Komunikasi militer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seorang kurir Jepang dikejar oleh Cossack, 1904.

Komunikasi militer atau Semboyan militer adalah hal yang melibatkan semua aspek komunikasi, atau penyampaian informasi, dalam kemiliteran. Komunikasi militer telah ada dan dilakukan sejak dari masa prasejarah hingga saat ini. Komunikasi militer yang paling awal yang pernah dilakukan disampaikan oleh pelari. Selanjutnya komunikasi berkembang menjadi sinyal suara dan visual, dan kemudian beralih ke era elektornik. Contoh komunikasi militer antara lain: teks, audio, faksimili, komunikasi berbasis taktis darat, sinyal angkatan laut, gelombang mikro terestrial, pemancar troposfer, sistem dan peralatan komunikasi satelit, pengawasan dan analisis sinyal, keamanan, pencarian arah dan jamming.[1]

Sejarah singkat[sunting | sunting sumber]

Pada abad-abad yang lampau, untuk mengkomunikasikan sebuah pesan biasanya membutuhkan seseorang untuk pergi dari suatu tempat ke tempat tujuan dengan membawa pesan tersebut. Oleh karena itu, istilah "komunikasi" sering menyiratkan kemampuan untuk mengangkut orang dan juga perlengkapan. Sehingga hubungan antara transportasi dan komunikasi sangat berkaitan erat. Dengan demikian, tempat yang telah dikepung adalah tempat yang telah kehilangan komunikasi dari dua arah. Seiring dengan perkembangan teknologi keterkaitan antara transportasi dengan komunikasi/pengiriman pesan semakin menurun, dan bisa dihilangkan sama sekali.[2]

Kurir militer Panzerfaust pada masa Perang Dunia II. (Museum Sejarah Militer di Diekirch, Luksemburg)

Komunikasi militer pada awalnya menggunakan tenaga pelari atau pengiriman dan alat pengirim/penerima sinyal sederhana (terkadang pesan dikodekan agar tidak dapat diketahui oleh pihak lain). Penggunaan peralatan khusus pertama kalinya di komunikasi militer dengan menggunakan alat yang disebut Semapur. Dalam satuan militer saat ini, unit yang mengkhususkan diri pada taktik ini biasanya disebut sebagai Signal Corps/Korps Sinyal. Sistem satuan militer Romawi yang berhubungan dengan komunikasi (Cursus Publicus atau Cursus Vehicularis) adalah contoh awal dalam hal ini. Selanjutnya, penggunaan istilah Signal dan Signaller menjadi sebutan yang mengacu pada istilah militer yang pemahamannya sangat berbeda dengan metode komunikasi umum (yang digunakan sipil) dalam penggunaan senjata.

Militer dari berbagai negara saat ini melakukan aktivitas komunikasi yang sangat intens dan rumit setiap hari, menggunakan metode telekomunikasi dan komputasi modern. Hanya sebagian kecil dari kegiatan ini yang berhubungan langsung dengan aksi pertempuran/perperangan. Konsep modern perang saat ini yang disebut dengan istilah Network Centric Warfare (NCW) mengandalkan metode komunikasi dan kontrol berorientasi jaringan untuk membuat kekuatan yang ada jauh lebih efektif.[3]

Kerangka kerja NCW ini mempunyai peran baru, yaitu adanya: (1) Information superiority, Informasi dan data menjadi aset penting dalam peperangan; (2) Situational Awareness, Pemahaman situasi lebih cepat dan tepat; (3) Speed of Command, Kecepatan bertindak; (4) Deep Sensor Reach, Data lebih rinci.[4]

Perang gaya baru[sunting | sunting sumber]

Jika di masa lalu perang bertujuan untuk memperebutkan aset berbentuk fisik, maka pada saat ini telah meluas ke aset non fisik. Dalam perang biasanya lokasi dengan Sumber Daya Alam seperti pertambangan, perminyakan, dan SDA lainnya menjadi target penguasaan. Namun saat ini bahwa "Data adalah Kekayaan Minyak Baru/Data is the New Oil". Hal ini membuat data diperebutkan, caranya bisa dengan pencurian data atau penguasaan data tanpa batas wilayah melalui perusahaan atau organisasi yang tidak terlihat secara langsung.

Ekosistem peperangan saat ini ibarat perkotaan, ada "System of system". Ada banyak sub-sistem yang menjadi bagian dari peperangan, bisa berupa gabungan dari berbagai macam angkatan (Darat, Laut, Udara, Siber, dll). Sementara di masing-masing angkatan mempunyai peralatan serta logistik dengan berbagai komponen yang terus terhubung dan hal-hal lainnya yang terkait. Ada juga sistem penginderaan, sistem komputasi, sistem pergerakan, sistem keamanan, dan lain sebagainya.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "IHS Jane's Military Communication". www.Janes.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2012. 
  2. ^ Connors, Joseph; Gwartney, James; Montesinos, Hugo (Winter 2020). "The Transportation-Communication Revolution: 50 Years of Dramatic Change in Economic Development" (PDF). www.cato.org (dalam bahasa Inggris). Cato Journal. Diakses tanggal 8 November 2022. 
  3. ^ Petruzzello, Melissa. "Signal Corps". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 November 2022. 
  4. ^ a b Supangkat, Suhono Harso (12 Agustus 2021). "Network Centric Warfare, Gaya Perang Baru di Era Digital". www.kompas.com. Diakses tanggal 8 November 2022.