Lompat ke isi

Muhammadiyah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 85: Baris 85:
=== Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah===
=== Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah===
{{:Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah}}
{{:Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah}}
[[Berkas:Logo Muktamar 44|1689x2212px|jmpl]]


== Amal Usaha ==
== Amal Usaha ==

Revisi per 30 Juli 2015 10.06

Muhammadiyah
Muhammad callighraphy
Logo Muhammadiyah
Tanggal pendirian8 Dzulhijjah 1330 H /18 November 1912 M
TipeOrganisasi Masyarakat Islam
TujuanKeagamaan dan sosial (Islam)
Kantor pusat1. Jl. Cik Dik Tiro, Kota Yogyakarta, DIY, Indonesia
2. Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Wilayah layanan
Indonesia
Jumlah anggota
50 juta
Ketua Umum
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, M.A.
Situs webSitus web resmi Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.

Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

Sejarah

Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta
Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).[1]

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya, banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere School Moehammadijah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Moehammadijah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta khusus laki-laki, yang bertempat di Jalan S Parman no 68 Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Muhammadiyah Mu'allimiaat Yogyakarta khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta yang keduanya skarang menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah) yang bertempat di Yogyakarta dan dibawahi langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34).[2] Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, sekitar daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.

Organisasi

Jaringan Kelembagaan

  1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010 - 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
  2. Pimpinan Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
  3. Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/Kota.
  4. Pimpinan Cabang, setingkat Kecamatan.
  5. Pimpinan Ranting, setingkat Pedesaan/Kelurahan
  6. Pimpinan Cabang Istimewa, untuk luar negeri.

Pembantu Pimpinan Persyarikatan

  1. Majlis
    • Majelis Tarjih dan Tajdid
    • Majelis Tabligh
    • Majelis Pendidikan Tinggi
    • Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
    • Majelis Pendidikan Kader
    • Majelis Pelayanan Sosial
    • Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
    • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
    • Majelis Pembina Kesehatan Umum
    • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Majelis Lingkungan Hidup
    • Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
    • Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
  2. Lembaga

Organisasi Otonom

Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:

Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Petahana
Haedar Nashir

sejak 6 Agustus 2015
Masa jabatan
  • 1 tahun (1912–1941)
  • 3 tahun (1950–1978)
  • 5 tahun (sejak 1985)
Dibentuk18 Desember 1912; 111 tahun lalu (1912-12-18)
Pejabat pertamaAhmad Dahlan
Situs webSitus web resmi

Berikut ini adalah daftar orang yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.[3]

Nomor urut Ketua Umum Potret Awal Akhir Masa jabatan Musyawarah Ref.
1 Ahmad Dahlan
(1868–1923)
18 November 1912 23 Februari 1923 10 tahun, 97 hari Yogyakarta Algemene Vergadering ke-1
Algemene Vergadering ke-2
Algemene Vergadering ke-3
Algemene Vergadering ke-4
Algemene Vergadering ke-5
Algemene Vergadering ke-6
Algemene Vergadering ke-7
Algemene Vergadering ke-8
Algemene Vergadering ke-9
Algemene Vergadering ke-10
Jaarvergadering ke-11
2 Ibrahim bin Fadlil
(1874–1932)
23 Februari 1923 1924 10–11 tahun Perkumpulan Tahunan ke-12
1924 1925 Kongres ke-13
1925 1926 Kongres ke-14
1926 1927 Surabaya Kongres ke-15
1927 1928 Pekalongan Kongres ke-16
1928 1929 Yogyakarta Kongres ke-17
1929 1930 Padang Kongres ke-18
1930 1931 Surakarta Kongres ke-19
1931 1932 Yogyakarta Kongres ke-20
1932 1933 Makassar Kongres ke-21
1933 1934 Semarang Kongres ke-22
3 Hisjam
(1883–1945)
1934 1935 2–3 tahun Yogyakarta Kongres ke-23
1935 1936 Banjarmasin Kongres ke-24
1936 1937 Batavia Kongres ke-25
4 Mas Mansur
(1896–1946)
1937 1938 4–5 tahun Yogyakarta Kongres ke-26
1938 1939 Malang Kongres ke-27
1939 1940 Medan Kongres ke-28
1940 1941 Yogyakarta Kongres ke-29
1941 1942 Purwokerto Kongres ke-30
5 Bagus Hadikusumo
(1890–1954)
1942 1944 10–11 tahun Fait Accompli
1944 1946 Yogyakarta Kongres Darurat
1946 1950
1950 4 November 1953 Muktamar ke-31
6 Ahmad Rasyid
(1895–1985)
4 November 1953 1956 5 tahun, 141 hari Purwokerto Muktamar ke-32
1956 25 Maret 1959 Yogyakarta Muktamar ke-33
7 Muhammad Yunus Anis
(1903–1979)
25 Maret 1959 1962 2–3 tahun Palembang Muktamar ke-34
8 Ahmad Badawi
(1902–1969)
1962 1965 5–6 tahun Jakarta Muktamar ke-35
25 Juli 1965 26 September 1968 Bandung Muktamar ke-36 [4]
9 Fakih Usman
(1904–1968)
26 September 1968 3 Oktober 1968 7 hari Palembang Muktamar ke-37 [5][6]
10 Abdur Rozaq Fachruddin
(1915–1995)
3 Oktober 1968 1969 22 tahun, 77 hari Fait Accompli
1969 1971 Ponorogo Sidang Tanwir
1971 1974 Ujung Pandang Muktamar ke-38
1974 30 Juni 1978 Padang Muktamar ke-39 [7]
30 Juni 1978 11 Desember 1985 Surabaya Muktamar ke-40 [8]
11 Desember 1985 19 Desember 1990 Surakarta Muktamar ke-41
11 Ahmad Azhar Basyir
(1928–1994)
19 Desember 1990 28 Juni 1994 3 tahun, 191 hari Yogyakarta Muktamar ke-42 [9]
12 Amien Rais
(lahir 1944)
1995 1998 2–3 tahun Banda Aceh Muktamar ke-43
13 Ahmad Syafi'i Ma'arif
(1935–2022)
22 Agustus 1998 2000 6 tahun, 319 hari Sidang Tanwir dan Rapat Pleno [10]
2000 7 Juli 2005 Jakarta Muktamar ke-44
14 Muhammad Sirajuddin Syamsuddin
(lahir 1958)
7 Juli 2005 7 Juli 2010 10 tahun, 30 hari Malang Muktamar ke-45 [11]
7 Juli 2010 6 Agustus 2015 Yogyakarta Muktamar ke-46 [12]
15 Haedar Nashir
(lahir 1958)
6 Agustus 2015 20 November 2022 9 tahun, 92 hari Makassar Muktamar ke-47 [13][14]
20 November 2022 Petahana Surakarta Muktamar ke-48 [15]

Pengganti sementara

Potret Pejabat Awal Akhir Masa jabatan Ketua definitif
Mohammad Rasjidi
(Pemangku Jabatan)
(1915–2001)
2 Oktober 1968 3 Oktober 1968 1 hari Fakih Usman
1968
Abdur Rozaq Fachruddin
(Pemangku Jabatan)
(1915–1995)
2 Oktober 1968 3 Oktober 1968 1 hari

Referensi

  1. ^ Alfian (1989). hlm. 152.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  2. ^ Sejarah Singkat
  3. ^ "Permusyarawatan dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari Masa ke Masa". Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Diakses tanggal 9 Februari 2019. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-36 di Bandung. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 1966. 
  5. ^ Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 
  6. ^ "Muktamar Ke-37 Yogyakarta, Muktamar Pertama Aisyiyah sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah". Suara Aisyiyah. 12 Agustus 2022. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 
  7. ^ Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-39 di Padang. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 1974. 
  8. ^ "Muhammadiyah, Tumben Meriah"Perlu langganan berbayar. Tempo.co. 8 Juli 1978. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 
  9. ^ "Muktamar,persatuan, dan pertarungan"Perlu langganan berbayar. Tempo.co. 22 Desember 1990. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 
  10. ^ 1 Abad Muhammadiyah: Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan. Penerbit Buku Kompas. 2010. hlm. 315. Diakses tanggal 2023-07-03. 
  11. ^ "Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2010". detikcom. Malang. 7 Juli 2005. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 
  12. ^ "Din Syamsuddin Kembali Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah 2010-2015". detikcom. Yogyakarta. 7 Juli 2010. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 
  13. ^ Mukti, Hafizd (6 Agustus 2015). "Haedar Nasir Terpilih Pimpin Muhammadiyah Periode 2015-2020". CNN Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 
  14. ^ Nantika Jelita, Insi (19 Juli 2020). "Dampak Korona, Muktamar Muhammadiyah Diundur 2022". Media Indonesia. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 
  15. ^ Zamani, Labib (20 November 2022). Angga Rusiana, Dita, ed. "Haedar Nashir Kembali Terpilih Jadi Ketua PP Muhammadiyah". Kompas.com. Sukoharjo. Diakses tanggal 3 Juli 2023. 

Amal Usaha

Amal usaha Muhammadiyah terutama bergerak di bidang Pendidikan serta layanan Kesehatan dan Sosial dalam wadah Pembina Kesejahteraan Umat (PKU), yaitu:

  • Pendidikan [1]
    1. TK/TPQ, jumlah TK/TPQ Muhammadiyah adalah sebanyak 4623.
    2. SD/MI, jumlah data SD/MI Muhammadiyah adalah sebanyak 2604.
    3. SMP/MTs, jumlah SMP/MTs Muhammadiyah adalah sebanyak 1772.
    4. SMA/SMK/MA, jumlah SMA/MA/SMK Muhammadiyah adalah sebanyak 1143.
    5. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah sebanyak 172.
  • Kesehatan:
    1. Rumah Sakit, jumlah Rumah Sakit Umum dan Bersalin Muhammadiyah/ Aisyiyah yang terdata sejumlah 72 [2].
    2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak
    3. Balai Kesehatan Masyarakat
    4. Balai Pengobatan
    5. Apotek
  • Sosial
    1. Panti Asuhan Yatim
    2. Panti Jompo
    3. Balai Kesehatan Sosial
    4. Panti Wreda/ Manula
    5. Panti Cacat Netra
    6. Santunan (Keluarga, Wreda/ Manula, Kematian)
    7. BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah)
    8. Rehabilitasi Cacat
    9. Sekolah Luar Biasa
    10. Pondok Pesantren

Rujukan

Bacaan lanjut

  • Djurdi, S. (2010). 1 abad Muhammadiyah. Penerbit Buku Kompas. ISBN 979-709-498-7. 
  • Alfian (1989). Muhammadiyah: the political behavior of a Muslim modernist organization under Dutch colonialism. Gadjah Mada University Press. ISBN 979-420-118-9. 
  • DAR! Mizan (2007). Komik Muhammadiyah. DAR! Mizan. ISBN 979-752-808-1. 

Lihat pula

Pranala luar