Lompat ke isi

Lembaga Nonstruktural: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
-iNu- (bicara | kontrib)
-iNu- (bicara | kontrib)
Baris 7: Baris 7:
==Daftar lembaga nonstruktural==
==Daftar lembaga nonstruktural==
Berikut adalah daftar LNS di Indonesia. Daftar ini mungkin belum mencakup keseluruhan, karena memang belum terdapat definisi secara formal mengenai LNS yang dapat dijadikan pedoman dalam mendefinisikan suatu lembaga sebagai LNS atau bukan. Pertengahan tahun 2009, LAN mengindentifikasikan jumlah LNS mencapai 92 lembaga.<ref name="Setneg">[http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4034&Itemid=55 Setneg Selanggarakan Diskusi Masa Depan Lembaga Non-Struktural di Indonesia]</ref>
Berikut adalah daftar LNS di Indonesia. Daftar ini mungkin belum mencakup keseluruhan, karena memang belum terdapat definisi secara formal mengenai LNS yang dapat dijadikan pedoman dalam mendefinisikan suatu lembaga sebagai LNS atau bukan. Pertengahan tahun 2009, LAN mengindentifikasikan jumlah LNS mencapai 92 lembaga.<ref name="Setneg">[http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4034&Itemid=55 Setneg Selanggarakan Diskusi Masa Depan Lembaga Non-Struktural di Indonesia]</ref>
* [[Badan Narkotika Nasional]] (BNN)
* [[Badan Pelaksana APEC]]
* [[Badan Pelaksana APEC]]
* [[Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi]] (BP Migas)
* [[Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi]] (BP Migas)
* [[Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo]]
* [[Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo]]
* [[Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian]]
* [[Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi]] (BPH Migas)
* [[Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi]] (BPH Migas)
* [[Badan Pengembangan Ekspor Nasional]]
* [[Badan Pengendalian Dampak Lingkungan]]
* [[Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama Internasional]]
* [[Badan Pertimbangan Jabatan Nasional]] (Baperjanas)
* [[Badan Pertimbangan Jabatan Nasional]] (Baperjanas)
* [[Badan Pertimbangan Kepegawaian]] (Bapek)
* [[Badan Pertimbangan Kepegawaian]] (Bapek)
* [[Badan Pertimbangan Perfilman Nasional]]
* [[Badan Pertimbangan Perfilman Nasional]]
* [[Badan Reintegrasi Aceh]] (BRA)
* [[Badan Reintegrasi Aceh]] (BRA)
* [[Dewan Buku Nasional]]
* [[Dewan Ekonomi Nasional]] (DEN)
* [[Dewan Ekonomi Nasional]] (DEN)
* [[Dewan Gula Indonesia]]
* [[Dewan Kelautan Indonesia]]
* [[Dewan Ketahanan Pangan]]
* [[Dewan Pembina Industri Strategis]]
* [[Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah]] (DPOD)
* [[Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah]] (DPOD)
* [[Dewan Pertimbangan Presiden]] (Wantimpres)
* [[Dewan Pertimbangan Presiden]] (Wantimpres)
* [[Dewan TIK Nasional]] (Detiknas)
* [[Dewan TIK Nasional]] (Detiknas)
* [[Komisi Hukum Nasional]] (KHN)
* [[Komisi Hukum Nasional]] (KHN)
* [[Komisi Independen Pengusutan Tindak Kekerasan di Aceh]]
* [[Komisi Kebenaran dan Persahabatan]] (KKP)
* [[Komisi Kebenaran dan Persahabatan]] (KKP)
* [[Komisi Kejaksaan Republik Indonesia]]
* [[Komisi Kepolisian Nasional]]
* [[Komite Nasional Keselamatan Transportasi]] (KNKT)
* [[Komite Nasional Keselamatan Transportasi]] (KNKT)
* [[Komite Olahraga Nasional Indonesia]] (KONI)
* [[Komite Olahraga Nasional Indonesia]] (KONI)
Baris 33: Baris 46:
* [[Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia]] (BAPMI)
* [[Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia]] (BAPMI)
* [[Badan Nasional Sertifikasi Profesi]] (BNSP)
* [[Badan Nasional Sertifikasi Profesi]] (BNSP)
* [[Dewan Pers]]
* [[Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan]] (Komnas Perempuan)
* [[Komisi Nasional Perempuan|Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan]] (Komnas Perempuan)
* [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM)
* [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM)
* [[Komisi Nasional Keselamatan Transportasi]] (KNKT)
* [[Komite Nasional Keselamatan Transportasi]] (KNKT)
* [[Komisi Pemilihan Umum]] (KPU)
* [[Komisi Pemilihan Umum]] (KPU)
* [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK)
* [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK)
* [[Komisi Penanggulan Aids]]
* [[Komisi Pengawas Persaingan Usaha]] (KPPU)
* [[Komisi Pengawas Persaingan Usaha]] (KPPU)
* [[Komisi Penyiaran Indonesia]] (KPI)
* [[Komisi Penyiaran Indonesia]] (KPI)

Revisi per 6 Desember 2009 02.19

Lembaga nonstruktural (disingkat LNS) adalah lembaga negara di Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan fungsi sektoral dari lembaga pemerintahan yang sudah ada.[1] LNS bertugas memberi pertimbangan kepada presiden atau menteri, atau dalam rangka koordinasi atau pelaksanaan kegiatan tertentu atau membantu tugas tertentu dari suatu kementerian.

LNS bersifat nonstruktural, dalam arti tidak termasuk dalam struktur organisasi kementerian/departemen ataupun Lembaga Pemerintah Non Departemen. Kepala LNS umumnya ditetapkan oleh presiden, tetapi LNS dapat juga dikepalai oleh menteri, bahkan wakil presiden atau presiden sendiri. Sedangkan nomenklatur yang digunakan antara lain adalah "dewan", "badan", "lembaga", "tim", dan lain-lain.

Daftar lembaga nonstruktural

Berikut adalah daftar LNS di Indonesia. Daftar ini mungkin belum mencakup keseluruhan, karena memang belum terdapat definisi secara formal mengenai LNS yang dapat dijadikan pedoman dalam mendefinisikan suatu lembaga sebagai LNS atau bukan. Pertengahan tahun 2009, LAN mengindentifikasikan jumlah LNS mencapai 92 lembaga.[2]

Lembaga independen

Lembaga independen juga sering diklasifikasikan sebagai LNS. Lembaga-lembaga ini dibentuk oleh pemerintah pusat, namun bekerja secara independen. Berikut adalah daftar beberapa lembaga independen:

Bekas lembaga nonstruktural

Kontroversi

Pembentukan LNS mulai marak pasca reformasi. Ada yang dibentuk melalui UU, PP, perpres, ataupun keppres. Peningkatan jumlah LNS setiap tahunnya dapat menyebabkan tugas dan fungsi tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada dan dapat menambah pengeluaran anggaran belanja negara, walau ada beberapa LNS yang tidak memerlukan anggaran besar.

Selain itu, tidak adanya definisi secara formal mengenai LNS mempersulit para pakar maupun lembaga dalam mengidentifikasikan LNS. Akibatnya, terjadi perbedaan opini tentang jumlah LNS yang ada di Indonesia. Pertengahan tahun 2009, LAN mengindentifikasikan jumlah LNS mencapai 92 lembaga.[2]

Posisi LNS dalam konteks keuangan negara juga menjadi sorotan. Sepertiga dari jumlah LNS dibiayai oleh APBN. Pendanaan kegiatannya bergabung dengan pendanaan kegiatan kementerian/lembaga, bukan sebagai satuan kerja tersendiri. Hal ini dapat berimplikasi pada tumpang tindihnya tugas dan wewenang antara kementerian/lembaga dengan LNS yang nantinya dapat menyebabkan inefisiensi anggaran.

Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN, baik untuk laporan keuangan maupun laporan kinerja yang berada di kementerian/lembaga, bukan dilakukan oleh LNS sebagai lembaga. Karena tidak adanya laporan kinerja dan laporan keuangan yang mandiri, audit kinerja dan audit keuangan akan kesulitan untuk menilai akuntabilitas LNS bersangkutan.[2]

Penataan

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Setneg bekerjasama dengan 14 perguruan tinggi dan melibatkan beberapa pakar melalui kegiatan penelitian, diskusi dan seminar, muncul rekomendasi untuk menata ulang keberadaan LNS. Dari 92 lembaga, 13 diusulkan dihapus, sedangkan 39 lainnya akan digabungkan. Lembaga yang akan dihapus dan digabungkan tersebut hanyalah lembaga yang dibentuk dengan keppres dan perpres, sedangkan yang dibentuk dengan UU akan dilakukan penelaahan lebih komprehensif. Penataan ini akan dilakukan dalam waktu 5 tahun.[1][3]

13 LNS yang akan dihapus adalah sebagai berikut:[4]

Referensi

Lihat pula

Pranala luar