Lompat ke isi

Daerah Irigasi Karangtalun: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaiki teks dan info
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
{{rapikan}}
{{noref}}
{{noref}}
[[Jaringan Saluran Induk Mataram]] adalah sistem [[irigasi]] yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta bagian utara. Jaringan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu [[Saluran Induk Karangtalun]] (panjang lebih dari 3 km), [[Saluran Mataram]] (populer sebagai "Selokan Mataram", 31,2 km), dan [[Saluran Van Der Wijck]] (17 km). Aliran sungai yang digunakan bagi saluran ini adalah aliran [[Sungai Progo]] di barat dan [[Sungai Opak]] di bagian timur. Untuk menangkap air dari sungai-sungai ini dibuat sejumlah [[bendung]]. Pangkal Saluran Van Der Wijck maupun Saluran Mataram adalah [[Bendung Karangtalun]] (populer dinamakan Ancol dan sekarang menjadi tempat wisata), yang berada di Kecamatan [[Ngluwar, Magelang|Ngluwar]], [[Kabupaten Magelang]], Provinsi [[Jawa Tengah]].
'''Jaringan Saluran Induk Mataram''' adalah sistem [[irigasi]] yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta bagian utara. Jaringan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu [[Saluran Induk Karangtalun]] (panjang lebih dari 3 km), [[Saluran Mataram]] (populer sebagai "Selokan Mataram", 31,2 km), dan [[Saluran Van Der Wijck]] (17 km). Aliran sungai yang digunakan bagi saluran ini adalah aliran [[Sungai Progo]] di barat dan [[Sungai Opak]] di bagian timur. Untuk menangkap air dari sungai-sungai ini dibuat sejumlah [[bendung]]. Pangkal Saluran Van Der Wijck maupun Saluran Mataram adalah [[Bendung Karangtalun]] (populer dinamakan Ancol dan sekarang menjadi tempat wisata), yang berada di Kecamatan [[Ngluwar, Magelang|Ngluwar]], [[Kabupaten Magelang]], Provinsi [[Jawa Tengah]].


Jaringan ini dibangun bertahap. Yang pertama adalah Saluran Van Der Wijck, dimulai pembuatannya pada tahun 1909 dan berakhir tahun 1932. Pada [[masa pendudukan Jepang]] dibangunlah Saluran Mataram (dinamakan Kanal Yoshiro pada awalnya). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglah aliran Kali Progo menuju Kali Opak. Pada tahun 1950 (dan diperbaiki 1980) dibangun Bendung dan Saluran Karangtalun.
Jaringan ini dibangun bertahap. Yang pertama adalah Saluran Van Der Wijck, dimulai pembuatannya pada tahun 1909 dan berakhir tahun 1932. Pada [[masa pendudukan Jepang]] dibangunlah Saluran Mataram (dinamakan Kanal Yoshiro pada awalnya). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglah aliran Kali Progo menuju Kali Opak. Pada tahun 1950 (dan diperbaiki 1980) dibangun Bendung dan Saluran Karangtalun.

Revisi per 13 November 2022 06.35

Jaringan Saluran Induk Mataram adalah sistem irigasi yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta bagian utara. Jaringan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Saluran Induk Karangtalun (panjang lebih dari 3 km), Saluran Mataram (populer sebagai "Selokan Mataram", 31,2 km), dan Saluran Van Der Wijck (17 km). Aliran sungai yang digunakan bagi saluran ini adalah aliran Sungai Progo di barat dan Sungai Opak di bagian timur. Untuk menangkap air dari sungai-sungai ini dibuat sejumlah bendung. Pangkal Saluran Van Der Wijck maupun Saluran Mataram adalah Bendung Karangtalun (populer dinamakan Ancol dan sekarang menjadi tempat wisata), yang berada di Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Jaringan ini dibangun bertahap. Yang pertama adalah Saluran Van Der Wijck, dimulai pembuatannya pada tahun 1909 dan berakhir tahun 1932. Pada masa pendudukan Jepang dibangunlah Saluran Mataram (dinamakan Kanal Yoshiro pada awalnya). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglah aliran Kali Progo menuju Kali Opak. Pada tahun 1950 (dan diperbaiki 1980) dibangun Bendung dan Saluran Karangtalun.

Pengelolaan jaringan irigasi ini dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo-Opak-Oyo (Balai PSDA WS POO/Balai POO) dan meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan sebagian kecil Kabupaten Gunungkidul. Cakupan pengairan potensial adalah 33.000 ha, untuk pengelontoran sistem sanitasi kota sekitar 0,4m3/detik dan pemasokan keperluan industri gula PG Madukismo 0,55 m3/detik pada musim giling, serta 0,22 m3/detik pada musim pemeliharaan melalui suplesi di Sungai Winongo yang diambil di Bendung Korbri atau Kobri di dusun Jogonalan Lor.