Lengkuas: Perbedaan antara revisi
k r2.7.2+) (bot Mengubah: th:ข่า (พืช) |
k →top: Parameter klad |
||
(42 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Italic title}} |
{{Italic title}} |
||
{{for|negara|Laos}} |
|||
{{Taxobox |
{{Taxobox |
||
| color = {{tc2|tumbuhan}} |
|||
| name= Lengkuas |
| name= Lengkuas |
||
| image = Maranta galanga Ypey51.jpg |
| image = Maranta galanga Ypey51.jpg |
||
| image_caption = Lengkuas (''Alpinia galanga'') |
| image_caption = Lengkuas (''Alpinia galanga'') |
||
| regnum = [[Plantae]] |
| regnum = [[Plantae]] |
||
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}} |
|||
| divisio = [[Magnoliophyta]] |
|||
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}} |
|||
| classis = [[Liliopsida]] |
|||
{{kladtb|[[Tumbuhan berkeping biji tunggal|Monokotil]]}} |
|||
{{kladtb|[[Komelinid]]}} |
|||
| ordo = [[Zingiberales]] |
| ordo = [[Zingiberales]] |
||
| familia = [[Zingiberaceae]] |
| familia = [[Zingiberaceae]] |
||
Baris 15: | Baris 19: | ||
| binomial = ''Alpinia galanga'' |
| binomial = ''Alpinia galanga'' |
||
| binomial_authority = ([[Carolus Linnaeus|L.]]) [[Carl Ludwig Willdenow|Willd.]] |
| binomial_authority = ([[Carolus Linnaeus|L.]]) [[Carl Ludwig Willdenow|Willd.]] |
||
| synonyms = |
|||
Sumber:{{sfn|Dalimartha|2009|pp=89-94}}{{sfn|Sastrapradja ''et al.''|1981|p=57}} |
|||
* ''A. galanga'' (L.) Swartz |
|||
* ''A. pyramidata'' Bl. |
|||
* ''Amomum medium'' Lour. |
|||
* ''Languas galanga'' (L.) Merr. |
|||
* ''L. galanga'' (L.) Stuntz. |
|||
* ''Maranta galanga'' L. |
|||
}} |
}} |
||
[[Berkas:Gardenology.org-IMG 7562 qsbg11mar.jpg| |
[[Berkas:Gardenology.org-IMG 7562 qsbg11mar.jpg|jmpl|Tumbuhan lengkuas]] |
||
[[Berkas:YosriLengkuas1.jpg|al=Lengkuas|jmpl|Lengkuas]] |
|||
'''Lengkuas''', '''laos''' atau '''kelawas''' ([[bahasa Karo]]) (''Alpinia galanga'') merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Lengkuas adalah salah satu jenis rempah-rempah yang banyak ditanam di Asia, seperti [[India]], [[Arab Saudi|Arab]], [[Cina]], [[Sri Lanka]], dan [[Indonesia]].<ref name=":1">{{Cite web|date=2020-12-03|title=Pentingnya Tanaman Obat: Alpinia galanga|url=http://news.unair.ac.id/2020/12/03/pentingnya-tanaman-obat-alpinia-galanga/|website=Unair News|language=id-ID|access-date=2021-07-17}}</ref> Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan [[rimpang]] kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah. |
|||
Lengkuas dapat tumbuh di tempat yang terbuka; di bawah sinar matahari penuh atau yang sedikit terlindung. Lengkuas dapat tumbuh dengan baik di tanah yang lembab dan gembur dan akan kesulitan tumbuh di tanah yang becek. Lengkuas tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia, lengkuas banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di semak belukar.<ref name=":0">{{Cite web|title=Sistem Informasi B3 & POPs|url=http://sib3pop.menlhk.go.id/index.php/articles/view?slug=potensi-lengkuas-untuk-fungisida|website=sib3pop.menlhk.go.id|access-date=2021-07-17}}</ref> |
|||
== Deskripsi Umum == |
|||
'''Lengkuas''' atau '''laos''' (''Alpinia galanga'') merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah [[Alpinia purpurata K Schum]]. |
|||
gg |
|||
== |
== Penamaan == |
||
Nama "lengkuas" berasal dari bahasa Melayu, yaitu ''lengkuas'' yang berakar dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia ''*laŋkuas'' dengan kata serumpun dalam bahasa Ilokano ''langkuás''; Tagalog, Bikol, Kapampangan, Visayan, dan Manobo ''langkáuas'' atau ''langkáwas''; Aklanon ''eangkawás''; Kadazan Dusun ''hongkuas''; Ida'an ''lengkuas''; Ngaju Dayak ''langkuas''; dan Iban ''engkuas''.<ref>{{Cite web|title=(PDF) The Austronesian Comparative Dictionary: A Work in Progress|url=https://www.researchgate.net/publication/265931196_The_Austronesian_Comparative_Dictionary_A_Work_in_Progress|website=ResearchGate|language=en|access-date=2021-07-17}}</ref> |
|||
Lengkuas juga disebut sebagai '''''laos''''' dalam [[bahasa Jawa]]<ref>lengkuas [Ind] : laos. Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.</ref><ref>gadamala [Ind] : laos; kc. lengkuas. Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.</ref><ref>laos : galingale root, used medicinally and as a cooking spice. Sumber: Javanese-English Dictionary, Horne, 1974, #1968.</ref><ref>laos : KN. naam van een medicinalen wortel, galanga-wortel JZ. II; vlg. de Clercq: Alpinia Galanga Sw., nat. fam. der Zingiberaceae. Zie ook tuju, en MR. I, 74. Sumber: Javaansch-Nederlandsch Handwoordenboek, Gericke en Roorda, 1901, #918.</ref> dan ''laja'' dalam bahasa Sunda. |
|||
;Akar : |
|||
Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat,mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. |
|||
== Asal == |
|||
;Batang : |
|||
Lengkuas berasal dari [[Asia Tenggara]]. Pusat budidaya selama perdagangan rempah-rempah pada mulanya berlangsung di Jawa. Hingga kini, lengkuas masih dibudidayakan secara luas di Asia Tenggara, terutama di [[Kepulauan Sunda Besar]] dan [[Filipina]]. Budidayanya juga telah menyebar ke Asia Tenggara, terutama Thailand.<ref>{{Cite web|title=Handbook of Herbs and Spices {{!}} ScienceDirect|url=https://www.sciencedirect.com/book/9780857090409/handbook-of-herbs-and-spices|website=www.sciencedirect.com|language=en|access-date=2021-07-17}}</ref> |
|||
Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. |
|||
== Deskripsi == |
|||
;Daun : |
|||
Lengkuas adalah tanaman yang dapat tumbuh hingga 3,5 cm, dengan rimpang bawah tanah dan akar [[Adventisme|adventif]] kecil. Tumbuhan rimpang terdiri dari batang, daun, bunga, buah, dan biji. |
|||
Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil daripada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang dan ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau. |
|||
=== Batang === |
|||
;Bunga : |
|||
Lengkuas adalah [[terna]] tegak yang tingginya 2 [[meter|m]] atau lebih. [[Batang]]nya yang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun.{{sfn|Sastrapradja ''et al.''|1981|p=57}} Batangnya ini bertipe batang semu.<ref name=":0" /> |
|||
merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan. Ukuran perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan pangkalnya berwarna hijau. |
|||
=== Daun === |
|||
;Buah : |
|||
[[Daun]]nya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya daunnya adalah: 25-50 [[sentimeter|cm]] × 7–15 cm. Pelepah daunnya berukuran 15–30 cm, beralur, dan berwarna hijau.<ref name=":0" /> |
|||
buahnya berupanya buah buni, berbentuk bulat, keras. ketika muda berwarna hijau-kuning, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter ± 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna merah. |
|||
=== Bunga === |
|||
;Biji : |
|||
[[Perbungaan]]nya majemuk dalam [[tandan]] yang bertangkai panjang, tegak, dan berkumpul di ujung tangkai. Jumlah bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di atas tangkai, dan berbentuk piramida memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berwarna putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Jumlah bunga di bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, sehingga tandan tampak berbentuk piramida memanjang. Panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan pangkalnya berwarna hijau.<ref name=":0" /> |
|||
bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong,dan berwarna hitam. |
|||
=== |
=== Buah === |
||
[[Buah]]nya termasuk [[buah buni]], bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat apabila sudah tua. [[Umbi]]nya ada yang berwarna putih, juga ada yang merah. Rimpang lengkuas merupakan rimpang yang besar dan tebal, berdaging, berbentuk [[silindris]], diameter sekitar 2–4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih.{{sfn|Dalimartha|2009|pp=89-94}} |
|||
Berdasarkan ukurannya, ada yang besar. juga ada yang kecil. Karenanya, dikenal 3 [[kultivar]] yang dibedakan berdasarkan warna dan ukuran rimpangnya.{{sfn|Sastrapradja ''et al.''|1981|p=57}} Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang belum banyak seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 [[bulan]].{{sfn|Dalimartha|2009|pp=89-94}} Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau harum karena kandungan minyak asirinya.<ref name=":0" /> |
|||
Untuk penyegar (tonikum}, menjaga kesehatan, dan menjaga stamina Pria, dengan beberapa pelengkap, terkenal dengan '''Jamu Kudu Laos''' terdiri dari ramuan yaitu : |
|||
# Laos. |
|||
# Mengkudu. |
|||
# Bawang Putih. |
|||
# Merica. |
|||
# Kedaung. |
|||
# Asam jawa. |
|||
# Gula jawa + gula pasir secukupnya |
|||
# garam secukupnya. |
|||
=== Biji === |
|||
;Cara mengolah |
|||
Bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong, berwarna hitam. |
|||
Semua bahan ditumbuk atau diblender sampai halus dijadikan dua kelompok yaitu ; |
|||
# Lengkuas dengan Mengkudu. |
|||
# Bawang putih, Merica dan biji kedaung (digoreng sangrai atau sangan). |
|||
== Manfaat == |
|||
Setelah digiling sampai halus, semua bahan dicampur dengan Asam Jawa didimasak sampai mendidih selanjutnya gula dan garam dimasukkan, diperas dan disaring. Kudu Laos ini bisa bertahan sampai 24 jam, setelah itu rasanya sudah berobah. |
|||
Salah satu manfaat lengkuas adalah sebagai antifungi ([[antijamur]]). Lengkuas adalah tanaman obat yang mengandung antimikrobial diterpene dan [[eugenol]] yang mempunyai aktivitas antijamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang lengkuas sering digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya.<ref name=":0" /> |
|||
Ekstrak lengkuas bersifat sistemik, mudah diserap akar tanaman, dan dibawa seluruh tubuh tanaman sampai masuk ke dalam jaringan daun. Lengkuas merupakan tanaman obat yang bersifat [[bakterisida]] dan fungsidal, yang memiliki kandungan 1% [[minyak asiri]] berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48%, sineol 20%-30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, ä-pinen, galangin, serta sesquiterpene, [[(+)-Camphor 6-endo-hydroxylase|camphor]], galangol, cadinene, dan hydrate hexahydrocadelene.<ref name=":0" /> |
|||
'''Selain untuk masakan dan Jamu''' lengkuas masih bisa dipergunkan untuk yang lainnya diantaranya untuk menyembuhkan jamur kulit (panu) dengan cara bagian yang masih muda dekat tunas diiris melintang dan bagian irisan tadi dicacah dengan pisau kemudian cacahan tadi di tetesi minyak tanah, setelah itu digosokkan pada kulit yang terkena jamur kilit. Cara penggosokan jangan sampai kulit |
|||
Eugenol yang terdapat pada rimpang lengkuas (''Alpinia galangal'') dikenal memiliki efek sebagai antijamur ''Candida albicans''. Salah satu efek obat dari eugenol adalah sebagai antiseptik lokal, sedangkan derivat dari eugenol dapat bekerja sebagai [[biosida]] dan [[antiseptik]]. Senyawa lain yang juga memiliki efek sebagai antijamur adalah [[diterpene]]. Penelitian yang dilakukan oleh Haraguchi, dkk. juga menyatakan bahwa senyawa diterpene yang diisolasi dari biji lengkuas dan diidentifikasi sebagai (E)-8 beta,17-epoxylabd-12-ene-15, 16-dial secara sinergis meningkatkan aktivitas antijamur.<ref name=":0" /><ref>{{Cite journal|last=Haraguchi|first=Hiroyuki|last2=Kuwata|first2=Yoshiharu|last3=Inada|first3=Kozo|last4=Shingu|first4=Kazushi|last5=Miyahara|first5=Kazumoto|last6=Nagao|first6=Miyoko|last7=Yagi|first7=Akira|date=1996/08|title=Antifungal Activity from Alpinia galanga and the Competition for Incorporation of Unsaturated Fatty Acids in Cell Growth|url=http://www.thieme-connect.de/DOI/DOI?10.1055/s-2006-957890|journal=Planta Medica|language=en|volume=62|issue=4|pages=308–313|doi=10.1055/s-2006-957890|issn=0032-0943|access-date=2022-01-11|archive-date=2018-06-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20180603145729/https://www.thieme-connect.de/DOI/DOI?10.1055%2Fs-2006-957890|dead-url=yes}}</ref> |
|||
== Anatomi == |
|||
Anatomi |
|||
Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,5% v/b. Epidermis terdiri dari satu lapisan kecil agak pipih. Dinding berwarna kuning kecoklatan, kutikula jelas. Korteks parenkimatik, jaringan korteks bagian luar terdiri dari beberapa lapis sel dengan dinding tipis berwarna kuning kecoklatan, jaringan korteks bagian dalm terdiri dari sel parenkim besar, dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang-kadang bernoktah halus, berisi butir pati. Pada parekim tersebar idioblas berisi minyak dan zat samak, berwarna coklat muda atau tua yang dengan penambahan besi (III) klorida LP warna berubah menjadi kehitaman. Butir pati tunggal, bentuk lonjong atau bulat telur, lamela tidak jelas, panjang butir 8 μm – 60 μm, umumnya 25 μm – 50 μm. |
|||
Selain sebagai antijamur, rimpang lengkuas efektif digunakan sebagai pengobatan terapi berbagai macam penyakit karena mengandung aktivitas antibakteri, antijamur, antiradang, antihepatotoksik, antioksidan, imunodulator, antiulseratif, antitumor, dan antialergi.<ref name=":1" /> |
|||
Endodermis terdiri dari sel yang lebih kecil dari sel parenkim, dinding sel tipis, tidak berisi pati. Berkas pembuluh kolateral, tersebar dalam parenkim, dikelilingi serabut. Serabut kecil memanjang, dinding sel tebal, tidak berlignin, lebar lumen 20 μm -40 μm, bernoktah. Xilem umumnya berupa pembuluh jala, pembuluh noktah dan pembuluh tangga, lebar 20 μm – 60 μm, tidak berlignin. Floem sedikit dan tidak jelas. |
|||
== |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
; |
|||
;Fotosintesis |
|||
{{rempah-rempah}} |
|||
Fotosintesis pada lengkuas sama seperti proses fotosintesis pada tumbuhan umumnya. dimana proses fotositesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk menghasilkan makanan dengan memanfaatkan energi cahaya. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. |
|||
{{Taxonbar|from=Q402971}} |
|||
''Reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut :'' |
|||
[[Kategori:Rempah-rempah]] |
|||
12H<sub>2</sub>O + 6CO<sub>2</sub> + cahaya → C<sub>6</sub>H</sub><sub>12</sub></sub>O<sub>6</sub> (glukosa) + 6O<sub>2</sub> + 6H<sub>2</sub>O |
|||
[[Kategori:Zingiberaceae]] |
|||
[[Kategori:Alpinia]] |
|||
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. |
|||
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH. ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin dimana karbon dioksida diubah menjadi ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya). |
|||
;Respirasi |
|||
Reaksi respirasi termasuk dalam reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula menjadi molekul-molekul anorganik berupa CO<sub>2</sub> dan H<sub>2</sub>O. Respirasi atau pernapasan berfungsi untuk mendapatkan energi dari bahan-bahan organi melalui proses pemecahan gula yang disebut dengan proses glikolisis. Senyawa gula pada tanaman didapatkan dari proses fotosintesis. Butiran amilum yang tersimpan dalm berbagai jaringan dan organ penyimpan cadangan makanan akan diubah kembali dalam bentuk glukosa fosfat di dalam sitoplasma sel. Akhirnya senyawa glukosa fosfat tersebut akan dipecah menjadi piruvat dan masuk dalam siklus Krebs. Selama glikolisis berlangsung dan dalam siklus Krebs akan dihasilkan gas CO<sub>2</sub> yang akan dikeluarkan dari sel. Gas tersebut akan berdifusi akan terkumpul dalam rongga-rongga antar sel dan bila tekanan telah cukup akan dikeluarkan. |
|||
''Reaksinya adalah:'' |
|||
C<sub>6</sub>H<sub>12</sub>O<sub>6</sub> (glukosa) + 6O<sub>2</sub> → 6H<sub>2</sub>O + 6CO<sub>2</sub> + ATP |
|||
Glukosa yang dihasilkan pada proses fotosintesis dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi pada tumbuhan. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia. |
|||
== Kandungan dan Manfaat Lengkuas == |
|||
Mengandung minyak atsiri antara lain: galangol, galangin, alpinen kamfer, methyl-cinnamate. Lengkuas berkasiat sebagai anti jamur, anti bakteri, menghangatkan, membersihkan darah, menambah nafsumakan, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mengencerkan dahak, mengharumkan dan merangsang otot. |
|||
{{rempah-rempah}} |
|||
{{tanaman-obat-stub}} |
{{tanaman-obat-stub}} |
||
[[Kategori:Rempah-rempah]] |
|||
[[Kategori:Zingiberaceae]] |
|||
[[az:Alpiniya qalanqa]] |
|||
[[ca:Galanga]] |
|||
[[de:Thai-Ingwer]] |
|||
[[en:Alpinia galanga]] |
|||
[[es:Alpinia galanga]] |
|||
[[fr:Alpinia galanga]] |
|||
[[it:Alpinia galanga]] |
|||
[[jv:Laos (bumbu)]] |
|||
[[koi:Alpinia galanga]] |
|||
[[ms:Lengkuas]] |
|||
[[my:ပတဲကောကြီး]] |
|||
[[nl:Laos (plant)]] |
|||
[[pl:Alpinia galgant]] |
|||
[[sk:Alpínia galangová]] |
|||
[[ta:பேரரத்தை]] |
|||
[[th:ข่า (พืช)]] |
|||
[[vi:Riềng nếp]] |
|||
[[zh:大高良薑]] |
Revisi per 10 Agustus 2024 13.12
Lengkuas | |
---|---|
Lengkuas (Alpinia galanga) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Klad: | Komelinid |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | |
Spesies: | A. galanga
|
Nama binomial | |
Alpinia galanga | |
Sinonim | |
|
Lengkuas, laos atau kelawas (bahasa Karo) (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Lengkuas adalah salah satu jenis rempah-rempah yang banyak ditanam di Asia, seperti India, Arab, Cina, Sri Lanka, dan Indonesia.[3] Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah.
Lengkuas dapat tumbuh di tempat yang terbuka; di bawah sinar matahari penuh atau yang sedikit terlindung. Lengkuas dapat tumbuh dengan baik di tanah yang lembab dan gembur dan akan kesulitan tumbuh di tanah yang becek. Lengkuas tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia, lengkuas banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di semak belukar.[4]
Penamaan
Nama "lengkuas" berasal dari bahasa Melayu, yaitu lengkuas yang berakar dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia *laŋkuas dengan kata serumpun dalam bahasa Ilokano langkuás; Tagalog, Bikol, Kapampangan, Visayan, dan Manobo langkáuas atau langkáwas; Aklanon eangkawás; Kadazan Dusun hongkuas; Ida'an lengkuas; Ngaju Dayak langkuas; dan Iban engkuas.[5]
Lengkuas juga disebut sebagai laos dalam bahasa Jawa[6][7][8][9] dan laja dalam bahasa Sunda.
Asal
Lengkuas berasal dari Asia Tenggara. Pusat budidaya selama perdagangan rempah-rempah pada mulanya berlangsung di Jawa. Hingga kini, lengkuas masih dibudidayakan secara luas di Asia Tenggara, terutama di Kepulauan Sunda Besar dan Filipina. Budidayanya juga telah menyebar ke Asia Tenggara, terutama Thailand.[10]
Deskripsi
Lengkuas adalah tanaman yang dapat tumbuh hingga 3,5 cm, dengan rimpang bawah tanah dan akar adventif kecil. Tumbuhan rimpang terdiri dari batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Batang
Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun.[2] Batangnya ini bertipe batang semu.[4]
Daun
Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya daunnya adalah: 25-50 cm × 7–15 cm. Pelepah daunnya berukuran 15–30 cm, beralur, dan berwarna hijau.[4]
Bunga
Perbungaannya majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan berkumpul di ujung tangkai. Jumlah bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di atas tangkai, dan berbentuk piramida memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berwarna putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Jumlah bunga di bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, sehingga tandan tampak berbentuk piramida memanjang. Panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan pangkalnya berwarna hijau.[4]
Buah
Buahnya termasuk buah buni, bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat apabila sudah tua. Umbinya ada yang berwarna putih, juga ada yang merah. Rimpang lengkuas merupakan rimpang yang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2–4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih.[1]
Berdasarkan ukurannya, ada yang besar. juga ada yang kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan berdasarkan warna dan ukuran rimpangnya.[2] Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang belum banyak seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 bulan.[1] Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau harum karena kandungan minyak asirinya.[4]
Biji
Bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong, berwarna hitam.
Manfaat
Salah satu manfaat lengkuas adalah sebagai antifungi (antijamur). Lengkuas adalah tanaman obat yang mengandung antimikrobial diterpene dan eugenol yang mempunyai aktivitas antijamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang lengkuas sering digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya.[4]
Ekstrak lengkuas bersifat sistemik, mudah diserap akar tanaman, dan dibawa seluruh tubuh tanaman sampai masuk ke dalam jaringan daun. Lengkuas merupakan tanaman obat yang bersifat bakterisida dan fungsidal, yang memiliki kandungan 1% minyak asiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48%, sineol 20%-30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, ä-pinen, galangin, serta sesquiterpene, camphor, galangol, cadinene, dan hydrate hexahydrocadelene.[4]
Eugenol yang terdapat pada rimpang lengkuas (Alpinia galangal) dikenal memiliki efek sebagai antijamur Candida albicans. Salah satu efek obat dari eugenol adalah sebagai antiseptik lokal, sedangkan derivat dari eugenol dapat bekerja sebagai biosida dan antiseptik. Senyawa lain yang juga memiliki efek sebagai antijamur adalah diterpene. Penelitian yang dilakukan oleh Haraguchi, dkk. juga menyatakan bahwa senyawa diterpene yang diisolasi dari biji lengkuas dan diidentifikasi sebagai (E)-8 beta,17-epoxylabd-12-ene-15, 16-dial secara sinergis meningkatkan aktivitas antijamur.[4][11]
Selain sebagai antijamur, rimpang lengkuas efektif digunakan sebagai pengobatan terapi berbagai macam penyakit karena mengandung aktivitas antibakteri, antijamur, antiradang, antihepatotoksik, antioksidan, imunodulator, antiulseratif, antitumor, dan antialergi.[3]
Referensi
- ^ a b c Dalimartha 2009, hlm. 89-94.
- ^ a b c Sastrapradja et al. 1981, hlm. 57.
- ^ a b "Pentingnya Tanaman Obat: Alpinia galanga". Unair News. 2020-12-03. Diakses tanggal 2021-07-17.
- ^ a b c d e f g h "Sistem Informasi B3 & POPs". sib3pop.menlhk.go.id. Diakses tanggal 2021-07-17.
- ^ "(PDF) The Austronesian Comparative Dictionary: A Work in Progress". ResearchGate (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-17.
- ^ lengkuas [Ind] : laos. Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.
- ^ gadamala [Ind] : laos; kc. lengkuas. Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.
- ^ laos : galingale root, used medicinally and as a cooking spice. Sumber: Javanese-English Dictionary, Horne, 1974, #1968.
- ^ laos : KN. naam van een medicinalen wortel, galanga-wortel JZ. II; vlg. de Clercq: Alpinia Galanga Sw., nat. fam. der Zingiberaceae. Zie ook tuju, en MR. I, 74. Sumber: Javaansch-Nederlandsch Handwoordenboek, Gericke en Roorda, 1901, #918.
- ^ "Handbook of Herbs and Spices | ScienceDirect". www.sciencedirect.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-17.
- ^ Haraguchi, Hiroyuki; Kuwata, Yoshiharu; Inada, Kozo; Shingu, Kazushi; Miyahara, Kazumoto; Nagao, Miyoko; Yagi, Akira (1996/08). "Antifungal Activity from Alpinia galanga and the Competition for Incorporation of Unsaturated Fatty Acids in Cell Growth". Planta Medica (dalam bahasa Inggris). 62 (4): 308–313. doi:10.1055/s-2006-957890. ISSN 0032-0943. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-03. Diakses tanggal 2022-01-11.