Lompat ke isi

Biaju Besar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
 
Baris 9: Baris 9:
</blockquote>
</blockquote>


'''Biaju Besar''' adalah sebuah nama wilayah historis di Daerah Aliran [[Sungai Kahayan]], Kalimantan Tengah menurut sejarah [[Kesultanan Banjar]] yang disebutkan dalam naskah kuno [[Hikayat Banjar]] dan kontrak-kontrak perjanjian dengan pihak Belanda sebelum tahun [[1800]]. Menurut Hikayat Banjar wilayah distrik Biaju Besar disebutkan secara terpisah dengan wilayah distrik Daeran Aliran [[Sungai Sebangau]] (sekarang disebut kawasan [[Taman Nasional Sebangau]]).<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/><ref name="hikayat banjar">{{ms}}{{cite book
'''Biaju Besar''' adalah sebuah nama wilayah historis di Daerah Aliran [[Sungai Kahayan]], Kalimantan Tengah menurut sejarah [[Kesultanan Banjar]] yang disebutkan dalam naskah kuno [[Hikayat Banjar]] dan kontrak-kontrak perjanjian dengan pihak Belanda sebelum tahun [[1800]]. Menurut Hikayat Banjar wilayah distrik Biaju Besar disebutkan secara terpisah dengan wilayah distrik Daeran Aliran [[Sungai Sebangau]] (sekarang disebut kawasan [[Taman Nasional Sebangau]]).<ref name="hikayat banjar">{{ms}}{{cite book
|first=[[Johannes Jacobus Ras|Johannes Jacobus]]
|first=[[Johannes Jacobus Ras|Johannes Jacobus]]
|last=Ras
|last=Ras
Baris 17: Baris 17:
|publisher=Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka
|publisher=Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka
|year= 1990
|year= 1990
|isbn=9789836212405}}ISBN 983-62-1240-X</ref><ref name="Hikayat Banjar dan Kotaringin">{{id}}{{cite book
|isbn=9789836212405}}ISBN 983-62-1240-X</ref><ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/><ref name="Hikayat Banjar dan Kotaringin">{{id}}{{cite book
|first=
|first=
|last=
|last=
Baris 33: Baris 33:


Keberadaan wilayah '''Biaju Besar''', diceritakan dalam [[Hikayat Banjar]]-Kotawaringin merupakan salah satu daerah yang mengirim pasukan perang untuk membantu Raja Banjar Pangeran Samudera (Sultan Suryanullah) melawan pamannya Pangeran Tumenggung (Raja Negara Daha): <br />
Keberadaan wilayah '''Biaju Besar''', diceritakan dalam [[Hikayat Banjar]]-Kotawaringin merupakan salah satu daerah yang mengirim pasukan perang untuk membantu Raja Banjar Pangeran Samudera (Sultan Suryanullah) melawan pamannya Pangeran Tumenggung (Raja Negara Daha): <br />
{{cquote|Maka [[Patih Balit]] itu kembali maka datang serta orang bantu itu. Maka orang yang takluk tatkala zaman [[Maharaja Suryanata]] sampai ke zaman [[Maharaja Sukarama]] itu, seperti [[negeri Sambas]] dan [[negeri Batang Lawai]] dan [[negeri Sukadana]] dan [[Kotawaringin]] dan [[Pembuang]] dan [[Sampit]], [[Mendawai]] dan [[Sebangau]] dan [[Biaju Besar]] dan orang [[Biaju Kecil]] dan orang [[negeri Karasikan]] dan Kutai dan Berau dan Paser dan Pamukan dan orang Laut-Pulau dan Satui dan Hasam-Hasam dan Kintap dan Sawarangan dan [[Tambangan Laut]] dan orang [[Takisung]] dan [[Tabuniau]], sekaliannya itu sudah sama datang serta senjata serta persembahnya. Sama suka hatinya merajakan Pangeran Samudera itu. Sekaliannya orang itu berhimpun di [[Banjar]] dengan [[orang Banjarmasih]] itu, kira-kira orang empat laksa. Serta orang dagang itu, seperti [[orang Melayu]], [[orang Cina]], [[orang Bugis]], [[orang Mangkasar]], [[orang Jawa]] yang berdagang itu, sama lumpat menyerang itu. Banyak tiada tersebut.<ref name="hikayat banjar"/>}}
{{cquote|Maka [[Patih Balit]] itu kembali maka datang serta orang bantu itu. Maka orang yang takluk tatkala zaman [[Maharaja Suryanata]] sampai ke zaman [[Maharaja Sukarama]] itu, seperti [[negeri Sambas]] dan [[negeri Batang Lawai]] dan [[negeri Sukadana]] dan [[Kotawaringin]] dan [[Pembuang]] dan [[Sampit]], [[Mendawai]] dan [[Sebangau]] dan Biaju Besar dan orang [[Biaju Kecil]] dan orang [[negeri Karasikan]] dan Kutai dan Berau dan Paser dan Pamukan dan orang Laut-Pulau dan Satui dan Hasam-Hasam dan Kintap dan Sawarangan dan [[Tambangan Laut]] dan orang [[Takisung]] dan [[Tabuniau]], sekaliannya itu sudah sama datang serta senjata serta persembahnya. Sama suka hatinya merajakan Pangeran Samudera itu. Sekaliannya orang itu berhimpun di [[Banjar]] dengan [[orang Banjarmasih]] itu, kira-kira orang empat laksa. Serta orang dagang itu, seperti [[orang Melayu]], [[orang Cina]], [[orang Bugis]], [[orang Mangkasar]], [[orang Jawa]] yang berdagang itu, sama lumpat menyerang itu. Banyak tiada tersebut.<ref name="hikayat banjar"/>}}


Perkembangan selanjutnya nama wilayah Biaju Besar tersebut diganti namanya menjadi [[Dayak Besar]] pada zaman masa kolonial Hindia Belanda seperti yang tertulis di dalam kontrak pernjanjian antara Kesultanan Banjar dengan pihak kolonial Hindia Belanda.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
Perkembangan selanjutnya nama wilayah Biaju Besar tersebut diganti namanya menjadi [[Dayak Besar]] pada zaman masa kolonial Hindia Belanda seperti yang tertulis di dalam kontrak pernjanjian antara Kesultanan Banjar dengan pihak kolonial Hindia Belanda.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
Baris 53: Baris 53:
Antero [[sungai Barito|sungai Dusun]] sama dia punja rantauan kiri kanan mudik masuk sungai2 dari sungai Pati itungan sampai [[Tanah Dusun|dusun2]] punja udjungan dan lagi diudik Sultan kasih sama Kompeni sama dianja punja hasil kasih sekali sebab Kompeni boleh tanggung dari belandja perang dalam negeri Bandjar atau diluar apalagi belandja dari perahu2 djaga sungai lagi djaga pinggir laut kedua [[Tanah Biaju|bejatjuk]] siapa dari kuasa didik ikutt perintah Kompeni sama Sultan keluar dianja punja hasil dalam setahun2 dan lagi Sultan punja perdjandjian kalau perang dimana2 dianja punja orang turut dan lagi Tuan Sultan punja permintaan perdjandjian dari [[Tanah Dusun|dusun]] barang kali ada suka kaju Kompeni tiada boleh larang tolong kasih jakni sebagaimana apa rupa Tuan Sultan punja suka.
Antero [[sungai Barito|sungai Dusun]] sama dia punja rantauan kiri kanan mudik masuk sungai2 dari sungai Pati itungan sampai [[Tanah Dusun|dusun2]] punja udjungan dan lagi diudik Sultan kasih sama Kompeni sama dianja punja hasil kasih sekali sebab Kompeni boleh tanggung dari belandja perang dalam negeri Bandjar atau diluar apalagi belandja dari perahu2 djaga sungai lagi djaga pinggir laut kedua [[Tanah Biaju|bejatjuk]] siapa dari kuasa didik ikutt perintah Kompeni sama Sultan keluar dianja punja hasil dalam setahun2 dan lagi Sultan punja perdjandjian kalau perang dimana2 dianja punja orang turut dan lagi Tuan Sultan punja permintaan perdjandjian dari [[Tanah Dusun|dusun]] barang kali ada suka kaju Kompeni tiada boleh larang tolong kasih jakni sebagaimana apa rupa Tuan Sultan punja suka.


Dan lagi suda mentitah Tuan Sultan kasih sama Kompeni separoh hasil dari negeri2 sungai besar sama dianja punja rantauan sungai ketjil [[Pulau Anyar|Pulau Anjer]] [[Belandean, Alalak, Barito Kuala|Belandean]] sama dianja punja rantauan [[Distrik Bakumpai|Bakumpai]] sama dianja punja rantauan begitu djuga sungai Pati sama dianja punja diudik kiri kanan apalagi segala punja negeri dengan rantauan Tuan Sultan kasih separoh dia punja hasil sama Kompeni sama ianja punja [[Biaju Besar|bejatjuk besar]] dengan [[Biaju Kecil|bejatjuk ketjil]] begitu djuga sebab Kompeni boleh pelihara ............ (rusak) dengan orang2 sebab negeri Bandjar djangan uar.
Dan lagi suda mentitah Tuan Sultan kasih sama Kompeni separoh hasil dari negeri2 sungai besar sama dianja punja rantauan sungai ketjil [[Pulau Anyar|Pulau Anjer]] [[Belandean, Alalak, Barito Kuala|Belandean]] sama dianja punja rantauan [[Distrik Bakumpai|Bakumpai]] sama dianja punja rantauan begitu djuga sungai Pati sama dianja punja diudik kiri kanan apalagi segala punja negeri dengan rantauan Tuan Sultan kasih separoh dia punja hasil sama Kompeni sama ianja punja bejatjuk besar dengan [[Biaju Kecil|bejatjuk ketjil]] begitu djuga sebab Kompeni boleh pelihara ............ (rusak) dengan orang2 sebab negeri Bandjar djangan uar.
Dan lagi [[Mengkatip, Dusun Hilir, Barito Selatan|Mankatib]] sama dianja punja rantaunja Sultan sama Kompeni kasih dengan siapa jang djadi [[Ratoe Anom Ismail|Ratu Anom]] perselamanja turun temurun dianja punja hasil jang dianja dapat perbelandja bagi selamanja.
Dan lagi [[Mengkatip, Dusun Hilir, Barito Selatan|Mankatib]] sama dianja punja rantaunja Sultan sama Kompeni kasih dengan siapa jang djadi [[Ratoe Anom Ismail|Ratu Anom]] perselamanja turun temurun dianja punja hasil jang dianja dapat perbelandja bagi selamanja.



Revisi terkini sejak 12 November 2022 16.27

Pulang Pisau |Kota Palangka Raya |Gunung Mas

--- ---

"Maka orang piadak ampat puluh hari ampat puluh malam, makan dan minum. Sagala Sakai sama datang : orang batang Tabalong, orang batang Barito, orang Batang Alai, orang batang Hamandit, orang batang Balangan dan batang Pitap, orang batang Biaju Kecil, orang batang Biaju Besar dan orang Sabangau, orang Mendawai sarta orang Katingan, orang Sampit sarta orang takluknya, orang Pambuang sarta orang takluknya, sakaliannya itu datang dangan parsambahannya. Sukaramailah piadak itu, ada barwayang di Dalam, di Pagongan orang barwayang wong, di Paseban orang manopeng, di Sitilohor orang marakit.".

— Hikayat Banjar.[1]

Biaju Besar adalah sebuah nama wilayah historis di Daerah Aliran Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah menurut sejarah Kesultanan Banjar yang disebutkan dalam naskah kuno Hikayat Banjar dan kontrak-kontrak perjanjian dengan pihak Belanda sebelum tahun 1800. Menurut Hikayat Banjar wilayah distrik Biaju Besar disebutkan secara terpisah dengan wilayah distrik Daeran Aliran Sungai Sebangau (sekarang disebut kawasan Taman Nasional Sebangau).[1][2][3]

Keberadaan wilayah Biaju Besar, diceritakan dalam Hikayat Banjar-Kotawaringin merupakan salah satu daerah yang mengirim utusan untuk menghadiri undangan penguasa Kerajaan Negara Dipa Lambung Mangkurat untuk menghadiri upacara pernikahan Putri Junjung Buih dengan Pangeran Suryanata (Rass : 314).

Keberadaan wilayah Biaju Besar, diceritakan dalam Hikayat Banjar-Kotawaringin merupakan salah satu daerah yang mengirim pasukan perang untuk membantu Raja Banjar Pangeran Samudera (Sultan Suryanullah) melawan pamannya Pangeran Tumenggung (Raja Negara Daha):

Perkembangan selanjutnya nama wilayah Biaju Besar tersebut diganti namanya menjadi Dayak Besar pada zaman masa kolonial Hindia Belanda seperti yang tertulis di dalam kontrak pernjanjian antara Kesultanan Banjar dengan pihak kolonial Hindia Belanda.[2]


Sep. Articul het Tractaat van 13 Agustus 1787, 22 April 1789

[sunting | sunting sumber]

Sep. Articul het Tractaat van 13 Agustus 1787, 22 April 1789.[2]

Tahun 1826

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4 Mei 1826. / B 29 September 1826 No. 10, yang dibuat Sultan Adam dari Banjar dengan pihak kolonial Belanda, pertama kali nomenklatur Biaju Besar berubah menjadi Dayak Besar.[2]

Perkara 4:

Nama Dayak Besar selanjutnya tidak berubah lagi tetap digunakan untuk menyebut wilayah Biaju Besar tersebut dalam Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah de groot en kleine Daijak-rivier (sungai Dayak Besar dan sungai Dayak Kecil) ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8. [4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c (Melayu)[[Johannes Jacobus Ras|Ras, Johannes Jacobus]] (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983-62-1240-X
  2. ^ a b c d Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 12. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ (Indonesia)Rosyadi, Sri Mintosih, Soeloso, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Indonesia) (1993). Hikayat Banjar dan Kotaringin. Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara. 
  4. ^ (Belanda) Staatsblad van Nederlandisch Indië. Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie. 27 Agustus 1849. hlm. 2.