Kabupaten Minahasa
Kabupaten Minahasa | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: I Jayat U Santi | |
Koordinat: 1°15′13″N 124°49′48″E / 1.2537°N 124.83°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | - |
Hari jadi | 5 November 1428 |
Ibu kota | Tondano |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Royke Octavian Roring |
• Wakil Bupati | Robby Dondokambey |
Luas | |
• Total | 1.025,85 km2 (39,608 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 342.110 |
Demografi | |
• Agama | Kristen 96,40% - Protestan 85,15% - Katolik 11,25% Islam 2,60% Hindu 0,5% Buddha 0,5%[1][2] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0431 |
Kode Kemendagri | 71.02 |
DAU | Rp. 550.100.008.000.- |
Situs web | minahasa.go.id |
Kabupaten Minahasa adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Tondano. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.025,85 km².
Pada 25 Februari 2003 Kabupaten Minahasa dimekarkan menjadi Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon berdasarkan UU No.10/2003.[3] Pada tanggal 18 Desember 2003 Kabupaten Minahasa dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan UU No. 33/2003.[4]
Geografi
Batas wilayah
Berikut merupakan batas wilayah Kabupaten Minahasa:
Utara | Kota Manado |
Timur | Kabupaten Minahasa Utara dan Laut Maluku |
Selatan | Kabupaten Minahasa Tenggara |
Barat | Laut Sulawesi dan Kabupaten Minahasa Selatan |
Kota Tomohon secara keseluruhan berada di dalam batas wilayah Kabupaten Minahasa.
Sejarah
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa Nomor 8 Tahun 1983, tanggal 5 November 1428 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Minahasa. Tanggal ini bersifat simbolis karena hari dan bulan dari tanggal tersebut diambil dari hari dan bulan dari tanggal kelahiran tokoh Minahasa Sam Ratulangi. Sedangkan tahun 1428 melambangkan perkiraan tahun terjadinya pertemuan antara suku-suku Minahasa dalam perlawanan mereka terhadap Kerajaan Bolaang Mongondow. Karena bersifat perkiraan, angka-angka 1, 4, 2, dan 8 diambil dari dua peristiwa yaitu Peristiwa Merah Putih yang terjadi di Manado pada tanggal 14 Februari 1946 dan Kongres Pemuda Kedua yang menghasilkan Sumpah Pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928. Angka 14 diambil dari hari Peristiwa Merah Putih, sedangkan angka 28 diambil dari tahun diselenggarakannya Kongres Pemuda Kedua.[5]
Daerah Minahasa itu sendiri ditetapkan sebagai wilayah administratif dengan disertakan nama kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965. Dengan undang-undang ini, wilayah-wilayah administratif Provinsi Sulawesi Utara yang dulunya bernama "Daerah Tingkat II" diganti dengan nama "Kabupaten" sehingga Daerah Tingkat II Minahasa menjadi Kabupaten Minahasa.[6] Namun keberadaan daerah yang meliputi Kabupaten Minahasa saat ini sebagai sebuah wilayah administratif bisa dilihat jauh sebelum dikeluarkannya undang-undang tersebut dan sebelum terbentuknya negara Republik Indonesia.
Perjanjian dengan VOC
Penetapan hari jadi Kabupaten Minahasa berdasarkan bersatunya suku-suku Minahasa untuk melawan tekanan dari luar daerah. Tanggal lain yang juga menunjukkan terjadinya persatuan antara suku-suku Minahasa (atau mereka yang telah bersatu) adalah pada abad ke-17 di mana beberapa suku-suku Minahasa bergabung untuk menyepakati sebuah perjanjian persahabatan dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) dengan maksud yang sama untuk memerangi serangan dari daerah Bolaang. Perjanjian ini diadakan dengan gubernur VOC yang berkedudukan di Maluku yaitu Robertus Padtbrugge pada tanggal 10 Januari 1679 pada saat Padtbrugge berkunjung ke Minahasa. Terdapat 23 kepala walak (atau daerah tempat tinggal bersama) yang menyetujui perjanjian tersebut. Para kepala walak berasal dari Aris, Bantik, Kakas, Kakaskasen, Klabat, Klabat Atas, Langowan, Pasan (yang juga mewakili Pinosokan dan Ratahan), Remboken, Rumoong, Sarongsong, Tombariri, Tombasian, Tomohon, Tompaso, Tondano, Tonkimbut Atas, Tonkimbut Bawah, Tonsawang, dan Tonsea.[7]
Pendudukan Belanda
Penetapan daerah Kabupaten Minahasa saat ini sebagai wilayah administratif yang resmi terjadi pada zaman pendudukan Hindia Belanda di Indonesia yang menggantikan VOC. Wilayah Keresidenan Manado pada waktu itu mencakup seluruh kabupaten-kabupaten dan kota-kota di Minahasa Raya saat ini yaitu Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Manado, dan Kota Tomohon. Pada tahun 1856, walak-walak di daerah Minahasa diorganisasikan menjadi 26 distrik (tingkat wilayah administratif di antara kabupaten dan kecamatan). Pada akhir abad ke-19, jumlah distrik kemudian turun menjadi 18 yaitu Bantik, Kakaskasen, Kakas-Remboken, Kawangkoan, Langowan, Manado, Maumbi, Pasan Ratahan-Pinosakan, Rumoong, Sonder, Tombariri, Tombasian, Tomohon-Sarongsong, Tompaso, Tondano-Touliang, Tondano-Toulimambot, Tonsawang, dan Tonsea. Kemudian pada tahun 1908, jumlah turun menjadi 16 di mana Distrik Kakaskasen dihapuskan dan Distrik Rumoong dan Tombasian dijadikan satu. Jumlah distrik kemudian turun lagi menjadi tujuh pada tahun 1920, di mana distrik-distrik adalah Amurang, Kawangkoan, Manado, Ratahan, Tomohon, Tonsea, dan Toulour. Pada tahun 1927, Manado dan Tomohon digabungkan sehingga tinggal enam distrik: Amurang, Kawangkoan, Manado, Ratahan, Tonsea, dan Toulour. Susunan distrik-distrik seperti ini berlangsung sampai kedatangan dan pendudukan Jepang.[6] Di bawah ke enam distrik-distrik ini ditetapkan wilayah administratif yang bernama onderdistrict (atau distrik bawahan) yang setingkat dengan kecamatan. Terdapat 16 distrik bawahan yaitu Airmadidi, Amurang, Eris, Kakas, Kauditan, Kawangkoan, Langowan, Manado Selatan, Manado Utara, Ratahan, Tatelu, Tenga, Tombariri, Tombatu, Tomohon, Tompaso, Tondano, dan Tumpaan.[8]
Untuk wilayah administratif di atas distrik, daerah Minahasa dalam Keresidenan Manado termasuk dalam Afdeling Manado yang dibentuk pada tahun 1911. Afdeling ini dibagi menjadi tiga onderafdeling yaitu Amurang, Manado, dan Tondano. Sebelum pembentukan Afdeling Manado, terdapat lima onderafdeling yang mencakup daerah Minahasa yaitu Amurang, Belang, Kema, Manado, dan Tondano. Pada tahun 1926, wilayah-wilayah onderafdeling dihapus.[6]
Pendudukan Jepang
Dalam tahun-tahun pendudukan Jepang, organisasi wilayah administratif tidak berubah banyak. Pada tahun 1942, jumlah distrik bertambah satu di mana Distrik Toulour dibagi menjadi Langowan dan Tondano. Pada tahun yang sama, Distrik Manado dibagi menjadi Manado dan Tomohon.[6] Pada tahun 1943, perpisahan kota Manado dan daerah Minahasa lainnya mulai terlihat di mana daerah Minahasa dijadikan satu tanpa wilayah kota Manado dan diberi nama Minahasa-ken.[6]
Negara Republik Indonesia
Setelah kemerdekaan Indonesia, daerah Minahasa pada awalnya termasuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi tepatnya dalam sebuah keresidenan yang berkedudukan di Manado.[6][9] Daerah Minahasa kemudian sempat termasuk dalam bagian wilayah Negara Indonesia Timur sebagai salah satu dari 13 wilayah administratifnya.[10] Pada tahun 1953, Manado ditetapkan sebagai Kota Besar dengan status Daerah Tingkat II (di mana provinsi adalah Daerah Tingkat I) dan dipisahkan dengan Minahasa. Ibukota wilayah Minahasa kemudian diganti dari Manado ke Tondano pada tahun 1959.[6]
Pada tahun 1960, Provinsi Sulawesi dibagi menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1960. Nama kedua provinsi ini berubah berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960, di mana Provinsi Sulawesi Utara berubah menjadi Provinsi Sulawesi Utara-Tengah. Daerah Minahasa sebagai Daerah Tingkat II termasuk dalam provinsi ini. Kemudian pada tahun 1964, Provinsi Sulawesi Utara-Tengah dibagi menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964. Daerah Tingkat II Minahasa dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Penggunaan nama kabupaten ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, di mana Daerah Tingkat II Minahasa diubah menjadi Kabupaten Minahasa. Kemudian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 merubah lagi nama Kabupaten Minahasa menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa.[6] Daftar kecamatan di bawah Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa adalah Airmadidi, Belang, Bitung, Dimembe, Eris, Kakas, Kauditan, Kawangkoan, Kombi, Likupang, Modoinding, Motoling, Pineleng, Ratahan, Remboken, Sonder, Tareran, Tenga, Tombariri, Tombasian, Tombatu, Tomohon, Tompaso, Tompaso Baru, Tondano, Tumpaan, dan Wori.[6]
Pada tahun-tahun berikut, Kabupaten Minahasa mengalami beberapa perubahan dengan pembentukan wilayah-wilayah administatif baru dari wilayah Kabupaten Minahasa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975, Kota Administratif Bitung diresmikan sebagai wilayah terpisah dari Kabupaten Minahasa. Pada 25 Februari 2003, Kabupaten Minahasa dimekarkan menjadi Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, dan Kota Tomohon berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003. Kemudian pada tanggal 18 Desember 2003, Kabupaten Minahasa dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2005.
Pemerintahan
Daftar Bupati
No. | Foto | Nama | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Bupati | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Dirk August Theodorus Gerungan | 20 Maret 1948 | 17 Desember 1949 | [11] | ||
2 | Dr. Peils Maurits Tangkilisan MPA. |
20 Januari 1950 | 17 Agustus 1951 | [11][12] | ||
3 | Drs. Hendrik Reingardt Ticoalu |
1 November 1951 | 6 Agustus 1953 | [11][12] | ||
4 | Jan Piet Mongula | 15 Desember 1953 | 9 Juni 1954 | [11][12] | ||
5 | Albert Robert Warouw | 1 Juli 1954 | 24 Desember 1956 | [12][13] | ||
6 | Laurens Frits Saerang | 24 Desember 1956 | 16 Juni 1958 | [12][13] | ||
7 | Bert Supit | 16 Juni 1958 | 23 September 1958 | [12][13][14] | ||
8 | Estevanus Kandou | 23 September 1958 | 16 Oktober 1961 | [12][13] | ||
9 | Letkol. Frits Sumampouw |
20 November 1961 | 21 Juni 1965 | [12][13] | ||
25 April 1966 | 5 November 1969 | [12][13][15][16] | ||||
10 | Letkol. Heintje Kaurow |
26 Juli 1970 | 20 September 1973 | [12][15][16] | ||
11 | Johan Fredrik Lumentut | 20 September 1973 | 2 Februari 1978 | [12][15][16] | ||
12 | Letkol. Bern Gustav Lapian B.A. |
7 Desember 1978 | 3 Juni 1981 | [12][16] | ||
13 | Alex Lambertus Lelengboto | 20 Desember 1982 | 21 Desember 1987 | [12][17] | ||
14 | Johan Otto Bolang | 21 Desember 1987 | 21 Januari 1993 | [12] | ||
15 | Drs. Karel Lasut Senduk |
21 Januari 1993 | 21 Januari 1998 | Drs. Dolfie Tanor |
[12] | |
16 | Drs. Dolfie Tanor |
21 Februari 1998 | 17 Maret 2003 | Drs. Boy Simon Tangkawarouw M.Sc. |
[12] | |
17 | Drs. Stefanus Vreeke Runtu |
17 Maret 2003 | 17 Maret 2008 | Letkol. (Purn) Rull Kuron |
||
17 Maret 2008 | 17 Maret 2013 | Drs. Jantje Wowiling Sajow M.Si. |
||||
18 | Drs. Jantje Wowiling Sajow M.Si. |
17 Maret 2013 | 17 Maret 2018 | Ivan S. J. Sarundajang | [18] | |
19 | Ir. Royke Octavian Roring M.Si. |
25 September 2018 | 25 September 2023 | Robby Dondokambey S.Si. |
[19][20] |
Dewan Perwakilan
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||
---|---|---|---|
2019–2024[21] | 2024–2029 | ||
PDI-P | 17 | 19 | |
Gerindra | 2 | 8 | |
Golkar | 6 | 4 | |
Demokrat | 4 | 2 | |
NasDem | 3 | 1 | |
Perindo | (baru) 2 | 1 | |
Hanura | 1 | ||
Jumlah Anggota | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 7 | 6 |
Kecamatan
Kabupaten Minahasa terdiri dari 25 kecamatan, yaitu:
Pendidikan
Kabupaten Minahasa memiliki satu Universitas Negeri, yaitu Universitas Negeri Manado (UNIMA), Kampus Biru Tounsaru Tondano Selatan dan satu Sekolah Tinggi Swasta, yaitu Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng. Kecuali di Kota Tondano di mana terdapat 8 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), di beberapa kota dan kecamatan terdapat rata-rata dua hingga tiga SLTA saja. juga SLA (Sekolah Lanjutan Advent) yang sangat terkenal dengan Hari Sabat di dalam kitab suci yang satu-satunya sekolah Lanjutan Advent
Seni dan Olah Raga
Seniman terkenal seperti JE. Tatengkeng, M.R. Dajoh, Yessy Wenas, Maya Rumantir, Chintya Maramis dan Angel Karamoy. Dalam bidang seni diadakannya kontes putra putri Se-Minahasa Waraney dan Wulan Minahasa. Klub Sepak Bola daerah ini bernama Persmin atau PERSMIN MINAHASA. Para pemain sepak bola yang terkenal asal Minahasa seperti Ronny Pangemanan dan Yopie Lumoindong (Tondano) di PSM Makassar dan sebagainya.
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "Kabupaten Minahasa Dalam Angka 2020". www.minahasakab.bps.go.id. Diakses tanggal 23 April 2020.
- ^ "Kabupaten Minahasa Dalam Angka 2016"
- ^ (Indonesia) UU Kab Minahasa Selatan
- ^ (Indonesia) UU Kabupaten Minahasa Utara
- ^ Talumewo, Bodewyn (2013-02-27). "Sejarah Penetapan Hari Jadi Minahasa". Berita Manado. Diakses tanggal 2020-06-03.
- ^ a b c d e f g h i Sejarah Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1977.
- ^ Leirissa, R. Z. (1997). Minahasa di Awal Perang Kemerdekaan Indonesia. Sinar Harapan.
- ^ Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978.
- ^ "Mengenal Provinsi Sulut". Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-09. Diakses tanggal 2020-06-03.
- ^ Harvey, Barbara S. (1977). Permesta: Half a Rebellion [Permesta: Setengah Pemberontakan] (dalam bahasa Inggris). Ithaca: Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Cornell University. hlm. 25.
- ^ a b c d Djembatan Kawanua (1967), hlm 20.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Wenas (2007), hlm. 178.
- ^ a b c d e f Djembatan Kawanua (1967), hlm 21.
- ^ Berita Manado (2013).
- ^ a b c Suwondo (1977), hlm. 168.
- ^ a b c d Suwondo (1978), hlm. 10.
- ^ Talumewo (2013).
- ^ Mantiri (2013).
- ^ Karinda (2018).
- ^ Rantung (2023).
- ^ Rompas, Rommy (9 September 2019). "Hari Ini, 35 Anggota Legislatif Minahasa Dilantik". Manado Today. Diakses tanggal 28 September 2019.
Pranala luar