Lompat ke isi

Moestopo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
ButtuHutagalung (bicara | kontrib)
ButtuHutagalung (bicara | kontrib)
Baris 147: Baris 147:


==Galeri==
==Galeri==
<gallery>

Berkas:Prof-Dr-Moestopo2.jpg
Berkas:Prof-Dr-Moestopo-Binrtang-752x1024.jpg
</gallery>


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 18 Mei 2013 05.05

Moestopo
Lahir(1913-07-13)13 Juli 1913
Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur
Meninggal29 September 1986(1986-09-29) (umur 73)
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
DikebumikanKuburan Cikutra, Bandung
PengabdianIndonesia
Dinas/cabangTentara, medis
PangkatMayor Jenderal
Perang/pertempuranPertempuran Surabaya
PenghargaanPahlawan Nasional Indonesia
Pekerjaan lainDokter gigi, pendiri Universitas Moestopo

Prof. Dr. Moestopo (13 Juli 1913 – 29 September 1986) adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Jawa Timur dan juga seorang tokoh militer PETA, dokter gigi dan akademisi yang membidani lahirnya Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama).

Ia adalah anak keenam dari delapan bersaudara. Ayahnya, Raden Koesoemowinoto sudah meninggal ketika Moestopo baru kelas V HIS. Moestopo menempuh pendidikan dari HIS, kemudian MULO. Setelah itu ia melanjutkan ke STOVIT (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi) di Surabaya dan juga mengikuti pendidikan Orthodontle di Surabaya dan UGM, Yogyakarta. Setelah itu ia mengikuti pendidikan Oral Surgeon di Fakultas Kedokteran UI, Jakarta dan juga pendidikan sejenis di Amerika Serikat dan Jepang. Kemudian ia mulai bekerja sebagai Asisten Orthodontle dan Conserven de Tandheeldunda pada tahun 1937 sampai tahun 1941. Tahun 1941-1942 ia menjabat sebagai Wakil Direktur STOVIT, kemudian sebagai asisten profesor dari Shikadaigaku Ikabu (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi pada masa pendudukan Jepang di Indonesia).

Setelah Prof.Dr.Moestopo meninggal dunia tanggal, 29 september 1986 maka jabatan Ketua Yayasan UPDM Ke. II dilanjutkan oleh putra sulungnya yaitu drg. J. M. Joesoef Moestopo, BSc.

Data Pribadi

Pekerjaan

  • Tahun 1937-1941 : Asisten Dosen Ortodonsiadan Konservasi Gigi Stovit Surabaya
  • Tahun 1941 :
  1. Wakil Dekan Stovit Surabaya
  2. Kepala Bagian Klinik Gigi CBZ (Rumah Sakit Umum) Surabaya.
  • Tahun 1942 :
  1. Wakil Dekan Ika Daigagu Sikabu (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi Surabaya pada masa penjajahan Jepang)
  2. Asisten Dosen Bagian Bedah Mulut Rumah Sakit Tentara Jepang di Surabaya.
  3. Mengikuti Latihan Kemilitiran Cudanco di Bogor yang tergabung dalam latihan PETA (Pembela Tanah Air)
  • Tahun1943-1944 : Bertugas sebagai Cudanco Buduran Sidoardjo.
  • Tahun 1944-17 Agustus 1945 : Daidanco (Komandan Batalyon) berkedudukan di Gresik.
  • Tanggal, 18 Agustus -18 November 1945, berpangkat Jenderal penuh dengan tugas sebagai berikut :
  1. Kepala BKR (Badan Keamanan Rakyat)Karesidenan Surabaya.
  2. Penanggungjawab Revolusi Jawa Timurdan menjabat sebagai Menteri Pertahanan Ad. Interim Republik Indonesia.
  • November 1945-1946 :
  1. Penasehat Agung Militer Presiden Republik Indonesia
  2. Penasehat Jenderal Sudirman, Panglima Tinggi Angkatan Darat.
  3. Berpangkat Jenderal Mayor pada Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.
  4. Menjabat Komandan Resimen Siliwangi bandung Utara.
  • Tahun 1947 :
  1. Komandan Resimen Kratibo berkedudukan di Subang
  2. Wakil Komandan Divisi Siliwangi Utara berkedudukan di Subang dan Bandung Utara.
  3. Komandan Brigade Jakarta Raya dan Purwakarta.
  4. Menjabat Panglima Pasukan Penggempur (Stoot Divisi) merangkap Panglima Teritorial Jawa Timur dan Komandan Markas Besar Pertempuran (MBP) Jawa Timur.
  • Tahun 1948 : berpangkat Kolonel (akibat rasionalisasi dengan jabatan Panglima Kesatuan Reserve Umum.
  • Tahun 1949 :
  1. Inspektur Infantri MBKD (Markas Besar Komando Djawa)
  2. Kepala Staf Special Duty MBKD di dalam Perang Gerilya clash II.
  3. Komandan Kesehatan AD/MBKD.
  4. Wakil Panglima MBKD.
  • Tahun 1951 : Kepala Kesehatan Gigi Angkatan Darat Merangkap sebagai Kepala Bagian Bedah Rahang RSPAD Jakarta.
  • Tahun 1957 : Berpangkat Brigadir Jenderal/Wakil Ketua Front Pembebasan Irian Barat dan merangkat sebagai Deputi Special Duty (Tugas Khusus) MBAD (Markas Besar Angkatan Darat).
  • Tahun 1957–1958 : Pembantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Tahun 1961, berpangkat sebagai Mayor Jenderal dengan jabatan :
  1. Penasehat Menteri PTIP (Perguruan tinggi dan Ilmu Pengetahuan, sekarang Ditjen Pendidikan Tinggi Depdikbud)
  2. Pembantu Menteri PTIP.
  1. Pembantu Menteri P&K Letjen. Dr. Sjarief Thayeb.
  2. Pembantu Khusus Dirjen Pendidikan Tinggi M. Mashuri S.H.
  3. Pendiri dan Ketua Yayasan Universitas Prof. Dr. Moestopo dan Lembaga-Lembaga Pengabdian Ys. UPDM kepada Pemerintah RI di Jakarta.
  4. Pendiri dan Ketua Yayasan Pendidikan Prof. Dr. Moestopo di Bandung yang mengelola : Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Tehnik Gigi Menengah Atas, Akademi Perawat Gigi, Balai Kesehatan Gigi/Teknik Gigi, Balai UKGS.
  5. Guru Besar Tamu pada Osaka Dental University Jepang dan anggota kehormatan Japanese Association of Oral surgery.
  6. Guru Besar Sejarah Perjuangan Nasional dan Guru Besar Biologi Tepat Guna.
  7. Research Certificate dari OTCA (Colombo Plan)
  8. Pendiri Union of Oral Surgery of South West Pacific dengan anggota Australia, Jepang, Vietnam-Selatan dan Indonesia.
  9. Sebagai Ketua Tim Konsultasi Penganut Agama-Agama seluruh Indonesia dengan kegiatan utamanya mengadakan misi kunjungan keagamaan ke daerah-daerah dan turut mendirikan pesantren di Jember, Singo Sari Malang, Kauman Kediri, Yogyakarta, Purwokerto, Garut, Sukabumi dan Klender di Jakarta.
  10. Pendiri dan Ketua Pusat Perdamaian Dunia yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mempunyai cabang di 29 negara, meliputi penganut agama Islam, Kristen Katholik dan Protestan, Budha, Hindu dan Konfusius, advent dll. Didirikan pada Tahun 1964 dan belakangan anggotanya berkembang menjadi 57 negara.
  11. Pelindung dan Perintis Korp Wanita Berjuang dari Pejuang Wanita di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
  12. Bapak Ilmu Komunikasi / Publisistik, Ilmu Kedokteran Gigi Indonesia dan Pemimpin Reklasering.
  13. Kegiatan lain yang dilakukan oleh beliau ialah memberikan himabauan kepada Negara-negara yang bertikai atau berperang, seperti misalnya;
    1. Turut serta menghimbau suksesnya perdamaian Camp David.
    2. Turut serta menghimabau suksesnya perjanjian SALT II antara Amerika Serikat dan Rusia.
    3. Menghimbau untuk menyatukan Negara-negara Islam di Pertemuan Rabat-Maroko yang dipimpin oleh Raja Hassan.
    4. Mengimbau kepada Iran dan Irak untuk menghentikan perangnya.

Karier dan Karyanya

  • Di Bidang Pendidikan :
  1. Ikut mendirikan “War Correspondence School”
  2. Ikut mendirikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Trisakti, USU, Fakultas Publisistik (kini Fakultas Ilmu Komunikasi) dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
  3. Mendirikan Universitas Prof. dr. Moestopo (Beragama).
  4. Turut membina Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga yang dulunya Stovit (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi).
  5. Pendiri Post Graduate Study Ilmu Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta tahun 1972. Turut mendirikan dan memimpin Pendidikan Lanjutan Oral Surgery Fakultas Kedoteran Gigi Universitas Padjajaran.
  6. Pendiri dan Pembina Persatuan Dokter Gigi Indonesia.
  7. Mendirikan Akademi Perawat Gigi, Akademi Pertanian, Sekolah Tehnik Gigi Menengah, Kursus Chair Side Assistant/Teknik Gigi/Dental Higienis Ys. UPDM.
  • Di Bidang Kemiliteran.
  1. Cudanco tahun 1942
  2. Daidanco tahun 1942
  3. Turut mendirikan BKR
  4. Penaggungjawab Revolusi Jawa Timur
  5. Pemimpin Besar Revolusi Jawa Timur /Panglima Teritorial Jawa Timur /Menteri Pertahanan Ad-interin.
  6. Penasehat Agung Militer Presiden R.I., 30 September 1945.
  7. Penasehat Panglima Besar Jenderal Sudirman.
  8. Pemimpin Pertempuran Bandung Utara.
  9. Ahli Perang Gerilya.
  10. Panglima Divisi Siliwangi.
  11. Wakil Komandan Divisi Markas Besar Komando Jawa.
  12. Staf Spesial Duty dan Deputi KASAD.
  13. Wakil Ketua Front Pembebasan Irian Barat.
  14. Turut menyusun organisasi berdirinya militer modern TNI Angkatan Darat.
  15. Anggota Badan Pendiri Yayasan Pembela Tanah Air (PETA) 3 April 1982.
  • Di Bidang Pemerintahan.
  1. Menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
  2. Ketua DHN Angkatan 45 bidang Pendidikan, Kebudayaan, Agama dan Kesehatan.
  3. Pembantu Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan
  4. Turut menyusun Undang-undang No. 22 Tahun 1962 tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia.
  • Di Bidang Sosial : Reklasering merupakan kegiatan merehabilitasi mental,mendidik dan memberikan ketrampilan kepada bekas narapidana, copet,pelacur dan penjahat lainnya. Melalui usaha reklasering ini mereka dibina, diarahkan dan diubah mental serta kepribadiannya sehingga berguna bagi kehidupan dirinya, keluarga, masyarakat, bahkan bagi negara. Usaha reklasering yang dilakukan oleh Prof.Dr.Moestopo, dimulai pada waktu menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan copet-copet, penjahat dan pelacur dibebaskan dari rumah tahanan, kemudian dibentuklah pasukan barisan Terate yang diberi tugas untuk menggempur Belanda, baik secara perang terbuka, gerilya maupun mencuri dokumen-dokumen Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan untuk tetap membina barisan Terate, Prof.Dr.Moestopo mendirikan Akademi Reklasering di Yogyakarta dan dari 450 copet , telah berhasil menyelesaikan pendidikanya sebanyak 150 orang yang bekerja di Departemen Kehakiman, Departemen Sosial dan banyak yang telah menjadi perwira TNI. Dari pelacur-pelacur yang dibina oleh Prof. Dr. Moestopo akhirnya telah banyak yang sadar dan menunaikan ibadah haji. Setelah proklamasi kemerdekaan Prof.Dr.Moestopo tetap aktif dalam berbagai usaha kesejahteraan social terutama dibidang kesehatan. Usaha tersebut antara lain memberikan pelayanan kesehatan gigi bagi anggota dan keluarga pejuang yang dipusatkan di Gedung Juang Angkatan, 45, Jl. Menteng Raya Jakarta, serta beliau juga sebagai salah satu pendiri dari Yayasan Rumah Sakit Jakarta pada tahun 1953.

Tanda-tanda Penghargaan

  • Dari Pemerintah Republik Indonesia.
  1. Sebagai Pahlawan Nasional
  2. Bintang Maha Putra Utama Republik Indonesia.
  3. Bintang Gerilya
  4. Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia.
  5. Satya Lencana Kemerdekaan 1945 Republik Indonesia
  6. Satya Lencana Prajurit Setia VII.
  7. Satya Lencana Sapta Marga.
  8. Satya Lencana Perang Kemerdekaan I.
  9. Satya Lencana Perang Kemerdekaan II.
  10. Satya Lencana Gerakan Operasi Militer (GOM) I.
  11. Satya Lencana Gerakan Operasi Militer (GOM) II.
  12. Satya Lencana Gerakan Operasi Militer (GOM) III
  13. Satya Lencana Gerakan Operasi Militer (GOM) IV.
  14. satya Lencana Dwidja Sistha dari Menhankam RI.
  15. Satya Lencana Satya dari UNPAD.
  16. Bintang Karya Bhakti dari UPDM(B)
  17. Satya Lencana Badan Keamanan Rakyat.
  • Dari Luar Negeri.
  1. Dari Pemerintah Yugoslavia : Yogoslavenska Narodna Armija (Non Blok)
  2. Dari Pemerintah Jerman Barat : Um Internationale Fur Verdienste Partnershaft (Liberal).
  3. Masyarakat Internasional : Lion International (dalam bidang sosial).

Galeri

Referensi