Lompat ke isi

Kepercayaan tradisional di Sulawesi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BuntuKonye (bicara | kontrib)
→‎Daerah penyebaran: Memperbaiki susunan daerah dan waktu penyebaran ~~~~
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Super Hylos (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(47 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Kepercayaan tradisional di Sulawesi''' merujuk pada [[kepercayaan asli|kepercayaan tradisional]] yang dianut oleh masyarakat di [[Pulau Sulawesi]]. Berikut ini daftar kepercayaan tradisional di Sulawesi.
[[Berkas:Toraja coffin.JPG|jmpl|402x402px|Upacara pemakaman di suku toraja]]
'''Animisme di Pulau Sulawesi''' mengacuh pada Sistem kepercayaan [[Tradisionalisme|tradisional]] [[suku Toraja]] "[[Aluk Todolo]]" yang merupakan kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan" (kadang diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan [[Puang Matua]], dewa pencipta. [[Alam semesta]], menurut aluk, dibagi menjadi [[dunia]] atas (Surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah. Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya. Hewan tinggal di dunia bawah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar, bumi adalah tempat bagi umat manusia, dan surga terletak di atas, ditutupi dengan atap berbetuk pelana. [[Mitologi Romawi|Dewa-dewa]] Toraja lainnya adalah [[Pong Banggai]] di [[Gunung Rantemario|Rante]] (dewa bumi), [[Indo' Ongon-Ongon]] (dewi gempa bumi), [[Pong Lalondong]] (dewa kematian), [[Indo' Belo Tumbang]] (dewi pengobatan), dan lainnya.


==Adat Musi==
Kekuasaan di bumi yang kata-kata dan tindakannya harus dipegang baik dalam kehidupan pertanian maupun dalam [[Pemakaman|upacara pemakaman]], disebut [[to minaa]] (seorang pendeta aluk). Aluk bukan hanya sistem kepercayaan, tetapi juga merupakan gabungan dari hukum, [[agama]], dan kebiasaaan. Aluk mengatur kehidupan bermasyarakat, praktik pertanian, dan ritual keagamaan. Tata cara Aluk bisa berbeda antara satu [[desa]] dengan desa lainnya. Satu [[hukum]] yang umum adalah peraturan bahwa ritual kematian dan kehidupan harus dipisahkan. Suku Toraja percaya bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenazah jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan.Kedua ritual tersebut sama pentingnya. Ketika ada para [[misionaris]] dari [[Belanda]], orang [[Kristen]] Toraja tidak diperbolehkan menghadiri atau menjalankan [[ritual]] kehidupan, tetapi diizinkan melakukan ritual kematian. Akibatnya, ritual kematian masih sering dilakukan hingga saat ini, tetapi ritual kehidupan sudah mulai jarang dilaksanakan.
{{Utama|Adat Musi}}
Adat Musi adalah salah satu [[agama asli Nusantara]] yang dianut oleh [[suku Talaud]]. Adat Musi juga merujuk ke organisasi agama tersebut yang bernama "Gereja Adat Musi". Penganut Adat Musi meyakini bahwa Bawangin Panahal menerima wahyu dari Tuhan dan dari perantaranya yang disebut ''Onto'a'' atau ''Onto'a Ruata''.<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa|last=Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa|date=2006|publisher=Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa|isbn=9789791607117|location=Jakarta|pages=72-74|oclc=424338489}}</ref>


== Sejarah ==
==Aluk Todolo==
{{Utama|Aluk Todolo}}
Awal mula animisme di Pulau Sulawesi berasal dari Aluk Todolo, keyakinan, dan ajaran hidup orang Toraja terdahulu, mereka meyakini bahwa "Orang Toraja berasal dari Langit". Tidak hanya manusia saja, tetapi juga kerbau, ayam, kapas, hujan, besi, bisa, dan padi sebagai unsur dasar dari alam ini, dibuat dan diturunkan dari langit. Adalah Datu' Laukku yang dianggap sebagai nenek moyang manusia. Ia dibuat langsung oleh Sang Pencipta yang disebut Puang Matua, dari bahan emas murni, dengan perantaraan Sauan Sibarrung.
Aluk Todolo adalah [[agama etnis]] leluhur nenek moyang [[suku Toraja]] yang hingga saat ini masih dipraktikkan oleh sejumlah besar masyarakat Toraja. Pada tahun 1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh negara dan resmi dikategorikan ke dalam agama [[Hindu]], sehingga kerap disebut sebagai "Hindu Alukta". Aluk Todolo adalah salah satu agama tertua yang dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup [[Konghucu]] dan agama Hindu. Oleh karena itu, Aluk Todolo merupakan suatu kepercayaan yang bersifat [[pantheisme]] yang dinamistik.<ref name = Sejari>[http://sejarahri.com/aluk-todolo-kepercayaan-suku-toraja/ Sejarah RI: Aluk Todolo Kepercayaan Suku Toraja] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190327091716/http://sejarahri.com/aluk-todolo-kepercayaan-suku-toraja/ |date=2019-03-27 }}. Diakses 20 Maret 2019.</ref><ref>[http://www.wacana.co/2013/05/aluk-todolo-toraja/ Wacana: Aluk Todolo, Kepercayaan Suku Toraja]. 15 Mei 2019. Diakses 20 Maret 2019.</ref>


==Islam Tua==
Datu' Laukku beserta keturunannnya tetap hidup di langit hingga beberapa generasi, dan dari keturunannya itu yang pertama kali diturunkan ke bumi adalah Pong Bura Langi. Di bumi, Pong Bura Langi kemudian memiliki keturunan yang pertama dan disebut Pong Mula Tau. Pong Mula Tau inilah yang dianggap dan disebut sebagai manusia pertama.
{{Utama|Islam Tua}}
Islam Tua atau Masade adalah aliran kepercayaan [[suku Sangir]] yang berkembang di [[Kabupaten Kepulauan Sangihe|Kepulauan Sangihe]]. Islam Tua adalah sebutan yang diberikan orang luar kepada penganut kepercayaan ini karena menganggap sebagian ajarannya lebih dekat pada agama [[Islam]], sedangkan para pemeluknya sendiri menyebutnya sebagai Masade.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/3118686/menelusuri-keberadaan-islam-masade-di-kepulauan-sangihe|title=Menelusuri Keberadaan Islam Masade di Kepulauan Sangihe|last=Ikanubun|date=2017-10-06|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-08-14|editor-last=Syaiful|editor-first=Anri|first=Yoseph}}</ref> Akibat tekanan pemerintahan dan berkembangnya zaman, agama ini mengalami beberapa perubahan nama. Pertama kali agama ini dikenali sebagai agama Masade, kemudian Islam Handung, kemudian Penghayat, dan pada akhirnya agama ini disebut oleh sebagian orang Sangihe sebagai Islam Tua.<ref>{{Cite web|url=http://sangihekab.go.id/home/index.php?document_srl=859&mid=Sejarah|title=Sejarah - Sejarah Islam Tua Lenganeng|website=sangihekab.go.id|access-date=2019-08-14}}</ref>


==Lamoa==
Namun menurut orang Toraja, Pong Bura Langi bukanlah satu-satunya yang turun dari langit. Beberapa keturunan Datu' Laukku lainnya juga turun ke Bumi. Di antara yang turun dari langit adalah Puang Soloara di Sesean, Puang Tamboro Langi (Sawerigading) di Kandora, dan Puang Ri Kesu di Gunung Kesu. Mereka ini disebut ''tomanurun di langi’'' yang artinya adalah orang yang turun dari langit. Kali ini Toraja tidak sendirian menganut kepercayaan tomanurun di Langi. Suku-suku lain yang mendiami wilayah seputaran semenanjung [[Sulawesi Selatan]] juga percaya adanya tomanurung di langi’, hanya saja mengenai tempat kedatangannya sangat bervariasi.<ref>{{Cite book|title=Tradisi Masyarakat di Sulawesi Selatan|last=Saransi|first=Ahmad|publisher=Lamacca Press|year=2003|isbn=|location=Makassar|pages=25}}</ref>
{{Utama|Lamoa}}
Lamoa adalah bentuk kepercayaan tradisional yang dahulu banyak dianut oleh penduduk asli [[Suku Pamona|Pamona]] di [[Kabupaten Poso]]. Bentuk peribadatannya disebut sebagai ''Molamoa'' yang ditujukan untuk [[Pue Mpalaburu]] (dewa tertinggi).<ref name=":0">{{Cite book|last=Adriani|first=N.|date=1912|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB18A:025970000:00005|title=De Bare'e-sprekende Toradja's van Midden-Celebes|publisher=Landsdrukkerij|language=Nederlands}}</ref><ref>{{cite journal|url=http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/47345|title=Bentuk dan fungsi nyanyian ritual dalam kesenian Wora Sinci di Masyarakat Pamona Propinsi Sulawesi Tengah|website=etd.repository.ugm.ac.id|location=[[Yogyakarta]], Indonesia|access-date=14 Mei 2023|language=id|date=2010|publisher=[[Universitas Gadjah Mada]]|author=Christian|first2=Handi|last2=Jefry|first3=Victor|last3=Ganap}}</ref>


==Tolotang==
== Kepercayaan awal ==
{{Utama|Tolotang}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Toraja dodenfeest na de dood van een puang van Sangalla TMnr 20017916.jpg|jmpl|225px|Upacara kematian Toraja.]]
Tolotang (kadang ditulis ''Tolottang'' atau ''Towani Tolotang'') adalah [[agama etnis|agama asli]] [[suku Bugis]] yang dianut mayoritas di beberapa wilayah dalam provinsi [[Sulawesi Selatan]], terutama di [[Kabupaten Sidenreng Rappang]]. Sekitar 5.000 warga di wilayah [[Amparita, Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang|Amparita, Sidenreng Rappang]] menganut agama ini secara turun temurun. Karena [[Pemerintah Indonesia]] hanya mengakui enam agama secara resmi, selebihnya dikategorikan sebagai "Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa", dan juga penganut Tolotang tidak mau disebut sebagai aliran kepercayaan, akhirnya mereka menggabungkan diri dengan agama [[Hindu]]. Maka dari itu, hingga saat ini kepercayaan ini juga dikenal dengan nama Hindu Tolotang.<ref name= Panaungi>[http://www.rappang.com/2009/12/la-panaungi-pendiri-toani-tolotang.html La panaungi, Pendiri Toani Tolotang] ''rappang.com''. {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150503020220/http://www.rappang.com/2009/12/la-panaungi-pendiri-toani-tolotang.html |date=2015-05-03 }}</ref>
Kepercayaan Aluk Todolo ini bersumber dari dua ajaran utama yaitu aluk 7777 (aluk sanda pitunna) dan aluk serba seratus (sanda saratu'). Aluk Sanda Pitunna (aluk 7777) merupakan sistem religi yang diyakini oleh orang Toraja sebagai aluk yang diturunkan dari langit bersama-sama dengan umat manusia. Oleh karena itu, Aluk Sanda Pitunna adalah aluk tertua dan menyebar secara luas di Toraja. Sementara itu, Aluk Sanda Saratu' datang kemudian, namun Aluk Sanda Saratu' hanya berkembang didaerah Tallu Lembangna.


==Tonaas Walian==
Aluk Sanda Pitunna bersumber dari ajaran agama (sukaran aluk) yang meliputi upacara (aluk), larangan (pemali), kebenaran umum (sangka') dan kejadian sesuai dengan alurnya (salunna). Aluk sendiri meliputi upacara yang terdiri atas tiga pucuk dan empat tumbuni (aluk tallu lolona, a'pa' pentaunina). Disebut tiga aluk karena ia meliputi upacara yang menyangkut aluk tau atau manusia.<ref name= Cult1>[http://www.torajaculture.id/2013/11/aluk-todolo-agama-purba-suku-toraja.html Toraja Culture: Aluk Todolo Agama Purba Suku Toraja] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190322121645/http://www.torajaculture.id/2013/11/aluk-todolo-agama-purba-suku-toraja.html |date=2019-03-22 }}. 13 November 2013. Diakses 22 Maret 2019.</ref><ref>{{Cite book|title=Toraja dan Kebudayaannya|last=Tangdilintin|first=L.T.|publisher=Yayasan Baruga Nusantara|year=2001|isbn=|location=Makassar|pages=67}}</ref>
{{Utama|Tonaas Walian}}
Tonaas Walian adalah [[agama etnis]] yang dianut oleh [[orang Minahasa]] di [[Sulawesi Utara]].<ref>{{cite encyclopedia |title=Ensiklopedi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa |edition=4th |place=Jakarta |publisher=Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |year=2010 |orig-year=2003 |url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=7335&keywords= |language=id |isbn=978-979-16071-1-7 |pages=382–83}}</ref>


==Kepercayaan lainnya==
Aluk Todolo atau Alukta adalah aturan tata hidup yang telah dimiliki sejak zaman dahulu oleh masyarakat Suku Toraja, Sulawesi Selatan. Aturan tata hidup tersebut berkenaan dengan sistem pemerintahan, sistem kemasyarakatan dan sistem kepercayaan. Dalam hal kepercayaan, penduduk Suku Toraja percaya kepada Sang Pencipta, yang disebut dengan istilah Puang Matua. Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, sang pencipta ini. Di dalam menjalankan ritualnya, Aluk Todolo memiliki dua macam upacara yaitu upacara berduka disebut ''Rambu Solo''' dan ''Rambu Tuka'' sebagai upacara kegembiraan. Upacara Rambu Solo' meliputi tujuh tahapan, yaitu ''Rapasan'', ''Barata Kendek'', ''Todi Balang'', ''Todi Rondon'', ''Todi Sangoloi'', ''Di Silli'', ''Todi Tanaan''. Serta upacara Rambu Tuka juga meliputi tujuh tahapan diantaranya ''Tananan Bua'', ''Tokonang Tedong'', ''Surasang Tallang'', ''Remesan Para'', ''Tangkeuan Suru'', ''Kapuran Pangguan''.
* Sundeng, kepercayaan asli [[suku Sangir]]<ref>
{{cite journal|url=https://barta1.com/v2/2021/09/12/kepercayaan-dan-agama-purba-di-sangihe/|title=Kepercayaan dan Agama Purba di Sangihe|website=barta1.com}}</ref>
*Ada' Mappurondo, kepercayaan asli [[suku Mamasa]]<ref>{{cite journal|url=https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/tepian/article/view/626|date=Juni 2021|access-date=28 Maret 2023|publisher=Universitas Kristen Duta Wacana|first1=Enni|last1=Rosa|website=ejournal-iakn-manado.ac.id|location=Manado, Indonesia|title=SEBUAH CATATAN PERJUMPAAN ADA’ MAPPURONDO, ISLAM DAN KRISTEN DALAM TRADISI PAMBAYAAN KU’BU’ DI JEMAAT SEPANG}}</ref>
*Alu' Tojolo, kepercayaan asli [[suku Duri]]<ref>{{cite journal|url=https://www.academia.edu/9657831/Suku_Duri_Enrekang_Sulawesi_Selatan|title=Suku Duri, Enrekang -Sulawesi Selatan|first1=Firma|last1=Linda|website=www.academia.edu|language=id|access-date=15 Mei 2023|date=2014}}</ref>
*Halaik, kepercayaan asli [[suku Wana]]<ref>{{cite journal|url=https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Sosioreligius/article/view/13324/8264|date=Juni 2021|access-date=28 Maret 2023|publisher=UIN Alauddin |first1=Moh.|last1=Nuffa|website=journal.uin-alauddin.ac.id|location=Sulawesi Tengah, Indonesia|title=TAU TAA WANA, DARI ALAM UNTUK ALAM: Filosofi dan Praktik Bijaksana Menata Relasi Manusia dan Alam}}</ref>
*Patuntung, kepercayaan asli [[suku Kajang]]<ref>{{cite journal|url=https://ojs.unm.ac.id/pir/article/view/9981|title=Patuntung Sebagai Kepercayaan Masyarakat Kajang Dalam (Ilalang Embayya) Di Kabupaten Bulukumba|author=Hasan|first2=Hasrudin|last2=Nur|website=ojs.unm.ac.id|language=id|access-date=15 Mei 2023|date=2019|publisher=Universitas Sawerigading Makassar|location=[[Makassar]], Indonesia}}</ref>
*Sanggelo, kepercayaan asli [[suku Tolaki]]<ref>{{cite web|url=https://kkst-sultra.org/2021/10/02/mengenal-suku-tolaki/|title=Mengenal Suku Tolaki|website=kkst-sultra.org|language=id|access-date=14 Mei 2023|publisher=Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara|date=2021}}</ref>


==Referensi==
Aluk Todolo sendiri menjadi tali pengikat masyarakat Toraja yang begitu kuat, bahkan menjadi landasan kesatuan sang torayan yang sangat kokoh sehingga ke manapun orang Toraja pergi, mereka akan selalu teringat dengan kampung halaman, dan rindu untuk kembali kesana. Ikatan batin yang begitu kokoh tentu saja adalah buah-buah hasil dari tempaan Aluk Todolo itu. Karena itu memprihatinkan bila aluk todolo kini nyaris lenyap diterpa arus dunia modern.
{{Reflist}}


{{Agama di Indonesia}}
== Pokok ajaran ==
{{Mitos supernatural Indonesia}}
Pokok-okok ajaran animisme di Sulawesi hampir keseluruhan mengacu pada ajaran Aluk Todolo, Puang Matua menciptakan segala isi bumi ini pertama-tama dengan menciptakan delapan Makhluk di atas langit melalui tempayan yang disebut Saun Sibarrung, yang menurut mitos ajarannya berbunyi: ''"Berangkatlah sang pencipta ke sebelah barat mengambil sebakul emas dan kembali membawa bakulnya itu dan dimasukkannya kedalam sebuah tempayan yang dinamakan Saun Sibarrung dan kemudian dihembusnya Saun Sibarrung itu lalu terciptalah delapan macam nenek makhluk dari dalamnya dan masing–masing diberi nama:
* Datu' La Ukku', yaitu Nenek dari Manusia
* Merrante, yaitu Nenek dari Racun
* La Ungku', yaitu Nenek dari Kapas
* Irako, yaitu Nenek dari Besi
* Menturini, yaitu Nenek dari Kerbau
* Pong Pirik–Pirik, yaitu Nenek dari Hujan
* Lamemme, yaitu Nenek dari Padi
* Menturiri, yaitu Nenek dari Ayam"''


{{DEFAULTSORT:di Indonesia, Kepercayaan asli}}
Setelah Puang Matua menciptakan kedelapan mahluk terseut maka kepada Nenek Manusia yaitu Datu’ La Ukku’ diberikan kepadanya satu aturan atau ketentuan setelah Puang Matua menikahkannya dengan To Tabang Tua yang juga diciptakan oleh Puang Matua. Aturan itulah yang kemudian dinamakan sukaran aluk yang kelak diikuti oleh keturunan Datu' La Ukku' bernama Pong Mula Tau sebagai manusia pertama yang turun dari langit membawa sukaran aluk.<ref name= Cult1 />
[[Kategori:Kepercayaan tradisional Indonesia|sulawesi]]

Sebelum kata Toraja digunakan untuk nama suatu negeri yang sekarang dinamakan Toraja, sebenarnya dahulu negeri tersebut adalah negeri yang berdiri sendiri yang dinamai ''"Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo"'' yang artinya adalah negeri yang pemerintahan dan kemasyarakatannya berketuhanan yang merupakan kesatuan yang bulat bentuknya bagaikan bundaran bulan/ matahari.

Nama Lepongan Bulan atau Matari' Allo adalah bersumber dari terbentuknya negeri ini dalam suatu kesatuan tata masyarakat yang terbentuk berdasarkan:
* Persekutuan berdasarkan suatu ajaran Agama / Keyakinan yang sama yang dinamakan Aluk Todolo, mempergunakan suatu aturan yang bersumber / berpancar dari suatu sumber yaitu "Marinding Banua Puang" yang dikenal dengan Aluk Pitung Sa'bu Pitu Ratu' Pitung Pulo Pitu atau Aluk Sanda Pitunna (Aluk 7777)
* Beberapa Daerah Adat yang mempergunakan satu Aturan Dasar Adat dan Budaya yang bersumber dari satu Aturan.
* Dibentuk oleh satu suku bangsa Toraja

Aluk Sanda Pitunna (Aluk 7777) di dalamnya mencakup:
* Aturan hidup dan kehidupan manusia (etika dan etiket)
* Aturan Pemujaan kepada Puang Matua (Tuhan Yang Maha Esa)
* Aturan persahabatan dengan alam semesta untuk menjaga harmonisasi
* Aturan menyembah kepada Tolendu' Membali Puang/Todolo (Arwah leluhur)

== Daerah dan waktu penyebaran ==
====Abad ke III - X====

* [[Gunung Rantemario|Pegunungan Toraja]]
* [[Gunung Latimojong|Pegunungan Latimojong]]
* [[Gunung Rantekombola|Pegunungan Rantekombola]]
* [[Gunung Rantemario|Pegunungan Rantemario]]
* [[Gunung Bamba Puang|Pegunungan Bambapuang]]
* [[Pegunungan Verbeck]]
* [[Danau Matano|Pesisir Danau Matano]]
* [[Mahalon|Kawasan Mahalona]], Luwu Timur
* [[Danau Towuti|Pesisir DanauTowuti]]
* Pesisir [[Danau Poso]], [[Sulawesi Tengah]]
* [[Ussu, Malili, Luwu Timur|Desa Ussu]], [[Kabupaten Luwu Timur|Luwu Timur]], [[Sulawesi Selatan]]
* [[Wanua Manurung|Desa Manurung]] / [[Cerekang|Kampung Cerekang]], [[Kabupaten Luwu Timur|Luwu Timur]]
====Abad ke X - XVII====
* [[Pulau Mindanao|Kepulauan Mindanao, Filipina]]
*Pegunungan Thailand dan pedalaman [[Asia Tenggara]] lainnya
* [[Kabupaten Kepulauan Sangihe|Kepulauan Sangihe]], [[Sulawesi Utara]]
* [[Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro|Kepulauan Sitaro]], [[Sulawesi Utara]]
* Pesisir [[Danau Tondano]], [[Sulawesi Utara]]
====Abad ke XVII - XVIII====
* [[Dusun Tancung Purai]], [[Kabupaten Wajo]]
* Pesisir [[ Danau Tempe]]
====Abad ke XVIII- XX (Penyebaran terakhir)====
* Pesisir [[Danau Sidenreng]], [[Kabupaten Sidenreng Rappang]]

== Tokoh ==
* I Maddaung Loloada
* Bala Nirow Lolobua
* Markus Rantelino
* Andi Tjella' Daeng Mattemmu
* Theodorus Endei
* La Toawani Daeng Siabang

== Pranala ==
<ref>Konsep ketuhanan</ref>
<ref>Animisme: Agama Orang Suku yang Buta Aksara</ref>
<ref>Sejarah dan Asal Usul Suku Toraja</ref>
<ref>Sejarah kebudayaan Sulawesi</ref>

== Referensi ==
{{reflist}}

[[Kategori:Animisme]]
[[Kategori:Sulawesi]]
[[Kategori:Suku Toraja]]
[[Kategori:Danau di Sulawesi]]
[[Kategori:Gunung di Sulawesi]]

Revisi terkini sejak 29 Maret 2024 04.41

Kepercayaan tradisional di Sulawesi merujuk pada kepercayaan tradisional yang dianut oleh masyarakat di Pulau Sulawesi. Berikut ini daftar kepercayaan tradisional di Sulawesi.

Adat Musi

[sunting | sunting sumber]

Adat Musi adalah salah satu agama asli Nusantara yang dianut oleh suku Talaud. Adat Musi juga merujuk ke organisasi agama tersebut yang bernama "Gereja Adat Musi". Penganut Adat Musi meyakini bahwa Bawangin Panahal menerima wahyu dari Tuhan dan dari perantaranya yang disebut Onto'a atau Onto'a Ruata.[1]

Aluk Todolo

[sunting | sunting sumber]

Aluk Todolo adalah agama etnis leluhur nenek moyang suku Toraja yang hingga saat ini masih dipraktikkan oleh sejumlah besar masyarakat Toraja. Pada tahun 1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh negara dan resmi dikategorikan ke dalam agama Hindu, sehingga kerap disebut sebagai "Hindu Alukta". Aluk Todolo adalah salah satu agama tertua yang dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup Konghucu dan agama Hindu. Oleh karena itu, Aluk Todolo merupakan suatu kepercayaan yang bersifat pantheisme yang dinamistik.[2][3]

Islam Tua

[sunting | sunting sumber]

Islam Tua atau Masade adalah aliran kepercayaan suku Sangir yang berkembang di Kepulauan Sangihe. Islam Tua adalah sebutan yang diberikan orang luar kepada penganut kepercayaan ini karena menganggap sebagian ajarannya lebih dekat pada agama Islam, sedangkan para pemeluknya sendiri menyebutnya sebagai Masade.[4] Akibat tekanan pemerintahan dan berkembangnya zaman, agama ini mengalami beberapa perubahan nama. Pertama kali agama ini dikenali sebagai agama Masade, kemudian Islam Handung, kemudian Penghayat, dan pada akhirnya agama ini disebut oleh sebagian orang Sangihe sebagai Islam Tua.[5]

Lamoa adalah bentuk kepercayaan tradisional yang dahulu banyak dianut oleh penduduk asli Pamona di Kabupaten Poso. Bentuk peribadatannya disebut sebagai Molamoa yang ditujukan untuk Pue Mpalaburu (dewa tertinggi).[6][7]

Tolotang (kadang ditulis Tolottang atau Towani Tolotang) adalah agama asli suku Bugis yang dianut mayoritas di beberapa wilayah dalam provinsi Sulawesi Selatan, terutama di Kabupaten Sidenreng Rappang. Sekitar 5.000 warga di wilayah Amparita, Sidenreng Rappang menganut agama ini secara turun temurun. Karena Pemerintah Indonesia hanya mengakui enam agama secara resmi, selebihnya dikategorikan sebagai "Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa", dan juga penganut Tolotang tidak mau disebut sebagai aliran kepercayaan, akhirnya mereka menggabungkan diri dengan agama Hindu. Maka dari itu, hingga saat ini kepercayaan ini juga dikenal dengan nama Hindu Tolotang.[8]

Tonaas Walian

[sunting | sunting sumber]

Tonaas Walian adalah agama etnis yang dianut oleh orang Minahasa di Sulawesi Utara.[9]

Kepercayaan lainnya

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (2006). Ensiklopedi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. hlm. 72–74. ISBN 9789791607117. OCLC 424338489. 
  2. ^ Sejarah RI: Aluk Todolo Kepercayaan Suku Toraja Diarsipkan 2019-03-27 di Wayback Machine.. Diakses 20 Maret 2019.
  3. ^ Wacana: Aluk Todolo, Kepercayaan Suku Toraja. 15 Mei 2019. Diakses 20 Maret 2019.
  4. ^ Ikanubun, Yoseph (2017-10-06). Syaiful, Anri, ed. "Menelusuri Keberadaan Islam Masade di Kepulauan Sangihe". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-08-14. 
  5. ^ "Sejarah - Sejarah Islam Tua Lenganeng". sangihekab.go.id. Diakses tanggal 2019-08-14. 
  6. ^ Adriani, N. (1912). De Bare'e-sprekende Toradja's van Midden-Celebes (dalam bahasa Nederlands). Landsdrukkerij. 
  7. ^ Christian; Jefry, Handi; Ganap, Victor (2010). "Bentuk dan fungsi nyanyian ritual dalam kesenian Wora Sinci di Masyarakat Pamona Propinsi Sulawesi Tengah". etd.repository.ugm.ac.id. Yogyakarta, Indonesia: Universitas Gadjah Mada. Diakses tanggal 14 Mei 2023. 
  8. ^ La panaungi, Pendiri Toani Tolotang rappang.com. Diarsipkan 2015-05-03 di Wayback Machine.
  9. ^ Ensiklopedi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (edisi ke-4th). Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2010 [2003]. hlm. 382–83. ISBN 978-979-16071-1-7. 
  10. ^ "Kepercayaan dan Agama Purba di Sangihe". barta1.com. 
  11. ^ Rosa, Enni (Juni 2021). "SEBUAH CATATAN PERJUMPAAN ADA' MAPPURONDO, ISLAM DAN KRISTEN DALAM TRADISI PAMBAYAAN KU'BU' DI JEMAAT SEPANG". ejournal-iakn-manado.ac.id. Manado, Indonesia: Universitas Kristen Duta Wacana. Diakses tanggal 28 Maret 2023. 
  12. ^ Linda, Firma (2014). "Suku Duri, Enrekang -Sulawesi Selatan". www.academia.edu. Diakses tanggal 15 Mei 2023. 
  13. ^ Nuffa, Moh. (Juni 2021). "TAU TAA WANA, DARI ALAM UNTUK ALAM: Filosofi dan Praktik Bijaksana Menata Relasi Manusia dan Alam". journal.uin-alauddin.ac.id. Sulawesi Tengah, Indonesia: UIN Alauddin. Diakses tanggal 28 Maret 2023. 
  14. ^ Hasan; Nur, Hasrudin (2019). "Patuntung Sebagai Kepercayaan Masyarakat Kajang Dalam (Ilalang Embayya) Di Kabupaten Bulukumba". ojs.unm.ac.id. Makassar, Indonesia: Universitas Sawerigading Makassar. Diakses tanggal 15 Mei 2023. 
  15. ^ "Mengenal Suku Tolaki". kkst-sultra.org. Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara. 2021. Diakses tanggal 14 Mei 2023.