Tim nasional sepak bola Indonesia: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1.189: | Baris 1.189: | ||
|{{Flagicon|KOR}} [[Choi In-Cheol]] |
|{{Flagicon|KOR}} [[Choi In-Cheol]] |
||
|- |
|- |
||
|{{Flagicon| |
|{{Flagicon|KOR}} [[Cho Byung-kuk]] |
||
|- |
|- |
||
|{{Flagicon|IDN}} [[Nova Arianto]] |
|{{Flagicon|IDN}} [[Nova Arianto]] |
Revisi per 21 Oktober 2022 14.07
Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim nasional yang mewakili Indonesia dalam sepak bola internasional senior pria. Tim ini dikendalikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang merupakan anggota FIFA dan juga anggota Konfederasi Sepak Bola Asia. Tim ini dianggap oleh FIFA sebagai penerus Hindia Belanda.
Indonesia pernah tampil dalam Piala Dunia FIFA, yakni pada tahun 1938 saat bernama Hindia Belanda. Mereka kalah dalam pertandingan pertama menghadapi Hongaria. Pada tingkat regional, Indonesia pernah tampil empat kali dalam Piala Asia AFC. Namun, Indonesia belum pernah lolos dari babak grup. Pada tingkat Asia Tenggara, Indonesia telah tampil dalam berbagai edisi Kejuaraan AFF, dengan capaian terbaiknya adalah menjadi juara kedua dalam enam edisi.
Sejarah
Periode awal
Pada pertandingan-pertandingan awal, melibatkan pihak dari Hindia Belanda, diorganisasi oleh Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB), atau suksesornya, Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Pertandingan-pertandingan yang dilaksanakan sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tidak diakui oleh PSSI.[7]
Pertandingan sepak bola tercatat pertama yang melibatkan tim dari Hindia Belanda adalah kontes melawan Singapura pada 28 Maret 1921. Pertandingan tersebut dilaksanakan di Jakarta dan Indonesia menang dengan skor akhir 1–0. Hal ini diikuti dengan pertandingan melawan Australia XI pada Agustus 1928 (menang 2–1) dan satu tim dari Shanghai selang dua tahun kemudian (seri 4–4).[7]
Pada 1934, satu tim dari Jawa mewakili Hindia Belanda dalam Far Eastern Games yang dimainkan di Manila, Filipina. Setelah mengalahkan Jepang 7–1 dalam pertandingan pertama,[8] dua pertandingan berikutnya berakhir dengan kekalahan 0–2 atas Tiongkok dan 2–3 atas tim tuan rumah menempatkan Timnas Jawa menempati peringkat dua. Meski tidak diakui PSSI, pertandingan ini diakui oleh World Football Elo ratings sebagai pertandingan pertama yang melibatkan Timnas Indonesia.[9]
Piala Dunia FIFA 1938
Indonesia pada tahun 1938 (pada masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia FIFA 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia FIFA 1938 hanya terdiri dari dua negara, Hindia Belanda dan Jepang. Indonesia akhirnya lolos ke putaran final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.
Pada waktu itu, tim ini menggunakan seragam berwarna oranye dan bercelana putih seperti warna seragam yang dipakai kesebelasan Belanda.[10]
Skuat Piala Dunia 1938
Pelatih: Johannes Christoffel Jan Mastenbroek.
Nama | Klub | Posisi |
---|---|---|
Tan "Bing" Mo Heng | Hua Chiao Tsing Nien Hui (HCTNH) Malang | Penjaga gawang |
L.N. Van Beuzekom Digantikan oleh Jack Samuels |
Hercules Batavia | Penjaga gawang |
Dorst | Tidak diketahui | Pemain belakang |
J. Harting | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain belakang |
Frans G. Hu Kon | Sparta Bandung | Pemain belakang |
Jack Kolle Digantikan oleh Teilherber |
Tidak diketahui | Pemain belakang |
Jack Samuels Menggantikan L.N. Van Beuzekom |
Excelsior Soerabaja | Pemain belakang |
G.H.V.L. Faulhaber | Djocoja Djogjakarta | Pemain tengah |
Frans Alfred Meeng | Sportvereniging Binnenlands Bestuur (SVBB) Batavia | Pemain tengah |
Achmad Nawir | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain tengah |
Anwar Sutan | Voorwaarts Is Ons Streven (VIOS) Batavia | Pemain tengah |
G. van den Burgh | Semarang Voetbal Vereniging (SVV) Semarang | Pemain tengah |
Tan Hong Djien | Tiong Hoa Soerabaja | Pemain depan |
Tan See Han | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
Isaac "Tjaak" Pattiwael | Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi | Pemain depan |
Suvarte Soedarmadji | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
M.J. Hans Taihuttu | Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi | Pemain depan |
Teilherber Menggantikan Jack Kolle |
Djocoja Djogjakarta | Pemain depan |
R. Telwe | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
Herman Zomers | Hercules Batavia | Pemain depan |
Pertandingan melawan Hongaria
Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di Stadion Velodrome Municipale, Reims, Prancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, wali kota Reims menyebutnya, "Saya seperti melihat 22 atlet Hongaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."
Pada menit ke-13, jala gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4–0. Nasib tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0–6. Pada saat itu, Piala Dunia memakai sistem gugur.
Surat kabar dalam negeri, Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah".[11]
1950-an
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tanggal 17 Agustus 1945, tim nasional Indonesia berhasil lolos ke Olimpiade Melbourne 1956. Indonesia berhasil melaju ke perempat final dan bertemu dengan Uni Soviet yang ketika itu dikapteni oleh kiper Lev Yashin. Ketika itu, Indonesia berhasil menahan Uni Soviet 0–0. Pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 4–0 pada laga ulangan dua hari kemudian.
Pada Kualifikasi Piala Dunia 1958, Indonesia berhasil mengalahkan China pada ronde pertama. Kemudian, Indonesia menolak untuk bertanding melawan Israel pada ronde kedua karena alasan politis. Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah ikut dalam kualifikasi Piala Dunia hingga tahun 1970.
Setelah bertanding di kualifikasi Piala Dunia, Indonesia berhasil meraih medali perunggu di Asian Games 1958 setelah pada perebutan tempat ketiga berhasil mengalahkan India 4–1. Indonesia juga bermain imbang 2–2 saat melawan Timnas Jerman Timur.
Suspensi 2015
PSSI disuspensi FIFA karena intervensi pemerintah dalam liga nasional pada 30 Mei 2015. Pembekuan mengambil efek segera yang artinya Indonesia tidak berhak berkompetisi pada Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 (AFC) sekaligus Kualifikasi Piala Asia AFC 2019, yang dimulai kurang dari 2 minggu kemudian. FIFA masih mengizinkan Indonesia untuk bermain dalam Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2015 hingga turnamen berakhir, karena sudah telanjur dimulai. FIFA mengambil tindakan melawan Indonesia menyusul konflik antara pemerintah dan PSSI yang berakibat pada pembatalan kompetisi domestik.[12]
Suspensi tersebut dicabut pada Kongres FIFA ke-66.[13]
2017–2019
Beberapa minggu setelah finis di posisi kedua pada ajang Piala Suzuki AFF 2016, PSSI mengadakan kongres pada 8 Januari 2017 dalam upaya untuk menandatangani Luis Milla untuk menangani senior mereka dan tim U-22. Sebelum Kejuaraan AFF 2018, Milla pergi tanpa penjelasan apa pun, menyebabkan kemarahan di kalangan supporter Indonesia.[14] Indonesia tersingkir dari babak penyisihan grup di Kejuaraan AFF 2018 menyebabkan pemecatan Bima Sakti.[15] Untuk mempersiapkan kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia menandatangani Simon McMenemy dengan harapan bahwa masa jabatannya yang sukses dengan Filipina dapat menghidupkan kembali kinerja Indonesia, terutama ketika Indonesia dikelompokkan dengan tiga rival dari Asia Tenggara: Malaysia, Thailand dan Vietnam bersama UEA.[16] Indonesia kalah dalam empat pertandingan termasuk kekalahan kandang 2-3 dari Malaysia, diikuti oleh kekalahan kandang dari Vietnam untuk pertama kalinya di setiap turnamen kompetitif. Pada 6 November 2019, PSSI memutuskan untuk memecat McMenemy atas kinerja tim nasional yang memburuk.[17] Indonesia bertandang ke Malaysia dan kalah 0–2 dari saingannya dan secara resmi tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2022.[18]
2021–sekarang
Menyusul kegagalan di kualifikasi Piala Dunia, PSSI menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih Indonesia dengan harapan untuk menghidupkan kembali tim untuk Kualifikasi Piala Asia AFC 2023 yang akan datang, menggunakan keberhasilan Park Hang-seo di Vietnam sebagai bukti penunjukan.[19]
Di bawah manajemen Shin Tae-yong, mayoritas tim senior dirombak dan memiliki banyak pemain muda yang mayoritas berasal dari tim U-23. Indonesia berhasil mencapai final dan meraih posisi runner-up di Kejuaraan AFF 2020 dengan rata-rata usia pemain 23 tahun.
Pada Kualifikasi Piala Asia, Indonesia secara mengejutkan mengalahkan tuan rumah, Kuwait, yang belum pernah mereka kalahkan dalam 42 tahun, yang mengejutkan banyak orang. Indonesia akhirnya berhasil lolos ke Piala Asia AFC 2023 mendatang setelah absen selama 16 tahun.
Kostum
Kostum tim Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut "memperkuat" timnas sejak tahun 1962 hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962 di Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. PSSI Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti Maulwi Saelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, memiliki kostum hijau-putih, selain kostum merah-putih. Sedangkan tim Garuda, yang diperkuat oleh Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi, juga dilengkapi kostum biru-putih. Namun, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya, digunakan tim campuran di Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games 1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Piala Raja 1981," kata Ronny Pattinasarani.
Dalam Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau.
Pada kostum Timnas Indonesia yang dibuat Nike pada 2010 untuk Piala Suzuki AFF 2010, terdapat Burung Garuda yang membentang di bagian depan kostum yang tidak berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna Putih-Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.
Pembuat
Nama | Tahun |
---|---|
Adidas | 1970–1995 |
Diadora | 1995–1996 |
Asics | 1996–1997 |
Adidas | 1997–2000 |
Nike | 2000–2001 |
Adidas | 2001–2003 |
Ghazali Sport | 2003–2004 |
Adidas | 2004–2006 |
Nike | 2006–2020 |
Mills | 2020– |
Stadion
Terletak di Jakarta, stadion kandang bagi timnas Indonesia adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berkapasitas 78.011 penonton. Stadion ini merupakan stadion terbesar di Indonesia, stadion terbesar kedua di Asia Tenggara dan stadion sepak bola terbesar kesembilan di dunia. Stadion ini dibangun pada tahun 1960 untuk Asian Games 1962 dan pembangunannya didukung oleh pemerintah Uni Soviet, dengan pinjaman lunak sebesar US$ 12,5 juta. Stadion ini selesai setelah dua tahun dan secara resmi dibuka pada tanggal 24 Agustus 1962.[20]
Daftar stadion kandang timnas Indonesia | ||||
---|---|---|---|---|
Gambar | Stadion | Kapasitas | Lokasi | Pertandingan terakhir |
Stadion Utama Gelora Bung Karno | 77,193 | Jakarta Pusat, Jakarta | v Thailand (10 September 2019; Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2022 dan Piala Asia AFC 2023) | |
Stadion Gelora Bandung Lautan Api | 38,000 | Kota Bandung, Jawa Barat | v Curaçao (24 September 2022; FIFA Matchday)
| |
Stadion Si Jalak Harupat | 30,000 | Soreang, Jawa Barat | v Bangladesh (1 Juni 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Kapten I Wayan Dipta | 18,000 | Gianyar, Bali | v Timor Leste (30 Januari 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Wibawa Mukti | 30,000 | Bekasi, Jawa Barat | v Hong Kong (16 Oktober 2018; FIFA Matchday) | |
Stadion Harapan Bangsa | 45,000 | Banda Aceh, Aceh | v Kirgizstan (6 Desember 2017; Piala Solidaritas Dunia Tsunami Aceh 2017) | |
Stadion Patriot Chandrabhaga | 30,000 | Bekasi, Jawa Barat | v Guyana (25 November 2017; FIFA Matchday) | |
Stadion Maguwoharjo | 31,700 | Sleman, D.I. Yogyakarta | v Puerto Riko (13 Juni 2017; FIFA Matchday) | |
Stadion Pakansari | 30,000 | Cibinong, Jawa Barat | v Myanmar (21 Maret 2017; FIFA Matchday) | |
Stadion Manahan | 25,000 | Surakarta, Jawa Tengah | v Malaysia (6 September 2016; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Delta | 35,000 | Sidoarjo, Jawa Timur | v Myanmar (30 Maret 2015; FIFA Matchday) | |
Stadion Gajayana | 25,000 | Malang, Jawa Timur | v Nepal (25 Juni 2014; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Bung Tomo | 45,000 | Surabaya, Jawa Timur | v Vietnam (15 September 2012; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Sriwijaya | 23,000 | Palembang, Sumatera Selatan | v Tionghoa Taipei (24 November 2010; FIFA Matchday) | |
Stadion Siliwangi | 15,000 | Bandung, Jawa Barat | v Maladewa (12 Oktober 2010; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora 10 November | 20,000 | Surabaya, Jawa Timur | v Vietnam (11 Juni 2008; FIFA Matchday) |
Liputan media
Kualifikasi tim Indonesia untuk Piala Dunia FIFA 2022 (babak kedua saja) dan Piala Asia AFC 2023 disiarkan oleh jaringan televisi publik free-to-air TVRI, jaringan televisi free-to-air Emtek SCTV (sejak 2021),[21] dan jaringan multiplatform premium Polytron, Mola TV, hingga 2022.[22]
Commercial MNC Media juga menyiarkan pertandingan timnas Indonesia, tetapi dari tahun 2020 hingga 2023, MNC hanya meliput pertandingan timnas di Kejuaraan AFF 2020 dan Piala Asia AFC 2023 karena MNC-Lagardère[note 1] dan kontrak kemitraan hak siar Football Marketing Asia (Piala Asia AFC).[23][24] Berbeda dengan TVRI, SCTV, dan Mola TV, ketiga televisi tersebut hanya membeli hak dari PSSI.
Jadwal dan hasil
Pertandingan dalam 12 bulan terakhir, dan jadwal pertandingan mendatang
Menang Seri Kalah
2021
7 Oktober PO Kualifikasi Piala Asia | Indonesia | 2–1 | Tionghoa Taipei | Buriram, Thailand |
---|---|---|---|---|
19.00 UTC+7 | Laporan |
|
Stadion: Stadion Chang Arena Wasit: Payam Heidari (Iran) |
11 Oktober PO Kualifikasi Piala Asia | Tionghoa Taipei | 0–3 | Indonesia | Buriram, Thailand |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+7 | Laporan Laporan | Stadion: Stadion Chang Arena Wasit: Mohammad Arafah (Yordania) |
16 Oktober Persahabatan | Afganistan | 1–0 | Indonesia | Antalya, Turki |
---|---|---|---|---|
17.00 UTC+3 |
|
Laporan | Stadion: Gloria Sports Arena |
25 November Persahabatan | Indonesia | 4–1 | Myanmar | Antalya, Turki |
---|---|---|---|---|
17.30 UTC+3 | Laporan |
|
Stadion: Emirhan Sports Complex |
9 Desember BG Piala AFF 2020 | Indonesia | 4–2 | Kamboja | Bishan, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Bishan Wasit: Yaqoob Abdul Baki (Oman) |
12 Desember BG Piala AFF 2020 | Laos | 1–5 | Indonesia | Bishan, Singapura |
---|---|---|---|---|
17.30 UTC+8 |
|
Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Bishan Penonton: 207 Wasit: Kim Hee-gon (Korea Selatan) |
15 Desember BG Piala AFF 2020 | Indonesia | 0–0 | Vietnam | Bishan, Singapore |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Bishan Penonton: 928 Wasit: Kim Dae-yong (Korea Selatan) |
19 Desember BG Piala AFF 2020 | Malaysia | 1–4 | Indonesia | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 |
|
Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 7,082 Wasit: Ammar Ebrahim Mahfoodh (Bahrain) |
22 Desember SF Piala AFF 2020 | Singapura | 1–1 | Indonesia | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 |
|
Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
|
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 9,952 Wasit: Kim Hee-gon (Korea Selatan) |
25 Desember SF Piala AFF 2020 | Indonesia | 4–2 (p.w.) | Singapura | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
|
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 9,982 Wasit: Kassem Matar Al-Hatmi (Oman) |
29 Desember Final Piala AFF 2020 | Indonesia | 0–4 | Thailand | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 6,290 Wasit: Shukri Al-Hunfush (Arab Saudi) |
2022
1 Januari Final Piala AFF 2020 | Thailand | 2–2 | Indonesia | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 7,429 Wasit: Ahmed Faisal Al-Ali (Yordania) |
27 Januari Persahabatan | Indonesia | 4–1 | Timor Leste | Gianyar, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+8 | Laporan |
|
Stadion: Stadion Kapten I Wayan Dipta Wasit: Sance Lawita (Indonesia) |
30 Januari Persahabatan | Timor Leste | 0–3 | Indonesia | Gianyar, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+8 | Laporan | Stadion: Stadion Kapten I Wayan Dipta Wasit: Aprisman Aranda (Indonesia) |
1 Juni Persahabatan | Indonesia | 0–0 | Bangladesh | Soreang, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+7 | Laporan | Stadion: Stadion Si Jalak Harupat Penonton: 8,615 Wasit: Yudi Nurcahya (Indonesia) |
8 Juni B3 Kualifikasi Piala Asia | Kuwait | 1–2 | Indonesia | Kuwait City, Kuwait |
---|---|---|---|---|
19.15 UTC+3 |
|
Laporan | Stadion: Jaber Al-Ahmad International Stadium Penonton: 6,100 Wasit: Nasrullo Kabirov (Tajikistan) |
11 Juni B3 Kualifikasi Piala Asia | Indonesia | 0–1 | Yordania | Kuwait City, Kuwait |
---|---|---|---|---|
23.15 UTC+3 | Laporan |
|
Stadion: Jaber Al-Ahmad International Stadium Penonton: 2,410 Wasit: Yaqoob Abdul Baki (Oman) |
14 Juni B3 Kualifikasi Piala Asia | Indonesia | 7–0 | Nepal | Kuwait City, Kuwait |
---|---|---|---|---|
23.15 UTC+3 | Laporan | Stadion: Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad Penonton: 3,145 Wasit: Hussein Abo Yehia (Lebanon) |
24 September Persahabatan | Indonesia | 3–2 | Curaçao | Bandung, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+7 |
|
Stadion: Stadion Gelora Bandung Lautan Api Penonton: 7,095 Wasit: Abdul Hakim Mohd Haidi (Brunei) |
27 September Persahabatan | Curaçao | 1–2 | Indonesia | Cibinong, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+7 | Antonisse 47' | Stadion: Stadion Pakansari Penonton: 21,819 Wasit: Xaypaseuth Pongsanit (Laos) |
23 December BG Piala AFF 2022 | Indonesia | v | Kamboja | Indonesia |
---|---|---|---|---|
--:-- UTC+7 | Stadion: TBA |
26 Desember BG Piala AFF 2022 | Brunei atau Timor Leste | v | Indonesia | TBD |
---|---|---|---|---|
--:-- | Stadion: TBA |
29 Desember BG Piala AFF 2022 | Indonesia | v | Thailand | Indonesia |
---|---|---|---|---|
--:-- UTC+7 | Stadion: TBA |
2023
2 Januari BG Piala AFF 2022 | Filipina | v | Indonesia | Manila, Filipina |
---|---|---|---|---|
--:-- UTC+8 | Stadion: Stadion Rizal Memorial |
Pemain
Skuad terkini
23 pemain berikut dipanggil untuk pertandingan FIFA Matchday melawan Curaçao pada 24 dan 27 September 2022.[25]
Penampilan dan gol akurat per 27 September 2022, setelah pertandingan melawan Curaçao.
# | Pos. | Nama Pemain | Tanggal lahir (umur) | Tampil | Gol | Klub |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | GK | Nadeo Argawinata | 9 Maret 1997 | 15 | 0 | Bali United |
21 | GK | Muhammad Riyandi | 3 Januari 2000 | 5 | 0 | Persis Solo |
26 | GK | Syahrul Fadil | 26 Oktober 1995 | 3 | 0 | Persikabo 1973 |
2 | DF | Koko Ari | 9 Januari 2000 | 2 | 0 | Persebaya Surabaya |
3 | DF | Muhammad Ferarri | 21 Juni 2003 | 1 | 0 | Persija Jakarta |
5 | DF | Rizky Ridho | 21 November 2001 | 15 | 0 | Persebaya Surabaya |
12 | DF | Pratama Arhan | 21 Desember 2001 | 22 | 3 | Tokyo Verdy |
13 | DF | Rachmat Irianto (Kapten ketiga) | 3 September 1999 | 22 | 3 | Persib Bandung |
14 | DF | Asnawi Mangkualam | 4 Oktober 1999 | 21 | 1 | Ansan Greeners |
19 | DF | Fachruddin Aryanto () | 19 Februari 1989 | 51 | 4 | Madura United |
30 | DF | Elkan Baggott | 23 Oktober 2002 | 12 | 2 | Gillingham F.C. |
7 | MF | Marselino Ferdinan | 9 September 2004 | 7 | 1 | Persebaya Surabaya |
8 | MF | Witan Sulaeman | 8 Oktober 2001 | 20 | 6 | Trenčín |
11 | MF | Saddil Ramdani | 2 Januari 1999 | 13 | 1 | Sabah FC |
15 | MF | Ricky Kambuaya | 5 Mei 1996 | 19 | 5 | Persib Bandung |
17 | MF | Syahrian Abimanyu | 25 April 1999 | 9 | 0 | Persija Jakarta |
23 | MF | Marc Klok (Kapten kedua) | 20 April 1993 | 5 | 2 | Persib Bandung |
25 | MF | Yakob Sayuri | 22 September 1997 | 3 | 0 | PSM Makassar |
9 | FW | Dimas Drajad | 30 Maret 1997 | 6 | 3 | Persikabo 1973 |
10 | FW | Egy Maulana | 7 Juli 2000 | 13 | 3 | ViOn Zlaté Moravce |
16 | FW | Ramadhan Sananta | 27 November 2002 | 2 | 0 | PSM Makassar |
18 | FW | Muhammad Rafli | 24 November 1998 | 8 | 0 | Arema |
22 | FW | Dendy Sulistyawan | 12 Oktober 1996 | 2 | 1 | Bhayangkara |
Pemain yang pernah dipanggil
Para pemain berikut juga telah dipanggil ke dalam skuad dalam 12 bulan terakhir.
Pos. | Nama pemain | Tanggal lahir (usia) | Tampil | Gol | Klub | Panggilan terakhir |
---|---|---|---|---|---|---|
GK | Cahya Supriadi | 11 Februari 2003 | 0 | 0 | Persija Jakarta | v. Curaçao, 24 September 2022INJ |
GK | Adi Satryo | 7 Juli 2001 | 1 | 0 | Persik Kediri | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
GK | Ernando Ari | 27 Februari 2002 | 2 | 0 | Persebaya Surabaya | v. Bangladesh, 1 Juni 2022INJ |
GK | Aqil Savik | 17 Januari 1999 | 0 | 0 | Bhayangkara | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
DF | Alfeandra Dewangga | 28 Juni 2001 | 14 | 0 | PSIS Semarang | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
DF | Edo Febriansah | 25 Juli 1997 | 7 | 0 | RANS Nusantara | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
DF | Rizky Febrianto | 22 Februari 1997 | 1 | 0 | Arema | v. Bangladesh, 1 Juni 2022 |
DF | Rio Fahmi | 6 Oktober 2001 | 0 | 0 | Persija Jakarta | v. Bangladesh, 1 Juni 2022 |
DF | Achmad Figo | 25 Desember 2001 | 2 | 0 | Arema | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
DF | Bayu Fiqri | 10 Agustus 2001 | 1 | 0 | Persib Bandung | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
DF | Victor Igbonefo | 10 Oktober 1985 | 14 | 0 | Persib Bandung | Kejuaraan AFF 2020 |
DF | Ryuji Utomo | 1 Juli 1995 | 3 | 0 | Persija Jakarta | Kejuaraan AFF 2020 |
DF | Marckho Sandy | 4 Desember 1994 | 1 | 0 | PSS Sleman | Kejuaraan AFF 2020 |
DF | Vava Yagalo | 21 April 1993 | 0 | 0 | Persik Kediri | v. Afganistan, 16 November 2021INJ |
DF | Miftah Sani | 19 September 1995 | 1 | 0 | Dewa United | v. Tionghoa Taipei, 11 Oktober 2021 |
DF | Muhamad Firly | 16 Juli 1999 | 0 | 0 | Barito Putera | v. Tionghoa Taipei, 11 Oktober 2021 |
DF | Johan Alfarizi | 25 Mei 1990 | 3 | 0 | Arema | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021UNF |
DF | Rifad Marasabessy | 7 Juli 1999 | 1 | 0 | Borneo Samarinda | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021WD |
DF | Arif Satria | 17 September 1995 | 3 | 0 | RANS Nusantara | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
DF | Didik Wahyu | 13 Februari 1994 | 1 | 0 | Persikabo 1973 | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
DF | Dany Saputra | 1 Januari 1991 | 0 | 0 | Persik Kediri | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
MF | Terens Puhiri | 13 Oktober 1996 | 2 | 1 | Borneo Samarinda | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
MF | Evan Dimas | 13 Maret 1995 | 43 | 9 | Arema | v. Bangladesh, 1 Juni 2022INJ |
MF | Ramai Rumakiek | 19 April 2002 | 12 | 3 | Persipura Jayapura | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
MF | Sani Rizki | 7 Januari 1998 | 2 | 0 | Bhayangkara | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
MF | Yabes Roni | 6 Februari 1995 | 6 | 0 | Bali United | v. Timor Leste, 27 Januari 2022 |
MF | Kadek Agung | 25 Juni 1998 | 10 | 1 | Bali United | Kejuaraan AFF 2020 |
MF | Ahmad Agung | 9 Maret 1996 | 1 | 0 | Bali United | Kejuaraan AFF 2020 |
MF | Adam Alis | 19 Desember 1993 | 6 | 0 | Arema | v. Tionghoa Taipei, 11 Oktober 2021 |
MF | Gunansar Mandowen | 14 November 2000 | 0 | 0 | Persipura Jayapura | v. Tionghoa Taipei, 11 Oktober 2021 |
MF | Febri Hariyadi | 19 Februari 1996 | 15 | 0 | Persib Bandung | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
MF | Septian David | 2 September 1996 | 12 | 1 | PSIS Semarang | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
MF | Hendro Siswanto | 12 Maret 1990 | 6 | 0 | Borneo Samarinda | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
MF | Genta Alparedo | 7 Oktober 2001 | 1 | 0 | Semen Padang | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
MF | Braif Fatari | 9 April 2002 | 1 | 0 | Persija Jakarta | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
MF | Feby Eka Putra | 12 Februari 1999 | 0 | 0 | Dewa United | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
MF | Luthfi Kamal | 1 Maret 1999 | 0 | 0 | Barito Putera | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
FW | Stefano Lilipaly | 10 Januari 1990 | 27 | 3 | Borneo Samarinda | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
FW | Irfan Jaya | 1 Mei 1996 | 22 | 6 | Bali United | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
FW | Irfan Jauhari | 31 Januari 2001 | 0 | 0 | Persis Solo | v. Bangladesh, 1 Juni 2022INJ |
FW | Dedik Setiawan | 27 Juni 1994 | 15 | 0 | Arema | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
FW | Ronaldo Kwateh | 19 Oktober 2004 | 2 | 0 | Madura United | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
FW | Hanis Sagara | 8 September 1999 | 5 | 0 | Arema | v. Timor Leste, 27 Januari 2022 |
FW | Kushedya Yudo | 6 Juli 1993 | 10 | 0 | Arema | Kejuaraan AFF 2020 |
FW | Ezra Walian | 22 Oktober 1997 | 9 | 3 | Persib Bandung | Kejuaraan AFF 2020 |
FW | Taufik Hidayat | 16 Desember 1999 | 0 | 0 | Persija Jakarta | v. Tionghoa Taipei, 11 Oktober 2021 |
FW | Osvaldo Haay | 17 Mei 1998 | 6 | 0 | Persija Jakarta | v. Tionghoa Taipei, 7 Oktober 2021PRE |
Catatan:
|
Penampilan terbanyak
# | Pemain | Karier | Penampilan | Gol |
---|---|---|---|---|
1 | Abdul Kadir | 1967–1979 | 111 | 70 |
2 | Iswadi Idris | 1968–1980 | 97 | 55 |
3 | Bambang Pamungkas | 1999–2018 | 87 | 38 |
4 | Waskito | 1967–1977 | 80 | 31 |
5 | Jacob Sihasale | 1966–1974 | 70 | 23 |
6 | Firman Utina | 2001–2014 | 66 | 5 |
7 | Soetjipto Soentoro | 1965–1970 | 61 | 37 |
8 | Ponaryo Astaman | 2003–2014 | 61 | 2 |
9 | Hendro Kartiko | 1996–2011 | 60 | 0 |
10 | Kurniawan Dwi Yulianto | 1995–2005 | 59 | 33 |
Pencetak gol terbanyak
# | Nama | Karier | Gol (penampilan) | Rata/Pertandingan |
---|---|---|---|---|
1 | Abdul Kadir | 1967–1979 | 70 (111) | 0.63 |
2 | Iswadi Idris | 1968–1980 | 55 (97) | 0.56 |
3 | Bambang Pamungkas | 1999–2012 | 38 (87) | 0.43 |
4 | Soetjipto Soentoro | 1965–1970 | 37 (61) | 0.60 |
5 | Kurniawan Dwi Yulianto | 1995–2005 | 33 (59) | 0.55 |
6 | Waskito | 1967–1977 | 31 (80) | 0.38 |
7 | Risdianto | 1971–1981 | 23 (56) | 0.41 |
8 | Jacob Sihasale | 1966–1974 | 23 (70) | 0.32 |
9 | Rochy Putiray | 1991–2004 | 17 (41) | 0.41 |
10 | Budi Sudarsono | 2001–2010 | 16 (46) | 0.35 |
Kapten
Pemain | Periode |
---|---|
Achmad Nawir | 1938 |
Maulwi Saelan | 1956 |
Soetjipto Soentoro | 1965–1970 |
Iswadi Idris | 1970–1971 |
Anwar Ujang | 1971–1974 |
Iswadi Idris | 1974–1980 |
Ronny Pattinasarany | 1980–1985 |
Herry Kiswanto | 1985–1987 |
Ricky Yacobi | 1987–1990 |
Ferril Raymond Hattu | 1991–1992 |
Robby Darwis | 1993–1995 |
Sudirman | 1996 |
Robby Darwis | 1997 |
Aji Santoso | 1998–2000 |
Bima Sakti | 2001 |
Agung Setyabudi | 2002–2004 |
Ponaryo Astaman | 2004–2008 |
Charis Yulianto | 2008–2010 |
Firman Utina | 2010–2011 |
Bambang Pamungkas | 2011–2012 |
Syamsidar | 2012 |
Elie Aiboy | 2012–2013 |
Boaz Solossa | 2013–2018 |
Hansamu Yama | 2018 |
Andritany Ardhiyasa | 2019–2020 |
Evan Dimas | 2020-2022 |
Fachruddin Aryanto | 2022- |
Rekor turnamen
- Partisipasi terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (1996, 2000, 2004), Ismed Sofyan & Bambang Pamungkas (2000, 2004, 2007)
- Penampilan terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (8)
- Partisipasi terbanyak di Piala AFF: Bambang Pamungkas (2000, 2002, 2007, 2008, 2010, 2012)
- Penampilan terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Yulianto, Hendro Kartiko, Bambang Pamungkas (21)
- Gol terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Yulianto (13)
Kepelatihan
Posisi | Nama[26] |
---|---|
Pelatih Kepala | Shin Tae-yong[27] |
Asisten Pelatih | Choi In-Cheol |
Cho Byung-kuk | |
Nova Arianto | |
Pelatih Kiper | Kim Bong-soo |
Asisten Pelatih Kiper | Yoo Jae-hoon |
Pelatih Fisik | Shin Sang-gyu |
Analis Video | Kim Jong-jin |
Interpreter/penerjemah | Jeong Seok-seo |
Dokter Tim | dr. Ahmad Nizar |
Fisioterapis | Asep Azis |
Masseur | Mohd Shah Shaharudin |
Kitman | Jusuf Jufriyanto |
Riwayat kepelatihan
Periode | Asal Negara | Nama Pelatih |
---|---|---|
1938 | Belanda | Johannes Christoffel van Mastenbroek |
1951–1953 | Singapura | Choo Seng Quee |
1954–1964 | Yugoslavia | Antun Pogačnik |
1966–1970 | Indonesia | Erents Alberth Mangindaan |
1970 | Indonesia | Endang Witarsa |
1971–1972 | Turki | Yusuf Balik |
1972–1974 | Indonesia | Suardi Arlan |
1974 | Indonesia | Djamiat Dalhar |
1974–1975 | Indonesia | Aang Witarsa |
1975–1976 | Belanda | Wiel Coerver |
1976–1978 | Indonesia | Suardi Arlan |
1978–1979 | Belanda | Frans van Balkom |
1979–1980 | Polandia | Marek Janota |
1980–1981 | Jerman | Bernd Fischer |
1981–1982 | Indonesia | Harry Tjong |
1982–1983 | Indonesia | Sinyo Aliandoe |
1983–1984 | Indonesia | M. Basri, Iswadi Idris dan Abdul Kadir |
1985–1987 | Indonesia | Bertje Matulapelwa |
1987 | Indonesia | Sinyo Aliandoe |
1987–1991 | Rusia | Anatoli Polosin |
1991–1993 | Yugoslavia | Ivan Toplak |
1993–1995 | Italia | Romano Mattè |
1995–1996 | Indonesia | Danurwindo |
1996–1997 | Belanda | Henk Wullems |
1998 | Indonesia | Rusdy Bahalwan |
1999 | Jerman | Bernard Schumm |
1999–2000 | Indonesia | Nandar Iskandar |
2000–2001 | Indonesia | Benny Dollo |
2002–2004 | Bulgaria | Ivan Venkov Kolev |
2004–2007 | Inggris | Peter Withe |
2007 | Bulgaria | Ivan Venkov Kolev |
2008–2010 | Indonesia | Benny Dollo |
2010–2011 | Austria | Alfred Riedl |
2011–2012 | Belanda | Wim Rijsbergen |
2012 | Indonesia | Aji Santoso |
2012–2013 | Indonesia | Nil Maizar |
2013 | Argentina | Luis Manuel Blanco |
2013 | Indonesia | Rahmad Darmawan |
2013 | Brasil | Jacksen F. Tiago |
2013–2014 | Austria | Alfred Riedl |
2015 | Indonesia | Benny Dollo |
2015 | Belanda | Pieter Huistra |
2016 | Austria | Alfred Riedl |
2017–2018 | Spanyol | Luis Milla |
2018 | Indonesia | Bima Sakti Tukiman |
2018–2019 | Skotlandia | Simon McMenemy |
2019–sekarang | Korea Selatan | Shin Tae-yong |
Rekor kompetisi
Piala Dunia FIFA
|
|
Olimpiade
Tahun | Babak | Pos | Main | M | S* | K | GM | GK |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1900–1952 | Tidak ikut berpartisipasi | |||||||
1956 | Perempat final | ke-7 | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 4 |
1960 | Tidak lolos kualifikasi | |||||||
1964 | Mengundurkan diri | |||||||
1968 | Tidak lolos kualifikasi | |||||||
1972 | ||||||||
1976 | ||||||||
1980 | ||||||||
1984 | ||||||||
1988 | ||||||||
Sejak 1992 | Kompetisi U-23 | |||||||
Total | Perempat final | 1/20 | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 4 |
Piala Asia AFC
Tahun | Babak | Pos | Main | M | S* | K | GM | GK |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1956 | Mengundurkan diri | |||||||
1960 | ||||||||
1964 | ||||||||
1968 | Tidak lolos kualifikasi | |||||||
1972 | ||||||||
1976 | ||||||||
1980 | ||||||||
1984 | ||||||||
1988 | ||||||||
1992 | ||||||||
1996 | Babak grup | ke-11 | 3 | 0 | 1 | 2 | 4 | 8 |
2000 | Babak grup | ke-11 | 3 | 0 | 1 | 2 | 0 | 7 |
2004 | Babak grup | ke-11 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 9 |
2007 | Babak grup | ke-11 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 4 |
2011 | Tidak lolos kualifikasi | |||||||
2015 | ||||||||
2019 | Diskualifikasi | |||||||
2023 | Lolos | |||||||
Total | Babak grup | 4/17 | 12 | 2 | 2 | 8 | 10 | 28 |
Pesta Olahraga Asia
|
|
Kejuaraan AFF
|
|
Pesta Olahraga Asia Tenggara
|
|
Lainnya
|
|
Catatan
- ^ AFC (hingga 2020) dan Kejuaraan AFF
Referensi
- ^ FIFA Century Club - 1 December 2021, FIFA.
- ^ a b Abdul Kadir - Century of International Appearances - RSSSF.
- ^ "The FIFA/Coca-Cola Men's World Ranking". FIFA. 24 Oktober 2024. Diakses tanggal 24 Oktober 2024.
- ^ Peringkat Elo berubah dibandingkan dengan satu tahun yang lalu."World Football Elo Ratings". eloratings.net. 19 Januari 2024. Diakses tanggal 19 Januari 2024.
- ^ a b c "Dutch East Indies International matches". Diakses tanggal 19 November 2015.
- ^ "World Football Elo Ratings: Indonesia". World Football Elo Ratings. Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ a b Morrison, Neil. "Indonesian International Matches 1921–2001". RSSSF. Diakses tanggal 21 Desember 2010.
- ^ "Sensation at Manila Games – Running Found to be Short". Straits Times. Singapore. 14 May 1934. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-22. Diakses tanggal 21 December 2010.
- ^ "World Football Elo Ratings: Indonesia". ELO. Diakses tanggal 20 December 2010.
- ^ "Een historische voetbalreis". Java Post (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ Kisah Indonesia di Piala Dunia Diarsipkan 2010-09-04 di Wayback Machine., Vivanews.com
- ^ "Indonesian FA suspended by FIFA for government meddling". Eurosport. Diakses tanggal 30 May 2015.
- ^ "FIFA Congress drives football forward, first female secretary general appointed". FIFA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-21. Diakses tanggal 14 May 2016.
- ^ "Bima appointed Indonesia coach". The New Paper. 23 Oktober 2018.
- ^ "AFF Suzuki Cup 2018: Four instances Indonesia were knocked out in the group stages". Fox Sports Asia. 22 November 2018.
- ^ "PSSI appoint former Philippines manager Simon McMenemy as new coach of Indonesian national team". FOX Sports Asia. 20 Desember 2018.
- ^ Ramadani Saputra (6 November 2019). "PSSI fires national team coach McMenemy over 'unsatisfactory performance'". The Jakarta Post. Diakses tanggal 11 November 2019.
- ^ Akshat Mehrish (19 November 2019). "2022 FIFA World Cup Qualifiers: Malaysia 2-0 Indonesia – Five talking points". FOX Sports Malaysia. Diakses tanggal 22 November 2019.
- ^ Prasetyo, Galih (4 Januari 2020). "Shin Tae-yong: Tak Masalah jika Indonesia Gagal Juara Piala AFF 2020". Football5star. Diakses tanggal 15 Juni 2022.
- ^ "The Bung Karno Sports Complex: Jakarta's Sports, Conventions and Entertainment Center". Wonderful Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ "SCTV Tayangkan 3 Laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022". Bola.net.
- ^ "PSSI Gandeng Mola TV". PSSI. Diakses tanggal 5 September 2019.
- ^ "AFC continues partnership with MNC". AFC (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Lagardère Sports Secures Rajawali Citra Televisi Indonesia as Exclusive Terrestrial Broadcaster in Indonesia for AFF Suzuki Cup". AFF Suzuki Cup (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Daftar Pemain Indonesia untuk Laga FIFA Match Day lawan Curacao". PSSI. Diakses tanggal 17 September 2022.
- ^ "Senior Putra – Officials". PSSI – Football Association of Indonesia. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ Liputan6.com (2019-12-28). "Shin Tae-yong Resmi Latih Timnas Indonesia, Kontrak 4 Tahun". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-12-28.
Pranala luar
- Indonesia pada situs web resmi FIFA.
- Situs web resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia