Lompat ke isi

Al-Jami' al-Aqsha: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat penggunaan berkas jadi komentar "Berkas:Mesjid Al-Aqsa32816675.jpg": Menghapus pranala balik ke halaman yang dihapus Berkas:Mesjid Al-Aqsa32816675.jpg.
Naval Scene (bicara | kontrib)
k Naval Scene memindahkan halaman Masjid Qibli ke Al-Jami' al-Aqsha dengan menimpa pengalihan lama: balikkan pemindahan nama artikel tanpa alasan yang jelas (tanpa memperhatikan halaman pembicaraan artikel)
 
(62 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{about|masjid yang menjadi salah satu bagian dari kompleks Al-Aqsha|keseluruhan kompleks|Masjid Al-Aqsha}}

{{Infobox religious building
{{Infobox religious building
|building_name=Masjid Al-Aqsa {{br}}
|building_name=Jami' Al Aqsha {{br}} الجامع الاقصى
|image=Palestine-2007-Jerusalem-Al-Aqsa Mosque 01.jpg
<!-- Disembunyikan sebagai komentar: |image= Mesjid Al-Aqsa32816675.jpg -->
|caption=
|caption=
|location=[[Al-Haram asy-Syarif|Al-Haram Asy-Syarif]], [[Yerusalem]]
|location=[[Masjid Al-Aqsha|Masjid Al Aqsha]], [[Yerusalem]]
|geo={{coord|31|46|35|N|35|14|8|E|region:IS_type:landmark}}
|geo={{coord|31|46|35|N|35|14|8|E|region:IS_type:landmark}}
|religious_affiliation=[[Islam]]
|religious_affiliation=[[Islam]]
Baris 9: Baris 11:
|consecration_year=
|consecration_year=
|status=[[Masjid]]
|status=[[Masjid]]
|leadership=[[Wakaf]]
|leadership=[[Wakaf|Yayasan Wakaf]]
|website=
|website=
|architecture_type=Masjid
|architecture_type=Masjid
Baris 16: Baris 18:
|groundbreaking=685 (konstruksi pertama){{br}} 1033 (konstruksi kedua)
|groundbreaking=685 (konstruksi pertama){{br}} 1033 (konstruksi kedua)
|year_completed=705 (konstruksi pertama){{br}} 1035 (konstruksi kedua)
|year_completed=705 (konstruksi pertama){{br}} 1035 (konstruksi kedua)
|capacity=5.000 (di dalam); 400.000 (di luar)<ref name = "Atlas Travel">{{cite web |title=Al-Aqsa Mosque, Jerusalem |publisher=Atlas Travel and Tourist Agency |url=http://www.atlastours.net/holyland/al_aqsa_mosque.html |accessdate=2008-06-29}}</ref>
|capacity=5.000<ref name = "Atlas Travel">{{cite web |title=Al-Aqsa Mosque, Jerusalem |publisher=Atlas Travel and Tourist Agency |url=http://www.atlastours.net/holyland/al_aqsa_mosque.html |accessdate=2008-06-29}}</ref>
|length={{m to ft|83}}
|length={{m to ft|83}}
|width={{m to ft|56}}
|width={{m to ft|56}}
Baris 29: Baris 31:
|materials=Batu kapur (tembok luar, menara, fasad), stalaktit (menara), timah (kubah), marmer putih (kolom interior)
|materials=Batu kapur (tembok luar, menara, fasad), stalaktit (menara), timah (kubah), marmer putih (kolom interior)
}}
}}
'''Al-Jami' al-Aqsha''' ({{lang-ar|المسجد الاقصى}}, {{Audio|ArAqsaMosque.ogg|''Al-Masjid Al-Aqsha''}}, arti harfiah: "masjid terjauh"), juga disebut dengan Baitul Maqdis atau Bait Suci ({{lang-ar|بيت المقدس}}, {{lang-he|בֵּית־הַמִּקְדָּשׁ}}, ''Beit HaMikdash''), Al Haram Asy Syarif ({{lang-ar|الحرم الشريف}}, ''al-Ḥaram asy-Syarīf'', "Tanah Suci yang Mulia", atau {{lang|la|الحرم القدسي الشريف}}, ''al-Ḥaram [[al-Quds]]ī asy-Syarīf'', "Tanah Suci Yerusalem yang Mulia"), Bukit Kuil ({{lang-he|הַר הַבַּיִת}}, ''Har HaBáyit''), adalah salah satu bangunan utama yang terdapat dalam kompleks [[Masjid Al-Aqsha]] bagian selatan dengan ciri khas kubah timahnya yang berwarna abu-abu. Al-Jami' al-Aqsha sering dianggap sebagai Masjid Al-Aqsha itu sendiri, walaupun sesungguhnya nama Masjid Al-Aqsha merujuk kepada keseluruhan kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa bangunan penting; seperti Al-Jami' al-Aqsha itu sendiri, [[Kubah Shakhrah|Kubah Ash-Shakhrah]], [[Mushalla Al-Marwani]], [[Kubah Mi'raj|Kubah Al-Mi’raj]], [[Kubah Silsilah|Kubah As-Silsilah]], [[Kubah Nabi|Kubah An-Nabi]], dan bangunan-bangunan lainnya.
'''Masjid Al-Aqsa''', juga ditulis '''Al-Aqsha''' ([[bahasa Arab]]:<big>المسجد الاقصى</big>, {{Audio|ArAqsaMosque.ogg|''Al-Masjid Al-Aqsha''}}, arti harfiah: "masjid terjauh") adalah salah satu tempat suci [[agama Islam]] yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di [[Kota Lama Yerusalem]] (Yerusalem Timur). Kompleks tempat masjid ini (di dalamnya juga termasuk [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]]) dikenal oleh [[Ummah|umat]] [[Islam]] dengan sebutan ''[[Al-Haram asy-Syarif|Al-Haram Asy-Syarif]]'' atau "tanah suci yang mulia". Tempat ini oleh umat [[Yahudi]] dan [[Kristen]] dikenal pula dengan sebutan [[Bait Suci]] ({{lang-he|'''הַר הַבַּיִת'''}}, ''Har haBáyit'', [[bahasa Inggris]]: ''Temple Mount''), suatu tempat paling suci dalam [[agama Yahudi]] yang umumnya dipercaya merupakan tempat Bait Pertama dan [[Bait Kedua]] dahulu pernah berdiri.<ref>{{cite encyclopedia |last=Barton |first=George |title=Temple of Solomon |encyclopedia=[[Jewish Encyclopedia]] |year=1901–1906 |url=http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=129&letter=T#487 |accessdate=29 June 2008 }}</ref><ref>{{cite news|last=Milstein|first=Mati|title=Solomon's Temple Artifacts Found by Muslim Workers|publisher=[[National Geographic]]|date=23 Oktober 2007|url=http://news.nationalgeographic.com/news/2007/10/071023-jerusalem-artifacts.html|accessdate=29 Juni 2008 }}</ref>


Al-Jami' al-Aqsha pertama kali dibangun pada masa [[Umar bin Khattab|Umar bin Khaththab]], meskipun beberapa pendapat menyatakan bahwa masjid ini dibangun pada masa Kekhalifahan Umayyah. Setelah gempa bumi tahun 746, masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh khalifah [[Abbasiyah]] [[Al-Mansur]] pada tahun 754, dan dikembangkan lagi oleh penggantinya [[Al-Mahdi]] pada tahun 780. Gempa berikutnya menghancurkan sebagian besar Al-Jami' al-Aqsha pada tahun 1033, tetapi dua tahun kemudian khalifah [[Fatimiyyah]] [[Ali azh-Zhahir]] membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga kini.
Masjid Al-Aqsa secara luas dianggap sebagai tempat suci ketiga oleh umat Islam. Muslim percaya bahwa [[Muhammad]] diangkat ke [[Sidratul Muntaha]] dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari [[Masjidil Haram|Masjid Al-Haram]] di [[Mekkah]] ke Al-Aqsa dalam peristiwa [[Isra' Mi'raj]].<ref>{{cite book|title=Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions|publisher=Merriam-Webster|page=70|url=http://books.google.com/?id=ZP_f9icf2roC&pg=PA70&dq=Al-Aqsa+Mosque|isbn=9780877790440|author1=Doniger, Wendy|author2=Merriam-Webster,|author3=Inc,|year=1999 }}</ref> Kitab-kitab [[hadist]] menjelaskan bahwa Muhammad mengajarkan umat Islam berkiblat ke arah Masjid Al-Aqsa ([[Baitul Maqdis]]) hingga 17 bulan setelah hijrah ke [[Madinah]]. Setelah itu kiblat salat adalah [[Ka'bah]] di dalam [[Masjidil Haram]], Mekkah, hingga sekarang.<ref name="Al-Mizan">{{cite book|last = Tabatabae|first = Sayyid Mohammad Hosayn|authorlink = Allameh Tabatabaei|title = [[Tafsir al-Mizan|AL-MIZAN:AN EXEGESIS OF THE QUR'AN]], translation by S. Saeed Rizvi|publisher = WOFIS|isbn =9646521142|url=http://www.almizan.org/Tafseer/Volume2/Baqarah32.asp}}{{Dead link|date=May 2010}}</ref> Pengertian Masjid Al-Aqsa pada peristiwa Isra' Mi'raj dalam Al-Qur'an ([[Surah Al-Isra']] ayat 1) meliputi seluruh kawasan ''Al-Haram Asy-Syarif''.<ref name=Necipoglup85/>


Masjid Al-Aqsa pada awalnya adalah rumah ibadah kecil yang didirikan oleh [[Umar bin Khattab]], salah seorang [[Khulafaur Rasyidin]], tetapi telah diperbaiki dan dibangun kembali oleh khalifah [[Umayyah]] [[Abdul Malik bin Marwan|Abdul Malik]] dan diselesaikan oleh putranya [[Al-Walid bin Abdul-Malik|Al-Walid]] pada tahun 705 Masehi.<ref>{{Cite web |title=Al-Aqsa Mosque |url=http://www.noblesanctuary.com/AQSAMosque.html |publisher=Noble Sanctuary Online Guide. |accessdate=7 September 2008 |postscript=<!--None-->}}</ref> Setelah gempa bumi tahun 746, masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh khalifah [[Abbasiyah]] [[Al-Mansur]] pada tahun 754, dan dikembangkan lagi oleh penggantinya [[Al-Mahdi]] pada tahun 780. Gempa berikutnya menghancurkan sebahagian besar Al-Aqsa pada tahun 1033, namun dua tahun kemudian khalifah [[Fatimiyyah]] [[Ali azh-Zhahir|Ali Azh-Zhahir]] membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga kini. Dalam berbagai renovasi berkala yang dilakukan, berbagai dinasti [[Khalifah|kekhalifahan Islam]] telah melakukan penambahan terhadap masjid dan kawasan sekitarnya, antara lain pada bagian [[kubah]], [[fasad]], [[mimbar]], [[menara]], dan interior bangunan. Ketika [[Tentara Salib]] menaklukkan [[Yerusalem]] pada tahun 1099, mereka menggunakan masjid ini sebagai istana dan gereja, namun fungsi masjid dikembalikan seperti semula setelah [[Shalahuddin Al-Ayyubi|Shalahuddin]] merebut kembali kota itu. Renovasi, perbaikan, dan penambahan lebih lanjut dilakukan pada abad-abad kemudian oleh para penguasa [[Dinasti Ayyubiyyah|Ayyubiyah]], [[Mamluk]], [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]], [[Majelis Tinggi Islam]], dan [[Yordania]]. Saat ini, Kota Lama Yerusalem berada di bawah pengawasan Israel, tetapi masjid ini tetap berada di bawah perwalian lembaga [[wakaf]] Islam pimpinan orang Palestina.
Dalam berbagai renovasi berkala yang dilakukan, berbagai dinasti [[Khalifah|kekhalifahan Islam]] telah melakukan penambahan terhadap Al-Jami' al-Aqsha dan kawasan sekitarnya, antara lain pada bagian [[kubah]], [[fasad]], [[mimbar]], [[menara]], dan interior bangunan. Ketika [[Tentara Salib]] menaklukkan [[Yerusalem]] pada tahun 1099, mereka menggunakan masjid ini sebagai istana dan Kubah Ash-Shakhrah sebagai gereja, tetapi fungsi masjid dikembalikan seperti semula setelah [[Salahuddin Al-Ayyubi|Salahuddin]] mengambil alih kepemimpinan kota itu. Renovasi, perbaikan, dan penambahan lebih lanjut dilakukan pada abad-abad kemudian oleh para penguasa [[Dinasti Ayyubiyyah|Ayyubiyah]], [[Mamluk]], [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]], [[Majelis Tinggi Islam]], dan [[Yordania]].


Pembakaran Masjid Al-Aqsa pada tanggal [[21 Agustus]] [[1969]] telah mendorong berdirinya [[Organisasi Konferensi Islam]] yang saat ini beranggotakan 57 [[negara]]. Pembakaran tersebut juga menyebabkan mimbar kuno [[Shalahuddin Al-Ayyubi]] terbakar habis. [[Keluarga kerajaan Yordania|Dinasti Bani Hasyim]] penguasa Kerajaan [[Yordania]] telah menggantinya dengan mimbar baru yang dikerjakan di [[Yordania]]<ref name="INT"/>, meskipun ada pula yang menyatakan bahwa mimbar buatan [[Jepara]] digunakan di masjid ini.<ref>{{cite web | last = | first = | authorlink = | coauthors = | year = | url = http://news.okezone.com/read/2010/06/09/337/340947/indonesia-harus-bawa-isu-al-aqsa-di-forum-oki | title = Indonesia Harus Bawa Isu Al-Aqsa di Forum OKI | format = | work = | publisher = Okezone | quote = | language = [[Bahasa Indonesia]] }}</ref><ref>{{cite web | last = | first = | authorlink = | coauthors = | year = | url = http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/1841 | title = Mihrab Dari Jepara | format = | work = | publisher = Tribun Kaltim | quote = | language = [[Bahasa Indonesia]] }}</ref>
Pembakaran Al-Jami' al-Aqsha pada tanggal [[21 Agustus]] [[1969]] telah mendorong berdirinya [[Organisasi Konferensi Islam]] yang saat ini beranggotakan 57 [[negara]]. Pembakaran tersebut juga menyebabkan mimbar kuno [[Salahuddin Al-Ayyubi]] terbakar habis. [[Keluarga kerajaan Yordania|Dinasti Bani Hasyim]] penguasa Kerajaan [[Yordania]] telah menggantinya dengan mimbar baru yang dikerjakan di [[Yordania]],<ref name="INT" /> meskipun ada pula yang menyatakan bahwa mimbar buatan [[Jepara]] digunakan di masjid ini.<ref>{{Cite news| last =Malau | first =Lamtiur Kristin Natalia | authorlink = | coauthors = | year = | url = http://news.okezone.com/read/2010/06/09/337/340947/indonesia-harus-bawa-isu-al-aqsa-di-forum-oki | title = Indonesia Harus Bawa Isu Al Aqsa di Forum OKI | format = | work =[[Okezone.com]] | publisher = Okezone | quote = | language = [[Bahasa Indonesia]] }}</ref><ref>{{cite web | last = | first = | authorlink = | coauthors = | year = | url = http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/1841 | title = Mihrab Dari Jepara | format = | work = | publisher = Tribun Kaltim | quote = | language = [[Bahasa Indonesia]] }}</ref>


== Etimologi ==
== Penamaan ==
{{further|Masjid Al-Aqsha}}
Nama Masjid al-Aqsa bila diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, maka ia berarti "masjid terjauh". Nama ini berasal dari keterangan dalam [[Al-Qur'an]] pada [[Surah]] [[Surah Al-Isra'|Al-Isra']] ayat 1 mengenai ''[[Isra Mi'raj]]''. ''Isra Mi'raj'' adalah perjalanan yang dilakukan Muhammad dari [[Masjid Al-Haram]] menuju Masjid Al-Aqsa, dan kemudian naik ke [[Jannah|surga]].<ref name = "Atlas Travel">{{cite web |title=Al-Aqsa Mosque, Jerusalem |publisher=Atlas Travel and Tourist Agency |url=http://www.atlastours.net/holyland/al_aqsa_mosque.html |accessdate=29 June 2008}}</ref><ref>{{cite news|title=Lailat al Miraj|work=[[BBC News]]|publisher=BBC MMVIII|url=http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/holydays/lailatalmiraj.shtml|accessdate=29 June 2008 }}</ref> Dalam kitab [[Shahih Bukhari]] dijelaskan bahwa Muhammad dalam perjalanan tersebut mengendarai ''[[Buraq|Al-Buraq]]''.<ref>[[Sahih Bukhari|Sahih al-Bukhari]] 5, 58, 227</ref> Istilah "terjauh" dalam hal ini digunakan dalam konteks yang berarti "terjauh dari Mekkah".<ref name="Chiffolo">Chiffolo, Anthony F. [http://afc-divinenature.blogspot.com/2008/08/dome-of-rock-el-aqsa-mosque-and-arab.html Dome of the Rock and El-Aqsa Mosque] Divine Nature.</ref>
Al-Jami' al-Aqsha adalah bangunan berkubah abu-abu yang berada di kompleks Masjid Al-Aqsha, yaitu di bagian selatan. Kata ''Al-Jami’'' (اَلْجَامِعُ) makna '[[masjid]]', yang berasal dari kata Al-Jumu'ah yang berarti 'mengumpulkan' (untuk salat jemaah).<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=L457N1EMb7sC&q=jama'a+yajma'u+jami'an&dq=jama'a+yajma'u+jami'an&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwicpPPouJzWAhVGq48KHR68Cb4Q6AEIJzAA|title=Al Qurānul Karīm wa tafsīr|date=2010|language=id}}</ref>
Selama berabad-abad, Masjid Al-Aqsha dengan keseluruhan kompleksnya telah dianggap sebagai sebuah wilayah yang suci. Perubahan penyebutan kemudian terjadi pada masa pemerintahan [[Kesultanan Utsmaniyah]], di mana wilayah kompleks secara keseluruhan disebut sebagai ''[[Al-Haram asy-Syarif]]''; sedangkan bangunan yang terletak di bagian selatan disebut sebagai Al-Jami' al-Aqsha, yaitu tempat [[Umar bin Khattab|Umar bin Khaththab]] pertama kali mendirikan masjid di antara reruntuhan.<ref name="Necipoglup85">{{cite book|title=Muqarnas: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World|first1=Sabri|last1=Jarrar|editor=Gülru Necipoğlu|edition=Ilustrasi, anotasi|publisher=BRILL|year=1998|isbn=9004110844, 9789004110847|url=http://books.google.com/?id=FG6ZlkRjD2IC&pg=PA85&dq=aqsa+haram+sharif&cd=6#v=onepage&q=aqsa%20haram%20sharif|page=85}}</ref> Hadits Imam [[Ahmad bin Hanbal|Ahmad]] menyebutkan percakapan Umar bin Khattab dan [[Ka'ab al-Ahbar]], di mana Ka'ab menyarankan untuk membangun masjid di belakang batu [[Ash-Shakhrah]], sedangkan Umar menolak dan memilih tempat di sebelah selatan untuk membangun masjid dengan kiblat yang mengarah ke Ka'bah saja, sehingga posisi batu tersebut berada di belakangnya.<ref name="Necipoglup85" /><ref name=":0">Mosaad, Mohamed. [http://www.godsholymountain.org/papers/bayt.pdf Bayt al-Maqdis: An Islamic Perspective] pp.3–8</ref><ref name=":1">{{cite book|title=Jerusalem|url=https://archive.org/details/jerusalemholycit00pete|author=F. E. Peters|publisher=Princeton University Press|year=1985|pages=[https://archive.org/details/jerusalemholycit00pete/page/186 186]–192}}</ref>


{{further|Masjid Umar (Yerusalem)}}
Selama berabad-abad yang dimaksud dengan Masjid Al-Aqsa sesungguhnya tidak hanya masjid saja, melainkan juga area di sekitar bangunan itu yang dianggap sebagai suatu tempat yang suci. Perubahan penyebutan kemudian terjadi pada masa pemerintahan [[kesultanan Utsmaniyah]] (kira-kira abad ke-16 sampai awal 1918), dimana area kompleks di sekitar masjid disebut sebagai ''[[Al-Haram asy-Syarif|Al-Haram Asy-Syarif]]'', sedangkan bangunan masjid yang didirikan oleh [[Umar bin Khattab]] disebut sebagai ''Jami' Al-Aqsa'' atau Masjid Al-Aqsa.<ref name=Necipoglup85>{{cite book|title=Muqarnas: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World|first1=Sabri|last1=Jarrar|editor=Gülru Necipoğlu|edition=Ilustrasi, anotasi|publisher=BRILL|year=1998|isbn=9004110844, 9789004110847|url=http://books.google.com/?id=FG6ZlkRjD2IC&pg=PA85&dq=aqsa+haram+sharif&cd=6#v=onepage&q=aqsa%20haram%20sharif|page=85}}</ref>
Al-Jami' al-Aqsha yang didirikan [[Umar bin Khattab]] tersebut, juga berbeda dengan [[Masjid Umar (Yerusalem)|Masjid Umar]], yaitu sebuah masjid yang dibangun pada masa kekuasaan Dinasti Ayyubiyah pada abad ke-12, untuk mengenang pengambil-alihan Yerusalem oleh Umar bin Khattab yang mewakili umat Islam.<ref name=":2">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=cSuErBFmykQC&pg=PA52&lpg=PA52&dq=%E2%80%9COmar+prayed+here%E2%80%9D&source=bl&ots=sZakg-NekJ&sig=eT_6jUnD09R5pcWWJmGAvE-TzYI&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjWmuf7qqLNAhVEbRQKHTcZApwQ6AEINzAH#v=snippet&q=%E2%80%9CC7%2C%20however%2C%20the%20entrance%20was%20on%20the%20east%E2%80%9D&f=false|title=The Holy Land: An Oxford Archaeological Guide from Earliest Times to 1700|author=Jerome Murphy-O’Connor|publisher=Oxford University Press|year=2008|isbn=978-0-19-923666-4|series=Oxford Archaeological Guides|location=Oxford|page=62|quote=|accessdate=20 June 2016}}</ref> Tradisi setempat menceritakan bahwa pada saat pengambil-alihan tersebut, Umar diundang oleh Patriark Sophonius untuk beribadah di dalam [[Gereja Makam Kudus]], tetapi Umar memilih mengerjakan salat di luar, di dekat pintu masuk gereja.<ref name=":2" /> Masjid Umar terletak berseberangan dengan [[Gereja Makam Kudus]], di luar kompleks Masjid Al-Aqsha.<ref name=":2" />


== Sejarah ==
== Sejarah ==
=== Pra konstruksi ===
=== Pra konstruksi ===
Area masjid ini dahulu adalah bagian perluasan pembangunan bukit oleh Raja [[Herodes yang Agung|Herodes Agung]], yang dimulai pada tahun 20 SM. Herodes memerintahkan tukang batu untuk memotong permukaan batu di sisi timur dan selatan bukit, dan melapisinya. Sisa-sisa pembangunan tersebut saat ini masih dapat ditemukan di beberapa lokasi.<ref name=temple>[http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=123&letter=T&search=Herod's%20Temple Temple of Herod], [[Jewish Encyclopedia]]</ref> Ketika [[Bait Kedua]] masih berdiri, situs tempat masjid saat ini berdiri disebut dengan nama [[Serambi Salomo]], dan pada tiap sisinya terdapat gudang kuil yang dinamakan ''[[chanuyot]]'', yang memanjang sampai ke sisi selatan bukit. Konstruksi tiang-tiang kolom besar persegi di bagian utara masjid serta tembok-temboknya, baru-baru ini ditetapkan memiliki usia jauh lebih tua daripada yang diperkirakan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu (berdasarkan tulisan para saksi mata dari masa itu), yaitu bahwa konstruksi tersebut berasal dari masa kekuasaan Romawi. Tembok-tembok tersebut dibangun kembali atau diperkuat tidak lama setelah penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Struktur bawah tanah bangunan ini berasal dari masa kembalinya orang Yahudi dari [[Pembuangan ke Babilonia|pembuangan Babilonia]] mereka, yaitu 2.300 tahun yang lalu. Situasi politik telah menyebabkan penggalian lebih lanjut di area tersebut tidak memungkinkan.<!-- Saat pembangunan pertama kali area tersebut terdapat dalam tradisi Arab jaman kuno, dan penanggalan terbaru mendukung tradisi tersebut.{{cn}}--> Pada saat gempa bumi tahun 1930-an merusak masjid ini, penanggalan atas beberapa bagian yang terbuat dari kayu sempat dilakukan, yang menunjukkan kurun 900 SM. Kayu-kayu tersebut adalah ''cypress'' (sejenis cemara) dan [[akasia]]. Jenis yang disebut terakhir menurut [[Alkitab]] digunakan oleh Raja [[Salomo]] dalam konstruksi bangunan-bangunannya di bukit tersebut pada sekitar 900 SM.<ref name=Lundquistp45>{{cite book|title=The Temple of Jerusalem: Past, Present, and Future|author=John M. Lundquist|publisher=Greenwood Publishing Group|year=2007|isbn=0275983390, 9780275983390|page=45}}</ref> Bersama dengan Bait Suci, ''chanuyot'' yang ada ikut hancur oleh serangan [[Kekaisaran Romawi|Kaisar Romawi]] [[Titus Flavius Vespasianus|Titus]] (saat itu masih jenderal) pada tahun 70. [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus]] membangun sebuah [[gereja]] Kristen di situs ini pada tahun 530-an, yang dipersembahkan bagi [[Perawan Maria]] dan dinamakan "Gereja Bunda Kita". Gereja ini belakangan dihancurkan oleh [[Sassania|Kaisar Sassania]] [[Khosrau II]] pada awal abad ke-7, hingga tersisa sebagai reruntuhan.<ref>{{cite encyclopedia |title=Jerusalem (A.D. 71-1099) |encyclopedia=[[Catholic Encyclopedia]] |url=http://www.newadvent.org/cathen/08355a.htm |accessdate=1 Juli 2008}}</ref>
Area masjid ini dahulu adalah bagian perluasan pembangunan bukit oleh Raja [[Herodes yang Agung|Herodes Agung]], yang dimulai pada tahun 20 SM. Herodes memerintahkan tukang batu untuk memotong permukaan batu di sisi timur dan selatan bukit, dan melapisinya. Sisa-sisa pembangunan tersebut saat ini masih dapat ditemukan di beberapa lokasi.<ref name=temple>[http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=123&letter=T&search=Herod's%20Temple Temple of Herod], [[Jewish Encyclopedia]]</ref>
Ketika [[Bait Kedua]] masih berdiri, situs tempat masjid saat ini berdiri disebut dengan nama [[Serambi Salomo]], dan pada tiap sisinya terdapat gudang kuil yang dinamakan ''[[chanuyot]]'', yang memanjang sampai ke sisi selatan bukit. Konstruksi tiang-tiang kolom besar persegi di bagian utara masjid serta tembok-temboknya, baru-baru ini ditetapkan memiliki usia jauh lebih tua daripada yang diperkirakan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu (berdasarkan tulisan para saksi mata dari masa itu), yaitu bahwa konstruksi tersebut berasal dari masa kekuasaan Romawi. Tembok-tembok tersebut dibangun kembali atau diperkuat tidak lama setelah penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Struktur bawah tanah bangunan ini berasal dari masa kembalinya orang Yahudi dari [[Pembuangan ke Babilonia|pembuangan Babilonia]] mereka, yaitu 2.300 tahun yang lalu. Situasi politik telah menyebabkan penggalian lebih lanjut di area tersebut tidak memungkinkan.<!-- Saat pembangunan pertama kali area tersebut terdapat dalam tradisi Arab jaman kuno, dan penanggalan terbaru mendukung tradisi tersebut.{{cn}}--> Pada saat gempa bumi tahun 1930-an merusak masjid ini, penanggalan atas beberapa bagian yang terbuat dari kayu sempat dilakukan, yang menunjukkan kurun 900 SM. Kayu-kayu tersebut adalah ''cypress'' (sejenis cemara) dan [[akasia]]. Jenis yang disebut terakhir menurut [[Alkitab]] digunakan oleh Raja [[Salomo]] dalam konstruksi bangunan-bangunannya di bukit tersebut pada sekitar 900 SM.<ref name="Lundquistp45">{{cite book|title=The Temple of Jerusalem: Past, Present, and Future|author=John M. Lundquist|publisher=Greenwood Publishing Group|year=2007|isbn=0275983390, 9780275983390|page=45}}</ref>
Bersama dengan Bait Suci, ''chanuyot'' yang ada ikut hancur oleh serangan [[Kekaisaran Romawi|Kaisar Romawi]] [[Titus Flavius Vespasianus|Titus]] (saat itu masih jenderal) pada tahun 70. [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus]] membangun sebuah [[gereja]] Kristen di situs ini pada tahun 530-an, yang dipersembahkan bagi [[Perawan Maria]] dan dinamakan "Gereja Bunda Kami". Gereja ini belakangan dihancurkan oleh [[Sassania|Kaisar Sassania]] [[Khosrau II]] pada awal abad ke-7, hingga tersisa sebagai reruntuhan.<ref>{{cite encyclopedia |title=Jerusalem (A.D. 71-1099) |encyclopedia=[[Catholic Encyclopedia]] |url=http://www.newadvent.org/cathen/08355a.htm |accessdate=1 Juli 2008}}</ref>


=== Konstruksi Umayyah ===
=== Konstruksi Umayyah ===
[[Berkas:Al-Aqsa Mosque by David Shankbone.jpg|thumb|right|Masjid Al-Aqsa di sepanjang dinding selatan Bukit Bait Suci.]]
[[Berkas:Al-Aqsa Mosque by David Shankbone.jpg|jmpl|ka|Al-Jami' al-Aqsha di sepanjang dinding selatan Masjid Al-Aqsha]]

Ada beberapa pendapat terkait waktu Al-Jami' al-Aqsha pertama kali dibangun. Pendapat yang paling masyhur adalah Al-Jami' al-Aqsha merupakan tempat Umar bin Khaththab melaksanakan salat jemaah saat berkunjung ke Yerusalem dan Umar pula yang memerintahkan pendirian bangunan tersebut.<ref name="Necipoglup85" /><ref name=":0" /><ref name=":1" /> Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa bangunan ini dibangun pada masa pemerintahan [[Kekhalifahan Umayyah]], sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa bangunan awalnya dibangun Umar dan kemudian dibangun ulang pada masa Kekhalifahan Umayyah.

Merujuk pada kesaksian [[Arculf]], seorang [[biarawan]] [[Galia]] yang berziarah ke [[Palestina]] pada 679-82, sejarawan arsitektur [[Sir Archibal Creswell]] berpendapat bahwa [[Umar bin Khattab|Umar bin Khaththab]] mungkin adalah orang yang pertama kali mendirikan bangunan persegi empat primitif dengan daya tampung 3.000 jamaah di suatu tempat di kompleks Masjid Al-Aqsha (disebut kompleks Bukit Bait Suci oleh umat Yahudi). Meski demikian, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Muawiyahlah yang mungkin sebenarnya memerintahkan pembangunan dan bukan Umar. Pendapat terakhir ini didukung oleh tulisan dari ulama Yerusalem awal Al-Mutahhar bin Tahir al-Maqdisi.<ref name="Elad">Elad, Amikam. (1995). ''[http://books.google.com/books?id=CDz_yctbQVgC&pg=PA29&dq=Aqsa+Mosque+construction&sig=ACfU3U18kr7-hEXqRvqOKs-Jg3Pk2_CeBg#PPA29,M1 Medieval Jerusalem and Islamic Worship Holy Places, Ceremonies, Pilgrimage]'' BRILL, pp.29–43. ISBN 90-04-10010-5.</ref> Analisis atas panel dan balok kayu yang diambil dari bangunan ini selama renovasi pada tahun 1930-an menunjukkan bahwa kayu-kayu tersebut adalah cedar Libanon dan ''cypress''. Penanggalan radiokarbon menunjukkan berbagai macam usia, beberapa bahkan setua abad ke-9 SM, yang menunjukkan bahwa beberapa dari kayu tersebut sebelumnya telah digunakan pada bangunan-bangunan yang lebih tua.<ref>N. Liphschitz, G. Biger, G. Bonani and W. Wolfli, Comparative Dating Methods: Botanical Identification and <sup>14</sup>C Dating of Carved Panels and Beams from the Al-Aqsa Mosque in Jerusalem, ''Journal of Archaeological Science'', (1997) 24, 1045–1050.</ref>


Menurut beberapa ulama Islam, antara lain [[Mujiruddin Al-Ulaimi|Mujiruddin al-Ulaimi]], [[As-Suyuthi|Jalaluddin as-Suyuthi]], dan [[Syamsuddin Al-Maqdisi|Syamsuddin al-Maqdisi]], masjid ini dibangun kembali dan diperluas oleh [[Khalifah]] [[Abdul Malik bin Marwan]] pada 690 bersama dengan [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]].<ref name="Elad" /><ref name="le Strange">le Strange, Guy. (1890). ''Palestine under the Moslems'', pp.80–98.</ref> Guy le Strange mengklaim bahwa Abdul Malik menggunakan bahan-bahan dari Gereja Bunda Kami yang hancur untuk membangun masjid dan menunjukkan bukti bahwa kemungkinan substruktur di sudut tenggara masjid adalah sisa-sisa gereja tersebut.<ref name="le Strange" />
Tidak diketahui secara tepat kapan Masjid Al-Aqsa pertama kali dibangun dan siapa yang memerintahkan pembangunannya, namun dapat dipastikan bahwa pembangunannya dilakukan pada masa awal pemerintahan Umayyah di [[Palestina]]. Berdasarkan kesaksian [[Arculf]], seorang [[biarawan]] [[Galia]] yang berziarah ke [[Palestina]] pada 679-82, sejarawan arsitektur [[Sir Archibal Creswell]] berpendapat bahwa [[Umar bin Khattab]] mungkin adalah orang yang pertama kali mendirikan bangunan persegi empat primitif berkapasitas 3.000 jamaah di suatu tempat di ''Al-Haram Asy-Syarif'' (Bukit Bait Suci). Bagaimanapun juga, Arculf mengunjungi Palestina pada masa pemerintahan [[Muawiyah bin Abu Sufyan]]. Dengan demikian, adalah mungkin bahwa Muawiyah lah yang memerintahkan pembangunan dan bukan Umar. Pendapat terakhir ini didukung oleh tulisan dari ulama Yerusalem awal Al-Mutahhar bin Tahir Al-Maqdisi.<ref name="Elad">Elad, Amikam. (1995). ''[http://books.google.com/books?id=CDz_yctbQVgC&pg=PA29&dq=Aqsa+Mosque+construction&sig=ACfU3U18kr7-hEXqRvqOKs-Jg3Pk2_CeBg#PPA29,M1 Medieval Jerusalem and Islamic Worship Holy Places, Ceremonies, Pilgrimage]'' BRILL, pp.29–43. ISBN 90-04-10010-5.</ref> Analisis atas panel dan balok kayu yang diambil dari bangunan ini selama renovasi pada tahun 1930-an menunjukkan bahwa kayu-kayu tersebut adalah cedar Libanon dan ''cypress''. Penanggalan radiokarbon menunjukkan berbagai macam usia, beberapa bahkan setua abad ke-9 SM, yang menunjukkan bahwa beberapa dari kayu tersebut sebelumnya telah digunakan pada bangunan-bangunan yang lebih tua.<ref>N. Liphschitz, G. Biger, G. Bonani and W. Wolfli, Comparative Dating Methods: Botanical Identification and <sup>14</sup>C Dating of Carved Panels and Beams from the Al-Aqsa Mosque in Jerusalem, ''Journal of Archaeological Science'', (1997) 24, 1045–1050.</ref>


Menurut beberapa ulama Islam, antara lain [[Mujiruddin Al-Ulaimi]], [[As-Suyuthi|Jalaluddin As-Suyuthi]], dan [[Syamsuddin Al-Maqdisi]], masjid ini dibangun kembali dan diperluas oleh [[Khalifah]] [[Abdul Malik bin Marwan]] pada 690 bersama dengan [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]].<ref name="Elad"/><ref name="le Strange">le Strange, Guy. (1890). ''Palestine under the Moslems'', pp.80–98.</ref> Guy le Strange mengklaim bahwa Abdul Malik menggunakan bahan-bahan dari Gereja Bunda Kita yang hancur untuk membangun masjid dan menunjukkan bukti bahwa kemungkinan substruktur di sudut tenggara masjid adalah sisa-sisa gereja tersebut.<ref name="le Strange"/> Dalam merencanakan proyek megahnya di Bukit Bait Suci, yang pada akhirnya akan mengubah keseluruhan kompleks itu menjadi ''Al-Haram Asy-Syarif'' ("tanah suci yang mulia"), Abdul Malik ingin mengubah bangunan primitif sebagaimana digambarkan oleh Arculf menjadi struktur yang lebih terlindung yang melingkupi [[kiblat]], suatu faktor penting dalam skema lengkap rancangannya. Namun, seluruh ''Al-Haram Asy-Syarif'' itu dimaksudkan untuk melambangkan masjid. Seberapa banyak perubahan yang ia lakukan pada aspek bangunan sebelumnya tidak diketahui, tetapi panjang bangunan baru ditunjukkan dengan adanya bekas jembatan yang mengarah ke istana Umayyah, yang terletak di sebelah selatan dari bagian barat kompleks. Jembatan kemungkinan dahulunya membentang dari jalan di luar tembok selatan ''Al-Haram Asy-Syarif'', sebagai akses langsung menuju masjid. Adanya akses langsung dari istana ke masjid adalah sebuah ciri khas yang terkenal pada masa Umayyah, sebagaimana terdapat pada situs-situs awal lainnya. Abdul Malik menggeser poros tengah masjid sekitar 40 meter ke arah barat, sesuai dengan rencana lengkapnya atas ''Al-Haram Asy-Syarif''. Poros bangunan sebelumnya yang berbentuk sebuah ceruk, saat ini masih dikenal dengan sebutan "Mihrab Umar". Karena memperhatikan benar posisi [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]], Abdul Malik meminta arsiteknya menyejajarkan Masjid Al-Aqsa yang baru dengan posisi batu [[Ash-Shakhrah]], sehingga sumbu utama utara-selatan Bukit Bait Suci yang sebelumnya, yaitu garis yang melalui [[Kubah Silsilah]] dan Mihrab Umar, menjadi bergeser.<ref name="GandA">Grafman and Ayalon, 1998, [http://www.archnet.org/library/pubdownloader/pdf/9702/doc/DPC1569.pdf pp.1–15].</ref>
Dalam merencanakan proyek megahnya di Bukit Bait Suci, yang pada akhirnya akan mengubah keseluruhan kompleks itu menjadi Masjid Al-Aqsha, Abdul Malik ingin mengubah bangunan primitif sebagaimana digambarkan oleh Arculf menjadi struktur yang lebih terlindung yang melingkupi [[kiblat]], suatu faktor penting dalam skema lengkap rancangannya. Namun, seluruh kompleks Al-Aqsha itu dimaksudkan untuk melambangkan masjid. Seberapa banyak perubahan yang ia lakukan pada aspek bangunan sebelumnya tidak diketahui, tetapi panjang bangunan baru ditunjukkan dengan adanya bekas jembatan yang mengarah ke istana Umayyah, yang terletak di sebelah selatan dari bagian barat kompleks. Jembatan kemungkinan dahulunya membentang dari jalan di luar tembok selatan Al-Aqsha, sebagai jalan langsung menuju masjid. Adanya jalan langsung dari istana ke masjid adalah sebuah ciri khas yang terkenal pada masa Umayyah, sebagaimana terdapat pada situs-situs awal lainnya. Abdul Malik menggeser poros tengah masjid sekitar 40 meter ke arah barat, sesuai dengan rencana lengkapnya atas Masjid Al-Aqsha. Poros bangunan sebelumnya yang berbentuk sebuah ceruk, saat ini masih dikenal dengan sebutan "Mihrab Umar". Karena memperhatikan benar posisi [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]], Abdul Malik meminta arsiteknya menyejajarkan Al-Jami' al-Aqsha yang baru dengan posisi batu [[Ash-Shakhrah]], sehingga sumbu utama utara-selatan Al-Aqsha yang sebelumnya, yaitu garis yang melalui [[Kubah Silsilah|Kubah As-Silsilah]] dan Mihrab Umar, menjadi bergeser.<ref name="GandA">Grafman and Ayalon, 1998, [http://www.archnet.org/library/pubdownloader/pdf/9702/doc/DPC1569.pdf pp.1–15] {{Webarchive|url=https://wayback.archive-it.org/all/20071225141527/http://www.archnet.org/library/pubdownloader/pdf/9702/doc/DPC1569.pdf |date=2007-12-25 }}.</ref>


Creswell, yang merujuk pada Papyri Aphrodito, sebaliknya mengklaim bahwa [[Al-Walid bin Abdul-Malik|Al-Walid bin Abdul Malik]] adalah yang membangun kembali Masjid Al-Aqsa selama periode enam bulan sampai satu tahun, dengan para pekerja dari [[Damaskus]]. Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa rekonstruksi masjid dimulai oleh Abdul Malik, namun Al-Walid lah yang mengawasinya hingga selesai. Dalam tahun 713-714, serangkaian gempa bumi telah merusak Yerusalem dan menghancurkan bagian timur masjid, yang akhirnya dibangun kembali pada masa pemerintahan Al-Walid tersebut. Untuk membiayai rekonstruksi ini, Al-Walid memerintahkan emas dari Kubah Ash-Shakhrah dicetak sebagai sebagai uang logam untuk membeli bahan-bahan bangunan.<ref name="Elad"/> Masjid Al-Aqsa yang dibangun Umayyah kemungkinan besar berukuran 112 x 39 meter.<ref name="GandA"/>
Creswell, yang merujuk pada Papyri Aphrodito, sebaliknya mengklaim bahwa [[Al-Walid bin Abdul-Malik|Al-Walid bin Abdul Malik]] adalah yang membangun kembali Al-Jami' al-Aqsha selama periode enam bulan sampai satu tahun, dengan para pekerja dari [[Damaskus]]. Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa rekonstruksi masjid dimulai oleh Abdul Malik, tetapi Al-Walid lah yang mengawasinya hingga selesai. Dalam tahun 713-714, serangkaian gempa bumi telah merusak Yerusalem dan menghancurkan bagian timur masjid, yang akhirnya dibangun kembali pada masa pemerintahan Al-Walid tersebut. Untuk membiayai rekonstruksi ini, Al-Walid memerintahkan emas dari Kubah Ash-Shakhrah dicetak sebagai sebagai uang logam untuk membeli bahan-bahan bangunan.<ref name="Elad" /> Al-Jami' al-Aqsha yang dibangun Umayyah kemungkinan besar berukuran 112 x 39 meter.<ref name="GandA" />


=== Gempa bumi dan pembangunan kembali ===
=== Gempa bumi dan pembangunan kembali ===
[[Berkas:Aqsa Facade.JPG|thumb|right|Fasad dan serambi masjid ini dibangun dan diperluas oleh para penguasa [[Fatimiyah]], [[Perang Salib|Tentara Salib]], [[Mamluk]] dan [[Dinasti Ayyubiyyah|Ayyubiyah]].]]
[[Berkas:Aqsa Facade.JPG|jmpl|ka|Fasad dan serambi masjid ini dibangun dan diperluas oleh para penguasa [[Fatimiyah]], [[Perang Salib|Tentara Salib]], [[Mamluk]] dan [[Dinasti Ayyubiyyah|Ayyubiyah]].]]
Pada tahun 746, Masjid Al-Aqsa rusak akibat gempa bumi, yaitu empat tahun sebelum [[as-Saffah|Abul Abbas As-Saffah]] menggulingkan Ummayah dan mendirikan [[kekhalifahan Abbasiyah]]. Khalifah Abbasiyah yang kedua [[Al-Mansur|Abu Jafar Al-Mansur]] pada tahun 753 menyatakan niatnya untuk memperbaiki masjid itu. Ia memerintahkan agar lempengan emas dan perak yang menutupi gerbang masjid dilepaskan dan dicetak menjadi uang [[dinar]] dan [[dirham]] untuk membiayai kegiatan rekonstruksi, yang diselesaikan pada tahun 771. Gempa kedua yang terjadi pada tahun 774 kemudian merusak sebagian besar perbaikan Al-Mansur itu, kecuali perbaikan pada bagian selatan masjid.<ref name="le Strange"/><ref name="Nusseibeh"/> Pada tahun 780, khalifah selanjutnya [[Al-Mahdi|Muhammad Al-Mahdi]] membangunnya kembali, tapi ia mengurangi panjangnya serta memperbesar lebarnya.<ref name="le Strange"/><ref name="ADL"/> Renovasi Al-Mahdi adalah renovasi pertama yang diketahui memiliki catatan tertulis yang menjelaskan hal itu.<ref>{{cite book|last=Jeffers|first=H.|title=Contested holiness: Jewish, Muslim, and Christian Perspective on the Temple|publisher=KTAV Publishing House|year=2004|pages=95–96|url=http://books.google.com/?id=pFgmOt7wRHwC&printsec=frontcover&dq=Temple+Mount|isbn=9780881257991}}</ref> Pada tahun 985, seorang ahli geografi Arab kelahiran Yerusalem bernama [[Syamsuddin Al-Maqdisi|Al-Maqdisi]] mencatat bahwa masjid hasil renovasi memiliki "lima belas lengkungan dan lima belas gerbang".<ref name="Nusseibeh"/>
Pada tahun 746, Al-Jami' al-Aqsha rusak akibat gempa bumi, yaitu empat tahun sebelum [[as-Saffah|Abul Abbas as-Saffah]] menggulingkan Ummayah dan mendirikan [[kekhalifahan Abbasiyah]]. Khalifah Abbasiyah yang kedua [[Al-Mansur|Abu Jafar al-Mansur]] pada tahun 753 menyatakan niatnya untuk memperbaiki masjid itu. Ia memerintahkan agar lempengan emas dan perak yang menutupi gerbang masjid dilepaskan dan dicetak menjadi uang [[dinar]] dan [[dirham]] untuk membiayai kegiatan rekonstruksi, yang diselesaikan pada tahun 771. Gempa kedua yang terjadi pada tahun 774 kemudian merusak sebagian besar perbaikan Al-Mansur itu, kecuali perbaikan pada bagian selatan masjid.<ref name="le Strange"/><ref name="Nusseibeh"/> Pada tahun 780, khalifah selanjutnya [[Al-Mahdi|Muhammad al-Mahdi]] membangunnya kembali, tapi ia mengurangi panjangnya serta memperbesar lebarnya.<ref name="le Strange"/><ref name="ADL"/> Renovasi Al-Mahdi adalah renovasi pertama yang diketahui memiliki catatan tertulis yang menjelaskan hal itu.<ref>{{cite book|last=Jeffers|first=H.|title=Contested holiness: Jewish, Muslim, and Christian Perspective on the Temple|publisher=KTAV Publishing House|year=2004|pages=95–96|url=http://books.google.com/?id=pFgmOt7wRHwC&printsec=frontcover&dq=Temple+Mount|isbn=9780881257991}}</ref> Pada tahun 985, seorang ahli geografi Arab kelahiran Yerusalem bernama [[Syamsuddin Al-Maqdisi|Al Maqdisi]] mencatat bahwa masjid hasil renovasi memiliki "lima belas lengkungan dan lima belas gerbang".<ref name="Nusseibeh"/>


Pada tahun 1033 terjadi lagi sebuah gempa bumi, yang sangat merusak masjid. Antara tahun 1034 dan 1036, khalifah [[Fatimiyah]] [[Ali azh-Zhahir|Ali Azh-Zhahir]] membangun kembali dan merenovasi masjid secara menyeluruh. Jumlah lengkungan secara drastis dikurangi dari lima belas menjadi tujuh. Azh-Zhahir membangun empat buah arkade untuk aula tengah dan lorong, yang saat ini berfungsi sebagai fondasi masjid. Aula tengah diperbesar dua kali lipat dari lebar lorong lainnya, dan memiliki ujung atap besar yang di atasnya dibangun sebuah kubah dari kayu.<ref name="Elad"/>
Pada tahun 1033 terjadi lagi sebuah gempa bumi, yang sangat merusak masjid. Antara tahun 1034 dan 1036, khalifah [[Fatimiyah]] [[Ali azh-Zhahir|Ali Azh Zhahir]] membangun kembali dan merenovasi masjid secara menyeluruh. Jumlah lengkungan secara drastis dikurangi dari lima belas menjadi tujuh. Azh Zhahir membangun empat buah arkade untuk aula tengah dan lorong, yang saat ini berfungsi sebagai fondasi masjid. Aula tengah diperbesar dua kali lipat dari lebar lorong lainnya, dan memiliki ujung atap besar yang di atasnya dibangun sebuah kubah dari kayu.<ref name="Elad"/>
{{
{{
Clear}}
Clear}}
Baris 65: Baris 79:
| style="text-align: left;" | Daerah ''Al-Haram'' (daerah yang suci) terdapat di sebelah timur dari [[Yerusalem|kota]] ini; dan melalui ''[[bazar]]'' di (bagian kota) ini anda akan memasukkan Daerah tersebut melalui pintu gerbang (''Dargah'') yang besar dan indah... Setelah melewati gerbang ini, di sebelah kanan anda terdapat dua baris tiang-tiang besar (''Riwaq''), masing-masing memiliki sembilan dan dua puluh pilar-pilar marmer, yang bagian puncak dan dasarnya berupa pualam berwarna, dan persambungannya terbuat dari timah. Di atas pilar-pilar terdapat lengkungan-lengkungan, yang terbuat dari batu bata, tanpa pelapis plester atau semen, dan setiap lengkungan dibangun dengan tidak lebih dari lima atau enam blok batu. Pilar-pilar ini mengarah sampai ke dekat ''Maqsurah''.
| style="text-align: left;" | Daerah ''Al-Haram'' (daerah yang suci) terdapat di sebelah timur dari [[Yerusalem|kota]] ini; dan melalui ''[[bazar]]'' di (bagian kota) ini anda akan memasukkan Daerah tersebut melalui pintu gerbang (''Dargah'') yang besar dan indah... Setelah melewati gerbang ini, di sebelah kanan anda terdapat dua baris tiang-tiang besar (''Riwaq''), masing-masing memiliki sembilan dan dua puluh pilar-pilar marmer, yang bagian puncak dan dasarnya berupa pualam berwarna, dan persambungannya terbuat dari timah. Di atas pilar-pilar terdapat lengkungan-lengkungan, yang terbuat dari batu bata, tanpa pelapis plester atau semen, dan setiap lengkungan dibangun dengan tidak lebih dari lima atau enam blok batu. Pilar-pilar ini mengarah sampai ke dekat ''Maqsurah''.
|-
|-
| style="text-align: left;" | '''[[Nasir Khusraw]]'''', deskripsi masjid pada tahun 1047 Masehi (''[[Safarnama]]'', terjemahan Guy Le Strange)<ref>{{cite web|url=http://homepages.luc.edu/~avande1/jerusalem/sources/nasir.htm |title=The travels of Nasir-i-Khusrau to Jerusalem, 1047 C.E |publisher=Homepages.luc.edu |date= |accessdate=2010-07-13}}</ref>
| style="text-align: left;" | '''[[Nasir Khusraw]]'''', deskripsi masjid pada tahun 1047 Masehi (''[[Safarnama]]'', terjemahan Guy Le Strange)<ref>{{cite web |url=http://homepages.luc.edu/~avande1/jerusalem/sources/nasir.htm |title=The travels of Nasir-i-Khusrau to Jerusalem, 1047 C.E |publisher=Homepages.luc.edu |date= |accessdate=2010-07-13 |archive-date=2011-07-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110719231956/http://homepages.luc.edu/~avande1/jerusalem/sources/nasir.htm |dead-url=yes }}</ref>
|}
|}
Yerusalem direbut oleh [[Perang Salib|Tentara Salib]] pada tahun 1099, selama [[Perang Salib Pertama]]. Alih-alih menghancurkan masjid, yang mereka sebut "[[Bait Salomo]]", Tentara Salib menggunakannya sebagai istana kerajaan dan kandang kuda. Pada tahun 1119, tempat ini berubah menjadi markas para [[Ksatria Templar]]. Selama periode ini, mesjid mengalami beberapa perubahan struktural, termasuk perluasan serambi utara, penambahan [[apse]], dan sebuah dinding pembatas. Sebuah kloster baru dan sebuah gereja juga dibangun di situs tersebut, bersama dengan beberapa struktur bangunan lainnya.<ref>{{cite book|last=Boas|first=Adrian|title=Jerusalem in the Time of the Crusades: Society, Landscape and Art in the holy city under Frankish rule|publisher=Routledge|year=2001|page=91|url=http://books.google.com/?id=6m0qsAMf0z4C&pg=PA91&dq=Al-Aqsa+Mosque|isbn=0415230004 }}</ref> Para Ksatria Templar membangun pavilyun berkubah di sisi barat dan timur bangunan. Pavilyun barat saat ini berfungsi sebagai masjid untuk kaum wanita dan pavilyun timur berfungsi sebagai Museum Islam.<ref name="Nusseibeh"/>
Yerusalem direbut oleh [[Perang Salib|Tentara Salib]] pada tahun 1099, selama [[Perang Salib Pertama]]. Alih-alih menghancurkan Al-Jami' al-Aqsha, yang mereka sebut "[[Bait Salomo]]", Tentara Salib menggunakannya sebagai istana kerajaan dan kandang kuda. Pada tahun 1119, tempat ini berubah menjadi markas para [[Ksatria Templar]]. Selama periode ini, masjid mengalami beberapa perubahan struktural, termasuk perluasan serambi utara, penambahan [[apse]], dan sebuah dinding pembatas. Sebuah kloster baru dan sebuah gereja juga dibangun di situs tersebut, bersama dengan beberapa struktur bangunan lainnya.<ref>{{cite book|last=Boas|first=Adrian|title=Jerusalem in the Time of the Crusades: Society, Landscape and Art in the holy city under Frankish rule|publisher=Routledge|year=2001|page=91|url=http://books.google.com/?id=6m0qsAMf0z4C&pg=PA91&dq=Al-Aqsa+Mosque|isbn=0415230004 }}</ref> Para Ksatria Templar membangun paviliun berkubah di sisi barat dan timur bangunan. Paviliun barat saat ini berfungsi sebagai masjid untuk jemaah perempuan dan paviliun timur berfungsi sebagai Museum Islam.<ref name="Nusseibeh"/>


Setelah [[Shalahuddin Al-Ayyubi]] berhasil memimpin Ayyubiyah merebut kembali Yerusalem melalui pengepungan pada tahun 1187, beberapa perbaikan dilakukan atas Masjid Al-Aqsa.<ref name="INT">[http://web.archive.org/web/20110628183341/http://www.iht.com/articles/ap/2007/01/23/africa/ME-GEN-Mideast-Al-Aqsa-Mosque.php Jordan sending replacement for Al Aqsa pulpit destroyed in 1969 attack] ''[[Associated Press]]''. International Herald Tribune. 23 January 2007.</ref> [[Nuruddin Zengi]] yang menjadi sultan sebelum Shalahuddin, sebelumnya telah menugaskan pembangunan [[mimbar]] baru yang terbuat dari [[gading]] dan kayu pada tahun 1168-1169, namun mimbar itu baru selesai setelah ia wafat. Mimbar Nuruddin telah ditambahkan oleh Shalahuddin ke masjid pada bulan November 1187.<ref name=Maddenp230/> Penguasa Ayyubiyah di Damaskus, Sultan Al-Muazzam, pada tahun 1218 membangun serambi utara masjid dengan tiga buah gerbang. Pada tahun 1345, penguasa [[Mamluk]] di bawah pemerintahan Al-Kamil Shaban menambahkan dua lengkungan dan dua gerbang pada bagian timur masjid.<ref name="Nusseibeh"/>
Setelah [[Shalahuddin Al-Ayyubi]] berhasil memimpin Ayyubiyah merebut kembali Yerusalem melalui pengepungan pada tahun 1187, beberapa perbaikan dilakukan atas Al-Jami' al-Aqsha.<ref name="INT">[https://web.archive.org/web/20110628183341/http://www.iht.com/articles/ap/2007/01/23/africa/ME-GEN-Mideast-Al-Aqsa-Mosque.php Jordan sending replacement for Al Aqsa pulpit destroyed in 1969 attack] ''[[Associated Press]]''. International Herald Tribune. 23 January 2007.</ref> [[Nuruddin Zengi]] yang menjadi sultan sebelum Salahuddin, sebelumnya telah menugaskan pembangunan [[mimbar]] baru yang terbuat dari [[gading]] dan kayu pada tahun 1168-1169, tetapi mimbar itu baru selesai setelah ia wafat. Mimbar Nuruddin telah ditambahkan oleh Salahuddin ke masjid pada bulan November 1187.<ref name=Maddenp230/> Penguasa Ayyubiyah di Damaskus, Sultan Al-Muazzam, pada tahun 1218 membangun serambi utara masjid dengan tiga buah gerbang. Pada tahun 1345, penguasa [[Mamluk]] di bawah pemerintahan Al Kamil Shaban menambahkan dua lengkungan dan dua gerbang pada bagian timur masjid.<ref name="Nusseibeh"/>


Setelah [[Utsmaniyah]] merebut kekuasaan pada 1517, mereka tidak melakukan renovasi atau perbaikan besar atas masjid itu, namun mereka melakukan perbaikan pada ''Al-Haram Asy-Syarif'' (Bukit Bait Suci) secara keseluruhan. Hal ini termasuk antara lain pembangunan [[Air Mancur Qasim Pasha]] (1527), perbaikan kembali [[Kolam Raranj]], serta pembangunan tiga kubah yang berdiri bebas. Kubah yang paling terkenal ialah [[Kubah Nabi]], dibangun pada tahun 1538. Semua pembangunan adalah atas perintah para gubernur Utsmaniyah di Yerusalem dan bukan atas perintah para sultan.<ref name="AG07">[http://www.aqsa.org.uk/MULTIMEDIA/AlAqsaGuide/tabid/82/language/en-GB/Default.aspx Al-Aqsa Guide] Friends of Al-Aqsa 2007.</ref> Walaupun demikian, para sultan melakukan penambahan pada menara-menara yang telah ada.<ref name="AG07"/>
Setelah [[Utsmaniyah]] merebut kekuasaan pada 1517, mereka tidak melakukan renovasi atau perbaikan besar atas Al-Jami' al-Aqsha secara khusus, tetapi mereka melakukan perbaikan pada Masjid Al-Aqsha secara keseluruhan. Hal ini termasuk antara lain pembangunan [[Air Mancur Qasim Pasha|Air Mancur Qasim Pasya]] (1527), perbaikan kembali [[Kolam Raranj]], serta pembangunan tiga kubah yang berdiri bebas. Kubah yang paling terkenal ialah [[Kubah Nabi|Kubah An-Nabi]], dibangun pada tahun 1538. Semua pembangunan adalah atas perintah para gubernur Utsmaniyah di Yerusalem dan bukan atas perintah para sultan.<ref name="AG07">[http://www.aqsa.org.uk/MULTIMEDIA/AlAqsaGuide/tabid/82/language/en-GB/Default.aspx Al-Aqsa Guide] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081006175930/http://www.aqsa.org.uk/MULTIMEDIA/AlAqsaGuide/tabid/82/language/en-GB/Default.aspx |date=2008-10-06 }} Friends of Al-Aqsa 2007.</ref> Walaupun demikian, para sultan melakukan penambahan pada menara-menara yang telah ada.<ref name="AG07"/>


=== Masa modern ===
=== Masa modern ===
[[Berkas:Israel-2013-Jerusalem-Temple Mount-Al-Aqsa Mosque (NE exposure).jpg|thumb|right|Kubah masjid pada tahun 2013, terbuat dari aluminium (dan tampak seperti perak). Kubah telah diganti lapisan timah sebagaimana aslinya pada tahun 1983.]]
[[Berkas:Israel-2013-Jerusalem-Temple Mount-Al-Aqsa Mosque (NE exposure).jpg|jmpl|ka|Kubah masjid pada tahun 2013, terbuat dari aluminium (dan tampak seperti perak). Kubah telah diganti lapisan timah sebagaimana aslinya pada tahun 1983.]]


Renovasi pertama pada abad ke-20 dilakukan pada tahun 1922, yaitu setelah [[Majelis Tinggi Islam]] Yerusalem di bawah pimpinan [[Amin al-Husayni|Amin Al-Husseini]] mempekerjakan Ahmet Kemalettin Bey, seorang arsitek berkebangsaan [[bangsa Turki|Turki]], untuk merestorasi Masjid al-Aqsa dan monumen-monumen di sekitarnya. Dewan tersebut juga menugaskan arsitek-arsitek [[Inggris]], ahli-ahli [[Mesir]], dan para pejabat lokal untuk ikut berpartisipasi dan mengawasi perbaikan yang dilakukan pada tahun 1924–25 di bawah pengawasan Kemalettin. Renovasi meliputi penguatan fondasi kuno masjid Umayyah, perbaikan tiang-tiang kolom interior, penggantian balok-balok, pendirian [[perancah]], perawatan [[lengkungan]] dan bagian dalam kubah, pendirian kembali dinding selatan, serta penggantian tiang kayu di ruangan tengah dengan tiang beton. Renovasi tersebut juga menampilkan kembali mosaik era Fatimiyah dan kaligrafi di lengkungan-lengkungan interior yang sebelumnya tertutupi oleh lapisan pelapis. Lengkungan-lengkungan dihiasi dengan [[gipsum]] berwarna hijau dan emas dan balok kayu landasannya digantikan dengan [[tembaga]]. Seperempat dari jendela kaca patri juga diperbaharui dengan hati-hati agar dapat melestarikan desain asli Abbasiyah dan Fatimiyahnya.<ref name="Necipogulu">Necipogulu, Gulru. (1996). ''[http://books.google.com/books?id=NdCTI5FqayAC&pg=PA149&dq=Muqarnas+Volume+13+Aqsa&lr=&sig=ACfU3U1R6pbG42Abb_sw4Nvpk3nz-wN0mg#PPA149,M1 Muqarnas, Volume 13: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World]''. BRILL, pp.149–153. ISBN 90-04-10633-2.</ref> Kerusakan hebat telah terjadi karena gempa bumi tahun 1927 dan 1937, namun masjid itu diperbaiki kembali pada tahun 1938 dan 1942.<ref name="Nusseibeh">Ma'oz, Moshe and Nusseibeh, Sari. (2000). ''[http://books.google.com/books?id=9evpVS_ackwC&pg=PA137&dq=Al+Aqsa+Facade+Mustansir&lr=&sig=ACfU3U2CRNeMw45GMwdvEe6pHdnGHlDuzQ#PPA137,M1 Jerusalem: Points of Friction, and Beyond]'' BRILL. pp.136–138. ISBN 90-411-8843-6.</ref>
Renovasi pertama pada abad ke-20 dilakukan pada tahun 1922, yaitu setelah [[Majelis Tinggi Islam]] Yerusalem di bawah pimpinan [[Amin al-Husayni|Amin al-Husseini]] mempekerjakan Ahmet Kemalettin Bey, seorang arsitek berkebangsaan [[bangsa Turki|Turki]], untuk merestorasi Al-Jami' al-Aqsha dan monumen-monumen di sekitarnya. Dewan tersebut juga menugaskan arsitek-arsitek [[Inggris]], ahli-ahli [[Mesir]], dan para pejabat lokal untuk ikut berpartisipasi dan mengawasi perbaikan yang dilakukan pada tahun 1924–25 di bawah pengawasan Kemalettin. Renovasi meliputi penguatan fondasi kuno masjid Umayyah, perbaikan tiang-tiang kolom interior, penggantian balok-balok, pendirian [[perancah]], perawatan [[lengkungan]] dan bagian dalam kubah, pendirian kembali dinding selatan, serta penggantian tiang kayu di ruangan tengah dengan tiang beton. Renovasi tersebut juga menampilkan kembali mozaik era Fatimiyah dan kaligrafi di lengkungan-lengkungan interior yang sebelumnya tertutupi oleh lapisan pelapis. Lengkungan-lengkungan dihiasi dengan [[gipsum]] berwarna hijau dan emas dan balok kayu landasannya digantikan dengan [[tembaga]]. Seperempat dari jendela kaca patri juga diperbarui dengan hati-hati agar dapat melestarikan desain asli Abbasiyah dan Fatimiyahnya.<ref name="Necipogulu">Necipogulu, Gulru. (1996). ''[http://books.google.com/books?id=NdCTI5FqayAC&pg=PA149&dq=Muqarnas+Volume+13+Aqsa&lr=&sig=ACfU3U1R6pbG42Abb_sw4Nvpk3nz-wN0mg#PPA149,M1 Muqarnas, Volume 13: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World]''. BRILL, pp.149–153. ISBN 90-04-10633-2.</ref> Kerusakan hebat telah terjadi karena gempa bumi tahun 1927 dan 1937, tetapi masjid itu diperbaiki kembali pada tahun 1938 dan 1942.<ref name="Nusseibeh">Ma'oz, Moshe and Nusseibeh, Sari. (2000). ''[http://books.google.com/books?id=9evpVS_ackwC&pg=PA137&dq=Al+Aqsa+Facade+Mustansir&lr=&sig=ACfU3U2CRNeMw45GMwdvEe6pHdnGHlDuzQ#PPA137,M1 Jerusalem: Points of Friction, and Beyond]'' BRILL. pp.136–138. ISBN 90-411-8843-6.</ref>


[[Berkas:AlAqsaFromKotel.JPG|thumb|left|Masjid Al-Aqsa dilihat dari plaza [[Tembok Ratapan|Tembok Barat]], 2005.]]
[[Berkas:AlAqsaFromKotel.JPG|jmpl|kiri|Al-Jami' al-Aqsha dilihat dari plaza [[Tembok Ratapan|Tembok Barat]], 2005.]]


Pada tanggal 21 Agustus 1969, terjadi kebakaran di dalam Masjid Al-Aqsa, yang memusnahkan bangunan bagian tenggara masjid. Mimbar Salahuddin adalah termasuk di antara barang-barang yang rusak terbakar.<ref name=Maddenp230>{{cite book|title=The Crusades: The Essential Readings|author=Thomas F. Madden|publisher=Blackwell Publishing|year=2002|page=230|isbn=0631230238, 9780631230236|url=http://books.google.com/?id=DVuPvRSyV98C&pg=PA230&dq=minbar+saladdin+fire}}</ref> Orang-orang [[Palestina]] awalnya menyalahkan otoritas Israel atas kebakaran tersebut, dan beberapa orang Israel menyalahkan [[Fatah]] dan menganggap bahwa mereka yang menyulut sendiri apinya, agar dapat menyalahkan Israel dan memancing permusuhan. Namun kemudian terbukti bahwa kebakaran itu bukan disebabkan oleh Fatah maupun Israel, melainkan oleh seorang turis Australia bernama Denis Michael Rohan. Rohan adalah anggota dari sekte [[Evangelikalisme|evangelis]] Kristen [[Worldwide Church of God]].<ref name="Times">{{cite news|title=The Burning of Al-Aqsa|work=[[Time Magazine]]|page=1|date=29 August 1969|url=http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,901289,00.html?promoid=googlep|accessdate=1 July 2008}}</ref> Ia berharap bahwa dengan membakar Masjid Al-Aqsa, ia dapat mempercepat [[Kedatangan Kedua Yesus Kristus|Kedatangan Kedua]] [[Yesus]], dengan cara mempermudah dibangunnya kembali Bait Suci Yahudi di Bukit Bait Suci. Rohan dirawat di lembaga perawatan mental, didiagnosa mengalami gangguan kejiwaan, dan akhirnya dideportasi.<ref name='Time 2006-01-12'>{{cite news|title=Madman at the Mosque|date=12 January 1970|url=http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,942143,00.html|work=[[Time Magazine]]|accessdate=3 July 2008}}</ref> Serangan terhadap Al-Aqsa disebut-sebut sebagai salah satu penyebab dibentuknya [[Organisasi Konferensi Islam]] pada tahun 1971, yang merupakan organisasi dari 57 negara yang banyak berpenduduk Islam.<ref>[http://www.oic-oci.org/oicnew/page_detail.asp?p_id=52 About the OIC]{{Dead link|date=February 2010|url=http://www.oic-oci.org/oicnew/page_detail.asp?p_id=52}} [[Organization of the Islamic Conference]].</ref>
Pada tanggal 21 Agustus 1969, terjadi kebakaran di dalam Al-Jami' al-Aqsha yang memusnahkan bangunan bagian tenggara masjid. Mimbar Salahuddin adalah termasuk di antara barang-barang yang rusak terbakar.<ref name=Maddenp230>{{cite book|title=The Crusades: The Essential Readings|author=Thomas F. Madden|publisher=Blackwell Publishing|year=2002|page=230|isbn=0631230238, 9780631230236|url=http://books.google.com/?id=DVuPvRSyV98C&pg=PA230&dq=minbar+saladdin+fire}}</ref> Orang-orang [[Palestina]] awalnya menyalahkan otoritas Israel atas kebakaran tersebut, dan beberapa orang Israel menyalahkan [[Fatah]] dan menganggap bahwa mereka yang menyulut sendiri apinya, agar dapat menyalahkan Israel dan memancing permusuhan. Namun kemudian terbukti bahwa kebakaran itu bukan disebabkan oleh Fatah maupun Israel, melainkan oleh seorang turis Australia bernama Denis Michael Rohan. Rohan adalah anggota dari sekte [[Evangelikalisme|evangelis]] Kristen [[Worldwide Church of God]].<ref name="Times">{{cite news|title=The Burning of Al-Aqsa|work=[[Time Magazine]]|page=1|date=29 August 1969|url=http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,901289,00.html?promoid=googlep|accessdate=1 July 2008|archive-date=2013-06-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20130619230603/http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,901289,00.html?promoid=googlep|dead-url=yes}} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110628234157/http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,901289,00.html?promoid=googlep |date=2011-06-28 }}</ref> Ia berharap bahwa dengan membakar Al-Jami' al-Aqsha, ia dapat mempercepat [[Kedatangan Kedua Yesus Kristus|Kedatangan Kedua]] [[Yesus]], dengan cara mempermudah dibangunnya kembali Bait Suci Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsha. Rohan dirawat di lembaga perawatan mental, didiagnosa mengalami gangguan kejiwaan, dan akhirnya dideportasi.<ref name='Time 2006-01-12'>{{cite news|title=Madman at the Mosque|date=12 January 1970|url=http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,942143,00.html|work=[[Time Magazine]]|accessdate=3 July 2008|archive-date=2013-08-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20130822171728/http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,942143,00.html|dead-url=yes}} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101030164859/http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,942143,00.html |date=2010-10-30 }}</ref> Serangan terhadap Al-Aqsha disebut-sebut sebagai salah satu penyebab dibentuknya [[Organisasi Konferensi Islam]] pada tahun 1971, yang merupakan organisasi dari 57 negara yang banyak berpenduduk Islam.<ref>[http://www.oic-oci.org/oicnew/page_detail.asp?p_id=52 About the OIC]{{Dead link|date=February 2010|url=http://www.oic-oci.org/oicnew/page_detail.asp?p_id=52}} [[Organization of the Islamic Conference]].</ref>


Pada tahun 1980-an, Ben Shoshan dan Yehuda Etzion, keduanya anggota kelompok bawah tanah [[Gush Emunim Underground|Gush Emunim]], merencanakan untuk meledakkan Masjid Al-Aqsa dan [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]]. Etzion berpendapat bahwa meledakkan dua bangunan tersebut akan menyebabkan kebangkitan spiritual Israel, dan menyelesaikan semua permasalahan orang Yahudi. Mereka juga berharap bahwa [[Bait Suci Ketiga]] di Yerusalem dapat didirikan di atas lokasi tersebut. Rencana mereka mengalami kegagalan karena lebih dahulu diketahui pihak kepolisian.<ref>{{cite book|last=Dumper|first=Michael|title=The Politics of Sacred Space: The Old City of Jerusalem in the Middle East|publisher=Lynne Rienner Publishers|year=2002|page=44|url=http://books.google.com/?id=MfTycKFWBGEC&pg=PA44&dq=Al-Aqsa+Mosque|isbn=158826226X}}</ref><ref>{{cite book|last=Rapoport|first=David|title=Inside Terrorist Organizations|publisher=Routledge|pages=98–99|url=http://books.google.com/?id=FnvCEOZLf8YC&pg=PA194&lpg=PA194&dq=Gush+Emunim+Underground|isbn=0714681792|year=2001
Pada tahun 1980-an, Ben Shoshan dan Yehuda Etzion, keduanya anggota kelompok bawah tanah [[Gush Emunim Underground|Gush Emunim]], merencanakan untuk meledakkan Al-Jami' al-Aqsha dan [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]]. Etzion berpendapat bahwa meledakkan dua bangunan tersebut akan menyebabkan kebangkitan spiritual Israel, dan menyelesaikan semua permasalahan orang Yahudi. Mereka juga berharap bahwa [[Bait Suci Ketiga]] di Yerusalem dapat didirikan di atas lokasi tersebut. Rencana mereka mengalami kegagalan karena lebih dahulu diketahui pihak kepolisian.<ref>{{cite book|last=Dumper|first=Michael|title=The Politics of Sacred Space: The Old City of Jerusalem in the Middle East|publisher=Lynne Rienner Publishers|year=2002|page=44|url=http://books.google.com/?id=MfTycKFWBGEC&pg=PA44&dq=Al-Aqsa+Mosque|isbn=158826226X}}</ref><ref>{{cite book|last=Rapoport|first=David|title=Inside Terrorist Organizations|publisher=Routledge|pages=98–99|url=http://books.google.com/?id=FnvCEOZLf8YC&pg=PA194&lpg=PA194&dq=Gush+Emunim+Underground|isbn=0714681792|year=2001
}}</ref> Pada tanggal 15 Januari 1988, yaitu saat berlangsungnya [[Intifadah Pertama]], [[Angkatan Pertahanan Israel|pasukan Israel]] menembakkan [[peluru karet]] dan [[gas air mata]] kepada para demonstran di luar masjid, mengakibatkan 40 orang jemaah luka-luka.<ref>[http://domino.un.org/UNISPAL.NSF/2ee9468747556b2d85256cf60060d2a6/03a0ba144d71e526852573700066e774 OpenDocument Letter] (Tertanggal 18 Januari 1988, dari Observer Tetap Organisasi Pembebasan Palestina untuk Markas PBB di Jenewa, ditujukan kepada Wakil-Sekretaris-Jenderal bidang Hak Asasi Manusia) Ramlawi, Nabil. Observer Tetap Organisasi Pembebasan Palestina untuk Markas PBB di Jenewa.</ref><ref>[http://www.passia.org/palestine_facts/chronology/19631988.htm Palestine Facts Timeline, 1963-1988] [[Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs]].</ref> Pada tanggal 8 Oktober 1990, dalam suatu kerusuhan 22 orang warga Palestina terbunuh dan lebih dari 100 lainnya luka-luka karena tindakan keras [[Polisi Perbatasan Israel]]. Kerusuhan dipicu oleh pengumuman dari [[Gerakan Setia Bait Suci dan Eretz Yisrael|Gerakan Setia Bait Suci]], suatu kelompok Yahudi Ortodoks, yang menyatakan bahwa mereka akan meletakkan batu pertama untuk pembangunan Bait Suci Ketiga.<ref>Dan Izenberg, Jerusalem Post, July 19, 1991</ref><ref name="Ahram">Amayreh, Khaled. [http://weekly.ahram.org.eg/2007/832/re63.htm Catalogue of provocations: Israel's encroachments upon the Al-Aqsa Mosque have not been sporadic, but, rather, a systematic endeavor] ''[[Al-Ahram Weekly]]''. February 2007.</ref>
}}</ref> Pada tanggal 15 Januari 1988, yaitu saat berlangsungnya [[Intifadah Pertama]], [[Angkatan Pertahanan Israel|pasukan Israel]] menembakkan [[peluru karet]] dan [[gas air mata]] kepada para demonstran di luar masjid, mengakibatkan 40 orang jemaah luka-luka.<ref>[http://domino.un.org/UNISPAL.NSF/2ee9468747556b2d85256cf60060d2a6/03a0ba144d71e526852573700066e774 OpenDocument Letter] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110628180644/http://domino.un.org/UNISPAL.NSF/2ee9468747556b2d85256cf60060d2a6/03a0ba144d71e526852573700066e774 |date=2011-06-28 }} (Tertanggal 18 Januari 1988, dari Observer Tetap Organisasi Pembebasan Palestina untuk Markas PBB di Jenewa, ditujukan kepada Wakil-Sekretaris-Jenderal bidang Hak Asasi Manusia) Ramlawi, Nabil. Observer Tetap Organisasi Pembebasan Palestina untuk Markas PBB di Jenewa.</ref><ref>[http://www.passia.org/palestine_facts/chronology/19631988.htm Palestine Facts Timeline, 1963-1988] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080929033140/http://www.passia.org/palestine_facts/chronology/19631988.htm |date=2008-09-29 }} [[Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs]].</ref> Pada tanggal 8 Oktober 1990, dalam suatu kerusuhan 22 orang warga Palestina terbunuh dan lebih dari 100 lainnya luka-luka karena tindakan keras [[Polisi Perbatasan Israel]]. Kerusuhan dipicu oleh pengumuman dari [[Gerakan Setia Bait Suci dan Eretz Yisrael|Gerakan Setia Bait Suci]], suatu kelompok Yahudi Ortodoks, yang menyatakan bahwa mereka akan meletakkan batu pertama untuk pembangunan Bait Suci Ketiga.<ref>Dan Izenberg, Jerusalem Post, July 19, 1991</ref><ref name="Ahram">Amayreh, Khaled. [http://weekly.ahram.org.eg/2007/832/re63.htm Catalogue of provocations: Israel's encroachments upon the Al-Aqsa Mosque have not been sporadic, but, rather, a systematic endeavor] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081115224345/http://weekly.ahram.org.eg/2007/832/re63.htm |date=2008-11-15 }} ''[[Al-Ahram Weekly]]''. February 2007.</ref>


== Arsitektur ==
== Arsitektur ==
Bangunan Masjid Al-Aqsa berbentuk [[persegi]], dan luasnya beserta area di sekitarnya adalah 144.000 m<sup>2</sup>, sehingga dapat menampung sampai dengan 400.000 jamaah.<ref name="LHL"/> Panjang bangunan masjid adalah 272 [[Kaki (satuan panjang)|kaki]] (83 [[meter|m]]), dan lebarnya 184 kaki (56 m), dan dapat menampung sampai 5.000 jamaah.<ref name="LHL">[http://www.lifeintheholyland.com/al_aqsa_mosque.htm Al-Aqsa Mosque] Life in the Holy Land.</ref><ref name="UV">[http://www.universaltours.net/tourist_places/alaqsamosque.html Al-Aqsa Mosque, Jerusalem] Universal Tours.</ref>
Bangunan Al-Jami' al-Aqsha berada di Masjid Al-Aqsha bagian selatan dengan kubah keperakan. Bentuk bangunannya [[persegi]] dengan luas 35.000 m<sup>2</sup>, sehingga dapat menampung 5.000 jemaah.<ref name="LHL"/> Panjang bangunan masjid adalah 272 [[Kaki (satuan panjang)|kaki]] (83 [[meter|m]]) dan lebarnya 184 kaki (56 m).<ref name="LHL">[http://www.lifeintheholyland.com/al_aqsa_mosque.htm Al-Aqsa Mosque] Life in the Holy Land.</ref><ref name="UV">[http://www.universaltours.net/tourist_places/alaqsamosque.html Al-Aqsa Mosque, Jerusalem] Universal Tours.</ref>


=== Kubah ===
=== Kubah ===
[[Berkas:Al Aqsa.jpg|thumb|right|Kubah berwarna perak yang tersusun dari lapisan timah.]]
[[Berkas:Al Aqsa.jpg|jmpl|ka|Kubah berwarna perak yang tersusun dari lapisan timah.]]
Berbeda dengan [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]] yang mencerminkan arsitektur Byzantium klasik, kubah Masjid Al-Aqsa menunjukkan ciri [[arsitektur Islam]] awal.<ref>Gonen, Rivka. (2003) ''[http://books.google.com/books?id=pFgmOt7wRHwC&pg=PA95&dq=Aqsa+Mosque+typical+Islamic+architecture&sig=ACfU3U1kkQB4oWMkxyCvgPfly8V2qgXm2w#PPA95,M1 Contested Holiness]'' KTAV Publishing House, p.95. ISBN 0-88125-799-0.</ref> Kubah yang asli dibangun oleh [[Abdul Malik bin Marwan]], namun sekarang sudah tidak ada lagi sisanya. Bentuk kubah seperti yang ada saat ini awalnya dibangun oleh [[Ali azh-Zhahir|Ali Azh-Zhahir]] dan terbuat dari kayu yang disepuh dengan lapisan enamel timah.<ref name="Elad">Elad, Amikam. (1995). ''[http://books.google.com/books?id=CDz_yctbQVgC&pg=PA29&dq=Aqsa+Mosque+construction&sig=ACfU3U18kr7-hEXqRvqOKs-Jg3Pk2_CeBg#PPA29,M1 Medieval Jerusalem and Islamic Worship Holy Places, Ceremonies, Pilgrimage]'' BRILL, pp.29–43. ISBN 90-04-10010-5.</ref> Pada tahun 1969, kubah dibangun kembali dengan menggunakan beton dan dilapisi dengan aluminium yang dianodisasi sebagai ganti dari bentuk aslinya yaitu lapisan enamel timah yang berusuk. Pada tahun 1983, aluminium yang menutupi bagian luar diganti lagi dengan timah untuk menyesuaikan dengan desain asli Azh-Zhahir.<ref name="Archnet">[http://www.archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=475 Al-Aqsa Mosque Restoration] Archnet Digital Library.</ref>
Berbeda dengan [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]] yang mencerminkan arsitektur Romawi Timur klasik, kubah Al-Jami' al-Aqsha menunjukkan ciri [[arsitektur Islam]] awal.<ref>Gonen, Rivka. (2003) ''[http://books.google.com/books?id=pFgmOt7wRHwC&pg=PA95&dq=Aqsa+Mosque+typical+Islamic+architecture&sig=ACfU3U1kkQB4oWMkxyCvgPfly8V2qgXm2w#PPA95,M1 Contested Holiness]'' KTAV Publishing House, p.95. ISBN 0-88125-799-0.</ref> Kubah yang asli dibangun oleh [[Abdul Malik bin Marwan]], tetapi sekarang sudah tidak ada lagi sisanya. Bentuk kubah seperti yang ada saat ini awalnya dibangun oleh [[Ali azh-Zhahir]] dan terbuat dari kayu yang disepuh dengan lapisan enamel timah.<ref name="Elad"/> Pada tahun 1969, kubah dibangun kembali dengan menggunakan beton dan dilapisi dengan aluminium yang dianodisasi sebagai ganti dari bentuk aslinya yaitu lapisan enamel timah yang berusuk. Pada tahun 1983, aluminium yang menutupi bagian luar diganti lagi dengan timah untuk menyesuaikan dengan desain asli Azh-Zhahir.<ref name="Archnet">[http://www.archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=475 Al-Aqsa Mosque Restoration] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090103003046/http://www.archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=475 |date=2009-01-03 }} Archnet Digital Library.</ref>


Kubah Al-Aqsa adalah salah satu dari sedikit masjid dengan kubah yang dibangun di depan ''[[mihrab]]'' selama periode [[Umayyah]] dan [[Abbasiyah]], contoh lainnya adalah [[Masjid Umayyah]] di [[Damaskus]] (715) dan Masjid Besar [[Sousse]] (850).<ref>Necipogulu, Gulru. (1999). ''[http://books.google.com/books?id=HAROVoRQluoC&pg=PA10&dq=Aqsa+Mosque+wooden+dome&sig=ACfU3U0G2evFKb_1PvNcuOG24QEE58-CUQ#PPA14,M1 Muqarnas, Volume 16: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World]'' BRILL, p.14. ISBN 90-04-11482-3.</ref> Interior kubah dicat menurut dekorasi era abad ke-14. Pada kabakaran tahun 1969, cat dekoratif itu rusak dan sempat dianggap sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Namun dengan menggunakan teknik ''trateggio'', yaitu sebuah metode yang menggunakan garis-garis vertikal halus untuk membedakan daerah yang direkonstruksi dengan daerah yang asli, akhirnya dapat diperbaiki kembali dengan sempurna.<ref name="Archnet"/>
Kubah Al-Jami' al-Aqsha adalah salah satu dari sedikit masjid dengan kubah yang dibangun di depan ''[[mihrab]]'' selama periode [[Umayyah]] dan [[Abbasiyah]], contoh lainnya adalah [[Masjid Umayyah]] di [[Damaskus]] (715) dan Masjid Besar [[Sousse]] (850).<ref>Necipogulu, Gulru. (1999). ''[http://books.google.com/books?id=HAROVoRQluoC&pg=PA10&dq=Aqsa+Mosque+wooden+dome&sig=ACfU3U0G2evFKb_1PvNcuOG24QEE58-CUQ#PPA14,M1 Muqarnas, Volume 16: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World]'' BRILL, p.14. ISBN 90-04-11482-3.</ref> Interior kubah dicat menurut dekorasi era abad ke-14. Pada kebakaran tahun 1969, cat dekoratif itu rusak dan sempat dianggap sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Namun dengan menggunakan teknik ''trateggio'', yaitu sebuah metode yang menggunakan garis-garis vertikal halus untuk membedakan daerah yang direkonstruksi dengan daerah yang asli, akhirnya dapat diperbaiki kembali dengan sempurna.<ref name="Archnet"/>

=== Menara masjid ===
Masjid ini memiliki empat menara di sisi selatan, utara, dan barat.<ref name="UV"/> Menara pertama, dikenal sebagai Al-Fakhariyyah, dibangun pada tahun 1278 di bagian barat daya masjid atas perintah sultan [[Mamluk]], [[Lajin]]. Menara ini dibangun dalam gaya tradisional [[Suriah]], dengan landasan dan poros bangunan berbentuk persegi, serta dibagi menjadi tiga lantai dengan cetakan hias. Pada bagian atasnya terdapat dua deret ''[[muqarnas]]'' (ceruk hias) sebagai dekorasi untuk balkon ''[[Mu'azzin|muazzin]]''. Ceruk hias ini dilingkupi oleh suatu bilik persegi, yang pada bagian atasnya terdapat kubah batu berlapis timah.<ref name="FoaA"/>

[[Berkas:Ghawanima Minaret-Aqsa.JPG|thumb|right|Menara Al-Ghawanimah, 1900.]]
Menara kedua, yang dikenal dengan nama Al-Ghawanimah, dibangun di sisi barat laut ''Al-Haram Asy-Syarif'' (Bukit Bait Suci) pada tahun 1297–98 oleh arsitek Qadi Sharafuddin Al-Khalili, atas perintah Sultan Lajin. Menara ini memiliki tinggi 37 meter.<ref name="FoaA">[http://web.archive.org/web/20101111170439/http://www.aqsa.org.uk/MULTIMEDIA/AlAqsaGuide/tabid/82/language/en-GB/Default.aspx Al-Aqsa Guide] Friends of al-Aqsa.</ref> dan hampir seluruhnya terbuat dari batu, selain dari kanopi kayu yang terletak di atas balkon ''muazzin''. Karena struktur bangunannya yang kokoh, menara Al-Ghawanimah hampir tidak terpengaruh oleh berbagai gempa bumi yang terjadi. Menara ini dibagi menjadi beberapa tingkat oleh cetakan batu dan galeri-galeri dengan bentuk hiasan menyerupai [[stalaktit]]. Dua tingkat pertama berukuran lebih luas dan menjadi landasan menara. Keempat tingkat selanjutnya dilingkupi oleh ruangan berbentuk silinder dan sebuah kubah bulat. Tangga untuk dua lantai pertama terletak di luar bangunan, tetapi kemundian menjadi tangga dalam berbentuk spiral sejak dari lantai tiga sampai mencapai balkon ''muazzin''.<ref name="ADL1">[http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=5550 Ghawanima Minaret] Archnet Digital Library.</ref>

Tankiz, gubernur Mamluk di Suriah, pada tahun 1329 memerintahkan pembangunan menara ketiga yang dikenal sebagai Bab Al-Silsilah. Menara ini terletak di sisi barat Masjid Al-Aqsa. Menara ini, yang mungkin dibangun untuk menggantikan menara Umayyah sebelumnya, dibangun berbentuk persegi menurut gaya tradisional Suriah dan seluruhnya terbuat dari batu.<ref>[http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=5548 Bab al-Silsila Minaret] Archnet Digital Library.</ref> Berdasarkan tradisi lama Muslim setempat ''muazzin'' terbaik melakukan ''azan'' dari menara ini, karena seruan ''azan'' pertama untuk setiap awal salat lima waktu selalu dikumandangkan dari sini.<ref name="FoaA"/>

Menara terakhir dan yang paling terkenal adalah Bab Al-Asbat. Menara ini dibangun pada tahun 1367. Menara ini berupa poros batu silinder (dibangun kemudian pada masa [[Utsmaniyah]]), yang berdiri di atas landasan berbentuk persegi panjang dari masa Mamluk, dan di terdapat formasi transisi yang berbentuk segitiga.<ref name="Asbat"/> Poros bangunan menyempit pada bagian balkon ''[[muazzin]]'', dilengkapi beberapa jendela melingkar,<ref name="FoaA"/> serta pada bagian atasnya terdapat kubah berbentuk [[bulat]]. Kubah ini dibangun kembali setelah terjadinya [[gempa bumi Lembah Yordan 1927]].<ref name="Asbat">[http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=5551 Bab al-Asbat Minaret] Archnet Digital Library.</ref>

Di bagian timur masjid tidak terdapat menara karena dalam sejarah dahulu sangat sedikit penduduk di sisi tersebut, sehingga tidak diperlukan menara tambahan untuk menyerukan ''[[azan]]''.<ref name="UV"/> Namun, [[Abdullah II dari Yordania|Raja Abdullah II dari Yordania]] pada tahun 2006 mengumumkan keinginannya untuk membangun menara kelima yang menghadap ke Bukit Zaitun. Menara Raja Hussein ini nantinya direncanakan menjadi struktur bangunan tertinggi di [[Kota Lama Yerusalem|Kota Tua]] [[Yerusalem]].<ref>[http://www.timesonline.co.uk/article/0,,251-2403700,00.html/ Minaret that can't rise above politics], ''The Times'', October 14, 2006]</ref><ref>(February 2, 2007) [http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3360707,00.html Israel allows minaret over Temple Mount], ''Ynet''</ref><ref>(October 11, 2006)[http://fr.jpost.com/servlet/Satellite?pagename=JPost/JPArticle/ShowFull&cid=1159193420982 Jordan plans new Temple Mt. minaret]{{dead link|date=July 2010}}, ''Jerusalem Post''</ref>


=== Fasad dan serambi ===
=== Fasad dan serambi ===
[[Berkas:Front of Al-Aqsa.jpg|thumb|[[Fasad]] dan serambi masjid.]]
[[Berkas:Front of Al-Aqsa.jpg|jmpl|[[Fasad]] dan serambi masjid.]]
Bagian depan ([[fasad]]) masjid ini dibangun pada 1065 Masehi atas perintah khalifah [[Fatimiyah]] [[Al-Mustanshir]]. Di bagian muka terdapat bangunan pagar langkan (balustrade) berupa lorong-lorong beratap (arkade) dengan tiang-tiang kolom kecil. [[Tentara Salib]] merusak fasad ini ketika mereka memerintah Palestina, namun [[Dinasti Ayyubiyyah|Ayyubiyah]] memperbaiki dan membangunnya kembali. Fasad juga mengalami penambahan berupa penempelan ubin pada dindingnya.<ref name="Nusseibeh">Ma'oz, Moshe and Nusseibeh, Sari. (2000). ''[http://books.google.com/books?id=9evpVS_ackwC&pg=PA137&dq=Al+Aqsa+Facade+Mustansir&lr=&sig=ACfU3U2CRNeMw45GMwdvEe6pHdnGHlDuzQ#PPA137,M1 Jerusalem: Points of Friction, and Beyond]'' BRILL. pp.136–138. ISBN 90-411-8843-6.</ref> Bahan bekas pakai yang digunakan untuk membangun lengkungan fasad antara lain termasuk bahan hias pahatan yang diambil dari bangunan-bangunan Tentara Salib di Yerusalem.<ref>Hillenbrand, Carolle. (2000). ''[http://books.google.com/books?id=UalnoF5MBHMC&pg=PA382&dq=Al+Aqsa+Facade+Crusader&lr=&sig=ACfU3U2mcnzl2B571qyz206Rw3CkwfNGZQ The Crusades: The Islamic Perspective]'' Routeledge, p.382 ISBN 0-415-92914-8.</ref> Terdapat empat belas [[lengkungan]] batu di sepanjang fasad,<ref name = "Atlas Travel"/> sebagian besar bergaya Romantik. Mamluk menambahkan lengkungan-lengkungan terluar, yang dibangun dengan mengikuti desain yang sama. Pintu masuk ke masjid adalah dengan melalui lengkungan tengah pada fasad tersebut.<ref name="SD">[http://www.sacred-destinations.com/israel/jerusalem-al-aqsa-mosque.htm Al-Aqsa Mosque, Jerusalem] Sacred Destinations.</ref>
Bagian depan ([[fasad]]) masjid ini dibangun pada 1065 Masehi atas perintah khalifah [[Fatimiyah]] [[Al-Mustanshir]]. Di bagian muka terdapat bangunan pagar langkan (balustrade) berupa lorong-lorong beratap (arkade) dengan tiang-tiang kolom kecil. [[Tentara Salib]] merusak fasad ini ketika mereka memerintah Palestina, tetapi [[Dinasti Ayyubiyyah|Ayyubiyah]] memperbaiki dan membangunnya kembali. Fasad juga mengalami penambahan berupa penempelan ubin pada dindingnya.<ref name="Nusseibeh"/> Bahan bekas pakai yang digunakan untuk membangun lengkungan fasad antara lain termasuk bahan hias pahatan yang diambil dari bangunan-bangunan Tentara Salib di Yerusalem.<ref>Hillenbrand, Carolle. (2000). ''[http://books.google.com/books?id=UalnoF5MBHMC&pg=PA382&dq=Al+Aqsa+Facade+Crusader&lr=&sig=ACfU3U2mcnzl2B571qyz206Rw3CkwfNGZQ The Crusades: The Islamic Perspective]'' Routeledge, p.382 ISBN 0-415-92914-8.</ref> Terdapat empat belas [[lengkungan]] batu di sepanjang fasad,<ref name="Atlas Travel"/> sebagian besar bergaya Romantik. Mamluk menambahkan lengkungan-lengkungan terluar, yang dibangun dengan mengikuti desain yang sama. Pintu masuk ke masjid adalah dengan melalui lengkungan tengah pada fasad tersebut.<ref name="SD">[http://www.sacred-destinations.com/israel/jerusalem-al-aqsa-mosque.htm Al-Aqsa Mosque, Jerusalem] Sacred Destinations.</ref>


Sebuah bangunan serambi (bilik) terletak di bagian atas fasad ini. Bagian tengah serambi dibangun oleh [[Ksatria Templar]] pada masa [[Perang Salib Pertama]], namun [[Al-Muazzam]] kemenakan Shalahuddin adalah yang memerintahkan dibangunnya bangunan serambi itu sendiri pada tahun 1217.<ref name="Nusseibeh"/>
Sebuah bangunan serambi (bilik) terletak di bagian atas fasad ini. Bagian tengah serambi dibangun oleh [[Ksatria Templar]] pada masa [[Perang Salib Pertama]], tetapi [[Al-Muazzam]] kemenakan Shalahuddin adalah yang memerintahkan dibangunnya bangunan serambi itu sendiri pada tahun 1217.<ref name="Nusseibeh"/>


=== Interior ===
=== Interior ===
[[Berkas:Aqsa 1.jpg|thumb|right|Interior masjid yang menunjukkan lorong utama dengan tiang-tiang melengkung.]]
[[Berkas:Aqsa 1.jpg|jmpl|ka|Interior masjid yang menunjukkan lorong utama dengan tiang-tiang melengkung.]]
Masjid Al-Aqsa memiliki tujuh buah lorong dengan ruang yang ditunjang oleh tiang-tiang melengkung (''hypostyle nave''), serta beberapa ruang kecil tambahan di sisi sebelah barat dan timur pada bangunan masjid bagian selatan.<ref name="ADL">[http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=36 Al-Aqsa Mosque] Archnet Digital Library.</ref> Terdapat pula 121 jendela kaca patri dari era Abbasiyah dan [[Fatimiyah]], dimana seperempatnya telah selesai direstorasi pada tahun 1924.<ref name="Necipogulu">Necipogulu, Gulru. (1996). ''[http://books.google.com/books?id=NdCTI5FqayAC&pg=PA149&dq=Muqarnas+Volume+13+Aqsa&lr=&sig=ACfU3U1R6pbG42Abb_sw4Nvpk3nz-wN0mg#PPA149,M1 Muqarnas, Volume 13: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World]''. BRILL, pp.149–153. ISBN 90-04-10633-2.</ref>
Al-Jami' al-Aqsha memiliki tujuh buah lorong dengan ruang yang ditunjang oleh tiang-tiang melengkung (''hypostyle nave''), serta beberapa ruang kecil tambahan di sisi sebelah barat dan timur pada bangunan masjid bagian selatan.<ref name="ADL">[http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=36 Al-Aqsa Mosque] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090103022822/http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=36 |date=2009-01-03 }} Archnet Digital Library.</ref> Terdapat pula 121 jendela kaca patri dari era Abbasiyah dan [[Fatimiyah]], di mana seperempatnya telah selesai direstorasi pada tahun 1924.<ref name="Necipogulu"/>

[[Berkas:Saladin Minbar-Aqsa.JPG|thumb|left|Pintu-pintu pada mimbar Shalahuddin, awal tahun 1900-an.]]
Ruangan dalam masjid memiliki 45 tiang kolom, 33 diantaranya terbuat dari [[marmer|marmer putih]] dan 12 lainnya dari batu.<ref name="LHL"/> Barisan tiang kolom pada lorong-lorong tengah berbentuk kokoh dan kerdil, dengan ukuran lingkar 30,6&nbsp;cm dan tinggi 54&nbsp;cm, akan tetapi empat barisan tiang kolom lainnya memiliki ukuran yang lebih lebih proporsional. Terdapat empat jenis desain yang berbeda untuk bagian kepala tiang kolom. Kepala tiang di lorong tengah berbentuk kokoh dan berdesain primitif, sedangkan kepala tiang yang di bawah kubah berdesain gaya Korintus<ref name="LHL"/> dan terbuat dari marmer putih [[Italia]]. Kepala tiang di lorong timur memiliki desain berbentuk keranjang yang besar, sementara kepala tiang di sebelah timur dan barat kubah juga berbentuk keranjang tetapi berukuran lebih kecil dan lebih proporsional. Terdapat palang penghubung antara tiang kolom dan tembok penyangga yang satu dengan yang lainnya, yang terbuat dari balok kayu yang dipotong sederhana dan berlapis selubung kayu dengan ukiran seadanya.<ref name="LHL"/>

Banyak bagian masjid yang hanya dilabur kapur putih, tetapi bagian dalam kubah dan dinding-dinding yang tepat di bawahnya penuh dengan dekorasi [[mozaik]] dan marmer. Beberapa karya lukisan yang tidak begitu baik dari seorang seniman Italia pernah diletakkan di sana ketika perbaikan sedang dilakukan pada masjid, setelah gempa bumi tahun 1927.<ref name="LHL"/> Bagian langit-langit masjid juga dicat dengan pendanaan dari [[Farouk dari Mesir|Raja Farouk dari Mesir]].<ref name="SD">[http://www.sacred-destinations.com/israel/jerusalem-al-aqsa-mosque.htm Al-Aqsa Mosque, Jerusalem] Sacred Destinations.</ref>

[[Mimbar]] masjid dibuat oleh seorang pengrajin bernama Akhtarini yang berasal dari [[Aleppo]] atas perintah Sultan [[Nuruddin Zengi]]. Mimbar tersebut dimaksudkan sebagai hadiah untuk masjid ketika Nuruddin membebaskan Yerusalem, dan pengerjaannya memakan waktu selama enam tahun (1168-1174). Ternyata Nuruddin meninggal ketika [[Tentara Salib]] masih memegang kendali atas Yerusalem, namun ketika Shalahuddin berhasil merebut kota itu pada tahun 1187, mimbar tersebut lalu dipasang. Struktur mimbar terbuat dari [[gading]] dan kayu yang dipahat secara hati-hati. [[Kaligrafi Arab]] dan desain-desain berbentuk geometris dan bunga terukir pada bagian-bagian kayu mimbar tersebut.<ref name="Oweis">Oweis, Fayeq S. (2002) ''[http://books.google.com/books?id=UjQAnCS1ongC&pg=PA115&dq=Aqsa+mosque+minbar&lr=&sig=ACfU3U2Y3dp1-5M-fo6FqozKsYB2tgUcEA#PPA115,M1 The Elements of Unity in Islamic Art as Examined Through the Work of Jamal Badran]'' Universal-Publishers, pp.115–117. ISBN 1-58112-162-8.</ref> Setelah hancur karena perbuatan Rohan pada tahun 1969, mimbar itu digantikan oleh mimbar lain yang dekorasinya jauh lebih sederhana. Adnan Al-Hussaini, kepala lembaga wakaf Islam yang bertanggung jawab atas Al-Aqsa, pada bulan Januari 2007 menyatakan bahwa akan dibuat sebuah mimbar baru,<ref name="INT"/> dan pada bulan Februari 2007 mimbar baru tersebut telah selesai dipasang.<ref>Mikdadi, Salwa D. [http://www.riwaqbiennale.org/index.php?option=com_content&task=view&id=95&Itemid=133 Badrans: A Century of Tradition and Innovation, Palestinian Art Court] Riweq Bienalle in Palestine.</ref> Desain mimbar baru ini dibuat oleh Jamil Badran berdasarkan replika yang saksama dari mimbar Shalahuddin, dan pengerjaannya diselesaikan oleh Badran dalam waktu lima tahun.<ref name="Oweis"/> Mimbar itu dikerjakan di [[Yordania]] selama empat tahun, dan para pengrajin menggunakan "metode kuno dalam pengukiran kayu, menggabungkan potongan-potongan dengan pasak dan bukan paku, namun menggunakan pencitraan komputer untuk desain mimbarnya."<ref name="INT"/>

=== Air mancur tempat wudhu ===
[[Berkas:TM washing.JPG|right|thumb|Air mancur ''al-Kas'' tempat wudhu.]]
Air mancur tempat ''[[wudhu]]'' utama, yang bernama ''al-Kas'' ("mangkuk"), terletak di bagian utara yaitu antara masjid dan Kubah Batu.<ref name="FoaA">[http://web.archive.org/web/20101111170439/http://www.aqsa.org.uk/MULTIMEDIA/AlAqsaGuide/tabid/82/language/en-GB/Default.aspx Al-Aqsa Guide] Friends of al-Aqsa.</ref> Para jamaah menggunakannya untuk wudhu, yaitu ritual pencucian wajah, lengan, rambut, telinga, dan kaki yang dilakukan umat Islam sebelum beribadah, termasuk di masjid. Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 709 pada masa pemerintahan Umayyah, tetapi antara tahun 1327-1328 Gubernur Tankiz memperbesarnya untuk dapat melayani lebih banyak jamaah. Meskipun pada awalnya air berasal dari [[Kolam Salomo]] yang ada di dekat [[Betlehem]], saat ini air berasal dari pipa yang terhubung ke sumber air kota [[Yerusalem]].<ref>Dolphin, Lambert. [http://www.templemount.org/visittemp.html The Temple Esplanade].</ref> Renovasi al-Kas pada abad ke-20 telah menambahkannya dengan keran air dan tempat duduk batu.<ref>Gonen, Rivka. (2003) ''[http://books.google.com/books?id=pFgmOt7wRHwC&pg=PA95&dq=Aqsa+Mosque+typical+Islamic+architecture&sig=ACfU3U1kkQB4oWMkxyCvgPfly8V2qgXm2w#PPA95,M1 Contested Holiness]'' KTAV Publishing House, p.28. ISBN 0-88125-799-0.</ref>

[[Air Mancur Qasim Pasha]] dibangun pada masa pemerintahan [[Utsmaniyah]] tahun 1526 dan terletak di sebelah utara masjid, yaitu pada serambi Kubah Batu. Air mancur ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh para jamaah untuk wudhu dan minum sampai dengan tahun 1940-an, namun saat ini hanya berfungsi sebagai monumen saja.<ref name="FoaA"/>

== Arti penting dalam agama Islam ==

Istilah "Masjid al-Aqsa" dalam [[Islam]] tidaklah terbatas pada masjid saja, melainkan meliputi seluruh ''Al-Haram Asy-Syarif'' (Bukit Bait Suci).<ref>{{cite book|last=Saed|first=Muhammad|title=Islam: Questions and Answers - Islamic History and Biography|publisher=MSA Publication Limited|year=2003|page=12|url=http://books.google.com/?id=k22YCjWjF60C&pg=PA14&dq=Al-Masjid+Al-Aqsa|isbn=1861793235}}</ref> Masjid ini dikenal sebagai rumah ibadah kedua yang dibangun setelah [[Masjidil Haram|Masjid Al-Haram]] di [[Mekkah]]. [[Imam Muslim]] menyampaikan ''[[hadits]]'' yang diriwayatkan dari [[Abu Dzar Al-Ghifari]]:

<blockquote>
:Saya bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai masjid yang mula-mula dibangun di atas bumi ini.
:Rasulullah saw. menjawab: "Masjid Al-Haram".
:Saya bertanya: "Kemudian masjid mana?"
:Rasulullah saw. menjawab: "Masjid Al-Aqsa".
:Saya bertanya: "Berapa jarak waktu antara keduanya?"
:Rasulullah saw. menjawab: "Empat puluh tahun. Kemudian seluruh bumi Allah adalah tempat sujud bagimu. Maka di manapun kamu mendapati waktu salat, maka salatlah".<ref>Sunarto, Achmad (2002). ''Terjemah Hadits Shahih Muslim'', Penerbit Hussaini, Bandung. Hlm. 246.</ref><ref>[http://2jay.wordpress.com/2007/04/25/masjid-al-aqsa/ Masjid al-Aqsa: Second house of prayer established on Earth] World Press.</ref>
</blockquote>

Selama perjalanan malamnya menuju [[Baitul Maqdis]] (Yerusalem), Muhammad mengendarai [[Buraq|Al-Buraq]] dan setibanya di sana ia ''salat'' dua ''[[rakaat]]'' di Bukit Bait Suci. Setelah selesai ''salat'', malaikat [[Jibril]] membawanya naik ke [[Jannah|surga]], di mana ia bertemu dengan [[Nabi Islam|beberapa nabi]] lainnya, dan kemudian menerima perintah dari Allah yang menetapkan kewajiban bagi umat Islam agar menjalankan ''[[Salat|salat lima waktu]]'' setiap harinya.<ref name="Al-Mizan">{{cite book|last = Tabatabae|first = Sayyid Mohammad Hosayn|authorlink = Allameh Tabatabaei|title = [[Tafsir al-Mizan|AL-MIZAN:AN EXEGESIS OF THE QUR'AN]], translation by S. Saeed Rizvi|publisher = WOFIS|isbn =9646521142|url=http://www.almizan.org/Tafseer/Volume2/Baqarah32.asp}}{{Dead link|date=May 2010}}</ref><ref>{{hadith-usc|usc=yes|Muslim|1|309}}</ref> Ia kemudian kembali ke Mekkah.

Masjid Al-Aqsa dikenal sebagai "masjid terjauh" dalam [[Surah]] [[Surah Al-Isra'|Al-Isra]] pada [[Al-Qur'an]].<ref>{{Quran-usc-range|17|1}}</ref> Lokasinya menurut tradisi umat Islam ditafsirkan sebagai situs ''Al-Haram Asy-Syarif'' di Yerusalem, di mana masjid dengan nama ini sekarang telah berdiri. Berdasarkan tradisi ini, istilah masjid yang dalam bahasa Arab secara harfiah berarti "tempat sujud",<ref>{{cite encyclopedia | last = Hillenbrand| first = R | editor = P.J. Bearman, Th. Bianquis, [[Clifford Edmund Bosworth|C.E. Bosworth]], E. van Donzel and W.P. Heinrichs | encyclopedia =[[Encyclopaedia of Islam]] Online| title = Masdjid. I. In the central Islamic lands | publisher = Brill Academic Publishers | id = {{ISSN|1573-3912}} }}</ref> juga dapat merujuk kepada tempat-tempat ibadah [[monoteisme|monoteistik]] lainnya seperti [[Bait Salomo|Haikal Sulaiman]], yang dalam Al-Qur'an juga disebut dengan istilah "masjid".<ref>{{Quran-usc-range|17|7}}</ref> Para sejarawan Barat Heribert Busse dan Neal Robinson berpendapat bahwa itulah penafsiran yang diinginkan.<ref name="Busse">Busse, Heribert. (1991). ''Jerusalem in the Story of prophet Muhammad's Night Journey and Ascension''. Jerusalem Studies in Arabic and Islam, 14 pp.1–40</ref><ref>Robinson, Neal. (1996). ''Discovering The Qur'ân: A Contemporary Approach To A Veiled Text''. SCM Press Ltd: London, p.192</ref>

Maimunah binti Sa’ad dalam hadits tentang berziarah ke Masjid Al-Aqsa menyebutkan: "Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis". Nabi berkata, "Tempat dikumpulkannya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan [[salat]] di dalamnya. Karena salat di dalamnya seperti salat 1.000 rakaat di selainnya". Maimunah berkata lagi: "Bagaimana jika aku tidak bisa". "Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barang siapa yang memberikannya maka seolah ia telah mendatanginya."<ref>(HR. Ibnu Majah<!--kutipan buku menyusul-->).</ref><ref>[http://www.aqsa.org.uk/Portals/0/Leaflets/LF_25_CentralityofAlAqsaMosque.pdf Virtues of al-Aqsa] Friends of Al-Aqsa.</ref><ref>Hadits [[Imam Ahmad]] dan [[Ibnu Majah]]</ref>

=== Kiblat pertama ===
Sejarah penting Masjid Al-Aqsa dalam Islam juga mendapatkan penekanan lebih lanjut, karena umat Islam ketika ''[[salat]]'' pernah ber[[kiblat]] ke arah Al-Aqsa selama empat belas atau tujuh belas bulan<ref>Baiquni, Umairul Ahbab, Achmad Sunarto (1996). Terjemah Hadits Shahih Bukhari, Penerbit Husaini, Bandung. Hlm. 293.</ref> setelah peristiwa [[hijrah]] mereka ke [[Madinah]] tahun 624.<ref>{{Cite book|last=Allen|first=Edgar|authorlink=Edgar Allen|year=2004|title=States, Nations, and Borders: The Ethics of Making Boundaries|publisher=Cambridge University Press|isbn=0521525756|url=http://books.google.com/?id=bntCSupRlO4C&pg=PA192&dq=Al-Masjid+Al-Aqsa|accessdate=9 June 2008|postscript=<!--None-->}}</ref> Menurut [[Muhammad Husain Thabathaba'i|Allamah Thabathaba'i]], Allah menyiapkan umat Islam untuk perpindahan kiblat tersebut, pertama-tama dengan mengungkapkan kisah tentang [[Ibrahim]] dan anaknya [[Ismail]], doa-doa mereka untuk Ka'bah dan Mekkah, upaya mereka membangun Baitullah (Ka'bah), serta perintah membersihkannya untuk digunakan sebagai tempat beribadah kepada Allah. Kemudian diturunkanlah ayat-ayat Al-Qur'an yang memerintahkan umat Islam untuk menghadap ke arah [[Masjidil Haram|Masjid Al-Haram]] dalam ''salat'' mereka.<!-- Templat Al-Qur'an yg valid akan ditambahkan. Naval Scene. {{Quran-usc-range|2|142|end=151}}--><ref name="Al-Mizan"/>

Perubahan arah kiblat adalah alasan mengapa Umar bin Khattab, salah seorang [[Khulafaur Rasyidin]], tidak ''salat'' menghadap batu [[Ash-Shakhrah]] di Bukit Bait Suci ataupun membangun bangunan di sekitarnya; meskipun ketika Umar tiba di sana pada tahun 638, ia mengenali batu tersebut yang diyakini sebagai tempat Muhammad memulai perjalanannya naik ke [[Jannah|surga]]. Hal ini karena berdasarkan [[fiqih|yurisprudensi Islam]], setelah arah kiblat berpindah, maka Kab'ah di Mekkah telah menjadi lebih penting daripada tempat batu Ash-Shakhrah di Bukit Bait Suci tersebut.<ref name="Mosaad"/>

Berdasarkan riwayat-riwayat yang umum dikenal dalam tradisi Islam, Umar memasuki Yerusalem setelah penaklukannya pada tahun 638. Ia diceritakan bercakap-cakap dengan [[Ka'ab Al-Ahbar]], seorang [[Yahudi]] yang telah masuk Islam dan ikut datang bersamanya dari [[Madinah]], mengenai tempat terbaik untuk membangun sebuah masjid. Al-Ahbar menyarankan agar masjid dibangun di belakang batu Ash-Shakhrah "... maka seluruh Al-Quds (berada) di depan Anda". Umar menjawab, "Ka'ab, Anda sudah meniru ajaran Yahudi".<ref>Aiman, Abu (2007). ''[http://books.google.co.id/books?id=GaHw7LyPj2YC&printsec=frontcover&dq=Rahasia+Di+Balik+Penggalian+-+Al+Aqsha&hl=id&ei=wIxbTJH-GcfXcfWcsNkB&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false Rahasia Di Balik Penggalian Al-Aqsha]''. PT. Cahaya Insan Suci. Cet. I. Hlm. 67. ISBN 979-1238-54-0. Diakses 6 Agustus 2010.</ref> Namun, segera setelah percakapan ini Umar dengan jubahnya mulai membersihkan tempat yang telah dipenuhi dengan sampah dan puing-puing tersebut. Demikian pula kaum Muslim pengikutnya turut serta membersihkan tempat itu. Umar kemudian mendirikan ''salat'' di tempat yang diyakini sebagai tempat ''salat'' Muhammad pada saat ''Isra Mi'raj'', dan Umar di tempat itu membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dari [[Surah]] [[Surah Sad|Sad]].<ref name="Mosaad">Mosaad, Mohamed. [http://www.godsholymountain.org/papers/bayt.pdf Bayt al-Maqdis: An Islamic Perspective] pp.3–8</ref> Oleh karenanya, berdasarkan riwayat tersebut maka Umar dianggap telah menyucikan kembali situs tersebut sebagai masjid.<ref>[http://www.mustaqim.co.uk/ipb-archive/alaqsa/chapone.htm The Furthest Mosque, The History of Al-Aqsa Mosque From Earliest Times] Mustaqim Islamic Art & Literature. 5 Januari 2008.</ref>

Mengingat kesucian Bukit Bait Suci, sebagai tempat yang dipercayai pernah digunakan untuk berdoa oleh [[Ibrahim]], [[Daud]], dan [[Sulaiman]], maka Umar mendirikan sebuah rumah ibadah kecil di sudut sebelah selatan area tersebut. Ia secara berhati-hati menghindarkan agar batu Ash-Shakhrah tidak terletak di antara masjid itu dan [[Ka'bah]], sehingga umat Islam hanya akan menghadap ke arah Mekkah saja ketika mereka ''salat''.<ref name="Mosaad"/>

=== Status religius ===
[[Berkas:DecorInterieurDharihSidiAliElMekki.JPG|thumb|right|Gambar di dinding sebuah rumah di Tunisia, menampilkan tiga tempat suci Islam.]]
Yerusalem oleh banyak kalangan umat Islam dianggap sebagai tempat yang suci, sesuai penafsiran mereka atas ayat-ayat suci Al-Qur'an dan berbagai hadist. Abdallah El-Khatib berpendapat bahwa kira-kira terdapat tujuh puluh tempat di dalam Al-Qur'an di mana Yerusalem disebutkan secara tersirat.<ref name = "Khatib">{{cite journal |last=el-Khatib |first=Abdallah |date=1 May 2001 |title=Jerusalem in the Qur'ān |journal=British Journal of Middle Eastern Studies |volume=28 |issue=1 |pages=25–53 |doi=10.1080/13530190120034549 |url=http://taylorandfrancis.metapress.com/openurl.asp?genre=article&issn=1353-0194&volume=28&issue=1&spage=25 |format=Abstract |accessdate=17 November 2006}}</ref> Yerusalem juga sering disebut-sebut di dalam kitab-kitab hadist. Beberapa akademisi berpendapat bahwa status kesucian Yerusalem mungkin dipengaruhi oleh meningkatnya penyebarnya sejenis genre sastra tertentu, yaitu ''Al-Fadhail'' (sejarah kota-kota); sehingga kaum Muslim yang terinspirasi, khususnya selama periode Umayyah, mengangkat status kesucian kota itu melebihi statusnya menurut kitab suci.<ref>{{cite web | url = http://www.mepc.org/journal_vol7/0002_talhami.asp | title = The Modern History of Islamic Jerusalem: Academic Myths and Propaganda | last = Talhami
| first = Ghada Hashem | month= February | year= 2000 | work = Middle East Policy Journal | volume = VII | issue = 14 | publisher = Blackwell Publishing | id = ISSN 1061-1924 | accessdate = 17 November 2006 | quote = <!--The holiness of Jerusalem was related to the rise and expansion of a certain type of literary genre, known as al-Fadhail or history of cities. The Fadhail of Jerusalem preserved the traditions of the Prophet regarding Jerusalem, the statements of various holy personages, and the city's popular lore. All of these inspired Muslims to ''embellish the sanctity of the city beyond its status in the holy texts''. The greatest source of information for al-Fadhail was the hadith, the Prophet's traditions, which were beginning to be quoted extensively in the last third of the first Muslim century (the seventh century of the Christian era). The traditions were used to enumerate the values of visiting the city and al-Aqsa Mosque. Circulating widely during the Umayyad period, these traditions were often a reflection of the ''Umayyad policy of enhancing the religious status of Jerusalem''.--> }}</ref> Akademisi-akademisi lainnya mempertanyakan keberadaan motif-motif politik Dinasti Umayyah, sehingga Yerusalem kemudian dianggap suci bagi umat Islam.<ref>{{cite web | url = http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3095122,00.html | title = The opposite of holiness | last = Silverman | first = Jonathan | date = May 6, 2005 | accessdate = 17 November 2006 | quote = <!--After the prophet died in June 632 a series of successors, or caliphs, assumed authority as Islam's leaders. Between 661 and 750 the Umayyad Dynasty held the Caliphate and ruled from Damascus. ''During the time they ruled, on account of various internal and external pressures, the Umayyads exerted enormous effort to elevate Jerusalem's status'', perhaps even to the level of Mecca ... the Palestinian historian A.L. Tibawi writes, that building an actual Al Aqsa Mosque "gave reality to the figurative name used in the Koran ..." As Pipes points out, moreover, "it had the hugely important effect of giving Jerusalem a place in the Koran post hoc which naturally imbued the city with a higher status in Islam." Which is another way of saying, before the Umayyads built Dome of the Rock and Al Aksa, Jerusalem had no status at all in Islam. Israeli scholar Izhak Hasson says: "construction of the Dome of the Rock and al-Aqsa mosque, the rituals instituted by the Umayyads on the Temple Mount and the dissemination of Islamic-oriented Traditions regarding sanctity of the site, ''all point to the political motives which underlay the glorification of Jerusalem among the Muslims''." In other words the sanctification of Jerusalem in Islam is based on the Umayyad building program.--> }}</ref>

Naskah-naskah abad pertengahan, sebagaimana pula tulisan-tulisan politis era moderen ini, cenderung menempatkan Masjid Al-Aqsa sebagai tempat suci ketiga bagi umat Islam.<ref name=Webster>{{cite book|first=Wendy|last=Doninger|title=Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions|date=1 September 1999|publisher=[[Merriam-Webster]]|isbn=0-877-79044-2|page=70}}</ref> Sebagai contoh, kitab [[Sahih Bukhari]] mengutip [[Abu Hurairah]] dari Nabi Muhammad SAW, yang mengatakan: "Janganlah perjalanan itu memberatkan (kamu) kecuali ke tiga masjid yaitu [[Masjidil Haram|Masjid Al-Haram]], [[Masjid Nabawi|Masjid Rasulullah SAW]], dan Masjid Al-Aqsa".<ref>Baiquni, Umairul Ahbab, Achmad Sunarto (1996). Terjemah Hadits Shahih Bukhari, Penerbit Husaini, Bandung. Hlm. 590.</ref> Selain itu, [[Organisasi Konferensi Islam]] (yang alasan pendiriannya adalah "untuk membebaskan Al-Aqsa dari pendudukan Zionis [Israel]") menyebut Masjid Al-Aqsa dalam sebuah resolusi yang mengutuk tindakan-tindakan Israel pada kota itu, sebagai tempat tersuci ketiga bagi umat Islam.<ref>{{cite web |url=http://www.oic-oci.org/english/conf/is/2/2nd-is-sum.htm#2 |title=Resolution No. 2/2-IS |accessdate=17 November 2006 |date=24 February 1974 |work=Second Islamic Summit Conference |publisher=[[Organisation of the Islamic Conference]]}}</ref>

== Situasi saat ini ==
=== Administrasi ===
Kementerian Wakaf [[Yordania]] memegang kontrol atas Masjid Al-Aqsa hingga [[Perang Enam Hari]] tahun 1967. Setelah memenangkan perang, Israel menyerahkan kekuasaan masjid dan Bukit Bait Suci kepada lembaga [[wakaf]] Islam yang independen dari pemerintahan Israel. Namun, [[Angkatan Pertahanan Israel]] diperbolehkan berpatroli dan melakukan pencarian di wilayah masjid. Setelah pembakaran tahun 1969, lembaga wakaf tersebut mempekerjakan arsitek, teknisi, dan pengrajin dalam sebuah komite untuk melakukan perawatan. Untuk mengimbangi berbagai kebijakan Israel dan semakin meningkatnya kehadiran pasukan keamanan Israel di sekitar lokasi ini sejak [[Intifadhah al-Aqsha|Intifadah Al-Aqsa]], [[Gerakan Islam di Israel|Gerakan Islam]] bekerjasama dengan lembaga wakaf telah berusaha untuk meningkatkan kendali Muslim di dalam lingkungan ''Al-Haram Asy-Syarif''. Beberapa kegiatannya termasuk memperbarui dan merenovasi kembali bangunan-bangunan yang terbengkalai.<ref>[http://www.passia.org/jerusalem/publications/khaled_khatib_Conservation_Jerusalem/chapter1.htm Social Structure and Geography] [[Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs]].</ref>

Saat ini, [[imam]] utama dan pengurus Masjid Al-Aqsa adalah [[Muhammad Ahmad Hussein]]. Ia diangkat menjadi Mufti Besar Yerusalem pada tahun 2006 oleh [[Presiden Palestina]] [[Mahmud Abbas]].<ref>Yaniv Berman, [http://www.spme.net/cgi-bin/articles.cgi?ID=1280 "Top Palestinian Muslim Cleric Okays Suicide Bombings"], ''Media Line'', 23 October 2006.</ref> Imam-imam lainnya termasuk Syekh Yusuf Abu Sneina, Mufti Palestina sebelumnya Syekh Ikrimah Sa'id Sabri, serta mantan Imam Al-Aqsa Syekh Muhammad Abu Shusha yang sekarang tinggal di [[Amman]], [[Yordania]].

Kepemilikan Masjid Al-Aqsa merupakan salah satu isu dalam [[konflik Israel-Palestina]]. Israel mengklaim kekekuasaan atas masjid tersebut dan juga seluruh Bukit Bait Suci, tetapi [[Palestina]] memegang perwalian secara tak resmi melalui lembaga wakaf. Selama negosiasi di [[Pertemuan Camp David 2000]], Palestina meminta kepemilikan penuh masjid ini serta situs-situs suci Islam lainnya yang berada di [[Yerusalem Timur]].<ref>[http://www.passia.org/publications/bookmaps/page2.htm#_edn8 Camp David Projections] [[Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs]]. Juli 2000.</ref>

=== Akses ===
[[Berkas:Hebrew domeEntrance sign.jpg|thumb|right|Papan keterangan dalam [[bahasa Ibrani]] dan [[bahasa Inggris|Inggris]] di luar [[Bait Allah (Yerusalem)|Bait Suci]] menampilkan larangan menurut [[Taurat]] untuk memasuki area ini.]]


[[Berkas:Saladin Minbar-Aqsa.JPG|jmpl|kiri|Pintu-pintu pada mimbar Shalahuddin, awal tahun 1900-an.]]
Sementara semua warganegara Israel yang muslim diperbolehkan untuk masuk dan beribadah di Masjid Al-Aqsa, Israel pada waktu-waktu tertentu menetapkan pembatasan ketat akses masuk ke masjid untuk [[orang Yahudi]], [[muslim]] [[Palestina]] yang tinggal di [[Tepi Barat]] atau [[Jalur Gaza]], atau pembatasan berdasarkan usia untuk warga Palestina dan warganegara Israel keturunan [[Bangsa Arab|Arab]], seperti memberi izin masuk hanya untuk pria yang telah menikah dan setidaknya berusia 40 atau 50 tahun. Wanita Arab kadang-kadang juga dibatasi sehubungan dengan status perkawinan dan usia mereka. Alasan Israel untuk pembatasan tersebut adalah bahwa pria Palestina yang berusia tua dan telah menikah cenderung "tidak menyebabkan masalah",<ref>[http://news.bbc.co.uk/2/shared/spl/hi/picture_gallery/08/middle_east_ramadan_prayers_at_al_aqsa_mosque/html/3.stm Ramadan prayers at al-Aqsa mosque] ''[[BBC News]]''. 5 September 2008.</ref> yaitu bahwa secara keamanan mereka lebih tidak beresiko.
Ruangan dalam masjid memiliki 45 tiang kolom, 33 di antaranya terbuat dari [[marmer|marmer putih]] dan 12 lainnya dari batu.<ref name="LHL"/> Barisan tiang kolom pada lorong-lorong tengah berbentuk kokoh dan kerdil, dengan ukuran lingkar 30,6&nbsp;cm dan tinggi 54&nbsp;cm, akan tetapi empat barisan tiang kolom lainnya memiliki ukuran yang lebih lebih proporsional. Terdapat empat jenis desain yang berbeda untuk bagian kepala tiang kolom. Kepala tiang di lorong tengah berbentuk kokoh dan berdesain primitif, sedangkan kepala tiang yang di bawah kubah berdesain gaya Korintus<ref name="LHL"/> dan terbuat dari marmer putih [[Italia]]. Kepala tiang di lorong timur memiliki desain berbentuk keranjang yang besar, sementara kepala tiang di sebelah timur dan barat kubah juga berbentuk keranjang tetapi berukuran lebih kecil dan lebih proporsional. Terdapat palang penghubung antara tiang kolom dan tembok penyangga yang satu dengan yang lainnya, yang terbuat dari balok kayu yang dipotong sederhana dan berlapis selubung kayu dengan ukiran seadanya.<ref name="LHL"/>


Banyak bagian masjid yang hanya dilabur kapur putih, tetapi bagian dalam kubah dan dinding-dinding yang tepat di bawahnya penuh dengan dekorasi mozaik dan marmer. Beberapa karya lukisan yang tidak begitu baik dari seorang seniman Italia pernah diletakkan di sana ketika perbaikan sedang dilakukan pada masjid, setelah gempa bumi tahun 1927.<ref name="LHL"/> Bagian langit-langit masjid juga dicat dengan pendanaan dari [[Farouk dari Mesir|Raja Farouk dari Mesir]].<ref name="SD"/>
Banyak [[rabbi]], termasuk para ketua rabbi Israel sejak tahun 1967, telah memutuskan bahwa orang Yahudi tidak boleh berjalan di [[Bait Allah (Yerusalem)|Bukit Bait Suci]] karena terdapat kemungkinan mereka menginjak ''Kodesh Hakodashim'', yaitu lokasi yang dianggap tersuci oleh orang Yahudi.<ref>Cohen, Yoel. ''[http://www.jcpa.org/jpsr/s99-yc.htm The Political Role of The Israeli Chief Rabbinate in The Temple Mount Question]'', Jewish Political Studies Review, Volume 11:1-2 (Spring 1999), di situs web [http://www.jcpa.org/index.htm Jerusalem Center for Public Affairs]. Diakses 16 Agustus 2010.</ref> Pembatasan dari pemerintah Israel hanya melarang dilakukannya doa Yahudi di Bukit Bait Suci, tetapi tetap mengizinkan orang Yahudi maupun non-Muslim lainnya untuk berkunjung pada berjam-jam tertentu selama hari-hari tertentu dalam seminggu. Beberapa rabbi dan para pemimpin [[Zionis]] telah mengajukan tuntutan agar orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk berdoa di tempat itu pada hari-hari raya Yahudi.<ref>Klein, Aaron. [http://www.templeinstitute.org/archive/25-12-07a.htm Jews Demand Right to Pray on the Temple Mount] The Temple Institute.</ref> Meskipun [[Mahkamah Agung Israel]] telah mendukung hak berdoa perorangan (bukan secara berkelompok), namun dalam praktiknya [[polisi Israel]] melarang orang Yahudi untuk berdoa "secara terang-terangan dalam bentuk apapun juga di Bukit Bait Suci, meskipun bila hanya menggerak-gerakkan bibirnya saja ketika berdoa".<ref>Public Security Minister Avi Dichter, {{cite news|title=No moving Jewish lips in prayer on Temple Mount, says Dichter|work=[[Haaretz]]|date=1 March 2008|url=http://www.haaretz.com/hasen/spages/940710.html|accessdate=18 May 2009}}</ref>


[[Mimbar]] masjid dibuat oleh seorang pengrajin bernama Akhtarini yang berasal dari [[Aleppo]] atas perintah Sultan [[Nuruddin Zengi]]. Mimbar tersebut dimaksudkan sebagai hadiah untuk masjid ketika Nuruddin membebaskan Yerusalem, dan pengerjaannya memakan waktu selama enam tahun (1168-1174). Ternyata Nuruddin meninggal ketika [[Tentara Salib]] masih memegang kendali atas Yerusalem, tetapi ketika Shalahuddin berhasil merebut kota itu pada tahun 1187, mimbar tersebut lalu dipasang. Struktur mimbar terbuat dari [[gading]] dan kayu yang dipahat secara hati-hati. [[Kaligrafi Arab]] dan desain-desain berbentuk geometris dan bunga terukir pada bagian-bagian kayu mimbar tersebut.<ref name="Oweis">Oweis, Fayeq S. (2002) ''[http://books.google.com/books?id=UjQAnCS1ongC&pg=PA115&dq=Aqsa+mosque+minbar&lr=&sig=ACfU3U2Y3dp1-5M-fo6FqozKsYB2tgUcEA#PPA115,M1 The Elements of Unity in Islamic Art as Examined Through the Work of Jamal Badran]'' Universal-Publishers, pp.115–117. ISBN 1-58112-162-8.</ref> Setelah hancur karena perbuatan Rohan pada tahun 1969, mimbar itu digantikan oleh mimbar lain yang dekorasinya jauh lebih sederhana. Adnan Al Hussaini, kepala lembaga wakaf Islam yang bertanggung jawab atas Al-Aqsha, pada bulan Januari 2007 menyatakan bahwa akan dibuat sebuah mimbar baru,<ref name="INT"/> dan pada bulan Februari 2007 mimbar baru tersebut telah selesai dipasang.<ref>Mikdadi, Salwa D. [http://www.riwaqbiennale.org/index.php?option=com_content&task=view&id=95&Itemid=133 Badrans: A Century of Tradition and Innovation, Palestinian Art Court] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090104002131/http://www.riwaqbiennale.org/index.php?option=com_content&task=view&id=95&Itemid=133 |date=2009-01-04 }} Riweq Bienalle in Palestine.</ref> Desain mimbar baru ini dibuat oleh Jamil Badran berdasarkan replika yang saksama dari mimbar Salahuddin, dan pengerjaannya diselesaikan oleh Badran dalam waktu lima tahun.<ref name="Oweis"/> Mimbar itu dikerjakan di [[Yordania]] selama empat tahun, dan para pengrajin menggunakan "metode kuno dalam pengukiran kayu, menggabungkan potongan-potongan dengan pasak dan bukan paku, tetapi menggunakan pencitraan komputer untuk desain mimbarnya."<ref name="INT"/>
=== Intifadah Al-Aqsa ===
{{Utama|Intifadah Al-Aqsa}}
Pada tanggal 28 September 2000, [[Ariel Sharon]] dan para anggota [[Partai Likud]] beserta 1.000 orang penjaga bersenjata, melakukan kunjungan ke kompleks Al-Aqsa. Hal ini membuat sekelompok besar orang Palestina datang untuk memprotes kunjungan tersebut. Setelah Sharon dan para anggota Partai Likud meninggalkan lokasi, demonstrasi meletus menjadi kerusuhan dan sekelompok orang Palestina yang berada di ''[[Al-Haram asy-Syarif|Al-Haram Asy-Syarif]]'' mulai melemparkan batu dan benda-benda lainnya kepada polisi anti huru hara Israel. Polisi menembakkan [[gas air mata]] dan [[peluru karet]] kepada kerumunan demonstran, sehingga melukai 24 orang. Kunjungan tersebut memicu gerakan perlawanan rakyat Palestina selama lima tahun, yang biasa disebut sebagai [[Intifadah Al-Aqsa]].<ref>{{cite news|title=Provocative' mosque visit sparks riots|work=[[BBC News]]|publisher=BBC MMVIII|date=28 September 2000|url=http://news.bbc.co.uk/onthisday/hi/dates/stories/september/28/newsid_3687000/3687762.stm|accessdate=1 July 2008}}</ref> Pada tanggal 29 September, pemerintah Israel mengerahkan 2.000 polisi anti huru hara ke masjid ini. Sekelompok orang Palestina yang meninggalkan masjid setelah [[salat Jumat]] mulai melempari polisi dengan batu. Polisi kemudian menyerbu kompleks masjid serta menembakkan baik peluru tajam maupun peluru karet kepada kelompok Palestina tersebut, sehingga jatuh korban empat orang tewas dan sekitar 200 orang lainnya luka-luka.<ref>{{cite book|last=Dean|first=Lucy|title=The Middle East and North Africa 2004|publisher=Routledge|year=2003|page=560|url=http://books.google.com/?id=pP315Mw3S9EC&pg=PA560&dq=Al-Aqsa+Mosque|isbn=1857431847}}</ref>


=== Penggalian ===
=== Air mancur tempat wudu ===
[[Berkas:TM washing.JPG|ka|jmpl|Air mancur ''al-Kas'' tempat wudu.]]
Beberapa penggalian di wilayah Masjid Al-Aqsa terjadi sepanjang tahun 1970-an. Tahun 1970, pemerintah Israel memulai penggalian intensif langsung di bawah masjid pada sisi selatan dan baratnya. Pada tahun 1977, penggalian berlanjut dan sebuah terowongan besar dibuka di bawah ruangan ibadah wanita, serta sebuah terowongan baru digali di bawah masjid, mengarah dari timur ke barat pada tahun 1979. Selain itu, Departemen Arkeologi yang berada di bawah Kementerian Agama Israel, juga menggali sebuah terowongan di dekat sisi barat masjid pada tahun 1984.<ref name="Ahram">Amayreh, Khaled. [http://weekly.ahram.org.eg/2007/832/re63.htm Catalogue of provocations: Israel's encroachments upon the Al-Aqsa Mosque have not been sporadic, but, rather, a systematic endeavor] ''[[Al-Ahram Weekly]]''. February 2007.</ref>
Air mancur tempat ''[[wudu]]'' utama, yang bernama ''Al-Kas'' ("mangkuk"), terletak di bagian utara yaitu antara Al-Jami' al-Aqsha dan Kubah Batu.<ref name="FoaA">[https://web.archive.org/web/20101111170439/http://www.aqsa.org.uk/MULTIMEDIA/AlAqsaGuide/tabid/82/language/en-GB/Default.aspx Al-Aqsa Guide] Friends of al-Aqsa.</ref> Para jemaah menggunakannya untuk wudu, yaitu ritual pencucian wajah, lengan, rambut, telinga, dan kaki yang dilakukan umat Islam sebelum beribadah, termasuk di masjid. Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 709 pada masa pemerintahan Umayyah, tetapi antara tahun 1327-1328 Gubernur Tankiz memperbesarnya untuk dapat melayani lebih banyak jemaah. Meskipun pada awalnya air berasal dari [[Kolam Salomo]] yang ada di dekat [[Betlehem]], saat ini air berasal dari pipa yang terhubung ke sumber air kota [[Yerusalem]].<ref>Dolphin, Lambert. [http://www.templemount.org/visittemp.html The Temple Esplanade].</ref> Renovasi al-Kas pada abad ke-20 telah menambahkannya dengan keran air dan tempat duduk batu.<ref>Gonen, Rivka. (2003) ''[http://books.google.com/books?id=pFgmOt7wRHwC&pg=PA95&dq=Aqsa+Mosque+typical+Islamic+architecture&sig=ACfU3U1kkQB4oWMkxyCvgPfly8V2qgXm2w#PPA95,M1 Contested Holiness]'' KTAV Publishing House, p.28. ISBN 0-88125-799-0.</ref>


[[Air Mancur Qasim Pasha|Air Mancur Qasim Pasya]] dibangun pada masa pemerintahan [[Utsmaniyah]] tahun 1526 dan terletak di sebelah utara masjid, yaitu pada serambi Kubah Batu. Air mancur ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh para jemaah untuk wudu dan minum sampai dengan tahun 1940-an, tetapi saat ini hanya berfungsi sebagai monumen saja.<ref name="FoaA"/>
Pada bulan Februari 2007, Departemen tersebut memulai situs penggalian untuk mencari peninggalan arkeologi di sebuah lokasi di mana pemerintah ingin membangun kembali sebuah jembatan penyeberangan yang runtuh. Situs ini berjarak 60 meter dari masjid.<ref>{{cite news|last=Lis|first=Jonathan|title=Majadele: Jerusalem mayor knew Mugrabi dig was illegal|work=[[Haaretz]] |publisher=Haaretz|date=2 December 2007|url=http://www.haaretz.com/hasen/spages/824624.html|archiveurl=http://web.archive.org/web/20080612123943/http://www.haaretz.com/hasen/spages/824624.html|archivedate=2008-06-12|accessdate=1 July 2008}}</ref> Penggalian memicu kemarahan di banyak negara dunia Islam, dan Israel dituduh telah mencoba menghancurkan pondasi masjid. [[Ismail Haniya]], saat itu [[Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina]] dan pemimpin [[Hamas]],<ref>{{cite news|title=Profile: Hamas PM Ismail Haniya|work=[[BBC News]]|publisher=BBC MMVIII|date=14 December 2006|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/4655146.stm|accessdate=1 July 2008}}</ref> menyerukan Palestina untuk bersatu dalam menentang penggalian, sedangkan [[Fatah]] menyatakan bahwa mereka akan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan Israel.<ref>{{cite news|last=Rabinovich|first=Abraham|title=Palestinians unite to fight Temple Mount dig|publisher=[[The Australian]]|date=8 February 2007|url=http://www.theaustralian.news.com.au/story/0,20867,21189993-2703,00.html|accessdate=1 July 2008}}</ref> Israel membantah semua tuduhan tersebut, dan menyebutnya sebagai hal yang "menggelikan".<ref>{{cite news|last=Friedman|first=Matti|title=Israel to resume dig near Temple Mount|publisher=USA Today|date=14 October 2007|url=http://www.usatoday.com/news/world/2007-10-14-2466485405_x.htm|accessdate=1 July 2008}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 192: Baris 135:


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Masjid Al-Aqsha]], kompleks tempat Al-Jami' al-Aqsha berdiri
* [[Kubah Shakhrah|Kubah Ash-Shakhrah]] (Kubah Batu, ''Dome of the Rock'')
* [[Kubah Shakhrah|Kubah Ash-Shakhrah]] (Kubah Batu, ''Dome of the Rock''), salah satu bangunan dalam Masjid Al-Aqsha
* [[Al-Haram Al-Khalil]] (Masjid Ibrahim)
* [[Al-Haram Al-Khalil]] (Masjid Ibrahim)
* [[Masjid Nabawi]]
* [[Masjid Nabawi]]
Baris 201: Baris 145:
* {{en}} [http://www.youtube.com/watch?v=aUF7OAqMunM&NR=1 Interior Masjid Al-Aqsa]
* {{en}} [http://www.youtube.com/watch?v=aUF7OAqMunM&NR=1 Interior Masjid Al-Aqsa]
{{featured article}}
{{featured article}}
{{Topik Muhammad}}
{{Pp-semi-indef}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Masjid di Palestina|Al-Aqsa]]
[[Kategori:Masjid di Palestina|Al-Aqsa]]

Revisi terkini sejak 10 Agustus 2024 15.16

Jami' Al Aqsha
الجامع الاقصى
PetaKoordinat: 31°46′34″N 35°14′9″E / 31.77611°N 35.23583°E / 31.77611; 35.23583
Agama
AfiliasiIslam
DistrikKota Lama Yerusalem
Ecclesiastical or organizational statusMasjid
KepemimpinanYayasan Wakaf
Lokasi
LokasiMasjid Al Aqsha, Yerusalem
Koordinat31°46′35″N 35°14′8″E / 31.77639°N 35.23556°E / 31.77639; 35.23556
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturArsitektur Islam awal, Mamluk
Peletakan batu pertama685 (konstruksi pertama)
1033 (konstruksi kedua)
Rampung705 (konstruksi pertama)
1035 (konstruksi kedua)
Spesifikasi
Arah fasadUtara
Kapasitas5.000[1]
Panjang83 meter (272 kaki)
Lebar56 meter (184 kaki)
Kubah1
Menara4
Tinggi menara37 meter (121 kaki)
Bahan bangunanBatu kapur (tembok luar, menara, fasad), stalaktit (menara), timah (kubah), marmer putih (kolom interior)

Al-Jami' al-Aqsha (bahasa Arab: المسجد الاقصى, Al-Masjid Al-Aqsha, arti harfiah: "masjid terjauh"), juga disebut dengan Baitul Maqdis atau Bait Suci (bahasa Arab: بيت المقدس, bahasa Ibrani: בֵּית־הַמִּקְדָּשׁ‎, Beit HaMikdash), Al Haram Asy Syarif (bahasa Arab: الحرم الشريف, al-Ḥaram asy-Syarīf, "Tanah Suci yang Mulia", atau الحرم القدسي الشريف, al-Ḥaram al-Qudsī asy-Syarīf, "Tanah Suci Yerusalem yang Mulia"), Bukit Kuil (bahasa Ibrani: הַר הַבַּיִת‎, Har HaBáyit), adalah salah satu bangunan utama yang terdapat dalam kompleks Masjid Al-Aqsha bagian selatan dengan ciri khas kubah timahnya yang berwarna abu-abu. Al-Jami' al-Aqsha sering dianggap sebagai Masjid Al-Aqsha itu sendiri, walaupun sesungguhnya nama Masjid Al-Aqsha merujuk kepada keseluruhan kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa bangunan penting; seperti Al-Jami' al-Aqsha itu sendiri, Kubah Ash-Shakhrah, Mushalla Al-Marwani, Kubah Al-Mi’raj, Kubah As-Silsilah, Kubah An-Nabi, dan bangunan-bangunan lainnya.

Al-Jami' al-Aqsha pertama kali dibangun pada masa Umar bin Khaththab, meskipun beberapa pendapat menyatakan bahwa masjid ini dibangun pada masa Kekhalifahan Umayyah. Setelah gempa bumi tahun 746, masjid ini hancur seluruhnya dan dibangun kembali oleh khalifah Abbasiyah Al-Mansur pada tahun 754, dan dikembangkan lagi oleh penggantinya Al-Mahdi pada tahun 780. Gempa berikutnya menghancurkan sebagian besar Al-Jami' al-Aqsha pada tahun 1033, tetapi dua tahun kemudian khalifah Fatimiyyah Ali azh-Zhahir membangun kembali masjid ini yang masih tetap berdiri hingga kini.

Dalam berbagai renovasi berkala yang dilakukan, berbagai dinasti kekhalifahan Islam telah melakukan penambahan terhadap Al-Jami' al-Aqsha dan kawasan sekitarnya, antara lain pada bagian kubah, fasad, mimbar, menara, dan interior bangunan. Ketika Tentara Salib menaklukkan Yerusalem pada tahun 1099, mereka menggunakan masjid ini sebagai istana dan Kubah Ash-Shakhrah sebagai gereja, tetapi fungsi masjid dikembalikan seperti semula setelah Salahuddin mengambil alih kepemimpinan kota itu. Renovasi, perbaikan, dan penambahan lebih lanjut dilakukan pada abad-abad kemudian oleh para penguasa Ayyubiyah, Mamluk, Utsmaniyah, Majelis Tinggi Islam, dan Yordania.

Pembakaran Al-Jami' al-Aqsha pada tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam yang saat ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut juga menyebabkan mimbar kuno Salahuddin Al-Ayyubi terbakar habis. Dinasti Bani Hasyim penguasa Kerajaan Yordania telah menggantinya dengan mimbar baru yang dikerjakan di Yordania,[2] meskipun ada pula yang menyatakan bahwa mimbar buatan Jepara digunakan di masjid ini.[3][4]

Penamaan

Al-Jami' al-Aqsha adalah bangunan berkubah abu-abu yang berada di kompleks Masjid Al-Aqsha, yaitu di bagian selatan. Kata Al-Jami’ (اَلْجَامِعُ) makna 'masjid', yang berasal dari kata Al-Jumu'ah yang berarti 'mengumpulkan' (untuk salat jemaah).[5]

Selama berabad-abad, Masjid Al-Aqsha dengan keseluruhan kompleksnya telah dianggap sebagai sebuah wilayah yang suci. Perubahan penyebutan kemudian terjadi pada masa pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah, di mana wilayah kompleks secara keseluruhan disebut sebagai Al-Haram asy-Syarif; sedangkan bangunan yang terletak di bagian selatan disebut sebagai Al-Jami' al-Aqsha, yaitu tempat Umar bin Khaththab pertama kali mendirikan masjid di antara reruntuhan.[6] Hadits Imam Ahmad menyebutkan percakapan Umar bin Khattab dan Ka'ab al-Ahbar, di mana Ka'ab menyarankan untuk membangun masjid di belakang batu Ash-Shakhrah, sedangkan Umar menolak dan memilih tempat di sebelah selatan untuk membangun masjid dengan kiblat yang mengarah ke Ka'bah saja, sehingga posisi batu tersebut berada di belakangnya.[6][7][8]

Al-Jami' al-Aqsha yang didirikan Umar bin Khattab tersebut, juga berbeda dengan Masjid Umar, yaitu sebuah masjid yang dibangun pada masa kekuasaan Dinasti Ayyubiyah pada abad ke-12, untuk mengenang pengambil-alihan Yerusalem oleh Umar bin Khattab yang mewakili umat Islam.[9] Tradisi setempat menceritakan bahwa pada saat pengambil-alihan tersebut, Umar diundang oleh Patriark Sophonius untuk beribadah di dalam Gereja Makam Kudus, tetapi Umar memilih mengerjakan salat di luar, di dekat pintu masuk gereja.[9] Masjid Umar terletak berseberangan dengan Gereja Makam Kudus, di luar kompleks Masjid Al-Aqsha.[9]

Sejarah

Pra konstruksi

Area masjid ini dahulu adalah bagian perluasan pembangunan bukit oleh Raja Herodes Agung, yang dimulai pada tahun 20 SM. Herodes memerintahkan tukang batu untuk memotong permukaan batu di sisi timur dan selatan bukit, dan melapisinya. Sisa-sisa pembangunan tersebut saat ini masih dapat ditemukan di beberapa lokasi.[10]

Ketika Bait Kedua masih berdiri, situs tempat masjid saat ini berdiri disebut dengan nama Serambi Salomo, dan pada tiap sisinya terdapat gudang kuil yang dinamakan chanuyot, yang memanjang sampai ke sisi selatan bukit. Konstruksi tiang-tiang kolom besar persegi di bagian utara masjid serta tembok-temboknya, baru-baru ini ditetapkan memiliki usia jauh lebih tua daripada yang diperkirakan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu (berdasarkan tulisan para saksi mata dari masa itu), yaitu bahwa konstruksi tersebut berasal dari masa kekuasaan Romawi. Tembok-tembok tersebut dibangun kembali atau diperkuat tidak lama setelah penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Struktur bawah tanah bangunan ini berasal dari masa kembalinya orang Yahudi dari pembuangan Babilonia mereka, yaitu 2.300 tahun yang lalu. Situasi politik telah menyebabkan penggalian lebih lanjut di area tersebut tidak memungkinkan. Pada saat gempa bumi tahun 1930-an merusak masjid ini, penanggalan atas beberapa bagian yang terbuat dari kayu sempat dilakukan, yang menunjukkan kurun 900 SM. Kayu-kayu tersebut adalah cypress (sejenis cemara) dan akasia. Jenis yang disebut terakhir menurut Alkitab digunakan oleh Raja Salomo dalam konstruksi bangunan-bangunannya di bukit tersebut pada sekitar 900 SM.[11]

Bersama dengan Bait Suci, chanuyot yang ada ikut hancur oleh serangan Kaisar Romawi Titus (saat itu masih jenderal) pada tahun 70. Kaisar Yustinianus membangun sebuah gereja Kristen di situs ini pada tahun 530-an, yang dipersembahkan bagi Perawan Maria dan dinamakan "Gereja Bunda Kami". Gereja ini belakangan dihancurkan oleh Kaisar Sassania Khosrau II pada awal abad ke-7, hingga tersisa sebagai reruntuhan.[12]

Konstruksi Umayyah

Al-Jami' al-Aqsha di sepanjang dinding selatan Masjid Al-Aqsha

Ada beberapa pendapat terkait waktu Al-Jami' al-Aqsha pertama kali dibangun. Pendapat yang paling masyhur adalah Al-Jami' al-Aqsha merupakan tempat Umar bin Khaththab melaksanakan salat jemaah saat berkunjung ke Yerusalem dan Umar pula yang memerintahkan pendirian bangunan tersebut.[6][7][8] Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa bangunan ini dibangun pada masa pemerintahan Kekhalifahan Umayyah, sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa bangunan awalnya dibangun Umar dan kemudian dibangun ulang pada masa Kekhalifahan Umayyah.

Merujuk pada kesaksian Arculf, seorang biarawan Galia yang berziarah ke Palestina pada 679-82, sejarawan arsitektur Sir Archibal Creswell berpendapat bahwa Umar bin Khaththab mungkin adalah orang yang pertama kali mendirikan bangunan persegi empat primitif dengan daya tampung 3.000 jamaah di suatu tempat di kompleks Masjid Al-Aqsha (disebut kompleks Bukit Bait Suci oleh umat Yahudi). Meski demikian, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Muawiyahlah yang mungkin sebenarnya memerintahkan pembangunan dan bukan Umar. Pendapat terakhir ini didukung oleh tulisan dari ulama Yerusalem awal Al-Mutahhar bin Tahir al-Maqdisi.[13] Analisis atas panel dan balok kayu yang diambil dari bangunan ini selama renovasi pada tahun 1930-an menunjukkan bahwa kayu-kayu tersebut adalah cedar Libanon dan cypress. Penanggalan radiokarbon menunjukkan berbagai macam usia, beberapa bahkan setua abad ke-9 SM, yang menunjukkan bahwa beberapa dari kayu tersebut sebelumnya telah digunakan pada bangunan-bangunan yang lebih tua.[14]

Menurut beberapa ulama Islam, antara lain Mujiruddin al-Ulaimi, Jalaluddin as-Suyuthi, dan Syamsuddin al-Maqdisi, masjid ini dibangun kembali dan diperluas oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan pada 690 bersama dengan Kubah Batu.[13][15] Guy le Strange mengklaim bahwa Abdul Malik menggunakan bahan-bahan dari Gereja Bunda Kami yang hancur untuk membangun masjid dan menunjukkan bukti bahwa kemungkinan substruktur di sudut tenggara masjid adalah sisa-sisa gereja tersebut.[15]

Dalam merencanakan proyek megahnya di Bukit Bait Suci, yang pada akhirnya akan mengubah keseluruhan kompleks itu menjadi Masjid Al-Aqsha, Abdul Malik ingin mengubah bangunan primitif sebagaimana digambarkan oleh Arculf menjadi struktur yang lebih terlindung yang melingkupi kiblat, suatu faktor penting dalam skema lengkap rancangannya. Namun, seluruh kompleks Al-Aqsha itu dimaksudkan untuk melambangkan masjid. Seberapa banyak perubahan yang ia lakukan pada aspek bangunan sebelumnya tidak diketahui, tetapi panjang bangunan baru ditunjukkan dengan adanya bekas jembatan yang mengarah ke istana Umayyah, yang terletak di sebelah selatan dari bagian barat kompleks. Jembatan kemungkinan dahulunya membentang dari jalan di luar tembok selatan Al-Aqsha, sebagai jalan langsung menuju masjid. Adanya jalan langsung dari istana ke masjid adalah sebuah ciri khas yang terkenal pada masa Umayyah, sebagaimana terdapat pada situs-situs awal lainnya. Abdul Malik menggeser poros tengah masjid sekitar 40 meter ke arah barat, sesuai dengan rencana lengkapnya atas Masjid Al-Aqsha. Poros bangunan sebelumnya yang berbentuk sebuah ceruk, saat ini masih dikenal dengan sebutan "Mihrab Umar". Karena memperhatikan benar posisi Kubah Batu, Abdul Malik meminta arsiteknya menyejajarkan Al-Jami' al-Aqsha yang baru dengan posisi batu Ash-Shakhrah, sehingga sumbu utama utara-selatan Al-Aqsha yang sebelumnya, yaitu garis yang melalui Kubah As-Silsilah dan Mihrab Umar, menjadi bergeser.[16]

Creswell, yang merujuk pada Papyri Aphrodito, sebaliknya mengklaim bahwa Al-Walid bin Abdul Malik adalah yang membangun kembali Al-Jami' al-Aqsha selama periode enam bulan sampai satu tahun, dengan para pekerja dari Damaskus. Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa rekonstruksi masjid dimulai oleh Abdul Malik, tetapi Al-Walid lah yang mengawasinya hingga selesai. Dalam tahun 713-714, serangkaian gempa bumi telah merusak Yerusalem dan menghancurkan bagian timur masjid, yang akhirnya dibangun kembali pada masa pemerintahan Al-Walid tersebut. Untuk membiayai rekonstruksi ini, Al-Walid memerintahkan emas dari Kubah Ash-Shakhrah dicetak sebagai sebagai uang logam untuk membeli bahan-bahan bangunan.[13] Al-Jami' al-Aqsha yang dibangun Umayyah kemungkinan besar berukuran 112 x 39 meter.[16]

Gempa bumi dan pembangunan kembali

Fasad dan serambi masjid ini dibangun dan diperluas oleh para penguasa Fatimiyah, Tentara Salib, Mamluk dan Ayyubiyah.

Pada tahun 746, Al-Jami' al-Aqsha rusak akibat gempa bumi, yaitu empat tahun sebelum Abul Abbas as-Saffah menggulingkan Ummayah dan mendirikan kekhalifahan Abbasiyah. Khalifah Abbasiyah yang kedua Abu Jafar al-Mansur pada tahun 753 menyatakan niatnya untuk memperbaiki masjid itu. Ia memerintahkan agar lempengan emas dan perak yang menutupi gerbang masjid dilepaskan dan dicetak menjadi uang dinar dan dirham untuk membiayai kegiatan rekonstruksi, yang diselesaikan pada tahun 771. Gempa kedua yang terjadi pada tahun 774 kemudian merusak sebagian besar perbaikan Al-Mansur itu, kecuali perbaikan pada bagian selatan masjid.[15][17] Pada tahun 780, khalifah selanjutnya Muhammad al-Mahdi membangunnya kembali, tapi ia mengurangi panjangnya serta memperbesar lebarnya.[15][18] Renovasi Al-Mahdi adalah renovasi pertama yang diketahui memiliki catatan tertulis yang menjelaskan hal itu.[19] Pada tahun 985, seorang ahli geografi Arab kelahiran Yerusalem bernama Al Maqdisi mencatat bahwa masjid hasil renovasi memiliki "lima belas lengkungan dan lima belas gerbang".[17]

Pada tahun 1033 terjadi lagi sebuah gempa bumi, yang sangat merusak masjid. Antara tahun 1034 dan 1036, khalifah Fatimiyah Ali Azh Zhahir membangun kembali dan merenovasi masjid secara menyeluruh. Jumlah lengkungan secara drastis dikurangi dari lima belas menjadi tujuh. Azh Zhahir membangun empat buah arkade untuk aula tengah dan lorong, yang saat ini berfungsi sebagai fondasi masjid. Aula tengah diperbesar dua kali lipat dari lebar lorong lainnya, dan memiliki ujung atap besar yang di atasnya dibangun sebuah kubah dari kayu.[13]

Daerah Al-Haram (daerah yang suci) terdapat di sebelah timur dari kota ini; dan melalui bazar di (bagian kota) ini anda akan memasukkan Daerah tersebut melalui pintu gerbang (Dargah) yang besar dan indah... Setelah melewati gerbang ini, di sebelah kanan anda terdapat dua baris tiang-tiang besar (Riwaq), masing-masing memiliki sembilan dan dua puluh pilar-pilar marmer, yang bagian puncak dan dasarnya berupa pualam berwarna, dan persambungannya terbuat dari timah. Di atas pilar-pilar terdapat lengkungan-lengkungan, yang terbuat dari batu bata, tanpa pelapis plester atau semen, dan setiap lengkungan dibangun dengan tidak lebih dari lima atau enam blok batu. Pilar-pilar ini mengarah sampai ke dekat Maqsurah.
Nasir Khusraw', deskripsi masjid pada tahun 1047 Masehi (Safarnama, terjemahan Guy Le Strange)[20]

Yerusalem direbut oleh Tentara Salib pada tahun 1099, selama Perang Salib Pertama. Alih-alih menghancurkan Al-Jami' al-Aqsha, yang mereka sebut "Bait Salomo", Tentara Salib menggunakannya sebagai istana kerajaan dan kandang kuda. Pada tahun 1119, tempat ini berubah menjadi markas para Ksatria Templar. Selama periode ini, masjid mengalami beberapa perubahan struktural, termasuk perluasan serambi utara, penambahan apse, dan sebuah dinding pembatas. Sebuah kloster baru dan sebuah gereja juga dibangun di situs tersebut, bersama dengan beberapa struktur bangunan lainnya.[21] Para Ksatria Templar membangun paviliun berkubah di sisi barat dan timur bangunan. Paviliun barat saat ini berfungsi sebagai masjid untuk jemaah perempuan dan paviliun timur berfungsi sebagai Museum Islam.[17]

Setelah Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil memimpin Ayyubiyah merebut kembali Yerusalem melalui pengepungan pada tahun 1187, beberapa perbaikan dilakukan atas Al-Jami' al-Aqsha.[2] Nuruddin Zengi yang menjadi sultan sebelum Salahuddin, sebelumnya telah menugaskan pembangunan mimbar baru yang terbuat dari gading dan kayu pada tahun 1168-1169, tetapi mimbar itu baru selesai setelah ia wafat. Mimbar Nuruddin telah ditambahkan oleh Salahuddin ke masjid pada bulan November 1187.[22] Penguasa Ayyubiyah di Damaskus, Sultan Al-Muazzam, pada tahun 1218 membangun serambi utara masjid dengan tiga buah gerbang. Pada tahun 1345, penguasa Mamluk di bawah pemerintahan Al Kamil Shaban menambahkan dua lengkungan dan dua gerbang pada bagian timur masjid.[17]

Setelah Utsmaniyah merebut kekuasaan pada 1517, mereka tidak melakukan renovasi atau perbaikan besar atas Al-Jami' al-Aqsha secara khusus, tetapi mereka melakukan perbaikan pada Masjid Al-Aqsha secara keseluruhan. Hal ini termasuk antara lain pembangunan Air Mancur Qasim Pasya (1527), perbaikan kembali Kolam Raranj, serta pembangunan tiga kubah yang berdiri bebas. Kubah yang paling terkenal ialah Kubah An-Nabi, dibangun pada tahun 1538. Semua pembangunan adalah atas perintah para gubernur Utsmaniyah di Yerusalem dan bukan atas perintah para sultan.[23] Walaupun demikian, para sultan melakukan penambahan pada menara-menara yang telah ada.[23]

Masa modern

Kubah masjid pada tahun 2013, terbuat dari aluminium (dan tampak seperti perak). Kubah telah diganti lapisan timah sebagaimana aslinya pada tahun 1983.

Renovasi pertama pada abad ke-20 dilakukan pada tahun 1922, yaitu setelah Majelis Tinggi Islam Yerusalem di bawah pimpinan Amin al-Husseini mempekerjakan Ahmet Kemalettin Bey, seorang arsitek berkebangsaan Turki, untuk merestorasi Al-Jami' al-Aqsha dan monumen-monumen di sekitarnya. Dewan tersebut juga menugaskan arsitek-arsitek Inggris, ahli-ahli Mesir, dan para pejabat lokal untuk ikut berpartisipasi dan mengawasi perbaikan yang dilakukan pada tahun 1924–25 di bawah pengawasan Kemalettin. Renovasi meliputi penguatan fondasi kuno masjid Umayyah, perbaikan tiang-tiang kolom interior, penggantian balok-balok, pendirian perancah, perawatan lengkungan dan bagian dalam kubah, pendirian kembali dinding selatan, serta penggantian tiang kayu di ruangan tengah dengan tiang beton. Renovasi tersebut juga menampilkan kembali mozaik era Fatimiyah dan kaligrafi di lengkungan-lengkungan interior yang sebelumnya tertutupi oleh lapisan pelapis. Lengkungan-lengkungan dihiasi dengan gipsum berwarna hijau dan emas dan balok kayu landasannya digantikan dengan tembaga. Seperempat dari jendela kaca patri juga diperbarui dengan hati-hati agar dapat melestarikan desain asli Abbasiyah dan Fatimiyahnya.[24] Kerusakan hebat telah terjadi karena gempa bumi tahun 1927 dan 1937, tetapi masjid itu diperbaiki kembali pada tahun 1938 dan 1942.[17]

Al-Jami' al-Aqsha dilihat dari plaza Tembok Barat, 2005.

Pada tanggal 21 Agustus 1969, terjadi kebakaran di dalam Al-Jami' al-Aqsha yang memusnahkan bangunan bagian tenggara masjid. Mimbar Salahuddin adalah termasuk di antara barang-barang yang rusak terbakar.[22] Orang-orang Palestina awalnya menyalahkan otoritas Israel atas kebakaran tersebut, dan beberapa orang Israel menyalahkan Fatah dan menganggap bahwa mereka yang menyulut sendiri apinya, agar dapat menyalahkan Israel dan memancing permusuhan. Namun kemudian terbukti bahwa kebakaran itu bukan disebabkan oleh Fatah maupun Israel, melainkan oleh seorang turis Australia bernama Denis Michael Rohan. Rohan adalah anggota dari sekte evangelis Kristen Worldwide Church of God.[25] Ia berharap bahwa dengan membakar Al-Jami' al-Aqsha, ia dapat mempercepat Kedatangan Kedua Yesus, dengan cara mempermudah dibangunnya kembali Bait Suci Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsha. Rohan dirawat di lembaga perawatan mental, didiagnosa mengalami gangguan kejiwaan, dan akhirnya dideportasi.[26] Serangan terhadap Al-Aqsha disebut-sebut sebagai salah satu penyebab dibentuknya Organisasi Konferensi Islam pada tahun 1971, yang merupakan organisasi dari 57 negara yang banyak berpenduduk Islam.[27]

Pada tahun 1980-an, Ben Shoshan dan Yehuda Etzion, keduanya anggota kelompok bawah tanah Gush Emunim, merencanakan untuk meledakkan Al-Jami' al-Aqsha dan Kubah Batu. Etzion berpendapat bahwa meledakkan dua bangunan tersebut akan menyebabkan kebangkitan spiritual Israel, dan menyelesaikan semua permasalahan orang Yahudi. Mereka juga berharap bahwa Bait Suci Ketiga di Yerusalem dapat didirikan di atas lokasi tersebut. Rencana mereka mengalami kegagalan karena lebih dahulu diketahui pihak kepolisian.[28][29] Pada tanggal 15 Januari 1988, yaitu saat berlangsungnya Intifadah Pertama, pasukan Israel menembakkan peluru karet dan gas air mata kepada para demonstran di luar masjid, mengakibatkan 40 orang jemaah luka-luka.[30][31] Pada tanggal 8 Oktober 1990, dalam suatu kerusuhan 22 orang warga Palestina terbunuh dan lebih dari 100 lainnya luka-luka karena tindakan keras Polisi Perbatasan Israel. Kerusuhan dipicu oleh pengumuman dari Gerakan Setia Bait Suci, suatu kelompok Yahudi Ortodoks, yang menyatakan bahwa mereka akan meletakkan batu pertama untuk pembangunan Bait Suci Ketiga.[32][33]

Arsitektur

Bangunan Al-Jami' al-Aqsha berada di Masjid Al-Aqsha bagian selatan dengan kubah keperakan. Bentuk bangunannya persegi dengan luas 35.000 m2, sehingga dapat menampung 5.000 jemaah.[34] Panjang bangunan masjid adalah 272 kaki (83 m) dan lebarnya 184 kaki (56 m).[34][35]

Kubah

Kubah berwarna perak yang tersusun dari lapisan timah.

Berbeda dengan Kubah Batu yang mencerminkan arsitektur Romawi Timur klasik, kubah Al-Jami' al-Aqsha menunjukkan ciri arsitektur Islam awal.[36] Kubah yang asli dibangun oleh Abdul Malik bin Marwan, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi sisanya. Bentuk kubah seperti yang ada saat ini awalnya dibangun oleh Ali azh-Zhahir dan terbuat dari kayu yang disepuh dengan lapisan enamel timah.[13] Pada tahun 1969, kubah dibangun kembali dengan menggunakan beton dan dilapisi dengan aluminium yang dianodisasi sebagai ganti dari bentuk aslinya yaitu lapisan enamel timah yang berusuk. Pada tahun 1983, aluminium yang menutupi bagian luar diganti lagi dengan timah untuk menyesuaikan dengan desain asli Azh-Zhahir.[37]

Kubah Al-Jami' al-Aqsha adalah salah satu dari sedikit masjid dengan kubah yang dibangun di depan mihrab selama periode Umayyah dan Abbasiyah, contoh lainnya adalah Masjid Umayyah di Damaskus (715) dan Masjid Besar Sousse (850).[38] Interior kubah dicat menurut dekorasi era abad ke-14. Pada kebakaran tahun 1969, cat dekoratif itu rusak dan sempat dianggap sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Namun dengan menggunakan teknik trateggio, yaitu sebuah metode yang menggunakan garis-garis vertikal halus untuk membedakan daerah yang direkonstruksi dengan daerah yang asli, akhirnya dapat diperbaiki kembali dengan sempurna.[37]

Fasad dan serambi

Fasad dan serambi masjid.

Bagian depan (fasad) masjid ini dibangun pada 1065 Masehi atas perintah khalifah Fatimiyah Al-Mustanshir. Di bagian muka terdapat bangunan pagar langkan (balustrade) berupa lorong-lorong beratap (arkade) dengan tiang-tiang kolom kecil. Tentara Salib merusak fasad ini ketika mereka memerintah Palestina, tetapi Ayyubiyah memperbaiki dan membangunnya kembali. Fasad juga mengalami penambahan berupa penempelan ubin pada dindingnya.[17] Bahan bekas pakai yang digunakan untuk membangun lengkungan fasad antara lain termasuk bahan hias pahatan yang diambil dari bangunan-bangunan Tentara Salib di Yerusalem.[39] Terdapat empat belas lengkungan batu di sepanjang fasad,[1] sebagian besar bergaya Romantik. Mamluk menambahkan lengkungan-lengkungan terluar, yang dibangun dengan mengikuti desain yang sama. Pintu masuk ke masjid adalah dengan melalui lengkungan tengah pada fasad tersebut.[40]

Sebuah bangunan serambi (bilik) terletak di bagian atas fasad ini. Bagian tengah serambi dibangun oleh Ksatria Templar pada masa Perang Salib Pertama, tetapi Al-Muazzam kemenakan Shalahuddin adalah yang memerintahkan dibangunnya bangunan serambi itu sendiri pada tahun 1217.[17]

Interior

Interior masjid yang menunjukkan lorong utama dengan tiang-tiang melengkung.

Al-Jami' al-Aqsha memiliki tujuh buah lorong dengan ruang yang ditunjang oleh tiang-tiang melengkung (hypostyle nave), serta beberapa ruang kecil tambahan di sisi sebelah barat dan timur pada bangunan masjid bagian selatan.[18] Terdapat pula 121 jendela kaca patri dari era Abbasiyah dan Fatimiyah, di mana seperempatnya telah selesai direstorasi pada tahun 1924.[24]

Pintu-pintu pada mimbar Shalahuddin, awal tahun 1900-an.

Ruangan dalam masjid memiliki 45 tiang kolom, 33 di antaranya terbuat dari marmer putih dan 12 lainnya dari batu.[34] Barisan tiang kolom pada lorong-lorong tengah berbentuk kokoh dan kerdil, dengan ukuran lingkar 30,6 cm dan tinggi 54 cm, akan tetapi empat barisan tiang kolom lainnya memiliki ukuran yang lebih lebih proporsional. Terdapat empat jenis desain yang berbeda untuk bagian kepala tiang kolom. Kepala tiang di lorong tengah berbentuk kokoh dan berdesain primitif, sedangkan kepala tiang yang di bawah kubah berdesain gaya Korintus[34] dan terbuat dari marmer putih Italia. Kepala tiang di lorong timur memiliki desain berbentuk keranjang yang besar, sementara kepala tiang di sebelah timur dan barat kubah juga berbentuk keranjang tetapi berukuran lebih kecil dan lebih proporsional. Terdapat palang penghubung antara tiang kolom dan tembok penyangga yang satu dengan yang lainnya, yang terbuat dari balok kayu yang dipotong sederhana dan berlapis selubung kayu dengan ukiran seadanya.[34]

Banyak bagian masjid yang hanya dilabur kapur putih, tetapi bagian dalam kubah dan dinding-dinding yang tepat di bawahnya penuh dengan dekorasi mozaik dan marmer. Beberapa karya lukisan yang tidak begitu baik dari seorang seniman Italia pernah diletakkan di sana ketika perbaikan sedang dilakukan pada masjid, setelah gempa bumi tahun 1927.[34] Bagian langit-langit masjid juga dicat dengan pendanaan dari Raja Farouk dari Mesir.[40]

Mimbar masjid dibuat oleh seorang pengrajin bernama Akhtarini yang berasal dari Aleppo atas perintah Sultan Nuruddin Zengi. Mimbar tersebut dimaksudkan sebagai hadiah untuk masjid ketika Nuruddin membebaskan Yerusalem, dan pengerjaannya memakan waktu selama enam tahun (1168-1174). Ternyata Nuruddin meninggal ketika Tentara Salib masih memegang kendali atas Yerusalem, tetapi ketika Shalahuddin berhasil merebut kota itu pada tahun 1187, mimbar tersebut lalu dipasang. Struktur mimbar terbuat dari gading dan kayu yang dipahat secara hati-hati. Kaligrafi Arab dan desain-desain berbentuk geometris dan bunga terukir pada bagian-bagian kayu mimbar tersebut.[41] Setelah hancur karena perbuatan Rohan pada tahun 1969, mimbar itu digantikan oleh mimbar lain yang dekorasinya jauh lebih sederhana. Adnan Al Hussaini, kepala lembaga wakaf Islam yang bertanggung jawab atas Al-Aqsha, pada bulan Januari 2007 menyatakan bahwa akan dibuat sebuah mimbar baru,[2] dan pada bulan Februari 2007 mimbar baru tersebut telah selesai dipasang.[42] Desain mimbar baru ini dibuat oleh Jamil Badran berdasarkan replika yang saksama dari mimbar Salahuddin, dan pengerjaannya diselesaikan oleh Badran dalam waktu lima tahun.[41] Mimbar itu dikerjakan di Yordania selama empat tahun, dan para pengrajin menggunakan "metode kuno dalam pengukiran kayu, menggabungkan potongan-potongan dengan pasak dan bukan paku, tetapi menggunakan pencitraan komputer untuk desain mimbarnya."[2]

Air mancur tempat wudu

Air mancur al-Kas tempat wudu.

Air mancur tempat wudu utama, yang bernama Al-Kas ("mangkuk"), terletak di bagian utara yaitu antara Al-Jami' al-Aqsha dan Kubah Batu.[43] Para jemaah menggunakannya untuk wudu, yaitu ritual pencucian wajah, lengan, rambut, telinga, dan kaki yang dilakukan umat Islam sebelum beribadah, termasuk di masjid. Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 709 pada masa pemerintahan Umayyah, tetapi antara tahun 1327-1328 Gubernur Tankiz memperbesarnya untuk dapat melayani lebih banyak jemaah. Meskipun pada awalnya air berasal dari Kolam Salomo yang ada di dekat Betlehem, saat ini air berasal dari pipa yang terhubung ke sumber air kota Yerusalem.[44] Renovasi al-Kas pada abad ke-20 telah menambahkannya dengan keran air dan tempat duduk batu.[45]

Air Mancur Qasim Pasya dibangun pada masa pemerintahan Utsmaniyah tahun 1526 dan terletak di sebelah utara masjid, yaitu pada serambi Kubah Batu. Air mancur ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh para jemaah untuk wudu dan minum sampai dengan tahun 1940-an, tetapi saat ini hanya berfungsi sebagai monumen saja.[43]

Referensi

  1. ^ a b "Al-Aqsa Mosque, Jerusalem". Atlas Travel and Tourist Agency. Diakses tanggal 2008-06-29. 
  2. ^ a b c d Jordan sending replacement for Al Aqsa pulpit destroyed in 1969 attack Associated Press. International Herald Tribune. 23 January 2007.
  3. ^ Malau, Lamtiur Kristin Natalia. "Indonesia Harus Bawa Isu Al Aqsa di Forum OKI". Okezone.com (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Okezone. 
  4. ^ "Mihrab Dari Jepara" (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Tribun Kaltim. 
  5. ^ Al Qurānul Karīm wa tafsīr. 2010. 
  6. ^ a b c Jarrar, Sabri (1998). Gülru Necipoğlu, ed. Muqarnas: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World (edisi ke-Ilustrasi, anotasi). BRILL. hlm. 85. ISBN 9004110844, 9789004110847 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  7. ^ a b Mosaad, Mohamed. Bayt al-Maqdis: An Islamic Perspective pp.3–8
  8. ^ a b F. E. Peters (1985). Jerusalem. Princeton University Press. hlm. 186–192. 
  9. ^ a b c Jerome Murphy-O’Connor (2008). The Holy Land: An Oxford Archaeological Guide from Earliest Times to 1700. Oxford Archaeological Guides. Oxford: Oxford University Press. hlm. 62. ISBN 978-0-19-923666-4. Diakses tanggal 20 June 2016. 
  10. ^ Temple of Herod, Jewish Encyclopedia
  11. ^ John M. Lundquist (2007). The Temple of Jerusalem: Past, Present, and Future. Greenwood Publishing Group. hlm. 45. ISBN 0275983390, 9780275983390 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  12. ^ "Jerusalem (A.D. 71-1099)". Catholic Encyclopedia. Diakses tanggal 1 Juli 2008. 
  13. ^ a b c d e Elad, Amikam. (1995). Medieval Jerusalem and Islamic Worship Holy Places, Ceremonies, Pilgrimage BRILL, pp.29–43. ISBN 90-04-10010-5.
  14. ^ N. Liphschitz, G. Biger, G. Bonani and W. Wolfli, Comparative Dating Methods: Botanical Identification and 14C Dating of Carved Panels and Beams from the Al-Aqsa Mosque in Jerusalem, Journal of Archaeological Science, (1997) 24, 1045–1050.
  15. ^ a b c d le Strange, Guy. (1890). Palestine under the Moslems, pp.80–98.
  16. ^ a b Grafman and Ayalon, 1998, pp.1–15 Diarsipkan 2007-12-25 di Archive-It.
  17. ^ a b c d e f g Ma'oz, Moshe and Nusseibeh, Sari. (2000). Jerusalem: Points of Friction, and Beyond BRILL. pp.136–138. ISBN 90-411-8843-6.
  18. ^ a b Al-Aqsa Mosque Diarsipkan 2009-01-03 di Wayback Machine. Archnet Digital Library.
  19. ^ Jeffers, H. (2004). Contested holiness: Jewish, Muslim, and Christian Perspective on the Temple. KTAV Publishing House. hlm. 95–96. ISBN 9780881257991. 
  20. ^ "The travels of Nasir-i-Khusrau to Jerusalem, 1047 C.E". Homepages.luc.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-19. Diakses tanggal 2010-07-13. 
  21. ^ Boas, Adrian (2001). Jerusalem in the Time of the Crusades: Society, Landscape and Art in the holy city under Frankish rule. Routledge. hlm. 91. ISBN 0415230004. 
  22. ^ a b Thomas F. Madden (2002). The Crusades: The Essential Readings. Blackwell Publishing. hlm. 230. ISBN 0631230238, 9780631230236 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  23. ^ a b Al-Aqsa Guide Diarsipkan 2008-10-06 di Wayback Machine. Friends of Al-Aqsa 2007.
  24. ^ a b Necipogulu, Gulru. (1996). Muqarnas, Volume 13: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World. BRILL, pp.149–153. ISBN 90-04-10633-2.
  25. ^ "The Burning of Al-Aqsa". Time Magazine. 29 August 1969. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-19. Diakses tanggal 1 July 2008.  Diarsipkan 2011-06-28 di Wayback Machine.
  26. ^ "Madman at the Mosque". Time Magazine. 12 January 1970. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-22. Diakses tanggal 3 July 2008.  Diarsipkan 2010-10-30 di Wayback Machine.
  27. ^ About the OIC[pranala nonaktif] Organization of the Islamic Conference.
  28. ^ Dumper, Michael (2002). The Politics of Sacred Space: The Old City of Jerusalem in the Middle East. Lynne Rienner Publishers. hlm. 44. ISBN 158826226X. 
  29. ^ Rapoport, David (2001). Inside Terrorist Organizations. Routledge. hlm. 98–99. ISBN 0714681792. 
  30. ^ OpenDocument Letter Diarsipkan 2011-06-28 di Wayback Machine. (Tertanggal 18 Januari 1988, dari Observer Tetap Organisasi Pembebasan Palestina untuk Markas PBB di Jenewa, ditujukan kepada Wakil-Sekretaris-Jenderal bidang Hak Asasi Manusia) Ramlawi, Nabil. Observer Tetap Organisasi Pembebasan Palestina untuk Markas PBB di Jenewa.
  31. ^ Palestine Facts Timeline, 1963-1988 Diarsipkan 2008-09-29 di Wayback Machine. Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs.
  32. ^ Dan Izenberg, Jerusalem Post, July 19, 1991
  33. ^ Amayreh, Khaled. Catalogue of provocations: Israel's encroachments upon the Al-Aqsa Mosque have not been sporadic, but, rather, a systematic endeavor Diarsipkan 2008-11-15 di Wayback Machine. Al-Ahram Weekly. February 2007.
  34. ^ a b c d e f Al-Aqsa Mosque Life in the Holy Land.
  35. ^ Al-Aqsa Mosque, Jerusalem Universal Tours.
  36. ^ Gonen, Rivka. (2003) Contested Holiness KTAV Publishing House, p.95. ISBN 0-88125-799-0.
  37. ^ a b Al-Aqsa Mosque Restoration Diarsipkan 2009-01-03 di Wayback Machine. Archnet Digital Library.
  38. ^ Necipogulu, Gulru. (1999). Muqarnas, Volume 16: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World BRILL, p.14. ISBN 90-04-11482-3.
  39. ^ Hillenbrand, Carolle. (2000). The Crusades: The Islamic Perspective Routeledge, p.382 ISBN 0-415-92914-8.
  40. ^ a b Al-Aqsa Mosque, Jerusalem Sacred Destinations.
  41. ^ a b Oweis, Fayeq S. (2002) The Elements of Unity in Islamic Art as Examined Through the Work of Jamal Badran Universal-Publishers, pp.115–117. ISBN 1-58112-162-8.
  42. ^ Mikdadi, Salwa D. Badrans: A Century of Tradition and Innovation, Palestinian Art Court Diarsipkan 2009-01-04 di Wayback Machine. Riweq Bienalle in Palestine.
  43. ^ a b Al-Aqsa Guide Friends of al-Aqsa.
  44. ^ Dolphin, Lambert. The Temple Esplanade.
  45. ^ Gonen, Rivka. (2003) Contested Holiness KTAV Publishing House, p.28. ISBN 0-88125-799-0.

Lihat pula

Pranala luar