Lompat ke isi

Bahasa Sunda di Kota Dеpok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 27: Baris 27:


==Bahasa Sunda sebagai muatan lokal==
==Bahasa Sunda sebagai muatan lokal==
[[Berkas:LKS "Wiwaha Basa" Kota Depok.jpg|250px|thumb|Buku "Wiwaha Basa", pelajaran bahasa Sunda kelas VIII di Kota Depok]]
[[Berkas:LKS "Wiwaha Basa" Kelas VIII Kota Depok.jpg|250px|thumb|Buku "Wiwaha Basa", pelajaran bahasa Sunda kelas VIII di Kota Depok]]
[[Bahasa Sunda]] adalah [[Pendidikan di Indonesia|muatan lokal]] di [[Kota Depok]]. Penetapan bahasa Sunda sebagai muatan lokal di Kota Depok ini menuai banyak polemik. Banyak tokoh budayawan maupun sejarawan Depok yang menolak hal tersebut, salah satunya Nur Mahmudi Ismail, dalam Festival Seni Budaya tahun ke-5 Kota Depok ia menyatakan usulan agar muatan lokal bahasa Sunda tidak diwajibkan. Ia juga menuturkan bahwa Kota Depok masuk zona [[suku Betawi|Melayu Betawi]], sesuai dengan Perda No. 5 tahun 2006 bahwa Provinsi Jawa Barat itu terbagi tiga zona, yaitu zona Melayu Betawi, [[Parahyangan|Priangan]], dan [[Pantura|Jawa Sawareh]] (Jawareh).<ref>{{cite web|url=https://depokrayanews.com/kota-depok-bahasa-sunda-atau-betawi/|title=Kota Depok, Bahasa Sunda Atau Betawi|website=depokrayanews.com|language=id|access-date=2 Januari 2022}}</ref>
[[Bahasa Sunda]] adalah [[Pendidikan di Indonesia|muatan lokal]] di [[Kota Depok]]. Penetapan bahasa Sunda sebagai muatan lokal di Kota Depok ini menuai banyak polemik. Banyak tokoh budayawan maupun sejarawan Depok yang menolak hal tersebut, salah satunya Nur Mahmudi Ismail, dalam Festival Seni Budaya tahun ke-5 Kota Depok ia menyatakan usulan agar muatan lokal bahasa Sunda tidak diwajibkan. Ia juga menuturkan bahwa Kota Depok masuk zona [[suku Betawi|Melayu Betawi]], sesuai dengan Perda No. 5 tahun 2006 bahwa Provinsi Jawa Barat itu terbagi tiga zona, yaitu zona Melayu Betawi, [[Parahyangan|Priangan]], dan [[Pantura|Jawa Sawareh]] (Jawareh).<ref>{{cite web|url=https://depokrayanews.com/kota-depok-bahasa-sunda-atau-betawi/|title=Kota Depok, Bahasa Sunda Atau Betawi|website=depokrayanews.com|language=id|access-date=2 Januari 2022}}</ref>



Revisi per 29 Januari 2023 05.52

Bahasa Sunda Depok
Basa Sunda Leuwinanggung[1]
Isi kalimat dari Tugu Sawangan yang diterjemahkan kedalam bahasa Sunda Leuwinanggung
WilayahKota Depok
Penutur
Kode bahasa
ISO 639-3
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Kota Depok dikenal sebagai salah satu wilayah berbudaya Betawi di Jawa Barat, hal ini disebabkan oleh letak geografis Kota Depok yang berada disebelah selatan Kota Jakarta yang merupakan pusat kebudayaan Betawi dan juga sebagai kota penyangga Jakarta. Selain penggunaan bahasa Betawi, di Kota Depok juga terdapat wilayah yang mayoritas masyarakatnya bertutur menggunakan bahasa Sunda, yakni Desa Leuwinanggung di Kecamatan Tapos dan juga ada beberapa kecamatan lain yang masyarakatnya menuturkan bahasa Sunda, seperti di Cimanggis dan Cilodong.[2]

Sejarah

Dahulu, sama seperti wilayah lainnya di sebelah barat Pulau Jawa. Depok juga termasuk kedalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran (sekarang Kota Bogor). Karena termasuk kedalam wilayah Kerajaan Sunda, maka penduduk yang mendiami Kota Depok saat itu ialah orang Sunda yang berbahasa Sunda Kuno.[3] Salah satu bukti kuatnya pengaruh Sunda di Depok dapat dilihat dari toponimi berbahasa Sunda. Menurut Lilie Suratminto, Depok berasal dari kata dalam bahasa Sunda "padepokan" yang berarti pertapaan, ini merujuk Depok sebagai tempat pertapaan.[4]

Pada tahun 1960an, orang Betawi dari Jakarta (kebanyakan dari Senayan) banyak yang pindah ke daerah pinggiran Jakarta akibat dari penggusuran penduduk untuk pembangunan Stadion Utama Senayan (sekarang Stadion Utama Gelora Bung Karno) pada era Orde Lama. Mereka umumnya memilih pindah ke daerah Depok dan Bogor.[5] Hal ini juga menjadi salah satu penyebab budaya dan bahasa Sunda mulai pudar di wilayah yang berbatasan dengan Jakarta.[6] Karena adanya pertemuan dua bahasa tersebut, bahasa Betawi banyak mendapat pengaruh kosakata dalam bahasa Sunda.[7][8]

Setelah pemekaran Kota Depok pada tahun 1999 dari Kabupaten Bogor, bahasa dan budaya Sunda semakin tersisihkan setelah Sejarawan dan Pemerintah Kota Depok menyatakan bahwa bahasa dan kebudayaan Depok adalah Betawi.[9] Bahkan, Pemerintah Kota Depok juga mempertimbangkan untuk menjadikan bahasa Betawi sebagai muatan lokal di Depok menggantikan bahasa Sunda.[10] Saat ini, hanya tersisa beberapa desa di sebelah timur Kota Depok yang penduduknya mayoritas menggunakan bahasa Sunda.[2]

Bahasa Sunda sebagai muatan lokal

Berkas:LKS "Wiwaha Basa" Kelas VIII Kota Depok.jpg
Buku "Wiwaha Basa", pelajaran bahasa Sunda kelas VIII di Kota Depok

Bahasa Sunda adalah muatan lokal di Kota Depok. Penetapan bahasa Sunda sebagai muatan lokal di Kota Depok ini menuai banyak polemik. Banyak tokoh budayawan maupun sejarawan Depok yang menolak hal tersebut, salah satunya Nur Mahmudi Ismail, dalam Festival Seni Budaya tahun ke-5 Kota Depok ia menyatakan usulan agar muatan lokal bahasa Sunda tidak diwajibkan. Ia juga menuturkan bahwa Kota Depok masuk zona Melayu Betawi, sesuai dengan Perda No. 5 tahun 2006 bahwa Provinsi Jawa Barat itu terbagi tiga zona, yaitu zona Melayu Betawi, Priangan, dan Jawa Sawareh (Jawareh).[11]

Penggunaan

Berkas:Pera Bahasa di Depok (Kecamatan & Kelurahan).jpg
Peta bahasa di Kota Depok per-kecamatan dan kelurahan (agar lebih jelas pencet gambar tersebut)

Selain menjadi muatan lokal di Kota Depok, bahasa Sunda juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda di Depok meskipun penggunaannya termasuk sedikit jika dibandingkan penutur bahasa Indonesia dan Betawi. Menurut Sensus Penduduk Indonesia 2010, bahasa Sunda hanya dituturkan oleh 2,80% saja dari total penduduk Kota Depok. Kebanyakan penutur bahasa Sunda umumnya terkonsentrasi di sebelah timur Kota Depok, yakni di Kecamatan Tapos, khususnya Desa Leuwinanggung.[12][13]

Referensi

  1. ^ "Makalah Psikologi Lintas Budaya (Suku Sunda)". adoc.pub. Diakses tanggal 2 Januari 2023. 
  2. ^ a b "Bahasa Sunda di Kota Depok, Belum Prioritas Tapi Tetap Menggeliat". www.radardepok.com. Diakses tanggal 1 Januari 2023. 
  3. ^ "Makalah Sejarah Depok" (PDF). pustaka.unpad.ac.id. Universitas Padjajaran. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  4. ^ "Asal Usul Nama Kota Depok". megapolitan.kompas.com. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  5. ^ "Betawi Bedol Desa: Digusur dari Senayan, Jadi OKB di Tebet". www.republika.co.id. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  6. ^ "Kala Bahasa Betawi Menggeser Bahasa Sunda di Perbatasan Jakarta". www.liputan6.com. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  7. ^ "Siapkan Kamus Bahasa Betawi Depok". jabar.pojoksatu.id. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  8. ^ "Menteri Sandiaga Belajar Bahasa Betawi Depok, Beda dengan Betawi Senayan". voi.id. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  9. ^ "Sejarawan: Bahasa dan Kultur Depok Itu Betawi". megapolitan.okezone.com. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  10. ^ "Di Depok, Budaya Betawi Bakal Masuk Pelajaran Mulok Sekolah". koropak.co.id. Diakses tanggal 29 Januari 2023. 
  11. ^ "Kota Depok, Bahasa Sunda Atau Betawi". depokrayanews.com. Diakses tanggal 2 Januari 2022. 
  12. ^ "Kota Depok Dalam Angka 2010". depokkota.bps.go.id. Diakses tanggal 2 Januari 2023. 
  13. ^ "Dewa dari Leuwinanggung". www.andreasharsono.net. Diakses tanggal 2 Januari 2023. 

Pranala luar

Bahasa Sunda di Kota Depok

Bahasa Sunda Umum