Lompat ke isi

Frans Seda: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Syah7 (bicara | kontrib)
 
(55 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{unreferenced}}
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
|name = {{PAGENAME}}
|image = Frans seda PYO.jpg
|image = Indonesia Ambassador to Belgium Frans Seda.jpg
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office = Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan
|office = Menteri Perhubungan Indonesia
|order = 18
|order = ke-25
|term_start = [[6 Juni]] [[1968]]
|term_start = 6 Juni 1968
|term_end = [[28 Maret]] [[1973]]
|term_end = 28 Maret 1973
|president = [[Soekarno]]
|president = [[Soeharto]]
|predecessor = [[Jatidjan]] <br /> [[Sutopo]]
|predecessor = Salimin Prawiro Sumarto
|successor = [[Basuki Rachmat]]
|successor = [[Basuki Rachmat]]
|office2 = Menteri Keuangan Republik Indonesia|Menteri Keuangan
|office2 = Menteri Keuangan Indonesia
|order2 = 14
|order2 = ke-14
|term_start2 = [[25 Juli]] [[1966]]
|term_start2 = 25 Juli 1966
|term_end2 = [[6 Juni]] [[1968]]
|term_end2 = 6 Juni 1968
|president2 = [[Soekarno]]
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2 = [[Sumarno]]
|predecessor2 = [[Sumarno]]
|successor2 = [[Ali Wardhana]]
|successor2 = [[Ali Wardhana]]
|office3 = Menteri Pertanian Republik Indonesia|Menteri Pertanian
|office3 = Menteri Pertanian Indonesia
|order3 = 13
|order3 = ke-14
|term_start3 = [[24 Februari]] [[1966]]
|term_start3 = 24 Februari 1966
|term_end3 = [[25 Juli]] [[1966]]
|term_end3 = 25 Juli 1966
|president3 = [[Soekarno]]
|president3 = [[Soekarno]]
|predecessor3 = [[Sadjarwo]]
|predecessor3 = Sukarno
|successor3 = [[Sutjipto]]
|successor3 = [[Sutjipto]]
|birth_date = {{birth date|1926|10|4}}
|birth_date = {{birth date|1926|10|4}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Pulau Flores|Flores]], [[Nusa Tenggara Timur]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Maumere]], [[Nusa Tenggara Timur]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2009|12|31|1926|10|4}}
|death_date = {{death date and age|2009|12|31|1926|10|4}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|party = Partai Katolik, [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]], kemudian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
|resting_place = [[San Diego Hills]]
|party = Partai Katolik<br> [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]]<br/>[[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]]
|spouse =
|spouse = Johanna Maria Pattinaja
|children =
|children = 2
|residence = Jl. Metro Kencana V Nomor 5
|residence = Jl. Metro Kencana V Nomor 5
|alma_mater = Kolese Xaverius Muntilan, Hollandsche Burgerschool (HBS) di Surabaya, Katolieke Economische Hogeschool, Tilburg, Nederland (1956)
|alma_mater = [[Hogereburgerschool|Hollandsche Burgerschool]]<br/>[[Tilburg University|Katolieke Economische Hogeschool]]
|occupation =
|occupation =
|religion = [[Katolik]]
}}
}}
'''Franciscus Xaverius Seda''' ({{lahirmati|[[Pulau Flores|Flores]], [[Nusa Tenggara Timur]]|4|10|1926|[[Jakarta]]|31|12|2009}}) adalah seorang [[politikus]], [[menteri]], tokoh gereja, pengamat politik, dan pengusaha [[Indonesia]].
[[Doktorandus|Drs.]] '''Franciscus Xaverius Seda''' ({{lahirmati|[[Pulau Flores|Flores]], [[Nusa Tenggara Timur]]|4|10|1926|[[Jakarta]]|31|12|2009}}) adalah seorang [[politikus]], [[menteri]], tokoh gereja, pengamat politik, dan pengusaha [[Indonesia]].<ref name=franssedaaward>{{Cite web |url=http://franssedaaward.atmajaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=66&Itemid=18 |title=Profil Frans Seda di website "Frans Seda Award" |access-date=2012-09-04 |archive-date=2012-10-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121006064933/http://franssedaaward.atmajaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=66&Itemid=18 |dead-url=yes }}</ref>


Dalam pemerintahan, posisi yang pernah diembannya antara lain adalah Menteri Perkebunan dalam [[Kabinet Kerja IV]] ([[1963]]-[[1964]]) dan [[Menteri Keuangan Republik Indonesia|Menteri Keuangan]] ([[1966]]-[[1968]]) sewaktu awal [[Orde Baru]], serta [[Menteri Perhubungan]] ([[1968]]-[[1973]]) dalam [[Kabinet Pembangunan I]].
Dalam pemerintahan, posisi yang pernah diembannya antara lain adalah Menteri Perkebunan dalam [[Kabinet Kerja IV]] ([[1963]]-[[1964]]) dan [[Menteri Keuangan Republik Indonesia|Menteri Keuangan]] ([[1966]]-[[1968]]) sewaktu awal [[Orde Baru]], serta [[Menteri Perhubungan]] ([[1968]]-[[1973]]) dalam [[Kabinet Pembangunan I]].<ref name=franssedaaward/>


== Riwayat Hidup ==
Franciscus Xaverius Seda—yang lebih dikenal dengan panggilan Frans Seda—dilahirkan di Maumere, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 1926. Ia belajar di Kolese Xaverius Muntilan dan HBS (Hollandsche Burgerschool) di Surabaya. Gelar sarjana ekonomi diraih dari Katolieke Economische Hogeschool, Tilburg, Nederland (1956).
=== Masa muda ===
Franciscus Xaverius Seda yang lebih dikenal dengan panggilan Frans Seda dilahirkan di Maumere, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 1926. Ia belajar di Kolese Xaverius Muntilan dan HBS (Hollandsche Burgerschool) di Surabaya. Gelar sarjana ekonomi diraih dari Katolieke Economische Hogeschool, Tilburg, Nederland (1956).


=== Perjuangan Kemerdekaan Indonesia ===
Dalam masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, ia aktif sebagai anggota Lasykar KRIS (Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi) dan anggota Batalyon Paraja/Lasykar Rakyat GRISK/TNI Masyarakat (1945-1950); dikirim Markas Besar Biro Perjuangan di Yogyakarta ke Flores dan Surabaya; menjadi Ketua Pemuda Indonesia di Surabaya; anggota Panitia Pembubaran Negara Jawa Timur dan DPR Sementara Daerah Jawa Timur (RI) mewakili Pemuda; anggota Panitia Kongres Pemuda di Surabaya; peserta Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia I di Yogyakarta (1949-1950); anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Nederland; serta pendiri/pengurus Ikatan Mahasiswa Katolik Indonesia (IMKI) di Nederland (1950-1956).
Dalam masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, ia aktif sebagai anggota Lasykar KRIS (Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi) dan anggota Batalyon Paraja/Lasykar Rakyat GRISK/TNI Masyarakat (1945-1950); dikirim Markas Besar Biro Perjuangan di Yogyakarta ke Flores dan Surabaya; menjadi Ketua Pemuda Indonesia di Surabaya; anggota Panitia Pembubaran Negara Jawa Timur dan DPR Sementara Daerah Jawa Timur (RI) mewakili Pemuda; anggota Panitia Kongres Pemuda di Surabaya; peserta Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia I di Yogyakarta (1949-1950); anggota [[Persatuan Pelajar Indonesia|Persatuan Pelajar Indonesia (PPI)]] di Nederland; serta pendiri/pengurus Ikatan Mahasiswa Katolik Indonesia (IMKI) di Nederland (1950-1956).


=== Karier politik ===
Setelah Indonesia merdeka, jabatan tinggi di pemerintahan dipegangnya, seperti pada masa Presiden Soekarno ia menjabat Menteri Perkebunan RI (1964-1966) pada usia 38 tahun dan selanjutnya menjadi Menteri Pertanian (1966). Kemudian pada masa Presiden Soeharto, ia memegang jabatan Menteri Keuangan (1966-1968) dalam keadaan keuangan Republik Indonesia di awal Orde Baru yang sangat tidak baik. Prestasi Frans Seda yang layak diapresiasi pada masa ini adalah bahwa Frans Seda mampu membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih stabil setelah didera inflasi hingga 650%, mengarahkan Indonesia kembali dalam pergaulan masyarakat internasional, menerapkan kesatuan penganggaran Pemerintah pada Kementerian Keuangan serta menerapkan model anggaran penerimaan dan belanja yang berimbang; dua hal penting yang hingga kini masih diterapkan dalam dunia keuangan Indonesia. Inilah yang menurut pendapat Emil Salim, salah satu sahabat dekatnya adalah tidak berlebihan apabila kita menyebutnya sebagai Pahlawan Keuangan Indonesia. Selanjutnya, Frans Seda dipercaya sebagai Menteri Perhubungan (Pengangkutan, Komunikasi, Pariwisata, 1968-1973) dimana ia kemudian merintis penerbangan dan pelayaran perintis di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur, serta beberapa kawasan wisata unggulan seperti di Nusa Dua, Bali. Sesudahnya Frans Seda kemudian mendapatkan sederet jabatan di berbagai bidang, seperti: Duta Besar Republik Indonesia di Brussels untuk Masyarakat Ekonomi Eropa, Kerajaan Belgia dan Luksemburg (1973-1976; anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (1976-1978; dan anggota Dewan Penasihat Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia (DP-KTI) di bawah pimpinan Presiden Soeharto kemudian dilanjutkan oleh Presiden B.J. Habibie (1996). Beliau pun pernah menjadi Penasihat Presiden B.J. Habibie untuk bidang ekonomi (1998) dan selanjutnya pada tahun 1999 menjadi Penasihat Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, jabatan tinggi di pemerintahan dipegangnya, seperti pada masa Presiden Soekarno ia menjabat Menteri Perkebunan RI (1964-1966) pada usia 38 tahun dan selanjutnya menjadi Menteri Pertanian (1966). Kemudian pada masa Presiden Soeharto, ia memegang jabatan Menteri Keuangan (1966-1968) dalam keadaan keuangan Republik Indonesia di awal Orde Baru yang sangat tidak baik. Prestasi Frans Seda yang layak diapresiasi pada masa ini adalah bahwa Frans Seda mampu membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih stabil setelah didera inflasi hingga 650%, mengarahkan Indonesia kembali dalam pergaulan masyarakat internasional, menerapkan kesatuan penganggaran Pemerintah pada Kementerian Keuangan serta menerapkan model anggaran penerimaan dan belanja yang berimbang; dua hal penting yang hingga kini masih diterapkan dalam dunia keuangan Indonesia. Inilah yang menurut pendapat Emil Salim, salah satu sahabat dekatnya adalah tidak berlebihan apabila kita menyebutnya sebagai Pahlawan Keuangan Indonesia. Selanjutnya, Frans Seda dipercaya sebagai Menteri Perhubungan (Pengangkutan, Komunikasi, Pariwisata, 1968-1973) dimana ia kemudian merintis penerbangan dan pelayaran perintis di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur, serta beberapa kawasan wisata unggulan seperti di Nusa Dua, Bali. Sesudahnya Frans Seda kemudian mendapatkan sederet jabatan di berbagai bidang, seperti: [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Belgia|Duta Besar Republik Indonesia di Brussels untuk Masyarakat Ekonomi Eropa, Kerajaan Belgia dan Luksemburg]] (1973-1976); anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] Republik Indonesia (1976-1978); dan anggota Dewan Penasihat Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia (DP-KTI) di bawah pimpinan Presiden Soeharto kemudian dilanjutkan oleh Presiden [[B. J. Habibie|B.J. Habibie]] (1996). Ia pun pernah menjadi Penasihat Presiden B.J. Habibie untuk bidang ekonomi (1998) dan selanjutnya pada tahun 1999 menjadi Penasihat Wakil Presiden [[Megawati Soekarnoputri]] yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia.


Dalam bidang politik, ia pernah menjadi Ketua Umum Partai Katolik (1961-1968), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), mewakili golongan Katolik (1960-1964), dan anggota Dewan Penasehat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sejak 1971 (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dan selanjutnya sejak 1997 menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan.
Dalam bidang politik, ia pernah menjadi Ketua Umum [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik]] (1961-1968), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), mewakili golongan Katolik (1960-1964), dan anggota Dewan Penasehat [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI) sejak 1971 (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dan selanjutnya sejak 1997 menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI Perjuangan]].


=== Karier di bidang usaha ===
Dalam dunia usaha, ia menjabat sebagai Presiden Dewan Komisaris PT Narisa, Presiden Dewan Komisaris PT Gramedia, Presiden Dewan Komisaris PT Kompas Media Nusantara (yang menerbitkan harian umum nasional Kompas), anggota Dewan Komisaris PT Bayer Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Tekstil Indonesia (1982-1988), Ketua Asian Federation of Textile Industries (1983-1985), anggota Dewan Penasehat untuk Asia dari Sears & Roebuck World Trade, Chicago, Amerika Serikat (1983-1984), Ketua Joint Working Party Indonesia United Kingdom (1981-1985), Presiden Komisaris PT Saowisata Seaside & Diving Resort, Ketua Komite Kerja Sama dalam nota kesepahaman antara negara Indonesia Bagian Timur dan Australia Utara, Ketua Karwell Group (Pabrik Tekstil untuk Ekspor), Presiden Komisaris PT Bank Shinta Indonesia, Presiden Komisaris PT Pantara Wisata Jaya (kerja sama dengan Japan Airlines dalam bidang promosi pariwisata), Presiden Komisaris PT Hindoli (kerja sama antara PT Gowa Manurung Jaya dan Perusahaan Amerika PT Cargrill dalam perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan), Presiden Komisaris PT Philips Indonesia, Presiden Komisaris PT British American Tobacco, Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), serta Ketua Asosiasi Indonesia-Netherland (INA).
Dalam dunia usaha, ia menjabat sebagai Presiden Dewan Komisaris PT. Narisa, Presiden Dewan Komisaris PT. [[Gramedia Pustaka Utama|Gramedia]], Presiden Dewan Komisaris PT. Kompas Media Nusantara (yang menerbitkan harian umum nasional [[Kompas (surat kabar)|Kompas]]), anggota Dewan Komisaris PT. Bayer Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Tekstil Indonesia (1982-1988), Ketua Asian Federation of Textile Industries (1983-1985), anggota Dewan Penasehat untuk Asia dari Sears & Roebuck World Trade, Chicago, Amerika Serikat (1983-1984), Ketua Joint Working Party Indonesia United Kingdom (1981-1985), Presiden Komisaris PT Saowisata Seaside & Diving Resort, Ketua Komite Kerja Sama dalam nota kesepahaman antara negara Indonesia Bagian Timur dan Australia Utara, Ketua Karwell Group (Pabrik Tekstil untuk Ekspor), Presiden Komisaris PT Bank Shinta Indonesia, Presiden Komisaris PT Pantara Wisata Jaya (kerja sama dengan Japan Airlines dalam bidang promosi pariwisata), Presiden Komisaris PT. Hindoli (kerja sama antara PT Gowa Manurung Jaya dan Perusahaan Amerika PT. [[Cargill]] dalam perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan), Presiden Komisaris PT. [[Philips|Philips Indonesia]], Presiden Komisaris PT. [[British American Tobacco]], Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), serta Ketua Asosiasi Indonesia-Netherland (INA).
Dalam bidang pendidikan, ia adalah Pendiri dan Perintis Yayasan Atma Jaya dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) yang juga tercatat sebagai Dekan pertama Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (1961-1964) sekaligus Rektor pertama Unika Atma Jaya. Kemudian beliau menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Atma Jaya (1962-1996), kemudian menjadi Ketua Kehormatan Yayasan Atma Jaya, dan bahkan pada saat Frans Seda meninggal pada akhir tahun 2009, beliau masih tercatat sebagai Ketua Pembina Yayasan Atma Jaya. Frans Seda juga pernah menjadi Penasihat Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) dan Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (PPM).


Dalam bidang pendidikan, ia adalah Pendiri dan Perintis Yayasan Atma Jaya dan [[Universitas Atma Jaya Jakarta|Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya]] (Unika Atma Jaya) yang juga tercatat sebagai Dekan pertama Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (1961-1964) sekaligus Rektor pertama Unika Atma Jaya. Kemudian ia menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Atma Jaya (1962-1996), kemudian menjadi Ketua Kehormatan Yayasan Atma Jaya, dan bahkan pada saat Frans Seda meninggal pada akhir tahun 2009, ia masih tercatat sebagai Ketua Pembina Yayasan Atma Jaya. Frans Seda juga pernah menjadi Penasihat Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) dan Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (PPM).
Frans Seda juga mendampingi Sri Paus Paulus VI dalam kunjungan ke Indonesia pada tahun 1970. Selanjutnya Frans Seda menjadi Ketua Organizing Committee pada kunjungan Sri Paus Johanes Paulus II ke Indonesia pada tahun 1989.


=== Kegiatan sosial dan keagamaan ===
Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Dana Komite Olahraga Nasional Indonesia (1980-1982), anggota Dewan Harian Nasional Angkatan 1945, anggota Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian (Iustitia et Pax) di Vatican, Roma (1984-1989), serta anggota Dewan Pertimbangan Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), Anggota Dewan Penyantun Pusat Kajian Australia, Universitas Indonesia (PKA-UI), dan Ketua Forum Indonesia-Nederland (FINED).
Frans Seda juga mendampingi [[Paus Paulus VI|Sri Paus Paulus VI]] dalam kunjungan ke Indonesia pada tahun 1970. Selanjutnya Frans Seda menjadi Ketua Organizing Committee pada kunjungan [[Paus Yohanes Paulus II|Sri Paus Yohanes Paulus II]] ke Indonesia pada tahun 1989.


Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Dana [[Komite Olahraga Nasional Indonesia]] (1980-1982), anggota Dewan Harian Nasional Angkatan 1945, anggota Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian (''Iustitia et Pax'') di Vatican, Roma (1984-1989), serta anggota Dewan Pertimbangan [[Palang Merah Indonesia]] (PMI) Pusat, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), Anggota Dewan Penyantun Pusat Kajian Australia, Universitas Indonesia (PKA-UI), dan Ketua Forum Indonesia-Nederland (FINED).
Bintang kehormatan yang pernah diterimanya, seperti Grandcross of St. Silvester dari Paus Paulus VI di Vatican (1964); Grandcross in de Orde van Oranje Nassau dari Kerajaan Belanda; Grandcross de L’Ordre Royal du Saha Metrei dari (bekas) Kerajaan Kamboja (1968); Commander in the Order of Maritime Merit dari State California (USA) dan San Fransisco Port Authority, Governor Ronald Reagan (6 September 1968); Grandcross de L’Ordre de Leopold II dari Kerajaan Belgia (4 Juni 1970); Grandcross of St. Thomas University dari Filipina (1972), Bintang Mahaputra Adipradana II dari Republik Indonesia (10 Maret 1973), serta Honorary Member of the Order of the Australia (In Recognition for Service to the Development of Trade Links Between Australian and Indonesia), Agustus 1999 dari Pemerintah Australia.


== Penghargaan ==
Frans Seda meninggal di Jakarta pada 31 Desember 2009 pada usia 83 tahun.
Bintang kehormatan yang pernah diterimanya, seperti Grandcross of St. Silvester dari Paus Paulus VI di Vatican (1964); Grandcross in de Orde van Oranje Nassau dari Kerajaan Belanda; Grandcross de L’Ordre Royal du Saha Metrei dari (bekas) Kerajaan Kamboja (1968)<ref>{{Cite book|last=Indonesia. Embassy (Cambodia)|first=Nazaruddin Nasution|date=2002|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indonesia_Cambodia/IiBxAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&bsq=Indonesia-Cambodia++Forging+Ties+Through+Thick+and+Thin+grand+croix&dq=Indonesia-Cambodia++Forging+Ties+Through+Thick+and+Thin+grand+croix&printsec=frontcover|title=Indonesia-Cambodia
Forging Ties Through Thick and Thin|location=Kamboja|publisher=Embassy of the Republic of Indonesia|pages=32|url-status=live}}</ref>; Commander in the Order of Maritime Merit dari State California (USA) dan San Fransisco Port Authority, Governor Ronald Reagan (6 September 1968); Grandcross de L’Ordre de Leopold II dari Kerajaan Belgia (4 Juni 1970); Grandcross of St. Thomas University dari Filipina (1972), [[Bintang Mahaputera Adipradana|Bintang Mahaputra Adipradana]] II dari Republik Indonesia (10 Maret 1973), serta Honorary Member of the Order of the Australia (In Recognition for Service to the Development of Trade Links Between Australian and Indonesia), Agustus 1999 dari Pemerintah Australia.<ref name=franssedaaward/>


== Kematian dan warisan ==
Sepeninggal beliau, Yayasan Atma Jaya kemudian berinisiatif mengabadikan semangat beliau yang membaktikan diri seutuhnya “Untuk Tuhan dan Tanah Air” dalam suatu kegiatan “Frans Seda Award”. “Frans Seda Award” yang diluncurkan 1 Juni 2011 lalu untuk pertama kalinya difokuskan pada bidang Pendidikan dan Kemanusiaan dan ditujukan pada seluruh warga negara Indonesia yang berusia maksimal 40 tahun yang memiliki karya nyata pada bidang Pendidikan maupun Kemanusiaan yang turut merawat, menanam dan mengembangkan ke-Indonesiaan sebagaimana diteladankan Frans Seda.
Frans sempat dirawat di [[Rumah Sakit Pondok Indah]] pada 30 November hingga 18 Desember 2009, ia mengeluh sakit tenggrokan dan sulit menelan. Frans meninggal dunia di rumahnya di kawasan [[Pondok Indah]], Jakarta, pada 31 Desember 2009 pada usia 83 tahun.

Pada 2 Januari 2010, Frans dimakamkan di permakaman [[San Diego Hills]], [[Karawang]], [[Jawa Barat]]<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2009-12-31|title=Frans Seda Meninggal Dunia|url=https://nasional.kompas.com/read/2009/12/31/10211516/~Nasional|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-09-09}}</ref>

Sepeninggal ia, Yayasan Atma Jaya kemudian berinisiatif mengabadikan semangat ia yang membaktikan diri seutuhnya “Untuk Tuhan dan Tanah Air” dalam suatu kegiatan “Frans Seda Award”. “Frans Seda Award” yang diluncurkan 1 Juni 2011 lalu untuk pertama kalinya difokuskan pada bidang Pendidikan dan Kemanusiaan dan ditujukan pada seluruh warga negara Indonesia yang berusia maksimal 40 tahun yang memiliki karya nyata pada bidang Pendidikan maupun Kemanusiaan yang turut merawat, menanam dan mengembangkan ke-Indonesiaan sebagaimana diteladankan Frans Seda.

== Referensi ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/f/frans-seda/index.shtml Profil] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100412080721/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/f/frans-seda/index.shtml |date=2010-04-12 }} di Tokoh Indonesia
* {{id}} [http://franssedaaward.atmajaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=70&Itemid=29 tentang "Frans Seda Award"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121006064938/http://franssedaaward.atmajaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=70&Itemid=29 |date=2012-10-06 }}


{{kotak mulai}}
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Menteri Keuangan Republik Indonesia|Menteri Keuangan]]|pendahulu=[[Sumarno]]|pengganti=[[Ali Wardhana]]|tahun=1966-1968}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan]]|pendahulu=[[Jatidjan]]/[[Sutopo]]|pengganti=[[Emil Salim]]|tahun=1968-1973}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Menteri Keuangan Republik Indonesia|Menteri Keuangan Indonesia]]|pendahulu=[[Sumarno]]|pengganti=[[Ali Wardhana]]|tahun=1966–1968}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan Indonesia]]|pendahulu=Salimin Prawiro Sumarto|pengganti=[[Emil Salim]]|tahun=1968–1973}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Menteri Pertanian Republik Indonesia|Menteri Pertanian Indonesia]]|pendahulu=Sukarno|pengganti=[[Soetjipto Soedjono]]|tahun=1966}}
{{s-dip}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Belgia|Duta Besar Indonesia untuk Belgia]]|pendahulu=Johan Boudewijn Paul Maramis|pengganti=[[Atmono Suryo]]|tahun=1973–1976}}
{{kotak selesai}}
{{kotak selesai}}
{{Kabinet Pembangunan I}}{{Kabinet Ampera II}}{{Kabinet Ampera I}}{{Menteri Keuangan Indonesia}}


{{lifetime|1926|2009||}}{{Menteri Pertanian Indonesia}}{{Menteri Perhubungan Indonesia}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/f/frans-seda/index.shtml Profil] di Tokoh Indonesia
* {{id}} [http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/12/31/08163054/Frans.Seda.Meninggal.Dunia Frans Seda Meninggal Dunia] - Kompas.com
* {{id}} [http://franssedaaward.atmajaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=66&Itemid=18] Profil Frans Seda di website "Frans Seda Award"
* {{id}} [http://franssedaaward.atmajaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=70&Itemid=29] tentang "Frans Seda Award"


{{indo-bio-stub}}
{{lifetime|1926|2009||}}
{{DEFAULTSORT:Seda, Frans}}
{{DEFAULTSORT:Seda, Frans}}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]

[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Flores]]
[[Kategori:Tokoh Nusa Tenggara Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Sikka]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Katolik]]
[[Kategori:Politikus Partai Demokrasi Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Keuangan Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Keuangan Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perhubungan Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perhubungan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Flores]]
[[Kategori:Menteri Pertanian Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Belgia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]

Revisi terkini sejak 15 April 2024 17.18

Frans Seda
Menteri Perhubungan Indonesia ke-25
Masa jabatan
6 Juni 1968 – 28 Maret 1973
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Salimin Prawiro Sumarto
Sebelum
Menteri Keuangan Indonesia ke-14
Masa jabatan
25 Juli 1966 – 6 Juni 1968
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Sumarno
Pengganti
Ali Wardhana
Sebelum
Menteri Pertanian Indonesia ke-14
Masa jabatan
24 Februari 1966 – 25 Juli 1966
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Sukarno
Pengganti
Sutjipto
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1926-10-04)4 Oktober 1926
Maumere, Nusa Tenggara Timur, Hindia Belanda
Meninggal31 Desember 2009(2009-12-31) (umur 83)
Jakarta, Indonesia
MakamSan Diego Hills
Partai politikPartai Katolik
PDI
PDI-P
Suami/istriJohanna Maria Pattinaja
Anak2
Tempat tinggalJl. Metro Kencana V Nomor 5
Alma materHollandsche Burgerschool
Katolieke Economische Hogeschool
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Drs. Franciscus Xaverius Seda (4 Oktober 1926 – 31 Desember 2009) adalah seorang politikus, menteri, tokoh gereja, pengamat politik, dan pengusaha Indonesia.[1]

Dalam pemerintahan, posisi yang pernah diembannya antara lain adalah Menteri Perkebunan dalam Kabinet Kerja IV (1963-1964) dan Menteri Keuangan (1966-1968) sewaktu awal Orde Baru, serta Menteri Perhubungan (1968-1973) dalam Kabinet Pembangunan I.[1]

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Masa muda

[sunting | sunting sumber]

Franciscus Xaverius Seda yang lebih dikenal dengan panggilan Frans Seda dilahirkan di Maumere, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 1926. Ia belajar di Kolese Xaverius Muntilan dan HBS (Hollandsche Burgerschool) di Surabaya. Gelar sarjana ekonomi diraih dari Katolieke Economische Hogeschool, Tilburg, Nederland (1956).

Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Dalam masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, ia aktif sebagai anggota Lasykar KRIS (Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi) dan anggota Batalyon Paraja/Lasykar Rakyat GRISK/TNI Masyarakat (1945-1950); dikirim Markas Besar Biro Perjuangan di Yogyakarta ke Flores dan Surabaya; menjadi Ketua Pemuda Indonesia di Surabaya; anggota Panitia Pembubaran Negara Jawa Timur dan DPR Sementara Daerah Jawa Timur (RI) mewakili Pemuda; anggota Panitia Kongres Pemuda di Surabaya; peserta Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia I di Yogyakarta (1949-1950); anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Nederland; serta pendiri/pengurus Ikatan Mahasiswa Katolik Indonesia (IMKI) di Nederland (1950-1956).

Karier politik

[sunting | sunting sumber]

Setelah Indonesia merdeka, jabatan tinggi di pemerintahan dipegangnya, seperti pada masa Presiden Soekarno ia menjabat Menteri Perkebunan RI (1964-1966) pada usia 38 tahun dan selanjutnya menjadi Menteri Pertanian (1966). Kemudian pada masa Presiden Soeharto, ia memegang jabatan Menteri Keuangan (1966-1968) dalam keadaan keuangan Republik Indonesia di awal Orde Baru yang sangat tidak baik. Prestasi Frans Seda yang layak diapresiasi pada masa ini adalah bahwa Frans Seda mampu membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih stabil setelah didera inflasi hingga 650%, mengarahkan Indonesia kembali dalam pergaulan masyarakat internasional, menerapkan kesatuan penganggaran Pemerintah pada Kementerian Keuangan serta menerapkan model anggaran penerimaan dan belanja yang berimbang; dua hal penting yang hingga kini masih diterapkan dalam dunia keuangan Indonesia. Inilah yang menurut pendapat Emil Salim, salah satu sahabat dekatnya adalah tidak berlebihan apabila kita menyebutnya sebagai Pahlawan Keuangan Indonesia. Selanjutnya, Frans Seda dipercaya sebagai Menteri Perhubungan (Pengangkutan, Komunikasi, Pariwisata, 1968-1973) dimana ia kemudian merintis penerbangan dan pelayaran perintis di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur, serta beberapa kawasan wisata unggulan seperti di Nusa Dua, Bali. Sesudahnya Frans Seda kemudian mendapatkan sederet jabatan di berbagai bidang, seperti: Duta Besar Republik Indonesia di Brussels untuk Masyarakat Ekonomi Eropa, Kerajaan Belgia dan Luksemburg (1973-1976); anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (1976-1978); dan anggota Dewan Penasihat Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia (DP-KTI) di bawah pimpinan Presiden Soeharto kemudian dilanjutkan oleh Presiden B.J. Habibie (1996). Ia pun pernah menjadi Penasihat Presiden B.J. Habibie untuk bidang ekonomi (1998) dan selanjutnya pada tahun 1999 menjadi Penasihat Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia.

Dalam bidang politik, ia pernah menjadi Ketua Umum Partai Katolik (1961-1968), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), mewakili golongan Katolik (1960-1964), dan anggota Dewan Penasehat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sejak 1971 (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dan selanjutnya sejak 1997 menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan.

Karier di bidang usaha

[sunting | sunting sumber]

Dalam dunia usaha, ia menjabat sebagai Presiden Dewan Komisaris PT. Narisa, Presiden Dewan Komisaris PT. Gramedia, Presiden Dewan Komisaris PT. Kompas Media Nusantara (yang menerbitkan harian umum nasional Kompas), anggota Dewan Komisaris PT. Bayer Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Tekstil Indonesia (1982-1988), Ketua Asian Federation of Textile Industries (1983-1985), anggota Dewan Penasehat untuk Asia dari Sears & Roebuck World Trade, Chicago, Amerika Serikat (1983-1984), Ketua Joint Working Party Indonesia United Kingdom (1981-1985), Presiden Komisaris PT Saowisata Seaside & Diving Resort, Ketua Komite Kerja Sama dalam nota kesepahaman antara negara Indonesia Bagian Timur dan Australia Utara, Ketua Karwell Group (Pabrik Tekstil untuk Ekspor), Presiden Komisaris PT Bank Shinta Indonesia, Presiden Komisaris PT Pantara Wisata Jaya (kerja sama dengan Japan Airlines dalam bidang promosi pariwisata), Presiden Komisaris PT. Hindoli (kerja sama antara PT Gowa Manurung Jaya dan Perusahaan Amerika PT. Cargill dalam perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan), Presiden Komisaris PT. Philips Indonesia, Presiden Komisaris PT. British American Tobacco, Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), serta Ketua Asosiasi Indonesia-Netherland (INA).

Dalam bidang pendidikan, ia adalah Pendiri dan Perintis Yayasan Atma Jaya dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) yang juga tercatat sebagai Dekan pertama Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (1961-1964) sekaligus Rektor pertama Unika Atma Jaya. Kemudian ia menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Atma Jaya (1962-1996), kemudian menjadi Ketua Kehormatan Yayasan Atma Jaya, dan bahkan pada saat Frans Seda meninggal pada akhir tahun 2009, ia masih tercatat sebagai Ketua Pembina Yayasan Atma Jaya. Frans Seda juga pernah menjadi Penasihat Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) dan Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (PPM).

Kegiatan sosial dan keagamaan

[sunting | sunting sumber]

Frans Seda juga mendampingi Sri Paus Paulus VI dalam kunjungan ke Indonesia pada tahun 1970. Selanjutnya Frans Seda menjadi Ketua Organizing Committee pada kunjungan Sri Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia pada tahun 1989.

Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Dana Komite Olahraga Nasional Indonesia (1980-1982), anggota Dewan Harian Nasional Angkatan 1945, anggota Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian (Iustitia et Pax) di Vatican, Roma (1984-1989), serta anggota Dewan Pertimbangan Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), Anggota Dewan Penyantun Pusat Kajian Australia, Universitas Indonesia (PKA-UI), dan Ketua Forum Indonesia-Nederland (FINED).

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Bintang kehormatan yang pernah diterimanya, seperti Grandcross of St. Silvester dari Paus Paulus VI di Vatican (1964); Grandcross in de Orde van Oranje Nassau dari Kerajaan Belanda; Grandcross de L’Ordre Royal du Saha Metrei dari (bekas) Kerajaan Kamboja (1968)[2]; Commander in the Order of Maritime Merit dari State California (USA) dan San Fransisco Port Authority, Governor Ronald Reagan (6 September 1968); Grandcross de L’Ordre de Leopold II dari Kerajaan Belgia (4 Juni 1970); Grandcross of St. Thomas University dari Filipina (1972), Bintang Mahaputra Adipradana II dari Republik Indonesia (10 Maret 1973), serta Honorary Member of the Order of the Australia (In Recognition for Service to the Development of Trade Links Between Australian and Indonesia), Agustus 1999 dari Pemerintah Australia.[1]

Kematian dan warisan

[sunting | sunting sumber]

Frans sempat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah pada 30 November hingga 18 Desember 2009, ia mengeluh sakit tenggrokan dan sulit menelan. Frans meninggal dunia di rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta, pada 31 Desember 2009 pada usia 83 tahun.

Pada 2 Januari 2010, Frans dimakamkan di permakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat[3]

Sepeninggal ia, Yayasan Atma Jaya kemudian berinisiatif mengabadikan semangat ia yang membaktikan diri seutuhnya “Untuk Tuhan dan Tanah Air” dalam suatu kegiatan “Frans Seda Award”. “Frans Seda Award” yang diluncurkan 1 Juni 2011 lalu untuk pertama kalinya difokuskan pada bidang Pendidikan dan Kemanusiaan dan ditujukan pada seluruh warga negara Indonesia yang berusia maksimal 40 tahun yang memiliki karya nyata pada bidang Pendidikan maupun Kemanusiaan yang turut merawat, menanam dan mengembangkan ke-Indonesiaan sebagaimana diteladankan Frans Seda.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Profil Frans Seda di website "Frans Seda Award"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-06. Diakses tanggal 2012-09-04. 
  2. ^ Indonesia. Embassy (Cambodia), Nazaruddin Nasution (2002). Indonesia-Cambodia Forging Ties Through Thick and Thin. Kamboja: Embassy of the Republic of Indonesia. hlm. 32.  line feed character di |title= pada posisi 19 (bantuan)
  3. ^ Media, Kompas Cyber (2009-12-31). "Frans Seda Meninggal Dunia". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-09-09. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Jabatan politik
Didahului oleh:
Sumarno
Menteri Keuangan Indonesia
1966–1968
Diteruskan oleh:
Ali Wardhana
Didahului oleh:
Salimin Prawiro Sumarto
Menteri Perhubungan Indonesia
1968–1973
Diteruskan oleh:
Emil Salim
Didahului oleh:
Sukarno
Menteri Pertanian Indonesia
1966
Diteruskan oleh:
Soetjipto Soedjono
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Johan Boudewijn Paul Maramis
Duta Besar Indonesia untuk Belgia
1973–1976
Diteruskan oleh:
Atmono Suryo