Lompat ke isi

Komunisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Daniel Leonardi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Trendingtopiq (bicara | kontrib)
Baris 27: Baris 27:


=== Sejarah Komunisme Di Indonesia ===
=== Sejarah Komunisme Di Indonesia ===
Kelahiran Komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya orang-orang buangan politik dari [[Belanda]] dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri. Beberapa di antaranya [[Henk Sneevliet|Sneevliet]], [[Bregsma]], dan [[Tan Malaka]] (yang terahir masuk setelah [Sarekat Islam|SI]] Semarang sudah terbentuk).


Gerakan Komunis di Indonesia diawali di [[Surabaya]], yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api [[Surabaya]] yang dikenal dengan nama [[VSTP]]. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang [[Eropa]] dan Indo Eropa saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi juga banyak yang bergabung. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah [[Semaoen]] kemudian menjadi ketua SI Semarang.
Komunisme di Indonesia memiliki sejarah yang kelam, kelahirannya di Indonesia tak jauh dengan hadirnya para orang-orang buangan dari [[Belanda]] ke [[Indonesia]] dan mahasiswa-mahasiswa jebolannya yang beraliran kiri. Mereka di antaranya [[Henk Sneevliet|Sneevliet]], [[Bregsma]], dan [[Tan Malaka]] (yang terahir masuk setelah SI Semarang sudah terbentuk). Alasan kaum pribumi yang mengikuti aliran tersebut dikarenakan tindakan-tindakannya yang melawan kaum kapitalis dan pemerintahan, selain itu iming-iming propaganda PKI juga menarik perhatian mereka. Gerakan Komunis di Indonesia diawali di [[Surabaya]], yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama [[VSTP]]. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang [[Eropa]] dan Indo Eropa. saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi pun ikut di dalamnya. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah [[Semaoen]] kemudian menjadi ketua SI Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di [[Semarang]], atau sering disebut dengan Kota Merah setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam SI ([[Sarekat Islam]]) menjadikan komunis sebagian cabangnya karena hak otonomi yang diciptakan Pemerintah Hindia Belanda atas organisasi lepas menjadi salah satu ancaman bagi pemerintah. ISDV menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di [[Jawa]]. Konflik dengan SI pusat di [[Yogyakarta]] membuat personel organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan [[Haji Agus Salim]] disahkan oleh pusat SI. Namun ISDV yang berganti nama menjadi [[PKI]] semakin kuat saja dan di antara pemimpin mereka dibuang keluar [[Hindia Belanda]]. Kehancuran PKI fase awal ini bermula dengan adanya [[Persetujuan Prambanan]] yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia Belanda. [[Tan Malaka]] yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau menggubris usulan itu kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan itu terjadi pada tahun [[1926]]-[[1927]] yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah Hindia Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang PKI untuk melakukannya.


Komunisme kemudian juga aktif di [[Semarang]], atau sering disebut dengan "Kota Merah" setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam [[Sarekat Islam]] menjadikan komunis sebagai bagian cabangnya, yang nantinya disebut sebagai "SI Merah". ISDV sendiri sering menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di [[Jawa]].
Gerakan PKI lahir pula pada masa [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]] yang diawali oleh kedatangan [[Muso]] secara misterius dari [[Uni Sovyet]] ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti [[Soekarno]] dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan kepercayaannya yang murni komunisme. Disana ia juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti [[D.N. Aidit]]. Musso dan pendukungnya kemudian menuju ke [[Madiun]]. Disana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, [[Amir Syarifuddin]] yang tidak jelas ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa ini adalah konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.


Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di [[Yogyakarta]] (SI Putih) mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan [[Haji Agus Salim]], yang disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI Merah kemudian bersama ISDV berganti nama menjadi [[PKI]].
Pasca [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]] tersebut PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh [[Soekarno]] yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Permusuhan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah dimana tingkat [[anarkisme]] banyak terjadi antara tuan tanah dan para kaum rendahan. Namun Soekarno menjurus ke kiri dan menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana terjadi. Ada suatu teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan [[kudeta]]. Yakni PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang tahun TNI. Munculah kecurigaan antara satu dengan yang lain. Akhirnya dipercaya menjadi sebuah insiden yang sering dinamakan [[Gerakan 30 September]].


Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya [[Persetujuan Prambanan]] yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh [[Hindia-Belanda]]. [[Tan Malaka]] yang tidak setuju karena Komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan, namun para tokoh PKI lainnya tidak menggubris usulan tersebut, kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan terjadi pada tahun [[1926]]-[[1927]] yang berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI menyalahkan Tan Malaka atas kegagalan tersebut, karena telah mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang-cabang PKI.
Ada kemungkinan [[Indonesia]] menjadi negara komunis andai saja [[PKI]] berhasil berkuasa di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi kenyataan setelah terjadinya kudeta dan peng-kambing hitaman komunisme sebagai dalang terjadinya insiden yang dianggap [[pemberontakan]] pada tahun 1965 yang lebih dikenal dengan [[Gerakan 30 September]]. Hal ini juga membawa kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia dibunuh di [[Jawa]] dan [[Bali]] setelah peristiwa [[Gerakan 30 September]]. Hal ini merupakan halaman terhitam sejarah negara Indonesia. Para tertuduh yang tertangkap kebanyakan tidak diadili dan langsung dihukum. Setelah mereka keluar dari ruang hukuman mereka, baik di [[Pulau Buru]] atau di penjara, mereka tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan ''Eks [[Tapol]]''.


Gerakan PKI bangkit kembali pada masa [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]], diawali oleh kedatangan [[Muso]] secara misterius dari [[Uni Sovyet]] ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti [[Soekarno]] dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di [[Yogyakarta]] dengan pandangannya yang murni Komunisme. Di Yogyakarta, Muso juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti [[D.N. Aidit]].
Semenjak jatuhnya Presiden [[Soeharto]], aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.

<!-- Presiden [[Abdurrahman Wahid]] ketika menjabat pernah memiliki rencana untuk merehabilitasi semua eks-eks tapol dan melegalisir komunisme kembali. Namun rencananya ditentang banyak pihak{{fact}}. -->
Muso dan pendukungnya kemudian menuju ke [[Madiun]], di sana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, [[Amir Syarifuddin]]. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan menduga bahwa ini sebenarnya hanyalah konflik intern militer waktu itu.

Pasca [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]] tersebut, PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh [[Soekarno]] yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, di mana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat ketegangan banyak terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani. Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI.

Konflikpun semakin memanas. Ada suatu teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan [[kudeta]], yakni PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang tahun TNI. Muncul kecurigaan antara satu dengan yang lain, yang dipercaya menjadi sebab insiden yang dikenal sebagai [[Gerakan 30 September]].

Pasca [[Gerakan 30 September]], terjadi pengambinghitaman kepada komunisme oleh pemerintah [[Orde Baru]]. Hal ini kemudian membawa kesengsaraan luar biasa bagi korban dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia dibunuh di [[Jawa]] dan [[Bali]] setelah peristiwa [[Gerakan 30 September]], para "tertuduh komunis" ini yang ditangkap kebanyakan dihukum tanpa proses pengadilan. Setelah selesai masa hukuman, baik di [[Pulau Buru]] atau di penjara, "para tertuduh" yang masih hidup tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan ''Eks [[Tapol]]''.

Semenjak jatuhnya Presiden [[Soeharto]], aktivitas kelompok-kelompok komunis, [[marxis]], dan haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun secara hukum, belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.<!-- Presiden [[Abdurrahman Wahid]] ketika menjabat pernah memiliki rencana untuk merehabilitasi semua eks-eks tapol dan melegalisir komunisme kembali. Namun rencananya ditentang banyak pihak{{fact}}. -->
--[[Pengguna:Trendingtopiq|@trendingtopiq]] ([[Pembicaraan Pengguna:Trendingtopiq|bicara]]) 25 Juni 2013 16.18 (UTC)


=== Komunisme di Indonesia ===
=== Komunisme di Indonesia ===

Revisi per 25 Juni 2013 16.18

Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.

Ide dasar

Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".

Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family [1]), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.

Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.

Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).

Komunis Internasional

Komunis internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marx.

Maoisme

Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.

Indonesia dan komunisme

Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.

Sejarah Komunisme Di Indonesia

Kelahiran Komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya orang-orang buangan politik dari Belanda dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri. Beberapa di antaranya Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka (yang terahir masuk setelah [Sarekat Islam|SI]] Semarang sudah terbentuk).

Gerakan Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi juga banyak yang bergabung. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI Semarang.

Komunisme kemudian juga aktif di Semarang, atau sering disebut dengan "Kota Merah" setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam Sarekat Islam menjadikan komunis sebagai bagian cabangnya, yang nantinya disebut sebagai "SI Merah". ISDV sendiri sering menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di Jawa.

Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di Yogyakarta (SI Putih) mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan Haji Agus Salim, yang disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI Merah kemudian bersama ISDV berganti nama menjadi PKI.

Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia-Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena Komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan, namun para tokoh PKI lainnya tidak menggubris usulan tersebut, kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan terjadi pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI menyalahkan Tan Malaka atas kegagalan tersebut, karena telah mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang-cabang PKI.

Gerakan PKI bangkit kembali pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia, diawali oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan pandangannya yang murni Komunisme. Di Yogyakarta, Muso juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit.

Muso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun, di sana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan menduga bahwa ini sebenarnya hanyalah konflik intern militer waktu itu.

Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut, PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, di mana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat ketegangan banyak terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani. Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI.

Konflikpun semakin memanas. Ada suatu teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta, yakni PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang tahun TNI. Muncul kecurigaan antara satu dengan yang lain, yang dipercaya menjadi sebab insiden yang dikenal sebagai Gerakan 30 September.

Pasca Gerakan 30 September, terjadi pengambinghitaman kepada komunisme oleh pemerintah Orde Baru. Hal ini kemudian membawa kesengsaraan luar biasa bagi korban dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia dibunuh di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September, para "tertuduh komunis" ini yang ditangkap kebanyakan dihukum tanpa proses pengadilan. Setelah selesai masa hukuman, baik di Pulau Buru atau di penjara, "para tertuduh" yang masih hidup tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.

Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun secara hukum, belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah. --@trendingtopiq (bicara) 25 Juni 2013 16.18 (UTC)

Komunisme di Indonesia

Era pre-Perang Kemerdekaan RI

Pascaperang Perang Kemerdekaan RI

Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia cenderung lebih condong ke Blok Timur (Blok Komunis). Mengapa seperti itu? Karena Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRC, maupun Korea Utara. Berikut ini adalah langkah-langkah politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin: Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan, yaitu OLDEFO (Old Established Forces), dan NEFO (New Emerging Forces), Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat Indonesia termasuk dalam Negara Blok Timur, Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.

Apakah Komunisme Telah Mati?

Banyak orang yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet di tahun 1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis sosialis hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.

Seperti yang digambarkan Anthony Giddens, komunisme dan sosialisme sebenarnya belum mati. Ia akan menjadi hantu yang ingin melenyapkan kapitalisme selamanya. Saat ini di banyak negara, komunisme berubah menjadi bentuk yang baru. Baik itu Kiri Baru ataupun komunisme khas seperti di Kuba dan Vietnam. Di negara-negara lain, komunisme masih ada di dalam masyarakat, namun kebanyakan dari mereka membentuk oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Karl Marx, Friedrich Engels, The Holy Family, University Press of the Pacific, 2002-06, ISBN 0-89875-973-0 ISBN 978-0-89875-973-0

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link GA Templat:Link GA