Dialek Cirebon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Asma Maneehiya (bicara | kontrib)
Ini merupakan dialek Bahasa Jawa
Tag: Menghapus pengalihan Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Asma Maneehiya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10: Baris 10:
** [[File:Seal of the City of Cirebon.svg|15px]] [[Kota Cirebon]]
** [[File:Seal of the City of Cirebon.svg|15px]] [[Kota Cirebon]]
** [[File:Lambang Kabupaten Cirebon.gif|15px]] [[Kabupaten Cirebon]]
** [[File:Lambang Kabupaten Cirebon.gif|15px]] [[Kabupaten Cirebon]]
** [[File:Lambang Kabupaten Indramayu.png|15px]] [[Kabupaten Indramayu]]
** [[File: Lambang Kabupaten Subang.jpeg|15px]][[Kabupaten Subang]]
** [[File: Lambang Kabupaten Subang.jpeg|15px]][[Kabupaten Subang]]
** [[File:LAMBANG_KABUPATEN_KARAWANG.svg|15px]] [[Kabupaten Karawang]]
** [[File:LAMBANG_KABUPATEN_KARAWANG.svg|15px]] [[Kabupaten Karawang]]

Revisi per 12 Januari 2022 15.22

Dialek Cirebon alias Cirebonan atau Boso Jowo Cirebon adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di Cirebon Raya serta sebagian utara Kabupaten Brebes. Dialek ini mengalami perdebatan oleh ahli bahasa, banyak yang menganggap dialek ini merupakan dialek dari bahasa jawa dan ada juga yang menganggap sebagai bahasa sendiri.

Bahasa Jawa Cirebon
Dituturkan di
Wilayah Jawa Barat

 Jawa Tengah


Penutur
3.086.721 (2010)[1]
Status resmi
Diatur olehLembaga Basa lan Sastra Cirebon
Kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2-
ISO 639-3-
Glottologcire1240[3]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Sejarah

Pada abad ke-15-17 M, dialek Cirebon telah digunakan dalam tuturan warga pesisir utara Pulau Jawa bagian barat, di wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten dan Kota Cirebon, yang saat itu merupakan salah satu pelabuhan utama di Pulau Jawa. Dialek Cirebon dipengaruhi oleh bahasa Sunda karena keberadaannya yang berbatasan langsung dengan kebudayaan Sunda, khususnya kebudayaan Sunda di Kuningan dan di Majalengka, dialek Cirebon juga menyerap kosakata dari bahasa-bahasa asal Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa. Contoh kosakata serapannya antara lain: taocang ('kuncir') dari bahasa Tionghoa, bakda ('setelah') dari bahasa Arab, dan sonder ('tanpa')[4] dari bahasa Belanda. Dialek Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kuno bahasa Jawa seperti ingsun (saya) dan sira (kamu) dalam bahasa sehari-hari.

Sastra Cirebonan merupakan bagian dari Sastra Pesisiran yang berkembang di sepanjang pantai utara pulau Jawa. Beberapa ahli percaya bahwa Sastra Cirebonan dalam bentuk tulisan telah ada sejak zaman Hindu Awal, dan telah mempengaruhi kebudayaan masyarakat di Jawa[butuh rujukan]. Sebagai pengaruh budaya Hindu, dapat ditemui dua macam karya Sastra Cirebonan, yang disebut tembang gedhé dan tembang tengahan. Setelah Cirebon menjadi pusat penyebaran agama Islam oleh walisanga sekitar abad ke-14-15 M, muncul tembang cilik, yang oleh kebanyakan orang disebut tembang macapat. Setelah beberapa hasil karya sastra telah selesai ditulis, banyak cerita sejarah atau legenda menyebar ke masyarakat melalui komunikasi (tatap muka).[5]

Pada masa lalu, di Kota Cirebon padatnya aktivitas pelabuhan menarik banyaknya urbanisasi kelompok masyarakat dari wilayah sekitarnya termasuk dari Indramayu, Losari dan Brebes yang notabene sebagiannya merupakan wilayah suku Sunda dan suku Jawa selain itu di sekitar pelabuhan Cirebon juga dapat ditemukan kelompok-kelompok masyarakat suku Bugis, suku Madura, pendatang China dan warga keturunan Arab yang pada akhirnya telah menjadikan wilayah ini beragam secara adat maupun bahasa, pada pola kehidupan di sekitar pelabuhan, dialek Cirebon telah menjadi bahasa ater-ater (bahasa Indonesia: bahasa pengantar) pada pergaulan di berbagai kalangan masyarakatnya, bahkan ketika terjadi penurunan aktivitas pelabuhan Cirebon pada era modern dengan tidak lagi berhentinya kapal Pelni di pelabuhan Cirebon dan pelabuhan hanya dijadikan tempat bongkar batubara dari Kalimantan saja yang notabene menurunkan tingkat interaksi berbagai kelompok masyarakat yang ada, dialek Cirebon tetap dan telah menjadi bahasa ater-ater yang dominan pada wilayah tersebut.[6]

Kosakata

Kata Baku Wilayah Arjawinangun Wilayah Indramayu Wilayah Plered Wilayah Gegesik Wilayah Pekaleran Bahasa Indonesia
Ana Ana Ana Ano Ana Ana Ada
Apa Apa Apa Apo Apa Apa Apa
Bapak Bapa/Mama Bapak Mama Bapa / Mama Bapak Bapak
Bli Bli Bli Bli / Oro Bli/ora Tidak Tidak
Dulang Dulang Dulang Dulang Muluk Suap Suap (Makan)
Elok Lok Sokat Lok Sok Ilok Pernah
Isun Isun/Kita Reang Isun/Kito Isun / Kita Nyong / Kita Saya
Kula Kula Kula Kulo Kula Kula Saya
Lagi apa? Lagi apa? Lagi apa? Lagi apo? Lagi Apa Lagi Apa Sedang apa?
Laka Laka/Langka Laka Langko Laka Laka / langka Tidak ada
Mamang Mamang Mamang Mang Mang Mamang Paman
Salah Salah Salah Salo Salah Salah Salah
Sewang Sewong Sewong Sewong - Sewang / Ewang Seorang (Masing-masing)
Sokiki Kiki/Sokiki - Kiki/Sokiki Mengke - Besok

Referensi


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan