Lompat ke isi

Flu burung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
ESCa (bicara | kontrib)
k rvV
RianHS (bicara | kontrib)
 
(113 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{penyangkalan-medis}}
{{penyangkalan-medis}}
{{Infobox medical condition (new)
{{Flu}}
|name = Flu burung
'''Flu burung''' ([[bahasa Inggris]]: ''avian influenza'') adalah [[penyakit menular]] yang disebabkan oleh [[virus]] yang biasanya menjangkiti [[burung]] dan [[mamalia]].
|synonym = ''Avian influenza'' (AI), ''avian flu'', ''bird flu''
|image = Discolored chicken comb.jpg
|image_size =
|alt =
|caption = [[Sianosis]] pada jengger ayam merupakan salah satu tanda klinis flu burung.
|pronounce =
|specialty = [[Penyakit infeksi]], [[kedokteran hewan]]
|symptoms =
|complications =
|onset =
|duration =
|types = Patogenisitas tinggi (HPAI), patogenisitas rendah (LPAI)
|causes = [[Virus influenza A]]
|risks =
|diagnosis = Isolasi virus, [[Reaksi berantai polimerase|PCR]], [[ELISA]]
|differential =
|prevention =
|treatment =
|medication =
|prognosis =
|frequency =
|deaths =
}}


'''Flu burung''' ([[bahasa Inggris]]: ''avian influenza'', disingkat AI) adalah [[penyakit]] menular yang disebabkan oleh [[virus]] influenza yang telah beradaptasi untuk menginfeksi [[burung]]. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi karena membunuh ternak [[ayam]] dalam jumlah besar. Terkadang [[mamalia]], termasuk [[manusia]], dapat tertular flu burung.<ref name=oieai>{{Cite web|url=http://www.oie.int/en/animal-health-in-the-world/avian-influenza-portal/|title=Avian Influenza Portal|website=www.oie.int|language=en|publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)|archive-url=https://web.archive.org/web/20190618054449/http://www.oie.int/en/animal-health-in-the-world/avian-influenza-portal|archive-date=2019-06-18|access-date=12 Juni 2019|dead-url=yes}}</ref>
== Sumber penularan ==
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.


== Penyebab ==
Virus influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
Flu burung disebabkan oleh [[virus influenza A]] dari genus ''[[Alphainfluenzavirus]]'', famili ''[[Orthomyxoviridae]]''. Ia tergolong dalam grup V dalam [[klasifikasi Baltimore]], yaitu virus dengan [[RNA]] utas tunggal negatif. Terdapat tujuh genus dalam famili ''Orthomyxoviridae'', empat di antaranya adalah virus influenza,<ref name=cdcai>{{Cite web|url=https://www.cdc.gov/flu/avianflu/influenza-a-virus-subtypes.htm|title=Influenza type A viruses|website=www.cdc.gov|language=en|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|archive-url=https://web.archive.org/web/20210601122204/https://www.cdc.gov/flu/avianflu/influenza-a-virus-subtypes.htm|archive-date=2021-06-01|access-date=17 Juni 2019|dead-url=no}}</ref> yaitu:


{| class="wikitable"
== Cara penularan ==
|-
[[Berkas:Influenza A - late passage.jpg|thumb|250px|Citra [[mikrograf]] virus flu burung dalam tahap akhir.<ref>(Sumber: Dr. Erskine Palmer, ''Centers for Disease Control and Prevention Public Health Image Library'')</ref>]]
! Genus virus
Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar.
!Spesies virus
! Inang peka<ref name="who13112018">{{cite web|url=https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/influenza-(avian-and-other-zoonotic)|title=Influenza (Avian and other zoonotic)|date=13 November 2018|website=www.who.int|language=en|publisher=World Health Organization|access-date=25 Juni 2019|archive-date=2018-03-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20180314210655/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/avian_influenza/en/|dead-url=no}}</ref>
|-
| ''[[Alphainfluenzavirus]]''
|''[[Virus influenza A|Influenza A virus]]''
| Manusia, mamalia lain, dan burung
|-
| ''[[Betainfluenzavirus]]''
|''[[Virus influenza B|Influenza B virus]]''
| Manusia dan [[anjing laut]]
|-
| ''[[Gammainfluenzavirus]]''
|''[[Virus influenza C|Influenza C virus]]''
| Manusia dan [[babi]]
|-
| ''[[Deltainfluenzavirus]]''
|''[[Virus influenza D|Influenza D virus]]''
| [[Sapi]]
|}


=== Subtipe ===
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
Virus influenza A memiliki beberapa protein pada permukaannya, di antaranya protein [[hemaglutinin]] (disingkat H atau HA) serta protein [[neuraminidase]] (disingkat NA atau N). Kombinasi jenis protein H dan protein N akan menentukan sifat dan penamaan subtipe virus influenza, misalnya [[H5N1]]. Hingga tahun 2019, telah ditemukan 18 jenis hemaglutinin (H1 sampai H18) dan 11 jenis neuraminidase (N1 sampai N11),<ref name=cdcai/> tetapi hanya subtipe H1–H16 dan N1–N9 yang diidentifikasi dari virus yang menginfeksi burung.<ref>{{Cite web|url=http://www.oie.int/en/animal-health-in-the-world/avian-influenza-portal/what-is-avian-influenza//|title=What is Avian Influenza|website=www.oie.int|language=en|publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)|archive-url=https://web.archive.org/web/20210301043710/https://www.oie.int/en/animal-health-in-the-world/avian-influenza-portal/what-is-avian-influenza/|archive-date=2021-03-01|dead-url=no|access-date=12 Juni 2019}}</ref> Sementara itu, ada dua subtipe yang diketahui tidak menginfeksi burung, yaitu H17N10 dan H18N11, yang keduanya diisolasi dari [[kelelawar]].<ref name=cdcai/>


=== Patogenisitas ===
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Berdasarkan kemampuannya menimbulkan penyakit, flu burung dibagi menjadi dua jenis, yaitu flu burung dengan patogenisitas tinggi (HPAI) yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi, dan flu burung dengan patogenisitas rendah (LPAI) yang menyebabkan penyakit dengan tanda klinis yang ringan.{{butuh rujukan}}


Sebagian besar virus flu burung memiliki patogenisitas yang rendah (LPAI). Namun, beberapa beberapa di antara mereka mengalami [[mutasi]] genetik sehingga berubah menjadi HPAI. Secara alami, kasus HPAI disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5 atau H7. Walaupun demikian, mayoritas virus subtipe H5 dan H7 tergolong LPAI.{{sfnp|OIE Manual|2018|p=821}} Penentuan tingkat patogenisitas virus influenza A didasarkan pada karakteristik molekuler serta kemampuannya menimbulkan penyakit dan kematian pada ayam pada kondisi laboratorium, bukan berdasarkan beratnya derajat penyakit yang ditimbulkan pada manusia.<ref name=cdcai/>
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.


Isolat virus flu burung digolongkan sebagai HPAI jika:{{sfnp|OIE Manual|2018}}{{sfnp|OIE Code|2019|p=1}}
Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen
* Saat [[Inokulasi|diinokulasi]] secara intravena terhadap minimum delapan ekor anak ayam peka berumur 4–8 minggu akan menyebabkan lebih dari 75% kematian dalam waktu 10 hari;
pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya
* Saat diinokulasi terhadap 10 ekor anak ayam peka berumur 6 minggu menghasilkan indeks patogenisitas intravena (IVPI) lebih dari 1,2; atau
* Isolat virus H5 dan H7 yang memiliki nilai IVPI tidak lebih dari 1,2 atau tidak menimbulkan 75% kematian pada uji letalitas intravena harus [[Pengurutan DNA|diurutkan]] ([[sekuensing]]) untuk menentukan apakah terdapat beberapa [[asam amino]] basa di lokasi pembelahan molekul hemaglutinin (HA0). Jika urutan asam aminonya mirip dengan isolat HPAI lainnya, maka isolat tersebut dianggap HPAI.


[[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (OIE) mendefinisikan kasus flu burung sebagai infeksi pada [[unggas]] yang disebabkan oleh: (1) Virus influenza A dengan patogenisitas tinggi (HPAI), dan (2) Virus influenza A subtipe H5 dan H7 dengan patogenisitas rendah (H5/H7 LPAI).{{sfnp|OIE Code|2019|p=1}} Definisi ini dibuat sebagai batasan untuk kasus flu burung yang wajib dilaporkan kepada OIE. Oleh karena itu, flu burung patogenisitas rendah (LPAI) yang penyebabnya bukanlah subtipe H5 atau H7 tidak perlu dilaporkan kepada OIE.{{sfnp|OIE Manual|2018|p=822}}
== Gejala dan perawatan ==
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.


=== Nomenklatur dan klad ===
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain [[Oseltamivir]] (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.
[[Berkas:InfluenzaNomenclatureDiagram.svg|jmpl|ka|300px|Penamaan virus influenza.]]
Isolat virus influenza A subtipe H5 dapat dikelompokkan lebih lanjut menjadi beberapa [[klad]] dan diberi nama berdasarkan sistem nomenklatur yang standar.<ref name=whonom>{{Cite web|url=https://www.who.int/influenza/gisrs_laboratory/h5n1_nomenclature/en/|title=Updated unified nomenclature system for the highly pathogenic H5N1 avian influenza viruses|date=Oktober 2011|website=www.who.int|language=en|publisher=World Health Organization|archive-url=https://web.archive.org/web/20220208003810/https://www.who.int/influenza/gisrs_laboratory/h5n1_nomenclature/en/|archive-date=2022-02-08|9=|access-date=12 Juni 2019|dead-url=no}}</ref> Standar pemberian nama ini meliputi jenis virus (misalnya A, B, atau C), asal spesies (misalnya ''canine, equine, chicken'' atau ''swine''; identitas ini tidak dituliskan jika virus berasal dari manusia), asal lokasi geografis (misalnya Taiwan atau Vietnam), nomor ''strain'' (misalnya 1 atau 134), tahun isolasi (misalnya 2003), serta jenis antigen H dan N yang ditulis dalam tanda kurung apabila virus tersebut merupakan virus influenza A.<ref>{{Cite web|url=https://www.cdc.gov/flu/about/viruses/types.htm|title=Types of influenza viruses|website=www.cdc.gov|language=en|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|archive-url=https://web.archive.org/web/20211103175618/https://www.cdc.gov/flu/about/viruses/types.htm|archive-date=2021-11-03|dead-url=no|access-date=17 Juni 2019}}</ref> Contoh:
* ''A/chicken/Pekalongan/BBVW308/2007(H5N1)''
* ''A/chicken/Scotland/59(H5N1)''


Klad merupakan kelompok [[taksonomi]] berupa gambaran pohon [[kladistika]] untuk mengetahui hubungan kekerabatan. Penetapan klad virus flu burung dilakukan dengan pengurutan antigen H5, yang kemudian dikelompokkan dan diberi kode berupa angka. Sebagai contoh, hingga tahun 2008, semua virus H5N1 di [[Indonesia]] digolongkan dalam klad 2.1 dengan tiga turunan, yaitu 2.1.1, 2.1.2, dan 2.1.3. Virus klad 2.1.3 selanjutnya menyebar di banyak daerah di Indonesia. Pada bulan September 2012, isolat virus subtipe H5 dari [[bebek]] di [[Jawa Tengah]] dilaporkan berhubungan erat dengan klad 2.3.2.1 yang sebelumnya baru ditemukan di [[Vietnam]], [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]], dan [[Hong Kong]].{{sfnp|Putri dkk.|2019}} Situs web [[Organisasi Kesehatan Dunia]] (WHO) menyediakan gambaran lengkap pohon kladistika virus flu burung subtipe H5.<ref name=whonom/><ref>{{citation|url=https://www.who.int/influenza/gisrs_laboratory/201101_h5n1evoconceptualdiagram.pdf?ua=1|title=Evolution of the Asian H5 Hemagglutinin|language=en|publisher=World Health Organization|accessdate=2019-06-12|archive-date=2022-02-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220212101220/https://www.who.int/influenza/gisrs_laboratory/201101_h5n1evoconceptualdiagram.pdf?ua=1|dead-url=no}}</ref><ref>{{citation|url=https://www.who.int/influenza/gisrs_laboratory/201101_h5fulltree.pdf?ua=1|title=HA Full Tree|language=en|publisher=World Health Organization|accessdate=2019-06-12|archive-date=2022-01-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20220128232307/https://www.who.int/influenza/gisrs_laboratory/201101_h5fulltree.pdf?ua=1|dead-url=no}}</ref>
== Kasus penyebaran ==
Pada [[21 Juli]] [[2005]], tiga kasus fatal terjadi di [[Tangerang]], [[Indonesia]], yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di [[Asia Tenggara]] (Thailand, Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap unik karena korban tidak banyak berhubungan dengan unggas.


=== Sifat alami dan perubahan antigen ===
Hingga [[6 Juni]] [[2007]], [[WHO]] telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan [[virus]] ini dengan rincian sebagai berikut ([http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/country/cases_table_2007_06_06/en/index.html lihat sumber]):
Kelangsungan hidup virus di lingkungan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya jumlah virus, temperatur, paparan sinar matahari, keberadaan materi organik, [[pH]] dan [[Keasinan|salinitas]] (jika virus di air), serta [[kelembapan relatif]] (pada permukaan padat atau [[tinja]]).{{sfnp|Spickler|2019}} Virus influenza A rentan terhadap berbagai jenis [[disinfektan]], di antaranya [[natrium hipoklorit]], [[etanol]] 60–90%, [[Kation amonium kuarterner|senyawa amonium kuartener]], [[Alkanal|aldehid]], [[fenol]], [[asam]], dan [[iodin povidon]], juga bisa diinaktivasi dengan pemanasan 56–60&nbsp;°C selama minimum 60 menit serta oleh [[radiasi]] ionisasi atau pH ekstrem (pH 1–3 atau pH 10–14).{{sfnp|Spickler|2019}}
* {{flag|Indonesia}} — 99 kasus dengan 79 kematian.
* {{flag|Vietnam}} — 93 kasus dengan 42 kematian.
* {{flag|Mesir}} — 34 kasus dengan 14 kematian.
* {{flag|Thailand}} — 25 kasus dengan 17 kematian.
* {{flag|Cina}} — 25 kasus dengan 16 kematian.
* {{flag|Turki}} — 12 kasus dengan 4 kematian.
* {{flag|Azerbaijan}} — 8 kasus dengan 5 kematian.
* {{flag|Kamboja}} — 7 kasus dengan 7 kematian.
* {{flag|Irak}} — 3 kasus dengan 2 kematian.
* {{flag|Laos}} — 2 kasus dengan 2 kematian.
* {{flag|Nigeria}} — 1 kasus dengan 1 kematian.
* {{flag|Djibouti}} — 1 kasus tanpa kematian.


Virus flu burung terus berubah dengan konstan. Ada dua cara mereka untuk berubah:<ref>{{Cite web|url=https://www.cdc.gov/flu/about/viruses/change.htm|title=How the flu virus can change: “Drift” and “Shift”|website=www.cdc.gov|language=en|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|archive-url=https://web.archive.org/web/20210318000948/https://www.cdc.gov/flu/about/viruses/change.htm|archive-date=2021-03-18|access-date=17 Juni 2019|dead-url=no}}</ref>
Keterangan: jumlah kasus yang dilaporkan [[WHO]] adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium.
* ''Antigenic drift'', yaitu ketika gen virus influenza mengalami perubahan-perubahan kecil seiring dengan waktu saat virus bereplikasi. Perubahan genetik yang kecil ini akan berakumulasi perlahan-lahan sehingga sifat antigeniknya berbeda dan tidak dikenali lagi oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan komposisi vaksin influenza perlu ditinjau secara berkala agar dapat mengimbangi laju perubahan virus.
* ''Antigenic shift'', yaitu ketika terjadi perubahan gen yang besar dan mendadak yang menghasilkan jenis protein H yang baru dan/atau kombinasi protein H dan N yang baru. Kebanyakan individu tidak memiliki kekebalan terhadap virus influenza yang baru ini sehingga menyebabkan terjadinya wabah penyakit yang luas.


== Awal wabah ==
== Spesies peka ==
Virus influenza dapat menyerang berbagai spesies hewan dan penyakitnya diberi nama sesuai dengan jenis hewan yang diinfeksi, misalnya flu burung, [[flu babi]], [[flu kuda]], dan [[flu anjing]]. Mutasi genetik memungkinkan terjadinya infeksi silang antarspesies.{{sfnp|Short dkk.|2015}}
Awal [[wabah]] pada peternakan di dunia yang telah dikonfirmasi sejak Desember 2003.


Burung liar akuatik diduga merupakan [[reservoir alami]] virus flu burung. Virus flu burung telah diisolasi pada lebih dari 100 spesies burung liar, yang sebagian besar infeksinya disebabkan oleh virus LPAI.<ref>{{Cite web|url=https://www.cdc.gov/flu/avianflu/avian-in-birds.htm|title=Avian influenza in birds|website=www.cdc.gov|language=en|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|archive-url=https://web.archive.org/web/20220430135521/https://www.cdc.gov/flu/avianflu/avian-in-birds.htm|archive-date=2022-04-30|dead-url=no|access-date=17 Juni 2019}}</ref> Infeksi umumnya ditemukan pada ordo [[Anseriformes]] (seperti [[bebek]] dan [[angsa]]) serta dua famili pada ordo [[Charadriiformes]] atau [[burung perandai|burung wader]], yaitu famili [[Laridae]] (seperti burung [[camar]]) serta famili [[Scolopacidae]] (seperti burung trinil).{{sfnp|Spickler|2019}} Burung-burung yang telah didomestikasi, baik [[unggas]] (seperti ayam dan [[kalkun]]) maupun [[unggas air]] (bebek dan angsa) peka terhadap serangan virus flu burung.{{sfnp|Spickler|2019}}
Wabah flu burung juga melanda benua [[Afrika]]. Pada [[8 Februari]] [[2006]], [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|OIE]] mengumumkan [[Nigeria]] sebagai negara pertama yang memiliki kasus positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus [[H5N1]] ditemukan di sebuah desa kecil di [[Niger]], sekitar 72 km dari perbatasannya dengan Nigeria. Virus ini juga menyebar ke [[Mesir]] dan [[Kamerun]].

{| class="wikitable" border="1" cellspacing="0" cellpadding="2"
== Kejadian penyakit ==
{| class="toccolours" cellpadding="0" cellspacing="0" style="float:right; clear:right; font-size:85%; width:400px; margin:0 0 1em 1em;"
|- bgcolor="E0E0E0"
! colspan="2" align="center" | Peta penyebaran global H5N1 <br>(hingga tahun 2013)
|-
|-
| colspan="2" | [[Berkas:Global spread of H5N1 map.svg|pus|350px]]
|[[Desember]] [[2003]]||[[Korea Selatan]]||[[H5N1]]
|- bgcolor=#FFFFFF
| style="width:25px; height:10px; background:#280b0c;" | || Negara dengan kematian manusia, unggas, dan burung liar akibat H5N1
|- bgcolor=#FFFFFF
| style="width:25px; height:5px; background:#800000;" | ||Negara dengan kematian unggas atau burung liar akibat H5N1, dan kasus pada manusia telah dilaporkan
|- bgcolor=#FFFFFF
| style="width:25px; height:5px; background:#cd3412;" | ||Negara dengan kematian unggas atau burung liar akibat H5N1
|}
=== Kasus pada hewan ===
Flu burung pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 di [[Italia]]. Awalnya, penyakit ini disangka sebagai kolera unggas bentuk akut dan septisemik. Virusnya sendiri belum diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai virus influenza hingga 1955. Sebelum dikenal sebagai flu burung, penyakit ini diberi nama pes unggas (''fowl plague'').{{sfnp|Lupiani & Reddy|2009}}

Pada Simposium Internasional Flu Burung yang pertama pada tahun 1981, istilah HPAI mulai digunakan menggantikan pes unggas untuk menggambarkan bentuk flu burung yang sangat virulen.{{sfnp|Lupiani & Reddy|2009}} Istilah LPAI mulai digunakan pada tahun 2002 pada simposium yang kelima.<ref>{{cite journal|last1=Fifth International Symposium on Avian Influenza|first1=|date=1 September 2003|title=Recommendations of the Fifth International Symposium on Avian Influenza|url=https://bioone.org/journals/avian-diseases/volume-47/issue-s3/0005-2086-47.s3.1260/Recommendations-of-the-Fifth-International-Symposium-on-Avian-Influenza/10.1637/0005-2086-47.s3.1260.short|journal=Avian Diseases|volume=47|issue=|pages=1260-1261|doi=10.1637/0005-2086-47.s3.1260|access-date=25 Juni 2019|archive-date=2023-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230418044834/https://bioone.org/journals/avian-diseases/volume-47/issue-s3/0005-2086-47.s3.1260/Recommendations-of-the-Fifth-International-Symposium-on-Avian-Influenza/10.1637/0005-2086-47.s3.1260.short|dead-url=no}}</ref>

Virus flu burung ditemukan di seluruh dunia dengan laporan isolasi dari benua [[Afrika]], [[Asia]], [[Australia]], [[Amerika Utara]], [[Amerika Selatan]], dan [[Eropa]].{{sfnp|Saif dkk.|2008|p=164}} Bukti serologis infeksi pada [[penguin]] di [[Antarktika]] juga telah ditemukan.{{sfnp|Hurt dkk.|2014}}

=== Kasus pada manusia ===
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sejumlah kasus flu burung pada manusia. Manusia dapat terinfeksi virus influenza A subtipe H5N1, H7N9, dan H9N2.<ref name=who13112018/> Infeksi flu burung pada manusia pertama kali ditemukan di [[Hong Kong]] pada tahun 1997 dengan jumlah kasus 18 orang dan 6 di antaranya meninggal dunia.<ref name=who25012012>{{cite web |url=https://www.who.int/influenza/human_animal_interface/H5N1_avian_influenza_update.pdf |title=H5N1 avian influenza: Timeline of major events |last=WHO |first= |date=25 Januari 2012 |website=World Health Organization |publisher= |access-date=25 Juni 2019 |quote= |archive-date=2022-02-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220205234309/https://www.who.int/influenza/human_animal_interface/H5N1_avian_influenza_update.pdf |dead-url=no }}</ref> Temuan infeksi pada manusia selanjutnya dilaporkan di [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]], [[Vietnam]], [[Thailand]], [[Kamboja]], lalu Indonesia.<ref name=who25012012/>

Hingga 1 Oktober 2021, WHO telah mencatat sebanyak 863 kasus dengan 456 kematian pada manusia dengan rincian pada tabel di bawah ini.<ref name=whocase>{{cite web|url=https://cdn.who.int/media/docs/default-source/influenza/human-animal-interface-risk-assessments/2021_oct_tableh5n1.pdf?sfvrsn=e678d3f7_7&download=true|title=Cumulative number of confirmed human cases for avian influenza A(H5N1) reported to WHO 2003-2021|last=WHO|first=|date=1 Oktober 2021|website=World Health Organization|publisher=|access-date=4 November 2021|archive-date=2023-02-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20230215132640/https://cdn.who.int/media/docs/default-source/influenza/human-animal-interface-risk-assessments/2021_oct_tableh5n1.pdf?sfvrsn=e678d3f7_7&download=true|dead-url=no}}</ref>

{| class="wikitable sortable"
|-
|-
! Negara
|rowspan="9" valign="top"|[[Januari]] [[2004]]||[[Vietnam]]||H5N1
! Jumlah<br>kasus
! Jumlah<br>kematian
|-
|-
| {{flag|Azerbaijan}}
|[[Thailand]]||H5N1<sup>1</sup>
| style="text-align:center;" | 8
| style="text-align:center;" | 5
|-
|-
| {{flag|Bangladesh}}
|[[Korea Utara]]||H5N1
| style="text-align:center;" | 8
| style="text-align:center;" | 1
|-
|-
|{{flag|India}}
|[[Jepang]]||H5N1
| style="text-align:center;" | 1
| style="text-align:center;" | 1
|-
|-
| {{flag|Indonesia}}
|[[Laos]]||H5
| style="text-align:center;" | 200
| style="text-align:center;" | 168
|-
|-
| {{flag|Irak}}
|[[Kamboja]]||H5N1
| style="text-align:center;" | 3
| style="text-align:center;" | 2
|-
|-
| {{flag|Jibuti}}
|[[Pakistan]]||H7
| style="text-align:center;" | 1
| style="text-align:center;" | 0
|-
|-
| {{flag|Kamboja}}
|[[Taiwan]]||H5N2
| style="text-align:center;" | 56
| style="text-align:center;" | 37
|-
|-
| {{flag|Kanada}}
|[[Hongkong]]<sup>2</sup>||H5N1<sup>1</sup>
| style="text-align:center;" | 1
| style="text-align:center;" | 1
|-
|-
| {{flag|Laos}}
|rowspan="6" valign="top"|[[Februari]] 2004||[[Vietnam]]||H5N1
| style="text-align:center;" | 3
| style="text-align:center;" | 2
|-
|-
| {{flag|Mesir}}
|[[Indonesia]]||H5N1<sup>1</sup>
| style="text-align:center;" | 359
| style="text-align:center;" | 120
|-
|-
| {{flag|Myanmar}}
|Korea Utara||H5N1<sup>1</sup>
| style="text-align:center;" | 1
| style="text-align:center;" | 0
|-
|-
| {{flag|Nepal}}
|Jepang||H5N1<sup>1</sup>
| style="text-align:center;" | 1
| style="text-align:center;" | 1
|-
|-
| {{flag|Nigeria}}
|[[Republik Rakyat Cina|RRC]]||H5N1<sup>1</sup>
| style="text-align:center;" | 1
| style="text-align:center;" | 1
|-
|-
| {{flag|Pakistan}}
|[[Amerika Serikat]]||H2N2,H5N2,H7N2
| style="text-align:center;" | 3
| style="text-align:center;" | 1
|-
|-
| {{flag|Thailand}}
|rowspan="2" valign="top"|[[Maret]] 2004||Vietnam||H5
| style="text-align:center;" | 25
| style="text-align:center;" | 17
|-
|-
| {{flag|Tiongkok}}
|[[Kanada]]||H7N3<sup>1</sup>
| style="text-align:center;" | 53
| style="text-align:center;" | 31
|-
|-
| {{flag|Turki}}
|rowspan="1" valign="top"|[[April]] 2004||Thailand||H5<sup>1</sup>
| style="text-align:center;" | 12
| style="text-align:center;" | 4
|-
|-
| {{flag|Vietnam}}
|rowspan="2" valign="top"|[[Agustus]] 2004||[[Malaysia]]||H5N1
| style="text-align:center;" | 127
| style="text-align:center;" | 64
|-
|-
! Jumlah
|[[Afrika Selatan]]||H5N2
! 863
|-
! 456
|rowspan="1" valign="top"|April [[2005]]||Korea Utara||H7
|-
|rowspan="1" valign="top"|[[Juni]] 2005||Jepang||H5N2
|-
|rowspan="2" valign="top"|[[Juli]] 2005||[[Filipina]]||H5
|-
|[[Rusia]]||H5N1<sup>1</sup>
|-
|rowspan="2" valign="top"|[[Agustus]] 2005||[[Kazakhstan]]||H5
|-
|[[Mongolia]]||H5N1<sup>1</sup>
|-
|rowspan="3" valign="top"|[[Oktober]] 2005||[[Rumania]]||H5
|-
|[[Turki]]||H5N1<sup>1</sup>
|-
|[[Kroasia]]||H5N1<sup>1</sup>
|-
|rowspan="1" valign="top"|[[November]] 2005||Vietnam||H5N1<sup>1</sup>
|}
|}
Keterangan
<small>1</small> - Flu burung patogenik tinggi (''Highly Pathogenic Avian Influenza'') (HPAI)


Jumlah kasus yang dilaporkan WHO adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium.
<small>(Sumber: <nowiki>http://www.info.gov.hk/info/flu/eng/global.htm</nowiki>)</small>


== Lihat pula ==
== Cara penularan ==
=== Hewan ===
Flu burung ditularkan melalui kontak langsung antara burung terinfeksi dengan burung sehat. Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, sepatu, kendaraan, maupun peralatan kandang. Partikel virus flu burung ditemukan pada sekresi dari hidung, mulut, dan mata; kotoran; serta permukaan luar telur yang dihasilkan oleh burung terinfeksi.<ref name=faoqna>{{cite web|url=https://www.cdc.gov/flu/avianflu/virus-transmission.htm|title=Avian Flu: Questions & Answers|last=FAO|first=|date=|website=Food and Agriculture Organization|publisher=|access-date=30 Juni 2019|quote=|archive-date=2023-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230610224921/https://www.cdc.gov/flu/avianflu/virus-transmission.htm|dead-url=no}}</ref>


Flu burung tidak termasuk [[Penyakit bawaan udara|penyakit yang menular melalui udara]]. Penularan dari satu peternakan ke peternakan lain terjadi melalui perpindahan unggas, produk unggas, orang, dan kendaraan yang digunakan untuk transportasi.<ref name=faoqna/> Ketahanan virus dalam kotoran burung bergantung pada jumlah virus, suhu, dan kelembaban. Secara umum, virus lebih cepat mati jika suhu semakin tinggi dan tinja semakin kering.<ref name=faoqna/>
* [[Lalat sebagai Vektor Flu Burung]]


=== Manusia ===
== Referensi dan pranala luar ==
Meskipun tidak biasa bagi manusia untuk terinfeksi virus influenza A langsung dari hewan, infeksi secara sporadik yang disebabkan oleh virus flu burung dan virus flu babi telah dilaporkan.<ref>{{cite web|url=https://www.cdc.gov/flu/avianflu/virus-transmission.htm|title=Transmission of Avian Influenza A Viruses Between Animals and People|date=10 Februari 2015|website=/www.cdc.gov|language=en|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|access-date=30 Juni 2019|quote=|archive-date=2023-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230610224921/https://www.cdc.gov/flu/avianflu/virus-transmission.htm|dead-url=no}}</ref> Sebagian besar kasus influenza A pada manusia (H5N1 dan H7N9) diasosiasikan dengan kontak dengan unggas terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.<ref name=who13112018/> Bukti epidemiologis dan virologis menunjukkan bahwa virus tidak mampu menular dari manusia ke manusia.<ref>{{cite web|url=https://www.who.int/influenza/human_animal_interface/Influenza_Summary_IRA_HA_interface_10_05_2019.pdf?ua=1|title=Influenza at the human-animal interface|date=10 Mei 2019|website=www.who.int|language=en|publisher=World Health Organization|access-date=26 Juni 2019|quote=|archive-date=2022-02-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220216113840/https://www.who.int/influenza/human_animal_interface/Influenza_Summary_IRA_HA_interface_10_05_2019.pdf?ua=1|dead-url=no}}</ref> Beberapa ilmuwan berpendapat perbedaan reseptor virus pada sel manusia dan sel burung menyebabkan virus flu yang spesifik menginfeksi burung memiliki kemungkinan kecil menginfeksi manusia.<ref>{{Cite journal|last=van Riel|first=Debby|last2=Munster|first2=Vincent J.|last3=de Wit|first3=Emmie|last4=Rimmelzwaan|first4=Guus F.|last5=Fouchier|first5=Ron A.M.|last6=Osterhaus|first6=Albert D.M.E.|last7=Kuiken|first7=Thijs|date=2007|title=Human and Avian Influenza Viruses Target Different Cells in the Lower Respiratory Tract of Humans and Other Mammals|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0002944010623851|journal=The American Journal of Pathology|volume=171|issue=4|pages=1215–1223|doi=10.2353/ajpath.2007.070248|pmc=PMC1988871|pmid=17717141}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Ramos|first=Irene|last2=Bernal-Rubio|first2=Dabeiba|last3=Durham|first3=Natasha|last4=Belicha-Villanueva|first4=Alan|last5=Lowen|first5=Anice C.|last6=Steel|first6=John|last7=Fernandez-Sesma|first7=Ana|date=2011|title=Effects of Receptor Binding Specificity of Avian Influenza Virus on the Human Innate Immune Response|url=https://journals.asm.org/doi/10.1128/JVI.02356-10|journal=Journal of Virology|volume=85|issue=9|pages=4421–4431|doi=10.1128/JVI.02356-10|issn=0022-538X|pmc=PMC3126224|pmid=21345953}}</ref>
{{References}}
* {{id}} [http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1048&Itemid=2 Daftar rumah sakit rujukan untuk flu burung] di Indonesia
* {{id}} [http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=214 "Waspada flu burung"], dari Departemen Kesehatan RI
* {{id}} [http://www.chp.gov.hk/files/pdf/ML1250_Indonesian_revised.PDF Lembar informasi mengenai flu burung] dari Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong (format pdf, juga tersedia dalam 20 bahasa lain)
* {{en}} [http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/avianinfluenza_factsheetJan2006/en/index.html Lembar informasi mengenai flu burung] dari Organisasi Kesehatan Dunia (Januari 2006)
* {{en}} [http://www.who.or.id/ind/php/index.php Situasi terkini flu burung di Indonesia], catatan Organisasi Kesehatan Dunia cabang Indonesia
* {{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/03/26/nrs,20040326-04,id.html Informasi di tempointeraktif.com]
* {{id}} [http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2006/01/060111_birdflufacts.shtml Panduan singkat dari BBC Indonesia]
* {{ms}} [http://www.geocities.com/alam_penyakit/PenyakitSelsemaBurung.htm Selsema burung]
* {{en}} [http://www.oie.int/downld/AVIAN%20INFLUENZA/A_AI-Asia.htm Data terbaru kasus flu burung pada hewan] di situs [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE)]]
* {{id}} [http://www.i-library.org/index.php?option=com_content&task=category&sectionid=31&id=60&Itemid=72 Kliping tentang Flu Burung (i-library.org)]
* {{id}} [http://medicastore.com/penyakit/3001/Flu_Burung.html Info Flu Burung di Medicastore.com]


== Manifestasi klinis ==
[[Kategori:Influenza]]
=== Hewan ===
Flu burung menyebabkan beragam manifestasi klinis bergantung pada jenis virus yang menginfeksi, jenis dan umur hewan terinfeksi, hingga faktor lingkungan. Virus HPAI mampu menyebabkan kematian mendadak sedangkan virus LPAI tidak menimbulkan tanda klinis atau hanya menyebabkan tanda klinis yang ringan. Tanda klinis yang sering ditemukan antara lain gangguan sistem pernapasan seperti leleran dari hidung dan mata, batuk, kesulitan bernapas (dispnea), pembengkakan sinus dan/atau kepala, penurunan nafsu makan dan minum, sianosis pada kulit yang tak berbulu, pial, dan jengger, [[diare]], hingga inkoordinasi dan gangguan saraf.{{sfnp|OIE Manual|2018}} Pada ayam petelur, dapat terjadi penurunan produksi dan kualitas telur.{{sfnp|OIE Manual|2018}} Menurut OIE, masa inkubasi flu burung adalah 21 hari.{{sfnp|OIE Code|2019}}


=== Manusia ===
[[af:Voëlgriep]]
Infeksi flu burung pada manusia dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas yang ringan ([[demam]] dan [[batuk]]) hingga [[Radang paru-paru|pneumonia]] berat, sindrom gangguan pernapasan akut, [[syok]], bahkan kematian.<ref name=who13112018/> Gangguan pencernaan seperti [[mual]], [[muntah]], dan diare lebih sering dilaporkan pada infeksi virus subtipe H5N1 sedangkan konjungtivitis dilaporkan pada infeksi subtipe H7.<ref name=who13112018/>
[[am:የዶሮ ጉንፋን]]

[[ar:إنفلونزا الطيور]]
== Diagnosis ==
[[az:Quş qripi]]
=== Hewan ===
[[bg:Птичи грип]]
[[Berkas:A_chicken_being_tested_for_Bird_Flu.png|jmpl|Pengambilan spesimen usap pada seekor ayam]]
[[bs:Ptičja gripa]]
Identifikasi virus dilakukan untuk mengonfirmasi kasus klinis pada hewan, menilai bebasnya individu dari infeksi sebelum dilalulintaskan, menilai bebasnya populasi dari infeksi, dan serta mengetahui prevalensi infeksi dalam rangka surveilans penyakit. Metode uji yang dilakukan dapat berupa [[reaksi berantai polimerase transkripsi-balik]] (RT-PCR), isolasi virus, dan deteksi antigen. Sementara itu, untuk mendeteksi respons kekebalan tubuh, misalnya memeriksa status kekebalan pascavaksinasi, uji [[hemaglutinasi]] inhibisi (untuk H5 atau H7), [[ELISA]], dan imunodifusi gel agar (AGID; untuk influenza A) dapat digunakan.{{sfnp|OIE Manual|2018}}
[[ca:Grip aviària]]

[[ckb:ئەنفلەوەنزەی باڵندە]]
Diagnosis banding untuk flu burung pada unggas adalah [[penyakit Newcastle]] (ND), [[laringotrakeitis infeksius]] (ILT), [[bronkitis infeksius]] (IB), [[kolera unggas]], dan infeksi ''[[Escherichia coli]]''.{{sfnp|Kementan RI|2014|p=11}}
[[cs:Ptačí chřipka]]

[[cy:Ffliw adar]]
=== Manusia ===
[[da:Fugleinfluenza]]
Berdasarkan WHO dan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia, kasus flu burung pada manusia diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu: (1) seseorang dalam investigasi; (2) kasus suspek; (3) kasus probabel; dan (4) kasus konfirmasi.{{sfnp|Kemenkes RI|2017|pp=29-33}}
[[de:Geflügelpest]]

[[en:Avian influenza]]
Kasus konfirmasi adalah seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probabel dan disertai satu dari hasil positif berikut ini yang dilaksanakan dalam suatu laboratorium influenza yang hasil pemeriksaan H5N1-nya:{{butuh rujukan}}
[[eo:Birda gripo]]
# Hasil PCR H5 positif,
[[es:Gripe aviaria]]
# Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil ≤ 7 hari setelah muncul gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula ≥ 1/80,
[[eu:Hegazti gripe]]
# Isolasi virus H5N1, atau
[[fa:آنفلوآنزای پرندگان]]
# Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/80 pada spesimen serum yang diambil hari ke ≥ 14 setelah ditemukan penyakit, disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda ≥ 1/160 [[blot Western]] spesifik H5 positif.
[[fi:Lintuinfluenssa]]

[[fr:Grippe aviaire]]
== Pencegahan ==
[[gl:Gripe aviaria]]
Flu burung dapat dicegah dengan pemberian [[vaksin]], penerapan [[biosekuriti]], pengendalian lalu lintas media pembawa virus influenza A, pemusnahan unggas secara selektif (depopulasi) di daerah tertular, dan pemusnahan unggas secara menyeluruh di daerah tertular baru.{{sfnp|Kementan RI|2014|pp=12-15}} Orang yang sehari-hari bekerja dengan unggas atau orang yang merespons wabah flu burung disarankan mengikuti prosedur biosekuriti dan pengendalian infeksi, seperti menggunakan [[alat pelindung diri]] yang sesuai dan memperhatikan higiene tangan.<ref name="cdcprev">{{Cite web|url=https://www.cdc.gov/flu/avianflu/prevention.htm|title=Prevention and Treatment of Avian Influenza A Viruses in People|website=www.cdc.gov|language=en|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|archive-url=https://web.archive.org/web/20230628132409/https://www.cdc.gov/flu/avianflu/prevention.htm|archive-date=2023-06-28|access-date=27 Agustus 2019|dead-url=no}}</ref>
[[he:שפעת העופות]]

[[hi:पक्षी इन्फ्लूएंजा]]
== Referensi ==
[[hr:Ptičja gripa]]
=== Catatan kaki ===
[[is:Fuglaflensa]]
{{reflist|2}}
[[it:Influenza aviaria]]

[[ja:トリインフルエンザ]]
=== Daftar pustaka ===
[[ka:ფრინველის გრიპი]]
{{refbegin|2}}
[[ko:조류 인플루엔자]]
* {{cite journal|last1=Hurt|first1=Aeron C.|last2=Vijaykrishna|first2=D.|5=|last3=Butler|first3=J.|last4=Baas|first4=C.|date=2014|title=Detection of Evolutionarily Distinct Avian Influenza A Viruses in Antarctica|url=https://mbio.asm.org/content/mbio/5/3/e01098-14.full.pdf|journal=MBio|volume=5|issue=3|pages=e01098-14|doi=|ref={{sfnRef|Hurt dkk.|2014}}|access-date=2019-11-13|archive-date=2021-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20210226024300/https://mbio.asm.org/content/mbio/5/3/e01098-14.full.pdf|dead-url=no}}
[[ku:Arsima balindeyan]]
* {{cite book| last=Kementerian Kesehatan RI| first=| year=2017| title=Pedoman Penanggulangan Flu Burung| url=https://www.researchgate.net/publication/327414412_Pedoman_Penanggulangan_Flu_Burung| location=Jakarta| publisher=[[Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit]], [[Kementerian Kesehatan Republik Indonesia]]| ref={{sfnRef|Kemenkes RI|2017}}| access-date=2019-09-06| archive-date=2023-04-21| archive-url=https://web.archive.org/web/20230421141106/https://www.researchgate.net/publication/327414412_Pedoman_Penanggulangan_Flu_Burung| dead-url=no}}
[[lb:Vullegripp]]
* {{cite book| last=Kementerian Pertanian RI| date=2014| title=Manual Penyakit Unggas| edisi=2| url=http://wiki.isikhnas.com/images/d/dd/Manual_Penyakit_Unggas.pdf| location=Jakarta| publisher=[[Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan]], [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia]]| ref={{sfnRef|Kementan RI|2014}}| access-date=2019-09-06| archive-date=2023-05-17| archive-url=https://web.archive.org/web/20230517193043/https://wiki.isikhnas.com/images/d/dd/Manual_Penyakit_Unggas.pdf| dead-url=no}}
[[ln:Gilípi ya ndɛkɛ]]
* {{citation|last=[[Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan]]|year=2018|url=http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/3.03.04_AI.pdf|title=Chapter 3.3.4. Avian influenza (infection with avian influenza viruses)|series=Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals|publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)|ref={{sfnRef|OIE Manual|2018}}|accessdate=2019-06-15|archive-date=2022-04-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220429105515/https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/3.03.04_AI.pdf|dead-url=no}}
[[lo:ໄຂ້ຫວັດນົກ]]
* {{Citation| last=[[Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan]]| year=2019| url=http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahc/current/chapitre_avian_influenza_viruses.pdf| title=Chapter 10.4. Infection with Avian Influenza Viruses| series=Terrestrial Animal Health Code| publisher=World Organisation for Animal Health (OIE)| ref={{sfnRef|OIE Code|2019}}| accessdate=2019-06-30| archive-date=2022-03-10| archive-url=https://web.archive.org/web/20220310033120/https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahc/current/chapitre_avian_influenza_viruses.pdf| dead-url=no}}
[[mk:Птичји грип]]
* {{cite journal|last1=Lupiani|first1=Blanca|last2=Reddy|first2=Sanjay M.|date=Juli 2009|title=Review: The history of avian influenza|url=http://agrilife.org/fazd/files/2012/02/The-History-of-Avian-Influenza.pdf|journal=Comparative Immunology, Microbiology and Infectious Diseases|volume=32|issue=4|pages=311-323|doi=10.1016/j.cimid.2008.01.004|ref={{sfnRef|Lupiani & Reddy|2009}}|access-date=2019-06-25|archive-date=2019-06-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20190625034320/http://agrilife.org/fazd/files/2012/02/The-History-of-Avian-Influenza.pdf|dead-url=yes}}
[[ms:Influenza burung]]
* {{Cite journal|url=https://www.intechopen.com/online-first/the-thrift-of-avian-influenza-in-indonesia|title=The Thrift of Avian Influenza in Indonesia|last1=Putri|first1=Khrisdiana|last2=Widyarini|first2=Sitarina|last3=Sugiyono|first3=|last4=Asmara|first4=Widya|date=21 Maret 2019|website=|publisher=IntechOpen|doi=10.5772/intechopen.85105|ref={{sfnRef|Putri dkk.|2019}}|access-date=2019-06-12|archive-date=2023-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230722081245/https://www.intechopen.com/chapters/66262|dead-url=no}}
[[my:ကြက်ငှက်တုပ်ကွေးရောဂါ]]
* {{cite book|last1=Saif|first1=Y.M.|last2=Fadly|first2=A.M.|last3=Glisson|first3=J.R.|last4=McDougald|first4=L.R.|last5=Nolan|first5=L.K.|last6=Dwayne|first6=D.E.|date=29 Juli 2008|title=Diseases of Poultry|edition=12|url=https://books.google.co.id/books/about/Diseases_of_Poultry.html?id=ZVZ4whXoJa4C&redir_esc=y|location=Oxford|publisher=Blackwell Publishing|isbn=978-0-8138-0718-8|ref={{sfnRef|Saif dkk.|2008}}|access-date=2019-06-25|archive-date=2023-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230722081233/https://books.google.co.id/books/about/Diseases_of_Poultry.html?id=ZVZ4whXoJa4C&redir_esc=y|dead-url=no}}
[[nds:Vagelgripp]]
* {{cite journal|last1=Short|first1=Kirsty R.|last2=Richard|first2=Mathilde|last3=Verhagen|first3=Josanne H.|last4=Debbie|first4=van Riel|date=26 Maret 2015|title=One health, multiple challenges: The inter-species transmission of influenza A virus|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352771415000026|journal=One Health|volume=1|issue=|pages=1-3|doi=10.1016/j.onehlt.2015.03.001|access-date=17 Juni 2019|ref={{sfnRef|Short dkk.|2015}}|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419225716/https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352771415000026|dead-url=no}}
[[nl:Vogelpest]]
* {{Citation| last=Spickler| first=Anna Rovid| date=November 2015| title=Avian Influenza| url=http://www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/pdfs/highly_pathogenic_avian_influenza-citations.pdf| series=CFSPH Technical Disease Fact Sheets| publisher=The Center for Food Security and Public Health, Iowa State University| ref={{sfnRef|Spickler|2019}}| accessdate=2019-06-15| archive-date=2023-04-22| archive-url=https://web.archive.org/web/20230422053800/https://www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/pdfs/highly_pathogenic_avian_influenza-citations.pdf| dead-url=no}}
[[nn:Fugleinfluensa]]
{{refend}}
[[no:Fugleinfluensa]]

[[pl:Ptasia grypa]]
== Lihat pula ==
[[pt:Gripe aviária]]
* [[Flu burung di Indonesia]]
[[qu:Pisqu chhulli]]

[[ro:Gripă aviară]]
== Pranala luar ==
[[ru:Птичий грипп]]
{{commonscat-inline|Avian influenza}}
[[sah:Көтөр тумуута]]
{{flu}}
[[si:කුරුළු උණ]]
{{Penyakit hewan menular strategis}}
[[simple:Bird flu]]
{{Hama dan penyakit hewan karantina}}
[[sk:Vtáčia chrípka]]
{{portal bar|Kedokteran hewan}}
[[sl:Ptičja gripa]]

[[sq:Gripi i shpendëve]]
[[Kategori:Influenza]]
[[sr:Птичји грип]]
[[Kategori:Zoonosis]]
[[sv:Fågelinfluensa]]
[[Kategori:Flu burung]]
[[ta:பறவைக் காய்ச்சல்]]
[[Kategori:Penyakit burung]]
[[te:బర్డ్ ఫ్లూ]]
[[th:ไข้หวัดนก]]
[[tl:Trangkasong pang-ibon]]
[[tr:Kuş gribi]]
[[udm:Тылобурдо грипп]]
[[uk:Грип пташиний]]
[[ur:برڈفلو]]
[[vi:Cúm gia cầm]]
[[wa:Pesse des oujheas]]
[[zh:禽流感]]
[[zh-min-nan:Khîm-liû-kám]]

Revisi terkini sejak 25 Mei 2024 07.35

Flu burung
Sianosis pada jengger ayam merupakan salah satu tanda klinis flu burung.
Informasi umum
Nama lainAvian influenza (AI), avian flu, bird flu
SpesialisasiPenyakit infeksi, kedokteran hewan
TipePatogenisitas tinggi (HPAI), patogenisitas rendah (LPAI)
PenyebabVirus influenza A
DiagnosisIsolasi virus, PCR, ELISA

Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza, disingkat AI) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang telah beradaptasi untuk menginfeksi burung. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi karena membunuh ternak ayam dalam jumlah besar. Terkadang mamalia, termasuk manusia, dapat tertular flu burung.[1]

Flu burung disebabkan oleh virus influenza A dari genus Alphainfluenzavirus, famili Orthomyxoviridae. Ia tergolong dalam grup V dalam klasifikasi Baltimore, yaitu virus dengan RNA utas tunggal negatif. Terdapat tujuh genus dalam famili Orthomyxoviridae, empat di antaranya adalah virus influenza,[2] yaitu:

Genus virus Spesies virus Inang peka[3]
Alphainfluenzavirus Influenza A virus Manusia, mamalia lain, dan burung
Betainfluenzavirus Influenza B virus Manusia dan anjing laut
Gammainfluenzavirus Influenza C virus Manusia dan babi
Deltainfluenzavirus Influenza D virus Sapi

Virus influenza A memiliki beberapa protein pada permukaannya, di antaranya protein hemaglutinin (disingkat H atau HA) serta protein neuraminidase (disingkat NA atau N). Kombinasi jenis protein H dan protein N akan menentukan sifat dan penamaan subtipe virus influenza, misalnya H5N1. Hingga tahun 2019, telah ditemukan 18 jenis hemaglutinin (H1 sampai H18) dan 11 jenis neuraminidase (N1 sampai N11),[2] tetapi hanya subtipe H1–H16 dan N1–N9 yang diidentifikasi dari virus yang menginfeksi burung.[4] Sementara itu, ada dua subtipe yang diketahui tidak menginfeksi burung, yaitu H17N10 dan H18N11, yang keduanya diisolasi dari kelelawar.[2]

Patogenisitas

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan kemampuannya menimbulkan penyakit, flu burung dibagi menjadi dua jenis, yaitu flu burung dengan patogenisitas tinggi (HPAI) yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi, dan flu burung dengan patogenisitas rendah (LPAI) yang menyebabkan penyakit dengan tanda klinis yang ringan.[butuh rujukan]

Sebagian besar virus flu burung memiliki patogenisitas yang rendah (LPAI). Namun, beberapa beberapa di antara mereka mengalami mutasi genetik sehingga berubah menjadi HPAI. Secara alami, kasus HPAI disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5 atau H7. Walaupun demikian, mayoritas virus subtipe H5 dan H7 tergolong LPAI.[5] Penentuan tingkat patogenisitas virus influenza A didasarkan pada karakteristik molekuler serta kemampuannya menimbulkan penyakit dan kematian pada ayam pada kondisi laboratorium, bukan berdasarkan beratnya derajat penyakit yang ditimbulkan pada manusia.[2]

Isolat virus flu burung digolongkan sebagai HPAI jika:[6][7]

  • Saat diinokulasi secara intravena terhadap minimum delapan ekor anak ayam peka berumur 4–8 minggu akan menyebabkan lebih dari 75% kematian dalam waktu 10 hari;
  • Saat diinokulasi terhadap 10 ekor anak ayam peka berumur 6 minggu menghasilkan indeks patogenisitas intravena (IVPI) lebih dari 1,2; atau
  • Isolat virus H5 dan H7 yang memiliki nilai IVPI tidak lebih dari 1,2 atau tidak menimbulkan 75% kematian pada uji letalitas intravena harus diurutkan (sekuensing) untuk menentukan apakah terdapat beberapa asam amino basa di lokasi pembelahan molekul hemaglutinin (HA0). Jika urutan asam aminonya mirip dengan isolat HPAI lainnya, maka isolat tersebut dianggap HPAI.

Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mendefinisikan kasus flu burung sebagai infeksi pada unggas yang disebabkan oleh: (1) Virus influenza A dengan patogenisitas tinggi (HPAI), dan (2) Virus influenza A subtipe H5 dan H7 dengan patogenisitas rendah (H5/H7 LPAI).[7] Definisi ini dibuat sebagai batasan untuk kasus flu burung yang wajib dilaporkan kepada OIE. Oleh karena itu, flu burung patogenisitas rendah (LPAI) yang penyebabnya bukanlah subtipe H5 atau H7 tidak perlu dilaporkan kepada OIE.[8]

Nomenklatur dan klad

[sunting | sunting sumber]
Penamaan virus influenza.

Isolat virus influenza A subtipe H5 dapat dikelompokkan lebih lanjut menjadi beberapa klad dan diberi nama berdasarkan sistem nomenklatur yang standar.[9] Standar pemberian nama ini meliputi jenis virus (misalnya A, B, atau C), asal spesies (misalnya canine, equine, chicken atau swine; identitas ini tidak dituliskan jika virus berasal dari manusia), asal lokasi geografis (misalnya Taiwan atau Vietnam), nomor strain (misalnya 1 atau 134), tahun isolasi (misalnya 2003), serta jenis antigen H dan N yang ditulis dalam tanda kurung apabila virus tersebut merupakan virus influenza A.[10] Contoh:

  • A/chicken/Pekalongan/BBVW308/2007(H5N1)
  • A/chicken/Scotland/59(H5N1)

Klad merupakan kelompok taksonomi berupa gambaran pohon kladistika untuk mengetahui hubungan kekerabatan. Penetapan klad virus flu burung dilakukan dengan pengurutan antigen H5, yang kemudian dikelompokkan dan diberi kode berupa angka. Sebagai contoh, hingga tahun 2008, semua virus H5N1 di Indonesia digolongkan dalam klad 2.1 dengan tiga turunan, yaitu 2.1.1, 2.1.2, dan 2.1.3. Virus klad 2.1.3 selanjutnya menyebar di banyak daerah di Indonesia. Pada bulan September 2012, isolat virus subtipe H5 dari bebek di Jawa Tengah dilaporkan berhubungan erat dengan klad 2.3.2.1 yang sebelumnya baru ditemukan di Vietnam, Tiongkok, dan Hong Kong.[11] Situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyediakan gambaran lengkap pohon kladistika virus flu burung subtipe H5.[9][12][13]

Sifat alami dan perubahan antigen

[sunting | sunting sumber]

Kelangsungan hidup virus di lingkungan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya jumlah virus, temperatur, paparan sinar matahari, keberadaan materi organik, pH dan salinitas (jika virus di air), serta kelembapan relatif (pada permukaan padat atau tinja).[14] Virus influenza A rentan terhadap berbagai jenis disinfektan, di antaranya natrium hipoklorit, etanol 60–90%, senyawa amonium kuartener, aldehid, fenol, asam, dan iodin povidon, juga bisa diinaktivasi dengan pemanasan 56–60 °C selama minimum 60 menit serta oleh radiasi ionisasi atau pH ekstrem (pH 1–3 atau pH 10–14).[14]

Virus flu burung terus berubah dengan konstan. Ada dua cara mereka untuk berubah:[15]

  • Antigenic drift, yaitu ketika gen virus influenza mengalami perubahan-perubahan kecil seiring dengan waktu saat virus bereplikasi. Perubahan genetik yang kecil ini akan berakumulasi perlahan-lahan sehingga sifat antigeniknya berbeda dan tidak dikenali lagi oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan komposisi vaksin influenza perlu ditinjau secara berkala agar dapat mengimbangi laju perubahan virus.
  • Antigenic shift, yaitu ketika terjadi perubahan gen yang besar dan mendadak yang menghasilkan jenis protein H yang baru dan/atau kombinasi protein H dan N yang baru. Kebanyakan individu tidak memiliki kekebalan terhadap virus influenza yang baru ini sehingga menyebabkan terjadinya wabah penyakit yang luas.

Spesies peka

[sunting | sunting sumber]

Virus influenza dapat menyerang berbagai spesies hewan dan penyakitnya diberi nama sesuai dengan jenis hewan yang diinfeksi, misalnya flu burung, flu babi, flu kuda, dan flu anjing. Mutasi genetik memungkinkan terjadinya infeksi silang antarspesies.[16]

Burung liar akuatik diduga merupakan reservoir alami virus flu burung. Virus flu burung telah diisolasi pada lebih dari 100 spesies burung liar, yang sebagian besar infeksinya disebabkan oleh virus LPAI.[17] Infeksi umumnya ditemukan pada ordo Anseriformes (seperti bebek dan angsa) serta dua famili pada ordo Charadriiformes atau burung wader, yaitu famili Laridae (seperti burung camar) serta famili Scolopacidae (seperti burung trinil).[14] Burung-burung yang telah didomestikasi, baik unggas (seperti ayam dan kalkun) maupun unggas air (bebek dan angsa) peka terhadap serangan virus flu burung.[14]

Kejadian penyakit

[sunting | sunting sumber]
Peta penyebaran global H5N1
(hingga tahun 2013)
Negara dengan kematian manusia, unggas, dan burung liar akibat H5N1
Negara dengan kematian unggas atau burung liar akibat H5N1, dan kasus pada manusia telah dilaporkan
Negara dengan kematian unggas atau burung liar akibat H5N1

Kasus pada hewan

[sunting | sunting sumber]

Flu burung pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 di Italia. Awalnya, penyakit ini disangka sebagai kolera unggas bentuk akut dan septisemik. Virusnya sendiri belum diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai virus influenza hingga 1955. Sebelum dikenal sebagai flu burung, penyakit ini diberi nama pes unggas (fowl plague).[18]

Pada Simposium Internasional Flu Burung yang pertama pada tahun 1981, istilah HPAI mulai digunakan menggantikan pes unggas untuk menggambarkan bentuk flu burung yang sangat virulen.[18] Istilah LPAI mulai digunakan pada tahun 2002 pada simposium yang kelima.[19]

Virus flu burung ditemukan di seluruh dunia dengan laporan isolasi dari benua Afrika, Asia, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa.[20] Bukti serologis infeksi pada penguin di Antarktika juga telah ditemukan.[21]

Kasus pada manusia

[sunting | sunting sumber]

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sejumlah kasus flu burung pada manusia. Manusia dapat terinfeksi virus influenza A subtipe H5N1, H7N9, dan H9N2.[3] Infeksi flu burung pada manusia pertama kali ditemukan di Hong Kong pada tahun 1997 dengan jumlah kasus 18 orang dan 6 di antaranya meninggal dunia.[22] Temuan infeksi pada manusia selanjutnya dilaporkan di Tiongkok, Vietnam, Thailand, Kamboja, lalu Indonesia.[22]

Hingga 1 Oktober 2021, WHO telah mencatat sebanyak 863 kasus dengan 456 kematian pada manusia dengan rincian pada tabel di bawah ini.[23]

Negara Jumlah
kasus
Jumlah
kematian
 Azerbaijan 8 5
 Bangladesh 8 1
 India 1 1
 Indonesia 200 168
 Irak 3 2
 Jibuti 1 0
 Kamboja 56 37
 Kanada 1 1
 Laos 3 2
 Mesir 359 120
 Myanmar 1 0
   Nepal 1 1
 Nigeria 1 1
 Pakistan 3 1
 Thailand 25 17
 Tiongkok 53 31
 Turki 12 4
 Vietnam 127 64
Jumlah 863 456

Jumlah kasus yang dilaporkan WHO adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium.

Cara penularan

[sunting | sunting sumber]

Flu burung ditularkan melalui kontak langsung antara burung terinfeksi dengan burung sehat. Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, sepatu, kendaraan, maupun peralatan kandang. Partikel virus flu burung ditemukan pada sekresi dari hidung, mulut, dan mata; kotoran; serta permukaan luar telur yang dihasilkan oleh burung terinfeksi.[24]

Flu burung tidak termasuk penyakit yang menular melalui udara. Penularan dari satu peternakan ke peternakan lain terjadi melalui perpindahan unggas, produk unggas, orang, dan kendaraan yang digunakan untuk transportasi.[24] Ketahanan virus dalam kotoran burung bergantung pada jumlah virus, suhu, dan kelembaban. Secara umum, virus lebih cepat mati jika suhu semakin tinggi dan tinja semakin kering.[24]

Meskipun tidak biasa bagi manusia untuk terinfeksi virus influenza A langsung dari hewan, infeksi secara sporadik yang disebabkan oleh virus flu burung dan virus flu babi telah dilaporkan.[25] Sebagian besar kasus influenza A pada manusia (H5N1 dan H7N9) diasosiasikan dengan kontak dengan unggas terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.[3] Bukti epidemiologis dan virologis menunjukkan bahwa virus tidak mampu menular dari manusia ke manusia.[26] Beberapa ilmuwan berpendapat perbedaan reseptor virus pada sel manusia dan sel burung menyebabkan virus flu yang spesifik menginfeksi burung memiliki kemungkinan kecil menginfeksi manusia.[27][28]

Manifestasi klinis

[sunting | sunting sumber]

Flu burung menyebabkan beragam manifestasi klinis bergantung pada jenis virus yang menginfeksi, jenis dan umur hewan terinfeksi, hingga faktor lingkungan. Virus HPAI mampu menyebabkan kematian mendadak sedangkan virus LPAI tidak menimbulkan tanda klinis atau hanya menyebabkan tanda klinis yang ringan. Tanda klinis yang sering ditemukan antara lain gangguan sistem pernapasan seperti leleran dari hidung dan mata, batuk, kesulitan bernapas (dispnea), pembengkakan sinus dan/atau kepala, penurunan nafsu makan dan minum, sianosis pada kulit yang tak berbulu, pial, dan jengger, diare, hingga inkoordinasi dan gangguan saraf.[6] Pada ayam petelur, dapat terjadi penurunan produksi dan kualitas telur.[6] Menurut OIE, masa inkubasi flu burung adalah 21 hari.[29]

Infeksi flu burung pada manusia dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas yang ringan (demam dan batuk) hingga pneumonia berat, sindrom gangguan pernapasan akut, syok, bahkan kematian.[3] Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare lebih sering dilaporkan pada infeksi virus subtipe H5N1 sedangkan konjungtivitis dilaporkan pada infeksi subtipe H7.[3]

Diagnosis

[sunting | sunting sumber]
Pengambilan spesimen usap pada seekor ayam

Identifikasi virus dilakukan untuk mengonfirmasi kasus klinis pada hewan, menilai bebasnya individu dari infeksi sebelum dilalulintaskan, menilai bebasnya populasi dari infeksi, dan serta mengetahui prevalensi infeksi dalam rangka surveilans penyakit. Metode uji yang dilakukan dapat berupa reaksi berantai polimerase transkripsi-balik (RT-PCR), isolasi virus, dan deteksi antigen. Sementara itu, untuk mendeteksi respons kekebalan tubuh, misalnya memeriksa status kekebalan pascavaksinasi, uji hemaglutinasi inhibisi (untuk H5 atau H7), ELISA, dan imunodifusi gel agar (AGID; untuk influenza A) dapat digunakan.[6]

Diagnosis banding untuk flu burung pada unggas adalah penyakit Newcastle (ND), laringotrakeitis infeksius (ILT), bronkitis infeksius (IB), kolera unggas, dan infeksi Escherichia coli.[30]

Berdasarkan WHO dan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia, kasus flu burung pada manusia diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu: (1) seseorang dalam investigasi; (2) kasus suspek; (3) kasus probabel; dan (4) kasus konfirmasi.[31]

Kasus konfirmasi adalah seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probabel dan disertai satu dari hasil positif berikut ini yang dilaksanakan dalam suatu laboratorium influenza yang hasil pemeriksaan H5N1-nya:[butuh rujukan]

  1. Hasil PCR H5 positif,
  2. Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil ≤ 7 hari setelah muncul gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula ≥ 1/80,
  3. Isolasi virus H5N1, atau
  4. Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/80 pada spesimen serum yang diambil hari ke ≥ 14 setelah ditemukan penyakit, disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda ≥ 1/160 blot Western spesifik H5 positif.

Pencegahan

[sunting | sunting sumber]

Flu burung dapat dicegah dengan pemberian vaksin, penerapan biosekuriti, pengendalian lalu lintas media pembawa virus influenza A, pemusnahan unggas secara selektif (depopulasi) di daerah tertular, dan pemusnahan unggas secara menyeluruh di daerah tertular baru.[32] Orang yang sehari-hari bekerja dengan unggas atau orang yang merespons wabah flu burung disarankan mengikuti prosedur biosekuriti dan pengendalian infeksi, seperti menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dan memperhatikan higiene tangan.[33]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Avian Influenza Portal". www.oie.int (dalam bahasa Inggris). World Organisation for Animal Health (OIE). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-18. Diakses tanggal 12 Juni 2019. 
  2. ^ a b c d "Influenza type A viruses". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-01. Diakses tanggal 17 Juni 2019. 
  3. ^ a b c d e "Influenza (Avian and other zoonotic)". www.who.int (dalam bahasa Inggris). World Health Organization. 13 November 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-14. Diakses tanggal 25 Juni 2019. 
  4. ^ "What is Avian Influenza". www.oie.int (dalam bahasa Inggris). World Organisation for Animal Health (OIE). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-01. Diakses tanggal 12 Juni 2019. 
  5. ^ OIE Manual (2018), hlm. 821.
  6. ^ a b c d OIE Manual (2018).
  7. ^ a b OIE Code (2019), hlm. 1.
  8. ^ OIE Manual (2018), hlm. 822.
  9. ^ a b "Updated unified nomenclature system for the highly pathogenic H5N1 avian influenza viruses". www.who.int (dalam bahasa Inggris). World Health Organization. Oktober 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-08. Diakses tanggal 12 Juni 2019. 
  10. ^ "Types of influenza viruses". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-03. Diakses tanggal 17 Juni 2019. 
  11. ^ Putri dkk. (2019).
  12. ^ Evolution of the Asian H5 Hemagglutinin (PDF) (dalam bahasa Inggris), World Health Organization, diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-02-12, diakses tanggal 2019-06-12 
  13. ^ HA Full Tree (PDF) (dalam bahasa Inggris), World Health Organization, diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-01-28, diakses tanggal 2019-06-12 
  14. ^ a b c d Spickler (2019).
  15. ^ "How the flu virus can change: "Drift" and "Shift"". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-18. Diakses tanggal 17 Juni 2019. 
  16. ^ Short dkk. (2015).
  17. ^ "Avian influenza in birds". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-30. Diakses tanggal 17 Juni 2019. 
  18. ^ a b Lupiani & Reddy (2009).
  19. ^ Fifth International Symposium on Avian Influenza (1 September 2003). "Recommendations of the Fifth International Symposium on Avian Influenza". Avian Diseases. 47: 1260–1261. doi:10.1637/0005-2086-47.s3.1260. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-18. Diakses tanggal 25 Juni 2019. 
  20. ^ Saif dkk. (2008), hlm. 164.
  21. ^ Hurt dkk. (2014).
  22. ^ a b WHO (25 Januari 2012). "H5N1 avian influenza: Timeline of major events" (PDF). World Health Organization. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-02-05. Diakses tanggal 25 Juni 2019. 
  23. ^ WHO (1 Oktober 2021). "Cumulative number of confirmed human cases for avian influenza A(H5N1) reported to WHO 2003-2021" (PDF). World Health Organization. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-02-15. Diakses tanggal 4 November 2021. 
  24. ^ a b c FAO. "Avian Flu: Questions & Answers". Food and Agriculture Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-10. Diakses tanggal 30 Juni 2019. 
  25. ^ "Transmission of Avian Influenza A Viruses Between Animals and People". /www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. 10 Februari 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-10. Diakses tanggal 30 Juni 2019. 
  26. ^ "Influenza at the human-animal interface" (PDF). www.who.int (dalam bahasa Inggris). World Health Organization. 10 Mei 2019. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-02-16. Diakses tanggal 26 Juni 2019. 
  27. ^ van Riel, Debby; Munster, Vincent J.; de Wit, Emmie; Rimmelzwaan, Guus F.; Fouchier, Ron A.M.; Osterhaus, Albert D.M.E.; Kuiken, Thijs (2007). "Human and Avian Influenza Viruses Target Different Cells in the Lower Respiratory Tract of Humans and Other Mammals". The American Journal of Pathology. 171 (4): 1215–1223. doi:10.2353/ajpath.2007.070248. PMC 1988871alt=Dapat diakses gratis. PMID 17717141. 
  28. ^ Ramos, Irene; Bernal-Rubio, Dabeiba; Durham, Natasha; Belicha-Villanueva, Alan; Lowen, Anice C.; Steel, John; Fernandez-Sesma, Ana (2011). "Effects of Receptor Binding Specificity of Avian Influenza Virus on the Human Innate Immune Response". Journal of Virology. 85 (9): 4421–4431. doi:10.1128/JVI.02356-10. ISSN 0022-538X. PMC 3126224alt=Dapat diakses gratis. PMID 21345953. 
  29. ^ OIE Code (2019).
  30. ^ Kementan RI (2014), hlm. 11.
  31. ^ Kemenkes RI (2017), hlm. 29-33.
  32. ^ Kementan RI (2014), hlm. 12-15.
  33. ^ "Prevention and Treatment of Avian Influenza A Viruses in People". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-28. Diakses tanggal 27 Agustus 2019. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Media tentang Avian influenza di Wikimedia Commons