Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan: Perbedaan antara revisi
Baris 73: | Baris 73: | ||
{{/Terminal Joyoboyo}} |
{{/Terminal Joyoboyo}} |
||
{{/Antiokhos XI Epifanis}} |
{{/Antiokhos XI Epifanis}} |
||
{{/Muhammad Sangidu}} |
|||
[[Kategori:Artikel pilihan]] |
[[Kategori:Artikel pilihan]] |
Revisi per 22 Juli 2021 17.28
|
Di sini komunitas menentukan artikel apa yang menjadi artikel pilihan. Artikel pilihan adalah karya terbaik komunitas Wikipedia yang memenuhi kriteria artikel pilihan. Pengusul calon diharapkan untuk memperbaiki artikel berdasarkan masukan yang diterima di sini. Suatu artikel tidak boleh diusulkan menjadi artikel pilihan bersamaan waktu dengan diusulkan jadi artikel bagus. Untuk mendapatkan status artikel pilihan, artikel tersebut harus mencapai konsensus yang menyetujui bahwa artikel yang diusulkan sudah memenuhi kriteria. Konsensus ditetapkan setelah komunitas menyetujuinya. Apabila setelah waktu yang lama masukan terhadap artikel belum diperbaiki atau konsensus tidak dapat dicapai, usulan akan ditolak. Pengusulan yang disetujui maupun ditolak nantinya diarsipkan di halaman terpisah setiap bulannya, lihat arsip pengusulan disetujui dan ditolak bulan ini. |
|
Prosedur pengusulan
Peninjauan artikel Untuk pengusul
Untuk pembaca
Penerimaan artikel
Setelah disetujui Suatu artikel yang sudah disetujui menjadi artikel pilihan akan dihapus dari halaman ini lalu didaftarkan terlebih dahulu ke halaman arsip, halaman artikel pilihan menurut topik, dan halaman jadwal usulan. |
Usulan
Sudah menerima tiga tinjauan dan sudah melewati 14 hari juga. --Glorious Engine (bicara) 4 Agustus 2021 00.11 (UTC)
- Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel pilihan. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Artikel ini disetujui.
Piagam Jakarta
- Pengusul: Danu Widjajanto (b • k • l)
- Status: Selesai
Piagam Jakarta sudah menuai kontroversi bahkan sejak sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Hal ini diakibatkan oleh "tujuh kata" yang terkandung di dalam piagam tersebut. Kontroversi ini menyangkut identitas konstitusional negara Indonesia dan juga hubungan antara agama dan negara. Artikel ini membahas secara lengkap Piagam Jakarta dari latar belakang perumusannya, pencabutannya, hingga upaya-upaya untuk mengembalikannya. Isinya ditopang dengan rujukan-rujukan ilmiah terkemuka. Artikelnya sendiri sebenarnya diterjemahkan dari artikel "Jakarta-Charta" yang sudah mendapatkan status "Exzellente Artikel" di Wikipedia Bahasa Jerman. Artikel aslinya ditulis oleh seorang Profesor Kajian Islam dari Universitas Bamberg yang bernama Patrick Franke (profil Wikipedia). Sumber-sumber yang dikutip sudah aku periksa langsung, dan aku juga melakukan penambahan/pengurangan untuk menyesuaikan dengan konteks pembaca Indonesia. Oleh sebab itu, saya rasa artikel ini sudah siap untuk mendapatkan status Artikel Pilihan. Kalau pengusulan ini berhasil, artikel ini akan menjadi artikel pilihan pertama di WBI yang diterjemahkan dari bahasa Jerman. Saya akan sangat mengapresiasi masukan-masukan dan saran-saran perbaikan (mungkin bung @David Wadie Fisher-Freberg, @AMA Ptk, dan @HaEr48 tertarik meninjau?) Danu Widjajanto (bicara) 21 Juli 2021 21.30 (UTC)
Komentar Glorious Engine
- Bagian berkas Berkas:Naskah Asli Piagam Jakarta.jpg mungkin bisa dipakaikan infobox pakai Templat:Infobox book kayak artikel 95 Tesis.
- Sudah aku tambahkan. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 06.39 (UTC)
- "Makna dari kalimat ini sendiri memantik kontroversi dalam kurun waktu beberapa tahun sesudah dekret tersebut dikeluarkan." Hapus kata "dalam kurun waktu beberapa tahun" karena kontroversi-nya terjadi tak hanya selama "beberapa tahun" tapi sampai tahun 2000-an berdasarkan pada isi artikelnya.
- Sudah aku ganti jadi "Makna dari kalimat ini sendiri terus memantik kontroversi sesudah dekret tersebut dikeluarkan" Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 06.39 (UTC)
- Singkatan "BPUPK" kenapa tidak "BPUPKI" ? Inikan singkatan yang sering dipakai dalam buku-buku pelajaran kan ?
- Karena nama aslinya memang "Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan", bukan "Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia". Ini aku juga baru tahu setelah menelaah lebih lanjut sumber-sumber yang ada, karena dulu waktu pelajaran PPKN memang diajarkannya "BPUPKI". Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 06.39 (UTC)
- Tambahan penjelasan yang baru aku temukan juga: "Indonesia" was not part of the name as the 16th Army only had authority over Java (Kusuma & Elson (2011), p. 196). Aku sudah tambahkan keterangan di artikelnya untuk yang penasaran. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 08.25 (UTC)
- Karena nama aslinya memang "Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan", bukan "Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia". Ini aku juga baru tahu setelah menelaah lebih lanjut sumber-sumber yang ada, karena dulu waktu pelajaran PPKN memang diajarkannya "BPUPKI". Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 06.39 (UTC)
- "ke-Tuhanan" kenapa tidak "ketuhanan" ? Tengok nih: https://berita.bhagavant.com/2017/10/14/ajaran-agama-buddha-sesuai-dengan-sila-ketuhanan-yang-maha-esa.html
- Sudah aku ganti. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.01 (UTC)
- "Ia juga berkomentar bahwa meskipun ada anggota yang menganggap tujuh kalimat itu "tajam", ada pula yang menganggapnya "kurang tajam"." Siapa itu yang menganggap "tajam" dan "kurang tajam" ?
- Wahid Hasjim memang tidak menyebut secara spesifik. Dari konteksnya bisa ditebak, tapi karena beliau tidak menyebutkan secara spesifik, lebih baik kita tidak berspekulasi. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.01 (UTC)
- "Konferensi Waligereja Indonesia dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia" tambahkan keterangan mengenai singkatannya, KWI & PGI
- Sudah dikerjakan Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.01 (UTC)
- Bagian tabel "Organisasi" dari Achmad Soebardjo kok kosong ya ?
- Memang tidak ada. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.01 (UTC)
- "empat anggota berasal dari kelompok Islam dan lima dari kelompok kebangsaan" Kalo di versi de.wiki-nya & sumber ini memakai kata "nasionalis-Islam" (Islam-Nationalist) & "nasionalis-sekuler" (Säkular-Nationalist), apakah sekuler = kebangsaan ? Apakah nasionalis nggak bisa dipadukan dengan Islam ? Kenapa tidak memakai istilah Islamis (Islam politik) saja ? Mungkin bisa dijelaskan.
- Itu istilah asalnya dari ucapan Soepomo di BPUPKI, terus istilah ini kemudian diadopsi oleh sumber-sumber yang ada, lihat [1] dan [2] (halaman 24-25). Bung Yusril juga memakai istilah yang sama. Aku tidak mau pakai kata "sekuler" karena "sekulerisme" di Barat secara konseptual beda dengan bagaimana golongan kebangsaan memandang hubungan agama dengan negara. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.01 (UTC)
- " Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tujuh kata tersebut akan memaksa suku Minangkabau untuk meninggalkan adat istiadat mereka dan juga berdampak terhadap hak tanah yang berlandaskan pada hukum adat di Maluku." "memaksa meninggalkan adat" apa maksudnya ? Bukannya justru adat Minangkabau sendiri justru Islam ya ? Terus maksudnya "hak tanah" yang dimaksud itu apa ? Hanya orang Kristen yang punya hak tanah gitu maksudnya ?
- @Glorious Engine kalau bingung bisa tanya langsung ke Johannes Latuharhary, karena itu pendapat dia :P ngomong-ngomong adat Minangkabau masih banyak elemen pra-Islam, misalnya sistem matrilineal yang terkenal. Upaya untuk menyingkirkan ajaran adat yang bertentangan dengan Islam-lah yang memicu Perang Padri. Hak tanah menyangkut kepemilikan oleh masyarakat adat, mungkin Latuharhary takut kalau Indonesia menjalankan syariat Islam, nanti sistem pertanahannya mengikuti sistem Islam alih-alih sistem adat. Aku sendiri nggak tahu sama sekali soal sistem adat di Maluku. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.01 (UTC)
- Bagian keterangan gambar "Perdana Menteri Indonesia Djuanda Kartawidjaja (1957–1959)" nggak dikasih keterangan lanjutan, misalnya "Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja menjawab bahwa meskipun Piagam Jakarta bukan merupakan bagian dari UUD 1945, piagam tersebut tetap menjadi sebuah dokumen bersejarah yang sangat penting dalam perjuangan bangsa Indonesia dan perumusan Pembukaan UUD 1945."
- Sudah aku tambahkan. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.06 (UTC)
- Bagian keterangan pada berkas "Berkas:Logo Muhammadiyah.svg" nggak dikasih keterangan "Lambang Muhammadiyah" kayak keterangan pada berkas Berkas:Logo of Catholic Party.svg
- Sudah aku tambahkan. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.06 (UTC)
- Keberadaan A. A. Maramis dalam Panitia Sembilan ini juga cukup unik, karena bersikap moderat terhadap "tujuh kata" tersebut. Mungkin tulisan dari sumber ini bisa ditambahkan: https://tirto.id/kisah-aa-maramis-dari-minahasa-di-seputar-piagam-jakarta-cq7s
- Sudah aku tambahkan "Anggota Panitia Sembilan yang lain, Abdoel Kahar Moezakir, kelak mengklaim dalam sebuah wawancara pada Desember 1957 bahwa anggota panitia yang beragama Kristen, Alexander Andries Maramis, setuju "200%" dengan rumusan ini." Aku tidak kutip Hatta karena lebih baik mengutip sumber sekunder daripada primer dalam menulis ensiklopedia. Untuk kutipan Cak Nur sudah terwakili oleh keterangan di bagian "Penghapusan tujuh kata" (ngomong2, salah satu sumbernya, Elson, berspekulasi kalau "opsir kaigun Jepang" itu sebenarnya Sam Ratulangi, tapi aku tidak masukkan karena ini cuma spekulasi aja). Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.23 (UTC)
Meski ada Maramis, pada 22 Juni 1945, sila pertama dalam kesepakatan yang kemudian dikenal Piagam Jakarta memuat: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
“Mr Maramis … tidak merasakan bahwa penetapan itu adalah suatu diskriminasi,” tulis Hatta dalam Mohammad Hatta: Memoir.
Menurut Nurcholish Madjid dalam Islam Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia (1995), tentu saja, “Orang-orang Kristen yang berasal dari Sulawesi Utara, tanah kelahiran A.A. Maramis, secara serius menolak satu ungkapan dalam piagam tersebut.”
- Kutipan Sukarno soal prinsip Ketuhanan ini juga kayaknya cocok untuk ditambahkan di bagian "Piagam Jakarta sebagai kompromi": https://www.krjogja.com/angkringan/historia/pidato-bung-karno-1-juni-1945-tentang-pancasila-vii-habis/ & https://berita.bhagavant.com/2017/10/14/ajaran-agama-buddha-sesuai-dengan-sila-ketuhanan-yang-maha-esa.html
- Kalau di bagian "Piagam Jakarta sebagai kompromi" kurang sinkron karena di situ sudah tanggal 22 Juni, sementara pidatonya Soekarno tanggal 1 Juni. Kutipannya sudah aku tambahkan di bagian "Sidang Resmi Pertama BPUPK dan Panitia Sembilan" Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 07.53 (UTC)
"Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa."
--Glorious Engine (bicara) 21 Juli 2021 22.18 (UTC)
Komentar dwadieff
- Judul "Sidang Resmi Pertama BPUPK": apakah ini mengindikasikan ada sidang tidak resmi sebelumnya? Kalau tidak, "sidang" saja.
- BPUPK memang hanya dua kali bersidang, dan "sidang resmi" itu istilah yang digunakan di risalahnya. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 11.53 (UTC)
- "Angkatan Darat ke-16 Jepang (yang memiliki wewenang di Jawa)": ganti menjadi "Angkatan Darat ke-16, korps militer yang melaksanakan pemerintahan atas wilayah Jawa".
- Sudah dikerjakan Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 11.53 (UTC)
- "Para perwakilan kelompok Islam": ganti menjadi "wakil kelompok Islam" (kata "perwakilan" sepertinya terlalu kaku) dan begitu juga seterusnya untuk kelompok Islam dan kebangsaan.
- Sudah dikerjakan Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 11.53 (UTC)
- "hukum syariah": syariat sendiri sebenarnya sudah merujuk pada hukum Islam, jadi redundan. "syariat" saja.
- Sudah dikerjakan Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 11.53 (UTC)
- "Hadikoesoemo juga berargumen": mungkin sebaiknya "Hadikoesoemo juga berpandangan"?
- Sudah dikerjakan bagus sekali. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 11.53 (UTC)
- "umat Muslim": mungkin sebaiknya "umat Islam"? Muslim merujuk pada orang Islam secara perseorangan. Begitu juga di bawah ("Muslim wajib menerapkan syariat Islam") diganti saja menjadi "umat Islam".
- Sudah dikerjakan Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 11.53 (UTC)
- "Marsekal Lapangan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang Hisaichi Terauchi": perwira militer biasanya disebut jabatannya terlebih dahulu baru pangkatnya. Mungkin akan lebih baik disebut sebagai "Panglima Kelompok Ekspedisi Angkatan Darat Selatan Marsekal Medan Hisaichi Terauchi".
- @David Wadie Fisher-Freberg apa nggak kepanjangan tuh? Yang perlu diketahui pembaca kan sekadar fakta kalau dia adalah panglima (gensui) AD Jepang. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- Sepertinya perlu, karena tokoh-tokoh lain juga disebutkan secara kontekstual jabatannya apa. dwadieff ✉ 25 Juli 2021 09.56 (UTC)
- Sudah aku tambahkan, dan kalimatnya aku ubah jadi pasif juga supaya tetap fokus ke Soekarnonya. Danu Widjajanto (bicara) 25 Juli 2021 11.27 (UTC)
- Sepertinya perlu, karena tokoh-tokoh lain juga disebutkan secara kontekstual jabatannya apa. dwadieff ✉ 25 Juli 2021 09.56 (UTC)
- @David Wadie Fisher-Freberg apa nggak kepanjangan tuh? Yang perlu diketahui pembaca kan sekadar fakta kalau dia adalah panglima (gensui) AD Jepang. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "Kaisar Hirohito menyampaikan sebuah pidato yang menyatakan": kurang luwes, ganti menjadi "Kaisar Hirohito mengumumkan" saja.
- Sudah dikerjakan Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 11.57 (UTC)
- "memfinalisasi undang-undang dasar Indonesia": mungkin lebih baik "menyelesaikan rancangan undang-undang dasar Indonesia".
- @David Wadie Fisher-Freberg ini bisa diperdebatkan sih sepertinya, karena sepemahamanku, rancangannya sebenarnya sudah siap dan bahkan sudah disetujui oleh BPUPK tanggal 15 Juli, kalau "menyelesaikan" kan kesannya ada pasal/bagian yang belum selesai dirumuskan. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- Ah, masuk akal. Sepakat. dwadieff ✉ 25 Juli 2021 09.56 (UTC)
- @David Wadie Fisher-Freberg ini bisa diperdebatkan sih sepertinya, karena sepemahamanku, rancangannya sebenarnya sudah siap dan bahkan sudah disetujui oleh BPUPK tanggal 15 Juli, kalau "menyelesaikan" kan kesannya ada pasal/bagian yang belum selesai dirumuskan. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "kaum kebangsaan Kristen": kaum kebangsaan atau kaum Kristen? Apakah akan benar secara kesejarahan jika mencampur keduanya?
- Sudah aku sesuaikan jadi "kelompok nasionalis beragama Kristen" Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "diskriminatif terhadap minoritas agama": mungkin lebih baik "diskriminatif terhadap penganut agama minoritas"?
- Sudah dikerjakan bagus sekali. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "Di lembaga ini, Piagam Jakarta menjadi tema yang penting": mungkin lebih baik "Piagam Jakarta adalah topik yang penting bagi anggota-anggota lembaga ini"?
- Sudah aku sesuaikan. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "ideologi Darul Islam": DI bukan ideologi. Mungkin lebih cocok "misi yang diperjuangkan oleh Darul Islam"?
- Sudah aku ganti jadi "ideologi yang diperjuangkan oleh Darul Islam" Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "ia meminta pengembalian UUD 1945": mungkin lebih baik "ia menyerukan agar UUD 1945 diberlakukan kembali"?
- Sudah dikerjakan Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "memiliki status konstitusional": apakah ada rincian penjelasan lanjut maksud frasa ini bagaimana?
- @David Wadie Fisher-Freberg maksudnya memiliki status sebagai undang-undang dasar seperti halnya UUD 1945. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- Judul "Upaya mengimplementasi Piagam Jakarta lewat perundangan": mungkin lebih baik "upaya menerapkan Piagam Jakarta melalui peraturan perundang-undangan"?
- Sudah dikerjakan Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "meningkatkan keefisienan": usulan pribadi saja, tapi sepertinya lebih keren kalau dijadikan "meningkatkan kesangkilan :)
- Menurutku istilah "sangkil" masih kurang dikenal sih hahaha. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- Mari kita populerkan! :p dwadieff ✉ 25 Juli 2021 09.57 (UTC)
- Menurutku istilah "sangkil" masih kurang dikenal sih hahaha. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
- "kembali muncul seruan untuk mendirikan negara Islam dan mengembalikan Piagam Jakarta": mungkin lebih baik diubah menjadi "seruan untuk mendirikan negara berdasarkan Islam dengan menerapkan Piagam Jakarta kembali muncul".
- Kalau aku lihat itu dua hal yang belum tentu menjadi satu paket sih, karena ada golongan yang ingin mendirikan negara Islam tanpa memerlukan Piagam Jakarta, dan ada golongan yang menginginkan pengembalian Piagam Jakarta sembari mengklaim bahwa negara tetap berdasarkan Pancasila alih2 negara Islam. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juli 2021 16.00 (UTC)
Sejauh ini itu saja dulu, terima kasih. dwadieff ✉ 23 Juli 2021 23.54 (UTC)
AMA Ptk
Tak banyak barangkali komentar2 sy, namun baiklah sy memberi pandangan sedikit di sini.
- Well, ada kabar bahwa yang mendatangi Bung Hatta malam menjelang 17 Agustus, ialah seorang Indonesia dengan perawakan seperti orang Jepang. Ada baiknya kalau dituliskan di catatan kaki saja? Ini satu
- Dari sumber-sumber yang aku baca, Hatta tidak pernah mengatakan kalau opsir yang datang itu "berperawakan seperti orang Jepang". Beliau hanya menyebutkan "opsir kaigun" saja. Elson malah berspekulasi kalau opsir ini sebenarnya adalah Sam Ratulangi. Danu Widjajanto (bicara) 25 Juli 2021 08.44 (UTC)
- "Janji pengakuan pada awal 1959": ada kata "Diyakini Soekarno mendukung kembalinya UUD 1945 agar ia dapat menerapkan gagasan demokrasi terpimpinnya.", maka maksudnya menunjuk "Soekarno meyakini" atau "[ada seorang pakar/ahli/lainnya yang] meyakini Soekarno..." (dst)?
- Maksudnya ada pakar yang meyakini kalau tujuan Soekarno mendukung kembalinya UUD 1945 adalah untuk menerapkan demokrasi terpimpin (karena UUD 1945 itu memberi wewenang yang sangat besar untuk presiden dan minim dalam perlindungan hak konstitusional, jadi memang berguna untuk melandasi sistem semacam demokrasi terpimpin atau Orde Baru). Danu Widjajanto (bicara) 25 Juli 2021 08.44 (UTC)
- @Danu Widjajanto: Mungkin biar lebih jelas, bisa disebutkan pakarnya siapa? dwadieff ✉ 25 Juli 2021 12.03 (UTC)
- @David Wadie Fisher-Freberg sudah aku rincikan jadi "Menurut pendapat anggota Konstituante dari Partai Masyumi Djamaluddin Datuk Singomangkuto dan teolog Belanda B.J. Boland, Soekarno mendukung kembalinya UUD 1945 agar ia dapat menerapkan gagasan demokrasi terpimpinnya." Ngomong-ngomong artikelnya Singomangkuto masih merah tuh (dan merupakan bagian dari Proyek Konstituante saudara) :P Danu Widjajanto (bicara) 25 Juli 2021 12.12 (UTC)
- @Danu Widjajanto: wah, satu-satu :p dwadieff ✉ 27 Juli 2021 11.11 (UTC)
- @David Wadie Fisher-Freberg sudah aku rincikan jadi "Menurut pendapat anggota Konstituante dari Partai Masyumi Djamaluddin Datuk Singomangkuto dan teolog Belanda B.J. Boland, Soekarno mendukung kembalinya UUD 1945 agar ia dapat menerapkan gagasan demokrasi terpimpinnya." Ngomong-ngomong artikelnya Singomangkuto masih merah tuh (dan merupakan bagian dari Proyek Konstituante saudara) :P Danu Widjajanto (bicara) 25 Juli 2021 12.12 (UTC)
- @Danu Widjajanto: Mungkin biar lebih jelas, bisa disebutkan pakarnya siapa? dwadieff ✉ 25 Juli 2021 12.03 (UTC)
- Maksudnya ada pakar yang meyakini kalau tujuan Soekarno mendukung kembalinya UUD 1945 adalah untuk menerapkan demokrasi terpimpin (karena UUD 1945 itu memberi wewenang yang sangat besar untuk presiden dan minim dalam perlindungan hak konstitusional, jadi memang berguna untuk melandasi sistem semacam demokrasi terpimpin atau Orde Baru). Danu Widjajanto (bicara) 25 Juli 2021 08.44 (UTC)
- Maaf, memang ISBN di daftar pustaka tidak dicantumkan kah?
- Menurutku ISBN tidak wajib dicantumkan sih, apalagi mengingat pedoman-pedoman rujukan ilmiah biasanya tidak meminta ISBN. Selain itu, beberapa buku lama (seperti bukunya Yamin) tidak memiliki ISBN. Danu Widjajanto (bicara) 25 Juli 2021 08.44 (UTC)
Sekian. Terima kasih --AMA Ptk (bicara) 25 Juli 2021 02.13 (UTC)
- Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Artikel ini sudah ditinjau secara komprehensif oleh dua pengguna dan saran-saran yang diberikan juga sudah dikerjakan dengan baik. Danu Widjajanto (bicara) 9 Agustus 2021 21.05 (UTC)
- Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel pilihan. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Artikel ini disetujui.
Djanius Djamin
- Pengusul: Jeromi Mikhael (b • k • l)
- Status: Selesai
Ketua DPRD perempuan pertama dan mungkin salah satu yang termuda. Ini mungkin usulan AP saya yang tercepat, dengan artikel dirampungkan dalam waktu kurang dari sehari.
Jeromi Mikhael (bicara) 19 Juli 2021 10.05 (UTC)
- Mungkin bung @David Wadie Fisher-Freberg tertarik meninjau? Danu Widjajanto (bicara) 19 Juli 2021 11.47 (UTC)
- @Danu Widjajanto: Bung David Wadie lebih berfokus pada bidang administrasi ya. Kalau saran saya sih seharusnya bung Rahmatdenas. --Jeromi Mikhael (bicara) 19 Juli 2021 16.06 (UTC)
- Mungkin bung @David Wadie Fisher-Freberg tertarik meninjau? Danu Widjajanto (bicara) 19 Juli 2021 11.47 (UTC)
Komentar dari Rahmatdenas
Halo, aku coba meninjau artikelnya, ya.
- Bagian pendidikan melewatkan pembahasan bagaimana Djanius menempuh studi S-2 dan S-3.
- @Rahmatdenas: Selesai
- Di buku Profil Tokoh..., disinggung soal aktivisme Djanius di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Djanius menjadi pengurus HMI di komisariat fakultas hingga cabang Medan. Menariknya, aku menemukan sumber (entah layak dikutip entah tidak) soal aktivisme Djanius di periode genting G30S.
- @Rahmatdenas: Selesai
- Memilih hidup sendiri di usia senjanya. Mungkin ini bisa ditambahkan di bagian kehidupan pribadi.
- @Rahmatdenas: Ada sumbernya?
- Wah, maaf saya lupa membacanya di mana. Skip dulu. Rahmatdenas (bicara) 2 Agustus 2021 12.19 (UTC)
- Pembahasan kiprah Djanius aku lihat berhenti setelah jadi Pjs Rektor pada 2007. Ada gap dari 2007 sampai sekarang. Jadi pembahasan artikel ini bisa diperkaya. Sebagai contoh:
- Djanius mengelola yayasan yang menaungi Universitas Trikarya (UNITRA). Dari penelusuranku sekilas, cikal bakal UNITRA berawal dari Akademi Perbanas (di bawah Yayasan Pendidikan Perbanas Medan, yang Djanius jadi ketua yayasan pada 1976), lalu menjadi STIE Trikarya, dan terakhir UNITRA. UNITRA lalu dialihkelolakan jadi Universitas Kalimantan Utara (tapi proses alih kelolanya sempat jadi polemik). Sayangnya, sumber soal ini terbatas/terfragmentasi.
- @Rahmatdenas: Selesai
- Kedudukannnya di organisasi Badan Musyawarah Masyarakat Minang (BM3) Sumatra Utara, awalnya sebagai sekretaris (1987-1990) dan tiga periode jadi ketua umum (1994-2011). Di buku Profil Tokoh...,, disebutkan ia memprakarsai gedung sekretariat BM3 Sumatra Utara sekarang.
- @Rahmatdenas: Selesai
- Dengan posisinya di BM3 Sumatra Utara, tampaknya Djanius memiliki pengaruh di konstelasi politik. Ia diberitakan memberikan dukungan pada tokoh tertentu (di pilgub Sumut/pilwakot Medan).
- @Rahmatdenas: Selesai
- Ada pemberitaan Djanius selaku Ketua Yayasan Eka Medan, yang tampaknya berafiliasi dengan HMI.
- @Rahmatdenas: Selesai
- Djanius mengelola yayasan yang menaungi Universitas Trikarya (UNITRA). Dari penelusuranku sekilas, cikal bakal UNITRA berawal dari Akademi Perbanas (di bawah Yayasan Pendidikan Perbanas Medan, yang Djanius jadi ketua yayasan pada 1976), lalu menjadi STIE Trikarya, dan terakhir UNITRA. UNITRA lalu dialihkelolakan jadi Universitas Kalimantan Utara (tapi proses alih kelolanya sempat jadi polemik). Sayangnya, sumber soal ini terbatas/terfragmentasi.
Dari aku segini dulu. Rahmatdenas (bicara) 23 Juli 2021 13.06 (UTC)
- Untuk tinjauan bung Rahmatdenas sudah saya selesaikan. Bung Danu Widjajanto apakah mau melanjutkan? --Jeromi Mikhael (bicara) 2 Agustus 2021 03.40 (UTC)
- Baik, terima kasih pengayaan artikelnya, jadi pembahasannya tidak mentok lagi di tahun 2007. Dari aku, ada sedikit tinjauan:
- Nama-nama organisasi yang disebutkan di bagian "riwayat organisasi" menurut aku tidak punya signifikansi di artikel (tidak ada penjelasan kiprah Djanius dan rincian tahun aktif Djanius). Jadi aku usul dihapus.
- Ada bahasan yang terulang, yakni soal Djanius duduk sebagai Ketua Yayasan Perbankan Nasional Swasta.
- Berangkat dari dua poin tersebut di atas, aku langsung sunting artikelnya (termasuk mengubah subjudul). Ini jadinya. Silakan diedit, mana tahu ada saran yang lebih baik lagi (terutama soal subjudul). Rahmatdenas (bicara) 2 Agustus 2021 12.13 (UTC)
- @Rahmatdenas uda Rahmat Denas apakah sudah puas dengan artikelnya atau masih ada komentar lagi? Danu Widjajanto (bicara) 9 Agustus 2021 07.10 (UTC)
- Dari aku sudah. Artikelnya sekarang sudah komprehensif ^.^ Rahmatdenas (bicara) 9 Agustus 2021 07.21 (UTC)
- Baik, terima kasih pengayaan artikelnya, jadi pembahasannya tidak mentok lagi di tahun 2007. Dari aku, ada sedikit tinjauan:
Komentar dari Danu
- Paragraf pembukanya apa bisa diperpanjang seperti artikel-artikel sebelumnya?
- @Danu Widjajanto: Selesai
- Jabatan sebagai rektor dan pjs rektor kenapa tidak ditambahkan di infobox? Sebagai perbandingan lihat jabatan terbaru Hillary Clinton
- @Danu Widjajanto: Selesai Pjs tidak saya tambahkan karena kurang jelas mengenai masa jabatannya.
- "Di waktu yang sama" --> mungkin maksudnya "Pada usia yang sama"?
- @Danu Widjajanto: Selesai
- Bentuk yang baku adalah "orang tua", bukan "orangtua", ada 3 penggunaan orang tua di situ, harap diperbaiki
- @Danu Widjajanto: Selesai
- "Tesis yang ia ditulis di USM ... " --> sepertinya ada yang salah di situ
- @Danu Widjajanto: Selesai
- Jabarkan kepanjangan Golkar saat pertama kali disebutkan
- @Danu Widjajanto: Selesai
- "Djanius juga terlibat dalam memenangkan Golkar di pemilihan umum tahun 1977. " --> "terlibat dalam memenangkan" mengimplikasikan kalau beliau berperan kunci, sementara pemilu saat itu memang sudah rigged. Bagaimana kalau jadi "Djanius juga turut serta dalam upaya memenangkan..."
- @Danu Widjajanto: Selesai
- "Djanius — yang beretnis Minang — " --> apa perlu tanda "—"?
- @Danu Widjajanto: Ya. Tanda pisah maksudnya, lihat PUEBI untuk penggunaannya.
- " Djanius mengakhiri masa jabatannya sebagai Ketua DPRD pada tahun 1971 dan ia digantikan oleh Nas Sebayang" --> ada alasannya kenapa berakhirnya lumayan cepat?
- @Danu Widjajanto: Pemilu 1971. Itu pas jaman DPRD-GR, jadi DPRD ditunjuk sama eksekutif dan ketuanya berganti-ganti terus
- "Djanius beserta anggota pansus lainnya menetapkan pada tanggal 15 Maret 1975 bahwa hari lahir kota Medan adalah 1 Juli 1590, menggantikan tanggal 1 April yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda" --> ada alasannya nggak kenapa kedua tanggal tersebut beda? Menurutku perlu diberikan sedikit konteks.
- @Danu Widjajanto: Selesai Aku pakai tanda hubung
- "pasangan Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi yang beretnis Minang." --> mengimplikasikan kalau Akhyar juga beretnis Minang, mungkin bisa dirumuskan ulang?
- @Danu Widjajanto: Selesai Saya sudah atur ulang
- "MIPA", "Kapolri", "Kapolda" --> singkatan-singkatan yang belum dijelaskan kepanjangannya
- @Danu Widjajanto: Selesai
- "Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Dr. Belfrik Manulang dan Ida Karnasih PhD.," --> itu dekannya ada dua?
- @Danu Widjajanto: Selesai Yang terakhir dosen.
- "Permasalahan tersebut akhirnya selesai beberapa hari kemudian" --> ada penjelasan bagaimana mereka bisa berdamai?
- @Danu Widjajanto: Ini gak ada penjelasan. Tiba-tiba saja. Kutipan berita:
Permasalahan sejumlah dosen di Universitas Negeri Medan (dulu IKIP Negeri Medan-Red) dengan rektornya yang menuntut mundur dari jabatannya, sudah selesai. Masing-masing pihak mau bekerja sama kembali untuk membangun masa depan Unimed sebagai PT yang baru resmi jadi universitas 26 Januari 2000. "Sebagai rektor saya siap dikoreksi demi kemajuan universitas. Sebaliknya, sebagai dosen juga harus mau menaati aturan dan tidak memaksakan kehendak, apalagi bertindak tidak lagi seperti seorang akademisi. Masak saya dicaci-maki," kata Rektor Unimed Prof Djanius Djamin SH MS kepada Kompas, Kamis (20/4).
- @Danu Widjajanto: Ini gak ada penjelasan. Tiba-tiba saja. Kutipan berita:
- "mengalami pergolakan pada bulan Mei 2007 akibat perseteruan dua kubu yayasan yang menaungi universitas tersebut, yakni antara kubu Helmi Nasution dan kubu Sariani A. Siregar" --> perlu konteks kenapa bisa terjadi perseteruan antara keduanya
- @Danu Widjajanto: Selesai Saya reorganisir kalimatnya
- Jelaskan dalam kurung apa itu civitas academia
- @Danu Widjajanto: Selesai Saya ganti dengan istilah Indonesianya.
- " "17 Januari 2013". Medan Magazine. 17 Januari 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-14. Diakses tanggal 1 Agustus 2021." -- itu beneran judulnya 17 Januari 2013? Kayaknya bukan deh
- @Danu Widjajanto: Selesai
Segitu saja, terima kasih. Danu Widjajanto (bicara) 6 Agustus 2021 19.23 (UTC)
- @Danu Widjajanto: Saran-saran yang anda berikan sudah saya kerjakan. Mohon masukannya. --Jeromi Mikhael (bicara) 9 Agustus 2021 02.23 (UTC)
- @Jeromi Mikhael Terima kasih atas kerja kerasnya. Itu di atas masih ada komentar Rahmatdenas yang belum dijawab tuh. Aku sendiri merasa artikelnya sudah siap. Danu Widjajanto (bicara) 9 Agustus 2021 07.05 (UTC)
- @Danu Widjajanto: Oh itu. Kalau anda lihat Bung Rahmatdenas sudah menyuntingnya sendiri. --Jeromi Mikhael (bicara) 9 Agustus 2021 07.06 (UTC)
- @Jeromi Mikhael Terima kasih atas kerja kerasnya. Itu di atas masih ada komentar Rahmatdenas yang belum dijawab tuh. Aku sendiri merasa artikelnya sudah siap. Danu Widjajanto (bicara) 9 Agustus 2021 07.05 (UTC)
- Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Pengusulan ditutup karena sepertinya pengusul masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk merombak artikelnya. Pengusul diundang untuk kembali mencalonkan artikelnya setelah proses perombakan diselesaikan. Terima kasih banyak atas kerja keras pengusul dalam mengembangkan artikelnya. Danu Widjajanto (bicara) 12 September 2021 23.06 (UTC)
- Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel pilihan. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Pencalonan artikel ini dikembalikan kepada pengusulnya.
Terminal Joyoboyo
- Pengusul: Mujionomaruf (b • k • l)
- Status: Tidak akan dilanjutkan
Artikel yang sesuai dengan kaidah2 Wiki serta artikel mengenai terminal bus dengan deskripsi2 yang lebih lengkap dari artikel terminal bus serupa lainnya. MMaruf | Bicara 23 Juni 2021 16.12 (UTC)
Komentar Danu Widjajanto
- @Mujionomaruf Wah menarik, belum pernah kita dapat pengusulan tentang terminal bus . Ngomong2 aku ada beberapa komentar awal sebelum masuk ke peninjauan yang lebih dalam:
- Referensinya masih perlu dirapikan. Semua kata "Admin", "Administrator", dan "Redaksi" dihapus saja, kalau memang tidak ada nama penulisnya tidak perlu dicantumkan. Selain itu, beberapa namanya malah kurang tepat, seperti "nGalamediaLABS".
- Bagian sejarah perlu diubah menjadi prosa alih-alih dalam bentuk tabel.
- Peran paragraf pembuka adalah untuk merangkum isi artikel, jadi saranku agar informasi yang ada di situ ditempatkan di bagian tubuh artikel jika relevan, lalu setelah itu paragraf pembukanya bisa dirombak untuk merangkum bagian-bagian inti dari artikelnya (sejarah, status terminal, dll)
Segitu dulu, terima kasih. Danu Widjajanto (bicara) 23 Juni 2021 18.09 (UTC)
- @Danu Widjajanto: Terimakasih saran perbaikannya Pak, akan segera diperbaiki. MMaruf | Bicara
@Mujionomaruf masih mau dilanjutkan tidak bung? Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 11.31 (UTC)
Komentar Medelam
Halo. Terima kasih atas usahanya mengembangkan artikel ini. Saya sependapat dengan Danu Widjajanto yang telah menyatakan pandangannya di atas, namun saya mau menambahkan satu hal saja. Saya melihat mayoritas artikel ini membahas mengenai rute yang ada di terminal ini. Rute cukup 'reaktif' dalam arti bisa jadi berubah dalam waktu yang cepat. Dalam hal ini saya tidak melihat/menemukan referensi yang dapat menuliskan rute ini dalam situs daring, sehingga mungkin saja artikel ini menjadi tidak lagi menunjukkan info yang ter-update dalam waktu yang singkat. Alternatifnya adalah menuliskan sampai kapan rute ini disusun (menggunakan templat {{as of}}
), namun jika sudah terlalu jauh jarak dari waktu pembaruan terakhir ke kondisi terkini, maka perubahannya bisa jadi signifikan.
Selain itu, mungkin bisa dijelaskan (jika ada) masalah yang terkait dengan terminal ini, misal bagaimana kepadatan penumpang di sana, lalu perbandingan dengan terminal lain di sekitarnya, manfaat keberadaan terminal ini, yang dapat saja diambil dari jurnal-jurnal ilmiah atau penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Demikian yang dapat saya sampaikan. Salam. Medelam (bicara) 24 Juni 2021 01.57 (UTC)
- @Medelam: Benar Pak, rute angkot benar2 'reaktif', apalagi peristiwa pandemi ini juga sangat mempengaruhi operasional angkot. Sulit untuk menemukan referensi primer mengenai rute angkot yang ter-uptodate. MMaruf | Bicara 24 Juni 2021 03.56 (UTC)
Alternatifnya bisa saja cukup disebutkan daerah2 yang dijangkau angkot di terminal ini, dan tidak perlu ada daftar rute karena rute angkot memang tidak stabil, hal ini penting untuk memenuhi kriteria AP “stabil”. Daftar rute mungkin bisa masuk artikelnya sendiri “Daftar rute bus dan angkot di Terminal Joyoboyo”. Salam. Danu Widjajanto (bicara) 24 Juni 2021 06.02 (UTC)
Komentar Rtnf
- Untuk referensi yang mengarah ke repositori karya ilmiah universitas (Repository Unair/Digilib UIN Surabaya). Mungkin sebaiknya dicantumkan afiliasi Fakultas/Jurusan. Jadi bukan
Primadana, M.J. (2019). "Terminal Joyoboyo Surabaya Tahun 1970-1991". Repository Unair. Diakses tanggal 2021-05-22.
tetapiPrimadana, M.J. (2019). "Terminal Joyoboyo Surabaya Tahun 1970-1991". Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Ilmu Sejarah, Universitas Airlangga. Diakses tanggal 2021-05-22.
- Mengenai simbol lambang rute angkot (lingkaran berwarna, dengan kode huruf "D"/"F"/dll), itu bagaimana ya? Apa itu simbol lambang rute angkot resmi? Atau dibuat sendiri, berdasarkan kode warna dan kode huruf berdasarkan pengamatan di body mobil angkot?
- Mengenai "web resmi terminal" (https://terminaljoyoboyo.wordpress.com/ , https://purabayabusterminal.wordpress.com). Apa itu benar-benar resmi dikelola oleh pihak terminalnya?
- Mengenai definisi terminal penumpang tipe B, apakah itu didefinisikan secara resmi melalui Keputusan Menteri Perhubungan No 30 /1995? Kalau iya, mungkin bisa dibuatkan artikel wikinya sendiri. Artikelnya dapat berisi definisi menurut keputusan menteri, berikut daftar beberapa terminal di Indonesia yang termasuk klasifikasi itu.
Rtnf (bicara) 24 Juni 2021 03.13 (UTC)
- @Rtnf:, Terimasih masukannya.
- Mengenai simbol lambang rute angkot, kode warna maupun kode trayek adalah resmi. Saya mengadopsi simbol2 tersebut ke dalam simbol yang saya buat sendiri. Saya meniru penggunaan simbol2 pada referensi templat {{adjacent stations}} di halaman-halaman Transjakarta. (saya masih belum bisa buat templatnya, tetapi hanya bisa membuag simbolnya saja, hehe)
- Mengenai web terminal kok pakai wordpress? web tersebut benar2 pernah dikelola Dishub sebelum era masuknya sosial media. Saat ini web tersebut sudah tidak difungsikan lagi, karena informasi atau berita2 terkini diupload di media sosial seperti FB, IG, dll. (saya lampirkan alamat sosial media di bagian pranala luar)
- Mengenai artikel terminal penumpang tipe B, benar, itu berdasar Permen Kemenhub No 30 /1995 dan ada pengganti Permen juga (saya lupa, tapi ada). Terimakasih idenya Pak, sepertinya perlu di buat artikel tersendiri. MMaruf | Bicara 24 Juni 2021 04.18 (UTC)
@Mujionomaruf: Kebetulan, saya juga tertarik untuk mendokumentasikan rute bus dan rute angkot yang saya ketahui. Setahu saya, kode identifikasi angkot itu hanyalah menggunakan 3 metode ini : 1. Kode warna body mobil angkot 2. Kode alfanumerik rute (misal 11b, 45) 3. Nama rute (misal "cisitu-tegalega") atau nama tujuan utama rute (misal "narogong" saja, untuk angkot rute terminal bekasi-narogong).
Kalau ternyata simbol yang anda buat sudah mengacu pada kode alfanumerik dan kode warna body mobil angkot, berarti simbol tersebut sudah cukup baik.
Selain informasi berbentuk artikel wikipedia ini, apakah anda juga tahu mengenai "rute-rute detil" setiap angkot/bis yang ada di terminal? Jalan apa saja yang ditempuh rute tersebut? Kalau iya, mungkin kita bisa bekerjasama untuk membuat "database angkutan umum indonesia", yang juga terintegrasi dengan petanya. Kebetulan, saya sedang melakukan penelitian di bidang ini.
Rtnf (bicara) 24 Juni 2021 04.30 (UTC)
@Rtnf: Tidak selalu tahu, Pak, tapi memang harus 'mencari tahu' dulu mengenai rute-rute detil setiap angkutan umum, hehe MMaruf | Bicara 24 Juni 2021 08.57 (UTC)
- Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Lulus setelah mendapatkan tinjauan komprehensif. Saran-saran sudah dijalankan, dan sudah dibuka selama lebih dari sebulan. Danu Widjajanto (bicara) 23 Juli 2021 12.05 (UTC)
- Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel pilihan. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Artikel ini disetujui.
Antiokhos XI Epifanis
- Pengusul: Glorious Engine (b • k • l)
- Status: Selesai
Sudah jadi FA di en.wiki dan sudah dikembangkan oleh bung Henri Aja --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 07.32 (UTC)
Komentar Danu
- Paragraf pembuka
- "Antiokhos XI Epifanis Filadelfus" --> kalau mau konsisten, ganti jadi "Antiokos XI Epifanis Filadelfos". Judulnya juga perlu diganti dan semua penyebutan Antiokhos jadi Antiokos.
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- "seorang penguasa Seleukia periode Helenistik yang memerintah antara 94 dan 93 SM." --> ganti jadi "seorang Raja Seleukia yang memerintah antara 94 dan 93 SM pada periode Helenistik."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- "Ia adalah putra dari Antiokhos VIII dan ibunya Tryphaena" --> ganti jadi "Ia adalah putra dari pasangan Antiokhos VIII dan istrinya Tryphaena"
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- Kalau mau konsisten juga, ganti semua "Tryphaena" jadi "Trifaena"
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- "Kehidupan awal Antiokhos XI pada saat di mana terjadinya perang sipil tanpa henti antara ayahnya dengan pamannya Antiokhos IX." --> ganti jadi "Saat Antiokos XI masih kecil, berlangsung perang saudara tanpa henti antara ayahnya dengan pamannya, Antiokos IX"
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- "Konflik tersebut berakhir dengan terbunuhnya Antiokhos VIII oleh Antiokhos IX yang kemudian menguasai ibu kota Suriah, Antiokhia." --> sepertinya teksnya tidak menyebutkan kalau yang membunuh itu Antiokos IX. Usul ganti jadi "Konflik tersebut berakhir dengan terbunuhnya Antiokhos VIII, dan Antiokhos IX kemudian menguasai ibu kota Seleukia, Antiokhia."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- "(...) Seleukos VI membalas, lalu menyerbu pamannya dan berhasil membunuhnya serta mengambil alih Antiokhia, hal ini berbalas oleh serangan putra Antiokhos IX, Antiokhos X yang berhasil mengusir Seleukos VI keluar dari kota yang mengarah kepada kematiannya tahun 94 SM." --> usul ubah jadi "(...) Seleukos VI, memimpin pasukan melawan pamannya dan berhasil mengalahkannya. Antiokhos IX tewas dan Seleukos VI lalu merebut Antiokhia. Akan tetapi, putra Antiokos IX, Antiokos X, kemudian berhasil mengusir Seleukos VI keluar dari Antiokhia dan kemudian Seleukos VI tewas pada tahun 94 SM."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- "Catatan-catatan kuno yang diragukan" --> perjelas "Catatan-catatan kuno yang diragukan kebenarannya"
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- "(...) tercatat bahwa tindakan pertama Antiokhos XI dalam membalaskan dendam saudaranya dengan menghancurkan Mopsuestia di Kilikia, yang bertanggung jawab atas kematian Seleukos VI." --> ganti jadi "meriwayatkan bahwa tindakan pertama Antiokos XI adalah membalaskan dendam mendiang saudaranya dengan menghancurkan Mopsuestia di Kilikia, karena kota tersebut bertanggung jawab atas kematian Seleukos VI."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
- "(...) tetapi terbukti melalui bukti-bukti Numismatika." --> "ganti "terbukti" menjadi "dipastikan"
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 18 Juni 2021 20.36 (UTC)
Danu Widjajanto (bicara) 18 Juni 2021 07.59 (UTC)
- Nama, keluarga, dan kehidupan awal
- "Arti nama Antiokhos dalam etimologi Yunani berarti "teguh dalam pendirian"." ==> tidak perlu pakai "dalam etimologi Yunani" karena redundan, cukup "Arti nama Antiokhos dalam bahasa Yunani adalah "teguh dalam pendirian"."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 10 Juli 2021 22.20 (UTC)
- "Nama ini kemudian menjadi nama yang digunakan dalam Dinasti dan banyak Raja-raja Seleukia yang menyandangnya" --> bagaimana kalau jadi "Nama ini kemudian menjadi nama yang banyak disandang oleh Raja-raja Seleukia"
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 10 Juli 2021 22.20 (UTC)
- "Pada tahun 113 SM, Antiokhos IX mendeklarasikan dirinya sebagai Raja dan memulai perang sipil melawan saudara tirinya Antiokhos VIII" --> bisa diganti jadi "Pada tahun 113 SM, Antiokhos IX menyatakan dirinya sebagai raja dan memulai perang saudara melawan saudara tirinya Antiokhos VIII"
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 10 Juli 2021 22.20 (UTC)
- "Konflik persaudaraan" agak aneh, bagaimana kalau jadi "Konflik antarsaudara"?
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 10 Juli 2021 22.20 (UTC)
- "istri kedua atau jandanya Antiokhos VIII" --> bagaimana kalau jadi "istri kedua mendiang Antiokhos VIII"?
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 10 Juli 2021 22.20 (UTC)
Danu Widjajanto (bicara) 10 Juli 2021 08.27 (UTC)
- Pemerintahan
- Terjemahan bagian ini agak kurang bagus. Mengingat artikelnya pendek, sudah aku perbaiki sendiri. Silakan dicek kira-kira sudah sesuai atau belum. Nanti aku lanjutkan lagi peninjauannya. Danu Widjajanto (bicara) 18 Juli 2021 22.24 (UTC)
@Pinerineks aku lihat artikel ini memakai istilah koin jugate. Itu istilahnya sudah resmi dalam bahasa Indonesia belum? Kenapa tidak jadi koin jugatus saja?Danu Widjajanto (bicara) 18 Juli 2021 22.26 (UTC)- Aku sudah perbaiki sendiri terjemahan di berbagai bagian: [3], silakan diperiksa sudah oke atau belum. Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 18.37 (UTC)
- Gelar dan citra kerajaan
- "Para penguasa Helenistik tidak menggunakan nama kerajaan (regnal), tetapi biasanya menggunakan gelar untuk membedakan mereka dengan penguasa-penguasa lain dengan nama yang sama, di mana hal ini merupakan praktik modern." --> bagaimana kalau diperbaiki jadi "Para penguasa Helenistik tidak menggunakan bilangan untuk membedakan diri mereka dengan penguasa-penguasa lain dengan nama yang sama; yang mereka gunakan adalah gelar, dan penamaan raja-raja dengan menggunakan bilangan merupakan praktik modern."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 22 Juli 2021 23.38 (UTC)
- Itu ada satu paragraf yang belum diterjemahkan?
- Betul juga, tapi nanti kalo saya yang terjemahkan takutnya malah jadi kacau, minta tolong @Henri Aja: aja selaku perintis atikel, mungkin sama bung Danu sendiri, atau dibiarkan seperti itu saja --Glorious Engine (bicara) 22 Juli 2021 23.40 (UTC)
- Sudah aku terjemahkan sendiri, ada satu catatan yang tidak aku terjemahkan karena terlalu ngalor ngidul ngomongin yang lain. Danu Widjajanto (bicara) 23 Juli 2021 12.03 (UTC)
- Betul juga, tapi nanti kalo saya yang terjemahkan takutnya malah jadi kacau, minta tolong @Henri Aja: aja selaku perintis atikel, mungkin sama bung Danu sendiri, atau dibiarkan seperti itu saja --Glorious Engine (bicara) 22 Juli 2021 23.40 (UTC)
- Merebut ibu kota
- "karena pada 86 SM Roma memberikan kultus yang tidak dapat diganggu gugat terhadap Isis dan Serapis di Mopsuestia, yang dibuktikan melalui sebuah prasasti dari kota tersebut." --> ada kesalahan terjemahan di situ, mohon diperbaiki menjadi "karena menurut sebuah prasasti yang berasal dari Mopsuestia, Republik Romawi pada 86 SM memberikan kekebalan kepada kegiatan pemujaan Isis dan Serapis di kota tersebut."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 22 Juli 2021 23.38 (UTC)
- Akhir dan suksesi
- "Catatan-catatan kuno yang terkait dengan pertempuran terakhir berbeda-beda" --> bagaimana kalau jadi "Catatan-catatan sejarah kuno yang membahas pertempuran ini menguraikan keterangan yang berbeda-beda"
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 22 Juli 2021 23.38 (UTC)
- "Tidak ada yang mengetahui tentang pernikahan Antiokhos XI atau keturunannya" --> bagaimana kalau jadi "Tidak diketahui apakah Antiokhos XI pernah menikah atau memiliki keturunan."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 22 Juli 2021 23.38 (UTC)
- "Sumber-sumber kuno tentang periode Seleukia tidak lengkap, terpisah-pisah dan tidak menyebutkan secara detail." --> bagaimana kalau jadi "Sumber-sumber kuno tentang zaman Seleukia hanya sepenggal-sepenggal dan tidak menerangkan secara rinci."
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 22 Juli 2021 23.38 (UTC)
Danu Widjajanto (bicara) 22 Juli 2021 18.36 (UTC)
Komentar Medelam
Beberapa komentar dari saya:
- Referensi pada sub-bagian kutipan tidak tersambung sempurna dengan bagian daftar pustaka.
- Selesai --Glorious Engine (bicara) 24 Juni 2021 02.38 (UTC)
- "memerintah antara 94 dan 93 SM" -> saya rasa terjemahan ini cukup kaku, dan mungkin gaya penerjemahan ini ada di bagian lain dalam artikel, agar dapat diperiksa lebih lanjut oleh pengusul dan pengembang.
- Selesai "memerintah" saya ganti jadi "berkuasa" --Glorious Engine (bicara) 24 Juni 2021 02.38 (UTC)
- "Pada penguasa Helenistik tidak menggunakan nama kerajaan" -> saya agak bingung dengan kata "pada" di sini, apakah maksudnya "para" atau saya yang mungkin kurang bisa memahami kalimat ini.
- Selesai "pada" saya ganti jadi "para" --Glorious Engine (bicara) 24 Juni 2021 02.38 (UTC)
- Tentang tahun kelahiran, apakah ada referensinya? Di kotak info dituliskan "Lahir antara 124 – 109 SM", di kotak suksesi "Lahir: Tidak diketahui", kalau dibandingkan dengan de.wp "(* um 115 oder 113 v. Chr.; † 92 v. Chr.)"; sepertinya tidak bersesuaian satu sama lain.
- @Danu Widjajanto: --Glorious Engine (bicara) 24 Juni 2021 02.38 (UTC)
- Aku lihat "Lahir antara 124-109 SM" didasarkan pada fakta bahwa ia adalah putra dari Trifaena yang menikah dengan Antiokhos VIII pada tahun 124 SM. Trifaena wafat tahun 109 SM. Jadi secara logis, Antiokhos XI harusnya lahir antara 124-109 SM. Referensinya bisa ditemukan di "Keluarga dan kehidupan awal". Danu Widjajanto (bicara) 24 Juni 2021 07.49 (UTC)
- @Danu Widjajanto: --Glorious Engine (bicara) 24 Juni 2021 02.38 (UTC)
- Untuk penulisan tahun, gunakan
–
; agar dapat diubah. Salam. Medelam (bicara) 24 Juni 2021 01.41 (UTC)- Maksudnya ? @Danu Widjajanto: --Glorious Engine (bicara) 24 Juni 2021 02.38 (UTC)
- Sudah aku ganti tuh. Danu Widjajanto (bicara) 23 Juli 2021 12.03 (UTC)
- Maksudnya ? @Danu Widjajanto: --Glorious Engine (bicara) 24 Juni 2021 02.38 (UTC)
- Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.