Lompat ke isi

Mahmud Syah III dari Johor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 38: Baris 38:


== Peran dan perjuangan ==
== Peran dan perjuangan ==
=== Awal pemerintahan ===
Pelantikan Mahmud Syah III sebagai sultan digambarkan dalam [[Tuhfat al-Nafis]] dalam suasana yang sangat meriah. Ia digendong menuju kursi kebesaran [[Kesultanan Johor]]-[[Pahang]]-[[Kesultanan Riau-Lingga|Riau-Lingga]] oleh seorang Bugis yang bernama To Kubu.<ref name=":3" /> Pada saat pelantikan itu, pihak [[Bugis]] dan [[suku Melayu|Melayu]] sepakat untuk mengakui Mahmud Syah III sebagai Raja Johor-Riau-Lingga yang harus disegani.{{sfn|Hooker, 1991|p=321}}

Pada awal masa pemerintahannya, jabatan [[Yang Dipertuan Muda]] dipegang oleh kepala [[suku Bugis]] yang kuat, [[:ms:Daeng Kemboja|Daeng Kemboja]] (menjabat 1745-1777).{{sfn|Trcocki , 2007|p=161}} Baru pada tahun 1777 jabatannya digantikan oleh [[Raja Haji Fisabilillah]] (menjabat 1777-1784).<ref name=":3" />

=== Perjanjian dengan Belanda ===
=== Perjanjian dengan Belanda ===
Pada awal masa pemerintahannya, jabatan [[Yang Dipertuan Muda]] dipegang oleh kepala [[suku Bugis]] yang kuat, [[:ms:Daeng Kemboja|Daeng Kemboja]] (menjabat 1745-1777).{{sfn|Trcocki , 2007|p=161}} Mahmud Syah III memerintah pada masa ketika persaingan dagang antara [[Bugis]]-[[Belanda]] semakin meningkat. Dia mengeksploitasi persaingan dengan mengakhiri sebuah perjanjian perlindungan dengan [[VOC]] di kapal ''Utrecht''{{sfn|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011|p=71}} pada tanggal 10 November 1784 di mana dia diberi julukan 'Pangeran yang Sangat Sederhana' ('Doorlugtigen Vorst').<ref name=':1' />
Mahmud Syah III memerintah pada masa ketika persaingan dagang antara [[Bugis]]-[[Belanda]] semakin meningkat. Dia mengeksploitasi persaingan dengan mengakhiri sebuah perjanjian perlindungan dengan [[VOC]] di kapal ''Utrecht'' pada tanggal 10 November 1784.{{sfn|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011|p=71}} Dia kemudian diberi julukan 'Pangeran yang Sangat Sederhana' (''Doorlugtigen Vorst'').<ref name=':1' />

=== Pemindahan ibukota ===


== Referensi ==
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
{{reflist|30em}}


=== Bibliografi ===
=== Bibliografi ===
* {{cite book |last=Abdul Hamid |first=Ahmad Sarji |date=2011 |title=[[:en:Encyclopedia of Malaysia|The Encyclopedia of Malaysia]] |chapter=16 - The Rulers of Malaysia |url= |location=Kuala Lumpur |publisher=Editions Didier Millet |page= |ref={{sfnRef|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011}} |isbn=9789813018549 |author-link= }}
* {{cite book |last=Abdul Hamid |first=Ahmad Sarji |date=2011 |title=[[:en:Encyclopedia of Malaysia|The Encyclopedia of Malaysia]] |chapter=16 - The Rulers of Malaysia |url= |location=Kuala Lumpur |publisher=Editions Didier Millet |page= |ref={{sfnRef|Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011}} |isbn=9789813018549 |author-link= }}
* {{cite book |last=Trcocki |first=Carl A. |date=2007 |title=Prince of Pirates : The Temenggongs and the Developments of Johor and Singapore |url= |location=Singapura |publisher=NUS Press |page= |ref={{sfnRef|Trcocki , 2007}} |isbn=9789971693763 |author-link= }}
* {{cite book |last=Trcocki |first=Carl A. |date=2007 |title=Prince of Pirates : The Temenggongs and the Developments of Johor and Singapore |url= |location=Singapura |publisher=NUS Press |page= |ref={{sfnRef|Trcocki , 2007}} |isbn=9789971693763 |author-link= }}
* {{cite book |last=Hooker |first=Virginia Matheson |date=1991 |title=Tuhfat al-Nafis: Sejarah Melayu-Islam |url= |location=Kuala Lumpur |publisher=Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia |page= |ref={{sfnRef|Hooker, 1991}} |isbn=9789836221230 |oclc=33086575 |language=ms |author-link= }}


[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]

Revisi per 9 November 2017 20.22

Sultan Mahmud Riayat Syah
(Mahmud Syah III)
محمود شاه
Sultan Johor
Berkuasa1770–1811
PendahuluAhmad Riayat Syah
PenerusAbdul Rahman Muazzam Syah dari Johor (sultan Riau-Lingga)
Hussein Syah dari Johor (sultan Johor)
Kelahiran24 Maret 1756
Kuala Selangor
Kematian12 Januari 1811(1811-01-12) (umur 54)
Daik, Lingga
Pemakaman
Masjid Sultan Lingga, Daik, Lingga, Kepulauan Riau
Pasanganlihat di bawah
KeturunanHussein Syah
Abdul Rahman Muazzam Syah
WangsaDinasti Bendahara
AyahAbdul Jalil Muazzam Syah dari Johor
IbuTengku Puteh binti Daeng Chelak
AgamaSunni Islam

Paduka Sri al-Wakil al-Imam Sultan Mahmud Riayat Syah Zilullah fil-Alam Khalifat ul-Muminin ibni al-Marhum Sultan Abdul Jalil Syah atau lebih dikenal dengan Sultan Mahmud Syah III (24 Maret 1756 – 12 Januari 1811) adalah Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Johor-Pahang-Riau-Lingga ke-15 yang memerintah dari tahun 1770 sampai 1811.[1]

Selama masa kekuasaannya, Mahmud Syah III selaku sultan didampingi oleh empat orang Yang di-Pertuan Muda (YDM), yakni secara berturut-turut YDM Daeng Kemboja (1745-1777), YDM Raja Haji Fisabilillah (1777-1784), YDM Raja Ali (1784-1805), dan YDM Raja Jaafar (1805-1831).[2]

Biografi

Kehidupan awal

Lahir pada tanggal 24 Maret 1756, Mahmud Syah III adalah anak bungsu dari sultan Johor ke-13, Abdul Jalil Muazzam Syah dengan istri keduanya, Tengku Puteh binti Daeng Chelak.[1] Mahmud Syah III adalah adik sultan Johor ke-14, Ahmad Riayat Syah (berkuasa dari tahun 1761-1770).[3]

Keluarga

Selama hidupnya, Mahmud Syah III menikahi beberapa perempuan, di antaranya:[1]

  1. Encik Engku Puteh binti Tun Abdul Majid (meninggal di Kuala Pahang tahun 1803, tidak memiliki keturunan)
  2. Encik Makoh binti Encek Jaafar (Daeng Maturang, seorang pembesar Bugis). Dari pernikahan ini lahir Hussein Syah (sultan Johor setelahnya yang diangkat oleh kolonial Inggris).[4]
  3. Encik Mariam (meninggal di Lingga, 1831) binti Dato' Hassan (pembesar Bugis dari Sidenreng, Sulawesi Selatan), menikah tahun 1780. Dari pernikahan ini lahir Abdul Rahman Muazzam Syah (sultan Johor setelahnya & sultan Riau-Lingga pertama) dan Tengku Putri Bulang.
  4. Raja Hamidah (Tengku Putri, 1764-5 Agustus 1844) binti Raja Haji Fisabilillah, menikah di Riau tahun 1804 dengan Pulau Penyengat sebagai mas kawinnya.[5] Dari pernikahan ini lahir seorang anak perempuan.

Peran dan perjuangan

Awal pemerintahan

Pelantikan Mahmud Syah III sebagai sultan digambarkan dalam Tuhfat al-Nafis dalam suasana yang sangat meriah. Ia digendong menuju kursi kebesaran Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga oleh seorang Bugis yang bernama To Kubu.[3] Pada saat pelantikan itu, pihak Bugis dan Melayu sepakat untuk mengakui Mahmud Syah III sebagai Raja Johor-Riau-Lingga yang harus disegani.[6]

Pada awal masa pemerintahannya, jabatan Yang Dipertuan Muda dipegang oleh kepala suku Bugis yang kuat, Daeng Kemboja (menjabat 1745-1777).[7] Baru pada tahun 1777 jabatannya digantikan oleh Raja Haji Fisabilillah (menjabat 1777-1784).[3]

Perjanjian dengan Belanda

Mahmud Syah III memerintah pada masa ketika persaingan dagang antara Bugis-Belanda semakin meningkat. Dia mengeksploitasi persaingan dengan mengakhiri sebuah perjanjian perlindungan dengan VOC di kapal Utrecht pada tanggal 10 November 1784.[8] Dia kemudian diberi julukan 'Pangeran yang Sangat Sederhana' (Doorlugtigen Vorst).[1]

Pemindahan ibukota

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b c d Buyers, Christopher (2009). "Johor - Genealogy of Bendahara dynasty (4)". www.royalark.net. Diakses tanggal 2017-11-09. 
  2. ^ Admin (2012-10-16). "Abdul Malik, 'Kearifan Sultan Mahmud Syah III'". website resmi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-30. Diakses tanggal 2017-11-09. 
  3. ^ a b c Swastiwi, Anastasia Wiwik (2015-02-10). "Mengenal Lebih Dekat Sultan Mahmud Syah III". website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-14. Diakses tanggal 2017-11-09. 
  4. ^ Buyers, Christopher (2009). "Johor - Genealogy of Bendahara dynasty (5)". www.royalark.net. Diakses tanggal 2017-11-09. 
  5. ^ Arman, Dedi (2016-12-23). "Lintasan Sejarah Dari Bintan sampai Berakhirnya Kerajaan Riau Lingga". website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-25. Diakses tanggal 2017-11-09. 
  6. ^ Hooker, 1991, hlm. 321.
  7. ^ Trcocki , 2007, hlm. 161.
  8. ^ Ahmad Sarji Abdul Hamid, 2011, hlm. 71.

Bibliografi

  • Abdul Hamid, Ahmad Sarji (2011). "16 - The Rulers of Malaysia". The Encyclopedia of Malaysia. Kuala Lumpur: Editions Didier Millet. ISBN 9789813018549. 
  • Trcocki, Carl A. (2007). Prince of Pirates : The Temenggongs and the Developments of Johor and Singapore. Singapura: NUS Press. ISBN 9789971693763. 
  • Hooker, Virginia Matheson (1991). Tuhfat al-Nafis: Sejarah Melayu-Islam (dalam bahasa Melayu). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia. ISBN 9789836221230. OCLC 33086575.