Lompat ke isi

Batu bara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh 36.68.55.19 (bicara) ke revisi terakhir oleh OrophinBot
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(215 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Tentang|jenis batuan|[[Daftar marga Suku Batak|marga]] [[Suku Batak|Batak]]|Batubara}}
:''Untuk kegunaan lain, lihat [[Batubara (disambiguasi)]]
{{Other uses|Batubara (disambiguasi)}}
[[Gambar:Coal.jpg|thumb|right|Contoh Batubara]]
'''Batubara''' adalah termasuk salah satu bahan bakar [[fosil]]. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui '''proses pembatubaraan'''. Unsur-unsur utamanya terdiri dari [[karbon]], [[hidrogen]] dan [[oksigen]].


{{Infobox rock
Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
|nama=Batu bara
|Jenis batuan=[[Batuan sedimen]]
|gambar=Coal anthracite.jpg
|teksgambar=Batu bara [[antrasit]]
|image_size=258px
|Mineral utama=[[karbon]]
|Mineral sekunder=[[hidrogen]]<br />[[belerang]]<br />[[oksigen]]<br />[[nitrogen]]
}}
[[Berkas:Coal.jpg|jmpl|ka|Contoh batu bara]]
'''Batu bara''' adalah salah satu [[bahan bakar fosil]]. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan yakni secara ringkas dalam 2 tahapan; tahapan diagenetik atau biokimia dan tahap malihan atau geokimia. Unsur-unsur utamanya terdiri dari [[karbon]], [[hidrogen]] dan [[oksigen|nitrogen dan oksigen]]


Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga.
Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti :
C<sub>137</sub>H<sub>97</sub>O<sub>9</sub>NS untuk bituminus dan C<sub>240</sub>H<sub>90</sub>O<sub>4</sub>NS untuk antrasit.


Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C<sub>137</sub>H<sub>97</sub>O<sub>9</sub>NS untuk bituminus dan C<sub>240</sub>H<sub>90</sub>O<sub>4</sub>NS untuk antrasit.
==Batubara secara umum==
===Umur Batubara===
Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 ''juta tahun yang lalu'' (jtl), adalah masa pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (''black coal'') yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.


== Umur ==
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batubara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di pelbagai belahan bumi lain.
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang [[Sejarah geologi Bumi|sejarah geologi]]. [[Karbon (periode)|Zaman Karbon]], kira-kira 340 juta tahun yang lalu, adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif ketika hampir seluruh deposit batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.{{Butuh rujukan}}


Pada Zaman Permian, kira-kira 270 juta tahun yang lalu, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan Bumi bagian selatan, seperti [[Australia]], dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.{{Butuh rujukan}}
===Materi Pembentuk Batubara===
Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
*'''Alga''', dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.
*'''Silofita''', dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
*'''Pteridofita''', umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Materi utama pembentuk batubara berumur Karbon di [[Eropa]] dan [[Amerika Utara]]. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
*'''Gimnospermae''', kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di [[Australia]], [[India]] dan [[Afrika]].
*'''Angiospermae''', dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.


== Materi pembentuk ==
===Kelas dan Jenis Batubara===
Hampir seluruh bahan pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel ([[1981]]) adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
* Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari periode ini.
*'''Antrasit''' adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (''luster'') metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur [[karbon]] (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
* Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari periode ini.
*'''Bituminus''' mengandung 68 – 86% unsur [[karbon]] (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
* Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di [[Eropa]] dan [[Amerika Utara]]. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
*'''Sub-bituminus''' mengandung sedikit [[karbon]] dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
* Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis [[Pteridospermatophyta|Pteridospermae]] seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di [[Australia]], [[India]] dan [[Afrika]].
*'''Lignit''' atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
* Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
*'''Gambut''', berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.


===Pembentukan Batubara===
== Pembentukan ==
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (''coalification''). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatubaraan (''coalification''). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
*'''Tahap Diagenetik atau Biokimia''', dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
* Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
*'''Tahap Malihan atau Geokimia''', meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
* Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.


== Kelas dan jenis ==
==Batubara di Indonesia==
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit, dan gambut.
Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau [[Sumatera]] dan [[Kalimantan]]), pada umumnya endapan batubara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut [[Skala waktu geologi]].
* Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (''luster'') metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur [[karbon]] (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
* Bituminus mengandung 68 - 86% unsur [[karbon]] (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
* Sub-bituminus mengandung sedikit [[karbon]] dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
* Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
* Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.


== Penambangan ==
Batubara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batubara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batubara Miosen. Sebaliknya, endapan batubara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batubara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.<ref>Frederich, Langford and Moore, [[1999]]</ref>
[[Berkas:Coal mine Wyoming.jpg|jmpl|Tambang batu bara di [[Bihar]], India.]]


Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara dari [[bumi]]. Batu bara digunakan sebagai [[bahan bakar]]. Batu bara juga dapat digunakan untuk membuat [[kokas]] untuk pembuatan [[baja]].<ref name="bmacoal.com">{{Cite web |url=http://www.bmacoal.com/school_projects/glossary.asp |title=BHP Billiton Mitsubishi Alliance - Glossary |access-date=2010-07-12 |archive-date=2008-06-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080619034500/http://www.bmacoal.com/school_projects/glossary.asp |dead-url=yes }}</ref>
===Endapan Batubara Eosen===
Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di [[Sumatera]] dan [[Kalimantan]].


Tambang batu bara tertua terletak di [[Tower Colliery]] di [[Inggris]].
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman [[Lempeng Indo-Australia]].<ref name="cole">Cole and Crittenden, [[1997]]</ref> Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.


== Batu bara di Indonesia ==
Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batubara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fasa awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin).<ref name="cole"/> Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara dimana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batubara yang terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.<ref>Frederich et al, [[1995]]</ref>
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau [[Sumatra]] dan [[Kalimantan]]), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut [[Skala waktu geologi]].


Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa di antaranya tergolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatra dan sebagian besar Kalimantan.<ref>Frederich, Langford and Moore, [[1999]]</ref>
Endapan batubara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: [[Kabupaten Pasir|Pasir]] dan Asam-asam ([[Kalimantan Selatan]] dan [[Kalimantan Timur|Timur]]), [[Barito]] ([[Kalimantan Selatan]]), Kutai Atas ([[Kalimantan Tengah]] dan [[Kalimantan Timur|Timur]]), Melawi dan Ketungau ([[Kalimantan Barat]]), Tarakan ([[Kalimantan Timur]]), Ombilin ([[Sumatera Barat]]) dan [[Sumatera]] Tengah ([[Riau]]).


=== Endapan batu bara Eosen ===
Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batubara Eosen di Indonesia.
Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di [[Sumatra]] dan [[Kalimantan]].

Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatra. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman [[Lempeng Indo-Australia]].<ref name="cole">Cole and Crittenden, [[1997]]</ref> Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.

Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatra umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatra bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin).<ref name="cole"/> Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara di mana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.<ref>Frederich et al, [[1995]]</ref>

Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: [[Kabupaten Pasir|Pasir]] dan Asam-asam ([[Kalimantan Selatan]] dan [[Kalimantan Timur|Timur]]), [[Barito]] ([[Kalimantan Selatan]]), Kutai Atas ([[Kalimantan Tengah]] dan [[Kalimantan Timur|Timur]]), Melawi dan Ketungau ([[Kalimantan Barat]]), Tarakan ([[Kalimantan Timur]]), Ombilin ([[Sumatera Barat]]) dan [[Sumatra]] Tengah ([[Riau]]).

Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen di Indonesia.
{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
|-
|-
Baris 114: Baris 130:
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998


===Endapan Batubara Miosen===
=== Endapan batu bara [[Miosen]] ===
Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas dimana terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah kenampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatera.
Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas di mana terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah ketampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatra.
Endapan batubara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera bagian selatan. Batubara Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.
Endapan batu bara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatra bagian selatan. Batu bara Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.


Batubara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batubara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batubara Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan Pinang dan Prima ([[Kaltim Prima Coal|PT KPC]]), endapan batubara di sekitar hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatera bagian selatan.
Batu bara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatra bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu bara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batu bara Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan Pinang dan Prima ([[Kaltim Prima Coal|PT KPC]]), endapan batu bara di sekitar hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatra bagian selatan.


Tabel dibawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batubara Miosen di Indonesia.
Tabel di bawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Miosen di Indonesia.
{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
|-
|-
Baris 184: Baris 200:
|-
|-
| Air Laya
| Air Laya
| Sumatera bagian selatan
| Sumatra bagian selatan
| PT Bukit Asam
| PT Bukit Asam
| 24.00
| 24.00
Baris 205: Baris 221:
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998


===Sumberdaya Batubara===
=== Sumberdaya batu bara ===
[[Berkas:Charging of coal into barges.jpg|jmpl|Pengisian batu bara ke dalam kapal tongkang.]]
Potensi sumberdaya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau [[Kalimantan]] dan Pulau [[Sumatera]], sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], [[Papua]], dan [[Sulawesi]].
[[Berkas:Memuat batubara.jpg|jmpl|Proses pemuatan batubara menggunakan konveyor ke tongkang.]]
Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau [[Kalimantan]] dan Pulau [[Sumatra]], sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], [[Papua]], dan [[Sulawesi]].


Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih memiliki 160 miliar ton cadangan batu bara yang belum dieksplorasi. Cadangan tersebut sebagian besar berada di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Namun upaya eksplorasi batu bara kerap terkendala status lahan tambang. Daerah-daerah tempat cadangan batu bara sebagian besar berada di kawasan hutan konservasi.<ref>[http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2687839_4202.html Indonesia Miliki Cadangan Batubara 160 Miliar Ton - PortalKBR.com]</ref> Rata-rata produksi pertambangan batu bara di Indonesia mencapai 300 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 10 persen digunakan untuk kebutuhan energi dalam negeri, dan sebagian besar sisanya (90 persen lebih) diekspor ke luar.
Di Indonesia, batubara merupakan bahan bakar utama selain [[solar]] (''diesel fuel'') yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batubara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga [[solar]] industri Rp. 6.200/liter).


Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama selain [[solar]] (''diesel fuel'') yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga [[solar]] industri Rp. 6.200/liter).
Dari segi kuantitas batubara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO<sub>2</sub>, SO<sub>2</sub>, NO<sub>x</sub> dan C<sub>x</sub>H<sub>y</sub> cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.


Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan miliar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO<sub>2</sub>, SO<sub>2</sub>, NO<sub>x</sub> dan C<sub>x</sub>H<sub>y</sub> cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.
Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah [[likuifikasi]] (pencairan) dan [[gasifikasi]] (penyubliman) batubara.


Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah [[likuifikasi]] (pencairan) dan [[gasifikasi]] (penyubliman) batu bara.
Membakar batubara secara langsung (direct burning) telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: ''fixed grate'', ''chain grate'', ''fluidized bed'', ''pulverized'', dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.


Membakar batu bara secara langsung telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: ''fixed grate'', ''chain grate'', ''fluidized bed'', ''pulverized'', dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
==Mengubah Batubara menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM)==


== Gasifikasi batu bara ==
Di Indonesia, pencairan batu bara menjadi BBM memang belum berjalan apa-apa, baru sebatas riset melulu. Namun, di Afrika Selatan sudah berlangsung lama. Latar belakangnya bukan kelangkaan minyak bumi, tetapi tekanan politik dunia yang membuat negara itu dikucilkan dalam perdagangan dunia, termasuk untuk komoditas minyak bumi. Ketika itu Afrika Selatan menerapkan politik apartheid.
Coal gasification adalah sebuah proses untuk mengubah batu bara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini [[karbon monoksida]] (CO), [[karbon dioksida]] (CO<sub>2</sub>), [[hidrogen]] (H), [[metan]] (CH<sub>4</sub>), dan [[nitrogen]] (N<sub>2</sub>) – dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.


Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "[[hujan asam]]". Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.
Beruntung Jerman berbaik hati dengan membantu teknologi pencairan batu bara agar rakyat negeri itu tidak terlalu menderita. Maka, mulailah negara itu mencairkan batu bara yang dimilikinya menjadi BBM untuk memenuhi kebutuhan warganya. Karena kadar abunya tinggi, proses pencairannya dilakukan tidak langsung.


== Merusak kesehatan manusia ==
Cadangan minyak di perut Bumi Indonesia per tahun 2000 tinggal 4,8 miliar barrel (sekitar 550 miliar liter; 1 barrel = 114,41 l). Jika tidak ditemukan cadangan minyak baru dan tingkat konsumsinya tetap, cadangan itu akan habis dalam tahun 2007. Bahkan dengan bertambahnya jumlah penduduk, industri, dan kendaraan bermotor, masa krisis BBM akan lebih cepat lagi datangnya.
Memang, ancaman krisis BBM ini mengglobal sifatnya. Karenanya, banyak negara maju yang melakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang bisa menghasilkan sumber energi alternatif. Salah satunya adalah mengubah batu bara (BB) menjadi BBM. Konversi inilah yang kini tengah diteliti di Indonesia, mengingat persediaan batu baranya melimpah.


Penggunaan batubara sebagai bahan bakar dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kematian.<ref>[http://www.lungusa.org/assets/documents/healthy-air/toxic-air-report.pdf Toxic Air: The Case for Cleaning Up Coal-fired Power Plants]. American Lung Association (Maret 2011) {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20120126123239/http://www.lungusa.org/assets/documents/healthy-air/toxic-air-report.pdf |date=26 Januari 2012}}</ref>
Berdasarkan data, cadangan batu bara Indonesia memang berlimpah. Setidaknya, 36,3 miliar ton batu bara menumpuk di perut Bumi Indonesia. Sekitar 85% di antaranya (30,9 miliar ton) berupa lignit. Di tempat persembunyiannya, batu bara muda ini mudah terbakar oleh provokasi panas dan sulit dipadamkan.
Kalau 1 ton BB kering bisa menghasilkan 4 barrel minyak, cadangan tadi - dengan asumsi kadar airnya rata-rata 30% - bisa diubah menjadi minyak sebanyak kira-kira 86,5 miliar barrel. Jumlah ini kira kira 18 kali cadangan minyak bumi negara Indonesia saat ini. Dengan asumsi konsumsi minyak nasional tetap, jumlah sebanyak itu bisa memenuhi kebutuhan lebih dari 100 tahun.


Kabut asap London yang mematikan terutama disebabkan oleh penggunaan batubara yang sangat banyak. Batubara global diperkirakan menyebabkan 800.000 kematian prematur setiap tahun,<ref name="Endcoal health">{{cite web |title=Health |url=https://endcoal.org/health/ |publisher=Endcoal |accessdate=3 Desember 2018 |archive-date=2017-12-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171222052743/https://endcoal.org/health/ |dead-url=yes }}</ref> umumnya di India<ref name=Economist2018>{{cite journal |title=India shows how hard it is to move beyond fossil fuels |journal=The Economist |url=https://www.economist.com/briefing/2018/08/02/india-shows-how-hard-it-is-to-move-beyond-fossil-fuels |date=2 Agustus 2018}}</ref> dan Tiongkok.<ref>[http://www.who.int/quantifying_ehimpacts/publications/preventing-disease/en/ Preventing disease through healthy environments: a global assessment of the burden of disease from environmental risks] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160730124831/http://www.who.int/quantifying_ehimpacts/publications/preventing-disease/en/ |date=30 Juli 2016 }}. World Health Organization (2006)</ref><ref>{{cite book|url=http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GlobalHealthRisks_report_full.pdf|isbn=978-92-4-156387-1|date=2009|publisher=World Health Organization|title=Global health risks. Mortality and burden of disease attributable to selected major risks|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20120214111235/http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GlobalHealthRisks_report_full.pdf|archivedate=14 Februari 2012|df=dmy-all}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs313/en/ |title=WHO – Ambient (outdoor) air quality and health |date= |work=who.int |accessdate=7 Januari 2016 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20160104165807/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs313/en/ |archivedate=4 Januari 2016 |df= }}</ref>
Bila program yang telah disusun berlangsung lancar dan ada investor yang bersedia menanamkan modal untuk membangun pabrik pencairannya, pada 2010 Indonesia sudah bisa menghasilkan BBM dari batu bara. BBM yang dihasilkan kelak tidak berbeda dengan BBM yang ada sekarang, kecuali bebas timbal.


Menghirup [[debu batu bara]] menyebabkan [[pneumokoniosis pekerja batu bara]] yang dikenal dengan bahasa sehari-hari sebagai "paru-paru hitam", disebut demikian karena debu batu bara benar-benar mengubah paru-paru menjadi hitam dari warna merah jambu biasa.<ref>{{cite web|url=http://www.webmd.com/lung/tc/black-lung-disease-topic-overview|title=Black Lung Disease-Topic Overview|work=WebMD|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150710021533/http://www.webmd.com/lung/tc/black-lung-disease-topic-overview|archivedate=10 Juli 2015|df=dmy-all}}</ref> Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa 1.500 mantan karyawan industri batubara meninggal setiap tahun akibat pengaruh menghirup debu tambang batubara.<ref>{{cite web|url=http://www.umwa.org/?q=content/black-lung|title=Black Lung|date=|work=umwa.org|accessdate=7 Januari 2016|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160203042713/http://www.umwa.org/?q=content%2Fblack-lung|archivedate=3 Februari 2016|df=dmy-all}}</ref>
Dengan demikian, mesin kendaraan yang semula berbahan bakar dari minyak bumi tidak perlu dimodifikasi mesin atau ditambah peralatan baru. Yang perlu diperbarui barangkali sikap pengguna BBM agar lebih berhemat sehingga sumber daya alam yang ada bisa dimanfaatkan lebih lama lagi.


Sekitar 10% batu bara adalah abu:<ref>{{cite web|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150720233354/http://www.epa.gov/cleanenergy/energy-and-you/affect/coal.html|archivedate=20 Juli 2015|url=http://www.epa.gov/cleanenergy/energy-and-you/affect/coal.html|title=Coal|work=epa.gov|date=2014-02-05}}</ref> [[abu batubara]] berbahaya dan beracun bagi manusia dan beberapa makhluk hidup lainnya.<ref>{{cite web|url=http://www.psr.org/environment-and-health/code-black/coal-ash-toxic-and-leaking.html|title=Coal Ash: Toxic – and Leaking|work=psr.org|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150715170100/http://www.psr.org/environment-and-health/code-black/coal-ash-toxic-and-leaking.html|archivedate=15 Juli 2015|df=dmy-all}}</ref> Abu batubara mengandung unsur radioaktif [[uranium]] dan [[thorium]]. Abu batubara dan produk sampingan pembakaran padat lainnya disimpan secara lokal dan tersebar dengan berbagai cara yang membuat mereka yang tinggal di dekat pabrik batu bara terkena radiasi dan racun lingkungan.<ref name="sa-coal-ash-more-rdactiv">{{cite web|url=http://www.scientificamerican.com/article/coal-ash-is-more-radioactive-than-nuclear-waste|title=Coal Ash Is More Radioactive than Nuclear Waste|author=Hvistendahl, Mara|work=Scientific American|date=13 Desember 2007|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150710171812/http://www.scientificamerican.com/article/coal-ash-is-more-radioactive-than-nuclear-waste/|archivedate=10 Juli 2015|df=dmy-all}}</ref>


Sejumlah besar abu batubara dan limbah lainnya diproduksi setiap tahun. Penggunaan batubara menghasilkan ratusan juta ton abu dan produk limbah lainnya setiap tahun. Ini termasuk [[abu terbang]], [[abu padat]], dan [[desulfurisasi gas buang]] lumpur, yang mengandung [[merkuri]], [[uranium]], [[thorium]], [[arsenik]], dan [[logam berat]] lainnya, bersama dengan non-logam seperti [[selenium]].<ref>World Coal Association [http://www.worldcoal.org/pages/content/index.asp?PageID=127 "Environmental impact of Coal Use"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090223203113/http://www.worldcoal.org/pages/content/index.asp?PageID=127 |date=23 Februari 2009 }}</ref>
==Gasifikasi Batubara==
Coal gasification adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini CO ([[karbon monoksida]]), [[karbon dioksida]] (CO<sub>2</sub>), [[hidrogen]] (H), [[metan]] (CH<sub>4</sub>), dan [[nitrogen]] (N<sub>2</sub>) – dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.


Emisi cerobong asap batubara menyebabkan [[asma]], [[stroke]], berkurang [[kecerdasan]], [[arteri]] tersumbat, [[serangan jantung]], [[gagal jantung kongestif]], [[aritmia]], [[keracunan merkuri]], [[Stenosis|oklusi arteri]], dan [[kanker paru-paru]].<ref name="psr_coal-damages-health">[http://www.psr.org/news-events/press-releases/coal-pollution-damages-human-health.html Coal Pollution Damages Human Health at Every Stage of Coal Life Cycle, Reports Physicians for Social Responsibility] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150731182839/http://www.psr.org/news-events/press-releases/coal-pollution-damages-human-health.html |date=31 Juli 2015 }}. ''Physicians for Social Responsibility''. psr.org (18 November 2009)</ref><ref>Burt, Erica; Orris, Peter and Buchanan, Susan (April 2013) [http://noharm.org/lib/downloads/climate/Coal_Literature_Review_2.pdf Scientific Evidence of Health Effects from Coal Use in Energy Generation] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150714193454/http://noharm.org/lib/downloads/climate/Coal_Literature_Review_2.pdf |date=14 Juli 2015 }}. University of Illinois at Chicago School of Public Health, Chicago, Illinois, US</ref>
Tetapi, batubara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat didalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batubara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam" [[“acid rain”]]. Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batubara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.


Biaya kesehatan tahunan di Eropa dari penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik diperkirakan mencapai € 43 miliar.<ref>{{cite web|title=The Unpaid Health Bill – How coal power plants make us sick|url=https://www.env-health.org/unpaid-health-bill-how-coal-power-plants-make-us-sick/|publisher=Health and Environment Alliance|accessdate=15 December 2018|date=2013-03-07}}</ref>
==Bagaimana membuat batubara bersih==
Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batubara, pada beberapa batubara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batubara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sbelum mencapai cerobong asap.


Di Cina, peningkatan kualitas udara dan kesehatan manusia akan meningkat dengan kebijakan iklim yang lebih ketat, terutama karena energi negara itu sangat bergantung pada batubara. Dan akan ada manfaat ekonomi bersih.<ref>{{cite web|title=Health benefits will offset cost of China's climate policy|url=http://news.mit.edu/2018/study-health-benefits-will-offset-cost-china-climate-policy-0423|publisher=[[MIT]]|accessdate=15 Desember 2018}}</ref>
Satu cara untuk membersihkan batubara adalah dengan cara mudah memecah batubara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batubara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batubara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air , batubara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batubara dari pengotor-pengotornya.


Sebuah studi tahun 2017 dalam ''Jurnal Ekonomi'' menemukan bahwa untuk Inggris selama periode 1851-1860, "peningkatan satu standar deviasi dalam penggunaan batubara meningkatkan angka kematian bayi sebesar 6-8% dan menjelaskan bahwa dampak penggunaan batubara pada industri sekitar sepertiga dari hukuman mati perkotaan yang dilaksanakan selama periode ini. "<ref>{{Cite journal|last=Beach|first=Brian|last2=Hanlon|first2=W. Walker|title=Coal Smoke and Mortality in an Early Industrial Economy|journal=The Economic Journal|volume=128|issue=615|language=en|pages=2652–2675|doi=10.1111/ecoj.12522|issn=1468-0297|df=dmy-all|year=2018}}</ref>
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batubara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batubara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batubara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.


== Bagaimana membuat batu bara bersih ==
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batubara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batubara.
Ada beberapa cara untuk membersihkan batu bara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sebelum mencapai cerobong asap.


Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batu bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air, batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batu bara dari pengotor-pengotornya.
===Membuang NOx dari batubara===
Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar dari pada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak didalam batubara.


Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain dari pada polusi yang dapat membuat kotornya udara.


Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar barubara di pemabakar dimana ada lebih banyak bahan bakar dari pada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar. Konsep ini disebut "staged combustion" karena batubara dibakar secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusi Nox.


=== Membuang NOx dari batu bara ===
==Cadangan batubara dunia==
Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar daripada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara.
[[Image:Us coal regions 1996.png|thumb|300px|right|Daerah batubara di Amerika Serikat]]
Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu [[exa]]gram (1 × 10<sup>15</sup> kg atau 1 trilyun ton) total batubara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batubara keras. Nilai energi dari semua batubara dunia adalah 290 zettajoules.<ref>Sustainable Energy" 2005 page 303 The MIT Press by Jefferson W. Tester et al. ISBN 0-262-20153-4</ref> Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,<ref>BP2006 energy report, and US EIA 2006 overview</ref> terdapat cukup batubara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.


Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain daripada polusi yang dapat membuat kotornya udara.
[[British Petroleum]], pada Laporan Tahunan [[2006]], memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batubara dunia yang terbukti (9,236 × 10<sup>14</sup> [[kilogram|kg]]), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.


Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar batu bara di pemabakar di mana ada lebih banyak bahan bakar daripada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua di mana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar. Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusi Nox.
Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batubara di [[Amerika Serikat]] sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 10<sup>14</sup> kg), yang setara dengan 4.786 [[BBOE]] (billion [[barrel of oil equivalent|barrels of oil equivalent]]).<ref>{{cite web | title=International Energy Annual 2003: Reserves | url=http://www.eia.doe.gov/emeu/iea/res.html | accessmonthday= September 9 |accessyear= 2005 }}</ref>
<!--
The [[United States Department of Energy]] uses estimates of coal reserves in the region of 1,081,279 million short tons (9.81 × 10<sup>14</sup> kg), which is about 4,786 [[BBOE]] (''billion barrel of oil equivalent'') (1,081,279*0.907186*4.879) .<ref>{{cite web | title=International Energy Annual 2003: Reserves | url=http://www.eia.doe.gov/emeu/iea/res.html | accessmonthday= September 9 |accessyear= 2005 }}</ref>


== Cadangan batu bara dunia ==
The amount of coal burned during 2001 was calculated as 2.337 [[GTOE]] (gigatonnes of oil equivalent), which is about 46 million barrels of oil equivalent per day.<ref>{{cite web | title=IEA Publications Bookshop | url=http://www.iea.org/dbtw-wpd/bookshop/add.aspx?id=144 | accessmonthday= September 9 | accessyear= 2005 }}</ref> Were consumption to continue at that rate those reserves would last about 285 years. As a comparison natural gas provided 51 million barrels (oil equivalent), and oil 76 million barrels, per day during 2001.
[[Berkas:Us coal regions 1996.png|jmpl|300px|ka|Daerah batu bara di Amerika Serikat]]
Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu [[exa]]gram (1 × 10<sup>15</sup> kg atau 1 triliun ton) total batu bara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batu bara keras. Nilai energi dari semua batu bara dunia adalah 290 zettajoules.<ref>Sustainable Energy" 2005 page 303 The MIT Press by Jefferson W. Tester et al. ISBN 0-262-20153-4</ref> Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,<ref>BP2006 energy report, and US EIA 2006 overview</ref> terdapat cukup batu bara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.

[[British Petroleum]], pada Laporan Tahunan [[2006]], memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu bara dunia yang terbukti (9,236 × 10<sup>14</sup> [[kilogram|kg]]), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.

Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batu bara di [[Amerika Serikat]] sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 10<sup>14</sup> kg), yang setara dengan 4.786 [[BBOE]] (billion [[barrel of oil equivalent|barrels of oil equivalent]]).<ref>{{en}} {{cite web
| title=International Energy Annual 2003: Reserves
| url=http://www.eia.doe.gov/emeu/iea/res.html
| publisher = Badan Informasi Energi AS
| accessdaymonth= September 9
|accessyear= 2005
}}</ref> <!--The amount of coal burned during 2001 was calculated as 2.337 [[GTOE]] (gigatonnes of oil equivalent), which is about 46 million barrels of oil equivalent per day.<ref>{{en}} {{cite web
| title=IEA Publications Bookshop
| url=http://www.iea.org/dbtw-wpd/bookshop/add.aspx?id=144
| publisher = Badan Informasi Energi AS
| accessdaymonth= September 9
| accessyear= 2005
}}</ref> Were consumption to continue at that rate those reserves would last about 285 years. As a comparison natural gas provided 51 million barrels (oil equivalent), and oil 76 million barrels, per day during 2001.


Of the 3 fossil fuels coal has the most widely distributed reserves, and coal is mined in over 100 countries, and on all continents except Antarctica. The largest reserves are found in the USA, Russia, Australia, China, India and South Africa.-->
Of the 3 fossil fuels coal has the most widely distributed reserves, and coal is mined in over 100 countries, and on all continents except Antarctica. The largest reserves are found in the USA, Russia, Australia, China, India and South Africa.-->
{| class="wikitable" align="center" style="text-align:center"
{| class="wikitable" align="center" style="text-align:center"
|+ '''Cadangan batubara dunia pada akhir [[1999]] (dalam juta ton)'''<ref>http://www.worldenergy.org/wec-geis/publications/reports/ser/coal/coal.asp</ref>
|+ '''Cadangan batu bara dunia pada akhir [[2005]] (dalam juta ton)'''<ref>{{en}} {{cite web
| title=Reserves-Coal page 1
| url=http://www.worldenergy.org/documents/coal_1_1.pdf
| publisher=Dewan Energi Dunia
| accessdaymonth=1 October
| accessyear=2008
| access-date=2008-10-01
| archive-date=2012-07-22
| archive-url=https://web.archive.org/web/20120722031114/http://www.worldenergy.org/documents/coal_1_1.pdf
| dead-url=yes
}}</ref><ref>{{en}} {{cite web
| title=Resources-bituminous
| url=http://www.worldenergy.org/documents/coal_1_2_i.pdf
| publisher=Dewan Energi Dunia
| accessdaymonth=1 October
| accessyear=2008
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{en}} {{cite web
| title=Resources-sub-bitum
| url=http://www.worldenergy.org/documents/coal_1_2_ii.pdf
| publisher=Dewan Energi Dunia
| accessdaymonth=1 October
| accessyear=2008
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{en}} {{cite web
| title=Resources-lignite
| url=http://www.worldenergy.org/documents/coal_1_2_iii.pdf
| publisher=Dewan Energi Dunia
| accessdaymonth=1 October
| accessyear=2008
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
|-
|-
! width="200pt"|Negara
! width="200pt"|Negara
Baris 276: Baris 335:
! width="100pt"|TOTAL
! width="100pt"|TOTAL
|-
|-
|{{negara|Amerika serikat}} [[Amerika Serikat]] ||115.891||101.021||33.082||249.994
|{{flagcountry|Amerika serikat}} ||115.891||101.021||33.082||249.994
|-
|-
|{{negara|rusia}} [[Rusia|Federasi Rusia]] ||49.088||97.472||10.450||157.010
|{{flagcountry|Rusia}} ||49.088||97.472||10.450||157.010
|-
|-
|{{negara|republik rakyat tiongkok}} [[China]] ||62.200||33.700||18.600||114.500
|{{flagcountry|Cina}} ||62.200||33.700||18.600||114.500
|-
|-
|{{negara|India}} [[India]] ||82.396||||2.000||84.396
|{{flagcountry|India}} ||82.396||||2.000||84.396
|-
|-
|{{negara|australia}} [[Australia]] ||42.550||1.840||37.700||82.090
|{{flagcountry|Australia}} ||42.550||1.840||37.700||82.090
|-
|-
|{{negara|Jerman}} [[Jerman]] ||23.000||||43.000||66.000
|{{flagcountry|Jerman}} ||23.000||||43.000||66.000
|-
|-
|{{negara|Afrika selatan}} [[Afrika Selatan]] ||49.520||||||49.520
|{{flagcountry|Afrika selatan}} ||49.520||||||49.520
|-
|-
|{{negara|Ukraina}} [[Ukraina]] ||16.274||15.946||1.933||34.153
|{{flagcountry|Ukraina}} ||16.274||15.946||1.933||34.153
|-
|-
|{{negara|Kazakhstan}} [[Kazakhstan]] ||31.000||||3.000||34.000
|{{flagcountry|Kazakhstan}} ||31.000||||3.000||34.000
|-
|-
|{{negara|polandia}} [[Polandia]] ||20.300||||1.860||22.160
|{{flagcountry|Polandia}} ||20.300||||1.860||22.160
|-
|-
|Serbia, Montenegro||64||1.460||14.732||16.256
|{{flagcountry|Serbia dan Montenegro}} ||64||1.460||14.732||16.256
|-
|-
|{{negara|brasil}} [[Brasil]] ||||11.929||||11.929
|{{flagcountry|Brasil}} ||||11.929||||11.929
|-
|-
|{{negara|kolombia}} [[Kolombia]] ||6.267||381||||6.648
|{{flagcountry|Kolombia}} ||6.267||381||||6.648
|-
|-
|{{negara|kanada}} [[Kanada]] ||3.471||871||2.236||6.578
|{{flagcountry|Kanada}} ||3.471||871||2.236||6.578
|-
|-
|[[Ceko]] ||2.114||3.414||150||5.678
|{{flagcountry|Republik Ceko}} ||2.114||3.414||150||5.678
|-
|-
|{{negaranama|Indonesia}} ||790||1.430||3.150||5.370
|{{flagcountry|Indonesia}} ||790||1.430||3.150||5.370
|-
|-
|{{negaranama|botswana}} ||4.300||||||4.300
|{{flagcountry|Botswana}} ||4.300||||||4.300
|-
|-
|{{negaranama|uzbekistan}} ||1.000||||3.000||4.000
|{{flagcountry|Uzbekistan}} ||1.000||||3.000||4.000
|-
|-
|{{negaranama|turki}} ||278||761||2.650||3.689
|{{flagcountry|Turki}} ||278||761||2.650||3.689
|-
|-
|{{negaranama|Yunani}} ||||||2.874||2.874
|{{flagcountry|Yunani}} ||||||2.874||2.874
|-
|-
|{{negaranama|bulgaria}} ||13||233||2.465||2.711
|{{flagcountry|Bulgaria}} ||13||233||2.465||2.711
|-
|-
|{{negaranama|pakistan}} ||||2.265||||2.265
|{{flagcountry|Pakistan}} ||||2.265||||2.265
|-
|-
|{{negaranama|Iran}} ||1.710||||||1.710
|{{flagcountry|Iran}} ||1.710||||||1.710
|-
|-
|{{negara|Britania Raya}} [[Britania Raya]] ||1.000||||500||1.500
|{{flagcountry|Britania Raya}} ||1.000||||500||1.500
|-
|-
|{{negaranama|rumania}} ||1||35||1.421||1.457
|{{flagcountry|Rumania}} ||1||35||1.421||1.457
|-
|-
|{{negaranama|thailand}} ||||||1.268||1.268
|{{flagcountry|Thailand}} ||||||1.268||1.268
|-
|-
|{{negaranama|meksiko}} ||860||300||51||1.211
|{{flagcountry|Meksiko}} ||860||300||51||1.211
|-
|-
|{{negaranama|chili}} ||31||1.150||||1.181
|{{flagcountry|Chili}} ||31||1.150||||1.181
|-
|-
|{{negaranama|hongaria}} ||||80||1.017||1.097
|{{flagcountry|Hungaria}} ||||80||1.017||1.097
|-
|-
|{{negaranama|Peru}} ||960||||100||1060
|{{flagcountry|Peru}} ||960||||100||1060
|-
|-
|{{negaranama|Kyrgyzstan}} ||||||812||812
|{{flagcountry|Kirgizstan}} ||||||812||812
|-
|-
|{{negara|jepang}} [[Jepang]] ||773||||||773
|{{flagcountry|Jepang}} ||773||||||773
|-
|-
|{{ESP}} ||200||400||60||660
|{{flagcountry|Spanyol}} ||200||400||60||660
|-
|-
|{{negara|korea utara}} [[Korea Utara]] ||300||300||||600
|{{flagcountry|Korea Utara}} ||300||300||||600
|-
|-
|{{negara|selandia baru}} [[Selandia Baru]] ||33||206||333||572
|{{flagcountry|Selandia Baru}} ||33||206||333||572
|-
|-
|{{negaranama|zimbabwe}} ||502||||||502
|{{flagcountry|Zimbabwe}} ||502||||||502
|-
|-
|{{negaranama|belanda}} ||497||||||497
|{{flagcountry|Belanda}} ||497||||||497
|-
|-
|{{negaranama|venezuela}} ||479||||||479
|{{flagcountry|Venezuela}} ||479||||||479
|-
|-
|{{negaranama|argentina}} ||||430||||430
|{{flagcountry|Argentina}} ||||430||||430
|-
|-
|{{negaranama|filipina}} ||||232||100||332
|{{flagcountry|Filipina}} ||||232||100||332
|-
|-
|{{SVN}} ||||40||235||275
|{{flagcountry|Slovenia}} ||||40||235||275
|-
|-
|{{negaranama|Mozambik}} ||212||||||212
|{{flagcountry|Mozambik}} ||212||||||212
|-
|-
|{{negaranama|swaziland}} ||208||||||208
|{{flagcountry|Swaziland}} ||208||||||208
|-
|-
|{{negaranama|tanzania}} ||200||||||200
|{{flagcountry|Tanzania}} ||200||||||200
|-
|-
|{{negara|nigeria}} [[Nigeria]] ||21||169||||190
|{{flagcountry|Nigeria}} ||21||169||||190
|-
|-
|{{negara|denmark}} [[Greenland]], [[Denmark]] ||||183||||183
|{{flagcountry|Greenland}} ||||183||||183
|-
|-
|{{SLO}} ||||||172||172
|{{flagcountry|Slowakia}} ||||||172||172
|-
|-
|{{negaranama|vietnam}} ||150||||||150
|{{flagcountry|Vietnam}} ||150||||||150
|-
|-
|[[Kongo]] ||88||||||88
|{{flagcountry|Republik Kongo}} ||88||||||88
|-
|-
|{{negara|korea selatan}} [[Korea Selatan]] ||78||||||78
|{{flagcountry|Korea Selatan}} ||78||||||78
|-
|-
|{{negaranama|niger}} ||70||||||70
|{{flagcountry|Niger}} ||70||||||70
|-
|-
|{{negaranama|Afganistan}} ||66||||||66
|{{flagcountry|Afganistan}} ||66||||||66
|-
|-
|{{negaranama|Aljazair}} ||40||||||40
|{{flagcountry|Aljazair}} ||40||||||40
|-
|-
|{{negaranama|kroasia}} ||6||||33||39
|{{flagcountry|Kroasia}} ||6||||33||39
|-
|-
|{{negaranama|Portugal}} ||3||||33||36
|{{flagcountry|Portugal}} ||3||||33||36
|-
|-
|{{negaranama|Perancis}} ||22||||14||36
|{{flagcountry|Prancis}} ||22||||14||36
|-
|-
|{{negaranama|Italia}} ||||27||7||34
|{{flagcountry|Italia}} ||||27||7||34
|-
|-
|{{negaranama|Austria}} ||||||25||25
|{{flagcountry|Austria}} ||||||25||25
|-
|-
|{{negaranama|Ekuador}} ||||||24||24
|{{flagcountry|Ekuador}} ||||||24||24
|-
|-
|{{negaranama|mesir}} ||||22||||22
|{{flagcountry|Mesir}} ||||22||||22
|-
|-
|{{negaranama|irlandia}} ||14||||||14
|{{flagcountry|Irlandia}} ||14||||||14
|-
|-
|{{negaranama|Zambia}} ||10||||||10
|{{flagcountry|Zambia}} ||10||||||10
|-
|-
|{{negaranama|Malaysia}} ||4||||||4
|{{flagcountry|Malaysia}} ||4||||||4
|-
|-
|{{negara|Republik Afrika Tengah}} [[Republik Afrika Tengah]] ||||||3||3
|{{flagcountry|Republik Afrika Tengah}} ||||||3||3
|-
|-
|{{negaranama|Myanmar}} ||2||||||2
|{{flagcountry|Myanmar}} ||2||||||2
|-
|-
|{{negaranama|Malawi}} ||||2||||2
|{{flagcountry|Malawi}} ||||2||||2
|-
|-
|{{negara|Kaledonia Baru}} [[Kaledonia Baru]] ||2||||||2
|{{flagcountry|Kaledonia Baru}} ||2||||||2
|-
|-
|{{negaranama|nepal}} ||2||||||2
|{{flagcountry|Nepal}} ||2||||||2
|-
|-
|{{negaranama|bolivia}} ||1||||||1
|{{flagcountry|Bolivia}} ||1||||||1
|-
|-
|{{negaranama|Norwegia}} ||||1||||1
|{{flagcountry|Norwegia}} ||||1||||1
|-
|-
|{{negaranama|taiwan}} ||1||||||1
|{{flagcountry|Taiwan}} ||1||||||1
|-
|-
|{{negaranama|swedia}} ||||1||||1
|{{flagcountry|Swedia}} ||||1||||1
|}
|}


==Negara pengekspor batubara utama==
== Negara pengekspor batu bara utama ==
{| class="wikitable" align="center" style="text-align:center"
{| class="wikitable" align="center" style="text-align:center"
|+ '''Pengekspor batubara berdasarkan negara dan tahun<br>(dalam juta ton)'''<ref>http://www.eia.doe.gov/oiaf/aeo/supplement/pdf/suptab_114.pdf</ref>
|+ '''Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan tahun{{br}}(dalam juta ton)'''<ref>http://www.eia.doe.gov/oiaf/aeo/supplement/pdf/suptab_114.pdf</ref>
|-
|-
! Negara
! Negara
Baris 429: Baris 488:
! width="100pt"|[[2004]]
! width="100pt"|[[2004]]
|-
|-
! {{negaranama|Australia}}
! {{flagcountry|Australia}}
| 238,1
| 238,1
| 247,6
| 247,6
|-
|-
! {{USA}}
! {{flagcountry|Indonesia}}
| 200,8
| 131,4
|-
! {{flagcountry|Cina}}
| 103,4
| 95,5
|-
! {{flagcountry|Amerika serikat}}
| 43,0
| 43,0
| 48,0
| 48,0
|-
|-
! {{negara|Afrika Selatan}} [[Afrika Selatan]]
! {{flagcountry|Afrika Selatan}}
| 78,7
| 78,7
| 74,9
| 74,9
|-
|-
! {{flagcountry|Uni Soviet}}
! {{negara|uni soviet}} [[Uni Soviet|Bekas Uni Soviet]]
| 41,0
| 41,0
| 55,7
| 55,7
|-
|-
! {{negaranama|Polandia}}
! {{flagcountry|Polandia}}
| 16,4
| 16,4
| 16,3
| 16,3
|-
|-
! {{negaranama|Kanada}}
! {{flagcountry|Kanada}}
| 27,7
| 27,7
| 28,8
| 28,8
|-
! {{negara|republik rakyat tiongkok}} [[Republik Rakyat Tiongkok]]
| 103,4
| 95,5
|-
|-
! [[Amerika Selatan]]
! [[Amerika Selatan]]
| 57,8
| 57,8
| 65,9
| 65,9
|-
! {{negaranama|Indonesia}}
| 107,8
| 131,4
|-
|-
! Total
! Total
Baris 470: Baris 529:
|}
|}


==Lihat juga==
== Lihat pula ==
* [[Daftar perusahaan batu bara Indonesia]]
*[[Skala waktu geologi]]
* [[Skala waktu geologi]]
*[[Yayasan Batubara Dunia]] [[w:World Coal Institute|en]]
* [[Yayasan Batu Bara Dunia]]


==Referensi==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


==Pranala luar==
== Pranala luar ==
{{Commons|Coal}}
{{Commons|Coal}}
*{{en}}[http://www.worldcoal.org World Coal Institute]
* {{en}}[http://www.worldcoal.org World Coal Institute]
*{{id}}[http://www.worldcoal.org/indonesian.asp Yayasan Batubara Dunia]
* {{id}}[http://www.worldcoal.org/indonesian.asp Yayasan Batu Bara Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070518065749/http://www.worldcoal.org/indonesian.asp |date=2007-05-18 }}
*{{en}}[http://www.worldcoal.org/pages/content/index.asp?PageID=187 Coal: Facts & Figures]
* {{en}}[http://www.worldcoal.org/pages/content/index.asp?PageID=187 Coal: Facts & Figures] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090518143559/http://www.worldcoal.org/pages/content/index.asp?PageID=187 |date=2009-05-18 }}
*{{en}}[http://www.msnbc.msn.com/id/5174391/ MSNBC report on coal pollution health effects in the United States]
* {{en}}[http://www.msnbc.msn.com/id/5174391/ MSNBC report on coal pollution health effects in the United States]
*{{en}}[http://www.uic.com.au/nip83.htm Clean coal technologies]
* {{en}}[http://www.uic.com.au/nip83.htm Clean coal technologies] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050621112309/http://www.uic.com.au//nip83.htm |date=2005-06-21 }}
**{{en}}[http://www.jcoal.or.jp/overview_en/gijutsu.html Advanced methods of using coal] ([[Pusat Energi Batubara Jepang]] [[w:Japanese Coal Energy Center|en]])
** {{en}}[http://www.jcoal.or.jp/overview_en/gijutsu.html Advanced methods of using coal] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100809105829/http://www.jcoal.or.jp/overview_en/gijutsu.html |date=2010-08-09 }} ([[Pusat Energi Batu bara Jepang]] [[w:Japanese Coal Energy Center|en]])
*{{en}}[http://www.fe.doe.gov/programs/fuels/hydrogen/Hydrogen_from_Coal_R&D.html USDOE Hydrogen from Coal Research]
* {{en}}[http://www.fe.doe.gov/programs/fuels/hydrogen/Hydrogen_from_Coal_R&D.html USDOE Hydrogen from Coal Research] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130303040016/http://www.fe.doe.gov/programs/fuels/hydrogen/Hydrogen_from_Coal_R%26D.html |date=2013-03-03 }}
*{{en}}[http://www.tandf.co.uk/journals/titles/07349343.asp Coal Preparation]
* {{en}}[http://www.tandf.co.uk/journals/titles/07349343.asp Coal Preparation]
*{{en}}[http://smtc.uwyo.edu/coal/ Wyoming Coal] dari Universitas Wyoming.
* {{en}}[http://smtc.uwyo.edu/coal/ Wyoming Coal]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} dari Universitas Wyoming.
*{{en}}[http://www.our-energy.com/coal_en.html Coal - origin, purification and consumption]
* {{en}}[http://www.our-energy.com/coal_en.html Coal - origin, purification and consumption]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
*{{en}}[http://www.stoke.gov.uk/ccm/museums/museum/2006/gladstone-pottery-museum/information-sheets/coal-in-north-staffordshire.en History of coal seams and the practice of coal mining in North Staffordshire, UK]
* {{en}}[http://www.stoke.gov.uk/ccm/museums/museum/2006/gladstone-pottery-museum/information-sheets/coal-in-north-staffordshire.en History of coal seams and the practice of coal mining in North Staffordshire, UK]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}}[http://www.gasifikasibatubara.com Gasifikasi batu bara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130602103444/http://gasifikasibatubara.com/ |date=2013-06-02 }}

* Daniel Burns. ''The modern practice of coal mining'' (1907)
[[Kategori:Bahan bakar]]
* Chirons, Nicholas P. ''Coal Age Handbook of Coal Surface Mining'' (ISBN 0-07-011458-7)
[[Kategori:Energi]]
* Hamilton, Michael S. ''Mining Environmental Policy: Comparing Indonesia and the USA'' (Burlington, VT: Ashgate, 2005). (ISBN 0-7546-4493-6).
* Hayes, Geoffrey. ''Coal Mining'' (2004), 32 pp
* Hughes. Herbert W, ''A Text-Book of Mining: For the use of colliery managers and others'' (London, many editions 1892-1917), the standard British textbook for its era.
* {{Citation
| last = National Energy Information Center
| title = Greenhouse Gases, Climate Change, Energy
| url = http://www.eia.doe.gov/oiaf/1605/ggccebro/chapter1.html
| accessdate = 2007-10-16}}
* Charles V. Nielsen and George F. Richardson. ''1982 Keystone Coal Industry Manual'' (1982)
* Saleem H. Ali. Minding our Minerals, 2006. [http://saleemali.newsvine.com/_news/2006/12/06/470322-minding-our-minerals]
* A.K. Srivastava. ''Coal Mining Industry in India'' (1998) (ISBN 81-7100-076-2)
* {{Citation
| last = The Department of Trade and Industry
| title = The Coal Authority
| url = http://www.coal.gov.uk/resources/cleanercoaltechnologies/CoalMineandbedmethane.cfm
| accessdate = 2007-10-16
| archive-date = 2008-10-13
| archive-url = https://web.archive.org/web/20081013144159/http://www.coal.gov.uk/resources/cleanercoaltechnologies/CoalMineandbedmethane.cfm
| dead-url = yes
}}
* James Tonge. ''The principles and practice of coal mining'' (1906)


[[Kategori:Batu bara| ]]
[[bg:Каменни въглища]]
[[ca:Carbó]]
[[cs:Uhlí]]
[[cy:Glo]]
[[de:Kohle]]
[[en:Coal]]
[[es:Carbón]]
[[fi:Kivihiili]]
[[fr:Houille]]
[[gl:Carbón]]
[[he:פחם אבן]]
[[io:Karbono]]
[[it:Carbone (roccia)]]
[[ja:石炭]]
[[ru:уголь]]
[[nl:Steenkool]]
[[no:Kull]]
[[ug:كۆمۈر]]
[[pl:Węgiel]]
[[pt:Carvão mineral]]
[[sl:Premog]]
[[sk:Uhlie]]
[[ta:நிலக்கரி]]
[[zh:煤炭]]

Revisi terkini sejak 28 Januari 2024 13.03

Batu bara

Batu bara antrasit
Mineral utama: karbon
Mineral sekunder: hidrogen
belerang
oksigen
nitrogen
Jenis batuan: Batuan sedimen
Contoh batu bara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan yakni secara ringkas dalam 2 tahapan; tahapan diagenetik atau biokimia dan tahap malihan atau geokimia. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan nitrogen dan oksigen

Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga.

Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu, adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif ketika hampir seluruh deposit batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.[butuh rujukan]

Pada Zaman Permian, kira-kira 270 juta tahun yang lalu, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan Bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.[butuh rujukan]

Materi pembentuk

[sunting | sunting sumber]

Hampir seluruh bahan pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:

  • Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari periode ini.
  • Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari periode ini.
  • Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
  • Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
  • Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

Pembentukan

[sunting | sunting sumber]

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:

  • Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
  • Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

Kelas dan jenis

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit, dan gambut.

  • Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
  • Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
  • Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
  • Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
  • Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

Penambangan

[sunting | sunting sumber]
Tambang batu bara di Bihar, India.

Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara dari bumi. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar. Batu bara juga dapat digunakan untuk membuat kokas untuk pembuatan baja.[1]

Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di Inggris.

Batu bara di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatra dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.

Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa di antaranya tergolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatra dan sebagian besar Kalimantan.[2]

Endapan batu bara Eosen

[sunting | sunting sumber]

Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatra dan Kalimantan.

Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatra. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia.[3] Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.

Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatra umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatra bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin).[3] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara di mana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.[4]

Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatra Tengah (Riau).

Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen di Indonesia.

Tambang Cekungan Perusahaan Kadar air total (%ar) Kadar air inheren (%ad) Kadar abu (%ad) Zat terbang (%ad) Belerang (%ad) Nilai energi (kkal/kg)(ad)
Satui Asam-asam PT Arutmin Indonesia 10.00 7.00 8.00 41.50 0.80 6800
Senakin Pasir PT Arutmin Indonesia 9.00 4.00 15.00 39.50 0.70 6400
Petangis Pasir PT BHP Kendilo Coal 11.00 4.40 12.00 40.50 0.80 6700
Ombilin Ombilin PT Bukit Asam 12.00 6.50 <8.00 36.50 0.50 - 0.60 6900
Parambahan Ombilin PT Allied Indo Coal 4.00 - 10.00 (ar) 37.30 (ar) 0.50 (ar) 6900 (ar)

(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998

Endapan batu bara Miosen

[sunting | sunting sumber]

Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas di mana terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah ketampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatra. Endapan batu bara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatra bagian selatan. Batu bara Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.

Batu bara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatra bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu bara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batu bara Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan Pinang dan Prima (PT KPC), endapan batu bara di sekitar hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatra bagian selatan.

Tabel di bawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Miosen di Indonesia.

Tambang Cekungan Perusahaan Kadar air total (%ar) Kadar air inheren (%ad) Kadar abu (%ad) Zat terbang (%ad) Belerang (%ad) Nilai energi (kkal/kg)(ad)
Prima Kutai PT Kaltim Prima Coal 9.00 - 4.00 39.00 0.50 6800 (ar)
Pinang Kutai PT Kaltim Prima Coal 13.00 - 7.00 37.50 0.40 6200 (ar)
Roto South Pasir PT Kideco Jaya Agung 24.00 - 3.00 40.00 0.20 5200 (ar)
Binungan Tarakan PT Berau Coal 18.00 14.00 4.20 40.10 0.50 6100 (ad)
Lati Tarakan PT Berau Coal 24.60 16.00 4.30 37.80 0.90 5800 (ad)
Air Laya Sumatra bagian selatan PT Bukit Asam 24.00 - 5.30 34.60 0.49 5300 (ad)
Paringin Barito PT Adaro 24.00 18.00 4.00 40.00 0.10 5950 (ad)

(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998

Sumberdaya batu bara

[sunting | sunting sumber]
Pengisian batu bara ke dalam kapal tongkang.
Proses pemuatan batubara menggunakan konveyor ke tongkang.

Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatra, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.

Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih memiliki 160 miliar ton cadangan batu bara yang belum dieksplorasi. Cadangan tersebut sebagian besar berada di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Namun upaya eksplorasi batu bara kerap terkendala status lahan tambang. Daerah-daerah tempat cadangan batu bara sebagian besar berada di kawasan hutan konservasi.[5] Rata-rata produksi pertambangan batu bara di Indonesia mencapai 300 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 10 persen digunakan untuk kebutuhan energi dalam negeri, dan sebagian besar sisanya (90 persen lebih) diekspor ke luar.

Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).

Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan miliar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, NOx dan CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.

Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batu bara.

Membakar batu bara secara langsung telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed, pulverized, dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.

Gasifikasi batu bara

[sunting | sunting sumber]

Coal gasification adalah sebuah proses untuk mengubah batu bara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) – dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.

Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam". Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.

Merusak kesehatan manusia

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan batubara sebagai bahan bakar dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kematian.[6]

Kabut asap London yang mematikan terutama disebabkan oleh penggunaan batubara yang sangat banyak. Batubara global diperkirakan menyebabkan 800.000 kematian prematur setiap tahun,[7] umumnya di India[8] dan Tiongkok.[9][10][11]

Menghirup debu batu bara menyebabkan pneumokoniosis pekerja batu bara yang dikenal dengan bahasa sehari-hari sebagai "paru-paru hitam", disebut demikian karena debu batu bara benar-benar mengubah paru-paru menjadi hitam dari warna merah jambu biasa.[12] Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa 1.500 mantan karyawan industri batubara meninggal setiap tahun akibat pengaruh menghirup debu tambang batubara.[13]

Sekitar 10% batu bara adalah abu:[14] abu batubara berbahaya dan beracun bagi manusia dan beberapa makhluk hidup lainnya.[15] Abu batubara mengandung unsur radioaktif uranium dan thorium. Abu batubara dan produk sampingan pembakaran padat lainnya disimpan secara lokal dan tersebar dengan berbagai cara yang membuat mereka yang tinggal di dekat pabrik batu bara terkena radiasi dan racun lingkungan.[16]

Sejumlah besar abu batubara dan limbah lainnya diproduksi setiap tahun. Penggunaan batubara menghasilkan ratusan juta ton abu dan produk limbah lainnya setiap tahun. Ini termasuk abu terbang, abu padat, dan desulfurisasi gas buang lumpur, yang mengandung merkuri, uranium, thorium, arsenik, dan logam berat lainnya, bersama dengan non-logam seperti selenium.[17]

Emisi cerobong asap batubara menyebabkan asma, stroke, berkurang kecerdasan, arteri tersumbat, serangan jantung, gagal jantung kongestif, aritmia, keracunan merkuri, oklusi arteri, dan kanker paru-paru.[18][19]

Biaya kesehatan tahunan di Eropa dari penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik diperkirakan mencapai € 43 miliar.[20]

Di Cina, peningkatan kualitas udara dan kesehatan manusia akan meningkat dengan kebijakan iklim yang lebih ketat, terutama karena energi negara itu sangat bergantung pada batubara. Dan akan ada manfaat ekonomi bersih.[21]

Sebuah studi tahun 2017 dalam Jurnal Ekonomi menemukan bahwa untuk Inggris selama periode 1851-1860, "peningkatan satu standar deviasi dalam penggunaan batubara meningkatkan angka kematian bayi sebesar 6-8% dan menjelaskan bahwa dampak penggunaan batubara pada industri sekitar sepertiga dari hukuman mati perkotaan yang dilaksanakan selama periode ini. "[22]

Bagaimana membuat batu bara bersih

[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa cara untuk membersihkan batu bara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sebelum mencapai cerobong asap.

Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batu bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air, batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batu bara dari pengotor-pengotornya.

Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.

Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.

Membuang NOx dari batu bara

[sunting | sunting sumber]

Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar daripada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara.

Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain daripada polusi yang dapat membuat kotornya udara.

Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar batu bara di pemabakar di mana ada lebih banyak bahan bakar daripada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua di mana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar. Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusi Nox.

Cadangan batu bara dunia

[sunting | sunting sumber]
Daerah batu bara di Amerika Serikat

Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu exagram (1 × 1015 kg atau 1 triliun ton) total batu bara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batu bara keras. Nilai energi dari semua batu bara dunia adalah 290 zettajoules.[23] Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,[24] terdapat cukup batu bara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.

British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006, memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu bara dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.

Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batu bara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 1014 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil equivalent).[25]

Cadangan batu bara dunia pada akhir 2005 (dalam juta ton)[26][27][28][29]
Negara Bituminus (termasuk antrasit) Sub-bituminus Lignit TOTAL
 Amerika Serikat 115.891 101.021 33.082 249.994
 Rusia 49.088 97.472 10.450 157.010
 Tiongkok 62.200 33.700 18.600 114.500
 India 82.396 2.000 84.396
 Australia 42.550 1.840 37.700 82.090
 Jerman 23.000 43.000 66.000
 Afrika Selatan 49.520 49.520
 Ukraina 16.274 15.946 1.933 34.153
 Kazakhstan 31.000 3.000 34.000
 Polandia 20.300 1.860 22.160
 Serbia dan Montenegro 64 1.460 14.732 16.256
 Brasil 11.929 11.929
 Kolombia 6.267 381 6.648
 Kanada 3.471 871 2.236 6.578
 Ceko 2.114 3.414 150 5.678
 Indonesia 790 1.430 3.150 5.370
 Botswana 4.300 4.300
 Uzbekistan 1.000 3.000 4.000
 Turki 278 761 2.650 3.689
 Yunani 2.874 2.874
 Bulgaria 13 233 2.465 2.711
 Pakistan 2.265 2.265
 Iran 1.710 1.710
 Britania Raya 1.000 500 1.500
 Rumania 1 35 1.421 1.457
 Thailand 1.268 1.268
 Meksiko 860 300 51 1.211
 Chili 31 1.150 1.181
 Hungaria 80 1.017 1.097
 Peru 960 100 1060
 Kirgizstan 812 812
 Jepang 773 773
 Spanyol 200 400 60 660
 Korea Utara 300 300 600
 Selandia Baru 33 206 333 572
 Zimbabwe 502 502
 Belanda 497 497
 Venezuela 479 479
 Argentina 430 430
 Filipina 232 100 332
 Slovenia 40 235 275
 Mozambik 212 212
 Eswatini 208 208
 Tanzania 200 200
 Nigeria 21 169 190
 Greenland 183 183
 Slowakia 172 172
 Vietnam 150 150
 Republik Kongo 88 88
 Korea Selatan 78 78
 Niger 70 70
 Afganistan 66 66
 Aljazair 40 40
 Kroasia 6 33 39
 Portugal 3 33 36
 Prancis 22 14 36
 Italia 27 7 34
 Austria 25 25
 Ekuador 24 24
 Mesir 22 22
 Irlandia 14 14
 Zambia 10 10
 Malaysia 4 4
 Afrika Tengah 3 3
 Myanmar 2 2
 Malawi 2 2
 Kaledonia Baru 2 2
   Nepal 2 2
 Bolivia 1 1
 Norwegia 1 1
 Taiwan 1 1
 Swedia 1 1

Negara pengekspor batu bara utama

[sunting | sunting sumber]
Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan tahun
(dalam juta ton)
[30]
Negara 2003 2004
 Australia 238,1 247,6
 Indonesia 200,8 131,4
 Tiongkok 103,4 95,5
 Amerika Serikat 43,0 48,0
 Afrika Selatan 78,7 74,9
 Uni Soviet 41,0 55,7
 Polandia 16,4 16,3
 Kanada 27,7 28,8
Amerika Selatan 57,8 65,9
Total 713,9 764,0

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "BHP Billiton Mitsubishi Alliance - Glossary". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-19. Diakses tanggal 2010-07-12. 
  2. ^ Frederich, Langford and Moore, 1999
  3. ^ a b Cole and Crittenden, 1997
  4. ^ Frederich et al, 1995
  5. ^ Indonesia Miliki Cadangan Batubara 160 Miliar Ton - PortalKBR.com
  6. ^ Toxic Air: The Case for Cleaning Up Coal-fired Power Plants. American Lung Association (Maret 2011) Diarsipkan 26 Januari 2012 di Wayback Machine.
  7. ^ "Health". Endcoal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-22. Diakses tanggal 3 Desember 2018. 
  8. ^ "India shows how hard it is to move beyond fossil fuels". The Economist. 2 Agustus 2018. 
  9. ^ Preventing disease through healthy environments: a global assessment of the burden of disease from environmental risks Diarsipkan 30 Juli 2016 di Wayback Machine.. World Health Organization (2006)
  10. ^ Global health risks. Mortality and burden of disease attributable to selected major risks (PDF). World Health Organization. 2009. ISBN 978-92-4-156387-1. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 14 February 2012. 
  11. ^ "WHO – Ambient (outdoor) air quality and health". who.int. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Januari 2016. Diakses tanggal 7 Januari 2016. 
  12. ^ "Black Lung Disease-Topic Overview". WebMD. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2015. 
  13. ^ "Black Lung". umwa.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 February 2016. Diakses tanggal 7 January 2016. 
  14. ^ "Coal". epa.gov. 2014-02-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Juli 2015. 
  15. ^ "Coal Ash: Toxic – and Leaking". psr.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2015. 
  16. ^ Hvistendahl, Mara (13 December 2007). "Coal Ash Is More Radioactive than Nuclear Waste". Scientific American. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2015. 
  17. ^ World Coal Association "Environmental impact of Coal Use" Diarsipkan 23 Februari 2009 di Wayback Machine.
  18. ^ Coal Pollution Damages Human Health at Every Stage of Coal Life Cycle, Reports Physicians for Social Responsibility Diarsipkan 31 Juli 2015 di Wayback Machine.. Physicians for Social Responsibility. psr.org (18 November 2009)
  19. ^ Burt, Erica; Orris, Peter and Buchanan, Susan (April 2013) Scientific Evidence of Health Effects from Coal Use in Energy Generation Diarsipkan 14 Juli 2015 di Wayback Machine.. University of Illinois at Chicago School of Public Health, Chicago, Illinois, US
  20. ^ "The Unpaid Health Bill – How coal power plants make us sick". Health and Environment Alliance. 2013-03-07. Diakses tanggal 15 December 2018. 
  21. ^ "Health benefits will offset cost of China's climate policy". MIT. Diakses tanggal 15 Desember 2018. 
  22. ^ Beach, Brian; Hanlon, W. Walker (2018). "Coal Smoke and Mortality in an Early Industrial Economy". The Economic Journal (dalam bahasa Inggris). 128 (615): 2652–2675. doi:10.1111/ecoj.12522. ISSN 1468-0297. 
  23. ^ Sustainable Energy" 2005 page 303 The MIT Press by Jefferson W. Tester et al. ISBN 0-262-20153-4
  24. ^ BP2006 energy report, and US EIA 2006 overview
  25. ^ (Inggris) "International Energy Annual 2003: Reserves". Badan Informasi Energi AS. 
  26. ^ (Inggris) "Reserves-Coal page 1" (PDF). Dewan Energi Dunia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-07-22. Diakses tanggal 2008-10-01. 
  27. ^ (Inggris) "Resources-bituminous" (PDF). Dewan Energi Dunia.  [pranala nonaktif permanen]
  28. ^ (Inggris) "Resources-sub-bitum" (PDF). Dewan Energi Dunia.  [pranala nonaktif permanen]
  29. ^ (Inggris) "Resources-lignite" (PDF). Dewan Energi Dunia.  [pranala nonaktif permanen]
  30. ^ http://www.eia.doe.gov/oiaf/aeo/supplement/pdf/suptab_114.pdf

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]