Lompat ke isi

Kota Bekasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kuda13 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Namrud Pasau (bicara | kontrib)
 
(567 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Tentang|nama kota di Indonesia|kabupaten dengan nama yang sama|Kabupaten Bekasi}}
{{redireksiIndoKabKota|Bekasi|Kabupaten}}
{{Kotak info kota Indonesia
{{Kotak info Dati II Indonesia
|settlement_type = Kota
|nama = Planet Bekasi
|foto = Bekasi.jpg
|nama = Kota Bekasi
|translit_lang1_type = [[Aksara Sunda]]
|caption = Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, [[Mal Metropolitan]],Grand wisata bekasi
|translit_lang1_info = {{sund|ᮘᮨᮊᮞᮤ}}
|lambang = Kota_Bekasi.jpg
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|motto = ''Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan''
|perrow = 2/2
|peta = Locator kota bekasi.png
|image1=Patriot Stadium Bekasi (cropped).jpg
|pushpin_map = Indonesia
|image2=SPBU Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi (dilihat dari jalan tol) - panoramio.jpg
|latd=6 |latm=14 |lats=0 |latNS=S
|image3=Bekasi Barat Drone Photo 1.jpg
|longd=106 |longm=0 |longs=0 |longEW=E
|image4=Stasiun Bekasi 1.jpg
|provinsi = [[Jawa Barat]]
}}
|tanggal = {{start date and age|1997|03|10}}
|caption = '''Dari kiri ke kanan''': [[Stadion Patriot Bekasi]], SPBU Jatimelati Pondok Melati, Kawasan [[Bekasi Barat, Bekasi|Bekasi Barat]], dan [[Stasiun Bekasi]]
|dasar hukum =
|ibukota = Bekasi
|bendera = Flag of Bekasi City.png
|lambang = Coat of arms of Bekasi.svg
|koordinat =
|julukan = ''Kota Industri''
|walikotalink=Daftar Wali Kota Bekasi
|motto = Kota Patriot{{efn|Juga sebagai julukan daerah.}}
|nama walikota = [[Sudrajat]]
|peta = Map of West Java highlighting Bekasi City.svg
|wakilwalikotalink=Daftar Wakil Wali Kota Bekasi
|koordinat = {{coord|-6.2367416|106.9990428|display=inline,title}}
|nama wakil walikota = [[Ahmad syekhu]]
|pushpin_map = Indonesia Jawa Barat#Indonesia
|area_rank = 31
|pushpin_label = Kota Bekasi
|luasref =
|pushpin_label_position = bottom
|luas = 510,49
|provinsi = [[Jawa Barat]]
|luasdaratan = 504,6
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1997|03|10}} (Tanggal resmi dari Pemkot Bekasi)
|luasperairan = 3,8
|dasar hukum = UU Nomor 9 Tahun 1996<ref name="UU"/>
|persenperairan = 2,8%
|tanggal = [[20 April]] [[1982]] (sebagai Kota Administratif Bekasi) <ref name="UU"/>
|luascat =
|kepala daerah = Daftar Wali Kota Bekasi{{!}}Wali Kota
|elevation_m =
|nama walikota = [[Raden Gani Muhamad]] (Pj.)
|population_rank = 6
|nama wakil walikota = ''Lowong''
|pendudukref = <ref name="penduduk">{{cite web|last= |first= |title = Population Census 2010 Province West Java |publisher= BPS |date= |url= http://www.bps.go.id/aboutus.php?sp=0&kota=32 |accessdate= 2012-02-29}}</ref>
|sekretaris daerah = Junaedi
|penduduk = 2431480
|ketua DPRD =
|population_density_rank = 10
|area_rank = 21
|penduduktahun = 2018
|luasref =
|suku = [[Suku Betawi|Betawi]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
|luas = 207,00
|agama = [[Islam]], [[Kristen]], [[Katolik]], [[Hindu]], [[Buddha]], [[Kong hu cu]]
|luasdaratan = 204,6
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Betawi|Betawi]], [[Bahasa Sunda|Sunda]]
|luasperairan = 2,4
|zona = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|persenperairan=
|zona_utc = +7
|kecamatan = 12
|luascat =
|kelurahan = 56
|elevation_m =
|penduduk = 2513669
|area_code = 021
|penduduktahun = 31 Desember [[2023]]
|nomor_polisi = B
|kepadatan = auto
|web = {{URL|https://www.bekasikota.go.id/}}
|population_rank = 3
|ref =
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|88,73% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 10,20% [[Kekristenan]]
** 7,63% [[Protestan]]
** 2,58% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,88% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,16% [[Hindu]] |0,03% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Betawi|Betawi]]
|IPM = {{increase}} 82,46 ([[2022]])<br>{{fontcolor|blue|sangat tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=19 Oktober 2023}}</ref>
|zona = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|kecamatan = 12
|kelurahan = 56
|area_code = 021
|SNI = BKS
|nomor_polisi = B ''xxxx'' K**
|dau = Rp 1.282.106.240.000 (2019)
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2019|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2019)|accessdate=09 Februari 2022}}</ref>
|semboyan = Maju, sejahtera, ihsan
|web = {{URL|https://www.bekasikota.go.id/}}
|catatankaki = {{notelist}}
}}
}}


'''Kota Bekasi''' ([[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: ᮘᮨᮊᮞᮤ; [[Aksara Pegon]]: بکاسى) adalah salah satu [[kota (Indonesia)|kota]] di [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini berbatasan langsung dengan [[DKI Jakarta]] dari arah barat. Pada akhir tahun [[2023]], jumlah penduduk kota Bekasi berjumlah 2.513.669 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=13 Maret 2024|format=Visual}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://bekasikota.bps.go.id/publication/2020/04/28/b3c9a8f66a47b925b30b81c8/kota-bekasi-dalam-angka-2020.html|title=Kota Bekasi Dalam Angka 2020|date=09 Februari 2022|publisher=Badan Pusat Statistik Kota Bekasi|access-date=2021-02-05}}</ref>
'''Planet Bekasi''' merupakan salah satu [[Negara]] yang terdapat di provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]] Nama Bekasi berasal dari kata ''bagasasi'' yang artinya sama dengan ''candrabaga'' yang tertulis di dalam [[Prasasti Tugu]] era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini Kota ini merupakan bagian dari megapolitan [[Bekasi Raya]] dan menjadi [[Planet satelit]] dengan jumlah penduduk terbanyak se-[[Alam semesta]] Saat ini Planet Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri,<ref>{{cite book|last=McGee|first=T.G.|coauthors=Robinson, I.M.,|title=The mega-urban regions of Southeast Asia|year=1996|publisher=UBC Press|id=ISBN 0-7748-0548-X }}</ref> kota bekasi juga dijuluki sebagai Kota Patriot dan/ Kota Pejuang.


Kota Bekasi merupakan bagian dari [[kawasan metropolitan]] [[Jakarta Raya]]{{efn|atau diakronimkan menjadi [[Jabodetabekpunjur]],}} dan menjadi [[Kota satelit]] dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra [[industri]].<ref>{{cite book|last=McGee|first=T.G.|coauthors=Robinson, I.M.,|title=The mega-urban regions of Southeast Asia|year=1996|publisher=UBC Press|id=ISBN 0-7748-0548-X }}</ref>
== Geografi ==
=== Batas Wilayah ===
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:
{{Batas_USBT
|utara =
Kabupaten Bekasi
|selatan =
Kabupaten Bogor dan Kota Depok
|barat =
Provinsi DKI Jakarta
|timur =
Kabupaten Bekasi
}}
Letak geografis : 106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’ Lintang Selatan.


=== Topografi ===
== Etimologi ==
Nama Bekasi berasal dari kata ''Bagasasi'' yang artinya sama dengan ''Candrabaga'' yang tertulis di dalam [[Prasasti Tugu]] era [[Kerajaan Tarumanegara]], yaitu nama sungai yang melewati kota ini.
Kondisi Topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m – 81 m di atas permukaan air laut.
• Ketinggian > 25 m : Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede
• Ketinggian 25 – 100 m : Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, Jatiasih


== Sejarah ==
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dahulu sebagai ibu kota [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]]. Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa ([[Jakarta]]), [[Prasasti Pasir Awi|Pasir Awi (Jonggol)]], [[Kota Depok|Depok]], [[Cibinong, Bogor|Cibinong]], [[Kota Bogor|Bogor]], hingga ke wilayah [[Kabupaten Purbalingga|Purwalingga]].


Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai ibu kota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669–723 M) pendiri [[Kerajaan Sunda]] dan seterusnya menurunkan Raja-raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567–1579 M).
=== Jenis Tanah dan Geologi ===
Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yaitu:
• Bekasi Utara : Struktur Aluvium
• Bekasi Timur : Struktur Miocene Sedimentary Facies


Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Di antaranya dengan ditemukannya 4 prasasti yang dikenal dengan nama [[Prasasti Kebantenan]]. Keempat prasasti ini merupakan keputusan dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jaya Dewa) yang ditulis dalam 5 lembar lempeng tembaga.
Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas JNG-A (106o 55’ 8,687” BT; 06o 20’54,051”) dan Sumur JNGB (106o 55’ 21,155” BT; 06o 21’ 10,498”)


Sejak abad ke-5 Masehi pada masa [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]], abad ke-8 [[Kerajaan Galuh]], dan [[Kerajaan pajajaran|Kerajaan Pajajaran]] pada abad ke-14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara [[Pelabuhan Sunda Kelapa]] (Jakarta).
=== Hidrologi dan Klimatologi ===
Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:
1. Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai.


=== Sejarah Sebelum Tahun 1949 ===
Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 (tiga) sungai utama yaitu Sungai Cakung, Sungai Bekasi dan Sungai Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.
Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari zaman ke zaman, sejak zaman [[Hindia Belanda]], pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan, dan zaman Republik Indonesia. Di zaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan [[Kawedanan|Kewedanaan]] (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih dikuasai oleh para tuan tanah keturunan [[Tionghoa]].{{butuh rujukan}}


Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama [[Batavia]] diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.
Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi sungai/kali Bekasi dan beberapa sungai/kali kecil serta saluran irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (kota dan kabupaten) dan wilayah DKI Jakarta. Kondisi air permukaan kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).


Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi [[Kabupaten]], Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi [[Kecamatan]], dan Kun menjadi [[Desa]] atau [[Kelurahan]]. Saat itu ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).
2. Air Tanah
Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA Bantargebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.


Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia en Omelanden. Sementara, batas Pondok Gede, Kali Bekasi, dan Serangbaroe ke Selatan yaitu wilayah Kranggan (Jatisampurna), Awirangan, Setu, hingga [[Cibarusah, Bekasi|Tjibaroesa]] [[Kabupaten Bogor|Buitenzorg (Bogor)]] menjadi bagian dari [[Negara Pasundan]]. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah [[Kabupaten Karawang]], sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad van Nederlandsch Indie 1948 No.178 [[Negara Pasundan]].<ref>{{Cite news|url=https://mediaindonesia.com/megapolitan/469101/dpr-dan-kemendagri-didesak-realisasikan-kabupaten-bogor-timur|title=DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur|last=mediaindonesia.com|newspaper=mediaindonesia.com|access-date=2022-07-27|archive-date=2022-06-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220629095828/https://mediaindonesia.com/megapolitan/469101/dpr-dan-kemendagri-didesak-realisasikan-kabupaten-bogor-timur|dead-url=no}}</ref>
Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban yang rendah. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri/perdagangan dan permukiman. Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 24 – 33&nbsp;°C.


=== Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi ===
=== Pemukiman ===
Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di Alun-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut:
Jumlah Penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,2 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Rawa Lumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, Bekasi Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati.<ref>{{Cite web}}</ref>


''"Rakyat Bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi [[Kabupaten Bekasi]]. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia."''
Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.<ref name="cipta">ciptakarya.pu.go.id [http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jabar/bekasi.pdf Profil Kota Bekasi]</ref>


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan, dan wilayah pelimpahan dari [[Kawedanan Jonggol|Kawedanan Jonggol (Tjibaroesa)]], [[Kabupaten Bogor|Buitenzorg]] yaitu: [[Cibarusah, Bekasi|Kecamatan Cibarusah]], [[Serang Baru, Bekasi|Kecamatan Serang Baru]], Desa Kranggan (Sekarang [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]]), serta sebagian [[Setu, Bekasi|Kecamatan Setu]]. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "''SWATANTRA WIBAWA MUKTI''".
== Sejarah ==
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.


Kewedanannya sendiri adalah:
Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).
# Kewedanan Bekasi
#* Kecamatan Bekasi terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Babelan terdiri atas 6 desa
#* Kecamatan Cilincing terdiri atas 3 desa
#* Kecamatan Pondok Gede terdiri atas 7 desa
# Kewedanan Tambun
#* Kecamatan Tambun terdiri atas 8 desa
#* Kecamatan Setu terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Cibitung terdiri atas 7 desa
# Kewedanan Cikarang
#* Kecamatan Cikarang terdiri atas 7 desa
#* Kecamatan Lemababang terdiri atas 8 desa
#* Kecamatan Cibarusah terdiri atas 11 desa
# Kewedanan Serengseng
#* Kecamatan Sukatani terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Pebayuran terdiri atas 6 desa
#* Kecamatan Cabangbungin terdiri atas 5 desa


Pada tahun 1960 Kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi (Jalan Ir H. Juanda, Kota Bekasi). Kemudian pada tahun 1982, saat bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jalan Ahmad Yani No.1, Kabupaten Bekasi. Hal ini dilakukan karena perkembangan Bekasi yang sangat pesat sehingga bahkan dibentuk Kota Administratif Bekasi.
=== Sejarah Sebelum Tahun 1949 ===
Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.


Kota Administratif Bekasi sendiri dibentuk pada tahun 1981 dari Kecamatan Bekasi (16 kelurahan dan 8 desa) dan sebagian dari Kecamatan Tambun (2 kelurahan, serta sebagian dari 2 desa) dengan 4 kecamatan yang terbagi ke 18 kelurahan dan 8 desa melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48 tahun 1981.
Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).


Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono dari tahun 1982 hingga 1988. Tahun 1988 Wali kota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi dari tahun 1988 hingga 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR dari tahun 1991 hingga 1997.
Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.


Pada perkembangannya, Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang makin tinggi. Dengan begitu status Kota Administratif Bekasi kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 yang menambahkan tiga kecamatan, yakni kecamatan Pondokgede, Jatiasih, dan Bantargebang.<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=14 Februari 2022|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
=== Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi ===

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alun-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :
Selanjutnya dengan terjadinya reformasi, penambahan kecamatan dan kelurahan dilakukan melalui peraturan daerah. Yang pertama adalah Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2000 terkait pembentukan Kecamatan Jatisampurna dari Pondokgede, yang dilanjutkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Bekasi<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=382 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230422164225/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=382 |dead-url=no }}</ref> mengatur pembentukan dua kecamatan baru, yakni: Rawalumbu dari Bekasi Timur; dan Medan Satria dari Bekasi Barat. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2000 adalah 10 Kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 35 Kelurahan dan 17 Desa.

Perda Kota Bekasi Nomor 02 Tahun 2002<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=107 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230426194859/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=107 |dead-url=no }}</ref> tentang Penetapan Kelurahan mengatur bahwa seluruh desa yang ada di Kota Bekasi berubah status menjadi kelurahan. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2002 menjadi 10 Kecamatan dan 52 Kelurahan.

Kemudian pada tahun 2004, muncul lagi Perda Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2004<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=124 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230426061213/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=124 |dead-url=no }}</ref> yang mengubah Perda Nomor 14 Tahun 2000. Perda ini membentuk 2 Kecamatan; Mustika Jaya dari Bantargebang; dan Pondok Melati dari Jatisampurna dan Pondokgede; serta menambah kelurahan baru. Hal ini menyebabkan pembagian adminisitratif Kota Bekasi menjadi seperti sekarang ini, dengan 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan.

== Geografi ==
=== Batas Wilayah ===
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49&nbsp;km², dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:
{{Batas_USBT
|utara =
[[Kabupaten Bekasi]]
|selatan =
[[Kabupaten Bogor]] dan [[Kota Depok]]
|barat =
[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Provinsi DKI Jakarta]]
|timur =
[[Kabupaten Bekasi]]
}}

=== Topografi ===
Kondisi topografi Kota Bekasi dengan kemiringan antara 0–2 % dan terletak pada ketinggian antara 11–81 m di atas permukaan air laut.
# Ketinggian ≥ 25 m: [[Medan Satria, Bekasi|Kecamatan Medan Satria]], [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]], [[Bekasi Selatan, Bekasi|Kecamatan Bekasi Selatan]], [[Bekasi Timur, Bekasi|Kecamatan Bekasi Timur]], dan [[Pondok Gede, Bekasi|Kecamatan Pondok Gede]].
# Ketinggian 25–100 m: [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]], [[Mustika Jaya, Bekasi|Kecamatan Mustika Jaya]], [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]], dan [[Jati Asih, Bekasi|Kecamatan Jati Asih]].

Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bekasi Timur, [[Rawalumbu, Bekasi|Kecamatan Rawalumbu]], Kecamatan Bekasi Selatan, [[Bekasi Barat, Bekasi|Kecamatan Bekasi Barat]], dan [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]].

=== Hidrologi ===
Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:

==== Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai ====

Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu [[Sungai Cakung]], [[Kali Bekasi]], dan [[Kali Sunter]], beserta anak-anak sungainya. Kali Bekasi berhulu di [[Tempuran sungai|pertemuan dua sungai]] yaitu [[Sungai Cikeas]] dan [[Sungai Cileungsi]] yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.

Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi Kali Bekasi dan beberapa sungai atau kali kecil, serta [[Saluran Irigasi Tarum Barat]] yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (Kota dan Kabupaten) dan wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi air permukaan Kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).{{cn}}

==== Air Tanah ====


Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar [[Tempat Pembuangan Akhir|TPA]] Bantar Gebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.{{cn}}
Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.


=== Iklim ===
Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".
Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada [[iklim muson tropis]] (''Am'') dengan tingkat kelembapan yang tinggi yakni sebesar ±78%. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri atau perdagangan dan permukiman. Suhu udara harian diperkirakan berkisar antara 24&nbsp;°C–33&nbsp;°C. Oleh karena wilayahnya yang beriklim muson tropis, Kota Bekasi mengalami dua musim, yaitu [[musim hujan|musim penghujan]] dan [[musim kemarau]].


Musim kemarau di Kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara yang bersifat kering berembus sejak awal bulan [[Mei]] hingga bulan [[September]] dengan bulan terkering yaitu bulan [[Agustus]]. Sementara itu, musim penghujan di kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah & lembap dan biasanya bertiup pada bulan [[November]] hingga bulan [[Maret]] dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan [[Januari]] yang curah hujan bulanannya lebih dari 300&nbsp;mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Bekasi berada pada angka 1.600–2.000 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan ≥130 hari hujan.
Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa


{{Bekasi weatherbox}}
Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Wali kota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 - 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997)


=== Permukiman ===
Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).
Jumlah penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,4 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu [[Pondok Gede, Bekasi|Kecamatan Pondok Gede]], [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]], [[Jati Asih, Bekasi|Kecamatan Jati Asih]], [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]], [[Bekasi Timur, Bekasi|Kecamatan Bekasi Timur]], [[Rawalumbu, Bekasi|Kecamatan Rawa Lumbu]], [[Bekasi Selatan, Bekasi|Kecamatan Bekasi Selatan]], [[Bekasi Barat, Bekasi|Kecamatan Bekasi Barat]], [[Medan Satria, Bekasi|Kecamatan Medan Satria]], [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]], [[Mustika Jaya, Bekasi|Kecamatan Mustika Jaya]], dan [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]].


Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.
Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Wali kota dan Wakil Wali kota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 - 2008).


== Pemerintahan ==
== Pemerintahan ==
=== Daftar Wali Kota ===
=== Daftar Wali kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Bekasi}}
{{utama|Daftar Wali Kota Bekasi}}
{{:Daftar Wali Kota Bekasi}}
{{:Daftar Wali Kota Bekasi}}
Baris 128: Baris 184:
=== Dewan Perwakilan ===
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi}}
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi}}


=== Kecamatan ===
Pada tanggal [[16 Desember]] [[2012]], diselenggarakan [[pemilihan kepala daerah di Indonesia|pilkada]] untuk memilih wali kota beserta wakilnya, yang diikuti oleh lima pasang calon. Pada pilkada tersebut terpilih pasangan [[Rahmat Effendi]] dan [[Ahmad Syaikhu]], yang akan menjabat pada periode 2013-2018. Pasangan ini didukung oleh empat partai politik yakni Partai Golkar, PKS, PKB, dan Partai Hanura.
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi}}

== Demografi ==
=== Penduduk ===
Berdasarkan sensus tahun 2010, [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]] merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]] dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.<ref>poskota.co.id [http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/09/01/bekasi-utara-terpadat-penduduknya-di-kota-bekasi Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211023070906/https://poskota.co.id/berita-terkini/2011/09/01/bekasi-utara-terpadat-penduduknya-di-kota-bekasi |date=2021-10-23 }}</ref>

Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar. Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxy City.

Selain itu pengembang [[Summarecon Agung]] juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]]. Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.

=== Suku bangsa ===
Penduduk Kota Bekasi termasuk kota yang beragam suku bangsa. Berdasarkan data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000]], sebagian besar penduduk Kota Bekasi adalah orang [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Betawi|Betawi]], dan suku aslinya [[Suku Sunda|Sunda]]. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku [[Suku Batak|Batak]] dan [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]. Suku Jawa menempati urutan pertama sebagai suku terbanyak di kota ini. Keberagaman suku bangsa di Kota Bekasi memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat Kota Bekasi. Berikut adalah besaran penduduk Kota Bekasi berdasarkan suku bangsa pada [[Sensus Penduduk Indonesia 2000|Sensus Penduduk tahun 2000]];<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|title=Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000|date=1 November 2001|website=www.jabar.bps.go.id|format=pdf|pages=72|accessdate=10 Mei 2022|archive-date=2023-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230119175828/https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|dead-url=no}}</ref> Penduduk Kota Bekasi merupakan gambaran dari keragaman suku bangsa yang khas bagi Indonesia. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, komposisi suku bangsa di Kota Bekasi menunjukkan variasi yang signifikan.


{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
Berdasarkan Pemilu Legislatif 2014, anggota DPRD Kota Bekasi periode 2014-2019 berjumlah 50 orang yang didominasi oleh [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI Perjuangan]] (12 kursi), [[Partai Golongan Karya|Partai Golkar]] (8 kursi), dan [[PKS]] (7 kursi).
! style="background:#E0F0FF;" |No
{| class="wikitable" style="float:right;margin:0 0 0.5em 1em;font-size:90%"
!colspan="2" style="background:#DCDCDC;" | [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi|DPRD Kota Bekasi]] <br /> 2014-2019
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah [[2000]]
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
|-
! style="text-align: left;" | 1
! Partai
! style="text-align: left;" | [[Suku Jawa|Jawa]]
! Kursi
! style="text-align: right;" | 523.740
! style="text-align: right;" | 31,60%
|-
|-
| 2
| [[Berkas:PDIPLogo.png|25px|Lambang PDI-P]] [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]]
| [[Suku Betawi|Betawi]]
| align="center"| 12
| style="text-align: right;" | 473.309
| style="text-align: right;" | 28,56%
|-
|-
| 3
| [[Berkas:Logo GOLKAR.jpg|25px|Lambang Partai Golkar]] [[Partai Golongan Karya|Partai Golkar]]
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| align="center"| 8
| style="text-align: right;" | 337.016
| style="text-align: right;" | 20,34%
|-
|-
| 4
| [[Berkas:Contoh Logo Baru PKS.jpg|25px|Lambang PKS]] [[PKS]]
| [[Suku Batak|Batak]]
| align="center"| 7
| style="text-align: right;" | 78.149
| style="text-align: right;" | 4,71%
|-
|-
| 5
| [[Berkas:Gerindra.jpg|25px|Lambang Partai Gerindra]] [[Partai Gerakan Indonesia Raya|Partai Gerindra]]
| [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
| align="center"| 6
| style="text-align: right;" | 50.779
| style="text-align: right;" | 3,06%
|-
|-
| 6
| [[Berkas:PPP.gif|25px|Lambang PPP]] [[PPP]]
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| align="center"| 4
| style="text-align: right;" | 13.476
| style="text-align: right;" | 0,81%
|-
|-
| 7
| [[Berkas:DEMOKRAT.gif|25px|Lambang Partai Demokrat]] [[Partai Demokrat]]
| [[Suku Cirebon|Cirebon]]
| align="center"| 4
| style="text-align: right;" | 4.622
| style="text-align: right;" | 0,28%
|-
|-
| 8
| [[Berkas:HANURA.jpg|25px|Lambang Partai Hanura]] [[Partai Hati Nurani Rakyat|Partai Hanura]]
| ''Suku lainnya''
| align="center"| 4
| style="text-align: right;" | 176.421
| style="text-align: right;" | 10,64%
|-
|-
! colspan="2"|Kota Bekasi
| [[Berkas:Partai Amanat Nasional.svg|25px|Lambang PAN]] [[Partai Amanat Nasional|PAN]]
! style="text-align: right;" | 1.657.512
| align="center"| 4
! style="text-align: right;" | 100%
|-
| [[Berkas:Pkb.jpg|25px|Lambang PKB]] [[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]]
| align="center"| 1
|-
! '''Total'''
! 50
|-
|-
|}
|}

=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi}}
Kecamatan di Kota Bekasi adalah:
* [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantar Gebang]]
* [[Bekasi Barat, Bekasi|Bekasi Barat]]
* [[Bekasi Selatan, Bekasi|Bekasi Selatan]]
* [[Bekasi Timur, Bekasi|Bekasi Timur]]
* [[Bekasi Utara, Bekasi|Bekasi Utara]]
* [[Jati Asih, Bekasi|Jatiasih]]
* [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]]
* [[Medan Satria, Bekasi|Medan Satria]]
* [[Mustika Jaya, Bekasi|Mustika Jaya]]
* [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]]
* [[Pondok Melati, Bekasi|Pondok Melati]]
* [[Rawa Lumbu, Bekasi|Rawalumbu]]

== Kependudukan ==
Berdasarkan sensus tahun 2010, kecamatan [[Bekasi Utara, Bekasi|Bekasi Utara]] merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan kecamatan [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantar Gebang]] dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.<ref>poskota.co.id [http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/09/01/bekasi-utara-terpadat-penduduknya-di-kota-bekasi Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi]</ref> Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan [[Sekolah menengah atas|SMA]] atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar.<ref>bekasikota.bps.go.id [http://bekasikota.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=81&Itemid=63 Statistik Tenagakerja]</ref>

Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxi City. Selain itu pengembang [[Summarecon Agung]] juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di kecamatan [[Bekasi Utara, Bekasi|Bekasi Utara]].<ref>{{cite news|url = http://www.kapanlagi.com/h/0000227016.html|title = Summarecon Investasi Rp5 Triliun Bangun Kota Mandiri Bekasi|work =|publisher = www.kapanlagi.com|pages =|page =|date = 8 Mei 2008|accessdate =|quote =}}</ref> Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.


== Ekonomi ==
== Ekonomi ==
{| class="wikitable" style="float:right;margin:0 0 0.5em 1em;font-size:90%"
{| class="wikitable" style="float:right;margin:0 0 0.5em 1em;font-size:90%"
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Tahun
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Tahun
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Jumlah penduduk
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Jumlah penduduk
|-
|[[2006]] || align="right" | 1.773.470
|-
|[[2008]] || align="right" | 1.800.746
|-
|[[2010]] || align="right" | 2.336.489
|-
|-
|2006 || align="right" | 1.773.470
|[[2011]]
|2.422.922
|-
|-
|2010 || align="right" | 2.336.489
|[[2012]]
|2.523.032
|-
|-
|2020 || align="right" | 3.431.480
|[[2013]]
|2.592.819
|-
|-
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Sejarah kependudukan kota Bekasi<br />'''Sumber:'''<ref name="BPS">{{cite news|url = http://bekasikota.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=93&Itemid=83|title = Statistik Kependudukan|work =|publisher = BPS kota Bekasi|pages =|page =|date = 10 April 2010|accessdate =|quote =}}</ref>
| colspan="2" style="text-align:center;font-size:90%;" |<small>Sejarah Kependudukan Kota Bekasi
|}
|}


Ekonomi Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3&nbsp;km dari alun-alun kota hingga [[terminal]] Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.
Ekonomi Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang Jalan Ir H. Juanda yang membujur sepanjang 3&nbsp;km dari alun-alun kota hingga [[Terminal Bekasi]]. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.


Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa [[mal]] serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K. H. Noer Ali ([[Kalimalang]]), [[Kranji, Bekasi Barat, Bekasi|Kranji]], dan Kota Harapan Indah.
Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jalan Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mall serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga Jalan K.H. Noer Ali, [[Kranji, Bekasi Barat, Bekasi|Kranji]], dan Kota Harapan Indah.


Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang tinggi membuat Kota Bekasi kini memiliki banyak pusat perbelanjaan modern meliputi [[Grand Mall Bekasi]], [[Grand Galaxy Park]], [[Summarecon Mal Bekasi]], [[Grand Metropolitan Mall]]
Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama.<ref>{{cite book|last=Setyawan|first=T.B.|authorlink=|coauthors=Oong A.|editor=|others=|title= Prospek ekonomi kota Bekasi|origdate=|origyear=|origmonth=|url=|format=|accessdate=|accessyear=|accessmonth=|edition=|date=|year=2002|month=|publisher=Lembaga Pemantau Reformasi|location=|language=|id=|doi =|pages=|chapter=|chapterurl=|quote = }}</ref> Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan [[Rawa Lumbu, Bekasi|Rawa Lumbu]] dan [[Medan Satria, Bekasi|Medan Satria]].


Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama. Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan [[Rawa Lumbu, Bekasi|Rawa Lumbu]] dan [[Medan Satria, Bekasi|Medan Satria]].
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun [[2004]] ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari [[Jawa Barat]] (4,77%) tetapi di bawah LPE [[Indonesia]] yang mencapai 5,50%. Pada tahun [[2005]] dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun [[2006]], LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.<ref>[http://www.siidkotabekasi.com/kota-bekasi/perekonomian-daerah/laju-pertumbuhan-ekonomi/pertumbuhan-ekonomi.html Pertumbuhan Eknomi Kota Bekasi 2004-2006 di situs Sistem Investasi Daerah Kota Bekasi]</ref>


Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%.
== Pariwisata ==

Bekasi menjadi salah satu kota wisata di [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]], objek wisata di Bekasi.<ref name="asalusul">Zaenuddin H.M., Asal usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe. Cetakan I: Oktober 2013. ISBN 978-602-1139-30-1. hal. 77-83</ref> antara lain:
Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.<ref>{{Cite web |url=http://www.siidkotabekasi.com/kota-bekasi/perekonomian-daerah/laju-pertumbuhan-ekonomi/pertumbuhan-ekonomi.html |title=Pertumbuhan Eknomi Kota Bekasi 2004-2006 di situs Sistem Investasi Daerah Kota Bekasi |access-date=2013-10-14 |archive-date=2013-10-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131022010948/http://www.siidkotabekasi.com/kota-bekasi/perekonomian-daerah/laju-pertumbuhan-ekonomi/pertumbuhan-ekonomi.html |dead-url=yes }}</ref>
# Taman Buaya Indonesia Jaya di Jl. Suka Ragam, Serang, Cikarang, Bekasi. Tempat ini dibuka untuk umum pada hari minggu saja.
# Pantai Muara Beting dan Muara Gembong. Kedua pantai ini menawarkan keindahan alam dan pesona pantai yang menawan. Di tepi pantai banyak tumbuh hutan bakau yang dikembangkan oleh pemerintah setempat menjadi objek wisata.
# Pantai Muara Bendera terletak di Kecamatan Gembong.
# Situ Gede merupakan objek wisata berupa danau yang indah dengan suasana asri.
# Saung Ranggon, rumah tradisional kuno yang telah dibangun sejak abad ke-16, terletak di di desa Cikedokan, Cikarang Barat. Di dalamnya terdapat [[Museum Pusaka|benda pusaka]] yang setiap bulan ''maulud'' selalu dilakukan upacara pencucian pusaka<ref name=asalusul/>.
# eks Pabrik Gula Cibarusah, sebuah objek wisata bersejarah setelah dijadikan objek wisata pada tahun [[2001]] setelah ditutup akibat [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi 1997]] dan dahulu [[daftar pabrik gula di Indonesia|pabrik gula]] ini dibuka sejak tahun [[1905]] di [[Cibarusah, Bekasi]] dan jalur [[rel]] ini dibangun yang terhubung dari [[Stasiun Cibarusah]] yang dibangun pada tahun [[1934]] oleh ''[[Staatsspoorwegen|Staats Spoorwegen]]'' (SS). {{butuh rujukan}}


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
Kota Bekasi memiliki sekitar 3.110 sekolah, 62.852 siswa dan 2.260 guru.
Saat ini terdapat 3110 sekolah, 62852 siswa dan 2260 guru yang terdaftar di seluruh kota Bekasi dan daerah sekitarnya<ref>[http://bekasikota.siap.web.id/ Situs Dinas Pendidikan Kota Bekasi]</ref><ref>[http://bekasikota.siap.web.id/data-sekolah/data-daftar/ Daftar Sekolah pada Situs Dinas Pendidikan Kota Bekasi]</ref>.
=== Perguruan Tinggi ===
Di Kota Bekasi terdapat 26 [[Sekolah menengah atas|SMA]] yang terdiri atas 22 [[Sekolah menengah atas|SMA]] Negeri, 2 [[Madrasah aliyah|Madrasah Aliyah]] Negeri dan 2 SMALB Negeri dan 15 SMK yang dikelola oleh [[Dinas Pendidikan]] Kota Bekasi.
{{col|3}}
{| class="wikitable"
* [[Universitas Trisakti|Universitas Trisakti Bekasi]]
* [[Universitas Gunadarma]] (Kampus Bekasi)
* [[Universitas Mercu Buana Jakarta|Universitas Mercu Buana]] (Kampus Bekasi)
* [[Universitas Esa Unggul]] (Kampus Bekasi)
* [[Universitas Muhammadiyah Jakarta]] (Kampus Bekasi)
* [[Universitas Islam 45 Bekasi]]
* [[Universitas Bhayangkara]] (Kampus II Bekasi)
* [[Universitas Satya Negara Indonesia]] (Kampus B Bekasi)
* [[Universitas Krisnadwipayana|Universitas Krisnadwipayana Bekasi]]
* [[Universitas Islam As-Syafiiyah]]
* [[Universitas Bina Nusantara|Universitas Bina Nusantara Bekasi]]
* [[Bina Sarana Informatika|Universitas Bina Sarana Informatika Bekasi]]
* Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Bani Saleh (STMIK Bani Saleh)
* Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Bina Insani (STMIK Bina Insani)
* Sekolah Tinggi Bahasa Asing Jepang Indonesia Amerika (STBA JIA)
* Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia (STIKES Medistra Indonesia)
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mulia Pratama (STIE Mulia Pratama)
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Bhakti (STIE Tri Bhakti)
* Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta Bekasi (STTJ Bekasi)
* Politeknik Lp3i Jakarta Kampus Bekasi (lp3ijkt.ac.id)
{{EndDiv}}

== Kesehatan ==
=== Rumah Sakit ===
{{utama|Daftar Rumah Sakit di Kota Bekasi}}

=== Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) ===
{{col|4}}
* Puskesmas Aren Jaya
* Puskesmas Bantar Gebang
* Puskesmas Bintara
* Puskesmas Bojong Rawalumbu
* Puskesmas Jakamulya
* Puskesmas Jati Asih
* Puskesmas Jati Bening
* Puskesmas Jati Luhur
* Puskesmas Jati Makmur
* Puskesmas Jati Rahayu
* Puskesmas Jati Sampurna
* Puskesmas Jati Warna
* Puskesmas Kaliabang Tengah
* Puskesmas Karang Kitri
* Puskesmas Kota Baru
* Puskesmas Margajaya
* Puskesmas Margamulya
* Puskesmas Mustika Jaya
* Puskesmas Pejuang
* Puskesmas Pekayon Jaya
* Puskesmas Pengasinan
* Puskesmas Perumnas II
* Puskesmas Pondok Gede
* Puskesmas Rawa Tembaga
* Puskesmas Seroja
{{EndDiv}}

== Transportasi ==
*[[Kereta Api Indonesia|Kereta Api Indonesia (KAI)]]
** [[KAI Commuter]]
*** {{rint|jakarta|blue}} [[Commuter Line Cikarang]]
** [[LRT Jabodebek]]
*** {{rint|jakarta|l3}} [[Lin Bekasi (LRT Jabodebek)|Lin Bekasi]]
* [[Transjakarta]]
** B11: [[Summarecon Mall Bekasi]]–[[Halte Transjakarta Cawang|Halte BRT Cawang]] (via Jalan Ahmad Yani)
** B13: Summarecon Mall Bekasi–[[Terminal Blok M]] (via Jalan Ahmad Yani)
** B14: Summarecon Mall Bekasi–[[Stasiun LRT Setiabudi]] (via Jalan Ahmad Yani)
** B21: Terminal Bekasi–Halte BRT Cawang (via Jalan Ir. H. Juanda–Jalan H. Mulyadi Joyomartono)
** 2B: Pasar Modern Harapan Indah–[[Halte Transjakarta Perintis Kemerdekaan|Perintis Kemerdekaan]] (via Jalan Raya Bekasi)
** JAK 40 (Mikrotrans): Pasar Modern Harapan Indah–[[Terminal Pulo Gebang]]
** JAK 84 (Mikrotrans): Apartemen Gateway Park–Terminal Kampung Melayu
** JAK 85 (Mikrotrans): Pasar Bintara–Cipinang Indah Mall
* [[Perum DAMRI]]
** JA Connexion
*** Terminal Kayuringin–[[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]]
*** Terminal Bekasi–Bandara Internasional Soekarno–Hatta
** JR Connexion
*** Mega City Bekasi–[[Balai Kota DKI Jakarta]]
*** Mega City Bekasi–[[Plaza Senayan]]
*** Mega City Bekasi–[[Central Park Jakarta]]
*** Grand Dhika Jatiwarna–Balai Kota DKI Jakarta
*** Grand Dhika Jatiwarna–Plaza Senayan
*** Grand Dhika Jatiwarna–[[Mal Ciputra Jakarta]]
*** Grand Dhika Jatiwarna–Lotte Mall Jakarta
*** Grand Dhika Jatiwarna–[[Gandaria City]]
*** Rukan Kemang Pratama–[[Stasiun Gambir]]
* Bus Biskita [[Trans Patriot]]
** Koridor 1 : Summarecon Mall Bekasi–Pasar Alam Vida

==== Stasiun kereta api ====
Kota Bekasi memiliki 1 stasiun utama, 3 stasiun [[KRL Commuter Line]], dan empat stasiun [[LRT Jabodebek]]. [[Stasiun Bekasi]] adalah stasiun kereta api utama di Kota Bekasi dan sekitarnya terutama bagi layanan kereta api antarkota dan [[KRL Commuter Line]]. Stasiun kereta api lainnya di kota tersebut, diantaranya stasiun {{sta|Kranji}} dan {{sta|Bekasi Timur}} yang melayani [[KRL Commuter Line Cikarang]], sedangkan stasiun angkutan massal yang melayani layanan lintas rel terpadu [[Lin Bekasi (LRT Jabodebek)|Lin Bekasi]] adalah stasiun [[Stasiun LRT Jati Bening Baru|Jati Bening Baru]], [[Stasiun LRT Cikunir 1|Cikunir 1]] dan [[Stasiun LRT Cikunir 2|2]], serta [[Stasiun LRT Bekasi Barat|Bekasi Barat]] yang terletak di Jalan Jenderal A. Yani di Kecamatan [[Bekasi Selatan, Bekasi|Bekasi Selatan]].

Kota Bekasi Kedepan Nya Bakal Ada 3 Stasiun [[MRT Jakarta]] Di Masa Depan
Bagian Dari Jalur MRT Cikarang - Balaraja

* Harapan Baru
* Kaliabang
* Medan Satria

==== Ruas jalan tol ====
Kota Bekasi memiliki akses jalan tol menuju ke pusat kota meliputi:
* [[Jalan Tol Jakarta–Cikampek]]
* [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]]
* [[Jalan Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu|Jalan Tol Bekasi–Kampung Melayu]]

== Infrastruktur ==
Untuk melayani warga Bekasi, tersedia bus antarkota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. [[KRL Commuter Line]] jurusan [[Stasiun Bekasi|Bekasi]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] mengangkut warga Bekasi yang bekerja di Jakarta.

Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 12 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani dari [[Terminal Bekasi]] menuju berbagai perumahan di wilayah Kota Bekasi.

Sedangkan becak masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan. Peningkatan jumlah ojek terjadi secara signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Ojek digunakan untuk transportasi jarak dekat (2 – 5&nbsp;km) dan juga di dalam perumahan.

== Catatan ==
{{notelist}}
{{reflist|group="Ket."|2}}

== Referensi ==
{{reflist|30em}}

== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi}}
{{Kelompok templat
|list1 =
{{Kota Bekasi}}
{{Jabodetabek}}
{{Jawa Barat}}
}}

[[Kategori:Kota Bekasi| ]]
[[Kategori:Kota di Jawa Barat|Bekasi]]
[[Kategori:DAS Bekasi]]

== Etimologi ==
Nama Bekasi berasal dari kata ''Bagasasi'' yang artinya sama dengan ''Candrabaga'' yang tertulis di dalam [[Prasasti Tugu]] era [[Kerajaan Tarumanegara]], yaitu nama sungai yang melewati kota ini.

== Sejarah ==
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dahulu sebagai ibu kota [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]]. Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa ([[Jakarta]]), Pasir Awi (Cibarusah), [[Kota Depok|Depok]], [[Cibinong, Bogor|Cibinong]], [[Kota Bogor|Bogor]], hingga ke wilayah [[Kabupaten Purbalingga|Purwalingga]].

Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai ibu kota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669–723 M) pendiri [[Kerajaan Sunda]] dan seterusnya menurunkan Raja-raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567–1579 M).

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Di antaranya dengan ditemukannya 4 prasasti yang dikenal dengan nama [[Prasasti Kebantenan]]. Keempat prasasti ini merupakan keputusan dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jaya Dewa) yang ditulis dalam 5 lembar lempeng tembaga.

Sejak abad ke-5 Masehi pada masa [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]], abad ke-8 [[Kerajaan Galuh]], dan [[Kerajaan pajajaran|Kerajaan Pajajaran]] pada abad ke-14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara [[Pelabuhan Sunda Kelapa]] (Jakarta).
[[Berkas:Kawedanan Tjibaroesa-Cibarusah Tahun 1933 n.jpg|al=Cibarusah |kiri|jmpl|Sebelum kemerdekaan, dimana Wilayah Bekasi Selatan masih menjadi bagian dari kawedanan Tjibaroesa/Cibarusah Buitenzorg/Bogor. Peta ini dibuat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1933. <ref>{{Cite web|title=Instagram|url=https://www.instagram.com/p/CNfLeUHAKbG/?igsh=MTQ5aWNicGhsdGVvNQ==|website=www.instagram.com|access-date=2024-05-29}}</ref>]]

=== Sejarah Sebelum Tahun 1949 ===
Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari zaman ke zaman, sejak zaman [[Hindia Belanda]], pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan, dan zaman Republik Indonesia. Di zaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan [[Kawedanan|Kewedanaan]] (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih dikuasai oleh para tuan tanah keturunan [[Tionghoa]].{{butuh rujukan}}

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama [[Batavia]] diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi [[Kabupaten]], Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi [[Kecamatan]], dan Kun menjadi [[Desa]] atau [[Kelurahan]]. Saat itu ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia en Omelanden. Sementara, batas Pondok Gede, Kali Bekasi, dan Serangbaroe ke Selatan yaitu wilayah Kranggan (Jatisampurna), Awirangan, Setu, hingga sampai Wilayah Tjibaroesa/Cibarusah), [[Kabupaten Bogor|Buitenzorg]] Masuk menjadi bagian dari. [[Negara Pasundan]]. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah [[Kabupaten Karawang]], sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad van Nederlandsch Indie 1948 No.178 [[Negara Pasundan]].<ref>{{Cite news|url=https://mediaindonesia.com/megapolitan/469101/dpr-dan-kemendagri-didesak-realisasikan-kabupaten-bogor-timur|title=DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur|last=mediaindonesia.com|newspaper=mediaindonesia.com|access-date=2022-07-27|archive-date=2022-06-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220629095828/https://mediaindonesia.com/megapolitan/469101/dpr-dan-kemendagri-didesak-realisasikan-kabupaten-bogor-timur|dead-url=no}}</ref>

=== Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi ===
Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di Alun-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut:

''"Rakyat Bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi [[Kabupaten Bekasi]]. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia."''

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan, dan wilayah pelimpahan dari [[Cibarusah, Bekasi|Kawedanan Tjibaroesa]] ([[Kabupaten Bogor|Buitenzorg]]) yaitu: [[Cibarusah, Bekasi|Kecamatan Cibarusah]], [[Serang Baru, Bekasi|Kecamatan Serang Baru]], Desa Kranggan (Sekarang [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]]), serta sebagian [[Setu, Bekasi|Kecamatan Setu]]. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "''SWATANTRA WIBAWA MUKTI''".

Kewedanannya sendiri adalah:
# Kewedanan Bekasi
#* Kecamatan Bekasi terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Babelan terdiri atas 6 desa
#* Kecamatan Cilincing terdiri atas 3 desa
#* Kecamatan Pondok Gede terdiri atas 7 desa
# Kewedanan Tambun
#* Kecamatan Tambun terdiri atas 8 desa
#* Kecamatan Setu terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Cibitung terdiri atas 7 desa
# Kewedanan Cikarang
#* Kecamatan Cikarang terdiri atas 7 desa
#* Kecamatan Lemababang terdiri atas 8 desa
#* Kecamatan Cibarusa terdiri atas 11 desa
# Kewedanan Serengseng
#* Kecamatan Sukatani terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Pebayuran terdiri atas 6 desa
#* Kecamatan Cabangbungin terdiri atas 5 desa

Pada tahun 1960 Kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi (Jalan Ir H. Juanda, Kota Bekasi). Kemudian pada tahun 1982, saat bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jalan Ahmad Yani No.1, Kabupaten Bekasi. Hal ini dilakukan karena perkembangan Bekasi yang sangat pesat sehingga bahkan dibentuk Kota Administratif Bekasi.

Kota Administratif Bekasi sendiri dibentuk pada tahun 1981 dari Kecamatan Bekasi (16 kelurahan dan 8 desa) dan sebagian dari Kecamatan Tambun (2 kelurahan, serta sebagian dari 2 desa) dengan 4 kecamatan yang terbagi ke 18 kelurahan dan 8 desa melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48 tahun 1981.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono dari tahun 1982 hingga 1988. Tahun 1988 Wali kota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi dari tahun 1988 hingga 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR dari tahun 1991 hingga 1997.

Pada perkembangannya, Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang makin tinggi. Dengan begitu status Kota Administratif Bekasi kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 yang menambahkan tiga kecamatan, yakni kecamatan Pondokgede, Jatiasih, dan Bantargebang.<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=14 Februari 2022|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>

Selanjutnya dengan terjadinya reformasi, penambahan kecamatan dan kelurahan dilakukan melalui peraturan daerah. Yang pertama adalah Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2000 terkait pembentukan Kecamatan Jatisampurna dari Pondokgede, yang dilanjutkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Bekasi<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=382 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230422164225/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=382 |dead-url=no }}</ref> mengatur pembentukan dua kecamatan baru, yakni: Rawalumbu dari Bekasi Timur; dan Medan Satria dari Bekasi Barat. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2000 adalah 10 Kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 35 Kelurahan dan 17 Desa.

Perda Kota Bekasi Nomor 02 Tahun 2002<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=107 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230426194859/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=107 |dead-url=no }}</ref> tentang Penetapan Kelurahan mengatur bahwa seluruh desa yang ada di Kota Bekasi berubah status menjadi kelurahan. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2002 menjadi 10 Kecamatan dan 52 Kelurahan.

Kemudian pada tahun 2004, muncul lagi Perda Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2004<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=124 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230426061213/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=124 |dead-url=no }}</ref> yang mengubah Perda Nomor 14 Tahun 2000. Perda ini membentuk 2 Kecamatan; Mustika Jaya dari Bantargebang; dan Pondok Melati dari Jatisampurna dan Pondokgede; serta menambah kelurahan baru. Hal ini menyebabkan pembagian adminisitratif Kota Bekasi menjadi seperti sekarang ini, dengan 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan.

== Geografi ==
=== Batas Wilayah ===
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49&nbsp;km², dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:
{{Batas_USBT
|utara =
[[Kabupaten Bekasi]]
|selatan =
[[Kabupaten Bogor]] dan [[Kota Depok]]
|barat =
[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Provinsi DKI Jakarta]]
|timur =
[[Kabupaten Bekasi]]
}}

=== Topografi ===
Kondisi topografi Kota Bekasi dengan kemiringan antara 0–2 % dan terletak pada ketinggian antara 11–81 m di atas permukaan air laut.
# Ketinggian ≥ 25 m: [[Medan Satria, Bekasi|Kecamatan Medan Satria]], [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]], [[Bekasi Selatan, Bekasi|Kecamatan Bekasi Selatan]], [[Bekasi Timur, Bekasi|Kecamatan Bekasi Timur]], dan [[Pondok Gede, Bekasi|Kecamatan Pondok Gede]].
# Ketinggian 25–100 m: [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]], [[Mustika Jaya, Bekasi|Kecamatan Mustika Jaya]], [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]], dan [[Jati Asih, Bekasi|Kecamatan Jati Asih]].

Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bekasi Timur, [[Rawalumbu, Bekasi|Kecamatan Rawalumbu]], Kecamatan Bekasi Selatan, [[Bekasi Barat, Bekasi|Kecamatan Bekasi Barat]], dan [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]].

=== Hidrologi ===
Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:

==== Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai ====

Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu [[Sungai Cakung]], [[Kali Bekasi]], dan [[Kali Sunter]], beserta anak-anak sungainya. Kali Bekasi berhulu di [[Tempuran sungai|pertemuan dua sungai]] yaitu [[Sungai Cikeas]] dan [[Sungai Cileungsi]] yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.

Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi Kali Bekasi dan beberapa sungai atau kali kecil, serta [[Saluran Irigasi Tarum Barat]] yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (Kota dan Kabupaten) dan wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi air permukaan Kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).{{cn}}

==== Air Tanah ====

Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar [[Tempat Pembuangan Akhir|TPA]] Bantar Gebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.{{cn}}

=== Iklim ===
Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada [[iklim muson tropis]] (''Am'') dengan tingkat kelembapan yang tinggi yakni sebesar ±78%. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri atau perdagangan dan permukiman. Suhu udara harian diperkirakan berkisar antara 24&nbsp;°C–33&nbsp;°C. Oleh karena wilayahnya yang beriklim muson tropis, Kota Bekasi mengalami dua musim, yaitu [[musim hujan|musim penghujan]] dan [[musim kemarau]].

Musim kemarau di Kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara yang bersifat kering berembus sejak awal bulan [[Mei]] hingga bulan [[September]] dengan bulan terkering yaitu bulan [[Agustus]]. Sementara itu, musim penghujan di kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah & lembap dan biasanya bertiup pada bulan [[November]] hingga bulan [[Maret]] dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan [[Januari]] yang curah hujan bulanannya lebih dari 300&nbsp;mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Bekasi berada pada angka 1.600–2.000 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan ≥130 hari hujan.

{{Bekasi weatherbox}}

=== Permukiman ===
Jumlah penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,4 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu [[Pondok Gede, Bekasi|Kecamatan Pondok Gede]], [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]], [[Jati Asih, Bekasi|Kecamatan Jati Asih]], [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]], [[Bekasi Timur, Bekasi|Kecamatan Bekasi Timur]], [[Rawalumbu, Bekasi|Kecamatan Rawa Lumbu]], [[Bekasi Selatan, Bekasi|Kecamatan Bekasi Selatan]], [[Bekasi Barat, Bekasi|Kecamatan Bekasi Barat]], [[Medan Satria, Bekasi|Kecamatan Medan Satria]], [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]], [[Mustika Jaya, Bekasi|Kecamatan Mustika Jaya]], dan [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]].

Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.

== Pemerintahan ==
=== Daftar Wali kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Bekasi}}
{{:Daftar Wali Kota Bekasi}}

=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi}}

=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi}}

== Demografi ==
=== Penduduk ===
Berdasarkan sensus tahun 2010, [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]] merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]] dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.<ref>poskota.co.id [http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/09/01/bekasi-utara-terpadat-penduduknya-di-kota-bekasi Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211023070906/https://poskota.co.id/berita-terkini/2011/09/01/bekasi-utara-terpadat-penduduknya-di-kota-bekasi |date=2021-10-23 }}</ref>

Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar. Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxy City.

Selain itu pengembang [[Summarecon Agung]] juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]]. Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.

=== Suku bangsa ===
Penduduk Kota Bekasi termasuk kota yang beragam suku bangsa. Berdasarkan data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000]], sebagian besar penduduk Kota Bekasi adalah orang [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Betawi|Betawi]], dan suku aslinya [[Suku Sunda|Sunda]]. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku [[Suku Batak|Batak]] dan [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]. Suku Jawa menempati urutan pertama sebagai suku terbanyak di kota ini. Keberagaman suku bangsa di Kota Bekasi memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat Kota Bekasi. Berikut adalah besaran penduduk Kota Bekasi berdasarkan suku bangsa pada [[Sensus Penduduk Indonesia 2000|Sensus Penduduk tahun 2000]];<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|title=Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000|date=1 November 2001|website=www.jabar.bps.go.id|format=pdf|pages=72|accessdate=10 Mei 2022|archive-date=2023-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230119175828/https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|dead-url=no}}</ref> Penduduk Kota Bekasi merupakan gambaran dari keragaman suku bangsa yang khas bagi Indonesia. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, komposisi suku bangsa di Kota Bekasi menunjukkan variasi yang signifikan.

{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah [[2000]]
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
|-
! style="text-align: left;" | 1
! Nama Sekolah
! style="text-align: left;" | [[Suku Jawa|Jawa]]
! Alamat
! style="text-align: right;" | 523.740
! style="text-align: right;" | 31,60%
|-
|-
| 2
| [[SMA Negeri 1 Bekasi|SMA Negeri 1]]
| [[Suku Betawi|Betawi]]
| Jl. K.H Agus Salim No. 181
| style="text-align: right;" | 473.309
| style="text-align: right;" | 28,56%
|-
|-
| 3
| [[SMA Negeri 2 Bekasi|SMA Negeri 2]]
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| Jl. Tangkuban Perahu No.1
| style="text-align: right;" | 337.016
| style="text-align: right;" | 20,34%
|-
|-
| 4
| [[SMA Negeri 3 Bekasi|SMA Negeri 3]]
| [[Jl. Pulo Sirih Raya No. 1]]
| [[Suku Batak|Batak]]
| style="text-align: right;" | 78.149
| style="text-align: right;" | 4,71%
|-
|-
| 5
|[[SMA Negeri 4 Bekasi|SMA Negeri 4]]
| [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
| Jl. Cemara Permai
| style="text-align: right;" | 50.779
| style="text-align: right;" | 3,06%
|-
|-
| 6
|[[SMA Negeri 5 Bekasi|SMA Negeri 5]]
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| Jl. Gamprit Jatiwaringin Asri. Pondok Gede
| style="text-align: right;" | 13.476
| style="text-align: right;" | 0,81%
|-
|-
| 7
|[[SMA Negeri 6 Bekasi|SMA Negeri 6]]
| [[Suku Cirebon|Cirebon]]
| Jl. Asri Lestari Raya Perum. Mitra Lestari
| style="text-align: right;" | 4.622
| style="text-align: right;" | 0,28%
|-
|-
| 8
|[[SMA Negeri 7 Bekasi|SMA Negeri 7]]
| ''Suku lainnya''
| JL. Lingkar Tata Kota
| style="text-align: right;" | 176.421
| style="text-align: right;" | 10,64%
|-
|-
! colspan="2"|Kota Bekasi
|[[SMA Negeri 8 Bekasi|SMA Negeri 8]]
! style="text-align: right;" | 1.657.512
| Jl. Irigasi No. 1 Rt 01/ Rw. 21
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|-
|}
|[[SMA Negeri 9 Bekasi|SMA Negeri 9]]

| Jl. Raya Legenda
== Ekonomi ==
|-
{| class="wikitable" style="float:right;margin:0 0 0.5em 1em;font-size:90%"
|[[SMA Negeri 10 Bekasi|SMA Negeri 10]]
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Tahun
| Jl. Flamboyan Raya Perum. Harapan Indah
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Jumlah penduduk
|-
|[[SMA Negeri 11 Bekasi|SMA Negeri 11]]
| Jl. Wibawa Mukti Kav. AURI
|-
|[[SMA Negeri 12 Bekasi|SMA Negeri 12]]
| Jl. I Gusti Ngurah Rai
|-
|[[SMA Negeri 13 Bekasi|SMA Negeri 13]]
| Jl. Pariwisata Raya Perum. Bumi Bekasi Baru
|-
|[[SMA Negeri 14 Bekasi|SMA Negeri 14]]
| Jl. Ceri Raya Perum. Alinda Kencana Permai
|-
|-
|2006 || align="right" | 1.773.470
|[[SMA Negeri 15 Bekasi|SMA Negeri 15]]
| Jl. H. Open Ciketing Udik
|-
|-
|2010 || align="right" | 2.336.489
|[[SMA Negeri 16 Bekasi|SMA Negeri 16]]
| Jl. Lingkar Luar JORR, Pondok Melati
|-
|-
|2020 || align="right" | 3.431.480
|SMA Negeri 17
|Jl. H.Ilyas Cikunir - Jakamulya, Bekasi Selatan
|-
|-
| colspan="2" style="text-align:center;font-size:90%;" |<small>Sejarah Kependudukan Kota Bekasi
|SMA Negeri 18
|Jl. Rudal No. 18, Aren Jaya, Bekasi Timur
|-
|USB SMA Negeri 19/ Up. SMAN 2
| Jl. Mustikasari No. 1 (SDN Mustikasari I, Mustikajaya)
|-
|USB SMA Negeri 20
|Up. SMAN 4 Bekasi Utara
|-
|USB SMA Negeri 21
|Jl. Gamprit Jatiwaringin Asri. Pondok Gede/ Up. SMAN 5 Bekasi
|-
|USB SMA Negeri 22/ Up. SMAN 6
| Jl. Pasar Lama Bantargebang (SDN Bantargebang IV, Bantargebang)
|-
|[[SMK Negeri 1 Bekasi]]
|Jl. Bintara VIII No. 2, Bintara, Bekasi Barat.
|-
|[[SMK Negeri 2 Kota Bekasi]]
|Jl. Lapangan Bola Rawa Butun, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang
|-
|[[SMK Negeri 3 Kota Bekasi]]
|Perum Mutiara Gading Timur Blok L5 Mustika Jaya
|-
|[[SMK Negeri 4 Kota Bekasi]]
| Jl. Gandaria Kranggan Wetan Jatirangga-Jatisampurna
|-
|[[SMK Negeri 5 Kota Bekasi]]
|Jl. Serayu 1 Perumahan Villa Indah Permai Blok E27 RT 09/033 Telukpucung
|-
|[[SMK Negeri 6 Bekasi]]
|Jl. Kusuma Raya Utara Duren Jaya Perumnas III
|-
|[[SMK Negeri 7 Kota Bekasi]]
|Jl Perumahan ASABRI Indah, Jatisari, Jati asih
|-
|[[SMK Negeri 8 Kota Bekasi]]
|Jl. Bojong Asih XI RT 007/08 Kecamatan Rawalumbu.
|-
|[[SMK Negeri 9 Kota Bekasi]]
|Jl. Cikunir Raya Gg. H. Abas RT 001/002 Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan
|-
|[[SMK Negeri 10 Kota Bekasi]]
|Jl. Bulak Tinggi Pasar Kecapi Jati Rahayu Pondok Melati
|-
|[[SMK Negeri 11 Kota Bekasi]]
|Jl. Sultan Agung Gg. H. Rimban RT 006/005 Kecamatan Medansatria
|-
|[[SMK Negeri 12 Kota Bekasi]]
|Jl. Beringi Raya Blok C RT 03 RW 08 Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede
|-
|SMK Negeri 13 Kota Bekasi
| Jl. Nusa Indah No.11 B.I RT 003/018 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi
|-
|USB SMK Negeri 14
| Jl. Cempaka Raya Perum Kranggan Permai, Jatisampurna
|-
|USB SMK Negeri 15
| Perum Mutiara Gading Timur Blok L-5 No.1 Mustikajaya
|-
|[[MA Negeri 1 Bekasi|MA Negeri 1]]
| Jl. Markisa Raya No. 11 Wisma Asri
|-
|[[MA Negeri 2 Bekasi|MA Negeri 2]]
| Jl. Bojong Asih 5 Rawa Lumbu
|-
|[[SMALB Surya Winata]]
| Jl. Cempaka Bulak No. 27 Jatiwaringin
|-
|[[SMALB Negeri Bekasi Jaya|SMALBN Bekasi Jaya]]
| Jl. Mahoni Raya No. 1
|-
|[[Sekolah Quantum|Quantum]]
| Jl. Cimatis No.28 Jatisampurna
|-
|[[SMP Negeri 1 Bekasi|SMP Negeri 1]]
|Jl. Agus Salim Nomor 138, Bekasi Timur
|-
|[[SMP Negeri 3 Bekasi|SMP Negeri 3]]
|Jl. K.H.Agus Salim Nomor 75, Bekasi Timur
|-
|[[SMPN Negeri 18 Bekasi|SMP Negeri 18]]
|Jl. K.H.Agus Salim Nomor 150, Bekasi Timur
|-
|[[TK,SD,SMP,SMA/SMK Taman Harapan]]
| Komplek Perumahan Taman Harapan Baru - Kel.Pejuang Medan Satria Kota Bekasi 17181
|-
|[[Yayasan Galajuara|KB-TK-SD-SMP-SMA-SMK Persada Plus Galajuara]]
|Jl. Kaliabang Tengah No. 22 Kel. Kaliabang Tengah Kec. Bekasi Utara 17125
(Depan Cluster Sriwedari THB/PUP)
|-
|SDN Jakasetia 7
| Jl. Galaxi Ⅶ No.4, Jaka Setia, Bekasi Sel., Kota Bks, Jawa Barat 17147
|}
|}


Ekonomi Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang Jalan Ir H. Juanda yang membujur sepanjang 3&nbsp;km dari alun-alun kota hingga [[Terminal Bekasi]]. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.
== Kesehatan ==
Kota Bekasi memiliki 31 [[Pusat Kesehatan Masyarakat|Puskesmas]] yang tersebar diwilayahnya<ref>[http://www.bekasikota.go.id/readotherskpd/129/575/daftar-alamat-puskesmas-di-kota-bekasi?5=Alamat+Puskesmas Daftar Alamat Puskesmas di Situs resmi Dinas Kesehatan Kota Bekasi]</ref>. Selain itu kota Bekasi juga menluncurkan Kartu Bekasi Sehat (KBS) yang dibagikan kepada warga yang tidak mampu<ref>[http://www.poskotanews.com/2013/05/12/kbs-dibagikan-di-kota-bekasi-warga-miskin-berobat-gratis/ "KBS Dibagikan di Kota Bekasi, Warga Miskin Berobat Gratis"]</ref>. Selain itu ada beberapa rumah sakit besar di kota Bekasi seperti [[Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi]]<ref>[http://rsudkotabekasi.com/ Situs resmi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi]</ref> dan [[Rumah Sakit Mitra Keluarga]]<ref name="mitrakeluarga">{{cite web |url=http://www.mitrakeluarga.com/bekasibarat/ |title=Situs resmi Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi}}</ref>.


Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jalan Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mall serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga Jalan K.H. Noer Ali, [[Kranji, Bekasi Barat, Bekasi|Kranji]], dan Kota Harapan Indah.
== Transportasi ==
=== Transportasi Darat ===
==== Trayek angkot ====
# K 01 – Jurusan : Perumnas III Bekasi - Pulogadung
# K 02 – Jurusan : Pekayon-Pondok Gede – Terminal Bekasi
# K 02A – Jurusan : Bumi Mutiara – Pondok Gede (via) Villa Nusa Indah
# K 03 – Jurusan : Perumnas Klender - Kranji
# K 04 – Jurusan : Perumnas I Bekasi – Terminal Bekasi
# K 04B – Jurusan : Gabus – Ganda Agung – Terminal Bekasi Jurusan : Irigasi – Terminal Bekasi
# K 04C – Jurusan : Patal – Kampung Kandang – Kali Baru
# K 05 – Jurusan : Cikunir - Terminal Bekasi
# K 05A – Jurusan : Perumahan Taman Galaxi Indah - Terminal Bekasi
# K 05B – Jurusan : Perumnas II - Terminal Bekasi
# K 06 – Jurusan : Kranggan – Ujung Aspal – Pondok Gede – Kp.Rambutan
# K 06B – Jurusan : Kranggan – Ujung Aspal – Pondok Gede – Kp.Rambutan
# K 07 – Jurusan : Perumahan Seroja - Terminal Bekasi
# K 08 – Jurusan : Sumber Arta – Pondok Gede
# K 09 – Jurusan : Babelan - Terminal Bekasi
# K 09B – Jurusan : Metropolitan Mall – Babelan Perumahan Taman Wisma Asri
# K 09P – Jurusan : Stasiun KA Bekasi – Perumahan Villa Indah Permai (VIP)
# K 10 – Jurusan : Jurusan : Ujung Harapan - Terminal Bekasi
# K 10B – Jurusan : Tol Bekasi Timur - Metropolitan Mall
# K 11 – Jurusan : Bantar Gebang - Terminal Bekasi
# K 11A – Jurusan : Perumahan Rawalumbu – Rawa Panjang / Terminal Bekasi
# K 11B – Jurusan : Perumahan Narogong – Rawa Panjang
# K 12 – Jurusan : Kampung Cerewed/Duren Jaya – Terminal Bekasi
# K 12A – Jurusan : Wisma Jaya - Terminal Bekasi
# K 12B – Jurusan : Kampung Cerewed/Duren Jaya – Hero/BCP
# K 13 – Jurusan : Bantar Gebang – Setu
# K 14 – Jurusan : (cibitung) Kampung Utan – Serang/setu
# K 15 – Jurusan : Taruma Jaya - Terminal Bekasi
# K 15A – Jurusan : Pondok Ungu Permai (BTN Lama) - Stasiun Bekasi - Terminal Bekasi
# K 16 – Jurusan : Tambun – Tambelang
# K 16A – Jurusan : Perum Papan Mas - Terminal Bekasi
# K 16B – Jurusan : Jurusan : Perum Villa Bekasi Indah - Terminal Bekasi
# K 16C – Jurusan : Perum Griya Asri - Terminal Bekasi
# K 17 – Jurusan : Terminal Cikarang - Lemahabang – Serang – Cibarusah
# K 18 – Jurusan : Cikarang – Pilar – Sukatani
# K 19 – Jurusan : Terminal Bekasi – Bulak Kapal – Jatimulya – Mutiara Gading
# K 19A – Jurusan : Terminal Bekasi – Mutiara Gading
# K 19A (Atap Kuning) Jurusan : Terminal Bekasi – Mustikasari
# K 20 - Jurusan : Sumber Arta - Perumnas Klender
# K 21A – Jurusan : Pabuaran – Kampung Rambutan
# K 21B – Jurusan : Bantar Gebang – Kampung Rambutan
# K 22 – Jurusan : Pondok Gede – Pangkalan Jati
# K 22A – Jurusan : Pondok Gede – Pondok Kopi - Wali kota Jakarta Timur - Pulo Gebang
# K 23 – Jurusan : Tambun - Mustika Jaya - Cimuning
# K 25 -Jurusan : Pulo Gebang - Rawa Panjang
# K 25B - Jurusan : Kayu Ringin - Perumnas Klender
# K 26A – Jurusan : Pekayon – LIA Galaxy
# K 28 – Jurusan : Ciangsana- Ujung Aspal – Sumir-Setu-TMII – Kp.Rambutan
# K 30 – Jurusan : Perum Harapan Indah - Kranji - Terminal Pulogadung
# K 31 – Jurusan : Perum Taman Harapan Baru - Terminal Pulogadung
# K 33 – Jurusan : Terminal Cikarang - Lemahabang
# K 34 – Jurusan : Rawa Kalong - Terminal Bekasi
# K 35 – Jurusan : Cikarang – Lemah Abang – Delta Mas
# K 36 – Jurusan : Cibitung - Terminal Bekasi
# K 37 – Jurusan : Komsen – Perum Klender
# K 39 – Jurusan : Kompas/SKU - Terminal Bekasi
# K 39B – Jurusan : Perum Trias (Tridaya Indah Asri) – Terminal Bekasi
# K 40 – Jurusan : Pasar Rebo – Kampung Rambutan
# K 44 – Jurusan : Komsen – Cakung – Kranggan - Cibubur- Jagorawi – Kp.Rambutan
# K 45 – Jurusan : Jurusan : Metropolitan Mall/Tol Bekasi Barat - Lippo Cikarang
# K 50 – Jurusan : Terminal Bekasi-Tol Bekasi Timur - Lippo Cikarang
# K 52 – Jurusan : Cikarang – Delta Mas
# K 58 – Jurusan : Klender - Cililitan.
# K 59 – Jurusan : Jababeka – Cililitan
# K 61 – Jurusan : Cibitung – Lemah Abang – Delta Mas
# K 62 – Jurusan : Jababeka-Cibitung


Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang tinggi membuat Kota Bekasi kini memiliki banyak pusat perbelanjaan modern meliputi [[Grand Mall Bekasi]], [[Grand Galaxy Park]], [[Summarecon Mal Bekasi]], [[Grand Metropolitan Mall]]
==== Akses Tol ====
Kota Bekasi mempunyai akses tol melalui Gerbang Tol (GT), GT Pondok Gede, GT Bekasi Barat, GT Bekasi Timur, GT Tambun, GT Jatiasih, GT Jati Warna, GT Kalimalang, GT Bintara.


Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama. Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan [[Rawa Lumbu, Bekasi|Rawa Lumbu]] dan [[Medan Satria, Bekasi|Medan Satria]].
== Infrastruktur ==
Untuk melayani warga kota, tersedia bus antar kota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. Kereta komuter [[KA Commuter Jabodetabek|KRL Jabotabek]] jurusan [[Stasiun Bekasi|Bekasi]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] mengangkut warga kota yang bekerja di Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan [[Transjakarta|TransJakarta]] dari Kemang Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah. Saat ini pemerintah juga sedang merencanakan untuk membangun monorel yang menghubungkan Bekasi Timur dengan Cawang dan Kuningan.<ref>kompas.com [http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/07/22092233/Monorel.Bekasi-Jakarta.Diperkirakan.Selesai.Tahun.2015 Monorel Bekasi-Jakarta Diperkirakan Selesai Tahun 2015]</ref>


Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%.
Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 12 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani warga kota dari terminal Bekasi menuju berbagai perumahan di wilayah Kota Bekasi. Sedangkan [[becak]] masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan. Peningkatan jumlah ojek terjadi secara signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor roda dua. Ojek digunakan untuk transportasi jarak dekat (2–5&nbsp;km) dan juga di dalam perumahan.


Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.<ref>{{Cite web |url=http://www.siidkotabekasi.com/kota-bekasi/perekonomian-daerah/laju-pertumbuhan-ekonomi/pertumbuhan-ekonomi.html |title=Pertumbuhan Eknomi Kota Bekasi 2004-2006 di situs Sistem Investasi Daerah Kota Bekasi |access-date=2013-10-14 |archive-date=2013-10-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131022010948/http://www.siidkotabekasi.com/kota-bekasi/perekonomian-daerah/laju-pertumbuhan-ekonomi/pertumbuhan-ekonomi.html |dead-url=yes }}</ref>
Sebagai kota satelit [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], tingginya tingkat kemacetan pada jam sibuk biasa terjadi terutama di jalan penghubung antara Jakarta Timur dan Bekasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor, yang tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan. Oleh sebab itu wilayah Kota Bekasi dipersiapkan untuk pengembangan infrastruktur penunjang Ibu Kota Jakarta. Lahan yang datar dinilai cocok untuk gedung, sarana transportasi dan pusat bisnis. Rencana tata ruang Kota Bekasi itu tertuang dalam konsep pengembangan Badan Kerjasama Pembangunan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur (Jabodetabekjur)<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2010/02/17/082226489/Bekasi-Dijadikan-Pengembangan-Infrastruktur-Penunjang-Ibu-Kota "Bekasi Dijadikan Pengembangan Infrastruktur Penunjang Ibu Kota"]</ref><ref>[http://loketpeta.pu.go.id/peta/peta-infrastruktur-kota-bekasi-2012/ Peta Infrastruktur Kota Bekasi 2012]</ref>.


== Pendidikan ==
Kota Bekasi dilintasi oleh [[Jalan Tol Jakarta–Cikampek|Jalan Tol Jakarta-Cikampek]], dengan empat gerbang tol akses yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Serta jalan tol [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta|Lingkar Luar Jakarta]] dengan empat gerbang tol akses yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang menghubungkan Pusat Kota dengan Bekasi Utara, maka pemerintah bersama pengembang Summarecon Agung telah membangun jalan layang sepanjang 1&nbsp;km. Disamping itu pemerintah juga berencana akan membangun jalan layang Bulak Kapal di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur.<ref>indonesiafinancetoday.com [http://www.indonesiafinancetoday.com/read/41400/Jembatan-Layang-Bulak-Kapal-Bekasi-Dikerjakan-Juni-2013 Jembatan Layang Bulak Kapal Bekasi Dikerjakan Juni 2013]</ref>
Kota Bekasi memiliki sekitar 3.110 sekolah, 62.852 siswa dan 2.260 guru.
=== Perguruan Tinggi ===
{{col|3}}
* [[Universitas Trisakti|Universitas Trisakti Bekasi]]
* [[Universitas Gunadarma]] (Kampus Bekasi)
* [[Universitas Mercu Buana Jakarta|Universitas Mercu Buana]] (Kampus Bekasi)
* [[Universitas Esa Unggul]] (Kampus Bekasi)
* [[Universitas Muhammadiyah Jakarta]] (Kampus Bekasi)
* [[Universitas Islam 45 Bekasi]]
* [[Universitas Bhayangkara]] (Kampus II Bekasi)
* [[Universitas Satya Negara Indonesia]] (Kampus B Bekasi)
* [[Universitas Krisnadwipayana|Universitas Krisnadwipayana Bekasi]]
* [[Universitas Islam As-Syafiiyah]]
* [[Universitas Bina Nusantara|Universitas Bina Nusantara Bekasi]]
* [[Bina Sarana Informatika|Universitas Bina Sarana Informatika Bekasi]]
* Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Bani Saleh (STMIK Bani Saleh)
* Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Bina Insani (STMIK Bina Insani)
* Sekolah Tinggi Bahasa Asing Jepang Indonesia Amerika (STBA JIA)
* Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia (STIKES Medistra Indonesia)
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mulia Pratama (STIE Mulia Pratama)
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Bhakti (STIE Tri Bhakti)
* Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta Bekasi (STTJ Bekasi)
* Politeknik Lp3i Jakarta Kampus Bekasi (lp3ijkt.ac.id)
{{EndDiv}}


== Kesehatan ==
Untuk memenuhi kebutuhan olahraga, saat ini pemerintah Kota Bekasi sedang membangun stadion baru bertaraf internasional. Stadion ini memiliki kapasitas sekitar 30.000 tempat duduk, yang direncanakan akan menjadi kandang klub sepak bola Persipasi.<ref>tempo.co [http://www.tempo.co/read/news/2011/11/09/064365725/Stadion-Megah-Kota-Bekasi-Diprediksi-Selesai-Akhir-2012 Stadion Megah Kota Bekasi Diprediksi Selesai Akhir 2012]</ref> Pemerintah juga menata beberapa lapangan olahraga di GOR Bekasi, serta mempercantik taman kota.
=== Rumah Sakit ===
{{utama|Daftar Rumah Sakit di Kota Bekasi}}


=== Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) ===
== Layanan Publik ==
{{col|4}}
[[Berkas:dprd bekasi.jpg|jmpl|190px|ka|Gedung DPRD Kota Bekasi]]
* Puskesmas Aren Jaya
Dalam pengolahan sampah, sekitar 35% dari timbunan sampah telah dapat dikelola, dan pemerintah setempat telah menetapkan kawasan [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantar Gebang]] di selatan kota Bekasi sebagai kawasan tempat pembuangan akhir sampah.<ref name="cipta"/>
* Puskesmas Bantar Gebang
* Puskesmas Bintara
* Puskesmas Bojong Rawalumbu
* Puskesmas Jakamulya
* Puskesmas Jati Asih
* Puskesmas Jati Bening
* Puskesmas Jati Luhur
* Puskesmas Jati Makmur
* Puskesmas Jati Rahayu
* Puskesmas Jati Sampurna
* Puskesmas Jati Warna
* Puskesmas Kaliabang Tengah
* Puskesmas Karang Kitri
* Puskesmas Kota Baru
* Puskesmas Margajaya
* Puskesmas Margamulya
* Puskesmas Mustika Jaya
* Puskesmas Pejuang
* Puskesmas Pekayon Jaya
* Puskesmas Pengasinan
* Puskesmas Perumnas II
* Puskesmas Pondok Gede
* Puskesmas Rawa Tembaga
* Puskesmas Seroja
{{EndDiv}}


== Transportasi ==
Sementara sebagai sumber air bersih untuk masyarakat di kota Bekasi berasal dari sumber air permukaan. Pemerintah kota Bekasi bekerja sama dengan pemerintah [[Kabupaten Bekasi]] dalam kepemilikan dan pengelolaan penyediaan air bersih melalui PDAM Bekasi.<ref>http://www.pdambekasi.com [http://www.pdambekasi.com/profil-pam-bekasi/sejarah-pdam-bekasi.html Sejarah PAM Bekasi]</ref> Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di lima kecamatan di kota Bekasi dengan total kapasitas produksi sebesar 1.065 liter/detik atau sebanyak 109.728.000 liter/hari. Namun belum mencukupi kebutuhan masyarakatnya, yang saat ini diperkirakan diperlukan kapasitas produksi sebanyak 231.597.925 liter/hari.<ref name="cipta"/>
*[[Kereta Api Indonesia|Kereta Api Indonesia (KAI)]]
** [[KAI Commuter]]
*** {{rint|jakarta|blue}} [[Commuter Line Cikarang]]
** [[LRT Jabodebek]]
*** {{rint|jakarta|l3}} [[Lin Bekasi (LRT Jabodebek)|Lin Bekasi]]
* [[Transjakarta]]
** B11: [[Summarecon Mall Bekasi]]–[[Halte Transjakarta Cawang|Halte BRT Cawang]] (via Jalan Ahmad Yani)
** B13: Summarecon Mall Bekasi–[[Terminal Blok M]] (via Jalan Ahmad Yani)
** B14: Summarecon Mall Bekasi–[[Stasiun LRT Setiabudi]] (via Jalan Ahmad Yani)
** B21: Terminal Bekasi–Halte BRT Cawang (via Jalan Ir. H. Juanda–Jalan H. Mulyadi Joyomartono)
** 2B: Pasar Modern Harapan Indah–[[Halte Transjakarta Perintis Kemerdekaan|Perintis Kemerdekaan]] (via Jalan Raya Bekasi)
** JAK 40 (Mikrotrans): Pasar Modern Harapan Indah–[[Terminal Pulo Gebang]]
** JAK 84 (Mikrotrans): Apartemen Gateway Park–Terminal Kampung Melayu
** JAK 85 (Mikrotrans): Pasar Bintara–Cipinang Indah Mall
* [[Perum DAMRI]]
** JA Connexion
*** Terminal Kayuringin–[[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]]
*** Terminal Bekasi–Bandara Internasional Soekarno–Hatta
** JR Connexion
*** Mega City Bekasi–[[Balai Kota DKI Jakarta]]
*** Mega City Bekasi–[[Plaza Senayan]]
*** Mega City Bekasi–[[Central Park Jakarta]]
*** Grand Dhika Jatiwarna–Balai Kota DKI Jakarta
*** Grand Dhika Jatiwarna–Plaza Senayan
*** Grand Dhika Jatiwarna–[[Mal Ciputra Jakarta]]
*** Grand Dhika Jatiwarna–Lotte Mall Jakarta
*** Grand Dhika Jatiwarna–[[Gandaria City]]
*** Rukan Kemang Pratama–[[Stasiun Gambir]]
* Bus Biskita [[Trans Patriot]]
** Koridor 1 : Summarecon Mall Bekasi–Pasar Alam Vida


==== Stasiun kereta api ====
Untuk masalah kesehatan, Bekasi memiliki beberapa rumah sakit dengan layanan cukup baik. Disamping RSUD Bekasi yang dikelola oleh pemerintah, terdapat pula rumah sakit yang dikelola pihak swasta, antara lain RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, RSIA Hermina Bekasi, RSIA Hermina Galaxi, RS Awal Bros, RS Ananda, RS Citra Harapan, RS Taman Harapan Baru, RS Jati Sampurna, dan RS Anna.
Kota Bekasi memiliki 1 stasiun utama, 3 stasiun [[KRL Commuter Line]], dan empat stasiun [[LRT Jabodebek]]. [[Stasiun Bekasi]] adalah stasiun kereta api utama di Kota Bekasi dan sekitarnya terutama bagi layanan kereta api antarkota dan [[KRL Commuter Line]]. Stasiun kereta api lainnya di kota tersebut, diantaranya stasiun {{sta|Kranji}} dan {{sta|Bekasi Timur}} yang melayani [[KRL Commuter Line Cikarang]], sedangkan stasiun angkutan massal yang melayani layanan lintas rel terpadu [[Lin Bekasi (LRT Jabodebek)|Lin Bekasi]] adalah stasiun [[Stasiun LRT Jati Bening Baru|Jati Bening Baru]], [[Stasiun LRT Cikunir 1|Cikunir 1]] dan [[Stasiun LRT Cikunir 2|2]], serta [[Stasiun LRT Bekasi Barat|Bekasi Barat]] yang terletak di Jalan Jenderal A. Yani di Kecamatan [[Bekasi Selatan, Bekasi|Bekasi Selatan]].


=== Pasar & Pusat Perbelanjaan ===
==== Ruas jalan tol ====
Kota Bekasi memiliki akses jalan tol menuju ke pusat kota meliputi:
Sebagai kawasan pemukiman kaum urban, Kota Bekasi banyak memiliki pusat perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bekasi antara lain :
* [[Jalan Tol Jakarta–Cikampek]]
* [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]]
* [[Jalan Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu|Jalan Tol Bekasi–Kampung Melayu]]


== Infrastruktur ==
Pusat Perbelanjaan Menengah Keatas :
Untuk melayani warga Bekasi, tersedia bus antarkota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. [[KRL Commuter Line]] jurusan [[Stasiun Bekasi|Bekasi]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] mengangkut warga Bekasi yang bekerja di Jakarta.
* [[Mal Metropolitan]] (Brand Ternama : Marie Claire, The Executive, Hush Puppies dll)
* [[Summarecon Mal Bekasi]] (Brand Ternama : Charles&Keith, Uniqlo, Adidas, Guess, Vans dll)
* [[Grand Metropolitan Mall]] (Brand Ternama : wakai dll)
* Lagoon Avenue Mall (Brand Ternama : [[JYSK]])
* Grand Galaxy Park

Pusat perbelanjaan lainnya :
* [[Blu Plaza]]
* [[Mega Bekasi Hypermal]]
* [[Bekasi Square]]
* [[Bekasi Junction]]
* [[Plaza Pondok Gede]]
* [[Grand Mal Bekasi]]
* [[Bekasi Cyber Park]]
* [[Bekasi Trade Centre]]
* Revo Town
* [[Atrium Pondok Gede]]
* GP Mall

=== Tempat Ibadah ===
Terdapat beberapa tempat ibadah di Kota Bekasi, yaitu [[Masjid Agung Al-Barkah Bekasi]], [[Masjid Nurul Islam “Islamic Center” Bekasi]], [[Masjid Al Azhar Jakapermai]], [[Masjid Al Azhar Summarecon Bekasi]], [[Masjid Al-Mahdi]], [[Masjid Nurul A'la]], Vihara Tridharma Buddha Dharma (Pasar Lama), Cetiya Buddha Jayanti (Kota Harapan Indah), Gereja Santo Arnoldus (Bekasi Timur), Gereja Santo Mikael (Bekasi Barat), Gereja Santo Bartholomeus (Bekasi Selatan), Gereja Santa Clara (Bekasi Utara).

== Seni & Budaya ==
Sulit menetapkan kesenian Kota Bekasi karena warga kota ini adalah percampuran antara budaya [[Sunda]], [[Jawa Barat]] dan budaya Betawi. Berbeda dengan Kabupaten Bekasi yang sebagian besar penduduknya orang Sunda, saat ini kebanyakan warga Kota Bekasi berasal dari Jakarta.

Bahasa Bekasi benar-benar khas karena bila diperhatikan, orang asli atau yang sudah lama tinggal di Bekasi akan berbicara dengan [[bahasa Sunda]], atau terkadang hanya logatnya. Dengan membawa keaslian Sunda tersebut, Bekasi yang notabene adalah kota urban, terkena imbas budaya betawi yang begitu mudah masuk dan mempengaruhi nilai-nilai sosial, termasuk bahasa.
Seringkali orang Bekasi dapat dikenali kesundaannya dari logat dan nada yang digunakan. Namun diksi dan kata-kata yang dipilih lebih mengarah ke [[bahasa Betawi]]. Sehingga dapat disimpulkan bahasa Bekasi adalah percampuran antara Betawi dan Sunda yang membuat bahasanya lebih menarik dan unik.

Dalam kenyatanya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian khas Jakarta. Ini disebabkan Budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan budaya Betawi. Sejak masa Kerajaan [[Kerajaan Sunda|Pasundan]], beberapa kesenian asli daerah muncul seperti kesenian Tari Topeng dan kesenian Ujungan.

Tarian Topeng yang biasa di kenal dengan Topeng saja merupakan salah satu jenis kesenian khas bekasi yang relatif masih ada dan banyak penggemarnya, sama halnya dengan musik gambus. Topeng bekasi ini biasanya dimainkan untuk memeriahkan upacara perkawinan, khitanan dan khaulan akan tetapi bisa juga dimainkan dalam acara–acara resmi seperti menyambut tamu, pentas seni dan kampanye pemilu. Walaupun dinamakan tarian topeng namun kesenian ini tidak didominasi oleh tarian saja tapi juga menampilkan lawakan ([[komedi]]) yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil. Tari topeng biasanya diiringi oleh beberapa alat musik tradisional seperti [[kendang|gendang]], [[rebab]], [[gong]], [[kenong tiga]] dan [[kecrek]].<ref>[http://www.bekasiurbancity.com/blog/2013/06/30/tari-topeng-peninggalan-seni-budaya-bekasi/ "Tari Topeng peninggalan seni budaya Bekasi"]</ref>

Kesenian Ujungan yaitu kesenian dengan memukul [[betis]] dan tulang kering, dengan memanfaatkan lull [[enau|aren]], seorang pemain Ujungan langsung meloncat-loncat dengan bergaya lucu. Agar tidak terkena penonton, maka arenanya dipersiapkan terpisah. Sejak tumbuh di jamannya, permainan Ujungan ini sangat digemari warga Kota Bekasi.

Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi ''Krawang-Bekasi'' karya [[Chairil Anwar]] dan dalam dua novel karya [[Pramoedya Ananta Toer]] yang berjudul ''Kranji-Bekasi Jatuh'' (1947) serta ''Di Tepi Kali Bekasi'' (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi [[proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]].

== Olahraga ==
Kegiatan olahraga kota Bekasi berada dibawah naungan KONI kota Bekasi dan memiliki 42 cabang olahraga<ref>[http://konikotabekasi.org/cabang-olahraga/ Situs Resmi KONI Kota Bekasi]</ref>. Kota ini juga adalah tempat bernaung tim sepak bola [[Persipasi Bekasi]].

== Kuliner ==
Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pada masyarakat Bekasi dikenal beberapa jenis makanan khas yang sering disajikan pada acara-acara tertentu atau hari raya seperti [[dodol]]. Makanan ini terbuat dari [[tepung]] [[beras ketan]] yang dicampur dengan [[gula aren|gula merah]] dan [[kelapa]].

Kuliner Bekasi yang masih dalam kategori kue basah di antaranya adalah [[Jalabia]], [[Cucur]], [[Kue Bugis]], [[Bika ambon|Bika Ambon]], [[Kue Pepe]], [[Putu Mayang]], [[Kue talam|Talam]], [[Kue Pisang]], [[Lopis]], [[Kue Cincin]], [[Geplak]], [[Onde-onde]], [[Gemblong]], dan [[kerak telor]].


Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 12 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani dari [[Terminal Bekasi]] menuju berbagai perumahan di wilayah Kota Bekasi.
Selain jenis kue basah ada beberapa penganan asli Bekasi yang termasuk kategori jenis kue kering, dan biasanya mewarnai kue-kue yang disediakan untuk para tamu yang datang berkunjung atau pun untuk kegiatan besar seperti pernikahan dan sunatan diantaranya adalah [[Kue Akar Kelapa]], [[Rengginang]], [[Kue Wajik]], [[Sagon]], [[Kue Satu]], [[parocot]], [[Kue Duit]] dan [[Kue Brangas]].


Sedangkan becak masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan. Peningkatan jumlah ojek terjadi secara signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Ojek digunakan untuk transportasi jarak dekat (2 – 5&nbsp;km) dan juga di dalam perumahan.
Sementara itu, menu makanan atau kuliner yang sangat dikenal di Bekasi adalah [[sayur asem]] khas Bekasi, rasanya agak sedikit asem bila dibandingkan dengan jenis sayur asem di daerah lain. Sayur ini terasa nikmat bila disajikan di siang hari. Disamping itu ada satu jenis sayuran yang khas, yaitu [[sayur ikan gabus]] atau [[sayur pucung]]. Jenis sayur ini tampaknya hanya terdapat di Bekasi saja. Seperti diketahui Bekasi tempo dulu terdiri dari rawa-rawa yang didalamnya terdapat [[ikan gabus]]. Sayur ikan gabus biasanya dimasak dengan menambahkan campuran pucung atau [[kepayang|kluwek]] yang berwarna [[hitam]] dan memiliki aroma serta rasa yang khas. Selain kuliner sayur asem dan sayur ikan gabus, masih ada satu lagi kuliner yang cukup terkenal di Bekasi yaitu Soto Betawi Asli Daging Sapi. Kalo di Jakarta soto betawi dicampur dengan jeroan, maka di Bekasi tidak memakai jeroan, isinya hanya daging sapi, kentang goreng, emping, irisan daun bawang dan diberi kuah santan yang dimasak dengan bumbu-bumbu tradisional seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, sereh dan lada.


== Lihat pula ==
== Catatan ==
{{notelist}}
* [[Curug Parigi]]
{{reflist|group="Ket."|2}}


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 539: Baris 738:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi}}
{{Wikiportal|Indonesia}}
{{commonscat|Bekasi (city)}}
{{wikivoyage|Bekasi}}
* {{id}} [http://bekasikota.go.id/ web site Pemkot Bekasi]
{{Kelompok templat
{{Kelompok templat
|list1 =
|list1 =
{{Kota Bekasi}}
{{Kota Bekasi}}
{{Jabodetabek}}
{{Jabodetabek}}
{{jabar}}
{{Jawa Barat}}
}}
}}


[[Kategori:Kota Bekasi| ]]
[[Kategori:Kota Bekasi| ]]
[[Kategori:Kota di Jawa Barat|Bekasi]]
[[Kategori:Kota di Jawa Barat|Bekasi]]
[[Kategori:DAS Bekasi]]

Revisi terkini sejak 22 Juni 2024 17.50

Kota Bekasi
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮘᮨᮊᮞᮤ
Dari kiri ke kanan: Stadion Patriot Bekasi, SPBU Jatimelati Pondok Melati, Kawasan Bekasi Barat, dan Stasiun Bekasi
Bendera Kota Bekasi
Julukan: 
Kota Industri
Motto: 
Kota Patriot[a]
Peta
Peta
Kota Bekasi di Jawa Barat
Kota Bekasi
Kota Bekasi
Peta
Kota Bekasi di Indonesia
Kota Bekasi
Kota Bekasi
Kota Bekasi (Indonesia)
Koordinat: 6°14′00″S 107°00′00″E / 6.2333°S 107°E / -6.2333; 107
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri20 April 1982 (sebagai Kota Administratif Bekasi) [1]
Dasar hukumUU Nomor 9 Tahun 1996[1]
Hari jadi10 Maret 1997 (umur 27) (Tanggal resmi dari Pemkot Bekasi)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Kelurahan: 56
Pemerintahan
 • Wali KotaRaden Gani Muhamad (Pj.)
 • Wakil Wali KotaLowong
 • Sekretaris DaerahJunaedi
Luas
 • Total207,00 km2 (79,92 sq mi)
 • Luas daratan204,6 km2 (79,0 sq mi)
 • Luas perairan2,4 km2 (0,9 sq mi)
Peringkat21
Populasi
 (31 Desember 2023)
 • Total2.513.669
 • Peringkat3
 • Kepadatan12,000/km2 (31,000/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 88,73% Islam
  • 0,88% Buddha
  • 0,16% Hindu
  • 0,03% Lainnya[2]
 • BahasaIndonesia, Sunda, Betawi
 • IPMKenaikan 82,46 (2022)
sangat tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3275 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
Pelat kendaraanB xxxx K**
Kode Kemendagri32.75 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023BKS
DAURp 1.282.106.240.000 (2019)
Semboyan daerahMaju, sejahtera, ihsan
Situs webwww.bekasikota.go.id
  1. ^ Juga sebagai julukan daerah.


Kota Bekasi (aksara Sunda: ᮘᮨᮊᮞᮤ; Aksara Pegon: بکاسى) adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dari arah barat. Pada akhir tahun 2023, jumlah penduduk kota Bekasi berjumlah 2.513.669 jiwa.[2][4]

Kota Bekasi merupakan bagian dari kawasan metropolitan Jakarta Raya[a] dan menjadi Kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.[5]

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama Bekasi berasal dari kata Bagasasi yang artinya sama dengan Candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini.

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dahulu sebagai ibu kota Kerajaan Tarumanagara. Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa (Jakarta), Pasir Awi (Jonggol), Depok, Cibinong, Bogor, hingga ke wilayah Purwalingga.

Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai ibu kota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669–723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567–1579 M).

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Di antaranya dengan ditemukannya 4 prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jaya Dewa) yang ditulis dalam 5 lembar lempeng tembaga.

Sejak abad ke-5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara, abad ke-8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara Pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Sejarah Sebelum Tahun 1949

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari zaman ke zaman, sejak zaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan, dan zaman Republik Indonesia. Di zaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih dikuasai oleh para tuan tanah keturunan Tionghoa.[butuh rujukan]

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan, dan Kun menjadi Desa atau Kelurahan. Saat itu ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia en Omelanden. Sementara, batas Pondok Gede, Kali Bekasi, dan Serangbaroe ke Selatan yaitu wilayah Kranggan (Jatisampurna), Awirangan, Setu, hingga Tjibaroesa Buitenzorg (Bogor) menjadi bagian dari Negara Pasundan. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Karawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad van Nederlandsch Indie 1948 No.178 Negara Pasundan.[6]

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

[sunting | sunting sumber]

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di Alun-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut:

"Rakyat Bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia."

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan, dan wilayah pelimpahan dari Kawedanan Jonggol (Tjibaroesa), Buitenzorg yaitu: Kecamatan Cibarusah, Kecamatan Serang Baru, Desa Kranggan (Sekarang Kecamatan Jatisampurna), serta sebagian Kecamatan Setu. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".

Kewedanannya sendiri adalah:

  1. Kewedanan Bekasi
    • Kecamatan Bekasi terdiri atas 9 desa
    • Kecamatan Babelan terdiri atas 6 desa
    • Kecamatan Cilincing terdiri atas 3 desa
    • Kecamatan Pondok Gede terdiri atas 7 desa
  2. Kewedanan Tambun
    • Kecamatan Tambun terdiri atas 8 desa
    • Kecamatan Setu terdiri atas 9 desa
    • Kecamatan Cibitung terdiri atas 7 desa
  3. Kewedanan Cikarang
    • Kecamatan Cikarang terdiri atas 7 desa
    • Kecamatan Lemababang terdiri atas 8 desa
    • Kecamatan Cibarusah terdiri atas 11 desa
  4. Kewedanan Serengseng
    • Kecamatan Sukatani terdiri atas 9 desa
    • Kecamatan Pebayuran terdiri atas 6 desa
    • Kecamatan Cabangbungin terdiri atas 5 desa

Pada tahun 1960 Kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi (Jalan Ir H. Juanda, Kota Bekasi). Kemudian pada tahun 1982, saat bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jalan Ahmad Yani No.1, Kabupaten Bekasi. Hal ini dilakukan karena perkembangan Bekasi yang sangat pesat sehingga bahkan dibentuk Kota Administratif Bekasi.

Kota Administratif Bekasi sendiri dibentuk pada tahun 1981 dari Kecamatan Bekasi (16 kelurahan dan 8 desa) dan sebagian dari Kecamatan Tambun (2 kelurahan, serta sebagian dari 2 desa) dengan 4 kecamatan yang terbagi ke 18 kelurahan dan 8 desa melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48 tahun 1981.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono dari tahun 1982 hingga 1988. Tahun 1988 Wali kota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi dari tahun 1988 hingga 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR dari tahun 1991 hingga 1997.

Pada perkembangannya, Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang makin tinggi. Dengan begitu status Kota Administratif Bekasi kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 yang menambahkan tiga kecamatan, yakni kecamatan Pondokgede, Jatiasih, dan Bantargebang.[1]

Selanjutnya dengan terjadinya reformasi, penambahan kecamatan dan kelurahan dilakukan melalui peraturan daerah. Yang pertama adalah Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2000 terkait pembentukan Kecamatan Jatisampurna dari Pondokgede, yang dilanjutkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Bekasi[7] mengatur pembentukan dua kecamatan baru, yakni: Rawalumbu dari Bekasi Timur; dan Medan Satria dari Bekasi Barat. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2000 adalah 10 Kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 35 Kelurahan dan 17 Desa.

Perda Kota Bekasi Nomor 02 Tahun 2002[8] tentang Penetapan Kelurahan mengatur bahwa seluruh desa yang ada di Kota Bekasi berubah status menjadi kelurahan. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2002 menjadi 10 Kecamatan dan 52 Kelurahan.

Kemudian pada tahun 2004, muncul lagi Perda Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2004[9] yang mengubah Perda Nomor 14 Tahun 2000. Perda ini membentuk 2 Kecamatan; Mustika Jaya dari Bantargebang; dan Pondok Melati dari Jatisampurna dan Pondokgede; serta menambah kelurahan baru. Hal ini menyebabkan pembagian adminisitratif Kota Bekasi menjadi seperti sekarang ini, dengan 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km², dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:

Utara Kabupaten Bekasi
Timur Kabupaten Bekasi
Selatan Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Barat Provinsi DKI Jakarta

Topografi

[sunting | sunting sumber]

Kondisi topografi Kota Bekasi dengan kemiringan antara 0–2 % dan terletak pada ketinggian antara 11–81 m di atas permukaan air laut.

  1. Ketinggian ≥ 25 m: Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Timur, dan Kecamatan Pondok Gede.
  2. Ketinggian 25–100 m: Kecamatan Bantar Gebang, Kecamatan Mustika Jaya, Kecamatan Pondok Melati, dan Kecamatan Jati Asih.

Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.

Hidrologi

[sunting | sunting sumber]

Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:

Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu Sungai Cakung, Kali Bekasi, dan Kali Sunter, beserta anak-anak sungainya. Kali Bekasi berhulu di pertemuan dua sungai yaitu Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.

Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi Kali Bekasi dan beberapa sungai atau kali kecil, serta Saluran Irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (Kota dan Kabupaten) dan wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi air permukaan Kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).[butuh rujukan]

Air Tanah

[sunting | sunting sumber]

Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA Bantar Gebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.[butuh rujukan]

Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim muson tropis (Am) dengan tingkat kelembapan yang tinggi yakni sebesar ±78%. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri atau perdagangan dan permukiman. Suhu udara harian diperkirakan berkisar antara 24 °C–33 °C. Oleh karena wilayahnya yang beriklim muson tropis, Kota Bekasi mengalami dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Musim kemarau di Kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara yang bersifat kering berembus sejak awal bulan Mei hingga bulan September dengan bulan terkering yaitu bulan Agustus. Sementara itu, musim penghujan di kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah & lembap dan biasanya bertiup pada bulan November hingga bulan Maret dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 300 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Bekasi berada pada angka 1.600–2.000 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan ≥130 hari hujan.


Data iklim Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.4
(86.7)
30.2
(86.4)
31.9
(89.4)
32.7
(90.9)
33
(91)
32.4
(90.3)
32.8
(91)
33.5
(92.3)
34.9
(94.8)
35
(95)
33.4
(92.1)
31.9
(89.4)
32.67
(90.78)
Rata-rata harian °C (°F) 27
(81)
27.2
(81)
27.9
(82.2)
28.4
(83.1)
28
(82)
27.6
(81.7)
27.2
(81)
27.5
(81.5)
28
(82)
29.4
(84.9)
28.3
(82.9)
27.9
(82.2)
27.87
(82.13)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.6
(74.5)
23.7
(74.7)
23.8
(74.8)
24
(75)
24
(75)
23.1
(73.6)
22.7
(72.9)
22.8
(73)
23.1
(73.6)
23.8
(74.8)
24
(75)
23.9
(75)
23.54
(74.33)
Presipitasi mm (inci) 328
(12.91)
345
(13.58)
213
(8.39)
185
(7.28)
118
(4.65)
77
(3.03)
57
(2.24)
37
(1.46)
56
(2.2)
119
(4.69)
192
(7.56)
209
(8.23)
1.936
(76,22)
Rata-rata hari hujan 21 22 19 16 10 6 4 2 4 11 17 18 150
% kelembapan 84 83 82 81 80 78 76 73 74 75 77 80 78.6
Rata-rata sinar matahari bulanan 141 162 201 244 258 250 285 299 264 256 208 182 2.750
Sumber #1: BMKG[10]
Sumber #2: Climate-Data.org[11][12] & Weatherbase[13]

Permukiman

[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,4 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatisampurna, Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bantar Gebang, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Rawa Lumbu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat, Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Mustika Jaya, dan Kecamatan Pondok Melati.

Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Daftar Wali kota

[sunting | sunting sumber]
No. Potret Wali Kota Administratif
(lahir–wafat)
Mulai menjabat Akhir menjabat Masa Jabatan Partai Prd. Wakil Wali Kota Ket.
1 H.
Soedjono
1982 1988 Non Partisan 1
2 Drs.
Andi Sukardi
1988 1991 Non Partisan 2
3 Drs. H.
Khailani AR
1991 1997 Non Partisan 3
No. Potret Wali Kota
(lahir–wafat)
Mulai menjabat Akhir menjabat Masa Jabatan Partai Prd. Wakil Wali Kota Ket.
Drs. H.
Khailani AR
10 Maret 1997 23 Februari 1998 350 hari Non Partisan
1 Nonon Sontanie
(1943–2006)
23 Februari 1998 10 Maret 2003 5 tahun, 15 hari Non Partisan 4
2 Akhmad Zurfaih
(1952–2011)
10 Maret 2003 10 Maret 2008 5 tahun, 0 hari Partai Golongan Karya 5 Mochtar Mohamad
3 Mochtar Mohamad
(l. 1964)
10 Maret 2008 3 Mei 2012 4 tahun, 54 hari PDIP 6 Rahmat Effendi [Ket. 1]
Rahmat Effendi
(l. 1964)
3 Mei 2012 10 Maret 2013 311 hari Golkar [Ket. 2]
4 10 Maret 2013 10 Maret 2018 5 tahun, 0 hari 7 Ahmad Syaikhu
Ruddy Gandakusumah 13 Maret 2018 31 Agustus 2018 171 hari Non Partisan
Toto Muhamad Toha 31 Agustus 2018 20 September 2018 20 hari Non Partisan
(4) Rahmat Effendi
(l. 1964)
20 September 2018 7 Januari 2022 3 tahun, 109 hari Golkar 8 Tri Adhianto Tjahyono [Ket. 3]
Tri Adhianto Tjahyono
(l. 1970)
7 Januari 2022 21 Agustus 2023 1 tahun, 226 hari PDIP [Ket. 4]
5 21 Agustus 2023 20 September 2023 30 hari
Raden Gani Muhamad 20 September 2023 Sekarang 337 hari Non Partisan
  Independen
  Partai Golongan Karya
  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan


Catatan
  1. ^ Diberhentikan atas dugaan kasus korupsi[14]
  2. ^ Pelaksana tugas
  3. ^ Diberhentikan atas dugaan kasus korupsi[15]
  4. ^ Pelaksana tugas

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Bekasi dalam lima periode terakhir.[16][17][18]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2004-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024 2024-2029
PKS 11 Penurunan 10 Penurunan 7 Kenaikan 12 Penurunan 11
PDI-P 6 Kenaikan 8 Kenaikan 12 Steady 12 Penurunan 9
Golkar 9 Penurunan 6 Kenaikan 8 Steady 8 Steady 8
Gerindra (baru) 3 Kenaikan 6 Steady 6 Steady 6
PAN 6 Penurunan 3 Kenaikan 4 Kenaikan 5 Steady 5
PKB 0 Kenaikan 1 Steady 1 Steady 1 Kenaikan 5
Demokrat (baru) 7 Kenaikan 14 Penurunan 4 Steady 4 Penurunan 2
PSI (baru) 0 Steady 0 Kenaikan 2
PPP 4 Penurunan 2 Kenaikan 4 Penurunan 2 Steady 2
Hanura (baru) 1 Kenaikan 4 Penurunan 0 Steady 0
PBB 1 Steady 1 Penurunan 0 Steady 0 Steady 0
PDS (baru) 1 Steady 1
Jumlah Anggota 45 Kenaikan 50 Steady 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 8 Kenaikan 11 Penurunan 9 Penurunan 8 Kenaikan 9


Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki 12 kecamatan dan 56 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.409.083 jiwa dengan luas wilayah 206,61 km² dan sebaran penduduk 4.035 jiwa/km².[19][20]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Kodepos[21] Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
32.75.07 Bantar Gebang 17151-17154 4
32.75.02 Bekasi Barat 17134-17139 5
32.75.04 Bekasi Selatan 17141-17148 5
32.75.01 Bekasi Timur 17111-17118 4
32.75.03 Bekasi Utara 17121-17126 6
32.75.09 Jatiasih 17421-17426 6
32.75.10 Jatisampurna 17432-17436 5
32.75.06 Medan Satria 17181-17184 4
32.75.11 Mustika Jaya 17165-17168 4
32.75.08 Pondok Gede 17411-17417 5
32.75.12 Pondok Melati 17441-17446 4
32.75.05 Rawalumbu 17174-17177 4
TOTAL 56


Demografi

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan sensus tahun 2010, Kecamatan Bekasi Utara merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan Kecamatan Bantar Gebang dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.[22]

Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar. Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxy City.

Selain itu pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di Kecamatan Bekasi Utara. Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kota Bekasi termasuk kota yang beragam suku bangsa. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota Bekasi adalah orang Jawa, Betawi, dan suku aslinya Sunda. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku Batak dan Minangkabau. Suku Jawa menempati urutan pertama sebagai suku terbanyak di kota ini. Keberagaman suku bangsa di Kota Bekasi memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat Kota Bekasi. Berikut adalah besaran penduduk Kota Bekasi berdasarkan suku bangsa pada Sensus Penduduk tahun 2000;[23] Penduduk Kota Bekasi merupakan gambaran dari keragaman suku bangsa yang khas bagi Indonesia. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, komposisi suku bangsa di Kota Bekasi menunjukkan variasi yang signifikan.

No Suku Jumlah 2000 %
1 Jawa 523.740 31,60%
2 Betawi 473.309 28,56%
3 Sunda 337.016 20,34%
4 Batak 78.149 4,71%
5 Minangkabau 50.779 3,06%
6 Tionghoa 13.476 0,81%
7 Cirebon 4.622 0,28%
8 Suku lainnya 176.421 10,64%
Kota Bekasi 1.657.512 100%
Tahun Jumlah penduduk
2006 1.773.470
2010 2.336.489
2020 3.431.480
Sejarah Kependudukan Kota Bekasi

Ekonomi Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang Jalan Ir H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga Terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.

Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jalan Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mall serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga Jalan K.H. Noer Ali, Kranji, dan Kota Harapan Indah.

Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang tinggi membuat Kota Bekasi kini memiliki banyak pusat perbelanjaan modern meliputi Grand Mall Bekasi, Grand Galaxy Park, Summarecon Mal Bekasi, Grand Metropolitan Mall

Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama. Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%.

Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.[24]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki sekitar 3.110 sekolah, 62.852 siswa dan 2.260 guru.

Perguruan Tinggi

[sunting | sunting sumber]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Rumah Sakit

[sunting | sunting sumber]

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

[sunting | sunting sumber]
  • Puskesmas Aren Jaya
  • Puskesmas Bantar Gebang
  • Puskesmas Bintara
  • Puskesmas Bojong Rawalumbu
  • Puskesmas Jakamulya
  • Puskesmas Jati Asih
  • Puskesmas Jati Bening
  • Puskesmas Jati Luhur
  • Puskesmas Jati Makmur
  • Puskesmas Jati Rahayu
  • Puskesmas Jati Sampurna
  • Puskesmas Jati Warna
  • Puskesmas Kaliabang Tengah
  • Puskesmas Karang Kitri
  • Puskesmas Kota Baru
  • Puskesmas Margajaya
  • Puskesmas Margamulya
  • Puskesmas Mustika Jaya
  • Puskesmas Pejuang
  • Puskesmas Pekayon Jaya
  • Puskesmas Pengasinan
  • Puskesmas Perumnas II
  • Puskesmas Pondok Gede
  • Puskesmas Rawa Tembaga
  • Puskesmas Seroja

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Stasiun kereta api

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki 1 stasiun utama, 3 stasiun KRL Commuter Line, dan empat stasiun LRT Jabodebek. Stasiun Bekasi adalah stasiun kereta api utama di Kota Bekasi dan sekitarnya terutama bagi layanan kereta api antarkota dan KRL Commuter Line. Stasiun kereta api lainnya di kota tersebut, diantaranya stasiun Kranji dan Bekasi Timur yang melayani KRL Commuter Line Cikarang, sedangkan stasiun angkutan massal yang melayani layanan lintas rel terpadu Lin Bekasi adalah stasiun Jati Bening Baru, Cikunir 1 dan 2, serta Bekasi Barat yang terletak di Jalan Jenderal A. Yani di Kecamatan Bekasi Selatan.

Kota Bekasi Kedepan Nya Bakal Ada 3 Stasiun MRT Jakarta Di Masa Depan Bagian Dari Jalur MRT Cikarang - Balaraja

  • Harapan Baru
  • Kaliabang
  • Medan Satria

Ruas jalan tol

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki akses jalan tol menuju ke pusat kota meliputi:

Infrastruktur

[sunting | sunting sumber]

Untuk melayani warga Bekasi, tersedia bus antarkota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. KRL Commuter Line jurusan Bekasi-Jakarta Kota mengangkut warga Bekasi yang bekerja di Jakarta.

Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 12 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani dari Terminal Bekasi menuju berbagai perumahan di wilayah Kota Bekasi.

Sedangkan becak masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan. Peningkatan jumlah ojek terjadi secara signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Ojek digunakan untuk transportasi jarak dekat (2 – 5 km) dan juga di dalam perumahan.

  1. ^ atau diakronimkan menjadi Jabodetabekpunjur,

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 14 Februari 2022. 
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 13 Maret 2024. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 19 Oktober 2023. 
  4. ^ "Kota Bekasi Dalam Angka 2020". Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. 09 Februari 2022. Diakses tanggal 2021-02-05. 
  5. ^ McGee, T.G. (1996). The mega-urban regions of Southeast Asia. UBC Press. ISBN 0-7748-0548-X. 
  6. ^ mediaindonesia.com. "DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur". mediaindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-29. Diakses tanggal 2022-07-27. 
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-22. Diakses tanggal 2023-04-22. 
  8. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-26. Diakses tanggal 2023-04-22. 
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-26. Diakses tanggal 2023-04-22. 
  10. ^ "Buku Prakiraan Musim Hujan 2023-2024 – Rerata Curah Hujan Kota Bekasi Zona Musim 183, 205, dan 207 periode 1991-2020" (PDF). BMKG. hlm. 132. Diakses tanggal 14 September 2023. 
  11. ^ "Bekasi, Jawa Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 September 2020. 
  12. ^ "Bekasi Timur, Jawa Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 September 2020. 
  13. ^ "Bekasi, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 4 September 2020. 
  14. ^ "Kronologi Penangkapan Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad di Bali". detikcom. 21 Maret 2012. Diakses tanggal 21 Maret 2012. 
  15. ^ Aji, M Rosseno (5 Januari 2022). "Breaking News: OTT KPK, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Ditangkap". Tempo.co. Diakses tanggal 6 Januari 2022. [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ "Kota Bekasi Dalam Angka Tahun 2010". Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. 03-12-2010. Diakses tanggal 23-02-2023. 
  17. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bekasi 2014-2019
  18. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bekasi 2019-2024
  19. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  20. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  21. ^ Kode Pos Kota Bekasi
  22. ^ poskota.co.id Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi Diarsipkan 2021-10-23 di Wayback Machine.
  23. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 10 Mei 2022. 
  24. ^ "Pertumbuhan Eknomi Kota Bekasi 2004-2006 di situs Sistem Investasi Daerah Kota Bekasi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-22. Diakses tanggal 2013-10-14. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama Bekasi berasal dari kata Bagasasi yang artinya sama dengan Candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini.

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dahulu sebagai ibu kota Kerajaan Tarumanagara. Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa (Jakarta), Pasir Awi (Cibarusah), Depok, Cibinong, Bogor, hingga ke wilayah Purwalingga.

Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai ibu kota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669–723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567–1579 M).

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Di antaranya dengan ditemukannya 4 prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jaya Dewa) yang ditulis dalam 5 lembar lempeng tembaga.

Sejak abad ke-5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara, abad ke-8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara Pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Cibarusah
Sebelum kemerdekaan, dimana Wilayah Bekasi Selatan masih menjadi bagian dari kawedanan Tjibaroesa/Cibarusah Buitenzorg/Bogor. Peta ini dibuat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1933. [1]

Sejarah Sebelum Tahun 1949

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari zaman ke zaman, sejak zaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan, dan zaman Republik Indonesia. Di zaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih dikuasai oleh para tuan tanah keturunan Tionghoa.[butuh rujukan]

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan, dan Kun menjadi Desa atau Kelurahan. Saat itu ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia en Omelanden. Sementara, batas Pondok Gede, Kali Bekasi, dan Serangbaroe ke Selatan yaitu wilayah Kranggan (Jatisampurna), Awirangan, Setu, hingga sampai Wilayah Tjibaroesa/Cibarusah), Buitenzorg Masuk menjadi bagian dari. Negara Pasundan. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Karawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad van Nederlandsch Indie 1948 No.178 Negara Pasundan.[2]

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

[sunting | sunting sumber]

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di Alun-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut:

"Rakyat Bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia."

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan, dan wilayah pelimpahan dari Kawedanan Tjibaroesa (Buitenzorg) yaitu: Kecamatan Cibarusah, Kecamatan Serang Baru, Desa Kranggan (Sekarang Kecamatan Jatisampurna), serta sebagian Kecamatan Setu. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".

Kewedanannya sendiri adalah:

  1. Kewedanan Bekasi
    • Kecamatan Bekasi terdiri atas 9 desa
    • Kecamatan Babelan terdiri atas 6 desa
    • Kecamatan Cilincing terdiri atas 3 desa
    • Kecamatan Pondok Gede terdiri atas 7 desa
  2. Kewedanan Tambun
    • Kecamatan Tambun terdiri atas 8 desa
    • Kecamatan Setu terdiri atas 9 desa
    • Kecamatan Cibitung terdiri atas 7 desa
  3. Kewedanan Cikarang
    • Kecamatan Cikarang terdiri atas 7 desa
    • Kecamatan Lemababang terdiri atas 8 desa
    • Kecamatan Cibarusa terdiri atas 11 desa
  4. Kewedanan Serengseng
    • Kecamatan Sukatani terdiri atas 9 desa
    • Kecamatan Pebayuran terdiri atas 6 desa
    • Kecamatan Cabangbungin terdiri atas 5 desa

Pada tahun 1960 Kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi (Jalan Ir H. Juanda, Kota Bekasi). Kemudian pada tahun 1982, saat bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jalan Ahmad Yani No.1, Kabupaten Bekasi. Hal ini dilakukan karena perkembangan Bekasi yang sangat pesat sehingga bahkan dibentuk Kota Administratif Bekasi.

Kota Administratif Bekasi sendiri dibentuk pada tahun 1981 dari Kecamatan Bekasi (16 kelurahan dan 8 desa) dan sebagian dari Kecamatan Tambun (2 kelurahan, serta sebagian dari 2 desa) dengan 4 kecamatan yang terbagi ke 18 kelurahan dan 8 desa melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48 tahun 1981.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono dari tahun 1982 hingga 1988. Tahun 1988 Wali kota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi dari tahun 1988 hingga 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR dari tahun 1991 hingga 1997.

Pada perkembangannya, Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang makin tinggi. Dengan begitu status Kota Administratif Bekasi kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 yang menambahkan tiga kecamatan, yakni kecamatan Pondokgede, Jatiasih, dan Bantargebang.[3]

Selanjutnya dengan terjadinya reformasi, penambahan kecamatan dan kelurahan dilakukan melalui peraturan daerah. Yang pertama adalah Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2000 terkait pembentukan Kecamatan Jatisampurna dari Pondokgede, yang dilanjutkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Bekasi[4] mengatur pembentukan dua kecamatan baru, yakni: Rawalumbu dari Bekasi Timur; dan Medan Satria dari Bekasi Barat. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2000 adalah 10 Kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 35 Kelurahan dan 17 Desa.

Perda Kota Bekasi Nomor 02 Tahun 2002[5] tentang Penetapan Kelurahan mengatur bahwa seluruh desa yang ada di Kota Bekasi berubah status menjadi kelurahan. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2002 menjadi 10 Kecamatan dan 52 Kelurahan.

Kemudian pada tahun 2004, muncul lagi Perda Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2004[6] yang mengubah Perda Nomor 14 Tahun 2000. Perda ini membentuk 2 Kecamatan; Mustika Jaya dari Bantargebang; dan Pondok Melati dari Jatisampurna dan Pondokgede; serta menambah kelurahan baru. Hal ini menyebabkan pembagian adminisitratif Kota Bekasi menjadi seperti sekarang ini, dengan 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km², dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:

Utara Kabupaten Bekasi
Timur Kabupaten Bekasi
Selatan Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Barat Provinsi DKI Jakarta

Topografi

[sunting | sunting sumber]

Kondisi topografi Kota Bekasi dengan kemiringan antara 0–2 % dan terletak pada ketinggian antara 11–81 m di atas permukaan air laut.

  1. Ketinggian ≥ 25 m: Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Timur, dan Kecamatan Pondok Gede.
  2. Ketinggian 25–100 m: Kecamatan Bantar Gebang, Kecamatan Mustika Jaya, Kecamatan Pondok Melati, dan Kecamatan Jati Asih.

Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.

Hidrologi

[sunting | sunting sumber]

Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:

Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu Sungai Cakung, Kali Bekasi, dan Kali Sunter, beserta anak-anak sungainya. Kali Bekasi berhulu di pertemuan dua sungai yaitu Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.

Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi Kali Bekasi dan beberapa sungai atau kali kecil, serta Saluran Irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (Kota dan Kabupaten) dan wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi air permukaan Kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).[butuh rujukan]

Air Tanah

[sunting | sunting sumber]

Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA Bantar Gebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.[butuh rujukan]

Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim muson tropis (Am) dengan tingkat kelembapan yang tinggi yakni sebesar ±78%. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri atau perdagangan dan permukiman. Suhu udara harian diperkirakan berkisar antara 24 °C–33 °C. Oleh karena wilayahnya yang beriklim muson tropis, Kota Bekasi mengalami dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Musim kemarau di Kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara yang bersifat kering berembus sejak awal bulan Mei hingga bulan September dengan bulan terkering yaitu bulan Agustus. Sementara itu, musim penghujan di kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah & lembap dan biasanya bertiup pada bulan November hingga bulan Maret dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 300 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Bekasi berada pada angka 1.600–2.000 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan ≥130 hari hujan.


Data iklim Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.4
(86.7)
30.2
(86.4)
31.9
(89.4)
32.7
(90.9)
33
(91)
32.4
(90.3)
32.8
(91)
33.5
(92.3)
34.9
(94.8)
35
(95)
33.4
(92.1)
31.9
(89.4)
32.67
(90.78)
Rata-rata harian °C (°F) 27
(81)
27.2
(81)
27.9
(82.2)
28.4
(83.1)
28
(82)
27.6
(81.7)
27.2
(81)
27.5
(81.5)
28
(82)
29.4
(84.9)
28.3
(82.9)
27.9
(82.2)
27.87
(82.13)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.6
(74.5)
23.7
(74.7)
23.8
(74.8)
24
(75)
24
(75)
23.1
(73.6)
22.7
(72.9)
22.8
(73)
23.1
(73.6)
23.8
(74.8)
24
(75)
23.9
(75)
23.54
(74.33)
Presipitasi mm (inci) 328
(12.91)
345
(13.58)
213
(8.39)
185
(7.28)
118
(4.65)
77
(3.03)
57
(2.24)
37
(1.46)
56
(2.2)
119
(4.69)
192
(7.56)
209
(8.23)
1.936
(76,22)
Rata-rata hari hujan 21 22 19 16 10 6 4 2 4 11 17 18 150
% kelembapan 84 83 82 81 80 78 76 73 74 75 77 80 78.6
Rata-rata sinar matahari bulanan 141 162 201 244 258 250 285 299 264 256 208 182 2.750
Sumber #1: BMKG[7]
Sumber #2: Climate-Data.org[8][9] & Weatherbase[10]

Permukiman

[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,4 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatisampurna, Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bantar Gebang, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Rawa Lumbu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat, Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Mustika Jaya, dan Kecamatan Pondok Melati.

Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Daftar Wali kota

[sunting | sunting sumber]
No. Potret Wali Kota Administratif
(lahir–wafat)
Mulai menjabat Akhir menjabat Masa Jabatan Partai Prd. Wakil Wali Kota Ket.
1 H.
Soedjono
1982 1988 Non Partisan 1
2 Drs.
Andi Sukardi
1988 1991 Non Partisan 2
3 Drs. H.
Khailani AR
1991 1997 Non Partisan 3
No. Potret Wali Kota
(lahir–wafat)
Mulai menjabat Akhir menjabat Masa Jabatan Partai Prd. Wakil Wali Kota Ket.
Drs. H.
Khailani AR
10 Maret 1997 23 Februari 1998 350 hari Non Partisan
1 Nonon Sontanie
(1943–2006)
23 Februari 1998 10 Maret 2003 5 tahun, 15 hari Non Partisan 4
2 Akhmad Zurfaih
(1952–2011)
10 Maret 2003 10 Maret 2008 5 tahun, 0 hari Partai Golongan Karya 5 Mochtar Mohamad
3 Mochtar Mohamad
(l. 1964)
10 Maret 2008 3 Mei 2012 4 tahun, 54 hari PDIP 6 Rahmat Effendi [Ket. 1]
Rahmat Effendi
(l. 1964)
3 Mei 2012 10 Maret 2013 311 hari Golkar [Ket. 2]
4 10 Maret 2013 10 Maret 2018 5 tahun, 0 hari 7 Ahmad Syaikhu
Ruddy Gandakusumah 13 Maret 2018 31 Agustus 2018 171 hari Non Partisan
Toto Muhamad Toha 31 Agustus 2018 20 September 2018 20 hari Non Partisan
(4) Rahmat Effendi
(l. 1964)
20 September 2018 7 Januari 2022 3 tahun, 109 hari Golkar 8 Tri Adhianto Tjahyono [Ket. 3]
Tri Adhianto Tjahyono
(l. 1970)
7 Januari 2022 21 Agustus 2023 1 tahun, 226 hari PDIP [Ket. 4]
5 21 Agustus 2023 20 September 2023 30 hari
Raden Gani Muhamad 20 September 2023 Sekarang 337 hari Non Partisan
  Independen
  Partai Golongan Karya
  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan


Catatan
  1. ^ Diberhentikan atas dugaan kasus korupsi[11]
  2. ^ Pelaksana tugas
  3. ^ Diberhentikan atas dugaan kasus korupsi[12]
  4. ^ Pelaksana tugas

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Bekasi dalam lima periode terakhir.[13][14][15]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2004-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024 2024-2029
PKS 11 Penurunan 10 Penurunan 7 Kenaikan 12 Penurunan 11
PDI-P 6 Kenaikan 8 Kenaikan 12 Steady 12 Penurunan 9
Golkar 9 Penurunan 6 Kenaikan 8 Steady 8 Steady 8
Gerindra (baru) 3 Kenaikan 6 Steady 6 Steady 6
PAN 6 Penurunan 3 Kenaikan 4 Kenaikan 5 Steady 5
PKB 0 Kenaikan 1 Steady 1 Steady 1 Kenaikan 5
Demokrat (baru) 7 Kenaikan 14 Penurunan 4 Steady 4 Penurunan 2
PSI (baru) 0 Steady 0 Kenaikan 2
PPP 4 Penurunan 2 Kenaikan 4 Penurunan 2 Steady 2
Hanura (baru) 1 Kenaikan 4 Penurunan 0 Steady 0
PBB 1 Steady 1 Penurunan 0 Steady 0 Steady 0
PDS (baru) 1 Steady 1
Jumlah Anggota 45 Kenaikan 50 Steady 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 8 Kenaikan 11 Penurunan 9 Penurunan 8 Kenaikan 9


Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki 12 kecamatan dan 56 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.409.083 jiwa dengan luas wilayah 206,61 km² dan sebaran penduduk 4.035 jiwa/km².[16][17]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Kodepos[18] Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
32.75.07 Bantar Gebang 17151-17154 4
32.75.02 Bekasi Barat 17134-17139 5
32.75.04 Bekasi Selatan 17141-17148 5
32.75.01 Bekasi Timur 17111-17118 4
32.75.03 Bekasi Utara 17121-17126 6
32.75.09 Jatiasih 17421-17426 6
32.75.10 Jatisampurna 17432-17436 5
32.75.06 Medan Satria 17181-17184 4
32.75.11 Mustika Jaya 17165-17168 4
32.75.08 Pondok Gede 17411-17417 5
32.75.12 Pondok Melati 17441-17446 4
32.75.05 Rawalumbu 17174-17177 4
TOTAL 56


Demografi

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan sensus tahun 2010, Kecamatan Bekasi Utara merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan Kecamatan Bantar Gebang dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.[19]

Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar. Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxy City.

Selain itu pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di Kecamatan Bekasi Utara. Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kota Bekasi termasuk kota yang beragam suku bangsa. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota Bekasi adalah orang Jawa, Betawi, dan suku aslinya Sunda. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku Batak dan Minangkabau. Suku Jawa menempati urutan pertama sebagai suku terbanyak di kota ini. Keberagaman suku bangsa di Kota Bekasi memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat Kota Bekasi. Berikut adalah besaran penduduk Kota Bekasi berdasarkan suku bangsa pada Sensus Penduduk tahun 2000;[20] Penduduk Kota Bekasi merupakan gambaran dari keragaman suku bangsa yang khas bagi Indonesia. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, komposisi suku bangsa di Kota Bekasi menunjukkan variasi yang signifikan.

No Suku Jumlah 2000 %
1 Jawa 523.740 31,60%
2 Betawi 473.309 28,56%
3 Sunda 337.016 20,34%
4 Batak 78.149 4,71%
5 Minangkabau 50.779 3,06%
6 Tionghoa 13.476 0,81%
7 Cirebon 4.622 0,28%
8 Suku lainnya 176.421 10,64%
Kota Bekasi 1.657.512 100%
Tahun Jumlah penduduk
2006 1.773.470
2010 2.336.489
2020 3.431.480
Sejarah Kependudukan Kota Bekasi

Ekonomi Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang Jalan Ir H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga Terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.

Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jalan Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mall serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga Jalan K.H. Noer Ali, Kranji, dan Kota Harapan Indah.

Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang tinggi membuat Kota Bekasi kini memiliki banyak pusat perbelanjaan modern meliputi Grand Mall Bekasi, Grand Galaxy Park, Summarecon Mal Bekasi, Grand Metropolitan Mall

Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama. Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%.

Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.[21]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki sekitar 3.110 sekolah, 62.852 siswa dan 2.260 guru.

Perguruan Tinggi

[sunting | sunting sumber]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Rumah Sakit

[sunting | sunting sumber]

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

[sunting | sunting sumber]
  • Puskesmas Aren Jaya
  • Puskesmas Bantar Gebang
  • Puskesmas Bintara
  • Puskesmas Bojong Rawalumbu
  • Puskesmas Jakamulya
  • Puskesmas Jati Asih
  • Puskesmas Jati Bening
  • Puskesmas Jati Luhur
  • Puskesmas Jati Makmur
  • Puskesmas Jati Rahayu
  • Puskesmas Jati Sampurna
  • Puskesmas Jati Warna
  • Puskesmas Kaliabang Tengah
  • Puskesmas Karang Kitri
  • Puskesmas Kota Baru
  • Puskesmas Margajaya
  • Puskesmas Margamulya
  • Puskesmas Mustika Jaya
  • Puskesmas Pejuang
  • Puskesmas Pekayon Jaya
  • Puskesmas Pengasinan
  • Puskesmas Perumnas II
  • Puskesmas Pondok Gede
  • Puskesmas Rawa Tembaga
  • Puskesmas Seroja

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Stasiun kereta api

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki 1 stasiun utama, 3 stasiun KRL Commuter Line, dan empat stasiun LRT Jabodebek. Stasiun Bekasi adalah stasiun kereta api utama di Kota Bekasi dan sekitarnya terutama bagi layanan kereta api antarkota dan KRL Commuter Line. Stasiun kereta api lainnya di kota tersebut, diantaranya stasiun Kranji dan Bekasi Timur yang melayani KRL Commuter Line Cikarang, sedangkan stasiun angkutan massal yang melayani layanan lintas rel terpadu Lin Bekasi adalah stasiun Jati Bening Baru, Cikunir 1 dan 2, serta Bekasi Barat yang terletak di Jalan Jenderal A. Yani di Kecamatan Bekasi Selatan.

Ruas jalan tol

[sunting | sunting sumber]

Kota Bekasi memiliki akses jalan tol menuju ke pusat kota meliputi:

Infrastruktur

[sunting | sunting sumber]

Untuk melayani warga Bekasi, tersedia bus antarkota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. KRL Commuter Line jurusan Bekasi-Jakarta Kota mengangkut warga Bekasi yang bekerja di Jakarta.

Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 12 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani dari Terminal Bekasi menuju berbagai perumahan di wilayah Kota Bekasi.

Sedangkan becak masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan. Peningkatan jumlah ojek terjadi secara signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Ojek digunakan untuk transportasi jarak dekat (2 – 5 km) dan juga di dalam perumahan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Instagram". www.instagram.com. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  2. ^ mediaindonesia.com. "DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur". mediaindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-29. Diakses tanggal 2022-07-27. 
  3. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 14 Februari 2022. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-22. Diakses tanggal 2023-04-22. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-26. Diakses tanggal 2023-04-22. 
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-26. Diakses tanggal 2023-04-22. 
  7. ^ "Buku Prakiraan Musim Hujan 2023-2024 – Rerata Curah Hujan Kota Bekasi Zona Musim 183, 205, dan 207 periode 1991-2020" (PDF). BMKG. hlm. 132. Diakses tanggal 14 September 2023. 
  8. ^ "Bekasi, Jawa Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 September 2020. 
  9. ^ "Bekasi Timur, Jawa Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 September 2020. 
  10. ^ "Bekasi, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 4 September 2020. 
  11. ^ "Kronologi Penangkapan Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad di Bali". detikcom. 21 Maret 2012. Diakses tanggal 21 Maret 2012. 
  12. ^ Aji, M Rosseno (5 Januari 2022). "Breaking News: OTT KPK, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Ditangkap". Tempo.co. Diakses tanggal 6 Januari 2022. [pranala nonaktif permanen]
  13. ^ "Kota Bekasi Dalam Angka Tahun 2010". Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. 03-12-2010. Diakses tanggal 23-02-2023. 
  14. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bekasi 2014-2019
  15. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bekasi 2019-2024
  16. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  17. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  18. ^ Kode Pos Kota Bekasi
  19. ^ poskota.co.id Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi Diarsipkan 2021-10-23 di Wayback Machine.
  20. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 10 Mei 2022. 
  21. ^ "Pertumbuhan Eknomi Kota Bekasi 2004-2006 di situs Sistem Investasi Daerah Kota Bekasi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-22. Diakses tanggal 2013-10-14. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]