Mahmud Syah III dari Johor: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 38: | Baris 38: | ||
== Peran dan perjuangan == |
== Peran dan perjuangan == |
||
=== Awal pemerintahan === |
|||
Pelantikan Mahmud Syah III sebagai sultan digambarkan dalam [[Tuhfat al-Nafis]] dalam suasana yang sangat meriah. Ia digendong menuju kursi kebesaran [[Kesultanan Johor]]-[[Pahang]]-[[Kesultanan Riau-Lingga|Riau-Lingga]] oleh seorang Bugis yang bernama To Kubu.<ref name=":3" /> Pada saat pelantikan itu, pihak [[Bugis]] dan [[suku Melayu|Melayu]] sepakat untuk mengakui Mahmud Syah III sebagai Raja Johor-Riau-Lingga yang harus disegani.{{sfn|Hooker, 1991|p=321}} |
|||
Pada awal masa pemerintahannya, jabatan [[Yang Dipertuan Muda]] dipegang oleh kepala [[suku Bugis]] yang kuat, [[:ms:Daeng Kemboja|Daeng Kemboja]] (menjabat 1745-1777).{{sfn|Trcocki , 2007|p=161}} Baru pada tahun 1777 jabatannya digantikan oleh [[Raja Haji Fisabilillah]] (menjabat 1777-1784).<ref name=":3" /> |
|||
=== Perjanjian dengan Belanda === |
=== Perjanjian dengan Belanda === |
||
Mahmud Syah III memerintah pada masa ketika persaingan dagang antara [[Bugis]]-[[Belanda]] semakin meningkat. Dia mengeksploitasi persaingan dengan mengakhiri sebuah perjanjian perlindungan dengan [[VOC]] di kapal ''Utrecht'' pada tanggal 10 November 1784.{{sfn|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011|p=71}} Dia kemudian diberi julukan 'Pangeran yang Sangat Sederhana' (''Doorlugtigen Vorst'').<ref name=':1' /> |
|||
=== Pemindahan ibukota === |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
=== Catatan kaki === |
=== Catatan kaki === |
||
{{reflist}} |
{{reflist|30em}} |
||
=== Bibliografi === |
=== Bibliografi === |
||
* {{cite book |last=Abdul Hamid |first=Ahmad Sarji |date=2011 |title=[[:en:Encyclopedia of Malaysia|The Encyclopedia of Malaysia]] |chapter=16 - The Rulers of Malaysia |url= |location=Kuala Lumpur |publisher=Editions Didier Millet |page= |ref={{sfnRef|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011}} |isbn=9789813018549 |author-link= }} |
* {{cite book |last=Abdul Hamid |first=Ahmad Sarji |date=2011 |title=[[:en:Encyclopedia of Malaysia|The Encyclopedia of Malaysia]] |chapter=16 - The Rulers of Malaysia |url= |location=Kuala Lumpur |publisher=Editions Didier Millet |page= |ref={{sfnRef|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011}} |isbn=9789813018549 |author-link= }} |
||
* {{cite book |last=Trcocki |first=Carl A. |date=2007 |title=Prince of Pirates : The Temenggongs and the Developments of Johor and Singapore |url= |location=Singapura |publisher=NUS Press |page= |ref={{sfnRef|Trcocki , 2007}} |isbn=9789971693763 |author-link= }} |
* {{cite book |last=Trcocki |first=Carl A. |date=2007 |title=Prince of Pirates : The Temenggongs and the Developments of Johor and Singapore |url= |location=Singapura |publisher=NUS Press |page= |ref={{sfnRef|Trcocki , 2007}} |isbn=9789971693763 |author-link= }} |
||
* {{cite book |last=Hooker |first=Virginia Matheson |date=1991 |title=Tuhfat al-Nafis: Sejarah Melayu-Islam |url= |location=Kuala Lumpur |publisher=Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia |page= |ref={{sfnRef|Hooker, 1991}} |isbn=9789836221230 |oclc=33086575 |language=ms |author-link= }} |
|||
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]] |
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]] |
Revisi per 9 November 2017 20.22
Sultan Mahmud Riayat Syah (Mahmud Syah III) محمود شاه | |
---|---|
Sultan Johor | |
Berkuasa | 1770–1811 |
Pendahulu | Ahmad Riayat Syah |
Penerus | Abdul Rahman Muazzam Syah dari Johor (sultan Riau-Lingga) Hussein Syah dari Johor (sultan Johor) |
Kelahiran | 24 Maret 1756 Kuala Selangor |
Kematian | 12 Januari 1811 Daik, Lingga | (umur 54)
Pemakaman | Masjid Sultan Lingga, Daik, Lingga, Kepulauan Riau |
Pasangan | lihat di bawah |
Keturunan | Hussein Syah Abdul Rahman Muazzam Syah |
Wangsa | Dinasti Bendahara |
Ayah | Abdul Jalil Muazzam Syah dari Johor |
Ibu | Tengku Puteh binti Daeng Chelak |
Agama | Sunni Islam |
Paduka Sri al-Wakil al-Imam Sultan Mahmud Riayat Syah Zilullah fil-Alam Khalifat ul-Muminin ibni al-Marhum Sultan Abdul Jalil Syah atau lebih dikenal dengan Sultan Mahmud Syah III (24 Maret 1756 – 12 Januari 1811) adalah Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Johor-Pahang-Riau-Lingga ke-15 yang memerintah dari tahun 1770 sampai 1811.[1]
Selama masa kekuasaannya, Mahmud Syah III selaku sultan didampingi oleh empat orang Yang di-Pertuan Muda (YDM), yakni secara berturut-turut YDM Daeng Kemboja (1745-1777), YDM Raja Haji Fisabilillah (1777-1784), YDM Raja Ali (1784-1805), dan YDM Raja Jaafar (1805-1831).[2]
Biografi
Kehidupan awal
Lahir pada tanggal 24 Maret 1756, Mahmud Syah III adalah anak bungsu dari sultan Johor ke-13, Abdul Jalil Muazzam Syah dengan istri keduanya, Tengku Puteh binti Daeng Chelak.[1] Mahmud Syah III adalah adik sultan Johor ke-14, Ahmad Riayat Syah (berkuasa dari tahun 1761-1770).[3]
Keluarga
Selama hidupnya, Mahmud Syah III menikahi beberapa perempuan, di antaranya:[1]
- Encik Engku Puteh binti Tun Abdul Majid (meninggal di Kuala Pahang tahun 1803, tidak memiliki keturunan)
- Encik Makoh binti Encek Jaafar (Daeng Maturang, seorang pembesar Bugis). Dari pernikahan ini lahir Hussein Syah (sultan Johor setelahnya yang diangkat oleh kolonial Inggris).[4]
- Encik Mariam (meninggal di Lingga, 1831) binti Dato' Hassan (pembesar Bugis dari Sidenreng, Sulawesi Selatan), menikah tahun 1780. Dari pernikahan ini lahir Abdul Rahman Muazzam Syah (sultan Johor setelahnya & sultan Riau-Lingga pertama) dan Tengku Putri Bulang.
- Raja Hamidah (Tengku Putri, 1764-5 Agustus 1844) binti Raja Haji Fisabilillah, menikah di Riau tahun 1804 dengan Pulau Penyengat sebagai mas kawinnya.[5] Dari pernikahan ini lahir seorang anak perempuan.
Peran dan perjuangan
Awal pemerintahan
Pelantikan Mahmud Syah III sebagai sultan digambarkan dalam Tuhfat al-Nafis dalam suasana yang sangat meriah. Ia digendong menuju kursi kebesaran Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga oleh seorang Bugis yang bernama To Kubu.[3] Pada saat pelantikan itu, pihak Bugis dan Melayu sepakat untuk mengakui Mahmud Syah III sebagai Raja Johor-Riau-Lingga yang harus disegani.[6]
Pada awal masa pemerintahannya, jabatan Yang Dipertuan Muda dipegang oleh kepala suku Bugis yang kuat, Daeng Kemboja (menjabat 1745-1777).[7] Baru pada tahun 1777 jabatannya digantikan oleh Raja Haji Fisabilillah (menjabat 1777-1784).[3]
Perjanjian dengan Belanda
Mahmud Syah III memerintah pada masa ketika persaingan dagang antara Bugis-Belanda semakin meningkat. Dia mengeksploitasi persaingan dengan mengakhiri sebuah perjanjian perlindungan dengan VOC di kapal Utrecht pada tanggal 10 November 1784.[8] Dia kemudian diberi julukan 'Pangeran yang Sangat Sederhana' (Doorlugtigen Vorst).[1]
Pemindahan ibukota
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b c d Buyers, Christopher (2009). "Johor - Genealogy of Bendahara dynasty (4)". www.royalark.net. Diakses tanggal 2017-11-09.
- ^ Admin (2012-10-16). "Abdul Malik, 'Kearifan Sultan Mahmud Syah III'". website resmi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-30. Diakses tanggal 2017-11-09.
- ^ a b c Swastiwi, Anastasia Wiwik (2015-02-10). "Mengenal Lebih Dekat Sultan Mahmud Syah III". website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-14. Diakses tanggal 2017-11-09.
- ^ Buyers, Christopher (2009). "Johor - Genealogy of Bendahara dynasty (5)". www.royalark.net. Diakses tanggal 2017-11-09.
- ^ Arman, Dedi (2016-12-23). "Lintasan Sejarah Dari Bintan sampai Berakhirnya Kerajaan Riau Lingga". website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-25. Diakses tanggal 2017-11-09.
- ^ Hooker, 1991, hlm. 321.
- ^ Trcocki , 2007, hlm. 161.
- ^ Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011, hlm. 71.
Bibliografi
- Abdul Hamid, Ahmad Sarji (2011). "16 - The Rulers of Malaysia". The Encyclopedia of Malaysia. Kuala Lumpur: Editions Didier Millet. ISBN 9789813018549.
- Trcocki, Carl A. (2007). Prince of Pirates : The Temenggongs and the Developments of Johor and Singapore. Singapura: NUS Press. ISBN 9789971693763.
- Hooker, Virginia Matheson (1991). Tuhfat al-Nafis: Sejarah Melayu-Islam (dalam bahasa Melayu). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia. ISBN 9789836221230. OCLC 33086575.