di beberapa tempat. Ia juga mengetuai [[Komisi Tinju Indonesia]] pada rentang waktu [[1994]] hingga [[1998]].


=== Karier militer ===
* Doktor dalam ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada dengan predikat cumlaude, atas disertasi Terorisme ditinjau dari Filsafat Analitika, 2009.
Karier militer Hendropriyono diawali sebagai Komandan [[Peleton]] dengan pangkat [[Letnan Dua]] [[Infanteri]] di Komando Pasukan Sandi Yudha ([[Kopassandha]]) yang kini bernama [[Komando Pasukan Khusus]] (Kopassus) [[TNI AD]]. Ia kemudian menjadi Komandan Detasemen Tempur Para-Komando, Asisten Intelijen Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya (1986), Komandan Resor Militer 043/Garuda Hitam Lampung (1988-1991), Direktur Pengamanan VIP dan Objek Vital, Direktur Operasi Dalam Negeri [[Badan Intelijen Strategis]] (Bais) ABRI (199I-1993), Panglima Daerah Militer Jakarta Raya dan Komandan [[Kodiklat TNI AD]].
* Pascasarjana Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) dengan thesis “Hukum Militer Sebagai Sarana Tegaknya Disiplin Prajurit TNI”, 1996
* Sarjana Tehnik Industri Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) Bandung, 1995.
* Sarjana Ekonomi Universitas Terbuka (UT) Jakarta, Mei 1995.
* Sarjana Hukum Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) dengan thesis “Kertas Karya Perorangan Sebagai Syarat Pembebasan Bersyarat Bagi Narapidana”, Mei 1994.
* Pascasarjana Administrasi Niaga University of the City of Manila Philippina, April 1994.
* Sarjana Administrasi Negara STIA LAN RI Jakarta dengan thesis “Sistem Administrasi Dalam Kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha”, 1985.
* SMA Negeri 2 Bagian B/Ilmu Pasti Jakarta, 1964
* SMP Negeri V Pasar Baru, Jakarta, 1961
* SR Muhammadiyah Jakarta, 1958


Semasa menjabat sebagai Danrem 043/Garuda Hitam, Hendropriyono yang saat itu berpangkat [[Kolonel]], berhasil mengeliminasi kelompok Warsidi di kawasan Talangsari, Lampung.<ref>{{Cite web|url=https://kontras.org/2019/02/08/30-tahun-tragedi-talangsari-lampung-tanpa-pertanggungjawaban/|title=30 Tahun Tragedi Talangsari Lampung Tanpa Pertanggungjawaban|date=2019-02-08|website=KontraS|language=id-ID|access-date=2019-09-12}}</ref> Kejadian tersebut kemudian dikenal dengan [[Peristiwa Talangsari 1989]].<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/mengenang-pembantaian-umat-di-talangsari-ckrJ|title=Mengenang Pembantaian Umat di Talangsari|last=Matanasi|first=Petrik|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-09-12}}</ref>
=== Pendidikan Militer ===


Berbagai operasi militer yang diikutinya adalah Gerakan Operasi Militer (GOM) VI, dua kali terlibat dalam Operasi Sapu Bersih III dan dua kali dalam [[Operasi Seroja]] di [[Timor Timur]] (sekarang bernama [[Timor Leste]]).
* KSA VI Lembaga Ketahanan Nasional 1995 lulus terbaik
* Sesko ABRI 1989 lulus terbaik di bidang akademik dan nilai terbaik kertas perorangan dengan anugerah “Karya Wira Nugraha”
* US Army General Staff College Fort Leavenworth USA 1980
* Australian Intelligence Course Woodside 1971
* Akademi Militer Nasional pada tahun 1967 di Magelang


Berikut jenjang karier militer A.M. Hendropriyono:
* Khusus: Penembak Mahir Pistol kelas II dan Senapan kelas I Pusat Pasukan Khusus TNI AD, Terjun Bebas Militer , Kualifikasi keterampilan militer Para-Komando
* 1968-1972 - Komandan Peleton Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat) di Magelang
* 1972-1974 - Komandan Kompi Prayudha Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)
* 1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13
* 1983-1985 - Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi
* 1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam Jayakarta
* 1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung
* 1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI
* 1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI
* 1993-1994 - Panglima Kodam Jayakarta
* 1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD


== Bintang dan tanda jasa ==
=== Karier politik ===
Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut: Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), [[Daftar Menteri Transmigrasi Indonesia|Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan]] (PPH) dalam [[Kabinet Pembangunan VII]] dan sebagai [[Daftar Menteri Transmigrasi Indonesia|Menteri Transmigrasi dan PPH]] dalam [[Kabinet Reformasi Pembangunan]] yang kemudian merangkap sebagai [[Menteri Ketenagakerjaan Indonesia|Menteri Tenaga Kerja]] ad-interim.
=== Karier intelijen ===
Pada periode tahun 2001-2004 sebagai [[Kepala Badan Intelijen Negara]] (BIN) di [[Kabinet Gotong Royong]]. Hendropriyono merupakan penggagas lahirnya [[Sekolah Tinggi Intelijen Negara]] (STIN) di [[Sentul, Babakan Madang, Bogor|Sentul]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]], Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.


Sekarang ini Hendropriyono menjadi pengamat [[terorisme]] dan [[intelijen]], yang kerap diminta untuk menjadi narasumber oleh media massa dan berbagai lembaga, giat menulis bermacam pemikirannya dalam artikel-artikel di berbagai koran, majalah, radio dan televisi.
* Bintang Mahaputera Indonesia Adipradana
=== Karier akademis ===
* Bintang Kartika Eka Paksi Nararya-prestasi
Ia mendedikasikan ilmunya dengan mengajar Filsafat Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Militer Jakarta dan di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan jabatan Rektor Kepala terhitung sejak tanggal 1 Maret 2002 sampai sekarang. Selain itu ketika menjadi Kepala BIN, Hendropriyono juga mendirikan [[Sekolah Tinggi Intelijen Negara]] di [[Sentul, Babakan Madang, Bogor|Sentul]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]].
* Bintang Bhayangkara Utama
* Bintang Yudha Dharma
* Bintang Dharma
* Satya Lencana Bhakti untuk luka-luka di medan pertempuran dan anggota Veteran Pembela Republik Indonesia (Pembela/E, NPV : 21.157.220).

== Lain-lain ==


== Bisnis ==
Selain berkarier, AM Hendropriyono juga duduk di posisi penting beberapa perusahaan.
* 2014 - sekarang - Chief Executive PT [[Adiperkasa Citra Lestari]].<ref>[http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/09/181800626/Hendropriyono.Mobil.Nasional.dan.Keluarga?utm_campaign=related&utm_medium=bp&utm_source=bisniskeuangan& Artikel:"Hendropriyono, Mobil Nasional, dan Keluarga" di Kompas.com]</ref><ref>[http://news.detik.com/read/2015/02/06/192112/2826206/10/didukung-jokowi-hendropriyono-garap-mobnas-bareng-proton-malaysia Artikel:"Didukung Jokowi, Hendropriyono Garap Mobnas Bareng Proton Malaysia" di detik.com]</ref><ref>[http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150207140754-92-30347/hendropriyono-gandeng-proton-saat-penjualan-mobilnya-lesu/ Artikel:"Hendropriyono Gandeng Proton Saat Penjualan Mobilnya Lesu" di cnnindonesia.com]</ref>
* 2010 - sekarang - Chairman Andalusia Group.
* 2010 - sekarang - Chairman Andalusia Group.
* 2010 - sekarang - Commissioner Carrefour Indonesia.
* 2010 - sekarang - Commissioner Carrefour Indonesia.
* 2009 - sekarang - Presdir PT Mahagaya.
* 2009 - sekarang - Presdir PT Mahagaya.
* 2009 - sekarang - Chairman Blitzmegaplex.
* 2009 - 2012 - Chairman Blitzmegaplex.
* 2004 - sekarang - Chairman Hendropriyono & Associates.
* 2004 - sekarang - Chairman Hendropriyono & Associates.
* 2000 - 2001 - Chairman Hendropriyono Law Office.
* 2000 - 2001 - Chairman Hendropriyono Law Office.
* 1999 - 2001 - Presiden Komisaris PT KIA Mobil Indonesia.
* 1999 - 2001 - Presiden Komisaris PT KIA Mobil Indonesia.
* 1994 - 1998 - Ketua [[KTI]] (Komisi Tinju Indonesia).
* 1993 - Dinobatkan sebagai MAN OF THE YEAR oleh majalah EDITOR.


== Kilas Balik 1991 ==
== Penghargaan ==
Ia juga penyandang berbagai kehormatan negara RI, dalam wujud bintang dan tanda jasa antara lain: [[Bintang Mahaputera Adipradana|Bintang Mahaputera Indonesia Adipradana]], [[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya-prestasi]], [[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Utama]], [[Bintang Yudha Dharma]], [[Bintang Dharma]], [[Satyalancana Bhakti]] untuk luka-luka di medan pertempuran, serta anggota [[Legiun Veteran Pembela Republik Indonesia]] (Pembela/E, NPV: 21.157.220).


Ia juga dinobatkan sebagai Man Of The Year oleh [[Majalah Editor]] pada tahun [[1993]].
===Januari 19, 1991===
=== Tanda Jasa ===
Danrem 043/Garuda Hitam Kol (Inf) Drs [[A.M. Hendropriyono]] dengan bijaksana dan seksama melakukan pemindahan petani kopi (perambah hutan) dari kawasan hutan lindung di Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten [[Lampung Selatan]] dan Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Utara, melalui operasi senyum Binter Tanggamus, ke sejumlah lokasi baru seperti Rawa Jitu dan Rawa Pitu, [[Lampung Utara]].
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Bhayangkara Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Pratama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Pratama.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Bhakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan VIII.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana G.O.M. VIII Dharma Pala.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Seroja.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Medali Veteran Perdamaian.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=East Timor Medal of Merit ribbon bar.png|width=100}}
|}


{| class="wikitable" width="70%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
Sebelumnya, pemindahan petani kopi ini dari kawasan hutan lindung ini dilaksanakan oleh Pemda Lampung Selatan dibawah kordinasi langsung Bupati, namun menimbulkan keributan, karena sejumlah perumahan di dalam kawasan tersebut dibakar.
|-
!Baris ke-1
| colspan="2"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (13 Agustus 1999)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Utama]]
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Pratama]] (1997)<ref>{{Cite book|last=Departemen Pertahanan Keamanan, Staf Pembinan Karyawan|first=Indonesia|date=1994|url=https://www.google.co.id/books/edition/Mimbar_kekaryaan_ABRI/PJXP7Pjq5AYC?hl=id&gbpv=1&dq=terima+bintang+yudha+dharma+utama&pg=RA4-PA67&printsec=frontcover|title=Mimbar kekaryaan ABRI.
Edisi 315-324|location=Indonesia|publisher=Indonesia. Angkatan Bersenjata|pages=67|url-status=live}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Pratama]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]] (Ulangan I)
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana Bhakti]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 8 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Dharma Phala|Satyalancana G.O.M VIII]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana Seroja]]
| colspan="1"|Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia (2024)<ref>{{Cite web|last=detikcom|first=Tim|title=AM Hendropriyono Dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang LVRI|url=https://news.detik.com/berita/d-7309386/am-hendropriyono-dianugerahi-tanda-kehormatan-bintang-lvri|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-04-25}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Medal of Merit (East Timor)|Medal of Merit]] - Timor Leste (2022)<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-08-22|title=Hendropriyono Terima Anugerah Bintang Tertinggi dari Timor Leste|url=https://www.liputan6.com/news/read/5048177/hendropriyono-terima-anugerah-bintang-tertinggi-dari-timor-leste|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-06-14}}</ref>
|}


=== Brevet ===
Keberhasilan operasi senyum Binter Tanggamus yang diprakarsai Danrem 043/Garuda Hitam Kol (Inf) Drs [[A.M. Hendropriyono]], karena setiap KK (dari sekitar 4000 KK) yang dipindahkan mendapat fasilitas sebuah rumah serta lahan usaha pertanian seluas dua hektar, termasuk lahan pekarangan 0,25 ha. Juga, diberikan alat-alat pertanian serta jaminan hidup berupa beras dan lauk-pauk selama 18 bulan. (KOMPAS, Selasa, 22 Januari 1991, halaman 12. Telah Dipindahkan, "Petani Liar" Hutan Lindung Pulau Punggung.)
* Brevet Komando Kopassus
* Brevet Terjun Bebas
* Brevet Jump Master
* Brevet Hirbak
* Brevet Hiu Kencana
* Wing Penerbang TNI AU


===Januari 21, 1991===
== Keluarga ==
Ia memiliki 3 orang anak, yaitu Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati istri dari Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, Rony Hendropriyono dan [[Diaz Hendropriyono]], yang menjabat sebagai [[Komisaris]] [[Telkomsel]] pada tahun 2015 serta Staf Khusus Presiden Republik Indonesia<ref>[http://news.okezone.com/read/2015/02/08/337/1102976/hendropriyono-yang-sebut-saya-dimanjakan-jokowi-mulutnya-busuk Artikel:"Hendropriyono: Yang Sebut Saya Dimanjakan Jokowi, Mulutnya Busuk!" di Okezone.com]</ref>
Brigjen Drs H. [[A.M. Hendropriyono]] menempati posisi Direktur "D" Bais ABRI, menggantikan Brigjen TNI Todo Sihombing. Sebelumnya, Hendropriyono, menjabat sebagai Komandan Resor Militer 043 Garuda Hitam (Kodam II/Sriwijaya), dengan pangkat Kolonel (infanteri). (KOMPAS, Senin, 21 Januari 1991, halaman 12. Nama dan Peristiwa: Alih Tugas Jabatan Markas ABRI)


== Kilas Balik 1993 ==
== Griya Anti Narkoba ==
Pada [[25 Juni]] [[2014]], Ia bersama Komjen Pol (Purn) [[Gories Mere]] dan Irjen (Purn) [[Benny Mamoto]] mendirikan museum yang diberi nama [[Griya Anti Narkoba]]. Griya Anti Narkoba ini berdiri di lahan seluas hampir 1 hektar dan merupakan museum narkoba pertama di [[Jakarta]]. Terletak di Taman Indraloka, Jalan Mandor Hasan No. 45, Ceger, Cipayung, [[Jakarta Timur]]. Di Griya Anti Narkoba ini, pengunjung bisa melihat-lihat berbagai macam jenis obat-obatan yang mengandung zat berbahaya serta melihat dampak pemakaiannya. Museum yang didukung pula oleh didukung oleh Asosiasi Purnawira Penegak Hukum Narkotika Indonesia (AP2HNI) serta Yayasan Wale Anti Narkoba Indonesia (YWANI), ini beroperasi mulai pukul 10.00-17.00 WIB setiap hari serta hari libur nasional. Untuk masuk, tidak dipungut biaya.<ref>[http://news.detik.com/read/2015/02/03/155854/2822324/10/1/belajar-bahaya-narkoba-di-griya-anti-narkoba-milik-am-hendropriyono Artikel:"Belajar Bahaya Narkoba di Griya Anti Narkoba Milik AM Hendropriyono" di detik.com]</ref>

===April 02, 1993===
Mayjen Drs H. [[A.M. Hendropriyono]] dilantik oleh KSAD Jenderal [[Edi Sudradjat]] sebagai Pangdam Jaya ke-11 menggantikan Mayjen K. Harseno. Sebelumnya [[A.M. Hendropriyono]] menjabat Direktur A [[Bais ABRI]], dengan pangkat [[Brigjen]] (1992). (KOMPAS, Sabtu, 03 April 1993, halaman 1. ABRI tidak Hendaki, Kemajuan dengan Perubahan Menyimpang.)

===April 12, 1993===
Meski belum genap dua pekan Mayjen Drs H. [[A.M. Hendropriyono]] menjabat sebagai [[Pangdam Jaya]], ia sudah memperhatikan dengan serius aspek kesejahteraan prajurit di lingkungan [[Kodam]] (Komando Daerah Militer) Jaya/Jayakarta. Khususnya yang berkaitan dengan perumahan dinas prajurit yang saat itu dalam kondisi kumuh.

Sejak 12-14 April 1993 Mayjen Drs H. [[A.M. Hendropriyono]] selaku [[Pangdam Jaya]] melakukan kunjungan ke beberapa kesatuan di luar Makodam Jaya Jl. Mayjen Sutoyo, [[Cililitan]], Jaktim. Yaitu, berkunjung ke Markas Komando Brigif-1 Pengamanan Ibukota Jaya Sakti dan Yonif 201-Jaya Yudha di kawasan [[Pasar Rebo]], [[Jakarta Timur]]; juga perumahan dinas para prajurit di Detasemen Zeni Tempur 3 Kodam Jaya di kawasan Cijantung, [[Jakarta Timur]]; serta berkunjung ke Men Arhanud-1 dan Yon Arhanud Se-6 di kawasan Lagoa, [[Tanjung Priok]], [[Jakarta Utara]].

Kepada stafnya yang menangani masalah kesejahteraan, Mayjen Drs H. [[A.M. Hendropriyono]] saat itu menginstrusikan untuk melakukan inventarisasi kondisi perumahan prajurit di lingkungan Kodam Jaya yang tergolong kumuh, untuk segera ditingkatkan kualitasnya. (KOMPAS, Rabu, 14 April 1993, halaman 7. Diprioritas, Perumahan Dinas Prajurit Kodam Jaya)

===April 23, 1993===
Tidak hanya memperhatikan aspek kesejahteraan prajurit, Mayjen Drs H. [[A.M. Hendropriyono]] juga sangat serius memperhatikan aspek kedisiplinan prajuritnya. Ketika dilaporkan ada oknum prajurit yang melakukan tindakan tak patut, Hendropriyono memprosesnya secara hukum. Bahkan pada 27 April 1993, oknum pelaku pungutan ilegal tersebut dipecat melalui apel luar biasa yang berlangsung di Markas [[Pomdam Jaya]] Jl. Guntur, [[Jakarta Selatan]].

Sebagaimana diberitakan media, seorang [[Tamtama]] berpangkat [[Kopral]] dilaporkan melakukan pungutan ilegal terhadap puluhan pengemudi kendaraan umum metromini T-42 dan T- 47. Dalam melakukan aksinya, oknum [[Kopral]] tersebut menggunakan sepeda motor dinas dan berseragam dinas lengkap. (KOMPAS, Sabtu, 24 April 1993, halaman 7. Pangdam Jaya: Diperiksa, Oknum ABRI yang Pungli Sopir Metromini)

===Mei 03, 1993===

Upaya menegakkan serta mengawasi penerapan tatatertib dan kedisiplinan militer, yang dilakukan Mayjen Drs H. [[A.M. Hendropriyono]] selaku [[Pangdam Jaya]] antara lain ditempuh dengan memberikan nasehat-nasehat. Sebagaimana pernah terjadi pada oknum [[Tamtama]] yang terjaring dalam operasi "Bulan Penghormatan" periode I di wilayah Garnisun I/Jakarta. Saat terjaring oknum [[Tamtama]] berpangkat [[Kopral]] mengendarai sepeda motor mengenakan ‘helm proyek’ dan berambut gondrong. (KOMPAS, Senin, 03 Mei 1993. Foto: Rambut Gondrong)

===Mei 08, 1993===

Pada tanggal 29 April 1993, sejumlah tujuh orang yang berstatus mahasiswa, guru, atlet, pegawai Deppen Pusat dan karyawan swasta datang ke Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ) Muara Baru untuk belanja ikan. Ketujuh orang tadi sempat mengalami tindak kekerasan (dipecuti dengan ekor ikan pari kemudian direndam di air dalam kolam) dari oknum petugas yang ditempatkan di sana. Sekitar sepekan kemudian, peristiwa tersebut dipublikasikan media massa (07 Mei 1993).

Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] selaku [[Pangdam Jaya]] yang mengetahui peristiwa tersebut dari media massa langsung mengambil tindakan, memerintahkan Dan [[Pomdam Jaya]] segera mengusut tuntas peristiwa tersebut.

Selain mengambil tindakan tegas, Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] juga mengapresiasi sikap warga yang berani mengadukan tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh oknum petugas, sebagai tindakan yang tepat. (KOMPAS, Sabtu, 08 Mei 1993, halaman: 7. Pangdam Jaya: Diusut, Kasus Penganiayaan oleh Oknum Petugas di PPSJ)

===Juli 1993===

Sejak awal Juli 1993, Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] memberikan kesempatan kepada organisasi kemasyarakatan (ormas) maupun [[organisasi politik]] (orpol) bertatap muka dan berdialog langsung dengannya untuk menyampaikan berbagai permasalahan, sambil minum kopi atau sarapan. Caranya, melakukan pendaftaran terlebih dahulu, dan dalam bentuk kelompok (organisasi).

Melalui forum coffee morning yang berlangsung mulai pukul 07:00 pagi dimaksudkan untuk memperoleh masukan langsung dari masyarakat tanpa harus melalui jalur birokrasi.

Selain ormas dan orpol, forum coffee morning ini antara lain pernah dihadiri oleh para gepeng (gelandangan dan pengemis) yang berpoperasi di tujuh wilayah yaitu [[Jakarta Barat]], [[Jakarta Utara]], [[Jakarta Timur]], [[Jakarta Selatan]], [[Jakarta Pusat]], [[Bekasi]] dan [[Tangerang]]. (KOMPAS, Rabu, 21 Juli 1993, halaman 7. Info Jabotabek: Pangdam Jaya Dan Gepeng)

===Juli 10, 1993===

Program [[ABRI]] Masuk Desa (AMD) yang ke-43 berlangsung sejak 10 Juli 1993 hingga 03 [[Agustus]] 1993. Pekerjaan yang dilakukan dalam program AMD di wilayah [[Jakarta Pusat]] tersebut adalah perbaikan dua [[Balai Warga]], satu [[Musholla]], dan pengerasan jalan. Selain itu, juga dilakukan pekerjaan non fisik seperti ceramah kesadaran berbangsa dan bernegara kepada masyarakat dan pelajar.

Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada acara penutupan AMD ke-43 kala itu berharap, hasil kerja AMD bisa bermanfaat dan dapat dipelihara oleh warga, bahkan pada kesempatan berikutnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi. (KOMPAS, Selasa, 03 Agustus 1993, halaman 7. Info Jabotabek: Pangdam Tutup AMD-XLIII)

===Agustus 11, 1993===

Pada Rabu siang tanggal 11 Agustus 1993, Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] mendatangi [[Lembaga Bantuan Hukum]] (LBH) yang terletak di Jalan Diponegoro 74 [[Jakarta Pusat]], untuk mengucapkan selamat atas pengangkatan Dr [[Adnan Buyung Nasution]] SH sebagai tokoh hak asasi manusia.

[[Adnan Buyung Nasution]] yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus [[YLBHI]] periode 1993-1997, ditemani oleh Direktur Eksekutif YLBHI Drs [[Mulyana W Kusumah]] serta Kepala Divisi Khusus YLBHI [[Hendardi]]. Pertemuan berlangsung selama sekitar 10 menit.

Dalam sejarah berdirinya [[LBH]], [[A.M. Hendropriyono]] adalah pejabat militer pertama yang datang ke [[LBH]] atas inisiatifnya sendiri, bukan atas undangan [[LBH]] untuk menghadiri suatu acara. Bagi Buyung sendiri, pertemuannya dengan Hendropriyono merupakan pertemuan pertamanya. "Dia seorang perwira tinggi yang punya keberanian untuk melakukan terobosan. Setidaknya, mencoba menghilangkan kesan bahwa militer itu angker. Itu terobosan simpatik." Demikian komentar [[Adnan Buyung Nasution]] kepada [[harian Kompas]].

Sekitar sebulan kemudian, tepatnya tanggal 8 September 1993, langkah Hendropriyono diikuti Brigjen Pol (Dra) [[Roekmini Koesoemo Astoeti]], yang juga menemui Buyung di kantornya. Saat itu Roekmini bertugas di Mabes ABRI sebagai staf di Kassopol [[ABRI]]. Roekmini juga pernah menjadi anggota Komisi II [[DPR]] mewakili F-ABRI dan ketika itu dikenal sebagai salah seorang anggota [[DPR]] yang sangat vokal. (KOMPAS - Kamis, 12 Aug 1993 Halaman: 1 Hendropriyono Temui Buyung)

===Agustus 12, 1993===

Menegakkan serta mengawasi penerapan tatatertib dan kedisiplinan militer yang diupayakan Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]], kembali mendapat ujian ketika pada Rabu siang 11 Agustus 1993 terjadi tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh dua oknum prajurit terhadap wartawan harian [[Pos Kota]] yang sedang melakukan tugas jurnalistik di kompleks Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) [[DLLAJR]] di Ujung Menteng, [[Jakarta Timur]].

Aries Byantoro ([[wartawan]] [[Pos Kota]] yang saat itu berusia 39 tahun), dikabarkan diinterogasi di sbeuah ruangan, ditendang dan dipukul pakai pistol sehingga menderita luka pada dagu, punggung dan kedua kakinya, meskipun sudah menunjukkan kartu [[PWI]] Jaya dan kartu karyawan Pos Kota.

Menyikapi hal tersebut, Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Karena, tindakan semena-mena dan main hakim sendiri yang dilakukan oleh oknum [[prajurit]] tadi, merupakan tindakan tercela dan dapat dikategorikan melanggar tata tertib dan disiplin [[TNI]].

Selain itu, Hendropriyono juga mengimbau, agar warga masyarakat yang mengalami perlakukan semena-mena oleh oknum prajurit segera melapor. "Langsung lapor ke atasannya atau ke saya, tidak perlu lewat jalur birokrasi. Selonong saja ke saya. Dari hari Selasa sampai Jumat kan saya 'buka praktek' dari jam 7.00 sampai 8.00 pagi lewat minum kopi pagi (coffe morning). (KOMPAS, Jumat, 13 Agustus 1993, halaman 7. Pangdam: Usut Kasus Penganiayaan Wartawan "Pos Kota")

===Agustus 13, 1993===

Sebagaimana diulas harian Kompas edisi 13 Agustus 1993, pada masa kepemimpinan [[A.M. Hendropriyono]] sebagai [[Pangdam Jaya]], ada dikenal program [[Sekolah Khusus Kodam Jaya]] sebagai langkah kongkret [[Kodam Jaya]] mengatasi maraknya perkelahian pelajar yang dari tahun ke tahun semakin ganas, brutal dan berani. Bahkan, dari berbagai peristiwa, para pelajar yang berkelahi itu telah melecehkan guru, orangtua dan aparat keamanan.

Perkelahian antar pelajar itu tidak sekedar baku hantam, tetapi juga merusak sarana angkutan umum, membajak bus kota, melukai awak bus. Juga, menghadirkan rasa takut di kalangan masyarakat umum pengguna kendaraan umum.

Sejumlah pelajar yang pernah terlibat perkelahian kala itu, kemudian diikutkan ke dalam program sekolah khusus ini yang berlangsung selama sebulan. Kepada mereka dilatih kedisiplinan.

Dalam acara coffee morning Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Selasa tanggal 10 [[Agustus]] 1993 di Makodam Jaya [[Cililitan]], sejumlah orangtua memuji program itu sebagai gagasan yang bagus.

Sekitar satu bulan kemudian, gagasan yang dipraktekkan Kodam Jaya tersebut juga diterapkan di [[Kodim]] [[Tangerang]]. Sekolah khusus bagi pelajar bermasalah ini dibuka Dandim [[Tangerang]] (saat itu), Letkol (Inf) Darizal Basir pada hari Kamis tanggal 16 [[September]] 1993 siang.

Pesertanya, 11 pelajar STM dari 3 STM yang ada di Kotamadya Tangerang. Para pelajar ini akan dididik oleh para guru pelajar bersangkutan dan aparat Kodim, dengan waktu pendidikan minimal 1 minggu dan maksimal 1 bulan tergantung dari pelajar bersangkutan. Sekolah khusus ini merupakan petunjuk Pangdam Jaya, Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] tentang pendidikan bagi pelajar bermasalah yang memerlukan pembinaan dan pengasuhan khusus. Selama pendidikan, para pelajar harus tetap tinggal di Makodim. Tujuannya, adalah mendidik dan mendisiplinkan remaja pelajar yang terlibat perbuatan tidak terpuji. (KOMPAS, Jumat, 13 Agustus 1993, halaman 4. Tajuk Rencana: Menempatkan Kehadiran Sekolah Khusus yang Diselenggarakan Kodam Jaya)

===Agustus 23, 1993===

Selain dikenal pandai melakukan terobosan seperti [[Sekolah Khusus Kodam Jaya]], Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] juga pernah melakukan terobosan berupa ‘keharusan’ membuat karya tulis bagi narapidana politik yang akan menjalani masa bebas bersyarat.

Menurut [[Menteri Kehakiman]] (saat itu) [[Oetojo Oesman]] SH, gagasan Pangdam Jaya tersebut merupakan gagasan bagus. Peraturan Menkeh tahun 1991, memang memberi kewenangan [[Bakorstanas]] untuk berperan sebagai pengamat dalam proses pembebasan bersyarat. Pangdam Jaya dalam hal ini adalah juga Ketua [[Bakorstanasda]] Jaya.

Salah satu narapidana politik yang ‘menikmati’ gagasan ini adalah [[AM Fatwa]], yang pernah menjadi sekretaris pribadi mantan Gubernur DKI Jakarta [[Ali Sadikin]], dan dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh [[Pengadilan Negeri]] [[Jakarta Pusat]] pada tahun 1984.

Selain [[AM Fatwa]] ada juga [[Abdul Qadir Jaelani]] terpidana [[kasus Tanjung Priok 1984]] yang menyampaikan ‘karya tulisnya’ secara lisan. (KOMPAS, Senin, 23 Agustus 1993, halaman 6. Menkeh Oetojo Oesman: Perlu Dikaji, Gagasan Napi Politik Membuat Skripsi; KOMPAS - Rabu, 25 Aug 1993 Halaman: 6 Kasdam Jaya Brigjen Wiranto: Bakorstanasda Tidak Mengada-ada).

===Oktober 01, 1993===

Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] menjadi anggota Dewan Kehormatan [[PB Pertina]] (Pengurus Besar Persatuan Tinju Amatir Indonesia) periode 1993-1998, bersama-sama [[Saleh Basarah]] (mantan ketua PB Pertina), [[Sahala Radjagukguk]], dan [[Bob Hasan]]. (KOMPAS, Sabtu, 02 Oktober 1993, halaman 15. Mayjen Paul Toding: Ketua Umum PB Pertina)

===November 12, 1993===

Salah satu kejutan Hendropriyono lainnya adalah mengatifkan kembali geliat [[Perguruan Tinggi Dakwah Islam]] (PTDI) yang selama 9 tahun belakangan ditutup pihak berwajib, karena sebagian pengurusnya terkait Insiden Tanjungpriok September 1984. Bahkan Pangdam V Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] yang juga menjabat sebagai Kepala [[Bakorstanasda]] Jaya, menyampaikan kuliah perdana di hadapan sekitar 150 mahasiswa PTDII pada hari Jum’at tanggal 12 November 1993.

PTDII semula bernama Akademi Dakwah Islam, didirikan pada tahun 1960, di bawah naungan Yayasan Pesantren Islam (Yapis). Secara kelembagaan PTDII tidak ada kaitan dengan insiden Tanjung Priok 1984, namun beberapa dosen dan pengurus PTDI, termasuk Prof H. [[Oesmany Al-Hamidy]], sang Rektor, saat itu diduga terlibat [[kasus Tanjung Priok]].

Prof H. [[Oesmany Al-Hamidy]] sendiri sebelumnya adalah mantan perwira [[CPM]] ([[Corps Polisi Militer]]) yang berhenti sejak 1957. Ia sempat diadili dan menjalani hukuman penjara selama 6 tahun 10 bulan dalam kasus Tanjung Priok 1984. (KOMPAS, Sabtu, 13 November 1993, halaman 7. Pangdam Jaya Beri Kuliah Umum Perdana di PTDII)

===Desember 14, 1993===

Kedatangan Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] ke mesjid Hidayatullah yang terletak di Setiabudi Kuningan, [[Jakarta Selatan]], membawa berkah. Setelah berbulan-bulan terancam akan dibongkar, Mesjid Hidayatullah akhirnya tak jadi dibongkar oleh [[PT Danamon]]. Kepastian itu diketahui setelah terdapat permufakatan antara [[developer]] dengan pihak [[mesjid]].

Permufakatan itu ditindaklanjuti dengan membuat perjajian yang ditandatangani oleh Direktur [[PT Danamon]], Andreas, serta Ketua pengurus mesjid, KH Nawawi Hakam, serta 29 anggota pengurus.

Isi perjanjian kesepakatan itu antara lain, developer menjamin [[mesjid]] tak akan rubuh akibat galian tanah di sekelilingnya dengan membangun penyanggah. Sedang jalan menuju mesjid digeser ke pojok, namun diperlebar (hingga 6 meter) dan atas biaya [[developer]]. Kemudian developer mengakui bahwa lokasi tanah areal mesjid adalah sertifikat hak milik [[mesjid]].

Ketua pengurus [[mesjid]], Nawawi, mengatakan bahwa [[mesjid]] baru yang sudah dibangun [[developer]] dengan biaya milyaran sekitar 1,5 km dari lokasi sengketa, yang tadinya diperuntukkan bagi penggantian mesjid yang lama, akhirnya direlakan oleh [[PT Danamon]].

"Mesjid itu sudah mulai dimakmurkan masyarakat setempat, dan rasanya tak ada yang mempersoalkan keberadaannya sekarang. Terus terang semua ini berkat kedatangan Pangdam Hendropriyono ke mesjid…” ucap KH Nawawi Hakam. (KOMPAS, Rabu, 15 Desember 1993, halaman 7. MESJID HIDAYATULLAH TAK JADI DIBONGKAR)

===Desember 17, 1993===

Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada 17 Desember 1993 ditetapkan sebagai [[Man of the Year 1993]] oleh majalah berita [[Editor]]. Penghargaan tersebut berlangsung di [[Hotel Sahid]], [[Jakarta]].

Sepanjang sejarah majalah tersebut, Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] merupakan [[Man of the Year]] ketiga yang berasal dari [[ABRI]] sejak pemilihan tokoh dilakukan pertama kali tahun 1988. Dua nama lain yang pernah dipilih adalah Jenderal (Pur) [[LB Moerdani]] (1988), dan Jenderal (Pur) [[Rudini]] (1991). Tiga tokoh lain yang pernah dipilih Editor yaitu Drs Marzuki Usman (1989), KH [[Abdurrahman Wahid]] (1990), dan Prof Dr Ing [[BJ Habibie]] (1992).

Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] dipilih sebagai tokoh karena memiliki gagasan yang orisinal, dan mungkin juga kontroversial. Misalnya, di tengah maraknya peristiwa politik di tanah air, sejak dilantik menjadi [[Pangdam Jaya]] April 1993, dia membuka dialog dengan tokoh-tokoh kritis, misalnya [[Adnan Buyung Nasution]], [[Ali Sadikin]], dan tokoh-tokoh lain dari [[Petisi 50]]. Juga, melontarkan dan melaksanakan sekolah khusus di markas Kodim bagi pelaku perkelahian antarpelajar. Pangdam Jaya itu juga yang melontarkan ide pembuatan "skripsi" bagi narapidana politik yang belakangan semakin banyak dibebaskan. (KOMPAS, Kamis, 16 Desember 1993, halaman 16. Nama dan Peristiwa: Pangdam Jaya Mayjen TNI Abdullah Mahmud Hendropriyono (47) ditetapkan sebagai Man of the Year 1993)

===Desember 20, 1993===

Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] membawakan puisi karya [[Taufiq Ismail]] berjudul Ibunda Kita Suarga Kita dalam acara "Bapak- Bapak Baca Puisi" menyambut Hari Ibu di Graha Bhakti Budaya [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) hari Senin tanggal 20 Desember 1993, malam. Mengaku deg-degan menunggu giliran membaca, dan bingung membaca puisi buatan sendiri, akhirnya Hendro memilih puisi karya [[Taufiq Ismail]]. Acara yang diselenggarakan Yayasan Ananda dan [[Pusat Kesenian Jakarta]], dipandu oleh penyair [[Taufiq Ismail]], menampilkan belasan bapak-bapak terkemuka di negeri ini.

Hadir membacakan puisi antara lain Menaker [[Abdul Latief]], pengusaha HMNM [[Hasjim Ning]], ketua PPP H [[Ismail Hasan Metareum]], mantan Menkeh [[Ismail Saleh]], Sekjen Deptrans Mayjen [[ZA Maulany]], dan mantan Sekmil Presiden Mayjen [[Syaukat Banjaransari]]. (KOMPAS, Selasa, 21 Desember 1993, halaman 5. Puisi Hari Ibu)

==Kilas Balik 1994==

===April 08, 1994===
Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Jum’at tanggal 08 April 1994 menyerahkan satu unit minibus warna putih kepada [[Perguruan Tinggi Dakwah Islam Indonesia]] (PTDII), di [[Tanjung Priok]], [[Jakarta Utara]]. Penyerahan minibus itu diterima pimpinan PTDII Prof [[Osmany Al Hamidy]] MA. "Saya datang disini hanya sebagai perantara saja dari [[Panglima]] [[ABRI]]. Dan Pangab juga hanya perantara karena sumbangan ini semua berasal dari Allah SWT," kata Hendro. (KOMPAS, Sabtu, 09 April 1994, halaman 20. Nama dan Peristiwa: Pangdam Jaya Mayjen TNI AM Hendropriyono menjadi perantara).

===April 14, 1994===
Sejak Kamis 14 April 1994, Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] berhak menyandang gelar [[MBA]] ([[Master of Business Administration]]), yang berhasil diraihnya dari [[University of the city of Manila]], [[Philippines]].

Kuliah yang dijalani Pangdam dilakukan dengan korespondensi selama 1,5 tahun di tengah-tengah kesibukannya menjaga keamanan ibu kota. Sebelumnya, Hendropriyono sudah menyandang gelar doktorandus dari [[STIA-LAN]]. Bahkan saat itu, Hendropriyono juga sedang menjalani kuliah di [[Perguruan Tinggi Hukum Militer]] (PTHM). (KOMPAS, Rabu, 20 April 1994, halaman 20. Nama dan Peristiwa: Para penyandang gelar MBA bakal mendapat saingan, Pangdam Jaya AM Hendropriyono).

===Mei 04, 1994===
Sekitar tiga pekan kemudian, Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] berhak memakai gelar [[Sarjana Hukum]] setelah berhasil mempertahankan skripsi berjudul "Ketentuan Tambahan Terhadap Narapidana Politik" selama sekitar satu jam di depan sidang skripsi yang dipimpin Ketua Dewan Guru Besar [[Sekolah Tinggi Hukum Militer]] (STHM) Prof Dr H. Priyatna Abdurrasyid, SH.

Menurut Prof Dr H. Priyatna Abdurrasyid, SH, skripsi setebal 120 halaman dipertahankan dengan sangat baik: "Tidak bisa lain, kami harus memberikan yudicium Cum Laude dengan nilai rata-rata A.”

Pada intinya, skripsi dengan judul Ketentuan Tambahan Terhadap Narapidana Politik menjawab beberapa pertanyaan ahli hukum Indonesia yang mempersoalkan dasar hukum penulisan karya tulis bagi para narapidana politik sebelum dibebaskan.

Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] belajar di STHM selama 3,5 tahun, melalui skripsinya berhasil membuktikan bahwa masalah karya tulis bagi narapidana politik itu ada dasar hukumnya. Yaitu, mengacu pada pasal 10 (b) KUHPidana, teori Montesorie dan yang terpenting adalah Tap MPR no. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang dikaitkan dengan pasal 28 UUD 1945 tentang kebebasan mengeluarkan pendapat. (KOMPAS, Jumat, 06 Mei 1994, halaman 20. Nama dan Peristiwa: Sejak Rabu (4/5) Pangdam Jaya Mayjen TNI AM Hendropriyono berhak memakai gelar Sarjana Hukum ...)

===Juni 1994===
Pangdam Jaya Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] serta Kapolda Mayjen (Pol) Hindarto meresmikan majelis ta’lim At-ta’ibin, forum pengajian para mantan narapidana dan keluarganya. Majelis Ta’lim ini diprakarsai dan diketuai oleh [[HM Ramdhan Effendi]] alias [[Anton Medan]] (Tan Hok Liang). Majelis Ta’lim ini didirikan pada tanggal 10 Juni 1994. (http://eightbspezharpalu.wordpress.com/2012/02/05/kisah-anton-medan-menemukan-hidayah-di-penjara/)

===Desember 10, 1994===
Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Sabtu tanggal 10 Desember 1994 dilantik menjadi Komandan Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan ([[Kodiklat]]) [[TNI-AD]]. Lembaga Kodiklat merupakan peleburan dua lembaga yang sudah ada sebelumnya, yaitu Pusat Pembinaan dan Pendidikan (Pusbindik) TNI-AD serta Pusat Pengembangan Sistem Operasi (Pusbangsisops) TNI-AD.

Tugas pokok Kodiklat adalah menyelenggarakan pembinaan doktrin dan sistem operasi matra darat, pendidikan, dan latihan. Selain itu, Kodiklat TNI-AD juga membawahi Pusat Kesenjataan Infanteri, Pusat Kesenjataan Kavaleri, dan Pusat Kesenjataan Artileri. (KOMPAS, Minggu, 11 Desember 1994, halaman 8. Mayjen TNI Hendropriyono Dilantik Jadi Dan Kodiklat).

===Desember 19, 1994===
Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Senin tanggal 19 Desember 1994 terpilih sebagai Ketua Umum PJSI ([[Persatuan Judo Seluruh Indonesia]]) periode 1994-1998. Pada saat bersamaan Hendropriyono saat itu masih menjabat sebagai Ketua KTI ([[Komisi Tinju Indonesia]]). (KOMPAS, Senin, 19 Desember 1994, halaman 19. Menjelang Munas PJSI (2). AM Hendropriyono: Garuda Emas 2002-PJSI Bukan Proyek Mercu Suar).

==Kilas Balik 1995==

===Maret 28, 1995===
Presiden [[Soeharto]] di [[Istana Negara]] pada 28 Maret 1995 mengukuhkan pengurus [[KONI]] Pusat masa bakti 1995-1999. Pengurus inti KONI Pusat terdiri dari: Ketua Umum dijabat oleh Jenderal TNI [[Wismoyo Arismunandar]], Wakil Ketua Umum I dijabat oleh [[Arie Soedewo]], Wakil Ketua Umum II dijabat oleh [[Rahardi Ramelan]], Wakil Ketua Umum III dijabat oleh [[A.M. Hendropriyono]], dan Wakil Ketua Umum IV dijabat oleh M. Hasan. Sedangkan jabatan Sekjen dipercayakan kepada [[Rudolf S. Warouw]], dibantu Wakil Sekjen Cahyo Adi. (KOMPAS, Kamis, 23 Februari 1995, halaman 19. Pengurus KONI Pusat Periode 1995-1998).

===Mei 23, 1995===
Komandan Kodiklat TNI AD Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] diwisuda menjadi sarjana [[Universitas Terbuka]] bersama sejumlah perwira tinggi TNI lainnya. Yaitu, Letjen TNI [[Moch Ma'ruf AR]] (Kassospol), Mayjen TNI [[Sofian Effendi]] (Asisten Operasi Kasum), Mayjen TNI [[Bantui Hardjijo]] (Asisten Perencanaan Umum Pangab), Brigjen TNI [[Zacky Anwar]] (Direktur A BIA), Mayjen TNI [[Wiranto]] (Pangdam V Jaya), Mayjen TNI R [[Adang Ruchiatna]] (Pangdam IX Udayana), Mayjen TNI [[EE Mangindaan]] (Gubernur Sulawesi Utara). (KOMPAS, Rabu, 24 Mei 1995, halaman 10. Sejumlah 27 Pati ABRI Diwisuda Jadi Sarjana UT).

==Kilas Balik 1996==

===Februari 28, 1996===
Komandan Kodiklat TNI AD Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] mengikuti Kursus Singkat Angkatan VI [[Lembaga Ketahanan Nasional]] ([[Lemhannas]]). Kursus tersebut berlangsung selama 4,5 bulan, dari 28 Februari hingga 5 Juli 1996. Keseluruhan peserta kursus ini berjumlah 98 orang, dan 50 diantaranya anggota TNI.

Di akhir acara, terpilih sebagai peserta kursus paling berprestasi adalah Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan TNI-AD Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] dan Lutfi Ibrahim Nasution dari Kantor Menteri Agraria. Sebagai lulusan terbaik Kursus Singkat Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Angkatan VI, Hendropriyono memperoleh [[Piagam Seroja]]. (KOMPAS, Senin, 08 Juli 1996, halaman 24. Nama dan Peristiwa: Hendropriyono mendapat prestasi tinggi dalam Lemhanas).

===Oktober 09, 1996===
Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dan Kodiklat) TNI-AD diserah-terimakan dari Mayjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] kepada Mayjen TNI Achfas Mufti. Serah terima dilakukan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI [[R Hartono]]. Saat itu Hendropriyono dipromosikan menjadi [[Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan]] ([[Sesdalopbang]]), menggantikan [[Tuk Setyohadi]]. (KOMPAS, Kamis, 10 Oktober 1996, halaman 14. KSAD: Belum Dengar Rencana Mutasi Pimpinan Puncak TNI-AD * Mayjen TNI AM Hendropriyono akan Jadi Sesdalopbang).

===Desember 17, 1996===
Pada hari Selasa tanggal 17 Desember 1996, Menteri Negara Sekretaris Negara (Mensesneg) [[Moerdiono]] secara resmi melantik Mayjen TNI Drs [[A.M. Hendropriyono]] SH MBA sebagai Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan [[(Sesdalopbang]]), menggantikan Mayjen (Purn) Tuk Setyohadi, di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta. Hal itu dilaksanakan berdasarkan Keppres No 308/M Tahun 1996. (KOMPAS, Rabu, 18 Desember 1996, halaman 14. Hendropriyono Dilantik Sebagai Sesdalopbang).

===Desember 30, 1996===
Ketua Umum [[Komisi Tinju Indonesia]] (KTI) Pusat [[A.M. Hendropriyono]] menunjuk Kol (Inf) Tritamtomo, selaku caretaker (pengemban) atau pengganti yang akan menjalankan roda kepengurusan di KTI. Selain itu diumumkan 12 personel baru KTI yang akan membantu tugas sehari-hari dari caretaker, hingga Munas 1998. (KOMPAS, Selasa, 31 Desember 1996, halaman 16. Hendropriyono Tunjuk "Caretaker" KTI).

==Kilas Balik 1997==

===Januari 20, 1997===
Mantan Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI Drs. H. [[A.M. Hendropriyono]], MBA, SH yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan ([[Sesdalopbang]]), naik pangkat setingkat menjadi Letnan Jenderal TNI.

Selama ini Letnan Jenderal TNI [[A.M. Hendropriyono]] dikenal sebagai perwira yang sukses dalam berbagai medan pertempuran. Ia lama bertugas di pasukan Baret Merah, [[Komando Pasukan Khusus]] TNI-AD, mulai sebagai Komandan Peleton (1968-1972), Komandan Kompi Prayudha (1972-1974), Komandan Detasemen Tempur 13 (1981-1984), Wakil Asisten Personel, Asisten Intelijen.

Dari tugas di Kopassus ia menjadi Asisten Intel Kodam Jaya (1985-1987), Komandan Korem Garuda Hitam di Lampung (1987-1991), Direktur D Bais (Badan Intelijen Strategis) ABRI (1991), Direktur A Bais ABRI (1993-1994).

Sekalipun tergolong orang pasukan, Hendropriyono juga giat menimba ilmu hingga berhasil menyelesaikan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara, meraih gelar [[MBA]] dari [[University of the City of Manila]], [[Filipina]] dan tahun 1996 lalu lulus dari [[Sekolah Tinggi Hukum Militer]].Hendropriyono sempat kuliah di [[Fakultas Kedokteran]] [[UGM]] sebelum ia memasuki [[Akademi Militer Nasional]] (1964-1967). (KOMPAS, Selasa, 21 Januari 1997, halaman 14. Hendropriyono Jadi Letjen).

===Maret 11, 1997===
Sesdalopbang Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] tampil sebagai salah satu pemakalah dan pembahas pada acara Seminar Sehari Mengenai Perspektif Peranan ABRI Memasuki Abad 21 dalam rangka memperingati Catur Windu Harian Angkatan Bersenjata, yang berlangsung di [[Lemhannas]], Jakarta. (KOMPAS, Rabu, 12 Maret 1997, halaman 1. Reaktualisasi dan Reorientasi Dwifungsi ABRI).

===Maret 25, 1997===
Sesdalopbang Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] bersama Menteri Keuangan [[Mar'ie Muhammad]], Dirjen Perdagangan Internasional Djoko Mulyono serta sejumlah konglomerat dari Jakarta melepas ekspor perdana salak pondoh, di Dusun Wonosari, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, [[Sleman]], [[DI Yogyakarta]]. (KOMPAS, Rabu, 26 Maret 1997, halaman 24. Nama dan Peristiwa: Mar'ie Muhammad Melepas Ekspor Perdana Salak Pondoh).

===Agustus 01, 1997===
Sesdalopbang Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] menerima lima kapal tangkapan eks-[[Thailand]] dan [[Malaysia]] dari Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut, Soehandjono, dan atas nama [[Presiden RI]] kelima kapal tersebut diserahkan kepada nelayan melalui Ketua DPD [[Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia]] (HNSI), Kadim Berutu.

Ketika itu Hendropriyono berpendapat, setiap kapal tangkapan yang perkaranya sudah diputus pengadilan, sebaiknya jangan langsung dilelang. Sebab, hanya akan jatuh menjadi milik orang yang punya uang. Hibahkan saja langsung ke nelayan. Untuk itu, menurut Hendropriyono, perlu dicari jalan keluarnya agar setiap kapal tangkapan bisa langsung diserahkan ke nelayan. (KOMPAS, Sabtu, 02 Agustus 1997, halaman 9. Sesdalopbang Hendropriyono: Ironis, Kekayaan Laut Dicolong Orang Asing).

===Agustus 12, 1997===
Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan ([[Sesdalopbang]]) Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Selasa tanggal 12 Agustus 1997 menerima penyematan tanda kehormatan [[Bintang Yudha Dharma Pratama]] dari Panglima ABRI Jenderal TNI [[Feisal Tanjung]] di [[Mabes]] [[ABRI]] Jakarta.

Penghargaan tersebut diberikan berdasarkan SK Presiden atas jasa baktinya yang melebihi dan melampaui panggilan tugas pembinaan dan pengembangan, sehingga keuntungan luar biasa untuk kemajuan, perkembangan dan terwujudnya integrasi [[ABRI]]. (KOMPAS, Rabu, 13 Agustus 1997, halaman 14. KSAD Terima Tanda Kehormatan dari Pangab).

===Agustus 29, 1997===
Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan ([[Sesdalopbang]]) Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Jumat tanggal 29 Agustus 1997 di Bitung meninjau 65 buah pamboat (perahu motor) [[Filipina]] dan sembilan kapal asing berbendera [[Taiwan]] hasil sitaan aparat keamanan di Dermaga Angkatan Laut Bitung.

Hendropriyono juga menyampaikan instruksi Presiden yang mengharuskan kapal asing, perahu motor maupun armada laut lainnya yang ditangkap dan diputus secara hukum oleh pengadilan karena kasus pencurian ikan di perairan teritorial Indonesia, jangan lagi dilelang tetapi dihibahkan kepada nelayan. Dalam hal ini, hibah merupakan salah satu cara pemerintah dalam rangka memperkuat armada laut nasional, sekaligus upaya mengangkat kehidupan nelayan. (KOMPAS, Sabtu, 30 Agustus 1997, halaman 8. Instruksi Presiden, Kapal Asing Sitaan untuk Nelayan).

===Desember 19, 1997===
Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan ([[Sesdalopbang]]) Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Jumat tanggal 19 Desember 1997 turut melepas ekspor perdana kedelai jenis [[edamame]] ke [[Jepang]] yang dilakukan PT Mitra Tani 27, sebanyak 43 ton. Sejak tahun 1994 hingga 1997, PT Mitra Tani 27 telah melakukan uji coba ekspor produknya ke Jepang. Menurut Hendropriyono, ekspor kedelai ini merupakan prestasi, sebab pasar di Jepang dikenal paling sulit menerima produk pertanian dari negara lain. (KOMPAS, Sabtu, 20 Desember 1997, halaman: 8. Dilepas, Ekspor Perdana Kedelai Jenis Edamame).


== Kontroversi ==
Dengan keterlibatannya dalam kampanye pemenangan [[Pemilihan Presiden 2014]] di pihak Jokowi dan Jusuf Kalla, serta dalam tim transisi, sebagian [[relawan]] pendukung Jokowi menyatakan kecewa karena masa lalu Hendropriyono.<ref>[http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140811_polemik_hendropriyono ''Polemik Hendropriyono''.] Diakses dari situs berita [[BBC]] pada tanggal 14 November 2014</ref> Ia sering dikaitkan dengan kasus Talangsari dengan dugaan [[penembakan]] membabi buta yang dilakukan anak buahnya. Namun ternyata gerombolan Talangsari yang semuanya berasal dari Pulau Jawa tersebut yang mendahului membunuh Komandan Koramil Kapten Sutiman, ketika ia sedang membujuk mereka untuk meninggalkan pemukiman liar di atas tanah masyarakat yang mereka duduki dan mengganggu warga desa dengan menegakan aturan-aturan gerombolan mereka sendiri. Pembunuhan terhadap Danramil berlanjut dengan pembunuhan Kepala Pos Polisi Pelda Sudargo dan Kepala Kampung Sidorejo yang bernama Santoso Arifin. Dalam pemberontakan mereka juga melakukan pembunuhan terhadap seorang tentara bernama Budi Waluyo, hampir bersamaan waktunya dengan pelemparan bom molotov terhadap kantor surat kabar Lampung Post di Kota Bandar Lampung.


Peristiwa talangsari telah diselesaikan melalui Islah yaitu perdamaian abadi secara Agama Islam, dan pada tahun 1998 mereka ditempatkan masing-masing di berbagai daerah lain sebagai Transmigran, untuk itu mereka telah memperoleh dua setengah hektar tanah guna bercocok tanam dan dihuni, beberapa diantaranya memilih mendapatkan rurmah untuk kembali ke Jakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Timur juga telah mengeluarkan surat keputusan Nomor : 170/3/2/XII/SK/DPRD-LTM/2000 tentang Peristiwa Talangsari Way Jepara Kabupaten Lampung Timur yang mana dalam keputusan tersebut salah satunya menyatakan semua persoalan telah selesai.


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|2}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{Commonscat}}
* {{id}}[http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/hendropriyono/index.shtml Profil di tokohindonesia.com]

* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/hendropriyono/index.shtml Profil di tokohindonesia.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060307210755/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/hendropriyono/index.shtml |date=2006-03-07 }}
* {{id}} {{resmi|www.hendropriyono.com}}
* {{YouTube|8yjLSQLQ9I4}} Mantan Kepala BIN Terima Gelar dari Kesultanan Banjar


{{kotak mulai}}
{{kotak mulai}}
{{s-gov}}
{{Succession box | jabatan = [[Kepala Badan Intelijen Negara|Kepala BIN]] | tahun = [[9 Agustus]] [[2001]] - [[8 Desember]] [[2004]] | pendahulu = | pengganti = [[Syamsir Siregar]]|before = Tidak Ada}}
{{Succession box | jabatan = [[Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia|Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH)]] | tahun = [[14 Maret]] [[1998]] - [[26 Oktober]] [[1999]] | pendahulu = [[Siswono Yudohusodo]] | pengganti = [[Al Hilal Hamdi]] (Menteri Negara Transmigrasi dan Kependudukan)}}
{{Succession box | jabatan = [[Kepala Badan Intelijen Negara]] | tahun =2001–2004| pendahulu = [[Arie J. Kumaat]]<br><small>sebagai Ka BAKIN<small>| pengganti = [[Syamsir Siregar]]}}
{{s-off}}
{{Succession box | jabatan = [[Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia|Menteri Transmigrasi dan<br>Pemukiman Perambah Hutan]] | tahun =1998–1999| pendahulu = [[Siswono Yudohusodo]] | pengganti = [[Al Hilal Hamdi]]<br><small> sebagai Menteri Negara Transmigrasi<br>dan Kependudukan<small>}}
{{s-mil}}
{{s-new}}
{{s-ttl|title=[[Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat|Komandan Kodiklat TNI−AD]]|years=1994–1996}}
{{s-aft|after=[[Achfas Mufti]]}}
{{s-bef|before=[[Kentot Harseno]]}}
{{s-ttl|title=[[Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta|Panglima Kodam Jaya]]|years=1993–1994}}
{{s-aft|after=[[Wiranto]]}}
{{kotak selesai}}
{{kotak selesai}}
{{Kabinet Gotong Royong}}
{{Kabinet Reformasi Pembangunan}}


{{DEFAULTSORT:Hendropriyono, Abdullah Mahmud}}
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Tokoh tinju Indonesia|Hendropriyono]]
[[Kategori:Tokoh tinju Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia|Hendropriyono, Abdullah Mahmud]]
[[Kategori:Tokoh intelijen Indonesia]]
[[Kategori:Kelahiran 1945|Hendropriyono, Abdullah Mahmud]]
[[Kategori:Kepala BIN]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]

[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[en:Abdullah Mahmud Hendropriyono]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Kopassus]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer Jaya]]
[[Kategori:Alumni Universitas Terbuka]]
[[Kategori:Alumni Universitas Jenderal Achmad Yani]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Kartika Eka Paksi]]

Revisi terkini sejak 14 Juli 2024 15.05

A.M. Hendropriyono
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Ke-4
Masa jabatan
27 Agustus 2016 – 13 April 2018
Sebelum
Pendahulu
Isran Noor (Plt.)
Sebelum
Kepala Badan Intelijen Negara Ke-11
Masa jabatan
10 Agustus 2001 – 8 Desember 2004
PresidenMegawati Soekarnoputri
Susilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pendahulu
Arie J. Kumaat (Ka BAKIN)
Sebelum
Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia Ke-10
Masa jabatan
14 Maret 1998 – 20 Oktober 1999
PresidenSoeharto
B. J. Habibie
Sebelum
Pengganti
Tidak ada, jabatan dihapuskan
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir7 Mei 1945 (umur 79)
Yogyakarta, Masa Pendudukan Jepang
Partai politikPKPI
Anak3, termasuk Diaz Hendropriyono
KerabatAndika Perkasa (menantu)
Alma materAkademi Militer Nasional (1967)
Pekerjaan
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1967–2000
Pangkat Jenderal TNI (Kehormatan)
SatuanInfanteri (Kopassus)
Pertempuran/perangOperasi Seroja
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., M.H [1][2][3][4] atau sering disebut A.M. Hendropriyono (lahir 7 Mei 1945) adalah seorang tokoh intelijen dan militer Indonesia. Hendropriyono adalah Kepala Badan Intelijen Negara pertama, ia dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia.[5] Ia juga pernah menjadi Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia, Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan VII dan Menteri Transmigrasi dan PPH Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim. Ia menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.[6][7]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Hendropriyono menempuh pendidikan dasarnya di SR Muhammadiyah, Kemayoran, Jakarta kemudian pindah ke SR Negeri Jalan Lematang, Jakarta, SMP Negeri V bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Dr. Sutomo, Jakarta dan menyelesaikan SMA Negeri II bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Gajah Mada, Jakarta.

Pendidikan militer[sunting | sunting sumber]

Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang (lulus 1967), Australian Intelligence Course di Woodside (1971), United States Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Amerika Serikat (1980), Sekolah Staf dan Komando ABRI (Sesko ABRI), yang lulus terbaik pada 1989 bidang akademik dan kertas karya perorangan dengan mendapat anugerah Wira Karya Nugraha. Selanjutnya ia lulus Kursus Singkat Angkatan VI Lembaga Ketahanan Nasional (KSA VI Lemhannas). Keterampilan militer yang pernah diikutinya antara lain adalah Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.

Pendidikan tinggi[sunting | sunting sumber]

Pendidikan umum Hendropriyono menjadikannya sebagai sarjana dalam bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, Sarjana Teknik Industri dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Bandung. Ia juga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina, mendapat gelar magister di bidang hukum dari STHM dan pada bulan Juli 2009 dan meraih gelar doktor filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan predikat Cum Laude.

Pada 7 Mei 2014, ia dikukuhkan sebagai guru besar di bidang ilmu Filsafat Intelijen[8] dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara.[9] Ia menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen.[10] Atas gelar ini, ia tercatat masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).[11] Pengukuhan ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 2576f/A4.3/KP/2014.

Karier[sunting | sunting sumber]

Sepanjang hidupnya, Hendropriyono mengalami tiga karier, sebagai militer, politikus, dan intelijen. Ia juga mengajar di beberapa tempat. Ia juga mengetuai Komisi Tinju Indonesia pada rentang waktu 1994 hingga 1998.

Karier militer[sunting | sunting sumber]

Karier militer Hendropriyono diawali sebagai Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Ia kemudian menjadi Komandan Detasemen Tempur Para-Komando, Asisten Intelijen Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya (1986), Komandan Resor Militer 043/Garuda Hitam Lampung (1988-1991), Direktur Pengamanan VIP dan Objek Vital, Direktur Operasi Dalam Negeri Badan Intelijen Strategis (Bais) ABRI (199I-1993), Panglima Daerah Militer Jakarta Raya dan Komandan Kodiklat TNI AD.

Semasa menjabat sebagai Danrem 043/Garuda Hitam, Hendropriyono yang saat itu berpangkat Kolonel, berhasil mengeliminasi kelompok Warsidi di kawasan Talangsari, Lampung.[12] Kejadian tersebut kemudian dikenal dengan Peristiwa Talangsari 1989.[13]

Berbagai operasi militer yang diikutinya adalah Gerakan Operasi Militer (GOM) VI, dua kali terlibat dalam Operasi Sapu Bersih III dan dua kali dalam Operasi Seroja di Timor Timur (sekarang bernama Timor Leste).

Berikut jenjang karier militer A.M. Hendropriyono:

  • 1968-1972 - Komandan Peleton Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat) di Magelang
  • 1972-1974 - Komandan Kompi Prayudha Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)
  • 1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13
  • 1983-1985 - Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi
  • 1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam Jayakarta
  • 1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung
  • 1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI
  • 1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI
  • 1993-1994 - Panglima Kodam Jayakarta
  • 1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD

Karier politik[sunting | sunting sumber]

Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut: Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan sebagai Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.

Karier intelijen[sunting | sunting sumber]

Pada periode tahun 2001-2004 sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong. Hendropriyono merupakan penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor, Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.

Sekarang ini Hendropriyono menjadi pengamat terorisme dan intelijen, yang kerap diminta untuk menjadi narasumber oleh media massa dan berbagai lembaga, giat menulis bermacam pemikirannya dalam artikel-artikel di berbagai koran, majalah, radio dan televisi.

Karier akademis[sunting | sunting sumber]

Ia mendedikasikan ilmunya dengan mengajar Filsafat Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Militer Jakarta dan di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan jabatan Rektor Kepala terhitung sejak tanggal 1 Maret 2002 sampai sekarang. Selain itu ketika menjadi Kepala BIN, Hendropriyono juga mendirikan Sekolah Tinggi Intelijen Negara di Sentul, Bogor.

Bisnis[sunting | sunting sumber]

Selain berkarier, AM Hendropriyono juga duduk di posisi penting beberapa perusahaan.

  • 2014 - sekarang - Chief Executive PT Adiperkasa Citra Lestari.[14][15][16]
  • 2010 - sekarang - Chairman Andalusia Group.
  • 2010 - sekarang - Commissioner Carrefour Indonesia.
  • 2009 - sekarang - Presdir PT Mahagaya.
  • 2009 - 2012 - Chairman Blitzmegaplex.
  • 2004 - sekarang - Chairman Hendropriyono & Associates.
  • 2000 - 2001 - Chairman Hendropriyono Law Office.
  • 1999 - 2001 - Presiden Komisaris PT KIA Mobil Indonesia.

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

Ia juga penyandang berbagai kehormatan negara RI, dalam wujud bintang dan tanda jasa antara lain: Bintang Mahaputera Indonesia Adipradana, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya-prestasi, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma, Bintang Dharma, Satyalancana Bhakti untuk luka-luka di medan pertempuran, serta anggota Legiun Veteran Pembela Republik Indonesia (Pembela/E, NPV: 21.157.220).

Ia juga dinobatkan sebagai Man Of The Year oleh Majalah Editor pada tahun 1993.

Tanda Jasa[sunting | sunting sumber]

Baris ke-1 Bintang Mahaputera Adipradana (13 Agustus 1999)[17] Bintang Dharma
Baris ke-2 Bintang Bhayangkara Utama Bintang Yudha Dharma Pratama (1997)[18] Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Baris ke-3 Bintang Yudha Dharma Nararya Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (Ulangan I)
Baris ke-4 Satyalancana Bhakti Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun
Baris ke-5 Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun Satyalancana G.O.M VIII Satyalancana Penegak
Baris ke-6 Satyalancana Seroja Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia (2024)[19] Medal of Merit - Timor Leste (2022)[20]

Brevet[sunting | sunting sumber]

  • Brevet Komando Kopassus
  • Brevet Terjun Bebas
  • Brevet Jump Master
  • Brevet Hirbak
  • Brevet Hiu Kencana
  • Wing Penerbang TNI AU

Keluarga[sunting | sunting sumber]

Ia memiliki 3 orang anak, yaitu Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati istri dari Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, Rony Hendropriyono dan Diaz Hendropriyono, yang menjabat sebagai Komisaris Telkomsel pada tahun 2015 serta Staf Khusus Presiden Republik Indonesia[21]

Griya Anti Narkoba[sunting | sunting sumber]

Pada 25 Juni 2014, Ia bersama Komjen Pol (Purn) Gories Mere dan Irjen (Purn) Benny Mamoto mendirikan museum yang diberi nama Griya Anti Narkoba. Griya Anti Narkoba ini berdiri di lahan seluas hampir 1 hektar dan merupakan museum narkoba pertama di Jakarta. Terletak di Taman Indraloka, Jalan Mandor Hasan No. 45, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur. Di Griya Anti Narkoba ini, pengunjung bisa melihat-lihat berbagai macam jenis obat-obatan yang mengandung zat berbahaya serta melihat dampak pemakaiannya. Museum yang didukung pula oleh didukung oleh Asosiasi Purnawira Penegak Hukum Narkotika Indonesia (AP2HNI) serta Yayasan Wale Anti Narkoba Indonesia (YWANI), ini beroperasi mulai pukul 10.00-17.00 WIB setiap hari serta hari libur nasional. Untuk masuk, tidak dipungut biaya.[22]

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Dengan keterlibatannya dalam kampanye pemenangan Pemilihan Presiden 2014 di pihak Jokowi dan Jusuf Kalla, serta dalam tim transisi, sebagian relawan pendukung Jokowi menyatakan kecewa karena masa lalu Hendropriyono.[23] Ia sering dikaitkan dengan kasus Talangsari dengan dugaan penembakan membabi buta yang dilakukan anak buahnya. Namun ternyata gerombolan Talangsari yang semuanya berasal dari Pulau Jawa tersebut yang mendahului membunuh Komandan Koramil Kapten Sutiman, ketika ia sedang membujuk mereka untuk meninggalkan pemukiman liar di atas tanah masyarakat yang mereka duduki dan mengganggu warga desa dengan menegakan aturan-aturan gerombolan mereka sendiri. Pembunuhan terhadap Danramil berlanjut dengan pembunuhan Kepala Pos Polisi Pelda Sudargo dan Kepala Kampung Sidorejo yang bernama Santoso Arifin. Dalam pemberontakan mereka juga melakukan pembunuhan terhadap seorang tentara bernama Budi Waluyo, hampir bersamaan waktunya dengan pelemparan bom molotov terhadap kantor surat kabar Lampung Post di Kota Bandar Lampung.

Peristiwa talangsari telah diselesaikan melalui Islah yaitu perdamaian abadi secara Agama Islam, dan pada tahun 1998 mereka ditempatkan masing-masing di berbagai daerah lain sebagai Transmigran, untuk itu mereka telah memperoleh dua setengah hektar tanah guna bercocok tanam dan dihuni, beberapa diantaranya memilih mendapatkan rurmah untuk kembali ke Jakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Timur juga telah mengeluarkan surat keputusan Nomor : 170/3/2/XII/SK/DPRD-LTM/2000 tentang Peristiwa Talangsari Way Jepara Kabupaten Lampung Timur yang mana dalam keputusan tersebut salah satunya menyatakan semua persoalan telah selesai.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.m. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H. Dan Pangkostrad Beri Pembekalan Di Akademi Militer". Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. 1 Juli 2019 12:03:33. Diakses tanggal 11 November 2021. 
  2. ^ Ir. Drs. H. AM Hendropriyono SH, S. E. (2005). Kegagalan Perencanaan dan Kinerja Pemerintahan Orde Baru. ISBN 978-979-416-833-2. 
  3. ^ "Kaji Terorisme dalam Pendekatan [[Filsafat Pancasila]], Hendropriyono Raih Doktor".  Konflik URL–wikilink (bantuan)
  4. ^ Mahfudhi, M. Anas. "Profil dan Perjalanan Karier A.M. Hendropriyono Sang Tokoh Intelijen - Zona Jakarta". zonajakarta.pikiran-rakyat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-04. Diakses tanggal 2021-11-04. 
  5. ^ AM Hendropriyono Profesor Intelijen Pertama di Dunia Diarsipkan 2017-03-26 di Wayback Machine., Pos Kota, 7 Mei 2014
  6. ^ Aklamasi, Hendropriyono Terpilih sebagai Ketua Umum PKPI, Kompas, 28 Agustus 2016
  7. ^ PKPI Lolos Pemilu 2019, AM Hendropriyono Mundur dari Ketua Umum, Tempo, 13 April 2018
  8. ^ "AM Hendropriyono Profesor Intelijen Pertama di Dunia". Poskota News (dalam bahasa Inggris). 2014-05-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-13. Diakses tanggal 2018-12-13. 
  9. ^ "Artikel:"Ulang Tahun ke-69, Mantan Kepala BIN 'Dikado' Gelar Guru Besar" di metrotvnews.com". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-09. Diakses tanggal 2015-02-09. 
  10. ^ Artikel:"Hendropriyono Jadi Guru Besar Intelijen Pertama di Dunia" di viva.co.id
  11. ^ Artikel:"Jadi 'Mahaguru' Intelijen Pertama di Dunia, Hendropriyono Masuk MURI " di detik.com
  12. ^ "30 Tahun Tragedi Talangsari Lampung Tanpa Pertanggungjawaban". KontraS. 2019-02-08. Diakses tanggal 2019-09-12. 
  13. ^ Matanasi, Petrik. "Mengenang Pembantaian Umat di Talangsari". Tirto.id. Diakses tanggal 2019-09-12. 
  14. ^ Artikel:"Hendropriyono, Mobil Nasional, dan Keluarga" di Kompas.com
  15. ^ Artikel:"Didukung Jokowi, Hendropriyono Garap Mobnas Bareng Proton Malaysia" di detik.com
  16. ^ Artikel:"Hendropriyono Gandeng Proton Saat Penjualan Mobilnya Lesu" di cnnindonesia.com
  17. ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021. 
  18. ^ Departemen Pertahanan Keamanan, Staf Pembinan Karyawan, Indonesia (1994). Mimbar kekaryaan ABRI. Edisi 315-324. Indonesia: Indonesia. Angkatan Bersenjata. hlm. 67.  line feed character di |title= pada posisi 23 (bantuan)
  19. ^ detikcom, Tim. "AM Hendropriyono Dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang LVRI". detiknews. Diakses tanggal 2024-04-25. 
  20. ^ Liputan6.com (2022-08-22). "Hendropriyono Terima Anugerah Bintang Tertinggi dari Timor Leste". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-06-14. 
  21. ^ Artikel:"Hendropriyono: Yang Sebut Saya Dimanjakan Jokowi, Mulutnya Busuk!" di Okezone.com
  22. ^ Artikel:"Belajar Bahaya Narkoba di Griya Anti Narkoba Milik AM Hendropriyono" di detik.com
  23. ^ Polemik Hendropriyono. Diakses dari situs berita BBC pada tanggal 14 November 2014

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Arie J. Kumaat
sebagai Ka BAKIN
Kepala Badan Intelijen Negara
2001–2004
Diteruskan oleh:
Syamsir Siregar
Jabatan politik
Didahului oleh:
Siswono Yudohusodo
Menteri Transmigrasi dan
Pemukiman Perambah Hutan

1998–1999
Diteruskan oleh:
Al Hilal Hamdi
sebagai Menteri Negara Transmigrasi
dan Kependudukan
Jabatan militer
Jabatan baru Komandan Kodiklat TNI−AD
1994–1996
Diteruskan oleh:
Achfas Mufti
Didahului oleh:
Kentot Harseno
Panglima Kodam Jaya
1993–1994
Diteruskan oleh:
Wiranto