Lompat ke isi

Pasar Ngasem: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°48′29″S 110°21′36″E / 7.808179861584399°S 110.36002371880139°E / -7.808179861584399; 110.36002371880139
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
WildanKarim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Pratama26 (bicara | kontrib)
 
(27 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox building
[[berkas:Pasar Ngasem.jpg|thumb|200px|right|Papan Pasar Ngasem]]
| name = Pasar Ngasem
'''Ngasem''' atau '''Pasar Ngasem''' adalah [[pasar]] hewan peliharaan, khususnya [[burung]] yang terbesar di [[Yogyakarta]].<ref>{{cite web|url=http://www.tiket.com/attractions/indonesia/daerah-istimewa-yogyakarta/hotel-dekat-bird-market|title=Pasar Burung|publisher=Tiket.com|accessdate=3 Mei 2014|}}</ref>
| native_name = {{jav|ꦥꦱꦂꦔꦱꦺꦩ꧀}}<br/>{{sub|Pasar Ngasêm}}
| alternate_names = Pasar Tamansari
| image =Bird Market Building in Yogyakarta (6265682015).jpg
| image_size =
| caption = Pasar Ngasem, semasa masih berstatus sebagai pasar hewan peliharaan
| start_date =
| architect =
| opened_date =
| location_country = [[Indonesia]]
| address = Jalan Polowijan no.11<br>Kelurahan [[Patehan, Kraton, Yogyakarta|Patehan]], Kemantren [[Kraton, Yogyakarta|Kraton]]<br>[[Kota Yogyakarta]] 55133
| architectural_style = [[Arsitektur Jawa|Jawa]]
| coordinates = {{coord|-7.808179861584399|110.36002371880139|type:landmark | display = title,inline}}
| map_type = Indonesia Kota Yogyakarta#Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta#Indonesia Java#Indonesia
| style =
| image_alt =
| building_type = Pasar tradisional}}'''Ngasem''' atau '''Pasar Ngasem''' ({{lang-jv|ꦥꦱꦂꦔꦱꦺꦩ꧀}}) adalah [[pasar]] yang dulunya menyediakan hewan peliharaan, khususnya [[burung]] yang terbesar di [[Yogyakarta]].<ref>{{cite web|url=http://www.tiket.com/attractions/indonesia/daerah-istimewa-yogyakarta/hotel-dekat-bird-market|title=Pasar Burung|publisher=Tiket.com|accessdate=3 Mei 2014|5=|archive-date=2013-11-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20131117010927/http://www.tiket.com/attractions/indonesia/daerah-istimewa-yogyakarta/hotel-dekat-bird-market|dead-url=yes}}</ref> Saat ini Pasar Ngasem sudah tak lagi menjual burung, tetapi menjual [[produk konsumen]].


Pasar ini menjadi salah satu pasar yang terletak di dalam [[Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta|jeron beteng]] [[Keraton Yogyakarta]].
==Sejarah==
== Sejarah ==
[[Berkas:Markt, pasar Ngasem, te Yogyakarta, KITLV D13314 KITLV D13314.tiff|jmpl|Pasar Ngasem tempo dulu.]]
Masyarakat [[Jawa]] tak lepas dari [[tradisi]] dan [[kepercayaan]].<ref name="DetikTravel">{{cite web|url=http://travel.detik.com/read/2012/10/04/090037/2054189/1383/pasty-pasar-hewan-yang-istimewa-punya-yogya|accessdate=3 Mei 2014|year=2012|title=Pasty, Pasar Hewan yang Istimewa Punya Yogya|first=Sri Anindiati|last=Nursastri}}</ref> Merunut akar budaya Jawa, seorang pria tergolong berhasil apabila telah memiliki 5 hal utama, yaitu Wisma ([[rumah]]), [[istri]] ([[wanita]]), turangga ([[kuda]]), curiga (keris), dan [[burung]] peliharaan (kukila).<ref name="DetikTravel" /> Kukila adalah alasan bagi seorang pria Jawa untuk memelihara burung sehingga pasar burung menjadi suatu tempat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jawa.<ref name="DetikTravel" />


Menurut sejarahnya, kawasan Pasar Ngasem dahulunya merupakan [[danau]] yang sering digunakan [[Sultan Hamengku Buwono II]] berpelesir sambil melihat-lihat keindahan keraton dari luar [[benteng]].<ref name="bisnisukm">{{cite web|url=http://bisnisukm.com/menyusuri-wisata-budaya-pasar-ngasem.html|title=Menyusuri Wisata Budaya Pasar Ngasem|year=2009|accessdate=3 Mei 2014|publisher=Bisnis UKM|archive-date=2014-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20140503132726/http://bisnisukm.com/menyusuri-wisata-budaya-pasar-ngasem.html|dead-url=yes}}</ref> Namun, sekian waktu berjalan danau tersebut beralih fungsi menjadi perkampungan dan di tengah-tengah kampung tersebut menjadi sebuah pasar yang khusus menjual burung.<ref name="bisnisukm" /> Keradaan Pasar Ngasem sendiri juga bisa memberikan info penting tentang apa yang dianggap bergengsi pada masa kerajaan dahulu.<ref name="bisnisukm" />
Masyarakat [[Jawa]] tak lepas dari [[tradisi]] dan [[kepercayaan]].<ref name="DetikTravel">{{cite web|url=http://travel.detik.com/read/2012/10/04/090037/2054189/1383/pasty-pasar-hewan-yang-istimewa-punya-yogya|accessdate=3 Mei 2014|year=2012|title=Pasty, Pasar Hewan yang Istimewa Punya Yogya|first=Sri Anindiati|last=Nursastri}}</ref> Merunut akar budaya Jawa, seorang pria tergolong berhasil apabila telah memiliki 5 hal utama, yaitu Wisma ([[rumah]]), [[istri]] ([[wanita]]), turangga ([[kuda]]), curiga (keris), dan [[burung]] peliharaan (kukila).<ref name="DetikTravel"></ref> Kukila adalah alasan bagi seorang pria Jawa untuk memelihara burung sehingga pasar burung menjadi suatu tempat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jawa.<ref name="DetikTravel"></ref>


Pasar Ngasem konon telah ada sejak tahun 1809.<ref name="theyogya">{{cite web|url=http://www.theyogya.com/2011/05/pasar-ngasem-dulu-dan-sekarang.html|title=Pasar Ngasem Dulu dan Sekarang|accessdate=15 Mei 2014|publisher=The Yogya|archive-date=2014-05-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517120143/http://www.theyogya.com/2011/05/pasar-ngasem-dulu-dan-sekarang.html|dead-url=yes}}</ref> Hal tersebut dibuktikan dengan sebuah foto yang menunjukkan Pasar Ngasem dengan barang dagangan utamanya berupa burung.<ref name="theyogya" /> Kemudian sekitar tahun 1960-an, pasar ini semakin identik dengan burung setelah pedagang burung dari [[Pasar Beringharjo]] dipindahkan ke tempat ini.<ref name="theyogya" /> Bukan hal mengherankan bila banyak turis menyebut pasar ini dengan bird market karena areal perdagangan burung sepertiga dari luas pasar.<ref name="theyogya" />
Menurut sejarahnya, kawasan Pasar Ngasem dahulunya merupakan [[danau]] yang sering digunakan [[Sultan Hamengku Buwono II]] berpelesir sambil melihat-lihat keindahan keraton dari luar [[benteng]].<ref name="bisnisukm">{{cite web|url=http://bisnisukm.com/menyusuri-wisata-budaya-pasar-ngasem.html|title=Menyusuri Wisata Budaya Pasar Ngasem|year=2009|accessdate=3 Mei 2014|publisher=Bisnis UKM}}</ref> Namun, sekian waktu berjalan danau tersebut beralih fungsi menjadi perkampungan dan di tengah-tengah kampung tersebut menjadi sebuah pasar yang khusus menjual burung.<ref name="bisnisukm"></ref> Keradaan Pasar Ngasem sendiri juga bisa memberikan info penting tentang apa yang dianggap bergengsi di masa kerajaan dahulu.<ref name="bisnisukm"></ref>
== Perayaan ==

Pada tahun 2013, [[Festival Kesenian Yogyakarta]] yang biasanya dilaksanakan di [[Benteng Vredeburg]] dipindahkan di Pasar Ngasem.<ref name="yogyatrip">{{cite web|url=http://yogyatrip.com/fky-festival-kesenian-yogya/|accessdate=15 Mei 2014|publisher=Yogyatrip|title=FKY: Festival Kesenian Yogya|year=2013|archive-date=2014-05-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517120149/http://yogyatrip.com/fky-festival-kesenian-yogya/|dead-url=yes}}</ref> Kompi Setyoko yang merupakan ketua dari Komunitas Kampoeng Boedaja Taman Sari menyatakan bahwa hampir semua mahasiswa di [[Institut Seni Indonesia]] pasti pernah membuat lukisan tentang Pasar Ngasem.<ref name="tempo">{{cite web|url=http://www.tempo.co/read/news/2010/04/22/173242536/Selamat-Tinggal-Pasar-Burung-Ngasem|accessdate=15 Mei 2014|title=Selamat Tinggal Pasar Burung Ngasem|year=2010|publisher=Tempo|archive-date=2014-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20140503151951/http://www.tempo.co/read/news/2010/04/22/173242536/Selamat-Tinggal-Pasar-Burung-Ngasem|dead-url=yes}}</ref> Bambang Sukono, mantan alumni Akademi Seni Rupa Indonesia membenarkan pernayataan Kompi.<ref name="tempo" /> Kartika Affandi yang merupakan putri dari pelukis [[Affandi]] menyatakan bahwa pada tahun 1970-an, ia dan ayahnya sering berkunjung ke Pasar Ngasem untuk melukis.<ref name="tempo" /> Namun demikian, seiring membludaknya pengunjung, Kartika menganggap Pasar Ngasem kehilangan nilai artistiknya.<ref name="tempo" /> Saking ramainya, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Ngasem, Konsep Giyatmo berani mengklaim satu-satunya pasar burung yang dikunjungi [[turis]] hanyalah Pasar Ngasem.<ref name="tempo" />
Pasar Ngasem konon telah ada sejak tahun 1809.<ref name="theyogya">{{cite web|url=http://www.theyogya.com/2011/05/pasar-ngasem-dulu-dan-sekarang.html|title=Pasar Ngasem Dulu dan Sekarang|accessdate=15 Mei 2014|publisher=The Yogya}}</ref> Hal tersebut dibuktikan dengan sebuah foto yang menunjukkan Pasar Ngasem dengan barang dagangan utamanya berupa burung.<ref name="theyogya"></ref> Kemudian sekitar tahun 1960-an, pasar ini semakin identik dengan burung setelah pedagang burung dari [[Pasar Beringharjo]] dipindahkan ke tempat ini.<ref name="theyogya"></ref> Bukan hal mengherankan bila banyak turis menyebut pasar ini dengan bird market karena areal perdagangan burung sepertiga dari luas pasar.<ref name="theyogya"></ref>
== Relokasi ==

Pada 22 Maret 2010, Pasar Ngasem direlokasi ke [[Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta]] atau Pasty yang berlokasi di Jalan Bantul, Dongkelan, [[Kota Yogyakarta]].<ref name="tempo" /> Proses relokasi berlangsung meriah dengan adanya Kirab Budaya yang diikuti oleh 287 pedagang.<ref name="melayu">{{cite web|url=http://www.wisatamelayu.com/id/news/11170-Kirab-Ramaikan-Pindahan-Pasar-Ngasem|accessdate=15 Mei 2014|title=Kirab Ramaikan Pindahan Pasar Ngasem|publisher=Wisata Melayu|archive-date=2014-05-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517130059/http://www.wisatamelayu.com/id/news/11170-Kirab-Ramaikan-Pindahan-Pasar-Ngasem|dead-url=yes}}</ref> Relokasi pasar terpaksa dilaksanakan oleh Pemerintah Kotamadya Yogyakarta demi menjaga suasana jual beli yang kondusif sekaligus upaya preventif menjaga objek wisata Taman Sari.<ref name="wisata yogya">{{cite web|url=http://wisatayogyakarta.net/wisata-belanja/pasar-pasty-pasar-satwa-tanaman-terbesar-yogyakarta/|accessdate=15 Mei 2014|publisher=Wisata Yogyakarta|title=Pasar PASTY, Pasar Satwa Dan Tanaman Terbesar Di Yogyakarta|year=2013}}</ref>
==Kebudayaan==
== Rujukan ==
Pada tahun 2013, [[Festival Kesenian Yogyakarta]] yang biasanya dilaksanakan di [[Benteng Vredeburg]] dipindahkan di Pasar Ngasem.<ref name="yogyatrip">{{cite web|url=http://yogyatrip.com/fky-festival-kesenian-yogya/|accessdate=15 Mei 2014|publisher=Yogyatrip|title=FKY: Festival Kesenian Yogya|year=2013}}</ref> Kompi Setyoko yang merupakan ketua dari Komunitas Kampoeng Boedaja Taman Sari menyatakan bahwa hampir semua mahasiswa di [[Institut Seni Indonesia]] pasti pernah membuat lukisan tentang Pasar Ngasem.<ref name="tempo">{{cite web|url=http://www.tempo.co/read/news/2010/04/22/173242536/Selamat-Tinggal-Pasar-Burung-Ngasem|accessdate=15 Mei 2014|title=Selamat Tinggal Pasar Burung Ngasem|year=2010|publisher=Tempo}}</ref> Bambang Sukono, mantan alumni Akademi Seni Rupa Indonesia membenarkan pernayataan Kompi.<ref name="tempo"></ref> Kartika Affandi yang merupakan putri dari pelukis [[Affandi]] menyatakan bahwa pada tahun 1970-an, ia dan ayahnya sering berkunjung ke Pasar Ngasem untuk melukis.<ref name="tempo"></ref> Namun demikian, seiring membludaknya pengunjung, Kartika menganggap Pasar Ngasem kehilangan nilai artistiknya.<ref name="tempo"></ref> Saking ramainya, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Ngasem, Konsep Giyatmo berani mengklaim satu-satunya pasar burung yang dikunjungi [[turis]] hanyalah Pasar Ngasem.<ref name="tempo"></ref>

==Relokasi==
Pada 22 Maret 2010, Pasar Ngasem direlokasi ke [[Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta]] atau PASTY yang berlokasi di Jalan Bantul, Dongkelan, [[Kota Yogyakarta]].<ref name="tempo"></ref> Proses relokasi berlangsung meriah dengan adanya Kirab Budaya yang diikuti oleh 287 pedagang.<ref name="melayu">{{cite web|url=http://www.wisatamelayu.com/id/news/11170-Kirab-Ramaikan-Pindahan-Pasar-Ngasem|accessdate=15 Mei 2014|title=Kirab Ramaikan Pindahan Pasar Ngasem|publisher=Wisata Melayu}}</ref> Relokasi pasar terpaksa dilaksanakan oleh Pemerintah Kotamadya Yogyakarta demi menjaga suasana jual beli yang kondusif sekaligus upaya preventif menjaga obyek wisata Taman Sari.<ref name="wisata yogya">{{cite web|url=http://wisatayogyakarta.net/wisata-belanja/pasar-pasty-pasar-satwa-tanaman-terbesar-yogyakarta/|accessdate=15 Mei 2014|publisher=Wisata Yogyakarta|title=Pasar PASTY, Pasar Satwa Dan Tanaman Terbesar Di Yogyakarta|year=2013}}</ref>

==Rujukan==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{topik Yogyakarta}}

[[Kategori:Pasar]]
[[Kategori:Pasar di Yogyakarta|Ngasem]]
[[Kategori:Yogyakarta]]
[[Kategori:Kota Yogyakarta]]

Revisi terkini sejak 10 Juni 2024 04.25

Pasar Ngasem
ꦥꦱꦂꦔꦱꦺꦩ꧀
Pasar Ngasêm
Pasar Ngasem, semasa masih berstatus sebagai pasar hewan peliharaan
Pasar Ngasem di Kota Yogyakarta
Pasar Ngasem
Location within Kota Yogyakarta
Pasar Ngasem di DIY
Pasar Ngasem
Pasar Ngasem (DIY)
Pasar Ngasem di Jawa
Pasar Ngasem
Pasar Ngasem (Jawa)
Pasar Ngasem di Indonesia
Pasar Ngasem
Pasar Ngasem (Indonesia)
Nama lainPasar Tamansari
Informasi umum
JenisPasar tradisional
Gaya arsitekturJawa
AlamatJalan Polowijan no.11
Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton
Kota Yogyakarta 55133
NegaraIndonesia
Koordinat7°48′29″S 110°21′36″E / 7.808179861584399°S 110.36002371880139°E / -7.808179861584399; 110.36002371880139

Ngasem atau Pasar Ngasem (bahasa Jawa: ꦥꦱꦂꦔꦱꦺꦩ꧀) adalah pasar yang dulunya menyediakan hewan peliharaan, khususnya burung yang terbesar di Yogyakarta.[1] Saat ini Pasar Ngasem sudah tak lagi menjual burung, tetapi menjual produk konsumen.

Pasar ini menjadi salah satu pasar yang terletak di dalam jeron beteng Keraton Yogyakarta.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pasar Ngasem tempo dulu.

Masyarakat Jawa tak lepas dari tradisi dan kepercayaan.[2] Merunut akar budaya Jawa, seorang pria tergolong berhasil apabila telah memiliki 5 hal utama, yaitu Wisma (rumah), istri (wanita), turangga (kuda), curiga (keris), dan burung peliharaan (kukila).[2] Kukila adalah alasan bagi seorang pria Jawa untuk memelihara burung sehingga pasar burung menjadi suatu tempat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jawa.[2]

Menurut sejarahnya, kawasan Pasar Ngasem dahulunya merupakan danau yang sering digunakan Sultan Hamengku Buwono II berpelesir sambil melihat-lihat keindahan keraton dari luar benteng.[3] Namun, sekian waktu berjalan danau tersebut beralih fungsi menjadi perkampungan dan di tengah-tengah kampung tersebut menjadi sebuah pasar yang khusus menjual burung.[3] Keradaan Pasar Ngasem sendiri juga bisa memberikan info penting tentang apa yang dianggap bergengsi pada masa kerajaan dahulu.[3]

Pasar Ngasem konon telah ada sejak tahun 1809.[4] Hal tersebut dibuktikan dengan sebuah foto yang menunjukkan Pasar Ngasem dengan barang dagangan utamanya berupa burung.[4] Kemudian sekitar tahun 1960-an, pasar ini semakin identik dengan burung setelah pedagang burung dari Pasar Beringharjo dipindahkan ke tempat ini.[4] Bukan hal mengherankan bila banyak turis menyebut pasar ini dengan bird market karena areal perdagangan burung sepertiga dari luas pasar.[4]

Perayaan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2013, Festival Kesenian Yogyakarta yang biasanya dilaksanakan di Benteng Vredeburg dipindahkan di Pasar Ngasem.[5] Kompi Setyoko yang merupakan ketua dari Komunitas Kampoeng Boedaja Taman Sari menyatakan bahwa hampir semua mahasiswa di Institut Seni Indonesia pasti pernah membuat lukisan tentang Pasar Ngasem.[6] Bambang Sukono, mantan alumni Akademi Seni Rupa Indonesia membenarkan pernayataan Kompi.[6] Kartika Affandi yang merupakan putri dari pelukis Affandi menyatakan bahwa pada tahun 1970-an, ia dan ayahnya sering berkunjung ke Pasar Ngasem untuk melukis.[6] Namun demikian, seiring membludaknya pengunjung, Kartika menganggap Pasar Ngasem kehilangan nilai artistiknya.[6] Saking ramainya, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Ngasem, Konsep Giyatmo berani mengklaim satu-satunya pasar burung yang dikunjungi turis hanyalah Pasar Ngasem.[6]

Relokasi[sunting | sunting sumber]

Pada 22 Maret 2010, Pasar Ngasem direlokasi ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta atau Pasty yang berlokasi di Jalan Bantul, Dongkelan, Kota Yogyakarta.[6] Proses relokasi berlangsung meriah dengan adanya Kirab Budaya yang diikuti oleh 287 pedagang.[7] Relokasi pasar terpaksa dilaksanakan oleh Pemerintah Kotamadya Yogyakarta demi menjaga suasana jual beli yang kondusif sekaligus upaya preventif menjaga objek wisata Taman Sari.[8]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pasar Burung". Tiket.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-17. Diakses tanggal 3 Mei 2014. 
  2. ^ a b c Nursastri, Sri Anindiati (2012). "Pasty, Pasar Hewan yang Istimewa Punya Yogya". Diakses tanggal 3 Mei 2014. 
  3. ^ a b c "Menyusuri Wisata Budaya Pasar Ngasem". Bisnis UKM. 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-03. Diakses tanggal 3 Mei 2014. 
  4. ^ a b c d "Pasar Ngasem Dulu dan Sekarang". The Yogya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-17. Diakses tanggal 15 Mei 2014. 
  5. ^ "FKY: Festival Kesenian Yogya". Yogyatrip. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-17. Diakses tanggal 15 Mei 2014. 
  6. ^ a b c d e f "Selamat Tinggal Pasar Burung Ngasem". Tempo. 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-03. Diakses tanggal 15 Mei 2014. 
  7. ^ "Kirab Ramaikan Pindahan Pasar Ngasem". Wisata Melayu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-17. Diakses tanggal 15 Mei 2014. 
  8. ^ "Pasar PASTY, Pasar Satwa Dan Tanaman Terbesar Di Yogyakarta". Wisata Yogyakarta. 2013. Diakses tanggal 15 Mei 2014.