Lompat ke isi

Pemilu sela: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: sh:Dopunski izbori
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: es:Elección parcial
Baris 43: Baris 43:
[[de:Nachwahl]]
[[de:Nachwahl]]
[[en:By-election]]
[[en:By-election]]
[[es:Elección parcial]]
[[fr:Élection partielle]]
[[fr:Élection partielle]]
[[he:בחירות ביניים]]
[[he:בחירות ביניים]]

Revisi per 25 Januari 2011 18.21

Pemilu sela adalah sebuah pemilihan umum khusus yang diadakan untuk mengisi sebuah jabatan politik yang kosong di antara masa pemilihan umum. Hal ini biasanya terjadi apabila si pemegang jabatan meninggald unia atau mengundurkan diri, atau bila ia tidak berhak lagi untuk tetap duduk di jabatannya karena ditarik (recall) oleh partainya atau karena menghadapi tuntutan hukum yang serius. Dalam sejarah, anggota-anggota parlemen kadang-kadang diharuskan melakukan pemilu sela bila ia diangkat menjadi menteri. Pemilu sela tersebut disebut pemilu sela menteri.

Pemilu sela di konstituensi dengan satu wakil

Pemilu sela diadakan di kebanyakan negara yang memilih anggota parlemennya melalui konstituensi yang diwakili oleh satu orang saja, baik dengan sistem dua putaran atau dengan sistem pemenang melalui suara terbanyak. Pemilu ini umumnya dilakukan di negara-negara Persemakmuran seperti Britania Raya dan Kanada, dan juga di Perancis. Di Amerika Serikat pemilihan ini disebut pemilu khusus, dan dilakukan apabila sebuah kursi di Kongres Amerika Serikat atau di parlemen negara bagian menjadi kosong, dan terjadi kekosongan yang lama (biasanya hingga lebih dari enam bulan) hingga pemilu regular berikutnya.

Strategi pemilu sela

Ini adalah strategi yang dapat diambil oleh partai-partai kecil dalam pemilihan umum apabila ada sebuah partai dominan yang telah lama berkuasa, dan para pemilihnya tidak ingin partai yang dominan itu kehilangan kekuasaannya dengan cara yang mengejutkan. Dalam hal ini, partai-partai kecil itu bertarung memperebutkan kursi yang kurang dari setengah dari keseluruhan kursi di parlemen. Hal ini menghasilkan perasaan pemilu sela di antara para pemilih, yang mungkin merasa aman untuk memberikan suaranya kepada pihak oposisi untuk mendapatkan lebih banyak suara oposisi di parlemen. Contohnya adalah pemilu di Singapura.

Lihat pula

Pranala luar