Lompat ke isi

Ghadir Khum: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 27: Baris 27:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

[[Kategori:Islam]]
[[Kategori:Syi'ah]]
[[Kategori:Hari raya Islam]]

[[ca:Ghadir Khumm]]
[[en:Wadi Rabigh]]
[[it:Ghadir Khumm]]
[[ms:Ghadir Khum]]

Revisi per 5 Januari 2010 07.57

Ghadir Khum (Persia/Arab: غدیر خم) adalah lokasi di Arab Saudi, tengah-tengah antara Mekkah dan Madinah lebih kurang 200 mil.

Dalam kejadian sejarah menurut tradisi syiah, tempat ini menjadi terkenal sebagai tempat penobatan Ali bin Abu Thalib sebagai Wali dan Khalifah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, yang terjadi setelah Haji Wada' lebih kurang pada tanggal 18 Dzulhijjah, tahun 10 Hijriyah (kurang lebih 15 Maret 632 Masehi).

Haji Wada'

Nabi Muhammad memberitahukan kepada para sahabat dan utusan yang menemuinya, bahwa haji yang akan beliau laksanakan pada tahun itu tampaknya haji terakhir. Karena itu kaum muslimin berlomba-lomba untuk menghadiri haji pada tahun tersebut, yaitu tahun 10 Hijriyah. Ada yang menyatakan terkumpul sekitar 90.000 orang, ada juga 140.000, ada pula 120.000, bahkan ada yang menyatakan lebih dari itu.

Tempat Penobatan

Menurut riwayat dari Zaid bin Arqam, ia berkata:

"Ketika Rasulullah saw kembali dari haji wada' beliau menuju sungai atau wadi yang bernama Ghadir Khum."

Sa'ad bin Abi Waqqash meriwayatkan:

"Kami bersama Rasulullah saw, ketika kami sampai pada sungai yang bernama "Khum" orang-orang berhenti dan menunggu orang-orang yang di belakang mereka, lalu orang-orang yang berada di belakang bergegas ke depan. Setelah orang-orang itu berkumpul di hadapan beliau, beliau bersabda...."

Dapat dipastikan bahwa tempat penobatan Ali di hadapan orang banyak adalah sungai yang bernama Khum.

Ayat Perintah menyampaikan Penobatan Ali sebagai Wali

Menurut riwayat dari Al-Ya'qubi dalam kitab Tarikh-nya Jilid II Menyebutkan suatu peristiwa sebagai berikut.

Dalam perjalan pulang ke Madinah seusai menunaikan ibadah haji ( Hijjatul-Wada'),malam hari Rasulullah saw bersama rombongan tiba di suatu tempat dekat Jifrah yang dikenal denagan nama "GHADIR KHUM." Hari itu adalah hari ke-18 bulan Dzulhijah. Ia keluar dari kemahnya kemudia berkhutbah di depan jamaah sambil memegang tangan Imam Ali Bin Abi Tholib r.a.Dalam khutbahnya itu antara lain beliau berkata : "Barang siapa menanggap aku ini pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.Ya Allah, pimpinlah orang yang mengakui kepemimpinannya dan musuhilah orang yang memusuhinya"

Jibril turun ke bumi membawa syariat dan kali ini membawa ayat tentang perintah tabligh (menyampaikan penobatan wali) yang berbunyi:

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Al-Ma'idah 5:67)

Ayat ini turun pada tanggal 18 Djulhijjah di wadi yang bernama "Khum". Hari itu merupakan hari dimana Rasulullah saw mengukuhkan Ali sebagai sumber ilmu bagi orang banyak, juga sebagai wali dan khalifah pengganti Rasul. Peristiwa itu terjadi pada hari Kamis.[1]

Referensi

  1. ^ Rujuk Tarjamat Imam 'Ali bin Abi Thalib dari Tarikh Dimasyq karya Ibnu Asakir, juz 2, hal. 86; ad-Durrul Mantsur fi Tafsiril Qur'an, Jalaluddin Syuthi. asy-Syafi'i, juz 2, hal. 298