Lompat ke isi

Yusuf Al-Makassari: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BrainBenjamin (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k →‎Masa muda dan pendidikan: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Baris 82: Baris 82:


== Masa muda dan pendidikan ==
== Masa muda dan pendidikan ==
Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan '''Abadin Tadia Tjoessoep''' atau '''Muhammad Yusuf''',<ref>First Fifty Years - a project collating Cape of Good Hope records http://www.e-family.co.za/ffy/g5/p5815.htm#c5815.1</ref> suatu nama yang diberikan oleh [[Sultan Alauddin]](berkuasa sejak [[1593]] - wafat [[15 Juni]] [[1639]], penguasa Gowa pertama yang [[Islam|muslim]]), raja [[Kesultanan Gowa|Gowa]], yang juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf.<ref name="mazaar">{{cite book | title=Guide to the Kramats of the Western Cape | last=Jaffer | first=Mansoor | publisher=Cape Mazaar Society | isbn=0-620-19889-3 | url=http://www.nuradeen.com/archives/Reflections/CapeTown/SheikhYusufOfMacassar.pdf}}</ref>
Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan Abadin Tadia Tjoessoep atau Muhammad Yusuf,<ref>First Fifty Years - a project collating Cape of Good Hope records http://www.e-family.co.za/ffy/g5/p5815.htm#c5815.1</ref> suatu nama yang diberikan oleh [[Ala'uddin dari Gowa|Sultan Alauddin]] (berkuasa sejak [[1593]] - wafat [[15 Juni]] [[1639]], penguasa Gowa pertama yang [[Islam|muslim]]), raja [[Kesultanan Gowa|Gowa]], yang juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf.<ref name="mazaar">{{cite book | title=Guide to the Kramats of the Western Cape | last=Jaffer | first=Mansoor | publisher=Cape Mazaar Society | isbn=0-620-19889-3 | url=http://www.nuradeen.com/archives/Reflections/CapeTown/SheikhYusufOfMacassar.pdf}}</ref>


Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya ([[Sultan Ageng Tirtayasa]]), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya ([[Sultan Ageng Tirtayasa]]), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Baris 95: Baris 95:
== Masa pembuangan ==
== Masa pembuangan ==
=== Sri Lanka ===
=== Sri Lanka ===
Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan.{{Bio muslim butuh rujukan}} Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Di [[Sri Lanka]], Syekh Yusuf aktif dalam menyebarkan agama Islam.<ref>{{Cite book|last=Islam|first=M. Adib Misbachul|date=2019|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53469/2/5.%20Rahasia%20Segala%20Rahasia%20Syekh%20Yusuf%20Makasar.pdf|title=Rahasia Segala Rahasia: Ajaran Sufistik Syaikh Yusuf Makassar|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Nasional Indonesia|isbn=978-623-200-209-8|pages=13|url-status=live}}</ref> Ia memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan.{{Bio muslim butuh rujukan}} Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.{{Bio muslim butuh rujukan}}


Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh dari Ceylon Sri Lanka ke , [[Afrika Selatan]], pada 22 Desember [[1693|1694]].
Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh dari Ceylon Sri Lanka ke , [[Afrika Selatan]], pada 22 Desember [[1693|1694]].

Revisi per 17 Mei 2022 15.39

Yusuf
Tuanta Salamaka ri Gowa
Kedatangan Syech Yusuf
Kun-yahAbul Mahasin
NamaYusuf
Nisbahal-Makassari al-Bantani

Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani (3 Juli 1626 – 23 Mei 1699) adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia.[1] Ia juga digelari Tuanta Salamaka ri Gowa ("tuan guru penyelamat kita dari Gowa") oleh pendukungnya di kalangan rakyat Sulawesi Selatan.

Masa muda dan pendidikan

Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan Abadin Tadia Tjoessoep atau Muhammad Yusuf,[2] suatu nama yang diberikan oleh Sultan Alauddin (berkuasa sejak 1593 - wafat 15 Juni 1639, penguasa Gowa pertama yang muslim), raja Gowa, yang juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf.[3]

Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten.[butuh rujukan]

Pada tahun 1644, Syech Yusuf menunaikan ibadah haji dan tinggal di Mekkah untuk beberapa lama, dimana Ia belajar kepada ulama terkemuka di Mekkah dan Madina [4] Syekh Yusuf juga sempat mencari ilmu ke Yaman, berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd Al-Baqi, dan ke Damaskus untuk berguru pada Syekh Abu Al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al-Khalwati Al-Quraisyi. Syech Yusuf mempelajari Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah.[5]

Masa perjuangan

Ketika Kesultanan Gowa mengalami kalah perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan diangkat menjadi mufti di sana. Pada periode ini Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.[butuh rujukan]

Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Srilanka pada bulan September 1684.[butuh rujukan]

Masa pembuangan

Sri Lanka

Di Sri Lanka, Syekh Yusuf aktif dalam menyebarkan agama Islam.[6] Ia memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan.[butuh rujukan] Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.[butuh rujukan]

Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh dari Ceylon Sri Lanka ke , Afrika Selatan, pada 22 Desember 1694.

Afrika Selatan

Makam Syekh Yusuf di Cape Town

Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut. Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.

Makam & Gelar Pahlawan Nasional

Jenazah Syekh Yusuf Tajul Khalwati dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705. Kemudian Syekh Yusuf Allahu yarham dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto dengan SK Presiden : Keppres No. 071/TK/1995, Tgl. 7 Agustus 1995.[7] Pada tahun 2009, Syech Yusuf dianugerahi penghargaan Ordo Sahabat Oliver Thambo yaitu penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan oleh Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki kepada ahli warisnya yang disaksikan oleh Wapres RI. M. Yusuf Kalla di Pretoria Afrika Selatan.[8][9]

Syech Yusuf menulis beberapa risalah sufisme berbahasa Arab dan Lontara.[5][10]

Referensi

Pranala luar