Lompat ke isi

Westernisasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AnsyahF (bicara | kontrib)
Mengganti contoh westernisasi
Tag: Dikembalikan VisualEditor
AnsyahF (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 17747694 oleh AnsyahF (bicara): Contoh Pakubuwana VI sebetulnya lebih bagus
Tag: Pembatalan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Sri Susuhunan Pakubuwono VI.jpg|jmpl|[[Pakubuwana VI]], [[sunan Surakarta]] yang bertahta 1823-1830, mengenakan pakaian bergaya Barat. Sepertinya Pakubuwana VI mengenakan ini hanya untuk sebagai kepatutan terhadap pertemuan para pejabat [[Hindia Belanda]].]]
{{Multiple image|direction=vertical|width=245|image1=Portrait of Mangkunegara III.jpg|image2=Eerens, DJ de. Luitenant generaal.jpg|caption1=[[Mangkunegara III]], memakai seragam kolonel (''kolonelsuniform'')|caption2=Mirip dengan seragam yang dipakai oleh [[Dominique Jacques de Eerens]], Gubernur Jenderal [[Hindia Belanda]] yang ke-45}}
[[Berkas:Godart Alexander Gerard Philip Baron van der Capellen (1778-1848). Gouverneur-generaal (1816-26) Rijksmuseum SK-A-3795.jpeg|jmpl|Mirip dengan pakaian [[Godert van der Capellen]], yang memerintah Hindia Belanda dari 1816-1826.]]

'''Westernisasi''' (pembaratan), atau juga dikenal '''oksidentalisasi''' (dari kata o''ksiden'', yang artinya [[dunia barat]]) adalah sebuah proses dimana pola kehidupan masyarakat meniru gaya [[budaya Barat]] seperti [[Mode|gaya berpakaian]], [[Perilaku|tingkah laku]], maupun [[kebudayaan]]. Di [[Indonesia]], tidak jelas kapan westernisasi dimulai. Sebagian [[sejarawan]] mengatakan bahwa proses westernisasi ini terjadi sejak dimulainya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia dan dunia Islam lainnya pada abad ke-19.
'''Westernisasi''' (pembaratan), atau juga dikenal '''oksidentalisasi''' (dari kata o''ksiden'', yang artinya [[dunia barat]]) adalah sebuah proses dimana pola kehidupan masyarakat meniru gaya [[budaya Barat]] seperti [[Mode|gaya berpakaian]], [[Perilaku|tingkah laku]], maupun [[kebudayaan]]. Di [[Indonesia]], tidak jelas berawal kapan westernisasi telah terjadi. Sebagian [[sejarawan]] mengatakan bahwa proses westernisasi ini terjadi sejak dimulainya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia dan dunia Islam lainnya pada abad ke-19.


== Definisi Barat ==
== Definisi Barat ==
Baris 10: Baris 10:
"Barat" awalnya didefinisikan sebagai [[dunia Barat]]. Romawi Kuno membedakan antara budaya Oriental (Timur, atau Asia) yang sekarang berada di [[Mesir]] dan budaya Oksidental yang berada di Barat. Seribu tahun kemudian, [[Skisma Timur-Barat]] memisahkan [[Gereja Katolik]] and [[Gereja Ortodoks Timur]].
"Barat" awalnya didefinisikan sebagai [[dunia Barat]]. Romawi Kuno membedakan antara budaya Oriental (Timur, atau Asia) yang sekarang berada di [[Mesir]] dan budaya Oksidental yang berada di Barat. Seribu tahun kemudian, [[Skisma Timur-Barat]] memisahkan [[Gereja Katolik]] and [[Gereja Ortodoks Timur]].


[[Peradaban Barat]] umumnya meliputi [[Amerika Utara]] ([[Amerika Serikat|A.S.]] dan [[Kanada]]), [[Eropa]] (di setidaknya [[Uni Eropa]], negara-negara [[EFTA]], [[negara-negara mikro Eropa]]), [[Australia]] dan [[Selandia Baru]].
[[budaya Barat|Sipilisasi Barat]] umumnya dikatakan meliputi [[Amerika Utara]] ([[Amerika Serikat|A.S.]] dan [[Kanada]]), [[Eropa]] (di setidaknya [[Uni Eropa]], negara-negara [[EFTA]], [[negara-negara mikro Eropa]]), [[Australia]] dan [[Selandia Baru]].


Definisi tersebut sering diluaskan, dan dapat meliputi negara-negara tersebut, atau kombinasi dari negara-negara tersebut:
Definisi tersebut sering diluaskan, dan dapat meliputi negara-negara tersebut, atau kombinasi dari negara-negara tersebut:

Revisi per 13 April 2021 12.49

Pakubuwana VI, sunan Surakarta yang bertahta 1823-1830, mengenakan pakaian bergaya Barat. Sepertinya Pakubuwana VI mengenakan ini hanya untuk sebagai kepatutan terhadap pertemuan para pejabat Hindia Belanda.
Mirip dengan pakaian Godert van der Capellen, yang memerintah Hindia Belanda dari 1816-1826.

Westernisasi (pembaratan), atau juga dikenal oksidentalisasi (dari kata oksiden, yang artinya dunia barat) adalah sebuah proses dimana pola kehidupan masyarakat meniru gaya budaya Barat seperti gaya berpakaian, tingkah laku, maupun kebudayaan. Di Indonesia, tidak jelas berawal kapan westernisasi telah terjadi. Sebagian sejarawan mengatakan bahwa proses westernisasi ini terjadi sejak dimulainya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia dan dunia Islam lainnya pada abad ke-19.

Definisi Barat

Secara wilayah

"Barat" awalnya didefinisikan sebagai dunia Barat. Romawi Kuno membedakan antara budaya Oriental (Timur, atau Asia) yang sekarang berada di Mesir dan budaya Oksidental yang berada di Barat. Seribu tahun kemudian, Skisma Timur-Barat memisahkan Gereja Katolik and Gereja Ortodoks Timur.

Sipilisasi Barat umumnya dikatakan meliputi Amerika Utara (A.S. dan Kanada), Eropa (di setidaknya Uni Eropa, negara-negara EFTA, negara-negara mikro Eropa), Australia dan Selandia Baru.

Definisi tersebut sering diluaskan, dan dapat meliputi negara-negara tersebut, atau kombinasi dari negara-negara tersebut:

Negara-negara Eropa di luar Uni Eropa

Utamanya karena keanggotaan mereka dalam Dewan Eropa, Kebijakan Kawasan Eropa, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa dan organisasi lainnya, negara-negara tersebut termasuk dalam definisi Barat. Mereka juga menyebarkan budaya Eropa utama dengan negara-negara UE.

Amerika Latin

Beberapa negara di Amerika Latin dianggap sebagai negara-negara Barat, sebagian besar karena kebanyakan penduduknya adalah keturunan Eropa (pemukim Spanyol dan Portugis dan kemudian imigrasi dari negara-negara Eropa lainnya). Dan masyakarat mereka mengoperasikan dalam cara Westernisasi yang tinggi. Kebanyakan negara di Amerika Latin menggunakan bahasa Spanyol atau bahasa Portugis sebagai bahasa resmi mereka. Menurut CIA World Factbook, terdapat pula imigran di Amerika Latin dari negara-negara Eropa lainnya selain Spanyol dan Portugal, (Contohnya, dari Jerman, Italia, Belanda, dll. Lihat Imigrasi ke Argentina, Imigrasi ke Chili atau Imigrasi ke Brasil.).[1]

Turki

Meskipun secara geografi hanya 3% wilayah Turki yang berada di Eropa, Turki memiliki sistem ekonomi yang mirip, memiliki sebuah serikat pabean dengan Uni Eropa selain menjadi kandidat resmi untuk keanggotaannya, dan anggota organisasi-organisasi bergaya Barat seperti OECD, Dewan Eropa, dan NATO. Negara tersebut sering menjadi anggota organisasi untuk acara-acara olahraga dan kebudayaan Eropa seperti UEFA dan Kontes Menyanyi Eurovision.

Israel

Meskipun secara geografi Israel berada di Timur Tengah selatan Lebanon, Israel memiliki berbagai imigran Yahudi dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Kanada, Britania Raya, Prancis dan Jerman.[2] [3] Negara tersebut adalah anggota OECD. Negara tersebut sering menjadi anggota organisasi untuk acara-acara olahraga dan kebudayaan Eropa seperti UEFA dan Kontes Menyanyi Eurovision. Menurut Sammy Smooha, seorang profesor emeritus sosiologi di Universitas Haifa, Israel dideskripsikan sebagai sebuah “hibrida,” sebuah negara “semi-Barat” yang modern dan berkembang. Pada suatu saat, ia berkata, Israel akan menjadi ”lebih dan lebih Barat.” Namun sebagai hasil dari persengketaan Arab-Israel, Westernisasi secara penuh akan berproses lambat di Israel.[3]

Lebanon

Meskipun secara geografi Lebanon terletak di Timur Tengah utara Israel, Lebanon memiliki setidaknya 40% Kristen yang sangat terpengaruhi budaya dan sosial dari negara-negara Barat (utamanya Prancis yang memiliki kaitan sejarah pada awal negara Salin di Wilayah Tripoli yang didirikan oleh Raymond IV dari Toulouse yang menguasai sebagian besar Lebanon pada masa sekarang. Warisan Prancis pada masyarakat Lebanon adalah pengetahuan tentang bahasa Prancis).

Jepang dan Korea Selatan

Meskipun secara geografi Jepang dan Korea Selatan terletak di Asia Timur, mereka memiliki bentuk pemerintahan demokratis, sistem ekonomi pasar bebas, standar hidup yang tinggi dan kontribusi-kontribusi utama pada ilmu pengetahuan dan teknologi Barat, dan dideskripsikan sebagai "hibrida," negara "semi-Barat" yang modern dan berkembang.

Afrika Selatan

Karena pengaruh yang tinggi dari budaya Eropa di tempat-tempat seperti Afrika Selatan, terutama Belanda.

Konsekuensi

Karena kolonisasi dan imigrasi Eropa, bahasa-bahasa asli di Amerika, Australia, Selandia Baru, Asia Utara dan sebagian dari Afrika Selatan dan Asia Tengah, sekarang sering menggunakan bahasa-bahasa Eropa dan kreol:

Contoh para pemimpin yang melakukan Westernisasi

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "CIA - The World Factbook -- Field Listing - Ethnic groups". Diakses tanggal 2008-02-20. 
  2. ^ Richard T. Arndt, David Lee Rubin (1996). The Fulbright difference. Studies on cultural diplomacy and the Fulbright experience. Transaction Publishers. hlm. 53. ISBN 9781560008613. Diakses tanggal 2010-05-26. 
  3. ^ a b Sheldon Kirshner (2013-10-16). "Is Israel Really a Western Nation?". Sheldon Kirshner Journal. Diakses tanggal 2013-11-09. 
  • Gunewardene, Huon, and Zheng (2001). Exposure to Westernization and Dieting: A Cross-Cultural Study. Int. J. Eat. Disord., 29: pp. 289–293.
  • Khondker (2004). Glocalization as Globalization: Evolution of a Sociological Concept. Bangladesh e-Journal of Sociology. Volume 1. Number 2. pp. 12–20.

Bacaan tambahan

Templat:Asimilasi kebudayaan