Rekayasa geoteknik: Perbedaan antara revisi
Baris 13: | Baris 13: | ||
Di rekayasa geoteknik, tanah dianggap material yang berwujud tiga fase terdiri dari : batuan atau partikel [[mineral]], [[air]], dan [[udara]]. Rongga tanah, yang merupakan spasi antar partikel mineral, mengandung air dan udara. |
Di rekayasa geoteknik, tanah dianggap material yang berwujud tiga fase terdiri dari : batuan atau partikel [[mineral]], [[air]], dan [[udara]]. Rongga tanah, yang merupakan spasi antar partikel mineral, mengandung air dan udara. |
||
Sifat-sifat keteknikan tanah dipengaruhi oleh empat faktor utama : dominasi ukuran partikel mineral, tipe |
Sifat-sifat keteknikan tanah dipengaruhi oleh empat faktor utama : dominasi ukuran partikel mineral, tipe partikel mineral, distribusi ukuran butir, jumlah relatif mineral, air, dan kehadiran udara di matriks tanah. Partikel halus didefinisikan sebagai partikel dengan diameter kurang dari 0.075mm |
||
Revisi per 19 Oktober 2015 14.18
Rekayasa geoteknik adalah cabang teknik sipil yang terkait dengan perilaku bumi atau tanah. Rekayasa geoteknik juga digunakan di teknik militer, pertambangan, perminyakan, dan disiplin ilmu lainnya yang terkait dengan konstruksi di atas atau di bawah permukaan. Rekayasa geoteknik menggunakan prinsip mekanika tanah dan mekanika batuan untuk meneliti kondisi di bawah permukaan dan materialnya, menentukan sifat fisik dan mekaniknya, stabilitas lereng, menilai risiko yang dialami suatu konstruksi, desain struktur pondasi, mengawasi kondisi konstruksi, dan lain lain[1][2]
Sejarah
Manusia telah menggunakan tanah sebagai bahan untuk mengendalikan banjir, irigasi, pemakaman, pondasi bangunan, dan sebagai bahan bangunan. Aktivitas pertama yang terkait dengan penggunaan bendungan dan kanal untuk irigasi dan pengendalian banjir dilakukan setidkanya sejak 2000 SM di Mesir Kuno, Mesopotamia, dan kawasan Hilal Subur, juga di Mohenjo Daro dan Harappa di Lembah Sungai Indus. Hingga abad ke 18, tidak ada basis ilmiah yang tertulis mengenai konstruksi tersebut dan lebih banyak berada pada ranah seni dibandingkan sains, dan kemampuan membangun diturunkan dari generasi ke generasi melalui guild mason atau perkumpulan tukang batu.[3]
Masalah terkait pondasi yang paling ternama adalah Menara Miring Pisa. Pada tahun 1717, Henri Gautier, insinyur kerajaan Prancis mendapati keberadaan dua jenis tanah yang berbeda yang menjadi pondasi dasar dari Menara Pisa yang menyebabkan perbedaan tekanan tanah secara lateral.[3][4]
Mekanika Tanah
Di rekayasa geoteknik, tanah dianggap material yang berwujud tiga fase terdiri dari : batuan atau partikel mineral, air, dan udara. Rongga tanah, yang merupakan spasi antar partikel mineral, mengandung air dan udara.
Sifat-sifat keteknikan tanah dipengaruhi oleh empat faktor utama : dominasi ukuran partikel mineral, tipe partikel mineral, distribusi ukuran butir, jumlah relatif mineral, air, dan kehadiran udara di matriks tanah. Partikel halus didefinisikan sebagai partikel dengan diameter kurang dari 0.075mm
Lihat pula
- Fisika tanah
- Geologi
- Ilmu tanah
- Karl von Terzaghi
- Landfill
- Mekanika tanah
- Pengendalian sedimen
- Reklamasi lahan
- Teknik sipil
Referensi
- ^ Terzaghi, K., Peck, R.B. and Mesri, G. (1996), Soil Mechanics in Engineering Practice 3rd Ed., John Wiley & Sons, Inc. ISBN 0-471-08658-4
- ^ Holtz, R. and Kovacs, W. (1981), An Introduction to Geotechnical Engineering, Prentice-Hall, Inc. ISBN 0-13-484394-0
- ^ a b Das, Braja (2006). Principles of Geotechnical Engineering. Thomson Learning.
- ^ Budhu, Muni (2007). Soil Mechanics and Foundations. John Wiley & Sons, Inc. ISBN 978-0-471-43117-6.
Bahan bacaan terkait
- Holtz, R. and Kovacs, W. (1981), An Introduction to Geotechnical Engineering, Prentice-Hall, Inc. ISBN 0-13-484394-0
- Bowles, J. (1988), Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill Publishing Company. ISBN 0-07-006776-7
- Cedergren, Harry R. (1977), Seepage, Drainage, and Flow Nets, Wiley. ISBN 0-471-14179-8
- Kramer, Steven L. (1996), Geotechnical Earthquake Engineering, Prentice-Hall, Inc. ISBN 0-13-374943-6
- Freeze, R.A. & Cherry, J.A., (1979), Groundwater, Prentice-Hall. ISBN 0-13-365312-9
- Lunne, T. & Long, M.,(2006), Review of long seabed samplers and criteria for new sampler design, Marine Geology, Vol 226, p. 145-165
- Mitchell, James K. & Soga, K. (2005), Fundamentals of Soil Behavior 3rd ed., John Wiley & Sons, Inc. ISBN 978-0-471-46302-3
- Rajapakse, Ruwan., (2005), "Pile Design ans Construction", 2005. ISBN 0-9728657-1-3
- Fang, H.-Y. and Daniels, J. (2005) Introductory Geotechnical Engineering : an environmental perspective, Taylor & Francis. ISBN 0-415-30402-4
- NAVFAC (Naval Facilities Engineering Command) (1986) Design Manual 7.01, Soil Mechanics, US Government Printing Office
- NAVFAC (Naval Facilities Engineering Command) (1986) Design Manual 7.02, Foundations and Earth Structures, US Government Printing Office
- NAVFAC (Naval Facilities Engineering Command) (1983) Design Manual 7.03, Soil Dynamics, Deep Stabilization and Special Geotechnical Construction, US Government Printing Office
- Terzaghi, K., Peck, R.B. and Mesri, G. (1996), Soil Mechanics in Engineering Practice 3rd Ed., John Wiley & Sons, Inc. ISBN 0-471-08658-4
- Santamarina, J.C., Klein, K.A., & Fam, M.A. (2001), "Soils and Waves: Particulate Materials Behavior, Characterization and Process Monitoring", Wiley, ISBN 978-0-471-49058-6
- Firuziaan, M. and Estorff, O., (2002), "Simulation of the Dynamic Behavior of Bedding-Foundation-Soil in the Time Domain", Springer Verlag.