Lompat ke isi

Situs Gunung Padang: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°59′36.5″S 107°03′22.96″E / 6.993472°S 107.0563778°E / -6.993472; 107.0563778
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Cagar
 
(37 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Gunung Padang Site.jpg|jmpl|300px|Situs Gunung Padang]]
{{bukan|Gunung Padang}}
{{Infobox cagar budaya
[[Berkas: Gunung Padang 5th terrace.jpeg|jmpl|300px| Teras kelima dari situs Gunung Padang]]
| Name = Gunung Padang
'''Situs Gunung Padang''' merupakan situs [[prasejarah]] peninggalan kebudayaan [[Megalitikum]] di [[Jawa Barat]]. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa [[Karyamukti, Campaka, Cianjur|Karyamukti]], Kecamatan [[Campaka, Cianjur|Campaka]], [[Kabupaten Cianjur]]. Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan [[Warungkondang, Cianjur|Warungkondang]], dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m [[elevasi|dpl]], dan areal situs ini sekitar 3 [[hektare|ha]], menjadikannya sebagai kompleks [[punden berundak]] terbesar di [[Asia Tenggara]].
| Image = [[Berkas:Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur.jpg|275px]]
| Caption =Situs Gunung Padang
| Type = Nasional
| Criteria = Situs
| ID = CB.16
| Location =[[Kabupaten Cianjur]], [[Jawa Barat]]
| Year = 1998, 2010 &2014
| ownership = {{INA}}
| management = BPCB Serang
| Link =http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015070700005/gunung-padang
| embedded =
| locmapin =
| coordinates = {{coord|6|59|36.5|S|107|03|22.96|E|source:kolossus-frwiki|display=title}}
| map_caption =
}}
'''Situs Gunung Padang''' merupakan situs [[prasejarah]] peninggalan kebudayaan [[Megalitikum]] di [[Jawa Barat]] yang berusia 10.000 - 25.000 Sebelum masehi. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa [[Karyamukti, Campaka, Cianjur|Karyamukti]], Kecamatan [[Campaka, Cianjur|Campaka]], [[Kabupaten Cianjur]]. Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan [[Warungkondang, Cianjur|Warungkondang]], di jalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m [[elevasi|dpl]], dan areal situs ini sekitar 3 [[hektare|ha]], menjadikannya sebagai kompleks [[punden berundak]] terbesar di [[Asia Tenggara]].


== Penemuan ==
== Penemuan ==
Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada ''Rapporten van de Oudheidkundige Dienst'' (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Sejarawan Belanda, [[N. J. Krom]] juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Pemilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke [[Gunung Gede]]<ref name=terlantar>[http://www.kapanlagi.com/h/0000081176.html Situs Peninggalan Zaman Megalitikum di Gunung Padang Kian Terbengkalai.] kapanlagi.com Edisi 08 September 2005</ref>. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan [[Puslit Arkenas]] pada tahun 1979 terhadap situs ini.
Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada ''Rapporten van de Oudheidkundige Dienst'' (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Sejarawan Belanda, [[N. J. Krom]] juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke [[Gunung Gede]].<ref name=terlantar>[http://www.kapanlagi.com/h/0000081176.html Situs Peninggalan Zaman Megalitikum di Gunung Padang Kian Terbengkalai.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100508104649/http://www.kapanlagi.com/h/0000081176.html |date=2010-05-08 }} kapanlagi.com Edisi 08 September 2005</ref> Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan [[Puslit Arkenas]] pada tahun 1979 terhadap situs ini.


== Lokasi ==
== Lokasi ==
Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam<ref name=terlantar/>. Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat.<ref name=antara>Jafar M. Sidik. [http://www.antaranews.com/berita/1253144117/menerawangi-indonesia-tua-di-gunung-padang Menerawangi "Indonesia Tua" di Gunung Padang]. Antara daring. Edisi 17 September 2009</ref> Penduduk menganggapnya sebagai tempat [[Prabu Siliwangi]], [[Kerajaan Sunda|raja Sunda]], berusaha membangun istana dalam semalam.
Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam.<ref name=terlantar/> Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat.<ref name=antara>Jafar M. Sidik. [http://www.antaranews.com/berita/1253144117/menerawangi-indonesia-tua-di-gunung-padang Menerawangi "Indonesia Tua" di Gunung Padang]. Antara daring. Edisi 17 September 2009</ref> Penduduk menganggapnya sebagai tempat [[Prabu Siliwangi]], [[Kerajaan Sunda|raja Sunda]], berusaha membangun istana dalam semalam.


== Fungsi ==
== Fungsi ==
Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.<ref name=antara/> Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada<ref>Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir [http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1112242 Musical Tradition in Megalithic Site of Indonesian Gunung Padang?]</ref>. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum/Zaman Batu
Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.<ref name=antara/> Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada.<ref>Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir [http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1112242 Musical Tradition in Megalithic Site of Indonesian Gunung Padang?]</ref> Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum/Zaman Batu
<!--
== Penelitian ==
Sejak Maret 2011, tim peneliti katastrofi purba yang dibentuk kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, dalam survei untuk melihat aktivitas sesar aktif Cimandiri yang melintas dari Pelabuhan Ratu sampai Padalarang melewati Gunung Padang. Ketika tim melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang diketahui tidak ada intrusi magma. Kemudian tim peneliti melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang secara lebih lengkap dengan metodologi geofisika, yakni geolistrik, georadar, dan geomagnet di kawasan Situs tersebut. Hasilnya, semakin meyakinkan bahwa Gunung Padang sebuah bukit yang dibuat atau dibentuk oleh manusia (man-made). Pada November 2011, tim yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman Natawidjaja,<ref>{{ cite web |url=http://www.youtube.com/watch?v=D0Iq86qs7l0 |title=Paparan Tim Katastrofi Purba}} Sekretariat Negara, 7 Februari 2012</ref> terdiri dari pakar kebumian ini semakin meyakini bahwa Gunung Padang dibuat oleh manusia masa lampau yang pernah hidup di wilayah itu.


=== Survei Pemerintah Indonesia ===
Hasil survei dan penelitian kemudian dipresentasikan pada berbagai pertemuan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional, bahkan mendapat apresiasi dari Prof. Dr. [[Oppenheimer]]. Kemudian tim katastrofi purba menginisiasi pembentukan tim peneliti yang difokuskan untuk melakukan studi lanjutan di Gunung Padang<ref>[http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/03/situs-gunung-padang-diteliti-lebih-dalam Situs Gunung Padang Diteliti Lebih Dalam] National Geographic, 20 Maret 2012</ref>, di mana para anggota peneliti diperluas dan melibatkan berbagai bidang disiplin ilmu dan berbagai keahlian. Sebut saja Dr. Ali Akbar seorang peneliti prasejarah dari Universitas Indonesia, yang memimpin penelitian bidang arkeologi. Kemudian Pon Purajatnika, M.Sc., memimpin penelitian bidang arsitektur dan kewilayahan, Dr. Budianto Ontowirjo memimpin penelitian sipil struktur, dan Dr. [[Andang Bachtiar]] seorang pakar [[paleosedimentologi]], memimpin penelitian pada lapisan-lapisan sedimen di Gunung Padang. Seluruh tim peneliti itu tergabung dalam Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang yang difasilitasi kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Menariknya seluruh pembiayaan penelitian dilakukan secara swadaya para anggota peneliti.<ref>{{cite web |url=http://www.tempo.co/read/news/2012/08/27/061425678/Mimpi-Nobel-Andi-Arief-untuk-Gunung-Padang |title=Mimpi Nobel Andi Arief untuk Gunung Padang}} Tempo. 27 Agustus 2012</ref>

Berbagai temuan tim terpadu penelitian mandiri Gunung Padang ini akhirnya dilakukan uji radiometrik karbon ([[carbon dating]], [[C14]]). Menariknya hasil uji karbon pada laboratorium [[Beta Miami]], di Florida AS, menera bahwa karbon yang didapat dari pengeboran pada kedalaman 5 meter sampai dengan 12 meter berusia 14.500-25.000 tahun. Hasil laporan selengkapnya sebagai-berikut:

Bangunan di bawah permukaan situs Gunung Padang terbukti secara ilmiah lebih tua dari Piramida Giza.<ref>[http://ireport.cnn.com/docs/DOC-781216 Padang Mountain and Its Megalithic Stones] CNN,26 April 2012</ref> Hal ini merujuk pada hasil pengujian karbon dating Laboratorium Batan (Indonesia) dengan metode LSC C14 dari material [[paleosoil]] di kedalaman -4m pada lokasi bor coring 1, usia material paleosoil adalah 5500 +130 tahun BP yang lalu. Sedangkan pengujian material pasir di kedalaman -8 s.d. -10 m pada lokasi coring bor 2 adalah 11000 + 150 tahun.

=== Hasil Laboratorium Beta Analytic Miami ===
Hasil mengejutkan dan konsisten dikeluarkan oleh laboratorium Beta Analytic Miami, Florida,minggu lalu tambahnya di mana umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter bada bor 2 umurnya sekitar 14500 – 23000 SM/atau lebih tua. Sementara beberapa sample konsisten dengan apa yg di lakukan di Lab BATAN. Kita tahu laboratorium di Miami Florida ini bertaraf internasional yang kerap menjadi rujukan berbagai riset dunia terutama terkait carbon dating.<ref>{{cite web |url=http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/364498-situs-gunung-padang-lebih-tua-dari-piramida-giza |title=Situs Gunung Padang Lebih Tua dari Piramida Giza |date=November 3, 2012}}</ref>

Kedua laboratorium ini menjawab keraguan banyak pihak atas uji sampel di laboratorium [[BATAN]]. Sebelumnya,tim riset terpadu mandiri telah melakukan uji terkait usia Gunung Padang di laboratorium [[BATAN]], namun tidak banyak respon positif, bahkan meragukannya. Padahal hasil yang diperoleh oleh kedua laboratorium itu tidak banyak berbeda, Sudah saatnya kita percaya terhadap kemampuan dan kualitas para ilmuwan serta laboratorium nasional seperti [[BATAN]], berikut hasil uji di kedua laboratorium tersebut:
# Umur dari lapisan tanah di dekat permukaan (60&nbsp;cm di bawah permukaan) ,sekitar 600 tahun SM (hasil [[carbon dating]] dari sampel yg diperoleh Arkeolog, Dr. Ali Akbar,anggota tim riset terpadu di Laboratorium Badan Atom Nasional ([[BATAN]]).
# Umur dari lapisan pasir-kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya (sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat) sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua (diambil dari hasil analisis [[BATAN]].
# Umur lapisan tanah uruk di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures (struktur yang dibuat oleh manusia)dengan ruang yang diisi pasir (di kedalaman 8-10 meter) di bawah Teras 5 pada Bor-2,sekitar 7600-7800 SM (Laboratorium [[BETA]] Miami, Florida).<ref>[http://news.xinhuanet.com/english/sci/2012-11/05/c_131951707.htm U.S. Lab Validates Indonesian Ancient Structure Theory] Xinhua.net, November 5, 2012</ref>
# Umur dari pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua (Lab Batan).
# Umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter,sekitar 14500 – 25000 SM/atau lebih tua (lab [[BETA]] Miami Florida).

Sebelumnya tim riset katastropik purba dan dilanjutkan tim terpadu penelitian mandiri Gunung Padang menemukan beberapa hal penting:

=== Penelitian Lebih Lanjut ===
Pembukaan semak-semak pada sisi Tenggara teras 5 ke arah bawah menemukan 20 tingkat terasering punden berundak disusun oleh masyarakat yang berbudaya gotong royong mempunyai kemampuan teknologi yang maju. Terasering punden berundak ini mematahkan hipotesis penelitian sebelumnya bahwa situs gunung Padang hanya terdiri dari 5 teras pada area seluas 900 m2. Dengan dibukanya 20 tingkat terasering menunjukan bahwa situs gunung Padang sangat besar. Diperkirakan zona inti utama situs gunung Padang lebih besar dari 25 hektare.<ref>{{cite web |url=http://www.rmol.co/read/2012/06/27/68645/Laporan-Resmi:-Situs-Gunung-Padang-Punya-100-Undakan-dan-Luasnya-25-Hektar- |title=Laporan Resmi: Situs Gunung Padang Punya 100 Undakan dan Luasnya 25 Hektar |date=June 27, 2012}}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.rmol.co/read/2012/06/28/68876/Tim-Terpadu-Riset-Mandiri:-Gunung-Padang-Truly-Extraordinary- |title=Tim Terpadu Riset Mandiri: Gunung Padang Truly Extraordinary |date=June 28, 2012}}</ref>

Pembukaan semak-semak dan hasil pemindaian bumi dengan Georadar pada sisi Timur teras 2 ke arah bawah menemukan bentuk struktur pintu gerbang buatan manusia. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 1, memastikan struktur buatan manusia sampai dengan kedalaman -27m dari permukaan teras 3. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 2, menemukan struktur rongga2 besar buatan manusia yang berisi pasir dengan butiran yang sangat seragam. Sedangkan, hasil pengukuran dengan geomagnetik menemukan anomali medan magnetik yang besar pada teras 2.

Adanya tanda-tanda berbentuk gambar atau cekungan buatan manusia pada setiap batu yang berada di teras 1 s.d. 5. Penelitian mengenai makna bentuk gambar dan aksara yang terbentuk pada batu breksi andesit merupakan hal terbaru.<ref>[http://news.detik.com/read/2012/05/21/171718/1921117/10/ini-batu-beraksara-di-situs-gunung-padang?9911012 Batu Beraksara Di Situs Gunung Padang] detik.com 5 Mei 2012</ref>

Selain riset dan survei, kajian pustaka terus dilakukan. [[Naskah Bujangga Manik]] dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat "[[kabuyutan]]" (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu [[Ci Sokan]], sungai yang diketahui berhulu di sekitar tempat situs ini<ref>Budi Brahmantyo. [http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=36 Keagungan Situs Megalitik Gunung Padang]. Pikiran Rakyat. Edisi 20 Januari 2006.</ref>. Menurut legenda, Situs Gunung Padang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda Kuno. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.

Penelitian mengenai keberadaan bangunan di bawah permukaan Gunung Padang telah dilakukan oleh beberapa tim ahli. Tim dari [[Badan Geologi]] [[ESDM]], [[Kemenristek]], dan Tim [[Arkeologi Nasional]] sudah menyimpulkan bahwa tidak ada bangunan di bawah permukaan gunung padang. Adapun luasan gunung padang adalah 900 meter persegi seperti sejak ditemukan NJ Krom. Ini kesimpulan akhir yang secara resmi hasil risetnya ada tertulis. Tim keempat, Tim terpadu Riset mandiri berkesimpulan berbeda dan sudah menemukan bukti kuat sebagai fakta awal bahwa ada bangunan di bawah permukaan gunung Padang, dan luasannya jauh lebih besar dari yang ada sekarang seperti yang disimpulkan ketiga tim lainnya. Dengan prinsip menghargai perbedaan dan menjaga etika riset, maka menjadi kewajiban tim terpadu untuk membuktikan lebih lanjut keseluruhan hipotesisnya.

Jika dilihat dari atas, gunung padang terlihat sangat persis bentuknya dengan piramida yang ada di mesir. Umurnya diperkirakan jauh lebih tua daripada piramida mesir sekitar 10.000 tahun sebelum masehi. Karena sesungguhnya gunung padang bukanlah gunung melainkan bangunan berbentuk mirip dengan piramida yang telah terkena timbunan debu vulkanik sehingga terlihat seperti gunung yang sudah ditumbuhi pepohonan. Di dalam gunung padang dipercaya memiliki ruang di dalamnya yang kini telah tertimbun tanah.

Dalam situs gunung padang ditemukan alat musik yang berupa batu persegi panjang yang bergelombang pada bagian atasnya, jika setiap gelombang dipukul, maka akan mengeluarkan bunyi yang berbeda antar gelombang satu dengan yang lain.

== Kontroversi ==
Ada beberapa orang yang percaya kalau situs gunung padang memiliki keterkaitan dengan situs piramida yang ada di [[Mesir]], dikarenakan bentuknya yang mirip dengan ruang di dalamnya dan karena umurnya yang jauh lebih tua dibandingkan piramida yang ada di Mesir. Usia "piramida" Gunung Padang diperkirakan 4.700-10.900 tahun sebelum Masehi—bandingkan dengan piramida Giza di Mesir, yang hanya 2.500 SM. Namun pembuktian belum maksimal, dan ini menyebabkan pakar geologi masih ragu terhadap "piramida" itu. Terlalu dini untuk diumumkan. Oleh karena itu Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang melanjutkan penelitiannya pada 2013 ini.<ref>{{cite web |url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/03/situs-gunung-padang-diteliti-lebih-dalam |title=Situs Gunung Padang Diteliti Lebih Dalam}} National Geographic, 24 Maret 2012</ref>
Hingga saat ini Gunung Padang sudah menjadi buah bibir setelah [[Tim Katastrofi Purba]] meneliti patahan gempa [[Sesar Cimandiri]], sekitar empat kilometer ke arah utara dari situs tersebut.

Kontroversi merebak setelah [[Andi Arief]] merilis ada sejenis piramida di bawah Gunung Padang pada awal tahun lalu. Dia menyebutkan situs tersebut memiliki ruang dan seperti buatan manusia. Kecurigaannya berawal dari bentuk Gunung Padang yang hampir segitiga sama kaki jika dilihat dari utara. Sebelumnya, Tim juga menemukan bentuk serupa di Gunung Sadahurip di [[Garut]] dan Bukit Dago Pakar di Bandung saat meneliti [[Sesar Lembang]]. [[Andi Arief]] dan timnya direncanakan terus melakukan penelitian dan survei untuk mengetahui lebih jauh bawah permukaan Gunung Padang dengan berbagai metodologi, baik [[geofisika]], [[arkeologi]], [[paleosedimentasi]], arsitektur dan kawasan, dan lain-lain hingga Maret 2014. Namun, untuk penggalian tidak dilakukan karena memerlukan biaya yang besar.

Menjelang akhir tahun 2012, para peneliti [[Tim Terpadu Riset Mandiri]] [[Gunung Padang]] mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi hasil riset dan survei pada 2012 dan merencanakan riset lanjutan di Gunung Padang.<ref>{{cite web |url=http://news.detik.com/read/2012/12/19/085047/2122015/10/ |title=Rupa Misterius Situs Gunung Padang Segera Terkuak}} detik.com, 12 Desember 2012</ref> Pertemuan yang diselenggarakan di Kantor Staf Khusus Presiden pada 18 Desember 2012 itu, menghasilkan pandangan-pandangan baru dari para ahli yang tergabung dalam [[Tim Terpadu Riset Mandiri]] memaparkan dan mendiskusikan temuan-temuan riset dan langkah-langkah ke depan. Tim Geologi memandang bahwa survei dan kajian yang dilakukan sudah mencapai 99% telah mendapatkan data lengkap baik data hasil survei [[geolistrik]], [[georadar]], maupun [[geomagnetik]], serta dan alat bantu [[geofisika]] lainnya. Selain tentunya citra satelit, foto [[IFSAR]], kontur dan peta model dijital elevasi ([[DEM]]). Dari berbagai data yang dihasilkan itu, ditambah dengan pembuktian [[paleosedimentasi]] di beberapa titik bor sampling, serta analisis [[petrografi]], secara saintifik bisa disimpulkan bahwa memang ada [[man-made structure]] di bawah permukaan situs Gunung Padang.

Bangunan di bawah permukaan ini juga dipastikan memiliki [[chamber]] dan bentuk-bentuk struktur lain (dugaan goa atau lorong), serta kecenderungan adanya [[anomali]] [[magnetik]] di berbagai lintasan alat [[geofisika]]. Temuan ini makin diperkuat dengan temuan Tim arkeologi yang berhasil menemukan artefak-artefak di barat dan timur bangunan [[Gunung Padang]] juga tersingkap, terutama di luar situs definitif saat ini. Bahkan temuan awal artefak berupa batu melengkung di sisi timur situs, menunjukkan dugaan kuat sebagai “pintu masuk” ke dalam bangunan bawah permukaan Gunung Padang. Temuan arkeologi ini, merupakan temuan terbaru sejak situs ini pertama kali ditemukan.

Di samping itu, Tim sipil dan arsitek sudah sampai tahap maju, selain memaparkan berbagai jenis potongan batu (yang menunjukkan campur tangan manusia dan teknologi masa itu), juga memaparkan luasan situs yang jauh lebih besar dari yang ada sekarang. Tim ini sudah menemukan struktur yang hampir mirip dengan temuan di [[Sumba]] [[Nusa Tenggara Barat]].

Dalam waktu dekat struktur imaginer yang lebih detail akan dibuat berdasarkan perbandingan yang ada. Sementara Tim astronomi akan menyelesaikan temuan timeline tahun pembuatan yang bisa secara saintifik dilakukan di luar hasil radio-carbon dating yang sudah dilakukan sampai validasi di dua lab yaitu labpratorium [[Badan Atom Nasional]] dan laboratorium [[radio-carbon]] di [[Miami]] [[Florida]], [[Amerika Serikat]].

Untuk ke depannya, peneliti akan berkonsentrasi pada lokasi yang berada di luar situs sehingga bentuk dan isi di dalamnya akan terbuka sekaligus.<ref>[http://www.radioaustralia.net.au/international/radio/program/connect-asia/ancient-indonesian-structures-are-manmade-researchers/1113538 Ancient Indonesian structures are man-made: researchers] ABC Radio Australia, April 9, 2013</ref>

== Penelitian Lanjutan ==
Awal Januari- Maret 2013 [[Tim Terpadu Riset Mandiri]] yang dipimpin oleh Dr. [[Danny Hilman Natawidjaja]] (ahli kebumian), Dr. [[Ali Akbar]] (arkeolog), Dr. [[Andang Bachtiar]] (paleosedimentolog) kembali melakukan penelitian dan survei lanjutan, menyatakan bahwa, di bawah permukaan Gunung Padang: Ada struktur geologi tak alamiah, dengan hipotesis Teknologi canggih zaman purba. Untuk membuktikan hal tersebut, dilakukan penggalian arkeologi dan survei geolistrik detail di sekitar penggalian lereng timur bukit, di luar pagar situs cagar budaya.

Tim Dr. Ali Akbar menemukan bukti yang mengkonfirmasi hipotesis tim bahwa di bawah tanah Gunung Padang ada struktur bangunan buatan manusia yang terdiri dari susunan batu kolom andesit, sama seperti struktur teras batu yang sudah tersingkap, dan dijadikan situs budaya di atas bukit. Terlihat di kotak gali permukaan fitur, susunan batu kolom andesit ini sudah tertimbun lapisan tanah setebal setengah sampai dua meter yang bercampur bongkahan pecahan batu kolom andesit. Kotak gali arkeologi tim tersebut memperlihatkan permukaan bangunan yang disusun dari batu-batu kolom andesit yang sudah tertutup oleh lapisan tanah dengan bongkah-bongkah pecaan batuan. Batu kolom ini posisinya memanjang sejajar lapisan.

Batu-batu kolom andesit disusun dengan posisi mendekati horisontal dengan arah memanjang hampir barat-timur (sekitar 70 derajat dari utara ke timur - N 70 E), sama dengan arah susunan batu kolom di dinding timur-barat teras satu, dan undak lereng terjal yang menghubungkan teras satu dengan teras dua. Dari posisi horisontal batu-batu kolom andesit dan arah lapisannya, dapat disimpulkan dengan pasti, bahwa batu-batu kolom atau “columnar joints” ini bukan dalam kondisi alamiah. Batu-batu kolom hasil pendinginan dan pelapukan batuan lava/intrusi vulkanis di alam maka arah memanjang kolomnya akan tegak lurus terhadap arah lapisan atau aliran seperti ditemukan di banyak tempat di dunia. Kenampakan susunan batu-kolom yang terkuak di kotak gali memang terlihat sangat rapi dan menyerupao kondisi alami.

Di akhir 2012 lalu, tim arkeolog lain yang bekerja terpisah dan sudah ikut menggali menyimpulkan batu-batu kolom andesit di bawah tanah Gunung Padang merupakan sumber batuan alamiahnya; mungkin karena mereka belum mempertimbangkan aspek geologinya dengan lengkap, dan juga tidak mengetahui data struktur bawah permukaan seperti diperlihatkan oleh hasil survei geolistrik.

=== Semen purba ===
Di antara batu-batu kolom, ditemukan material pengisi yang disebut sebagai semen purba. Material ini menata dan menyatukan batu kolom yang sudah pecah berkeping-keping.<ref>{{cite web |url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/01/konstruksi-gunung-padang-dirancang-arsitek-purba-ulung |title=Konstruksi Gunung Padang Dirancang Arsitek Purba Ulung }} National Geographic, 24 Januari 2013</ref>

=== Perkembangan penelitian situs Gunung Padang ===
Tim Terpadu Riset Mandiri masih terus melakukan eskavasi (pemboran) untuk membuktikan keberadaan struktur bangunan dan ruang-ruang di bawah kedalaman 4-5 meter. Sleain itu, perkiraan umur situs juga masih diteliti dengan memeriksa sampel-sampel dari situs ini. Dugaan sementara adalah situs Gunung Padang ini tidak dibangun dalam satu masa, tetapi melibatkan beberapa kebudayaan. Misalnya, yang membuat batu-batu kolom menjadi menhir-menhir, belum tentu sama dengan masyarakat yang membuat susunan batu-batu kolom dengan semen purba. Demikian juga bangunan susunan batu kolom andesit di permukaan, atau yang sudah tertimbun beberapa meter di bawah, belum tentu dibangun satu masa dengan struktur bangunan di bawahnya lagi. Situs ini dapat menjadi bukti peradaban tertua manusia yang tanpa diketahui hilang dari informasi pra-sejarah Indonesia.<ref>{{cite web |url=http://analisis.news.viva.co.id/news/read/401651-gunung-padang--mahakarya-peradaban-yang-hilang |title=Gunung Padang, Mahakarya Peradaban yang Hilang}} vivanews.com, 3 April 2013</ref>
-->
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Situs Cibuaya]]
* [[Situs Cibuaya]]
Baris 90: Baris 38:
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0309/27/Wisata/573207.htm Artikel mengenai situs Gunung Padang di Kompas].
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0309/27/Wisata/573207.htm Artikel mengenai situs Gunung Padang di Kompas].
* {{id}} [http://regional.kompas.com/read/2012/06/24/19252314/Gunung.Padang.Lebih.Luas.dari.Borobudur/ Gunung Padang lebih luas dari Borobudur].
* {{id}} [http://regional.kompas.com/read/2012/06/24/19252314/Gunung.Padang.Lebih.Luas.dari.Borobudur/ Gunung Padang lebih luas dari Borobudur].
* {{id}} [http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politisiana&i=40768-Ditemukan%205%20Makam%20Tua%20di%20Gunung%20Padang Ditemukan 5 makam tua di Gunung Padang].
* {{id}} [http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politisiana&i=40768-Ditemukan%205%20Makam%20Tua%20di%20Gunung%20Padang Ditemukan 5 makam tua di Gunung Padang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141031211319/http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politisiana&i=40768-Ditemukan%205%20Makam%20Tua%20di%20Gunung%20Padang |date=2014-10-31 }}.
* {{en}} [http://www.theeventchronicle.com/study/gunung-padang-mysterious-ancient-pyramid-indonesia-rewriting-history/ Gunung Padang, The Mysterious Ancient Pyramid In Indonesia That Is Rewriting History].


{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}
{{coord|6|59|36.5|S|107|03|22.96|E|source:kolossus-frwiki|display=title}}


[[Kategori:Situs megalitik di Indonesia|Gunung Padang]]
[[Kategori:Situs megalitik di Jawa Barat|G]]
[[Kategori:Geografi Jawa Barat]]
[[Kategori:Budaya Sunda|G]]
[[Kategori:Kebudayaan Sunda]]
[[Kategori:Situs arkeologi Sunda|G]]
[[Kategori:Situs arkeologi Sunda]]
[[Kategori:Situs cagar budaya di Indonesia|G]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional|G]]
[[Kategori:Cagar budaya di Jawa Barat|G]]
[[Kategori:Campaka, Cianjur]]
[[Kategori:Warungkondang, Cianjur]]

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2024 05.39

Gunung Padang
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Situs Gunung Padang
Cagar budaya Indonesia
PeringkatNasional
KategoriSitus
No. RegnasCB.16
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Tanggal SK1998, 2010 &2014
Pemilik Indonesia
PengelolaBPCB Serang
Koordinat6°59′36.5″S 107°03′22.96″E / 6.993472°S 107.0563778°E / -6.993472; 107.0563778

Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat yang berusia 10.000 - 25.000 Sebelum masehi. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, di jalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede.[1] Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.

Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam.[1] Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat.[2] Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.

Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.[2] Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada.[3] Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum/Zaman Batu

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Situs Peninggalan Zaman Megalitikum di Gunung Padang Kian Terbengkalai. Diarsipkan 2010-05-08 di Wayback Machine. kapanlagi.com Edisi 08 September 2005
  2. ^ a b Jafar M. Sidik. Menerawangi "Indonesia Tua" di Gunung Padang. Antara daring. Edisi 17 September 2009
  3. ^ Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir Musical Tradition in Megalithic Site of Indonesian Gunung Padang?

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]