Bahasa Inggris: Perbedaan antara revisi
Lingling25 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 431: | Baris 431: | ||
* [[Bahasa Inggris Kuno]] |
* [[Bahasa Inggris Kuno]] |
||
* [[Bahasa Inggris Pertengahan]] |
* [[Bahasa Inggris Pertengahan]] |
||
* [[Bahasa Inggris TOEFL]] |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
Revisi per 12 Maret 2019 15.14
Bahasa Inggris atau English adalah bahasa Jermanik yang pertama kali dituturkan di Inggris pada Abad Pertengahan Awal dan saat ini merupakan bahasa yang paling umum digunakan di seluruh dunia.[9] Bahasa Inggris dituturkan sebagai bahasa pertama oleh mayoritas penduduk di berbagai negara, termasuk Britania Raya, Irlandia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan sejumlah negara-negara Karibia; serta menjadi bahasa resmi di hampir 60 negara berdaulat. Bahasa Inggris adalah bahasa ibu ketiga yang paling banyak dituturkan di seluruh dunia, setelah bahasa Mandarin dan bahasa Spanyol.[10] Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa kedua dan bahasa resmi oleh Uni Eropa, Negara Persemakmuran, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta beragam organisasi lainnya.
Bahasa Inggris berkembang pertama kali di Kerajaan Anglo-Saxon Inggris dan di wilayah yang saat ini membentuk Skotlandia tenggara. Setelah meluasnya pengaruh Britania Raya pada abad ke-17 dan ke-20 melalui Imperium Britania, bahasa Inggris tersebar luas di seluruh dunia.[11][12][13] Di samping itu, luasnya penggunaan bahasa Inggris juga disebabkan oleh penyebaran kebudayaan dan teknologi Amerika Serikat yang mendominasi di sepanjang abad ke-20.[14] Hal-hal tersebut telah menyebabkan bahasa Inggris saat ini menjadi bahasa utama dan secara tidak resmi (de facto) dianggap sebagai lingua franca di berbagai belahan dunia.[15][16]
Menurut sejarahnya, bahasa Inggris berasal dari peleburan beragam dialek terkait, yang saat ini secara kolektif dikenal sebagai bahasa Inggris Kuno, yang dibawa ke pantai timur Pulau Britania oleh pendatang Jermanik (Anglo-Saxons) pada abad ke-5; kata English' berasal dari nama Angles.[17] Suku Anglo-Saxons ini sendiri berasal dari wilayah Angeln (saat ini Schleswig-Holstein, Jerman). Bahasa Inggris awal juga dipengaruhi oleh bahasa Norse Kuno setelah Viking menaklukkan Inggris pada abad ke-9 dan ke-10.
Penaklukan Normandia terhadap Inggris pada abad ke-11 menyebabkan bahasa Inggris juga mendapat pengaruh dari bahasa Prancis Norman, dan kosakata serta ejaan dalam bahasa Inggris mulai dipengaruhi oleh bahasa Latin Romawi (meskipun bahasa Inggris sendiri bukanlah rumpun bahasa Romawi),[18][19] yang kemudian dikenal dengan bahasa Inggris Pertengahan. Pergeseran Vokal yang dimulai di Inggris bagian selatan pada abad ke-15 adalah salah satu peristiwa bersejarah yang menandai peralihan bahasa Inggris Pertengahan menjadi bahasa Inggris Modern.
Selain Anglo-Saxons dan Prancis Norman, sejumlah besar kata dalam bahasa Inggris juga berakar dari bahasa Latin, karena Latin adalah lingua franca Gereja Kristen dan bahasa utama di kalangan intelektual Eropa,[20] dan telah menjadi dasar kosakata bagi bahasa Inggris modern.
Karena telah mengalami perpaduan beragam kata dari berbagai bahasa di sepanjang sejarah, bahasa Inggris modern memiliki kosakata yang sangat banyak, dengan pengejaan yang kompleks dan tidak teratur (irregular), khususnya vokal. Bahasa Inggris modern tidak hanya merupakan perpaduan dari bahasa-bahasa Eropa, tetapi juga dari berbagai bahasa di seluruh dunia. Oxford English Dictionary memuat daftar lebih dari 250.000 kata berbeda, tidak termasuk istilah-istilah teknis, sains, dan bahasa gaul yang jumlahnya juga sangat banyak.[21][22]
Etimologi
Kata English berasal dari eponim Angle, nama suku Jermanik yang diperkirakan berasal dari wilayah Angeln di Jutland (sekarang Jerman utara).[23] Untuk kemungkinan etimologi kata ini, lihat artikel Angeln dan Angles.
Signifikasi
Bahasa Inggris modern, kadang digambarkan sebagai lingua franca global pertama,[24][25] adalah bahasa dominan, atau dalam beberapa kasus bahkan ditetapkan sebagai bahasa internasional dalam bidang komunikasi, sains, teknologi informasi, bisnis, kelautan,[26] kedirgantaraan,[27] hiburan, radio, dan diplomasi.[28] Penyebaran bahasa Inggris di luar Kepulauan Britania dimulai dengan pertumbuhan Imperium Britania, dan pada abad ke-19 jangkauannya telah global.[29] Setelah kolonisasi Britania sejak abad ke-16 hingga ke-19, bahasa Inggris menjadi bahasa dominan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Pertumbuhan pengaruh budaya dan ekonomi Amerika Serikat dan statusnya sebagai negara adidaya global sejak Perang Dunia II turut mempercepat penyebaran bahasa Inggris ke seluruh dunia.[25] Bahasa Inggris menggantikan bahasa Jerman sebagai bahasa sains yang dominan dalam penghargaan Hadiah Nobel pada paruh kedua abad ke-20.[30] Bahasa Inggris telah menyamai dan bahkan telah melampaui bahasa Prancis sebagai bahasa dominan dalam dunia diplomasi pada paruh kedua abad ke-19.
Kemampuan berbahasa Inggris telah menjadi kebutuhan dalam sejumlah bidang ilmu, pekerjaan, dan profesi semisal kedokteran dan komputasi; sebagai akibatnya, lebih dari satu miliar orang di dunia bisa berbahasa Inggris setidaknya pada tingkat dasar (lihat bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau internasional). Bahasa Inggris adalah salah satu dari enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.[31]
Salah satu dampak pertumbuhan bahasa Inggris adalah berkurangnya keragaman bahasa di berbagai belahan dunia. Pengaruh bahasa Inggris berperan penting dalam kepunahan bahasa.[32] Sebaliknya, berbagai keragaman bahasa Inggris juga berpotensi menciptakan bahasa-bahasa baru dari waktu ke waktu, bersama dengan bahasa kreol dan pidgins.[33]
Sejarah
Bahasa Inggris berasal dari dialek Jermanik Laut Utara yang dibawa ke Britania oleh pemukim Jermanik dari berbagai wilayah yang saat ini dikenal dengan Belanda, Jerman utara, dan Denmark.[34] Menjelang periode ini, penduduk Britania Romawi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Brittonik, Keltik, beserta bahasa-bahasa Romawi yang dipengaruhi oleh bahasa Latin setelah pendudukan Romawi yang berlangsung selama 400 tahun.[35] Salah satu suku Jermanik yang datang ke Britania adalah Angles,[36] yang diperkirakan pindah seluruhnya ke Britania.[37] Nama England (dari Engla land[38] "Land of the Angles") and English (Old English Englisc[39]) berasal dari nama suku ini–meskipun suku-suku Jermanik lainnya seperti Saxon, Jute, dan suku-suku dari pantai Frisia, Saxon Hulu, Jutland, dan Swedia selatan juga pindah ke Britania pada periode ini.[40][41][42]
Pada awalnya, bahasa Inggris Kuno terdiri dari beragam kelompok dialek, yang mencerminkan beragam suku yang menghuni Inggris Anglo-Saxon,[43] tetapi dialek Saxon Barat perlahan-lahan mulai mendominasi, seperti yang tertulis dalam syair Beowulf.
Bahasa Inggris Kuno kemudian diubah lagi oleh dua gelombang invasi. Yang pertama adalah invasi oleh penutur bahasa Jermanik Utara, ketika Halfdan Ragnarsson dan Ivar the Boneless mulai menaklukkan dan menguasai Kepulauan Britania bagian utara pada abad ke-8 dan ke-9 (lihat Danelaw). Invasi kedua berasal dari penutur bahasa Romawi Normandia Kuno pada abad ke-11 setelah penaklukan Normandia terhadap Inggris. Normandia mengembangkan bahasa Inggris menjadi bahasa Anglo-Norman, dan kemudian Anglo-Prancis–dan memperkenalkan penggolongan kata, khususnya di kalangan istana dan pemerintahan. Normandia juga memperluas leksikon bahasa Inggris dengan menyerap kata-kata dari bahasa Skandinavia dan Prancis. Hal ini pada akhirnya menyederhanakan tatabahasa dan mengubah bahasa Inggris menjadi sebuah "bahasa pinjaman"–bahasa yang secara terbuka menerima kata-kata baru dari bahasa lain.
Pergeseran linguistik dalam bahasa Inggris setelah pendudukan Normandia menghasilkan bahasa baru yang saat ini dikenal dengan bahasa Inggris Pertengahan; The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer adalah karya terkenal yang ditulis dalam bahasa ini. Pada periode ini, bahasa Latin merupakan lingua franca di kalangan Gereja Kristen dan intelektual Eropa, dan karya-karya ditulis atau disalin dalam bahasa Latin.[20] Kata-kata Latin kemudian turut diserap untuk menciptakan istilah atau konsep yang tidak terdapat dalam kata bahasa Inggris asli.
Pemakaian bahasa Inggris Modern, termasuk dalam karya-karya William Shakespeare[44] dan Alkitab Versi Raja James, umumnya bermula sejak tahun 1550, dan setelah Britania Raya menjadi kekuatan kolonial, bahasa Inggris berfungsi sebagai lingua franca di negara-negara jajahan Imperium Britania. Pada periode pascakolonial, beberapa negara baru yang memiliki beragam bahasa pribumi memilih untuk tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai lingua franca untuk menghindari pertentangan politik yang mungkin muncul akibat menggunakan salah satu bahasa pribumi ketimbang bahasa yang lainnya. Sebagai akibat pertumbuhan Imperium Britania, bahasa Inggris digunakan secara luas di wilayah bekas jajahan Britania di Amerika Utara, India, Afrika Selatan, Australia, Singapura, dan di berbagai wilayah lainnya. Penggunaan bahasa Inggris semakin meluas setelah Amerika Serikat muncul sebagai negara adidaya pada pertengahan abad ke-20.
Klasifikasi dan bahasa terkait
Rumpun bahasa Jermanik
Bahasa Inggris berasal dari rumpun bahasa Anglo-Frisia, subkelompok dari bahasa Jermanik Barat. Bahasa Jermanik Barat sendiri adalah salah satu cabang dari rumpun bahasa Jermanik, sedangkan Jermanik adalah bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa Inggris modern diturunkan secara langsung dari bahasa Inggris Pertengahan; Inggris Pertengahan diturunkan dari bahasa Inggris Kuno, yang juga diturunkan dari bahasa Proto-Jermanik. Seperti kebanyakan bahasa Jermanik lainnya, bahasa Inggris dicirikan dengan penggunaan kata kerja pengandaian, pembagian kata kerja menjadi kata kerja kuat dan lemah, dan pergeseran pelafalan dari bahasa Proto-Indo-Eropa, yang dikenal dengan hukum Grimm. Bahasa kerabat terdekat dengan bahasa Inggris (selain bahasa-bahasa yang tergolong dalam rumpun bahasa Inggris dan bahasa Inggris kreol) adalah bahasa Frisia, yang berasal dari pantai selatan Laut Utara di Belanda, Jerman, dan Denmark.
Selain dengan bahasa Frisia, bahasa lainnya yang juga terkait jauh dengan bahasa Inggris adalah bahasa-bahasa Jermanik Barat non-Anglo-Frisia (bahasa Belanda, Afrikaans, Jerman Hulu, Jerman Hilir, Yiddish) serta rumpun bahasa Jermanik Utara (Swedish, Denmark, Norwegia, Islandia, dan Faroe). Tidak ada satupun dari bahasa-bahasa tersebut yang saling berpahaman dengan bahasa Inggris, umumnya karena perbedaan leksis, sintaks, semantik, dan fonologi, serta isolasi yang dialami oleh bahasa Inggris di Kepulauan Britania yang terpisah dari dataran Eropa, meskipun beberapa bahasa seperti Belanda memiliki afinitas yang cukup kuat dengan bahasa Inggris, terutama pada tingkat dasar. Pengisolasian telah memungkinkan bahasa Inggris (serta bahasa Islandia dan Faroe) untuk berkembang secara mandiri dan terpisah dari pengaruh bahasa Jermanik Eropa daratan.[45]
Selain karena isolasi, perbedaan leksikal antara bahasa Inggris dengan bahasa Jermanik lainnya juga disebabkan oleh perubahan diakronis, pergeseran semantik, dan banyaknya kata bahasa Inggris yang diserap dari bahasa lain, terutama Latin dan Prancis (meskipun penyerapan kata ini sama sekali bukanlah hal unik bagi bahasa Inggris). Misalnya: kata "exit" diserap dari bahasa Latin, bukannya uitgang (Belanda) dan Ausgang (Jerman), juga kata "change" (Prancis).
Status bahasa
Bahasa Inggris adalah bahasa pertama di Amerika Serikat, Antigua dan Barbuda, Australia, Bahama, Barbados, Bermuda, Britania Raya, Guyana, Jamaika, Saint Kitts dan Nevis, Selandia Baru dan Trinidad dan Tobago.
Selain itu bahasa Inggris juga merupakan salah satu bahasa resmi di organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komite Olimpiade Internasional, serta bahasa resmi di berbagai negara, seperti di Afrika Selatan, Belize, Filipina, Hong Kong, Irlandia, Kanada, Nigeria, Singapura, dan lainnya.
Di dunia bahasa Inggris merupakan bahasa kedua pertama yang dipelajari. Bahasa Inggris bisa menyebar karena pengaruh politik dan imperialisme Inggris dan selanjutnya Britania Raya di dunia. Salah satu pepatah Inggris zaman dahulu mengenai kerajaan Inggris yang disebut Imperium Britania (British Empire) adalah tempat “Matahari yang tidak pernah terbenam” (“where the sun never sets”).
Fonologi
Bahasa Inggris mempunyai 26 fonem yaitu 21 huruf mati dan 5 huruf hidup. Di samping itu sistem tata bahasanya sederhana, di mana:
Vokal
Dalam sistem bunyi vokal terdiri dari 5 buah yaitu a, e, i, o, dan u.
Konsonan
Artikel ini perlu diterjemahkan ke bahasa Indonesia. |
Bilabial | Labio- dental |
Dental | Alveolar | Post- alveolar |
Palatal | Velar | Labial- velar |
Celah suara | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nasal | m | n | ŋ[cn 1] | ||||||
Plosif | p b | t d | k ɡ | ||||||
Afrikat | tʃ dʒ[cn 2] | ||||||||
Frikatif | f v | θ ð[cn 3] | s z | ʃ ʒ[cn 2] | ç[cn 4] | x[cn 5] | h | ||
Sentuhan | ɾ[cn 6] | ||||||||
Aproksiman | ɹ[cn 2] | j | ʍ w[cn 7] | ||||||
Lateral | l |
Catatan untuk konsonan
- ^ The velar nasal [ŋ] is a non-phonemic allophone of /n/ in some northerly British accents, appearing only before /k/ and /ɡ/. In all other dialects it is a separate phoneme, although it only occurs in syllable codas.
- ^ a b c The sounds /ʃ/, /ʒ/, and /ɹ/ are labialised in some dialects. Labialisation is never contrastive in initial position and therefore is sometimes not transcribed. Most speakers of General American realise <r> (always rhoticised) as the retroflex approximant /ɻ/, whereas the same is realised in Scottish English, etc. as the alveolar trill.
- ^ In some dialects, such as Cockney, the interdentals /θ/ and /ð/ have usually merged with /f/ and /v/, and in others, like African American Vernacular English, /ð/ has merged with dental /d/. In some Irish varieties, /θ/ and /ð/ become dental plosives, which then contrast with the usual alveolar plosives.
- ^ The voiceless palatal fricative /ç/ is in most accents just an allophone of /h/ before /j/; for instance human /çjuːmən/. However, in some accents (see this), the /j/ has dropped, but the initial consonant is the same.
- ^ The voiceless velar fricative /x/ is used by Scottish or Welsh speakers of English for Scots/Gaelic words such as loch /lɒx/ or by some speakers for loanwords from German and Hebrew like Bach /bax/ or Chanukah /xanuka/. /x/ is also used in South African English. In some dialects such as Scouse (Liverpool) either [x] or the affricate [kx] may be used as an allophone of /k/ in words such as docker [dɒkxə].
- ^ The alveolar tap [ɾ] is an allophone of /t/ and /d/ in unstressed syllables in North American English and Australian English.[46] This is the sound of tt or dd in the words latter and ladder, which are homophones for many speakers of North American English. In some accents such as Scottish English and Indian English it replaces /ɹ/. This is the same sound represented by single r in most varieties of Spanish.
- ^ Voiceless w [ʍ] is found in Scottish and Irish English, as well as in some varieties of American, New Zealand, and English English. In most other dialects it is merged with /w/, in some dialects of Scots it is merged with /f/.
Sistem penulisan
Huruf besar | Huruf kecil | IPA | Huruf besar | Huruf kecil | IPA |
---|---|---|---|---|---|
A | a | /eɪ/ | N | n | /ɛn/ |
B | b | /biː/ | O | o | /eoʊ/ |
C | c | /siː/ | P | p | /piː/ |
D | d | /diː/ | Q | q | /kjuː/ |
E | e | /iː/ | R | r | /ɑr/ |
F | f | /ɛf/ | S | s | /ɛs/ |
G | g | /dʒiː/ | T | t | /tiː/ |
H | h | /eɪtʃ/ | U | u | /juː/ |
I | i | /aɪ/ | V | v | /viː/ |
J | j | /dʒeɪ/ | W | w | /ˈdʌbəljuː/ |
K | k | /keɪ/ | X | x | /ɛks/ |
L | l | /ɛl/ | Y | y | /waɪ/ |
M | m | /ɛm/ | Z | z | /ziː/ |
Tata bahasa
Tata bahasa Inggris memiliki variasi dalam struktur dan penggunaannya, itu tergantung tradisi yang digunakan oleh suatu negara yang dipengaruhi oleh bahasa asli dari negara tersebut. Secara umum, tata bahasa yang dipedomani adalah tata bahasa Inggris Amerika (American English) dan Inggris Britania Raya (British English).
Sistem kala
Sistem kala dalam bahasa Inggris disebut tense. Tense terbagi menjadi tiga yakni:
- Past tense (kala lampau)
- Present tense (kala kini)
- Future tense (kala akan datang)
Dalam satu tense masing-masing terbagi menjadi empat yakni:
- Simple
- Continuous/Progressive
- Perfect
- Perfect Continuous/Progressive
Rumus sistem kala
Kalimat positif/Kalimat aktif
Past | Present | Future | Past Future | |
---|---|---|---|---|
Simple | S + KK2 + O | S + KK1 + O | S + Will + KK1 + O | S + Would + KK1 + O |
Continuous | S + Was/Were + KK-ing + O | S + Am/Are/Is + KK-ing + O | S + Will + Be + KK-ing + O | S + Would + Be + KK-ing + O |
Perfect | S + Had + KK3 + O | S + Have/Has + KK3 + O | S + Will + Have + KK3 + O | S + Would + Have + KK3 + O |
Perfect Continuous | S + Had + Been + KK-ing + O | S + Have/Has + Been + KK-ing + O | S + Will + Have + Been + KK-ing + O | S + Would + Have + Been + KK-ing + O |
- Ket:
- Subjek adalah pelaku dan objek adalah penderita.
- untuk KK1, kata ganti orang ketiga harus ditambah s/es
Kalimat negatif
Past | Present | Future | Past Future | |
---|---|---|---|---|
Simple | S + Did + Not + KK1 + O | S + Do/Does + Not + KK1 + O | S + Will + Not + KK1 + O | S + Would + Not + KK1 + O |
Continuous | S + Was/Were + Not + KK-ing + O | S + Am/Are/Is + Not + KK-ing + O | S + Will + Not + Be + KK-ing + O | S + Would + Not + Be + KK-ing + O |
Perfect | S + Had + Not + KK3 + O | S + Have/Has + Not + KK3 + O | S + Will + Not + Have + KK3 + O | S + Would + Not + Have + KK3 + O |
Perfect Continuous | S + Had Not + Been + KK-ing + O | S + Have/Has + Not + Been + KK-ing + O | S + Will + Not + Have + Been + KK-ing + O | S + Would + Not + Have + Been + KK-ing + O |
- Ket: Subjek adalah pelaku dan objek adalah penderita.
Kalimat pasif
Past | Present | Future | Past Future | |
---|---|---|---|---|
Simple | S + Was/Were + KK3 + By + O | S + Am/Are/Is + KK3 + By + O | S + Will + Be + KK3 + By + O | S + Would + Be + KK3 + By + O |
Continuous | S + Was/Were + Being + KK3 + By + O | S + Am/Are/Is + Being + KK3 + By + O | S + Will + Be + Being + KK3 + By + O | S + Would + Be + Being + KK3 + O |
Perfect | S + Had + Been + KK3 + By + O | S + Have/Has + Been + KK3 + O | S + Will + Have + Been + KK3 + O | S + Would + Have + Been + KK3 + O |
Perfect Continuous | S + Had + Been + Being + KK3 + By + O | S + Have/Has + Been + Being + KK3 + By + O | S + Will + Have + Been + Being + KK3 + By + O | S + Would + Have + Been + Being + KK3 + By + O |
- Ket: Subjek adalah penderita dan objek adalah pelaku.
Kata ganti
Orang
Orang | Nomor | Kasus | |
---|---|---|---|
Subjek | Objek | ||
Pertama | Tunggal | I | me |
Jamak | we | us | |
Kedua | Tunggal | you | you |
Jamak | you | you | |
Ketiga | Tunggal | he, she, it | him, her, it |
Jamak | they | them |
Refleksi
I | myself |
you | yourself |
we | ourselves |
they | themselves |
you (jamak) | yourselves |
he, she, it | himself, herself, itself |
Pemilik
Subjek | Kata sifat | Kata ganti |
---|---|---|
I | my | mine |
you | your | yours |
we | our | ours |
they | their | theirs |
he, she, it | his, her, its | his, hers, its |
Penanya
Inggris | Indonesia |
---|---|
how | bagaimana |
who | siapa |
what | apa |
when | kapan |
why | mengapa |
where | di mana, ke mana |
which | yang mana |
whose | milik siapa |
whom | oleh siapa |
how many | berapa (untuk benda dapat dihitung) |
how much | berapa (untuk benda tidak dapat dihitung) |
Penunjuk
Inggris | Indonesia |
---|---|
this, these | ini |
that, those | itu |
this one | yang ini |
that one | yang itu |
Referensi
- ^ OxfordLearner'sDictionary 2015, Entry: English - Pronunciation.
- ^ "Världens 100 största språk 2010". Nationalencyklopedin (dalam bahasa bahasa Swedia).
- ^ Graddol, David (1997, 2000). "The Future of English? A guide to forecasting the popularity of the English language in the 21st century" (PDF). The British Council. hlm. 10. Diakses tanggal 22-09-2013.
- ^ Ethnologue; diakses pada: 6 Juni 2019; situs arsip: https://web.archive.org/web/20190606034819/https://www.ethnologue.com/language/eng.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Inggris". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Bahasa Inggris". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Mydans, Seth (14-05-2007). "Across cultures, English is the word". The New York Times (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 21-09-2011.
- ^ Lewis, M.Paul; Gary F., Simons; Fennig, Charles D. (ed.). "Ethnologue: Languages of the World". Ethnologue (edisi ke-18th). Dallas, Texas: SIL International. Diakses tanggal 10-02-2015.
- ^ Ammon 2006, hlm. 2245-2247.
- ^ Schneider 2007, hlm. 1.
- ^ Mazrui & Mazrui 1998, hlm. 21.
- ^ Hjarvard, Stig (2004) "The globalization of language: How the media contribute to the spread of English and the emergence of medialects" Trans. Charly Hultén. Nordicom Review. Retrieved 30 December 2014.
- ^ Crystal 2003a, hlm. 6.
- ^ Wardhaugh 2010, hlm. 55.
- ^ "English – Definition and More from the Free Merriam-Webster Dictionary". Merriam-webster.com. 25 April 2007. Diakses tanggal 4 November 2012.
- ^ "Words on the brain: from 1 million years ago?". History of language. Diakses tanggal 5 September 2010.
- ^ Baugh, Albert C. and Cable, Thomas (1978). "Latin Influences on Old English". An excerpt from Foreign Influences on Old English. Diakses tanggal 5 September 2010.
- ^ a b Daniel Weissbort (2006). "Translation: theory and practice : a historical reader". p.100. Oxford University Press, 2006
- ^ "How many words are there in the English Language?". Oxford Dictionaries (dalam bahasa bahasa Inggris). Oxford University Press. Diakses tanggal 19-02-2016.
- ^ "Vista Worldwide Language Statistics" (dalam bahasa bahasa Inggris). Vistawide.com. Diakses tanggal 31-10-2010.
- ^ Harper, Douglas. "english". Online Etymology Dictionary.
- ^ Smith, Ross (2005). "Global English: gift or curse?". English Today. 21 (2): 56. doi:10.1017/S0266078405002075.
- ^ a b David Graddol (1997). "The Future of English?" (PDF). The British Council. Diakses tanggal 15-04-2007.
- ^ "IMO Standard Marine Communication Phrases". International Maritime Organization. Diakses tanggal 18-02-2016.
- ^ "FAQ – Language proficiency requirements for licence holders – In which languages does a licence holder need to demonstrate proficiency?". International Civil Aviation Organization – Air Navigation Bureau. Diakses tanggal 02-06-2011.
- ^ "The triumph of English". The Economist. 20-12-2001. Diakses tanggal 26-03-2007. (perlu berlangganan)
- ^ "Lecture 7: World-Wide English". EHistLing. Diakses tanggal 26-03-2007.
- ^ Graphics: English replacing German as language of Science Nobel Prize winners. From J. Schmidhuber (2010), Evolution of National Nobel Prize Shares in the 20th Century at arXiv:1009.2634v1
- ^ "UN official languages". Un.org. Diakses tanggal 20-04-2013.
- ^ Crystal, David (2002). Language Death. Cambridge University Press. doi:10.2277/0521012716. ISBN 0-521-01271-6.
- ^ Cheshire, Jenny (1991). English Around The World: Sociolinguistic Perspectives. Cambridge University Press. doi:10.2277/0521395658. ISBN 0-521-39565-8.
- ^ Blench, R.; Spriggs, Matthew (1999). Archaeology and Language: Correlating Archaeological and Linguistic Hypotheses. Routledge. hlm. 285–286. ISBN 978-0-415-11761-6.
- ^ "The Roman epoch in Britain lasted for 367 years", Information Britain website
- ^ "Anglik English language resource". Anglik.net. Diakses tanggal 21 April 2010.
- ^ "Bede's Ecclesiastical History of England | Christian Classics Ethereal Library". Ccel.org. 1 June 2005. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ Bosworth, Joseph. "Engla land". An Anglo-Saxon Dictionary (Online). Prague: Charles University.
- ^ Bosworth, Joseph. "Englisc". An Anglo-Saxon Dictionary (Online). Prague: Charles University.
- ^ Collingwood, R. G. (1936). "The English Settlements. The Sources for the period: Angles, Saxons, and Jutes on the Continent". Roman Britain and English Settlements. Oxford, England: Clarendon. hlm. 325 et sec. ISBN 0-8196-1160-3.
- ^ "Linguistics Research Center Texas University". Utexas.edu. 20 February 2009. Diakses tanggal 21 April 2010.
- ^ "The Germanic Invasions of Western Europe, Calgary University". Ucalgary.ca. Diakses tanggal 21 April 2010.
- ^ Graddol, David; Leith, Dick and Swann, Joan (1996) English: History, Diversity and Change, New York: Routledge, p. 101, ISBN 0-415-13118-9.
- ^ Cercignani, Fausto (1981) Shakespeare's Works and Elizabethan Pronunciation, Oxford, Clarendon Press.
- ^ Baugh, p. 336.
- ^ Cox, Felicity (2006). "Australian English Pronunciation into the 21st century" (PDF). Prospect. 21: 3–21. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 July 2007. Diakses tanggal 22 July 2007.
- ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBorjars
Daftar pustaka
- Ammon, Ulrich (November 2006). "Language Conflicts in the European Union: On finding a politically acceptable and practicable solution for EU institutions that satisfies diverging interests". International Journal of Applied Linguistics. 16 (3): 319–338. doi:10.1111/j.1473-4192.2006.00121.x.
- Crystal, David (2003a). English as a Global Language (edisi ke-2nd). Cambridge University Press. hlm. 69. ISBN 978-0-521-53032-3. Diakses tanggal 04-02-2015. Ringkasan (PDF) – Library of Congress (sample) (04-02-2015).
- Mazrui, Ali A.; Mazrui, Alamin (3 August 1998). The Power of Babel: Language and Governance in the African Experience. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-51429-1. Diakses tanggal 15-02-2015. Ringkasan (15-02-2015).
- Schneider, Edgar (2007). Postcolonial English: Varieties Around the World. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53901-2. Diakses tanggal 05-04-2015. Ringkasan (05-04-2015).
- Wardhaugh, Ronald (2010). An Introduction to Sociolinguistics. Blackwell textbooks in Linguistics; 4 (edisi ke-Sixth). Wiley-Blackwell. ISBN 978-1-4051-8668-1.
- Watts, Richard J. (3 March 2011). Language Myths and the History of English. Oxford University Press. doi:10.1093/acprof:oso/9780195327601.001.0001. ISBN 978-0-19-532760-1. Diakses tanggal 10-03-2015. Ringkasan (10-03-2015).
- Wells, J.C. (1982). Accents of English, I, II, III. Cambridge University Press.
- Wojcik, R. H. (2006). "Controlled Languages". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 139–142. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05081-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 06-02-2015. Ringkasan (06-02-2015).
- Wolfram, W. (2006). "Variation and Language: Overview". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 333–341. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04256-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 06-02-2015. Ringkasan (06-02-2015).
Lihat pula
- Bahasa Inggris Sederhana
- Sejarah bahasa Inggris
- Bahasa Inggris Kuno
- Bahasa Inggris Pertengahan
- Bahasa Inggris TOEFL
Pranala luar
Umum
- (Inggris) Laporan Ethnologue - bahasa Inggris
- (Inggris) BBC - Radio 4 - Routes of English
- (Inggris) Penjelasan singkat mengenai penggunaan tense
- (Inggris) English Grammar Online - latihan, penjelasan dan permainan gratis
- (Inggris) TEFL - Teaching English as a Foreign Language - informasi mengenai pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing
- (Inggris) Konsep Asas Bahasa Inggeris
- (Inggris) LanguageMonitor - Lembaga pengawas pemakaian bahasa Inggris kontemporer
- (Inggris) Perkembangan Bahasa Inggris
Kamus
- (Inggris) WordWeb
- (Inggris) More than 20000 English words recorded by a native speaker
- (Inggris) Cambridge Dictionary
- (Inggris) Longman English Dictionary
Esai
- (Indonesia) Belajar Menulis Essay Bahasa Inggris
- (Inggris) How to Write an English Essay
- (Inggris) How To Write an Essay
- (Inggris) How to Write a Great Essay Quickly
Intonasi
- (Inggris) Example English intonation + audio