Museum Kereta Api Ambarawa: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k hapus templat koordinat (pakai Wikidata) (via JWB) |
|||
(213 revisi perantara oleh 98 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox stasiun |
|||
[[Berkas: KeretaApiUapB2503.jpg|thumb|Loko uap B 2503 mengisi air di Bedono]] |
|||
| name = Ambarawa |
|||
'''Museum Kereta Api Ambarawa''' adalah sebuah [[museum]] di [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], [[Jawa Tengah]] yang memiliki kelengkapan [[kereta api]] yang pernah berjaya pada zamannya. Salah satu kereta api uap dengan [[lokomotif]] nomor '''B 2502''' dan '''B 2503''' buatan '''Maschinenfabriek Esslingen''' sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. [[Kereta api uap]] bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di [[Swiss]] dan [[India]]. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum. |
|||
| image = "+arya+" stasiun ambarawa museum 2023 2.jpg |
|||
| caption = Tampak depan bangunan utama Stasiun Ambarawa, 2023 |
|||
| prov = Jawa Tengah |
|||
| kabupaten = Semarang |
|||
| kecamatan kabupaten = Ambarawa |
|||
| desa = Panjang |
|||
| alamat = Jalan Stasiun Ambarawa |
|||
| kodepos = 50611 |
|||
| open = 21 Mei 1873 |
|||
| close = 1976 |
|||
| renovated = 1907 |
|||
| reopen = 6 Oktober 1976 (ditetapkan oleh DPRD Jawa Tengah sebagai museum perkeretaapian) |
|||
| class = Sedang tanpa tipe |
|||
| classref = <ref>{{cite web|url=http://mop5.dephub.go.id/Sebaran/stasiun/mI8n3oPtdY9krfzc|title=Profil Stasiun Ambarawa|year=2017|work=Direktorat Jenderal Perkeretaapian|access-date=2020-07-07|archive-date=2020-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200928183907/http://mop5.dephub.go.id/Sebaran/stasiun/mI8n3oPtdY9krfzc|dead-url=yes}}</ref> |
|||
| nomor = 3306 |
|||
| close_type = PJKA |
|||
| letak = * km 36+763 lintas [[Stasiun Kedungjati|Kedungjati]]–''[[Stasiun Bringin|Bringin]]''–Ambarawa |
|||
* km 83+401 lintas [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]–''[[Stasiun Magelang Kota|Magelang Kota]]''–Ambarawa |
|||
| oldname = Station Willem I |
|||
| operator = [[KAI Wisata]] |
|||
| kode = ABR |
|||
| tinggi = +474,40 m |
|||
| line = Kereta wisata '''''Ambarawa'''''–[[Stasiun Bedono|Bedono]] dan '''''Ambarawa'''''–[[Stasiun Tuntang|Tuntang]] (uap dan diesel) |
|||
| services = {{adjacent stations|system=Layanan warisan sejarah KAI |
|||
|line=Ambarawa Bedono|left=|right=Jambu |
|||
|line2=Ambarawa Tuntang|left2=Tuntang|right2= |
|||
}} |
|||
| ticketting = Hanya melayani penjualan langsung. |
|||
| track = 4 |
|||
| platform = Satu peron pulau pada bangunan utama yang rendah |
|||
| module1 = {{Infobox cagar budaya|child=yes |
|||
| Name = Museum Kereta Api Ambarawa |
|||
| Location = |
|||
| Type = Nasional |
|||
| Criteria = Bangunan |
|||
| Region = |
|||
| Year = 2010<br/>2017 |
|||
| Session = {{bulleted list|SK Menteri PM.57/PW.007/MKP/2010|SK Menteri 006/M/2017}} |
|||
| ID = CB.1010 |
|||
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016071100003/museum-kereta-api-ambarawa}} |
|||
}} |
|||
{{Infobox Museum |
|||
|name = Museum Kereta Api Ambarawa |
|||
|image = |
|||
|caption = Lokomotif BB 1012 (1910), salah satu lokomotif buatan Saechs. Maschinenfabrik di [[Chemnitz]], [[Jerman]], yang berada di Museum Kereta Api Ambarawa. |
|||
|imagesize = 200 |
|||
|established = 6 Oktober 1976 |
|||
|dissolved = |
|||
|location = Jalan Stasiun Ambarawa 1, [[Panjang, Ambarawa, Semarang]] |
|||
|type =Museum kereta api |
|||
|visitors = |
|||
|director = |
|||
|curator = |
|||
|publictransit = |
|||
|website = |
|||
}} |
|||
'''Museum Kereta Api Ambarawa''' ({{lang-en|'''Indonesian Railway Museum, Ambarawa'''}}) adalah bekas [[stasiun kereta api]] yang sudah dialihfungsikan menjadi sebuah [[museum]] serta merupakan museum perkeretaapian pertama di [[Indonesia]]. Museum ini secara administratif terletak di [[Panjang, Ambarawa, Semarang]]; pada ketinggian +474,40 meter, termasuk dalam [[Daerah Operasi IV Semarang]]. Museum ini dikelola oleh [[KAI Wisata]] bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi [[Jawa Tengah]]. |
|||
== |
== Sejarah == |
||
=== Pembangunan Stasiun Willem I === |
|||
Nama Willem I yang disandang oleh stasiun ini berasal dari nama benteng yang letaknya tak jauh dari kompleks stasiun ini, yaitu [[Benteng Pendem Ambarawa|Benteng Willem I]] yang dikenal juga sebagai "[[Benteng Pendem Cilacap|Benteng Pendhem]]". Dinamakan ''Willem I'' karena dibangun untuk menghargai jasa-jasa Raja Belanda yang bertakhta pada saat itu, yaitu [[Willem I dari Belanda|Raja Willem I dari Belanda]]. |
|||
Agar mobilisasi tentara dan logistik [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] lancar, maka [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) diberi tugas oleh Pemerintah Kolonial di bawah Gubernur Jenderal [[Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele|baron Sloet van de Beele]] untuk membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Semarang dengan benteng ini. Ternyata, pembangunan jalur ini satu paket dengan jalur kereta api Samarang NIS–Gundih–[[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]]–[[Lempuyangan]]. Maka setelah suksesnya NIS membangun jalur Samarang–Tangoeng yang selesai pada tanggal 10 Agustus 1867, maka pada awal tahun 1869, selain memperpanjang jalurnya menuju Gundih, NIS juga membangun jalur baru menuju Bringin dan selanjutnya diperpanjang menuju Ambarawa. Pada tanggal 21 Mei 1873, jalur Samarang–Vorstenlanden dan Kedungjati–Ambarawa telah selesai dibangun.<ref>{{cite book|title=Schetskaart van de spoorweg Samarang-Vorstenlanden door de Raad van Beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij aan de Heeren leden van de Staten-Generaal aangeboden|date=1869}}</ref><ref>{{cite book|title=Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|last=Banck|first=J.E.|date=1869|publisher=M.J. Fisser}}</ref><ref>{{Cite book|title=Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen|last=Perquin|first=B.L.M.C.|publisher=Bureau Industria|year=1921|isbn=|location=|pages=}}</ref> |
|||
Periode kedua adalah pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Karena jalur kereta apinya melalui pegunungan dengan kontur yang terjal dan topografi yang sukar untuk ditaklukkan, maka agar laju kereta api terkendali, dibuatlah sistem [[rel gigi]]. Jalur ini menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di [[Kota Magelang]] dengan [[Benteng Pendem Ambarawa|Benteng Willem I]] di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.<ref name="archiv">{{cite book|title=Archiv Für Eisenbahnwesen|year=1935|volume=58}}</ref> |
|||
Stasiun ini menjadi pertemuan jalur NIS yang menggunakan lebar sepur 1.435 mm (arah Kedungjati) dengan jalur dengan sepur 1.067 mm (arah Secang). Sejak Juni 1942, jalur kereta api Kedungjati–Willem I dan Semarang Tawang–Solo Balapan–Yogyakarta yang semula menggunakan sepur 1.435 mm, akhirnya diubah menjadi 1.067 mm.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|year=|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|pages=|oclc=38139980}}</ref> |
|||
=== Menjadi museum dan reaktivasi jalur === |
|||
Penutupan [[Jalur kereta api Yogyakarta–Secang|jalur kereta api Yogyakarta–Magelang–Secang]] pada tahun 1975 ternyata berdampak pada jalur ini. Bahkan kereta-kereta api tidak bisa bergerak ke arah Magelang karena terjadinya banjir lahar hasil erupsi [[Gunung Merapi]] 1972.<ref>{{Cite news|url=https://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/10/11/05/144806-inilah-letusan-letusan-merapi-terheboh-dalam-sejarah|title=Inilah Letusan-Letusan Merapi "Terheboh" dalam Sejarah {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2018-08-03}}</ref> Praktis, PJKA menutup jalur kereta api ini. |
|||
Semenjak 1970-an, lokomotif-lokomotif uap mulai berguguran karena faktor usia. Banyak yang dirucat, dipindahtangankan, atau bahkan dijadikan barang rongsokan. Karena prihatin dengan hal tersebut, maka pada tanggal 8 April 1976, Gubernur Jawa Tengah, [[Soepardjo Rustam]], beserta Kepala PJKA Eksploitasi Tengah, Soeharso, memutuskan untuk membuka sebuah museum kereta api yang nantinya akan mengoleksi barang-barang antik era lokomotif uap.<ref name=":0" /> |
|||
Pemilihan Stasiun Willem I sebagai lokasi museum akhirnya disepakati oleh Komisi D DPRD Jawa Tengah pada tanggal 6 Oktober 1976. Pada tanggal 21 April 1978, museum ini mulai dibuka dan mulai menyelenggarakan angkutan kereta api wisata uap. Rutenya adalah Ambarawa–Tuntang–Ambarawa dan Ambarawa–Bedono–Ambarawa. Untuk menunjang operasi, [[Stasiun Tuntang]], [[Stasiun Jambu|Jambu]], dan [[Stasiun Bedono|Bedono]] tetap dipertahankan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Keling|first=Gendro|date=2011-08-02|title=Latar Belakang Alih Fungsi Stasiun Kereta Api Willem I menjadi Museum Kereta Api Ambarawa|url=|journal=Forum Arkeologi|volume=24|issue=2|pages=95-102|doi=|pmid=|access-date=}}</ref> |
|||
Untuk segmen Kedungjati–Tuntang saat ini telah menjalani proses reaktivasi, namun saat ini proyeknya tersendat lantaran masalah pembebasan lahan. Dalam reaktivasi ini, direncanakan jumlah [[perlintasan sebidang]]<nowiki/>nya akan dikurangi dan saat ini belum ada proses. Untuk mendukung reaktivasi, bangunan [[Stasiun Bringin]], [[Stasiun Gogodalem|Gogodalem]], dan [[Stasiun Tempuran|Tempuran]] harus dirombak.<ref>{{Cite news|url=http://beritatrans.com/2017/03/06/stasiun-tuntang-dan-rencana-reaktivasi-jalur-ka-tuntang-kedungjati/|title=Stasiun Tuntang dan Rencana Reaktivasi Jalur KA Tuntang-Kedungjati - Berita Trans|date=2017-03-06|newspaper=Berita Trans|language=id-ID|access-date=2018-08-03}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2017/10/16/07280931/menhub-tinjau-ulang-reaktivasi-jalur-ka-kedungjati-tuntang|title=Menhub Tinjau Ulang Reaktivasi Jalur KA Kedungjati-Tuntang|date=2017-10-16|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2018-08-03|editor-last=Djumena|editor-first=Erlangga|first=Syahrul|last=Munir}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://irps.or.id/napak-tilas-jalur-ka-non-aktif-kedungjati-tuntang-jilid-2/|title=Napak Tilas Jalur KA Non Aktif Kedungjati-Tuntang Jilid 2 {{!}} IRPS|website=irps.or.id|language=en-US|access-date=2018-08-03}}</ref> |
|||
== Bangunan, tata letak, dan situasi == |
|||
=== Arsitektur === |
|||
Bangunan utama (stasiun) merupakan stasiun pulau. Mulanya, bangunan stasiun ini berupa bangunan berkanopi yang dibangun dari kayu jati. Sejak tahun 1907, stasiun ini menggunakan arsitektur yang mirip dengan [[Stasiun Kedungjati]] dan [[Stasiun Purwosari|Purwosari]]. Ukuran bangunan stasiun ini lebih besar daripada Kedungjati maupun Purwosari karena bentang atapnya mencapai 21,75 meter sementara Kedungjati 14,65 meter dan Purwosari 13 meter. Bangunan ini terdiri atas kanopi yang memayungi bangunan utama serta jalur yang mengapitnya.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/stasiun-ambarawa/|title=Stasiun Ambarawa, Stasiun Militer Belanda|last=Dananjaya|first=Putu|date=20 Juni 2016|website=BPCB Jawa Tengah|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI|access-date=4 Agustus 2018}}</ref> |
|||
=== Koleksi === |
|||
Beberapa lokomotif uap adalah 2 unit kelas B25 (Esslingen 0-4-2RT) yaitu B2502 dan B2503 (2 dari 3 unit lokomotif yang tersisa; lokomotif ketiga, B2501 dimonumenkan di Monumen Palagan Ambarawa).<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20B25|title=Lokomotif B25|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Dahulu, terdapat loko uap kelas E10 (Esslingen 0-10-0RT), bernomor E1060 yang semula dikirimkan ke [[Sumatera Barat]] pada tahun 1960 untuk menarik kereta api [[batu bara]], tetapi kemudian dibawa ke [[Jawa]], dan sebuah lokomotif konvensional 2-6-0T C1218 yang dihidupkan kembali pada tahun 2006 setelah lama disimpan di Cepu, kemudian direlokasi ke Ambarawa tahun 2002. Namun, lokomotif E1060 dipulangkan kembali ke [[Museum Kereta Api Sawahlunto|Sawahlunto]] sedangkan lokomotif C1218 dibawa ke [[Surakarta]] dijadikan [[Kereta Api Uap Jaladara|kereta wisata Jaladara]].<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20E10|title=Lokomotif E10|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Baru-baru ini museum mendapat tambahan lokomotif diesel hidraulis [[Lokomotif D300|D 300 23]] yang berasal dari depo lokomotif Cepu yang dipindah ke depo lokomotif Ambarawa pada 6 Oktober 2010.<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20D300|title=Lokomotif D300|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> Lokomotif uap B 5112 yang buatan pabrik Hanomag, telah berhasil dihidupkan kembali sejak Januari 2014.<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20B51|title=Lokomotif B51|last=Unit Heritage KAI|first=|date=|website=heritage.kai.id|publisher=|access-date=2018-08-04}}</ref> |
|||
Museum Ambarawa juga mempunyai beberapa koleksi baru seperti kereta inspeksi [[Kesultanan Madura|Sultan Madura]], kereta kayu dari Kebonpolo, Magelang, NR kayu dari [[Balai Yasa Yogyakarta]], gerbong GR dari [[Balai Yasa Manggarai]], serta lokomotif diesel [[CC200|CC 200 15]] dan lokomotif DD5512, yang dahulu berbasis di [[Stasiun Cirebon]] dan [[Stasiun Jatibarang]].<ref>{{Cite web|url=https://www.re-digest.web.id/2016/05/dd5512-lokomotif-jepang-yang-penuh.html|title=DD5512: Lokomotif Jepang yang Penuh Misteri|website=www.re-digest.web.id|access-date=2018-08-04|archive-date=2018-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20180804050011/https://www.re-digest.web.id/2016/05/dd5512-lokomotif-jepang-yang-penuh.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://jateng.tribunnews.com/2015/12/03/ini-penampakan-lokomotif-elektrik-pertama-dan-satu-satunya-di-indonesia|title=Ini Penampakan Lokomotif Elektrik Pertama dan Satu-satunya di Indonesia|date=2015-12-03|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2018-08-04|last=Priatmojo|first=Galih}}</ref> Ada pula satu unit lokomotif [[BB200]].<ref>{{Cite news|url=http://jogja.tribunnews.com/2015/05/29/lokomotif-diesel-elektrik-bb200-satu-tonggak-sejarah-kereta-api-indonesia|title=Lokomotif Diesel Elektrik BB200, Satu Tonggak Sejarah Kereta Api Indonesia|date=2015-05-29|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2018-08-04|last=Nugroho|first=Rento Ari}}</ref> Lokomotif-lokomotif diesel tersebut sebagian telah dipindah ke Stasiun Tuntang. |
|||
Koleksi lainnya adalah halte ([[Stasiun Cicayur|Cicayur]] dan [[Stasiun Cikoya|Cikoya]] serta beberapa halte kayu di [[jalur kereta api Purwosari–Wonogiri]]), persinyalan mekanik, pencetakan tiket, peralatan administrasi, serta atribut perusahaan dari era SS dan NIS hingga PJKA. |
|||
== Layanan kereta api == |
|||
Untuk menunjang kepariwisataan, PT KAI menyelenggarakan suatu angkutan kereta api wisata. Di museum ini terdapat dua layanan kereta api, yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono pp dan Ambarawa–Tuntang pp. Perjalanannya hanya dilakukan secara reguler pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional; untuk hari lain hanya bisa dilakukan dengan sistem sewa. |
|||
Kereta wisata Ambarawa–Bedono merupakan kereta api yang menggunakan rel gigi. Pihak museum sendiri kemudian menjenamakan layanan ini sebagai ''Ambarawa Mountain Railway Tour.''<ref name=":0" /> Rutenya dari Ambarawa–Jambu–Bedono dan kembali ke Ambarawa. Perjalanan ke Bedono hanya bisa dilakukan oleh lokomotif uap bergigi ([[Lokomotif B25|B25]]) karena tidak ada satu pun lokomotif diesel yang dipasangi roda gigi. Selain itu, reservasi tiket kereta api uap hanya bisa dipesan melalui sistem sewa. Akibatnya, Stasiun Bedono dan Jambu hanya dibuka pada saat ada perjalanan kereta api tersebut.<ref>{{Cite news|url=https://travel.kompas.com/read/2016/12/19/090500727/ingin.naik.kereta.di.museum.ambarawa.begini.caranya|title=Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya|date=2016-12-19|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2018-08-04|editor-last=Asdhiana|editor-first=I Made|first=Muhammad Irzal|last=Adikurnia}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://jateng.merdeka.com/wisata/ini-tarif-sewa-kereta-api-wisata-di-ambarawa-1701231.html|title=Jawa Tengah - Merdeka.com {{!}} Ini tarif sewa kereta api wisata di Ambarawa|date=|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2018-08-04|via=|archive-date=2018-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20180804045808/https://jateng.merdeka.com/wisata/ini-tarif-sewa-kereta-api-wisata-di-ambarawa-1701231.html|dead-url=yes|language=id}}</ref> |
|||
Kereta wisata Ambarawa–Tuntang dijalankan secara reguler menggunakan lokomotif diesel, tetapi dapat disewakan baik dengan lokomotif uap maupun lokomotif diesel. Untuk perjalanan reguler terdapat jadwal kereta api yang berangkat pada pukul 10.00, 12.00, dan 14.00.<ref>{{Cite news|url=https://travel.kompas.com/read/2018/06/11/152241627/jadwal-kereta-api-wisata-museum-ambarawa-pada-libur-lebaran-2018|title=Jadwal Kereta Api Wisata Museum Ambarawa pada Libur Lebaran 2018|date=2018-06-11|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2018-08-04|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi|first=Mela|last=Arnani}}</ref> |
|||
== Pada budaya populer == |
|||
Beberapa film yang disyuting di Museum Kereta Api Ambarawa adalah ''[[Sang Pencerah]]'' (2010) dan ''[[Soekarno (film)|Soekarno]]'' (2013) yang kedua-duanya disutradarai oleh [[Hanung Bramantyo]].<ref>{{Cite web|title=Proses Syuting 'Soekarno' di Ambarawa Ditonton Ratusan Orang|url=https://hot.detik.com/movie/d-2271832/proses-syuting-soekarno-di-ambarawa-ditonton-ratusan-orang|website=detikhot|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref><ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2010-07-04|title="Sang Pencerah" Diputar Bulan Puasa|url=https://www.antaranews.com/berita/210274/sang-pencerah-diputar-bulan-puasa|website=Antara News|access-date=2023-11-18}}</ref> Selain itu, film lainnya yang juga mengambil lokasi syuting di Ambarawa adalah [[Di Bawah Lindungan Ka'bah (film)|''Di Bawah Lindungan Ka'bah'']] (2011) karya [[Hanny R. Saputra]],<ref>{{Cite web|title=Kisah Seru Niken Anjani Syuting 'Di Bawah Lindungan Ka'Bah'|url=https://hot.detik.com/celeb/d-1704693/kisah-seru-niken-anjani-syuting-di-bawah-lindungan-kabah|website=detikhot|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref> ''[[Soegija]]'' (2012) karya [[Garin Nugroho]],<ref>{{Cite web|title=Renovasi Stasiun Ambarawa Ganggu Penumpang|url=https://jogja.tribunnews.com/2011/11/06/renovasi-stasiun-ambarawa-ganggu-penumpang|website=Tribunjogja.com|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref> serta ''[[Buya Hamka (film)|Buya Hamka]]'' (2023).<ref>{{Cite web|title=Syuting Film Buya Hamka Selama 65 Hari Datangi Banyak Lokasi, Mulai Danau Maninjau hingga Kairo|url=https://wartakota.tribunnews.com/2023/04/15/syuting-film-buya-hamka-selama-65-hari-datangi-banyak-lokasi-mulai-danau-maninjau-hingga-kairo|website=Wartakotalive.com|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref> |
|||
== Galeri == |
|||
<gallery> |
<gallery> |
||
file: Stasiun_Ambarawa_2.jpg|Stasiun Ambarawa |
|||
Berkas:Ambarawa locomotief.jpg|Lokomotif B 5112 buatan Hanomag Hannover, Jerman |
|||
File:KITLV A1107 - Station in het fort Willem 1 te Ambarawa ten zuiden van Semarang, KITLV 118994.tiff| Generasi pertama Stasiun Willem I, Ambarawa |
|||
Berkas:B2502 Locomotive - Amabarawa - Indonesia.jpg|Kereta api wisata Ambarawa, menggunakan unit '''B2502''', salah satu diantara tiga yang tersisa di dunia |
|||
Berkas: KeretaApiUapB2503.jpg|Lokomotif B 2503 mengisi air di Bedono |
|||
Berkas: Ambarawa_locomotief.jpg|Lokomotif B 5112 semasa menjadi koleksi statis Museum Kereta Api Ambarawa |
|||
File:Ambarawa Nederlandse militairen hebben in Ambarawa een onbeschadigd treinstel g, Bestanddeelnr 1678.jpg|Seorang tentara memutar wesel, tampak di belakang adalah Depo Lokomotif Ambarawa. |
|||
Berkas:B2502 Locomotive - Amabarawa - Indonesia.jpg|Lokomotif B2502 saat masih berdinas. |
|||
Berkas:Lokomotif CC 200 15 Ambarawa Railway Museum.jpg|Lokomotif CC 200 15 setelah preservasi oleh IRPS di Museum Kereta Api Ambarawa. |
|||
</gallery> |
</gallery> |
||
== |
== Lihat pula == |
||
* |
* [[Museum Kereta Api Sawahlunto]] |
||
* [[Stasiun Bondowoso]] |
|||
*{{en}} [http://www.internationalsteam.co.uk/ambarawa/museum.htm Museum Kereta Api] |
|||
== Referensi == |
|||
{{indo-stub}} |
|||
{{reflist}} |
|||
{{Adjacent stations|system=KAI|line=Kedungjati–Secang|left=Tuntang|right=Jambu}} |
|||
[[Kategori:Museum di Indonesia]] |
|||
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}} |
|||
{{Museum terkenal di Indonesia|state=collapsed}} |
|||
[[Kategori:Situs cagar budaya di Indonesia]] |
|||
[[de:Eisenbahnmuseum Ambarawa]] |
|||
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]] |
|||
[[fr:Musée du chemin de fer d'Ambarawa]] |
|||
[[Kategori:Cagar budaya di Jawa Tengah]] |
|||
[[nl:Spoorwegmuseum Ambarawa]] |
|||
[[Kategori:Museum di Jawa Tengah|Kereta Api Ambarawa]] |
|||
[[Kategori:Stasiun kereta api di Jawa Tengah|Ambarawa]] |
|||
[[Kategori:Stasiun kereta api di Semarang|Ambarawa]] |
|||
[[Kategori:Stasiun kereta api yang termasuk dalam Daop IV Semarang]] |
|||
[[Kategori:Ambarawa, Semarang]] |
Revisi terkini sejak 5 Oktober 2024 15.18
Stasiun Ambarawa
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Lokasi |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Koordinat | 7°15′55.512″S 110°24′4.536″E / 7.26542000°S 110.40126000°E | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ketinggian | +474,40 m | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operator | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Letak |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah peron | Satu peron pulau pada bangunan utama yang rendah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah jalur | 4 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Layanan | Kereta wisata Ambarawa–Bedono dan Ambarawa–Tuntang (uap dan diesel) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konstruksi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis struktur | Atas tanah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Informasi lain | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kode stasiun |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Klasifikasi | Sedang tanpa tipe[2] | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | 21 Mei 1873 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ditutup | 1976 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibangun kembali | 1907 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama sebelumnya | Station Willem I | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal penting | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka kembali | 6 Oktober 1976 (ditetapkan oleh DPRD Jawa Tengah sebagai museum perkeretaapian) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi layanan | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Cagar budaya Indonesia Museum Kereta Api Ambarawa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peringkat | Nasional | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kategori | Bangunan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No. Regnas | CB.1010 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No. SK |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal SK | 2010 2017 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi pada peta | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Didirikan | 6 Oktober 1976 |
---|---|
Lokasi | Jalan Stasiun Ambarawa 1, Panjang, Ambarawa, Semarang |
Jenis | Museum kereta api |
Museum Kereta Api Ambarawa (bahasa Inggris: Indonesian Railway Museum, Ambarawa) adalah bekas stasiun kereta api yang sudah dialihfungsikan menjadi sebuah museum serta merupakan museum perkeretaapian pertama di Indonesia. Museum ini secara administratif terletak di Panjang, Ambarawa, Semarang; pada ketinggian +474,40 meter, termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang. Museum ini dikelola oleh KAI Wisata bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pembangunan Stasiun Willem I
[sunting | sunting sumber]Nama Willem I yang disandang oleh stasiun ini berasal dari nama benteng yang letaknya tak jauh dari kompleks stasiun ini, yaitu Benteng Willem I yang dikenal juga sebagai "Benteng Pendhem". Dinamakan Willem I karena dibangun untuk menghargai jasa-jasa Raja Belanda yang bertakhta pada saat itu, yaitu Raja Willem I dari Belanda.
Agar mobilisasi tentara dan logistik KNIL lancar, maka Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) diberi tugas oleh Pemerintah Kolonial di bawah Gubernur Jenderal baron Sloet van de Beele untuk membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Semarang dengan benteng ini. Ternyata, pembangunan jalur ini satu paket dengan jalur kereta api Samarang NIS–Gundih–Solo Balapan–Lempuyangan. Maka setelah suksesnya NIS membangun jalur Samarang–Tangoeng yang selesai pada tanggal 10 Agustus 1867, maka pada awal tahun 1869, selain memperpanjang jalurnya menuju Gundih, NIS juga membangun jalur baru menuju Bringin dan selanjutnya diperpanjang menuju Ambarawa. Pada tanggal 21 Mei 1873, jalur Samarang–Vorstenlanden dan Kedungjati–Ambarawa telah selesai dibangun.[4][5][6]
Periode kedua adalah pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Karena jalur kereta apinya melalui pegunungan dengan kontur yang terjal dan topografi yang sukar untuk ditaklukkan, maka agar laju kereta api terkendali, dibuatlah sistem rel gigi. Jalur ini menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.[7]
Stasiun ini menjadi pertemuan jalur NIS yang menggunakan lebar sepur 1.435 mm (arah Kedungjati) dengan jalur dengan sepur 1.067 mm (arah Secang). Sejak Juni 1942, jalur kereta api Kedungjati–Willem I dan Semarang Tawang–Solo Balapan–Yogyakarta yang semula menggunakan sepur 1.435 mm, akhirnya diubah menjadi 1.067 mm.[8]
Menjadi museum dan reaktivasi jalur
[sunting | sunting sumber]Penutupan jalur kereta api Yogyakarta–Magelang–Secang pada tahun 1975 ternyata berdampak pada jalur ini. Bahkan kereta-kereta api tidak bisa bergerak ke arah Magelang karena terjadinya banjir lahar hasil erupsi Gunung Merapi 1972.[9] Praktis, PJKA menutup jalur kereta api ini.
Semenjak 1970-an, lokomotif-lokomotif uap mulai berguguran karena faktor usia. Banyak yang dirucat, dipindahtangankan, atau bahkan dijadikan barang rongsokan. Karena prihatin dengan hal tersebut, maka pada tanggal 8 April 1976, Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Rustam, beserta Kepala PJKA Eksploitasi Tengah, Soeharso, memutuskan untuk membuka sebuah museum kereta api yang nantinya akan mengoleksi barang-barang antik era lokomotif uap.[10]
Pemilihan Stasiun Willem I sebagai lokasi museum akhirnya disepakati oleh Komisi D DPRD Jawa Tengah pada tanggal 6 Oktober 1976. Pada tanggal 21 April 1978, museum ini mulai dibuka dan mulai menyelenggarakan angkutan kereta api wisata uap. Rutenya adalah Ambarawa–Tuntang–Ambarawa dan Ambarawa–Bedono–Ambarawa. Untuk menunjang operasi, Stasiun Tuntang, Jambu, dan Bedono tetap dipertahankan.[10]
Untuk segmen Kedungjati–Tuntang saat ini telah menjalani proses reaktivasi, namun saat ini proyeknya tersendat lantaran masalah pembebasan lahan. Dalam reaktivasi ini, direncanakan jumlah perlintasan sebidangnya akan dikurangi dan saat ini belum ada proses. Untuk mendukung reaktivasi, bangunan Stasiun Bringin, Gogodalem, dan Tempuran harus dirombak.[11][12][13]
Bangunan, tata letak, dan situasi
[sunting | sunting sumber]Arsitektur
[sunting | sunting sumber]Bangunan utama (stasiun) merupakan stasiun pulau. Mulanya, bangunan stasiun ini berupa bangunan berkanopi yang dibangun dari kayu jati. Sejak tahun 1907, stasiun ini menggunakan arsitektur yang mirip dengan Stasiun Kedungjati dan Purwosari. Ukuran bangunan stasiun ini lebih besar daripada Kedungjati maupun Purwosari karena bentang atapnya mencapai 21,75 meter sementara Kedungjati 14,65 meter dan Purwosari 13 meter. Bangunan ini terdiri atas kanopi yang memayungi bangunan utama serta jalur yang mengapitnya.[14]
Koleksi
[sunting | sunting sumber]Beberapa lokomotif uap adalah 2 unit kelas B25 (Esslingen 0-4-2RT) yaitu B2502 dan B2503 (2 dari 3 unit lokomotif yang tersisa; lokomotif ketiga, B2501 dimonumenkan di Monumen Palagan Ambarawa).[15] Dahulu, terdapat loko uap kelas E10 (Esslingen 0-10-0RT), bernomor E1060 yang semula dikirimkan ke Sumatera Barat pada tahun 1960 untuk menarik kereta api batu bara, tetapi kemudian dibawa ke Jawa, dan sebuah lokomotif konvensional 2-6-0T C1218 yang dihidupkan kembali pada tahun 2006 setelah lama disimpan di Cepu, kemudian direlokasi ke Ambarawa tahun 2002. Namun, lokomotif E1060 dipulangkan kembali ke Sawahlunto sedangkan lokomotif C1218 dibawa ke Surakarta dijadikan kereta wisata Jaladara.[16] Baru-baru ini museum mendapat tambahan lokomotif diesel hidraulis D 300 23 yang berasal dari depo lokomotif Cepu yang dipindah ke depo lokomotif Ambarawa pada 6 Oktober 2010.[17] Lokomotif uap B 5112 yang buatan pabrik Hanomag, telah berhasil dihidupkan kembali sejak Januari 2014.[18]
Museum Ambarawa juga mempunyai beberapa koleksi baru seperti kereta inspeksi Sultan Madura, kereta kayu dari Kebonpolo, Magelang, NR kayu dari Balai Yasa Yogyakarta, gerbong GR dari Balai Yasa Manggarai, serta lokomotif diesel CC 200 15 dan lokomotif DD5512, yang dahulu berbasis di Stasiun Cirebon dan Stasiun Jatibarang.[19][20] Ada pula satu unit lokomotif BB200.[21] Lokomotif-lokomotif diesel tersebut sebagian telah dipindah ke Stasiun Tuntang.
Koleksi lainnya adalah halte (Cicayur dan Cikoya serta beberapa halte kayu di jalur kereta api Purwosari–Wonogiri), persinyalan mekanik, pencetakan tiket, peralatan administrasi, serta atribut perusahaan dari era SS dan NIS hingga PJKA.
Layanan kereta api
[sunting | sunting sumber]Untuk menunjang kepariwisataan, PT KAI menyelenggarakan suatu angkutan kereta api wisata. Di museum ini terdapat dua layanan kereta api, yaitu kereta wisata Ambarawa–Bedono pp dan Ambarawa–Tuntang pp. Perjalanannya hanya dilakukan secara reguler pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional; untuk hari lain hanya bisa dilakukan dengan sistem sewa.
Kereta wisata Ambarawa–Bedono merupakan kereta api yang menggunakan rel gigi. Pihak museum sendiri kemudian menjenamakan layanan ini sebagai Ambarawa Mountain Railway Tour.[10] Rutenya dari Ambarawa–Jambu–Bedono dan kembali ke Ambarawa. Perjalanan ke Bedono hanya bisa dilakukan oleh lokomotif uap bergigi (B25) karena tidak ada satu pun lokomotif diesel yang dipasangi roda gigi. Selain itu, reservasi tiket kereta api uap hanya bisa dipesan melalui sistem sewa. Akibatnya, Stasiun Bedono dan Jambu hanya dibuka pada saat ada perjalanan kereta api tersebut.[22][23]
Kereta wisata Ambarawa–Tuntang dijalankan secara reguler menggunakan lokomotif diesel, tetapi dapat disewakan baik dengan lokomotif uap maupun lokomotif diesel. Untuk perjalanan reguler terdapat jadwal kereta api yang berangkat pada pukul 10.00, 12.00, dan 14.00.[24]
Pada budaya populer
[sunting | sunting sumber]Beberapa film yang disyuting di Museum Kereta Api Ambarawa adalah Sang Pencerah (2010) dan Soekarno (2013) yang kedua-duanya disutradarai oleh Hanung Bramantyo.[25][26] Selain itu, film lainnya yang juga mengambil lokasi syuting di Ambarawa adalah Di Bawah Lindungan Ka'bah (2011) karya Hanny R. Saputra,[27] Soegija (2012) karya Garin Nugroho,[28] serta Buya Hamka (2023).[29]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Stasiun Ambarawa
-
Generasi pertama Stasiun Willem I, Ambarawa
-
Lokomotif B 2503 mengisi air di Bedono
-
Lokomotif B 5112 semasa menjadi koleksi statis Museum Kereta Api Ambarawa
-
Seorang tentara memutar wesel, tampak di belakang adalah Depo Lokomotif Ambarawa.
-
Lokomotif B2502 saat masih berdinas.
-
Lokomotif CC 200 15 setelah preservasi oleh IRPS di Museum Kereta Api Ambarawa.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ "Profil Stasiun Ambarawa". Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-28. Diakses tanggal 2020-07-07.
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Schetskaart van de spoorweg Samarang-Vorstenlanden door de Raad van Beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij aan de Heeren leden van de Staten-Generaal aangeboden. 1869.
- ^ Banck, J.E. (1869). Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. M.J. Fisser.
- ^ Perquin, B.L.M.C. (1921). Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen. Bureau Industria.
- ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935.
- ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
- ^ "Inilah Letusan-Letusan Merapi "Terheboh" dalam Sejarah | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2018-08-03.
- ^ a b c Keling, Gendro (2011-08-02). "Latar Belakang Alih Fungsi Stasiun Kereta Api Willem I menjadi Museum Kereta Api Ambarawa". Forum Arkeologi. 24 (2): 95–102.
- ^ "Stasiun Tuntang dan Rencana Reaktivasi Jalur KA Tuntang-Kedungjati - Berita Trans". Berita Trans. 2017-03-06. Diakses tanggal 2018-08-03.
- ^ Munir, Syahrul (2017-10-16). Djumena, Erlangga, ed. "Menhub Tinjau Ulang Reaktivasi Jalur KA Kedungjati-Tuntang". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-03.
- ^ "Napak Tilas Jalur KA Non Aktif Kedungjati-Tuntang Jilid 2 | IRPS". irps.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-03.
- ^ Dananjaya, Putu (20 Juni 2016). "Stasiun Ambarawa, Stasiun Militer Belanda". BPCB Jawa Tengah. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI. Diakses tanggal 4 Agustus 2018.
- ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif B25". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif E10". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif D300". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif B51". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ "DD5512: Lokomotif Jepang yang Penuh Misteri". www.re-digest.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ Priatmojo, Galih (2015-12-03). "Ini Penampakan Lokomotif Elektrik Pertama dan Satu-satunya di Indonesia". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ Nugroho, Rento Ari (2015-05-29). "Lokomotif Diesel Elektrik BB200, Satu Tonggak Sejarah Kereta Api Indonesia". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ Adikurnia, Muhammad Irzal (2016-12-19). Asdhiana, I Made, ed. "Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ "Jawa Tengah - Merdeka.com | Ini tarif sewa kereta api wisata di Ambarawa". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ Arnani, Mela (2018-06-11). Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. "Jadwal Kereta Api Wisata Museum Ambarawa pada Libur Lebaran 2018". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04.
- ^ "Proses Syuting 'Soekarno' di Ambarawa Ditonton Ratusan Orang". detikhot. Diakses tanggal 2023-11-18.
- ^ antaranews.com (2010-07-04). ""Sang Pencerah" Diputar Bulan Puasa". Antara News. Diakses tanggal 2023-11-18.
- ^ "Kisah Seru Niken Anjani Syuting 'Di Bawah Lindungan Ka'Bah'". detikhot. Diakses tanggal 2023-11-18.
- ^ "Renovasi Stasiun Ambarawa Ganggu Penumpang". Tribunjogja.com. Diakses tanggal 2023-11-18.
- ^ "Syuting Film Buya Hamka Selama 65 Hari Datangi Banyak Lokasi, Mulai Danau Maninjau hingga Kairo". Wartakotalive.com. Diakses tanggal 2023-11-18.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Tuntang menuju Kedungjati
|
Kedungjati–Secang | Jambu menuju Secang
|
- Wikipedia page with obscure subdivision
- Cagar budaya di Indonesia
- Situs cagar budaya di Indonesia
- Cagar budaya peringkat nasional
- Cagar budaya di Jawa Tengah
- Museum di Jawa Tengah
- Stasiun kereta api di Jawa Tengah
- Stasiun kereta api di Semarang
- Stasiun kereta api yang termasuk dalam Daop IV Semarang
- Ambarawa, Semarang