Lompat ke isi

Hamengkubuwana IX: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 64: Baris 64:
<sup>[1]</sup> Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adams mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Pakualam adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer ke-1.
<sup>[1]</sup> Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adams mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Pakualam adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer ke-1.


[2] Peranan Sultan dalam serangan umum 1 Maret 1949 oleh TNI masih tidak singkron dengan versi Soeharto. Menurut Sultan, beliaulah yang melihat semangat juang rakyat melemah dan menganjurkan serangan umum. Sedangkan menurut Pak Harto, beliau baru bertemu Sultan malah setelah penyerahan kedaulatan. Sultan menggunakan dana pribadinya (dari istana Yogyakarta) untuk membayar gaji pegawai republik yang tidak mendapat gaji semenjak Agresi Militer ke-2.
<sup>[2]</sup> Peranan Sultan dalam serangan umum 1 Maret 1949 oleh TNI masih tidak singkron dengan versi Soeharto. Menurut Sultan, beliaulah yang melihat semangat juang rakyat melemah dan menganjurkan serangan umum. Sedangkan menurut Pak Harto, beliau baru bertemu Sultan malah setelah penyerahan kedaulatan. Sultan menggunakan dana pribadinya (dari istana Yogyakarta) untuk membayar gaji pegawai republik yang tidak mendapat gaji semenjak Agresi Militer ke-2.


Sejak [[1946]] beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]]. Jabatan resminya pada tahun [[1966]] adalah ialah ''Menteri Utama'' di bidang Ekuin. Pada tahun [[1973]] beliau diangkat sebagai [[Wakil Presiden Republik Indonesia|wakil presiden]]. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden [[Soeharto]] yang represif seperti pada [[Peristiwa Malari]] dan hanyut pada [[KKN]].
Sejak [[1946]] beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]]. Jabatan resminya pada tahun [[1966]] adalah ialah ''Menteri Utama'' di bidang Ekuin. Pada tahun [[1973]] beliau diangkat sebagai [[Wakil Presiden Republik Indonesia|wakil presiden]]. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden [[Soeharto]] yang represif seperti pada [[Peristiwa Malari]] dan hanyut pada [[KKN]].
Baris 74: Baris 74:
Sultan Hamengku Buwono IX tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara 1945-1988 dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara 1940-1988.
Sultan Hamengku Buwono IX tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara 1945-1988 dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara 1940-1988.



'''Pustaka'''
== Referensi ==

{{reflist}}

<sup>[1]</sup> Roem, Mohammad. Tahta untuk Rakyat, Jakarta: Gramedia (1982)
<sup>[1]</sup> Roem, Mohammad. Tahta untuk Rakyat, Jakarta: Gramedia (1982)

<sup>[2]</sup> Pour, Julius. Doorstood Nar Jogya, Jakarta: Gramedia (2010)
<sup>[2]</sup> Pour, Julius. Doorstood Nar Jogya, Jakarta: Gramedia (2010)



Revisi per 17 Maret 2010 06.26

Sri Sultan
Hamengkubuwana IX
Wakil Presiden Indonesia 2
Masa jabatan
24 Maret 1973 – 23 Maret 1978
PresidenSoeharto
Sebelum
Pengganti
Adam Malik
Sebelum
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia 1
Masa jabatan
25 Juli 1966 – 17 Oktober 1967
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Tidak Ada
Pengganti
Ali Wardhana
Sebelum
Menteri Pertahanan Republik Indonesia 5
Masa jabatan
4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949
PresidenSoekarno
Sebelum
Pengganti
Abdul Halim
Sebelum
Masa jabatan
3 April 1952 – 30 Juli 1953
PresidenSoekarno
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 1
Masa jabatan
17 Agustus 1945 – 1 Oktober 1988
PresidenSoekarno
Soeharto
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, jabatan baru
Pengganti
Paku Alam VIII (Pejabat Gubernur)
Sebelum
Raja Kesultanan Yogyakarta 9
Masa jabatan
18 Maret 1940 – 1 Oktober 1988
Informasi pribadi
Lahir(1912-04-12)12 April 1912
Sompilan Ngasem, Yogyakarta, Indonesia
Meninggal2 Oktober 1988(1988-10-02) (umur 76)
Washington, DC, Amerika Serikat
KebangsaanIndonesia
Partai politikNon Partai
AnakAdipati Anum, dll.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sri Sultan Hamengkubuwana IX (12 April 1912 – 2 Oktober 1988) adalah salah seorang raja yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Ia juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Biografi

Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Di umur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda ("Sultan Henkie").

Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Songo". Ia merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".

[1] Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adams mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Pakualam adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer ke-1.

[2] Peranan Sultan dalam serangan umum 1 Maret 1949 oleh TNI masih tidak singkron dengan versi Soeharto. Menurut Sultan, beliaulah yang melihat semangat juang rakyat melemah dan menganjurkan serangan umum. Sedangkan menurut Pak Harto, beliau baru bertemu Sultan malah setelah penyerahan kedaulatan. Sultan menggunakan dana pribadinya (dari istana Yogyakarta) untuk membayar gaji pegawai republik yang tidak mendapat gaji semenjak Agresi Militer ke-2.

Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.

Beliau ikut menghadiri perayaan 50 tahun kekuasaan Ratu Wilhelmina di Amsterdam, Belanda pada tahun 1938

Minggu malam 2 Oktober 1988, ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.

Sultan Hamengku Buwono IX tercatat sebagai Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia antara 1945-1988 dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara 1940-1988.


Referensi

[1] Roem, Mohammad. Tahta untuk Rakyat, Jakarta: Gramedia (1982)

[2] Pour, Julius. Doorstood Nar Jogya, Jakarta: Gramedia (2010)

Silsilah

Mata uang Indonesia yang bergambar Hamengkubuwono IX
  • Anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwono VIII dan istri kelimanya RA Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku Negara/Kanjeng Alit.
  • Memiliki lima istri:
  1. BRA Pintakapurnama/KRA Pintakapurnama tahun 1940
  2. RA Siti Kustina/BRA Windyaningrum/KRA Widyaningrum/RAy Adipati Anum, putri Pangeran Mangkubumi, tahun 1943
  3. Raden Gledegan Ranasaputra/KRA Astungkara, putri Raden Lurah Ranasaputra dan Sujira Sutiyati Ymi Salatun, tahun 1948
  4. KRA Ciptamurti
  5. Norma Musa/KRA Nindakirana, putri Handaru Widarna tahun 1976
  • Memiliki lima belas putra:
  1. BRM Arjuna Darpita/KGPH Mangkubumi/KGPAA Mangkubumi/Sri Sultan Hamengkubuwono X dari KRA Widyaningrum
  2. BRM Murtyanta/GBPH Adi Kusuma/KGPH Adi Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Dr. Sri Hardani
  3. BRM Ibnu Prastawa/GBPH Adi Winata dari KRA Widyaningrum, menikah dengan Aryuni Utari
  4. BRM Kaswara/GBPH Adi Surya dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Andinidevi
  5. BRM Arumanta/GBPH Prabu Kusuma dari KRA Astungkara, menikah dengan Kuswarini
  6. BRM Sumyandana/GBPH Jaya Kusuma dari KRA Windyaningrum
  7. BRM Kuslardiyanta dari KRA Astungkara, menikah dengan Jeng Yeni
  8. BRM Anindita/GBPH Paku Ningrat dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Nurita Afridiani
  9. BRM Sulaksamana/GBPH Yudha Ningrat dari KRA Astungkara, menikah dengan Raden Roro Endang Hermaningrum
  10. BRM Abirama/GBPH Chandra Ningrat dari KRA Astungkara, menikah dengan Hery Iswanti
  11. BRM Prasasta/GBPH Chakradiningrat dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Lakhsmi Indra Suharjana
  12. BRM Arianta dari KRA Ciptamurti, menikah dengan Farida Indah.
  13. BRM Sarsana dari KRA Ciptamurti
  14. BRM Harkamaya dari KRA Ciptamurti
  15. BRM Svatindra dari KRA Ciptamurti
  • Memiliki tujuh putri:
  1. BRA Gusti Sri Murhanjati/GKR Anum dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan Kolonel Budi Permana/KPH Adibrata yang menjadi Gubernur Sulawesi Selatan
  2. BRA Sri Murdiyatun/GBRAy Murda Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan KRT Murda Kusuma
  3. BRA Dr Sri Kuswarjanti/GBRAy Dr. Riya Kusuma dari KRA Widyaningrum, menikah dengan KRT Riya Kusuma
  4. BRA Dr Sri Muryati/GBRAy Dr. Dharma Kusuma dari KRA Pintakapurnama, menikah dengan KRT Dharma Kusuma
  5. BRA Kuslardiyanta dari KRA Ciptomurti
  6. BRA Sri Kusandanari dari KRA Astungkara
  7. BRA Sri Kusuladewi/BRAy Padma Kusuma dari KRA Astungkara, menikah dengan KRT Padma Kusuma

Pendidikan

  • Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
  • Eerste Europese Lagere School (1925)
  • Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
  • Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi

Jabatan

Sultan HB IX sekitar akhir 1940-an

Pahlawan Nasional

Hamengkubuwana IX diangkat menjadi pahlawan nasional tanggal 8 Juni 2003 oleh presiden Megawati Soekarnoputri.

Lihat pula

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Drs. Mohammad Hatta
Wakil Presiden Republik Indonesia
1973-1978
Diteruskan oleh:
H. Adam Malik
Didahului oleh:
tidak ada
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
1945-1988
Diteruskan oleh:
Sri Paku Alam VIII
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Hamengkubuwono VIII
Raja Kesultanan Yogyakarta
1940-1988
Diteruskan oleh:
Hamengkubuwono X