Observatorium Bosscha: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Menulis ulang deskripsi teleskop dan teleskop baru; Kepala observatorium sepertinya kurang relevan jika dibandingkan dengan artikel lain; Masa kontemporer |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
}} |
}} |
||
'''Observatorium Bosscha''' adalah [[observatorium]] [[astronomi]] tertua [[Indonesia]] yang terletak di [[Lembang, Bandung Barat|Lembang]], [[Kabupaten Bandung Barat]], [[Jawa Barat]]. Observatorium Bosscha mengoperasikan sekitar 12 teleskop termasuk tiga buah [[teleskop radio]] dengan [[Teleskop Refraktor Ganda Zeiss]] 0.6 meter sebagai teleskop terbesar yang dipasang di kubah.<ref>{{Cite web|title=Instrumen|url=https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/instrumen/|website=Observatorium Bosscha ITB|access-date=23 April 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=Damaledo|first=Yandri Daniel|date=8 Juli 2019|title=Wisata Bandung: Observatorium Bosscha Wisata Edukasi Astronomi|url=https://tirto.id/wisata-bandung-observatorium-bosscha-wisata-edukasi-astronomi-edQ2|website=[[Tirto.id]]|language=id|access-date=23 April 2022}}</ref> Kode observatorium [[Persatuan Astronomi Internasional]] (IAU) untuk Observatorium Bosscha adalah 299.<ref>{{Cite web|title=List Of Observatory Codes|url=https://www.minorplanetcenter.net/iau/lists/ObsCodesF.html|website=Minor Planet Center|access-date=23 April 2022}}</ref> |
'''Observatorium Bosscha''' adalah [[observatorium]] [[astronomi]] tertua [[Indonesia]] yang terletak di [[Lembang, Bandung Barat|Lembang]], [[Kabupaten Bandung Barat]], [[Jawa Barat]]. Observatorium Bosscha mengoperasikan sekitar 12 teleskop termasuk tiga buah [[teleskop radio]] dengan [[Teleskop Refraktor Ganda Zeiss]] 0.6 meter sebagai teleskop terbesar yang dipasang di kubah.<ref name=":3">{{Cite web|title=Instrumen|url=https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/instrumen/|website=Observatorium Bosscha ITB|access-date=23 April 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=Damaledo|first=Yandri Daniel|date=8 Juli 2019|title=Wisata Bandung: Observatorium Bosscha Wisata Edukasi Astronomi|url=https://tirto.id/wisata-bandung-observatorium-bosscha-wisata-edukasi-astronomi-edQ2|website=[[Tirto.id]]|language=id|access-date=23 April 2022}}</ref> Kode observatorium [[Persatuan Astronomi Internasional]] (IAU) untuk Observatorium Bosscha adalah 299.<ref>{{Cite web|title=List Of Observatory Codes|url=https://www.minorplanetcenter.net/iau/lists/ObsCodesF.html|website=Minor Planet Center|access-date=23 April 2022}}</ref> |
||
Awalnya dibangun pada 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (NISV) dengan dukungan dana dari [[Karel Albert Rudolf Bosscha]], seorang pengusaha perkebunan [[teh]] di [[Malabar, Indonesia|Malabar]], kepemilikan observatorium ini kemudian dipindahkan ke Pemerintah Indonesia pda 1951 dan saat ini sepenuhnya dikelola oleh [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB).<ref name=":0">{{Cite book|last=Pusat Data dan Analisa Tempo|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=jJDVDwAAQBAJ|title=Jejak Bosscha di Papandayan|publisher=TEMPO Publishing|isbn=978-623-262-378-1|language=id|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sejarah dan Profil|url=https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/profil/|website=Observatorium Bosscha ITB|access-date=23 April 2022}}</ref> |
Awalnya dibangun pada 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (NISV) dengan dukungan dana dari [[Karel Albert Rudolf Bosscha]], seorang pengusaha perkebunan [[teh]] di [[Malabar, Indonesia|Malabar]], kepemilikan observatorium ini kemudian dipindahkan ke Pemerintah Indonesia pda 1951 dan saat ini sepenuhnya dikelola oleh [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB).<ref name=":0">{{Cite book|last=Pusat Data dan Analisa Tempo|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=jJDVDwAAQBAJ|title=Jejak Bosscha di Papandayan|publisher=TEMPO Publishing|isbn=978-623-262-378-1|language=id|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sejarah dan Profil|url=https://bosscha.itb.ac.id/id/tentang/profil/|website=Observatorium Bosscha ITB|access-date=23 April 2022}}</ref> |
||
Baris 31: | Baris 31: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
=== Latar belakang === |
=== Latar belakang === |
||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van de heer K.A.R. Bosscha TMnr 10018605.jpg |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van de heer K.A.R. Bosscha TMnr 10018605.jpg|jmpl|226x226px|[[Karel Albert Rudolf Bosscha]], pendana utama observatorium]] |
||
Pada awal abad ke-20, para astronom mulai menyadari bahwa [[Matahari]] dan bintang-bintang lainnya berada dalam suatu grup yang disatukan oleh [[gravitasi]] membentuk suatu sistem yang bernama [[galaksi]]. Ketika galaksi mulai menjadi objek penelitian baru astronomi, muncul dorongan untuk merencanakan pengamatan dan membangun teleskop di [[belahan Bumi selatan]] karena penelitian astronomi saat itu banyak dilakukan di [[belahan Bumi utara]] seperti [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]], yang demikian pengamatannya terfokus pada langit belahan utara dan praktis membuat penelitian pada langit belahan selatan minim dilakukan. Keinginan juga didorong dengan munculnya para astronom teoris yang membutuhkan data secara lebih menyeluruh, lebih dari di belahan Bumi utara, untuk merumuskan teori.<ref name=":1">{{Cite web|last=Astraatmadja|first=Tri Laksamana|date=17 Oktober 2011|title=Permulaan Tradisi Independen Astronomi: Sejarah Observatorium Bosscha|url=https://langitselatan.com/2011/10/17/permulaan-tradisi-independen-astronomi-di-indonesia-sejarah-observatorium-bosscha-1919-1939/|website=Langit Selatan|access-date=23 April 2022}}</ref> |
Pada awal abad ke-20, para astronom mulai menyadari bahwa [[Matahari]] dan bintang-bintang lainnya berada dalam suatu grup yang disatukan oleh [[gravitasi]] membentuk suatu sistem yang bernama [[galaksi]]. Ketika galaksi mulai menjadi objek penelitian baru astronomi, muncul dorongan untuk merencanakan pengamatan dan membangun teleskop di [[belahan Bumi selatan]] karena penelitian astronomi saat itu banyak dilakukan di [[belahan Bumi utara]] seperti [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]], yang demikian pengamatannya terfokus pada langit belahan utara dan praktis membuat penelitian pada langit belahan selatan minim dilakukan. Keinginan juga didorong dengan munculnya para astronom teoris yang membutuhkan data secara lebih menyeluruh, lebih dari di belahan Bumi utara, untuk merumuskan teori.<ref name=":1">{{Cite web|last=Astraatmadja|first=Tri Laksamana|date=17 Oktober 2011|title=Permulaan Tradisi Independen Astronomi: Sejarah Observatorium Bosscha|url=https://langitselatan.com/2011/10/17/permulaan-tradisi-independen-astronomi-di-indonesia-sejarah-observatorium-bosscha-1919-1939/|website=Langit Selatan|access-date=23 April 2022}}</ref> |
||
Baris 37: | Baris 37: | ||
=== Pendanaan dan pendirian === |
=== Pendanaan dan pendirian === |
||
[[Berkas:Bosscha sterrenwacht te Lembang, KITLV 141951.tiff|jmpl| |
[[Berkas:Bosscha sterrenwacht te Lembang, KITLV 141951.tiff|jmpl|300x300px|Foto udara Observatorium Bosscha sekitar tahun 1930.]] |
||
Bosscha mengumpulkan pengusaha dan orang-orang terpelajar untuk membentuk Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (''Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereenigning'', disingkat NISV) yang bertujuan untuk menyalurkan uang bagi pembangunan observatorium di Hindia Belanda. Pada 1928, diperkirakan bahwa NISV mampu menyumbangkan 1 juta [[Gulden Hindia Belanda|gulden]] untuk dana pendirian dan operasional harian observatorium. Pengusaha sapi perah Keluarga Ursone dan Baroe Adjak menyumbangkan sebidang tanah di [[Lembang, Lembang, Bandung Barat|Lembang]] kepada NISV.<ref name=":1" /> |
Bosscha mengumpulkan pengusaha dan orang-orang terpelajar untuk membentuk Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (''Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereenigning'', disingkat NISV) yang bertujuan untuk menyalurkan uang bagi pembangunan observatorium di Hindia Belanda. Pada 1928, diperkirakan bahwa NISV mampu menyumbangkan 1 juta [[Gulden Hindia Belanda|gulden]] untuk dana pendirian dan operasional harian observatorium. Pengusaha sapi perah Keluarga Ursone dan Baroe Adjak menyumbangkan sebidang tanah di [[Lembang, Lembang, Bandung Barat|Lembang]] kepada NISV.<ref name=":1" /> |
||
Baris 51: | Baris 51: | ||
Sejak Indonesai merdeka, NISV tidak memiliki dana yang cukup untuk terus mengelola observatorium. Sebuah kesepakatan diadakan pada 1948 antara NISV dengan Dekan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam [[Universitas Indonesia Bandung]], Th. M. Leeman untuk memindahkan kepemilikan observatorium. Pada [[17 Oktober]] [[1951]], NISV menyerahkan observatorium ini kepada Pemerintah Indonesia dan Observatorium Bosscha resmi menjadi bagian dari Universitas Indonesia Bandung. Setelah [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) berdiri pada 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.<ref name=":2" /> |
Sejak Indonesai merdeka, NISV tidak memiliki dana yang cukup untuk terus mengelola observatorium. Sebuah kesepakatan diadakan pada 1948 antara NISV dengan Dekan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam [[Universitas Indonesia Bandung]], Th. M. Leeman untuk memindahkan kepemilikan observatorium. Pada [[17 Oktober]] [[1951]], NISV menyerahkan observatorium ini kepada Pemerintah Indonesia dan Observatorium Bosscha resmi menjadi bagian dari Universitas Indonesia Bandung. Setelah [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) berdiri pada 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.<ref name=":2" /> |
||
== |
=== Masa Kontemporer === |
||
⚫ | Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah [[Lembang]] dan kawasan [[Bandung Utara]] yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, [[vila]] ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan [[khatulistiwa]] ini menjadi terancam keberadaannya.{{butuh rujukan}} |
||
⚫ | Polusi cahaya yang semakin mengganggu akibat dari pemukiman penduduk dan pusat bisnis di sekitar Lembang, Bandung melatarbelakangi rencana penambahan observatorium baru yang jauh dari polusi cahaya di Indonesia, sehingga dapat mengompensasi kendala di Observatorium Bosscha. Tim riset astronomi [[Institut Teknologi Bandung]] memilih [[Kota Kupang]], [[Nusa Tenggara Timur]]. Alasan dipilihnya Kupang sebagai tempat observatorium yang baru adalah langit malam di sana jauh lebih gelap dibandingkan di Lembang sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Observatorium Bosscha saat itu, Dr. Mahesana Putra (2012 - 2018). Dengan rencana pemindahan ini juga diharapkan untuk lebih memajukan lagi bidang antariksa di [[Indonesia]].<ref>[http://www.voaindonesia.com/content/observatorium-bosscha-akan-pindah-ke-ntt-/2676270.html Polusi Cahaya Parah, Observatorium Bosscha akan Pindah ke NTT], di voaindonesia.com tanggal 30 April 2015 |
||
</ref> |
|||
⚫ | |||
=== Teleskop Refraktor Ganda Zeiss === |
=== Teleskop Refraktor Ganda Zeiss === |
||
{{multiple image |
{{multiple image |
||
Baris 61: | Baris 67: | ||
| alt2 = Teleskop Zeiss Bosscha dari sisi peneropongan |
| alt2 = Teleskop Zeiss Bosscha dari sisi peneropongan |
||
}} |
}} |
||
Teleskop Refraktor Ganda Zeiss adalah [[teleskop optik]] refraktor 0.6 meter yang terdiri dari dua teleskop utama dan satu teleskop pencari. Beroperasi sejak 1928, teleskop ini merupakan teleskop terbesar dan tertua Observatorium Bosscha. Teleskop ini sering digunakan untuk meneliti fisik dan perilaku [[bintang]], terutama [[bintang biner]] dan [[gugus bintang]]. Selain bintang, teleskop ini juga digunakan untuk mengamati [[komet]] dan [[planet]] [[Tata Surya]] melalui teknologi [[Peranti tergandeng–muatan|CCD]]. CCD ditambahkan pada awal 1990-an untuk meningkatkan sensitivitas pengamatan.<ref name=":3" /> |
|||
Teleskop ini merupakan jenis refraktor (menggunakan lensa) dan terdiri dari 2 teleskop utama dan 1 teleskop pencari (finder). Diameter teleskop utama adalah 60 cm dengan panjang fokus hampir 11 m, dan teleskop pencari berdiameter 40 cm. |
|||
Instrumen utama ini telah digunakan untuk berbagai penelitian astronomi, antara lain untuk pengamatan astrometri, khususnya untuk memperoleh orbit bintang ganda visual. Selain itu, teleskop ini juga digunakan untuk pengamatan gerak diri bintang dalam gugus bintang, pengukuran paralak bintang guna penentuan jarak bintang. Pencitraan dengan CCD juga digunakan untuk mengamati komet dan planet-planet, misalnya Mars, Jupiter, dan Saturnus. Dengan menggunakan spektrograf BCS (Bosscha Compact Spectrograph), teleskop ini secara kontinu melakukan pengamatan spektrum bintang-bintang Be.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/refraktor-ganda-zeiss-mainmenu-108.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-04-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120405003940/http://bosscha.itb.ac.id/in/refraktor-ganda-zeiss-mainmenu-108.html |dead-url=yes }}</ref> |
|||
=== Teleskop |
=== Teleskop Bamberg === |
||
Teleskop Bamberg adalah teleskop refraktor 0.37 meter yang dipasang pada 1929. Teleskop ini dipasang di sebuah bangunan khusus yang menyebabkan teleskop ini hanya bisa mengamati objek langit yang berada di garis lintang selatan langit 30° atau lebih dan [[azimut]] [[Timur]]-[[Selatan]]-[[Barat]]. Teleskop ini digunakan untuk mengamati perubahan kecerahan bintang variabel, untuk mengamati Matahari dan permukaan [[Bulan]], dan [[fotometri]] gerhana bintang.<ref name=":3" /> |
|||
Teleskop Schmidt Bima Sakti mempunyai sistem optik Schmidt sehingga sering disebut Kamera Schmidt. Teropong ini mempunyai diameter lensa koreksi 51 cm, diameter cermin 71 cm, dan panjang fokus 127 cm. |
|||
Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur [[galaksi]] [[Bima Sakti]], mempelajari [[spektrum bintang]], mengamati [[asteroid]], [[supernova]], Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit. Diameter lensa 71,12 cm. Diameter lensa koreksi [[biconcaf]]-[[biconfex]] 50 cm. Titik api/fokus 2,5 meter. Juga dilengkapi dengan [[prisma pembias]] dengan sudut prima 6,1<sup>0</sup>, untuk memperoleh spektrum [[bintang]]. Dispersi prisma ini pada [[H-gamma]] 312A tiap malam. Alat bantu extra-telescope adalah Wedge Sensitometer, untuk menera kehitaman skala terang bintang, dan alat perekam film.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/teleskop-bima-sakti-mainmenu-112.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-12-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121201001515/http://bosscha.itb.ac.id/in/teleskop-bima-sakti-mainmenu-112.html |dead-url=yes }}</ref> |
|||
=== Teleskop |
=== Teleskop Schmidt Bimasakti === |
||
Teleskop Schmidt Bimasakti adalah teleskop 0.71 meter yang beroperasi dalam [[panjang gelombang]] biru hingga [[Inframerah dekat|inframerah-dekat]]. Teleskop ini merupakan sumbangan yang diterima dari [[UNESCO]] pada Mei 1960. Dinamakan "Bimasakti" oleh [[Gale Bruno van Albada]], direktor observatorium dari tahun 1951-1958, karena saat itu teleskopnya akan digunakan untuk meneliti [[Bima Sakti|Galaksi Bima Sakti]], meskipun ia sendiri tidak pernah menggunakannya.<ref>{{Cite journal|last=Van Albada-van Dien|first=Elsa|date=1995|title=The Bosscha Observatory Schmidt Telescope|url=https://ui.adsabs.harvard.edu/abs/1995ASPC...84...15V|journal=The Future Utilisation of Schmidt Telescopes, IAU Colloquium 148|volume=84|pages=15-18}}</ref> Teleskop Schmidt Bimasakti memiliki keunggulan jika dibanding dengan teleskop besar lainnya dalam lama waktu objek yang difoto. Teleskop ini digunakan untuk mengamati bintang dengan [[Spektrum pancar|emisi garis]] Hidrogen, bintang [[Klasifikasi bintang#Kelas M|kelas M]], dan [[Wolf-Rayet|bintang Wolf-Rayet]]<ref name=":3" /> |
|||
=== Teleskop GOTO === |
|||
Teropong Bamberg juga termasuk jenis refraktor yang ada di Observatorium Bosscha, dengan diameter lensa 37 cm dan panjang fokus 7 m. Teropong ini berada pada sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser yang dapat bergerak maju-mundur untuk membuka atau menutup. Karena konstruksi bangunan, jangkauan teleskop ini hanya terbatas untuk pengamatan benda langit dengan jarak zenit 60 derajat, atau untuk benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimut dalam sektor Timur-Selatan-Barat. Untuk objek langit yang berada di langit utara atau azimut sektor Timur-Utara-Barat praktis tak dapat dijangkau oleh teleskop ini. Teleskop ini selesai diinstalasi awal tahun 1929 dan digerakkan dengan sistem bandul gravitasi, yang secara otomatis mengatur kecepatan teleskop bergerak ke arah barat mengikuti bintang yang ada di medan teleskop sesuai dengan kecepatan rotasi bumi. Teleskop ini juga telah dilengkapi dengan detektor modern, menggunakan kamera CCD.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/refraktor-bamberg-mainmenu-109.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-04-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120405000115/http://bosscha.itb.ac.id/in/refraktor-bamberg-mainmenu-109.html |dead-url=yes }}</ref> |
|||
Teleskop GOTO adalah [[teleskop reflektor]] 0.45 meter yang pertama digerakkan dengan komputer sekaligus dilengkapi dengan [[Peranti tergandeng–muatan|CCD]] di Observatorium Bosscha. Teleskop ini merupakan bantuan dari [[Kementerian Urusan Luar Negeri (Jepang)|Kementerian Luar Negeri Jepang]] yang diterima pada 1989. Teleksop ini digunakan untuk mengamati [[bintang variabel]], [[kurva cahaya]] [[planet luar surya]], asteroid, [[spektroskopi]] bintang, dan pencitraan planet.<ref name=":3" /> |
|||
Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala jarak, mengukur [[fotometri]] [[gerhana bintang]], mengamati citra kawah bulan, pengamatan [[matahari]], dan untuk mengamati benda langit lainnya. Dilengkapi dengan [[fotoelektrik]]-[[fotometer]] untuk mendapatkan skala terang bintang dari intensitas cahaya listrik yang di timbulkan. Diameter lensa 37 cm. Titik api atau fokus 7 meter. |
|||
=== Teleskop |
=== Teleskop GAO-ITB RTS === |
||
Teleskop GAO-ITB RTS adalah teleskop 0,279 m yang sepenuhnya digerakkan dengan kompter dan dari jarak jauh. Teleskop ini merupakan hasil kerjasama antara Observatorium Astronomi Gunma (GAO) di [[Jepang]] dengan ITB pada 2005. Teknologi jarak jauh yang dipasang memungkinkan pengamati di Jepang bisa mengakses teleskop ini. Pada 2015, teleskop ini ditingkatkan dengan diameter 0.28 meter dan spektograf untuk pengamatan garis emisi komet dan [[supernova]].<ref name=":3" /> |
|||
=== Teleskop STEVia === |
|||
Teleskop Goto berjenis reflektor Cassegrain dengan diameter cermin utama 45 cm. Cermin utama yang berbentuk parabola memiliki panjang fokus 1,8 m dan cermin sekunder yang berbentuk hiperbola memiliki panjang fokus 5,4 m. Teleskop ini merupakan bantuan dari kementrian luar negeri Jepang melalui program ODA (Overseas Development Agency), Ministry of Foreign Affairs, pada tahun 1989.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/reflektor-goto-45-cm-mainmenu-113.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-04-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120405000842/http://bosscha.itb.ac.id/in/reflektor-goto-45-cm-mainmenu-113.html |dead-url=yes }}</ref> |
|||
Teleskop STEVia (''Survey Telescope for Exoplanet and Variable star'') adalah teleskop reflektor 0.279 meter yang dibangun pada 2013. Teleskop ini digunakan untuk survei pada [[gugus bintang]] terbuka dalam rangka mencari planet luar surya dan bintang variabel baru dan mengamati peristiwa langit yang berlangsung singkat seperti supernova dan [[Okultasi|okultasi bintang]]<ref name=":3" /> |
|||
Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan [[spektrum]] [[bintang]]. Dilengakapi dengan [[spektograf]] dan [[fotoelektrik]]-[[fotometer]] |
|||
=== |
=== Bosscha Robotic Telescope === |
||
[[Berkas:M20 taken with Bosscha Robotic Telescope - a 0.35 meter telescope on Bosscha Observatory.jpg|jmpl|304x304px|[[Nebula Trifid]] ditangkap dengan Bosscha Robotic Telescope pada 2015]] |
|||
Bosscha Robotic Telescope (BRT) adalah teleskop robotik 0.35 meter yang dipasang pada 2019, menjadikannya teleskop terbaru di Observatorium Bosscha. BRT ini merupakan teleskop robotik Observatorium Bosscha generasi kedua, dengan BRT generasi pertama sudah dipindahkan ke [[Universitas Nusa Cendana]]. BRT dimasukkan sebagai salah satu langkah persiapan untuk observatorium nasional yang akan dibangun di [[Kupang]], [[Nusa Tenggara Timur]]. Teleskop ini digunakan untuk mengamati [[planet luar surya]], [[bintang variabel]], dan [[asteroid]] yang [[Objek dekat Bumi|berjarak dekat dengan Bumi]].<ref>{{Cite journal|last=Yusuf|first=M.|last2=Mahasena|first2=P.|last3=P. Jatmiko|first3=A.T.|last4=Mandey|first4=D.|last5=Akbar|first5=E.I.|last6=Setiawan|first6=A.|last7=Sulaeman|first7=M.|date=2019-01|title=Bosscha Robotic Telescope (BRT) - a 0.35 meter telescope on Bosscha Observatory|url=https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1127/1/012045|journal=Journal of Physics: Conference Series|volume=1127|pages=012045|doi=10.1088/1742-6596/1127/1/012045|issn=1742-6588}}</ref> |
|||
=== Teleskop lainnya === |
|||
Teleskop Unitron adalah teropong refraktor dengan lensa objektif berdiameter 102 mm dan panjang fokus 1500 mm. Teropong ini diinstalasi pada mounting Zeiss yang masih asli dengan sistem penggerak bandul gravitasi, sama seperti pada teropong Bamberg. Dari segi ukuran, teropong ini baik untuk pengamatan matahari maupun bulan, dan banyak digunakan untuk praktikum mahasiswa. Dengan ukuran yang kecil dan ringan, teropong ini mudah dibawa dan telah beberapa kali digunakan dalam ekspedisi pengamatan gerhana matahari total, misalnya tahun 1983 di Cepu, Jawa Tengah, dan tahun 1995 di Sangihe Talaud, Sulawesi Utara.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/refraktor-unitron-mainmenu-114.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-04-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120405000129/http://bosscha.itb.ac.id/in/refraktor-unitron-mainmenu-114.html |dead-url=yes }}</ref> |
|||
Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan [[hilal]], pengamatan [[Gerhana Bulan|gerhana bulan]] dan [[gerhana matahari]], dan pemotretan [[bintik matahari]] serta pengamatan benda-benda langit lain. Dengan [[Diameter]] lensa 13 cm, dan [[fokus]] 87 cm |
|||
⚫ | |||
==== Teleskop Surya ==== |
|||
Teleskop ini merupakan teleskop Matahari yang terdiri dari 3 buah telekop Coronado dengan 3 filter yang berbeda, serta sebuah teleskop proyeksi citra Matahari yang sepenuhnya dibuat sendiri. Fasilitas ini merupakan sumbangan dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan, Negeri Belanda, Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds, Departemen Pendidikan Nasional, serta Kementerian Negara Riset dan Teknologi.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/teropong-surya-mainmenu-126.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-04-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120405001906/http://bosscha.itb.ac.id/in/teropong-surya-mainmenu-126.html |dead-url=yes }}</ref> |
Teleskop ini merupakan teleskop Matahari yang terdiri dari 3 buah telekop Coronado dengan 3 filter yang berbeda, serta sebuah teleskop proyeksi citra Matahari yang sepenuhnya dibuat sendiri. Fasilitas ini merupakan sumbangan dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan, Negeri Belanda, Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds, Departemen Pendidikan Nasional, serta Kementerian Negara Riset dan Teknologi.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/teropong-surya-mainmenu-126.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-04-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120405001906/http://bosscha.itb.ac.id/in/teropong-surya-mainmenu-126.html |dead-url=yes }}</ref> |
||
=== Teleskop radio 2,3m === |
==== Teleskop radio 2,3m ==== |
||
[[Berkas:Bosscha-Radio.jpg|jmpl|Teleskop radio 2,3 m]]Teleskop radio Bosscha 2,3m adalah adalah instrumen radio jenis SRT (Small Radio Telescope) yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi Corporation. Teleskop ini bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam rentang frekuensi 1400-1440 MHz. Dalam rentang frekluensi tersebut terdapat transisi garis hidrogen netral, sehingga teleskop ini sangat sesuai untuk pengamatan hidrogen netral, misalnya dalam galaksi kita, Bima Sakti. Selain itu, teleskop ini dapat digunakan untuk mengamati objek-objek jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar. Matahari juga merupakan objek yang menarik untuk ditelaah dalam panjang gelombang radio ini. Objek eksotik, seperti pulsar, juga akan menjadi taget pengamatan dengan teleskop radio ini.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/teleskop-radio-23-m-mainmenu-118.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-12-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121203014403/http://bosscha.itb.ac.id/in/teleskop-radio-23-m-mainmenu-118.html |dead-url=yes }}</ref> |
[[Berkas:Bosscha-Radio.jpg|jmpl|Teleskop radio 2,3 m]]Teleskop radio Bosscha 2,3m adalah adalah instrumen radio jenis SRT (Small Radio Telescope) yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi Corporation. Teleskop ini bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam rentang frekuensi 1400-1440 MHz. Dalam rentang frekluensi tersebut terdapat transisi garis hidrogen netral, sehingga teleskop ini sangat sesuai untuk pengamatan hidrogen netral, misalnya dalam galaksi kita, Bima Sakti. Selain itu, teleskop ini dapat digunakan untuk mengamati objek-objek jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar. Matahari juga merupakan objek yang menarik untuk ditelaah dalam panjang gelombang radio ini. Objek eksotik, seperti pulsar, juga akan menjadi taget pengamatan dengan teleskop radio ini.<ref>{{Cite web |url=http://bosscha.itb.ac.id/in/teleskop-radio-23-m-mainmenu-118.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-01 |archive-date=2012-12-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121203014403/http://bosscha.itb.ac.id/in/teleskop-radio-23-m-mainmenu-118.html |dead-url=yes }}</ref> |
||
== Kepala == |
|||
Beberapa nama berikut pernah menjabat sebagai direktur/kepala: |
|||
# 1923 - 1940: Dr. [[Joan Voûte]] |
|||
# 1940 - 1942: Dr. [[Aernout de Sitter]] |
|||
# 1942 - 1946: Prof. Dr. Masashi Miyaji |
|||
# 1946 - 1949: Prof. Dr. J. Hins |
|||
# 1949 - 1958: Prof. Dr. [[Gale Bruno van Albada]] |
|||
# 1958 - 1959: Prof. Dr. O. P. Hok dan Santoso Nitisastro (pejabat sementara) |
|||
# 1959 - 1968: Prof. Dr. The Pik Sin |
|||
# 1968 - 1999: Prof. Dr. [[Bambang Hidayat]] |
|||
# 1999 - 2004: Dr. Moedji Raharto |
|||
# 2004 - 2006: Dr. Dhani Herdiwijaya |
|||
# 2006 - 2010: Dr. Taufiq Hidayat |
|||
# 2010 - 2012: Dr. Hakim Luthfi Malasan |
|||
# 2012 - 2018: Dr. Mahasena Putra |
|||
# 2018 - sekarang: Dr. [[Premana Premadi]], Ph.D<ref>{{Cite web|url=https://bosscha.itb.ac.id/author-detil/|title=Sejarah dan Perkembangan Terkini|last=Bosscha|first=Observatorium|website=Observatorium Bosscha|language=id|access-date=2020-06-05|archive-date=2020-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200928100141/https://bosscha.itb.ac.id/author-detil/|dead-url=yes}}</ref> |
|||
== Kendala yang dihadapi Observatorium Bosscha == |
|||
⚫ | Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah [[Lembang]] dan kawasan [[Bandung Utara]] yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, [[vila]] ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan [[khatulistiwa]] ini menjadi terancam keberadaannya.{{butuh rujukan}} |
||
== Rencana penambahan observatorium di Indonesia == |
|||
⚫ | Polusi cahaya yang semakin mengganggu akibat dari pemukiman penduduk dan pusat bisnis di sekitar Lembang, Bandung melatarbelakangi rencana penambahan observatorium baru yang jauh dari polusi cahaya di Indonesia, sehingga dapat mengompensasi kendala di Observatorium Bosscha. Tim riset astronomi [[Institut Teknologi Bandung]] memilih [[Kota Kupang]], [[Nusa Tenggara Timur]]. Alasan dipilihnya Kupang sebagai tempat observatorium yang baru adalah langit malam di sana jauh lebih gelap dibandingkan di Lembang sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Observatorium Bosscha saat itu, Dr. Mahesana Putra (2012 - 2018).<ref>[http://www.voaindonesia.com/content/observatorium-bosscha-akan-pindah-ke-ntt-/2676270.html Polusi Cahaya Parah, Observatorium Bosscha akan Pindah ke NTT], di voaindonesia.com tanggal 30 April 2015 |
||
</ref> Dengan rencana pemindahan ini juga diharapkan untuk lebih memajukan lagi bidang antariksa di [[Indonesia]]. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 123: | Baris 105: | ||
* Sekilas Observatorium Bosscha ITB, Diterbitkan oleh Observatorium Bosscha Institute Teknologi Bandung, 1996. |
* Sekilas Observatorium Bosscha ITB, Diterbitkan oleh Observatorium Bosscha Institute Teknologi Bandung, 1996. |
||
== Pranala luar == |
|||
* [http://bosscha.itb.ac.id/ Situs resmi Observatorium Bosscha] |
|||
{{ITB}} |
{{ITB}} |
||
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}} |
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}} |
Revisi per 24 April 2022 13.24
Nama alternatif | 299 BOS | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Organisasi | Institut Teknologi Bandung | ||||||||||
Kode observatorium | 299 | ||||||||||
Lokasi | Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia | ||||||||||
Koordinat | 6°49′28″S 107°36′56″E / 6.82444°S 107.61556°E | ||||||||||
Ketinggian | 1.310 m (4.296 kaki) | ||||||||||
Cuaca | Tropis | ||||||||||
Didirikan | 1923 | ||||||||||
Situs web | bosscha | ||||||||||
Teleskop | |||||||||||
| |||||||||||
Media terkait dari Wikimedia Commons | |||||||||||
Observatorium Bosscha adalah observatorium astronomi tertua Indonesia yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Observatorium Bosscha mengoperasikan sekitar 12 teleskop termasuk tiga buah teleskop radio dengan Teleskop Refraktor Ganda Zeiss 0.6 meter sebagai teleskop terbesar yang dipasang di kubah.[1][2] Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional (IAU) untuk Observatorium Bosscha adalah 299.[3]
Awalnya dibangun pada 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (NISV) dengan dukungan dana dari Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di Malabar, kepemilikan observatorium ini kemudian dipindahkan ke Pemerintah Indonesia pda 1951 dan saat ini sepenuhnya dikelola oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).[4][5]
Pada 2004, Observatorium Bosscha ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 oleh Pemerintah Indonesia. Pada 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital Nasional.[6] Selanjutnya, Observatorium Bosscha ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya tingkat Nasional pada 2017[7] dan peringkat Kabupaten pada 2021.[8][9] Meskipun demikian, operasional Observatorium Bosscha terancam tutup karena adanya polusi cahaya dari aktivitas permukiman di Lembang dalam beberapa dekade terakhir yang membuat Observatorium Bosscha tidak bisa melihat langit malam seperti dulu.[4]
Sejarah
Latar belakang
Pada awal abad ke-20, para astronom mulai menyadari bahwa Matahari dan bintang-bintang lainnya berada dalam suatu grup yang disatukan oleh gravitasi membentuk suatu sistem yang bernama galaksi. Ketika galaksi mulai menjadi objek penelitian baru astronomi, muncul dorongan untuk merencanakan pengamatan dan membangun teleskop di belahan Bumi selatan karena penelitian astronomi saat itu banyak dilakukan di belahan Bumi utara seperti Amerika Utara dan Eropa, yang demikian pengamatannya terfokus pada langit belahan utara dan praktis membuat penelitian pada langit belahan selatan minim dilakukan. Keinginan juga didorong dengan munculnya para astronom teoris yang membutuhkan data secara lebih menyeluruh, lebih dari di belahan Bumi utara, untuk merumuskan teori.[10]
Ide untuk membangun sebuah observatorium di Hindia Belanda dikemukakan oleh Joan Voûte, astronom Hindia Belanda kelahiran Madiun. Ia memandang bahwa penelitian astronomi terhambat karena kurangnya jumlah observatorium dan pengamat di belahan Bumi selatan. Pada awalnya, Voûte meneliti di Observatorium Kerajaan, Afrika Selatan untuk mendorong penelitian astronomi di belahan selatan, tetapi kurangnya dukungan pemerintah setempat membuat Voûte kembali ke Hindia Belanda. Voûte berusaha mempengaruhi beberapa astronom di Belanda untuk membangun observatorium di Hindia Belanda. Persahabatan antara Voûte dengan pengusaha kaya Karel Albert Rudolf Bosscha dan Rudolf Albert Kerkhoven (sepupu Bosscha) semakin memperkuat dukungan terhadap pembangunan observatorium.[10]
Pendanaan dan pendirian
Bosscha mengumpulkan pengusaha dan orang-orang terpelajar untuk membentuk Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereenigning, disingkat NISV) yang bertujuan untuk menyalurkan uang bagi pembangunan observatorium di Hindia Belanda. Pada 1928, diperkirakan bahwa NISV mampu menyumbangkan 1 juta gulden untuk dana pendirian dan operasional harian observatorium. Pengusaha sapi perah Keluarga Ursone dan Baroe Adjak menyumbangkan sebidang tanah di Lembang kepada NISV.[10]
Bosscha dan Voûte kemudian memberikan mandat kepada Observatorium Leiden untuk mengawasi pembelian instrumen untuk observatorium. Bosscha meminta saran kepada direktur Observatorium Leiden, Ejnar Hertzsprung, mengenai pengadaan teleskop dan juga mengenai sistem pikul teleskop. Bosscha berharap untuk dapat memanfaatkan jatuhnya nilai tukar Mark Jerman pasca Perang Dunia I agar dapat memperoleh teleskop Jerman berkualitas baik dengan harga murah. Pada awal 1921, Bosscha memesan sebuah teleskop dengan diameter 0.6 meter dan panjang fokus 10 meter dari perusahaan optik ternama Jerman, Carl Zeiss Jena. Sebagai penghargaan atas jasanya dalam pembangunan observatorium ini, nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.[10]
Pembangunan Observatorium Bosscha dimulai pada 1923. Pada 1925, pengamatan sudah dimulai dengan instrumen yang ada. Carl Zeiss membutuhkan waktu tujuh tahun untuk membuat dan mengantarkan teleskop 0.6 meter, yang tiba pada tahun 1928. Voûte bersusah payah untuk mengkalibrasi teleskop besar tersebut selama dua tahun berikutnya hingga ia puas dengan kinerjanya. Sejak 1923, Voûte mulai mengundang astronom-astronom Belanda untuk bekerja di observatoriumnya.
Perang Dunia II dan Kemerdekaan Indonesia
Pada 1942, di tengah Perang Dunia II, Kekaisaran Jepang menyerbu dan menduduki Hindia Belanda. Pendudukan Jepang dengan cepat menggantikan pegawai pemerintahan kolonial dengan pejabat berkebangsaan Jepang atau Indonesia. Observatorium Bosscha kemudian dipimpin oleh Masashi Miyadi, seorang kapten muda Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang yang kemudian menjadi direktur Observatorium Astronomi Tokyo. Direktur sebelumnya, Aernout de Sitter ditahan di kamp konsentrasi Jepang dan meninggal dua tahun kemudian. Miyadi mengakui kerja Voûte di observatorium dan membolehkan dia untuk membantu mengelola observatorium dan bahkan melanjutkan penelitian terhadap bintang biner.[10] Dukungan kepada bidang astronomi dan biologi di Hindia Belanda mengacu pada ideologi politik Kekaisaran Jepang, yaitu Asia Raya. Ideologi ini bercita-cita menciptakan modernitas Asia dengan gaya Jepang sebagai tandingan dari modernitas Barat.[11] Ketika perang berakhir, Miyadi secara resmi menyerahkan observatorium ke Voûte.[12] Namun, setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, penduduk sekitar mengusir Voûte dari observatorium.[10]
Karena kondisi observatorium yang rusak setelah perang, Dr. Chris H. Hins, direktur selanjutnya, dikirim ke Indonesia oleh Belanda pada 1946 untuk memulihkan observatorium. Dia menemukan bahwa kondisinya seperti hutan dan membutuhkan waktu 3 tahun bagi dia agar dapat berfungsi kembali seperti semula. Pada 1949, Hins digantikan oleh Gale Bruno van Albada.[12]
Sejak Indonesai merdeka, NISV tidak memiliki dana yang cukup untuk terus mengelola observatorium. Sebuah kesepakatan diadakan pada 1948 antara NISV dengan Dekan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia Bandung, Th. M. Leeman untuk memindahkan kepemilikan observatorium. Pada 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada Pemerintah Indonesia dan Observatorium Bosscha resmi menjadi bagian dari Universitas Indonesia Bandung. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.[12]
Masa Kontemporer
Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, vila ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam keberadaannya.[butuh rujukan]
Polusi cahaya yang semakin mengganggu akibat dari pemukiman penduduk dan pusat bisnis di sekitar Lembang, Bandung melatarbelakangi rencana penambahan observatorium baru yang jauh dari polusi cahaya di Indonesia, sehingga dapat mengompensasi kendala di Observatorium Bosscha. Tim riset astronomi Institut Teknologi Bandung memilih Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Alasan dipilihnya Kupang sebagai tempat observatorium yang baru adalah langit malam di sana jauh lebih gelap dibandingkan di Lembang sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Observatorium Bosscha saat itu, Dr. Mahesana Putra (2012 - 2018). Dengan rencana pemindahan ini juga diharapkan untuk lebih memajukan lagi bidang antariksa di Indonesia.[13]
Teleskop
Teleskop Refraktor Ganda Zeiss
Teleskop Refraktor Ganda Zeiss adalah teleskop optik refraktor 0.6 meter yang terdiri dari dua teleskop utama dan satu teleskop pencari. Beroperasi sejak 1928, teleskop ini merupakan teleskop terbesar dan tertua Observatorium Bosscha. Teleskop ini sering digunakan untuk meneliti fisik dan perilaku bintang, terutama bintang biner dan gugus bintang. Selain bintang, teleskop ini juga digunakan untuk mengamati komet dan planet Tata Surya melalui teknologi CCD. CCD ditambahkan pada awal 1990-an untuk meningkatkan sensitivitas pengamatan.[1]
Teleskop Bamberg
Teleskop Bamberg adalah teleskop refraktor 0.37 meter yang dipasang pada 1929. Teleskop ini dipasang di sebuah bangunan khusus yang menyebabkan teleskop ini hanya bisa mengamati objek langit yang berada di garis lintang selatan langit 30° atau lebih dan azimut Timur-Selatan-Barat. Teleskop ini digunakan untuk mengamati perubahan kecerahan bintang variabel, untuk mengamati Matahari dan permukaan Bulan, dan fotometri gerhana bintang.[1]
Teleskop Schmidt Bimasakti
Teleskop Schmidt Bimasakti adalah teleskop 0.71 meter yang beroperasi dalam panjang gelombang biru hingga inframerah-dekat. Teleskop ini merupakan sumbangan yang diterima dari UNESCO pada Mei 1960. Dinamakan "Bimasakti" oleh Gale Bruno van Albada, direktor observatorium dari tahun 1951-1958, karena saat itu teleskopnya akan digunakan untuk meneliti Galaksi Bima Sakti, meskipun ia sendiri tidak pernah menggunakannya.[14] Teleskop Schmidt Bimasakti memiliki keunggulan jika dibanding dengan teleskop besar lainnya dalam lama waktu objek yang difoto. Teleskop ini digunakan untuk mengamati bintang dengan emisi garis Hidrogen, bintang kelas M, dan bintang Wolf-Rayet[1]
Teleskop GOTO
Teleskop GOTO adalah teleskop reflektor 0.45 meter yang pertama digerakkan dengan komputer sekaligus dilengkapi dengan CCD di Observatorium Bosscha. Teleskop ini merupakan bantuan dari Kementerian Luar Negeri Jepang yang diterima pada 1989. Teleksop ini digunakan untuk mengamati bintang variabel, kurva cahaya planet luar surya, asteroid, spektroskopi bintang, dan pencitraan planet.[1]
Teleskop GAO-ITB RTS
Teleskop GAO-ITB RTS adalah teleskop 0,279 m yang sepenuhnya digerakkan dengan kompter dan dari jarak jauh. Teleskop ini merupakan hasil kerjasama antara Observatorium Astronomi Gunma (GAO) di Jepang dengan ITB pada 2005. Teknologi jarak jauh yang dipasang memungkinkan pengamati di Jepang bisa mengakses teleskop ini. Pada 2015, teleskop ini ditingkatkan dengan diameter 0.28 meter dan spektograf untuk pengamatan garis emisi komet dan supernova.[1]
Teleskop STEVia
Teleskop STEVia (Survey Telescope for Exoplanet and Variable star) adalah teleskop reflektor 0.279 meter yang dibangun pada 2013. Teleskop ini digunakan untuk survei pada gugus bintang terbuka dalam rangka mencari planet luar surya dan bintang variabel baru dan mengamati peristiwa langit yang berlangsung singkat seperti supernova dan okultasi bintang[1]
Bosscha Robotic Telescope
Bosscha Robotic Telescope (BRT) adalah teleskop robotik 0.35 meter yang dipasang pada 2019, menjadikannya teleskop terbaru di Observatorium Bosscha. BRT ini merupakan teleskop robotik Observatorium Bosscha generasi kedua, dengan BRT generasi pertama sudah dipindahkan ke Universitas Nusa Cendana. BRT dimasukkan sebagai salah satu langkah persiapan untuk observatorium nasional yang akan dibangun di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Teleskop ini digunakan untuk mengamati planet luar surya, bintang variabel, dan asteroid yang berjarak dekat dengan Bumi.[15]
Teleskop lainnya
Teleskop Surya
Teleskop ini merupakan teleskop Matahari yang terdiri dari 3 buah telekop Coronado dengan 3 filter yang berbeda, serta sebuah teleskop proyeksi citra Matahari yang sepenuhnya dibuat sendiri. Fasilitas ini merupakan sumbangan dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan, Negeri Belanda, Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds, Departemen Pendidikan Nasional, serta Kementerian Negara Riset dan Teknologi.[16]
Teleskop radio 2,3m
Teleskop radio Bosscha 2,3m adalah adalah instrumen radio jenis SRT (Small Radio Telescope) yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi Corporation. Teleskop ini bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam rentang frekuensi 1400-1440 MHz. Dalam rentang frekluensi tersebut terdapat transisi garis hidrogen netral, sehingga teleskop ini sangat sesuai untuk pengamatan hidrogen netral, misalnya dalam galaksi kita, Bima Sakti. Selain itu, teleskop ini dapat digunakan untuk mengamati objek-objek jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar. Matahari juga merupakan objek yang menarik untuk ditelaah dalam panjang gelombang radio ini. Objek eksotik, seperti pulsar, juga akan menjadi taget pengamatan dengan teleskop radio ini.[17]
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b c d e f g "Instrumen". Observatorium Bosscha ITB. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ Damaledo, Yandri Daniel (8 Juli 2019). "Wisata Bandung: Observatorium Bosscha Wisata Edukasi Astronomi". Tirto.id. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ "List Of Observatory Codes". Minor Planet Center. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ a b Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Jejak Bosscha di Papandayan. TEMPO Publishing. ISBN 978-623-262-378-1.
- ^ "Sejarah dan Profil". Observatorium Bosscha ITB. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ "Observatorium Bosscha Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya Nasional". FMIPA ITB. 8 Oktober 2018. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ "Sejarah dan Profil". Observatorium Bosscha ITB. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ Pradana, Whisnu (16 Februari 2022). "Observatorium Bosscha-Gua Pawon Ditetapkan Jadi Cagar Budaya". Detik Jabar. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ Haryanto, Adi (15 April 2022). "Pemda KBB Tetapkan Observatorium Bosscha sebagai Bangunan Cagar Budaya". iNews. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ a b c d e f Astraatmadja, Tri Laksamana (17 Oktober 2011). "Permulaan Tradisi Independen Astronomi: Sejarah Observatorium Bosscha". Langit Selatan. Diakses tanggal 23 April 2022.
- ^ Gross, Andrew. Kegagalan ilmuan Hindia Belanda. Komunitas Bambu. ISBN 978-602-9402-32-2. OCLC 1027945445.
- ^ a b c Hidayat, Bambang (2000). "Under a tropical sky: a history of astronomy in Indonesia" (PDF). Journal of Astronomical History and Heritage. 3 (1): 53–57.
- ^ Polusi Cahaya Parah, Observatorium Bosscha akan Pindah ke NTT, di voaindonesia.com tanggal 30 April 2015
- ^ Van Albada-van Dien, Elsa (1995). "The Bosscha Observatory Schmidt Telescope". The Future Utilisation of Schmidt Telescopes, IAU Colloquium 148. 84: 15–18.
- ^ Yusuf, M.; Mahasena, P.; P. Jatmiko, A.T.; Mandey, D.; Akbar, E.I.; Setiawan, A.; Sulaeman, M. (2019-01). "Bosscha Robotic Telescope (BRT) - a 0.35 meter telescope on Bosscha Observatory". Journal of Physics: Conference Series. 1127: 012045. doi:10.1088/1742-6596/1127/1/012045. ISSN 1742-6588.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-05. Diakses tanggal 2012-08-01.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-03. Diakses tanggal 2012-08-01.
Daftar pustaka
- Sekilas Observatorium Bosscha ITB, Diterbitkan oleh Observatorium Bosscha Institute Teknologi Bandung, 1996.
- Bangunan cagar budaya di Indonesia
- Cagar budaya peringkat nasional
- Cagar budaya Indonesia di Jawa Barat
- Observatorium Bosscha
- Sejarah Indonesia
- Peninggalan sejarah di Indonesia
- Pendidikan di Indonesia
- Perguruan tinggi di Indonesia
- Bangunan bersejarah Indonesia
- Bangunan Belanda di Indonesia
- Bangunan dan struktur di Indonesia
- Arsitektur Indonesia
- Arsitektur Hindia Belanda
- Institut Teknologi Bandung
- Tempat wisata di Jawa Barat