Lompat ke isi

Samanhudi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dexbot (bicara | kontrib)
k Bot: Parsoid bug phab:T107675
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(28 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
{{Infobox person
|name=Samanhudi
| name = Samanhudi
|image=Samanhudi 1962 Indonesia stamp.jpg
| image = Samanhudi 1962 Indonesia stamp.jpg
|alt=
| alt =
|caption=K.H. Samanhudi
| caption = K.H. Samanhudi
|birth_name=Kiai Haji Samanhudi
| birth_name = Sudarno Nadi
|birth_date={{birth date|1868|10|8|df=yes}}
| birth_date = {{birth date|1868|10|8|df=yes}}
|birth_place=[[Laweyan]], [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]
| birth_place = [[Laweyan]], [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|death_date={{death date and age|1956|8|28|1868|10|8|df=yes}}
| death_date = {{death date and age|1956|12|28|1868|10|8|df=yes}}
|death_place=[[Bandung]], [[Jawa Barat]], Indonesia
| death_place = [[Klaten]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
|occupation=Pendiri Sarekat Dagang Islam
| occupation = Pendiri Sarekat Dagang Islam
|spouse=[[Clara Charlotte Deije]]<br/>[[Johanna Mussel]]<br/>[[Haroemi Wanasita]]
| spouse = [[Suginah]]<br/>[[Marbingah]]
|religion=Islam
| religion = Islam
}}
}}


'''Samanhudi''' atau sering disebut '''Kyai Haji Samanhudi''' (lahir di [[Laweyan]], [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[1868]]; meninggal di [[Klaten]], [[Jawa Tengah]], [[28 Desember]] [[1956]]) adalah pendiri [[Sarekat Dagang Islam]], sebuah organisasi massa di [[Indonesia]] yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha [[batik]] di [[Surakarta]]. Nama kecilnya ialah '''Sudarno Nadi'''.
'''Samanhudi''' atau sering disebut '''Kyai Haji Samanhudi''' (lahir di [[Laweyan]], [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[1868]]; meninggal di [[Klaten]], [[Jawa Tengah]], [[28 Desember]] [[1956]]) adalah pendiri [[Sarekat Dagang Islam]], sebuah organisasi massa di [[Indonesia]] yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha [[batik]] di [[Surakarta]]. Nama kecilnya ialah '''Sudarno Nadi'''.<ref>''Ensiklopedia Pahlawan Nasional''. Kuncoro Hadi & Sustianingsih. Istana Media, Yogyakarta, 2015.</ref>


Pondok Pesantren yang pernnah ia menimba ilmu didalamnya al<nowiki> :
Pondok Pesantren yang pernah ia datangi untuk menimba ilmu didalamnya adalah:
Pontren KM Sayuthy (Ciawigebang), Pontren KH Abdur Rozak (Cipancur)
# Pontren KM Sayuthy (Ciawigebang),
# Pontren KH Abdur Rozak (Cipancur),paman ia,
,paman ia, Pontren Sarajaya (Kab Cirebon), Pontren (di Kab Tegal,
# Pontren Sarajaya (Kab Cirebon),
# Pontren (di Kab Tegal, Jateng),
# Pontren Ciwaringin (Kab. Cirebon) dan
Jateng),
</nowiki>Pontren Ciwaringin (Kab. Cirebon) dan Pontren KH Zaenal Musthofa
# Pontren KH Zaenal Musthofa (Tasikmalaya. )

(Tasikmalaya. ) . Catatan<nowiki> </nowiki>: Ia sangat ta,zdim trhdp guru guru ia
Catatan: Ia sangat tadzim terhadap guru-gurunya. Terlebih terhadap Asysyahid K.H. Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional). Ia banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beliau gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa di depan regu tembak serdadu Jepang ketika makbaroh gurunya ini telah dipindahkan ke Taman Pahlawan Sukamanah, Tasikmalaya.
. Trlebih trhdp Asysyahid KH Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional) ia
banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini
ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beluau gugur sebagai
pahlawankusuma bangsa didepan regu tembak srdadu Jepang. Ketika
makbarohgurunya ini telah dipindahkan ke Taman Pahlawan Sukamanah
Tasikmalaya,


Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa [[Hindia Belanda]] antara pedagang [[pribumi]] yang mayoritas beragama [[Islam]] dengan pedagang [[Tionghoa]] pada tahun [[1911|1905]]. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai [[organisasi]] sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1905, ia mendirikan [[Sarekat Dagang Islam]] untuk mewujudkan cita-citanya.
Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa [[Hindia Belanda]] antara pedagang [[pribumi]] yang mayoritas beragama [[Islam]] dengan pedagang [[Tionghoa]] pada tahun [[1911|1905]]. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai [[organisasi]] sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1905, ia mendirikan [[Sarekat Dagang Islam]] untuk mewujudkan cita-citanya.


Ia dimakamkan di Banaran, [[Grogol]], [[Sukoharjo]]. Sesudah itu, [[Serikat Islam]] dipimpin oleh [[Oemar Said Tjokroaminoto]].
Ia dimakamkan di Banaran, [[Grogol]], [[Sukoharjo]].


== Dalam budaya populer ==
{{Pahlawan Indonesia}}
* Dalam film ''[[Tjokroaminoto: Guru Bangsa]]'' (2015), Samanhudi diperankan oleh [[Rukman Rosadi]].


== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{lifetime|1868|1956|}}
{{lifetime|1868|1956|}}


{{DEFAULTSORT:Samanhuid, Kyai Haji}}
{{DEFAULTSORT:Samanhudi, Kyai Haji}}
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
Baris 44: Baris 45:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Pengusaha Jawa]]
[[Kategori:Pengusaha Jawa]]
[[Kategori:Syarikat Islam Indonesia]]



{{indo-bio-stub}}
{{Indo-bio-stub}}

Revisi terkini sejak 7 September 2023 16.50

Samanhudi
K.H. Samanhudi
LahirSudarno Nadi
(1868-10-08)8 Oktober 1868
Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal28 Desember 1956(1956-12-28) (umur 88)
Klaten, Jawa Tengah, Indonesia
PekerjaanPendiri Sarekat Dagang Islam
Suami/istriSuginah
Marbingah

Samanhudi atau sering disebut Kyai Haji Samanhudi (lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 1868; meninggal di Klaten, Jawa Tengah, 28 Desember 1956) adalah pendiri Sarekat Dagang Islam, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta. Nama kecilnya ialah Sudarno Nadi.[1]

Pondok Pesantren yang pernah ia datangi untuk menimba ilmu didalamnya adalah:

  1. Pontren KM Sayuthy (Ciawigebang),
  2. Pontren KH Abdur Rozak (Cipancur),paman ia,
  3. Pontren Sarajaya (Kab Cirebon),
  4. Pontren (di Kab Tegal, Jateng),
  5. Pontren Ciwaringin (Kab. Cirebon) dan
  6. Pontren KH Zaenal Musthofa (Tasikmalaya. )

Catatan: Ia sangat tadzim terhadap guru-gurunya. Terlebih terhadap Asysyahid K.H. Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional). Ia banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beliau gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa di depan regu tembak serdadu Jepang ketika makbaroh gurunya ini telah dipindahkan ke Taman Pahlawan Sukamanah, Tasikmalaya.

Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa Hindia Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islam dengan pedagang Tionghoa pada tahun 1905. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1905, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya.

Ia dimakamkan di Banaran, Grogol, Sukoharjo.

Dalam budaya populer[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ensiklopedia Pahlawan Nasional. Kuncoro Hadi & Sustianingsih. Istana Media, Yogyakarta, 2015.